Tugas Agama
Tugas Agama
PANDAHULUAN
Dengan tri dharma perguruan tinggi yang menjadi misi nya maka
perguruan tinggi juga merupakan menyiapkan para ilmuwan yang tidak hanya
lengkap ilmunya namun juga merupakan ilmuwan pembelajar dan peneliti, yang
selalu siap membawa pencerahan ilmu pengetahuan, terhadap ilmu pengetahuan
itu sendiri maupun kepada masyarakat Indonesia.
1
Karena sains (ilmu pengetahuan)merupakan alat untuk mencari kebenaran.
Mencari kebenaran dalam sains memerlukan tahapan dan metode, yang dikenal
dengan metode ilmiah, dengan tahapan tertentu dan metodologi penelitian. Disana
akan diajarkan betapa pentingnya etika dan kejujuran di dalam suatu penelitian.
Karena penelitian dan pendidikan merupakan dua hal yang tak terpisahkan
diperguruan tinggi, sudah sewajarnya keduanya akan mempunyai etika yang tidak
jauh berbeda. Diantara budaya tersebut adalah : kebebasan akademik, kejujuran,
sportif, memiliki etos kerja pengabdian.
Karena etika moral tersebut banyak diajarkan sejak dini pada pelajaran
maupun pelaksanaan ajaran agama dan juga pendidikan moral tidak terlepas dari
yang telah diamanatkan dalam nilai-nilai luhur pancasila yaitu sila pertama
ketuhanan yang maha esa, maka budaya yang harusnya dijunjung tinggi di
perguruan tinggi adalah budaya yang merupakan campuran atau saling
melengkapi antara budaya pendidikan, budaya penelitian, budaya kerja, yang
dilandasi oleh budaya religius. Sehingga misi Pendidikan mampu membangun
peradaban yang memanusiakan manusia, dapat diwujudkan (Zuhriah, 2011). Misi
pendidikan dalam UU No. 20 tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional
(sisdiknas) tentang dasar fungsi dan tujuan pendidikan pasal 2 dikatakan bahwa
“pendidikan nasional berdasarkan pancasila dan UUD 1945”. Pasal 3 dikatakan
bahwa “pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan
membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka
mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta
didik agar menjadi manusia yang bertaqwa kepada tuhan YME, berakhlak
mulia,sehat,berilmu,cakap,kreatif,mandiri,dan menjadi warga Negara yang
demokratis serta bertanggungjawab.
a.2 Rumusan Masalah
a. Apa yang dimaksud dengan budaya akademik dalam konsep agama
Hindu?
b. Bagaimana etos kerja menurut pandangan agama Hindu?
c. Bagaimana sikap terbuka dan adil menurut pandangan Hindu?
2
d. Bagaimana keterkaitan antara agama dan kebudayaan dalam pandangan
Hindu?
e. Bagaimana perkembangan peradaban sistem nilai budaya yang ada di
tengah masyarakat Hindu?
1.3 Tujuan
a. Mahasiswa dapat mengetahui budaya akademik dalam konsep agama
hindu.
b. Mahasiswa dapat mengetahui etos kerja menurut pandangan agama Hindu.
c. Mahasiswa dapat mengetahui sikap terbuka dan adil menurut pandangan
Hindu.
d. Mahasiswa dapat mengetahui keterkaitan antara agama dan kebudayaan
dalam pandangan Hindu.
e. Mahasiswa dapat mengetahui perkembangan peradaban sistem nilai budaya
yang ada ditengah masyarakat Hindu.
1.4 Manfaat
Adapun manfaat dari penulisan makalah ini yaitu Mahasiswa diharapkan
akan memahami budaya dalam pandangan agama Hindu.
3
BAB II
PEMBAHASANAN
4
Sejak dulu aku telah katakan, kepada orang-orang yang tak berdosa, ada
dua jalan suci didunia ini jalan Jnana (ilmu pengetahuan) bagi cendikiawan dan
jalan karma (kerja) bagi ia yang suka bekerja.
5
prilaku untuk dapat menciptakan hasil kerja yang positif (subakarma)
menghindari kerja yang bersifat negatif (asubakarma). Pemikiran diatas juga
relevan dengan makna pustaka suci Atharvaveda: III 24.5 sebagai berikut :
“Wahai manusia, kumpulkan kekayaan dengan ratusan tangan (keja
keras) dan setelah engkau memperolehnya dermakanlah itu dengan beribu
tanganmu (sebanyak-banyaknya)”
Makna sloka suci diatas, apapun keuntungan harus membantu pada sesama
yang masih memerlukan bantuan, beryadnya dari sebagian keuntungan itu, untuk
Hyang Widhi, untuk leluhur, yang telah menciptakan melindungi hidup ini, ingat
untuk orang tua (leluhur) yang masih hidup ( Swarsi, 2010). Serta dijelaskan
dikitab Bhagawad Gita Bab II Sloka 47 :
Karmany eva dhikaras te
Ma phalesu kadachana
Ma karma phala hetur bhur
Ma te sango stv akarmani
Artinya : berbuatlah hanya demi kewajibanmu bukan hasil perbuatan itu yang kau
pikirkan, jangan sekali-kali pahala menjadi motifmu dalam bekerja, jangan pula
hanya berdiam diri tanpa kerja.
Dari hal tersebut dapat kita ketahui bersama suatu kerja, yang di dasari
oleh rasa ketulusiklasan akan menghasilkan phala yang melimpah dibandingkan
dengan suatu pekerjaan yang di dasari rasa terpaksa.
6
keadilan lebih dikenal dengan istilah Tat twam Asih yang artinya Kamu adalah
Dia atau Dia adalah Kamu. Dari hal tersebut akan tercipta rasa keterbukaan yang
dapat membuat kesenjangan dimasyarakat akan berkurang. Hal itu tercipta karena
adanya rasa peduli atau cinta kasih terhadap sesama sehingga terjalin rasa tolong
menolong antar individu.Didalam Sarasamuscaya Sloka 169 dikatakan:
“Sedekah yang dilakukan, phalanya tidak akan dinikmati ayah, ibu, atau sanak
saudara lainnya, kebajikan itu akan dinikmati oleh si pelaku sedekah itu sendiri”
Namun semakin berkembangnya zaman, nilai-nilai kemanusiaan semakin
tertindas sehingga pada saat ini lebih berkembang sifat indiviualisme, yang
menyebabkan nilai-nilai kebersamaan dan tolong menolong antara umat Hindu
berkurang. Jika hal ini terus berlanjut maka akan membuat keterbukaan didalam
masyarakat untuk menyelesaikan masalah bersama dan kepedulian akan
berkurang, yang menyebabkan didalam masyarakat akan tidak harmonis bahkan
akan membentuk ketidakadilan didalam masyarakat.
7
Bukan hanya diBali atau India saja, namun agama Hindu berkembang
diseluruh Indonesia. Adat atau tata cara persembahyangan atau upacaranya
disesuaikan dengan kebudayaan yang berlaku dimasing-masing daerahnya.
Sehingga jika umat Hindu seluruh Indonesia berkumpul akan nampak perbedaan
didalam melaksanakan yadnyanya, hal tersebut bukan halangan untuk bersatu dan
mempertahankan persaudaraan diantara umat Hindu karena agama Hindu telah
berhasil tumbuh dan berkembang tanpa membuat kebudayaan lokal menjadi
punah.
8
peradaban masyarakat Hindu bermacam-macam sesuai dengan budaya yang turut
mengambil alih proses berkembangnya. Karena Hindu adalah agama yang
fleksibel maka tidak heran jika setiap daerah yang ada umat Hindunya memiliki
tata cara sendiri dalam melakukan yadnyanya.
9
BAB III
PENUTUP
3.1 Simpulan
Dari pembahasan tersebut kita dapat menari kesimpulan, bahwa agama
Hindu adalah agama yang fleksibel, yang berjalan selaras dengan nilai-nilai
budaya didaerah agama Hindu berkembang. Agama Hindu juga mengajarkan agar
umatnya selalu bekerja dengan iklash dan memiliki rasa Tat Twam Asih, agar
tercipta keharmonisan antara manusia dengan manusia, manusia dengan
lingkungan, dan manusia terhadap Sang Hyang Widhi Wasa.
3.2 Kritik dan Saran
Jika ada kritik dan saran, mohon diajukan guna memperbaiki isi makalah
sehingga makalah yang dibuat menjadi lebih baik lagi.
10
AGAMA HINDU
BUDAYA
KELAS : E
KELOMPOK : 7
NAMA KELOMPOK :
1. NI LUH AYU APSARI SWAN DEWI (07)
2. NI LUH DIAH WIDIASTUTI (10)
3. NI KADEK SEPTIARI (19)
4. I KADEK SUANGGA UTAMA (29)
11