PENDAHULUAN
1.3 Tujuan
Untuk mengetahui lebih dalam hal-hal yang berhubungan dengan penyakit pada
anak-anak maupun dewasa yaitu Reumatik Heart Disease
1
BAB II
LAPORAN PENDAHULUAN
PENYAKIT RHD
1. PENGERTIAN
Penyakit jantung reumatik merupakan proses imun sistemik sebagai reaksi terhadap
infeksi streptokokus hemolitikus di faring (Brunner & Suddarth, 2001).
Penyakit jantung rematik adalah penyakit yang ditandai dengan kerusakan pada
katup jantung akibat serangan karditis rematik akut yang berulang kali (Arif Mansjoer,
2002).
Penyakit jantung rematik (RHD) adalah suatu proses peradangan yang mengenai
jaringan-jaringan penyokong tubuh, terutama persendian, jantung dan pembuluh darah
oleh organisme streptococcus hemolitic-β grup A (Sunoto Pratanu, 2000).
Penyakit jantung rematik (PJR) atau dalam bahasa medisnya rheumatic heart disease
(RHD) adalah suatu kondisi dimana terjadi kerusakan pada katup jantung yang bisa
berupa penyempitan atau kebocoran, terutama katup mitral sebagai akibat adanya gejala
sisa dari demam rematik.
2
2. ETIOLOGI
1. Faktor genetik
Adanya antigen limfosit manusia ( HLA ) yang tinggi. HLA terhadap demam
rematik menunjkan hubungan dengan aloantigen sel B spesifik dikenal dengan antibodi
monoklonal dengan status reumatikus.
2. Jenis kelamin
Demam reumatik sering didapatkan pada anak wanita dibandingkan dengan anak
laki-laki. Tetapi data yang lebih besar menunjukkan tidak ada perbedaan jenis kelamin,
meskipun manifestasi tertentu mungkin lebih sering ditemukan pada satu jenis kelamin.
3
4. Umur
Keadaan gizi serta adanya penyakit-penyakit lain belum dapat ditentukan apakah
merupakan faktor predisposisi untuk timbulnya demam reumatik.
6. Reaksi autoimun
Dari penelitian ditemukan adanya kesamaan antara polisakarida bagian dinding sel
streptokokus beta hemolitikus group A dengan glikoprotein dalam katub mungkin ini
mendukung terjadinya miokarditis dan valvulitis pada reumatik fever.
Faktor-faktor lingkungan :
4
sudah maju, jelas menurun sebelum era antibiotik termasuk dalam keadaan sosial
ekonomi yang buruk sanitasi lingkungan yang buruk, rumah-rumah dengan penghuni
padat, rendahnya pendidikan sehingga pengertian untuk segera mengobati anak yang
menderita sakit sangat kurang; pendapatan yang rendah sehingga biaya untuk perawatan
kesehatan kurang dan lain-lain. Semua hal ini merupakan faktor-faktor yang
memudahkan timbulnya demam reumatik.
3. Cuaca
3.PATOFISIOLOGI
5
4. MANIFESTASI KLINIK
Perjalanan klinis penyakit demam reumatik / penyakit jantung reumatik dapat dibagi
dalam 4 stadium.
Stadium I
Berupa infeksi saluran nafas atas oleh kuman Beta Streptococcus Hemolyticus Grup
A.
Keluhan :
1. Demam
2. Batuk
3. Rasa sakit waktu menelan
4. Muntah
5. Peradangan pada tonsil yang disertai eksudat.
Stadium II
Stadium ini disebut juga periode laten, ialah masa antara infeksi streptococcus
dengan permulaan gejala demam reumatik, biasanya periode ini berlangsung 1 – 3
minggu, kecuali korea yang dapat timbul 6 minggu atau bahkan berbulan-bulan
kemudian.
Stadium III
Yang dimaksud dengan stadium III ini ialah fase akut demam reumatik, saat ini
timbulnya berbagai manifestasi klinis demam reumatik /penyakit jantung reumatik.
Manifestasi klinis tersebut dapat digolongkan dalam gejala peradangan umum dan
menifesrasi spesifik demam reumatik /penyakit jantung reumatik.
Gejala peradangan umum :
6
1. Demam yang tinggi
2. Lesu
3. Anoreksia
4. Berat badan menurun
5. Kelihatan pucat
6. Epistaksis
7. Athralgia
8. Rasa sakit disekitar sendi
9. Sakit perut
10. Stadium IV
Disebut juga stadium inaktif. Pada stadium ini penderita demam reumatik tanpa
kelainan jantung / penderita penyakit jantung reumatik tanpa gejala sisa katup tidak
menunjukkan gejala apa-apa.
Pada penderita penyakit jantung reumatik dengan gejala sisa kelainan katup jantung,
gejala yang timbul sesuai dengan jenis serta beratnya kelainan. Pasa fase ini baik
penderita demam reumatik maupun penyakit jantung reumatik sewaktu-waktu dapat
mengalami reaktivasi penyakitnya.
7
5. PATHWAY
8
Ekspansin paru
terganggu
Sumber : http://learntogether-aries.blogspot.com/2011/09/askep-reumatoid-
heart-disease-rhd.html
6. KOMPLIKASI
Komplikasi yang sering terjadi pada Penyakit Jantung Reumatik (PJR) diantaranya
adalah gagal jantung, pankarditis (infeksi dan peradangan di seluruh bagian jantung),
pneumonitis reumatik (infeksi paru), emboli atau sumbatan pada paru, kelainan katup
jantung, dan infark (kematian sel jantung).
1. Dekompensasi Cordis
9
biasanya karena kelainan struktur jantung, kelainan otot jantung sendiri seperti proses
inflamasi atau gabungan kedua faktor tersebut.
Pada umumnya payah jantung pada anak diobati secara klasik yaitu dengan digitalis
dan obat-obat diuretika. Tujuan pengobatan ialah menghilangkan gejala (simptomatik)
dan yang paling penting mengobati penyakit primer.
1. Pericarditis
Peradangan pada pericard visceralis dan parietalis yang bervariasi dari reaksi radang
yang ringan sampai tertimbunnnya cairan dalam cavum pericard
7. PENATALAKSANAAN
8.PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK/PENUNJANG
Pemeriksaan darah
10
b) Lekositosis
Pemeriksaan bakteriologi
Radiologi
Pemeriksaan Echokardiogram
Pemeriksaan Elektrokardiogram
A. Pengkajian
Data fokus:
Peningkatan suhu tubuh tidak terlalu tinggi kurang dari 39 derajat celcius namun tidak
terpola
Adanya riwayat infeksi saluran nafas.
Tekanan darah menurun, denyut nadi meningkat, dada berdebar-debar..
11
Nyeri abdomen, Mual, anoreksia dan penurunan hemoglobin
Arthralgia, gangguan fungsi sendi
Kelemahan otot
Akral dingin
Mungkin adanya sesak.
Manifestasi khusus:
carditis:
a) takikardia terutama saat tidur ( sleeping pulse )
b) kardiomegali
c) suara bising katup ( suara sistolik )
d) perubahan suara jantung
e) perubahan ECG (PR memanjang)
f) Precordial pain
g) Precardial friction rub
h) Lab : leukositosis, LED meningkat, peningkatan ASTO,.
Polyarthritis
Nyeri dan nyeri tekan disekitar sendi Menyebar pada sendi lutut, siku, bahu,
lengan ( gangguan fungsi sendi )
Nodul subcutaneous:
Timbul benjolan dibawah kulit, teraba lunak dan bergerak bebas,muncul sesaat,
pada umumnya langsung diserap dan terdapat pada permukaan ekstensor persendian.
Khorea:
Pergerakan ireguler pada ekstremitas, involunter dan cepat, emosi labil dan
kelemahan otot.
Eritema marginatum:
a) Bercak kemerahan umum pada batang tubuh dan telapak tangan.
b) Bercak merah dapat berpindah lokasi à tidak permanen
c) Eritema bersifat non pruritus
B. Diagnosis Keperawatan
12
1. Penurunan curah jantung berhubungan dengan adanya gangguan pada penutupan pada
katup mitral ( stenosis katup ).
2. Perfusi jaringan perifer tidak efektif berhubungan dengan penurunan metabolisme
terutama perifer akibat vasokonstriksi pembuluh darah.
3. Nyeri akut berhubungan dengan peradangan pada membran sinovial.
4. Resiko kerusakan pertukaran gas berhubungan dengan penumpukan darah diparu
akibat pengisian atrium yang meningkat.
C. Rencana Tindakan Keperawatan
1. Penurunan curah jantung berhubungan dengan adanya gangguan pada penutupan katup
mitral ( stenosis katup )
Tujuan: Penurunan curah jantung dapat diminimalkan.
Kriteria hasil: Menunjukkan tanda-tanda vital dalam batas yang dapat diterima
(disritmia terkontrol atau hilang) dan bebas gejala gagal jantung (mis : parameter
hemodinamik dalam batas normal, haluaran urine adekuat). Melaporkan penurunan
episode dispnea,angina. Ikut serta dalam aktivitas yang mengurangi beban kerja jantung.
Intervensi dan rasional:
Intervensi Rasional
Kaji frekuensi nadi, RR, TD Memonitor adanya perubahan sirkulasi
secara teratur setiap 4 jam. jantung sedini mungkin dan terjadinya
takikardia-disritmia sebagai
kompensasi meningkatkan curah
jantung
Kaji perubahan warna kulit Pucat menunjukkan adanya penurunan
terhadap sianosis dan pucat. perfusi perifer terhadap tidak
adekuatnya curah jantung. Sianosis
terjadi sebagai akibat adanya obstruksi
aliran darah pada ventrikel.
3.
Batasi aktifitas secara adekuat. Istirahat memadai diperlukan untuk
memperbaiki efisiensi kontraksi
13
jantung dan menurunkan komsumsi
O2 dan kerja berlebihan.
4.
Berikan kondisi psikologis Stres emosi menghasilkan
lingkungan yang tenang. vasokontriksi yang meningkatkan TD
dan meningkatkan kerja jantung.
5.
Kolaborasi untuk pemberian Meningkatkan sediaan oksigen untuk
oksigen fungsi miokard dan mencegah
hipoksia.
Kolaborasi untuk pemberian Diberikan untuk meningkatkan
digitalis kontraktilitas miokard dan
menurunkan beban kerja jantung.
2. Perfusi jaringan perifer tidak efektif berhubungan dengan perubahan metabolism
terutama perifer akibat vasokonstriksi pembuluh darah
Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan , perfusi jaringan perifer efektif
Kriteria hasil : Klien tidak pucat, Tidak ada sianosis, Tidak ada edema
Intervensi dan rasional :
Intervensi Rasional
Selidiki perubahan tiba-tiba atau Perfusi serebral secara langsung
gangguan mental kontinyu, sehubungan dengan curah jantung dan
contoh: cemas, bingung, letargi, juga dipengaruhi oleh elektrolit atau
pingsan. variasi asam basa, hipoksia, atau emboli
sistemik.
Lihat pucat, sianosis, belang, kulit Vasokontriksi sistemik diakibatkan oleh
dingin atau lembab. Catat penurunan curah jantung mungkin
kekuatan nadi perifer. dibuktikan oleh penurunan perfusi kulit
dan penurunan nadi.
Pantau pernapasan, catat kerja 3. Pompa jantung gagal dapat
14
pernapasan. mencetuskan distress pernapasan.
4. Resiko kerusakan pertukaran gas berhubungan dengan penumpukan darah diparu
akibat pengisian atrium yang meningkat
15
Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan masalah resiko kerusakan pertukaran
gas tidak terjadi.
Kriteria hasil : Mendemonstrasikan ventilasi dan oksigenasi adekuat pada jaringan
ditunjukkan oleh GDA/ oksimetri dalam rentang normal dan bebas gejala distress
pernafasan. Berpartisipasi dalam program pengobatan dalam batas kemampuan/situasi.
Intervensi dan rasional:
Intervensi Rasional
Auskultasi bunyi nafas, catat Menyatakan adanay kongesti
krekels, mengii. paru/pengumpulan sekret
menunjukkan kebutuhan untuk
intervensi lanjut.
Anjurkan pasien batuk efektif, nafas Membersihkan jalan nafas dan
dalam. memudahkan aliran oksigen.
16
untuk menurunkan kongesti paru
BAB III
KASUS
ASUHAN KEPERAWATAN
Klien R (50 thn) datang kerumah sakit dengan keluhan sesak, lemas, mual muntah, dan
tidak nafsu makan. Dari hasil pemeriksaan TD: 110/80 mmHg, HR: 115 x/menit, RR: 28
x/menit, S: 38,8oC. EKG segmen PR Elevasi, kketika di palpasi terjadi kardiomegali,
dan terdengar pericardial friction rub.
I. PENGKAJIAN
1. Identitas
a) Nama Pasien : Ny . R
Tempat Tanggal Lahir : Purwakarta , 1 Januari 1966
Agama : Islam
Status perkawinan : Kawin
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : Wiraswasta
Tanggal Masuk RS : 25 Oktober 2014
No . RM : 0011223344
Ruang Penyakit Dalam : Penyakit Dalam
Diagnosa Medis : RHD
b) Keluarga Penanggung Jawab
Nama : Tn . S
Hubungan : Suami
17
Umur : 55 Tahun
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : Karyawan
Alamat : Ci teko , Purwakarta
2. Riwayat Penyakit
a) Keluhan Utama
Klien mengatakan pasien mengalami sesak, mual muntah dan
tidak nafsu makan , demam dan tubuh lemah
b) Riwayat Sekarang
klien mengatakan klien mengalami sesak 2 hari yang lalu, sesak
sering hilang timbul. Klien juga mengalami mual disertai muntah.
Klien juga mengalami anoreksia. Klien juga tampak lemas dan
tidak juga tidak banyak beraktivitas
c) Riwayat penyakit dahulu
Keluarga klien mengatakan klien pernah mengalami sesak 2 tahun
yang lalu dan pernah di rawat di RS
3. Riwayat kesehatan Keluarga
klien mengatakan keluarga tidak ada yang mengalami penyakit
yang sama seperti klien .
4. Konsep diri
Sebelum sakit : klien tidak minder dengan dirinya dan bisa
berperan/berinteraksi dengan masyarakat
Saat sakit : klien mengatakan tidak bisa melakukan aktivitas
dirumah dan membantu suami bekerja
5. Pola kebiasaan
a) Nutrisi
Klien mengatakan sebelum sakit klien makan 3 x sehari dengan
nasi, sayur mayur yang di masak setengah matang, kadang-
18
kadang dengan lauk. Klien tidak berpantang. Selama sakit klien
mengatakan nafsu makan berkurang.
b) Pola eliminasi
Sebelum sakit klien BAB 1x/hari dengan konsistensi lembek
berwarna kuning. BAK lancer 5-7x/hari.
Selama sakit, klien BAB 1x dalam sehari dengan konsistensi
encer tanpa ampas dan berwarna feses kuning. BAK lancar 5-
7x/hari dengan urine kuning jernih.
c) Pola minum
Sebelum sakit klien minum satu hari 1500 sampai 2000 ml/hari.
Saat di kaji klien mengatakan sudah minum 600 ml air putih.
d) Pola kebersihan
Sebelum sakit klien mandi 3x/hari menggunakan sabun dan
menggosok gigi dengan pasta gigi
Selama sakit klien hanya di seka, klien tampak kurang bersih.
e) Pola istirahat dan tidur
Sebelum sakit klien tidur tidak ada gangguan pola tidur, tidur
malam pukul 21.00, tidur siang 1 sampai 2 jam dalam suasana
tenang.
Selama sakit klien kurang bisa tidur karena kesakitan, klien hanya
bisa tidur 4-5 jam/24 jam, karena BAB yang terus menerus.
f) Pola aktivitas
Sebelum sakit klien rajin membersihkan rumah dan memasak
untuk suami.
Saat sakit klien mengatakan tidak dapat beraktivitas seperti
sebelum sakit.
6. Pemeriksaan Fisik
a. Keadaan umum : Klien terlihat sesak dan lemah
b. Kesadaran : Somnolen
19
c. Tanda-tanda Vital : TD : 130/90 mmHg,
N : 115x/menit,
RR : 28x/menit,
S : 38,80 C
d. Mata : anemis (-), sianosis (-). Sklera : putih Konjunctiva : merah
muda. Pupil : isokor
e. Hidung : sekret (-),
f. Mulut : bersih, gigi lengkap, mukosa bibir lembab.
g. Leher : DVJ (-),Tenggorokan : sakit menelan (-).
h. Dada : - Bentuk : simetris - Gerakan : simetris Suara nafas dan
lokasi : murmur di seluruh lapang jantung, mengii (-), krekels
minimal. ronchi kasar (minimal) hampir di sebagian besar lapang
paru.Jenis nafas : hidung Batuk : - Sputum : - Cyanosis : - Frekwensi
nafas : 28 x/mnt. Nyeri dada : -, - Palpasi Suara jantung : S1 S2
tunggal, murmur di seluruh lapang jantung. Edema : -
i. Abdomen : distensi (-), peristaltik usus baik.
j. Integumen :
- Warna kulit :sawo matang
- Akral :hangat, oedem (--)
- Turgor : baik
k. Estremitas
Atas 5 5
Bawah 5 5
7. Spiritual
a. Konsep tentang penguasa kehidupan: Allah SWT.
b. Sumber kekuatan/harapan saat sakit: Allah SWT, tenaga
dokter dan perawat serta dukungan keluarga.
20
c. Ritual agama yg berarti/diharapkan saat ini: dapat
melaksanakan sholat dengan baik (selama dirawat klien sholat
di TT)
d. Sarana/peralatan/orang yg diperlukan dlm melaksanakan ritual
agama yg diharapkan saat ini: -
e. Upaya kesehatan yang bertentangan dgn keyakinan agama: -
f. Keyakinan/kepercayaan bahwa Tuhan akan menolong dlm
menghadapi situasi sakit saat ini: sangat yakin Tuhan akan
membantu kesembuhan.
g. Keyakinan/kepercayaan bahwa penyakit dapat disembuhkan:
sangat yakin.
h. Persepsi thd penyebab penyakit: tidak tahu
8. Analisa Data
Jantung
21
DS : Klien mengatakan
2 demam Streptococcus hemoliticus b Peningkatan
DO : S : 38,8 C grup A (melepaskan suhu tubuh
endotoksin di pharing dan
tonsil )
22
3 DS : klien mengatakan GI Tract Gangguan
klien mual disertai kekurangan
muntah dan anoreksia Kerja lambung nutrisi
DO : klien tampak pucat meningkat kebutuhan
dan lemas nutrisi
HCL meningkat
Mual , anoreksia
III. INTERVENSI
23
NO DX KRITERIA INTERVENSI IMPLEMENTASI
HASIL
1 1 Tujuan jangka 1. auskultasi bunyi 1.melakukan
pendek: nafas auskultasi bunyi
perpindahan 2.anjurkan klien nafas
cairan ke area untuk posisi 2.menganjurkan
interstitial dapat semifowler klien untuk posisi
diminimalkan 3.lakukan semifowler
dengan pemasangan 3.melakukan
pemberian terapi oksigenasi pemasangan
dan perawatan 4.berikan oksigenasi
yang pengetahuan tentang 4. memberikan
mendukung. penyakitnya. pengetahuan
Tujuan jangka 5.kolaborasi dengan tentang
penjang: Setelah tim medis. penyakitnya
diberikan asuhan 5.berkolaborasi
keperawatan dengan tim medis.
selama 3 hari
pertukaran gas
adekuat
Kriteria hasil:
sianosis tidak
ada, edema tidak
ada, vital sign
dalam batas
dapat diterima,
akral hangat,
suara nafas
bersih, oksimetri
dalam rentang
24
normal..
25
dilakukan 2.anjurkan makan 2.menganjurkan
tindakan 1x sedikit-sedikit tapi makan sedikit-
24jam rasa mual sering. sedikit tapi sering.
berkurang. 3.berikan makanan 3.memberikan
Tujuan panjang : yang hangat. makanan yang
setelah 4.berikan makanan hangat.
dilakukan yang disukai klien. 4.memberikan
tindakan 5.berikan makanan yang
keperawatan pengetahuan tentang disukai klien.
3x24jam rasa nutrisi. 5.memberikan
mual hilang 6.kolaborasi dengan pengetahuan
Kriteria hasil; tim ahli gizi tentang nutrisi
kebutuhan 6.berkolaborasi
nutrisi terpenuhi dengan tim ahli
gizi.
IV. EVALUASI
DX1
26
S : klien mengatakan tidak merasa sesak
O : TD : 130 / 80 mmHG , N : 102 x/menit , RR : 21 x/menit S= 37 , klien
tampak segar
A : Masalah teratasi
P : Intervensi di hentikan
DX 2
S : Klien mengatakan demam sudah turun
O : S : 37
A : masalah teratasi
P : Intervensi di hentikan
DX 3
BAB IV
PENUTUP
4.1 KESIMPULAN
27
Rheumatic Heart Disease (RHD) adalah suatu proses peradangan yang
mengenai jaringan-jaringan penyokong tubuh, terutama persendian, jantung dan
pembuluh darah oleh organisme streptococcus hemolitic-b grup A.
Demam reumatik adalah suatu sindroma penyakit radang yang biasanya
timbul setelah suatu infeksi tenggorok oleh steptokokus beta hemolitikus golongan A,
mempunyai kecenderungan untuk kambuh dan dapat menyebabkan gejala sisa pada
jantung khususnya katub.
Demam reumatik akut biasanya didahului oleh radang saluran nafas bagian atas
yang disebabkan oleh infeksi streptokokus beta-hemolitikus golongan A, sehingga
kuman termasuk dianggap sebagai penyebab demam reumatik akut.
Infeksi tenggorokan yang terjadi bisa berat, sedang, ringan, atau asimtomatik,
diikuti fase laten (asimtomatik) selama 1 sampai 3 minggu. Baru setelah itu timbul
gejala-gejala demam reumatik akut.
Seseorang yang mengalami demam rematik apabila tidak ditangani secara
adekuat, Maka sangat mungkin sekali mengalami serangan penyakit jantung rematik.
Infeksi oleh kuman Streptococcus Beta Hemolyticus group A yang menyebabkan
seseorang mengalami demam rematik dimana diawali terjadinya peradangan pada
saluran tenggorokan, dikarenakan penatalaksanaan dan pengobatannya yang kurah
terarah menyebabkan racun/toxin dari kuman ini menyebar melalui sirkulasi darah dan
mengakibatkan peradangan katup jantung. Akibatnya daun-daun katup mengalami
perlengketan sehingga menyempit, atau menebal dan mengkerut sehingga kalau
menutup tidak sempurna lagi dan terjadi kebocoran.
Apabila diagnosa penyakit jantung rematik sudah ditegakkan dan masih
adanya infeksi oleh kuman Streptococcus tersebut, maka hal utama yang terlintas dari
Tim Dokter adalah pemberian antibiotika dan anti radang. Misalnya pemberian obat
antibiotika penicillin secara oral atau benzathine penicillin G. Pada penderita yang
allergi terhadap kedua obat tersebut, alternatif lain adalah pemberian erythromycin atau
golongan cephalosporin. Sedangkan antiradang yang biasanya diberikan adalah
Cortisone and Aspirin.
4.2 SARAN
28
Seseorang yag terinfeksi kuman streptococcus hemoliticus dan mengalami
demam reumatik, harus diberikan terapi yang maksimal dengan antibiotika, hal ini untuk
menghindari kemungkinanserangan kedua kalinya bahkan menyebabkan penyakit
jantung reumatik
DAFTAR PUSTAKA
29
2014 http://ngurahjayaantara.blogspot.com/2014/01/laporan-pendahuluan-asuhan-
keperawatan_9041.html.Tanggal akses 2014 .
2011 http://learntogether-aries.blogspot.com/2011/09/askep-reumatoid-heart-disease-
rhd.html .Tanggal akses 30 oktober 2014 .
2012 http://laloerezan.blogspot.com/2012/12/askep-rhd-rematik-heart-diseases.html .
Tanggal akses 30 oktober 2014 . jam
30