Anda di halaman 1dari 22

MAKALAH

KERANGKA KONSEPTUAL AKUNTANSI SEKTOR PUBLIK

Dosen Pengampu : Hamdani S.E., M.Si.Ak.

AKUNTANSI SEKTOR PUBLIK

Disusun oleh : kelas B

kelompok 1:

Azkia Al Husna (1810313220039)

Hana Khalishah Hanun (1810313320043)

Nor Hanifa Aziza (1810313120053)

JURUSAN S1 AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT atas segala rahmat-Nya sehingga makalah ini dapat
tersusun hingga selesai. Tidak lupa kami juga mengucapkan banyak terimakasih atas bantuan
dari pihak yang telah berkontribusi dengan memberikan sumbangan baik materi maupun
pikirannya.

Dan harapan kami semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan pengalaman


bagi para pembaca. Untuk ke depan nya dapat memperbaiki bentuk maupun menambah isi
makalah agar menjadi lebih baik lagi.

Karena keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman kami, Kami yakin masih banyak


kekurangan dalam makalah ini. Oleh karena itu kami sangat mengharapkan saran dan kritik yang
membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini.

Banjarmasin, Oktober 2020

ii
DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN......................................................................................................................4
1.1 Latar Belakang......................................................................................................................4
1.2 Tujuan Makalah....................................................................................................................4
BAB II ISI.............................................................................................................................................5
KERANGKA KONSEPTUAL AKUNTANSI SEKTOR PUBLIK..................................................5
2.1 Definisi Kerangka Konseptual Akuntansi Sektor Publik...........................................................5
2.2 Tujuan dan Peranan Konseptual Akuntansi Sektor Publik.................................................5
2.3 Lingkup Kerangka Konseptual Akuntansi Sektor Publik....................................................6
2.4 Asumsi Akuntansi Sektor Publik..........................................................................................9
2.5 Implementasi Karakteristik Kualitatif Akuntansi Sektor Publik.......................................10
2.5.1 Kualitas  Perencanaan Publik.........................................................................................12
2.5.2 Kualitas Penganggaran Publik........................................................................................13
2.5.3 Kualitas Realisasi Anggaran Publik.................................................................................13
2.5.4 Kualitas Pengadaan Barang dan Jasa..........................................................................14
2.5.5 Kualitas  Pelaporan Sektor Publik...................................................................................14
2.5.6 Kualitas Audit Sektor Publik...........................................................................................15
2.5.7 Kualitas pertanggungjawaban Publik.............................................................................16
2.6 Pengakuan dan Pengukuran Transaksi Publik...................................................................16
BAB III..................................................................................................................................................20
KESIMPULAN....................................................................................................................................20
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................................................21

iii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Mata kuliah akuntansi sektor publik dapat dikatakan sebagai bidang studi akuntansi
mandiri. Bidang studi ini tentunya tidak dapat dilepaskan begitu saja dari bidang akuntansi
lainnya. Tanpa disadari oleh kita, sebetulnya setiap orang pernah mengaplikasikan ilmu
akuntansi didalam kehidupan sehari-hari khususnya dalam dunia usaha. Oleh karena itu,
akuntansi sering disebut sebagai “bahasanya dunia usaha” karena akuntansi akan
menghasilkan informasi yang berguna bagi pihak-pihak yang menyelenggarakannya dan
pihak luar yang mengambil keputusan.
Akuntansi sektor publik terkait dengan tiga hal pokok, yaitu penyedia informasi,
pengendalian manajemen, dan akuntabilitas. Akuntansi sektor publik merupakan alat
informasi baik bagi pemerintah sebagai manajemen maupun alat informasi bagi publik.

1.2 Tujuan Makalah

1. Memahami Definisi Kerangka Konseptual Akuntansi Sektor Publik.


2. Memahami Tujuan dan Peranan Kerangka Konseptual Akuntansi Sektor Publik
3. Memahami  Lingkup Kerangka Konseptual Akuntansi Sektor Publik.
4. Memahami  Asumsi Akuntansi Sektor Publik.
5. Memahami  Implementasi Karakteristik Kualitatif Akuntansi Sektor Publik.
6. Memahami  Pengakuan dan Pengukuran transaksi publik.

4
BAB II
ISI

KERANGKA KONSEPTUAL AKUNTANSI SEKTOR PUBLIK

            Kerangka konseptual merupakan acuan dan juga dalam pengembangan dalam standar
akuntansi dan solusi atas berbagai hal yang belum diatur dalam standar tersebut. Kerangka
konseptual yang dibahas akan terkait dengan proses perencanaan, penganggaran, pengadaan
barang dan jasa, realisasi anggaran, pelaporan, audit serta pertanggungjawaban.

2.1 Definisi Kerangka Konseptual Akuntansi Sektor Publik

Kerangka konseptual merupakan acuan dan juga dalam pengembangan dalam standar
akuntansi dan solusi atas berbagai hal yang belum diatur dalam standar tersebut. Kerangka
konseptual yang dibahas akan terkait dengan proses perencanaan, penganggaran, pengadaan
barang dan jasa, realisasi anggaran, pelaporan, audit serta pertanggungjawaban. 

Kerangka konseptual akuntansi sektor publik merupakan konsep yang mendasari penyusunan
dan penyajian laporan keuangan dalam sektor publik untuk kepentingan eksternal. Kerangka
konseptual akuntansi sektor publik merumuskan konsep yang mendasari penyusunan dan
pelaksanaan siklus akuntansi sektor publik.

Jika terjadi pertentangan antara kerangka konseptual dan standar akuntansi, ketentuan standar
akuntansi itu diuji menurut unsur kerangka konseptual yang terkait. Dalam jangka panjang,
konflik semacam itu diharapkan dapat diselesaikan sejalan dengan pengembangan standar
akuntansi di masa depan.

2.2 Tujuan dan Peranan Konseptual Akuntansi Sektor Publik

Kerangka konseptual akuntansi sektor publik disusun dengan berbagai tujuan, yaitu acuan
bagi:

5
a) Tim penyusun standar akuntansi keuangan sektor publik dalam tugasnya, termasuk tim
penyusun standar akuntansi pemerintan.

b) Penyusun laporan keuangan untuk memahami praktek akuntansi menurut prinsip


akuntansi yang secara umum dan standar akuntansi keuangan sektor publik.

c) Auditor, seperti BPK dan KAP dalam memberikan pendapat mengenai apakah laporan
keuangan disusun sesuai dengan prinsip akuntansi yang berterima umum.

d) Para pemakai laporan keuangan sektor publik untuk menafsirkan informasi yang
disajikan yang disusun sesuai standar akuntansi keuangan yang berlaku disektor
publik. 

Kerangka konseptual ini bukan merupakan standar akuntansi keuangan sektor publik. Revisi
kerangka dasar bisa dilakukan dari waktu ke waktu, selaras dengan pengalaman komite
penyusunan standar akuntansi keuangan sektor publik dalam penggunaan kerangka dasar
tersebut.

2.3 Lingkup Kerangka Konseptual Akuntansi Sektor Publik

Sebagai sebuah siklus, akuntansi sektor publik terangkai dari proses perencanaan, penganggaran,
pengadaan barang dan jasa, realisasi anggaran, pelaporan, audit serta pertanggungjawaban.

Dengan demikian, Pembahasan tentang kerangka konseptual akuntansi sektor publik ini
meliputi:

1. Perencanaan publik; Kerangka konseptual ini membahas bagaimana perencanaan publik


disusun dan dilaksanakan. Perencanaan merupakan proses pertama dan sangat
menentukan keberhasilan proses selanjutnya.
2. Penganggaran publik; Sistem penganggaran adalah tatanan logis, sistematis dan baku
yang terdiri dari tata kerja, pedoman kerja dan prosedur kerja penyusunan anggaran
yang saling berkaitan. Jadi, proses penganggaran yang baik dan berkualitas sangat
menentukan keberhasilan serta akuntabilitas program.

6
3. Realisasi anggaran publik ; Pelaksanaan realisasi anggaran diwujudkan dalam bentuk
pengadaan barang dan jasa publik, sehingga proses ini merupakan pembahasan dalam
kerangka konseptual.
4. Pengadaan barang dan jasa publik ; . Proses pengadaan barang dan jasa yang baik akan
berdampak terhadap pencapaian efektifitas dan efisiensi program.
5. Pelaporan sektor publik ; pelaporan keuangan sektor publik, yang terdiri dari pelaporan
keuangan sektor publik, termasuk pelaporan keuangan konsolidasi dan pelaporan
kinerja. Laporan keuangan dan laporan kinerja organisasi sektor publik disusun serta
disajikan sekurang-kurangnya setahun sekali untuk memenuhi kepentingan sejumlah
besar pemakai.
6. Audit sektor publik ; Audit yang berkualitas adalah proses pelaksanaan audit yang
sesuai dengan standar yang berlaku.
7. Pertanggungjawaban publik ; Pertanggungjawaban merupakan proses terakhir dalam
siklus akuntansi sektor publik dan juga tahap terakhir dari penentuan ketercapaian atau
ketidak tercapaian kualitas program secara keseluruhan.

Berikut ini merupakan lingkup kerangka konseptual akuntansi sektor publik pada
organisasi sektor publik :
1. Pemerintah Pusat
• Perencanaan publik: musyawarah perencanaan pembangunan (musrenbang) jangka
panjang nasional, musrenbang jangka menegah nasional, musrenbang penyusunan
rencana kerja pemerintah.
• Penganggaran publik : penyusunan anggaran, pembahasan anggaran, penetaan
anggaran.
• Realisaasi anggaran publik : pelaksanaan anggaran.
• Pelaporan keuangan sektor publik : proses pelaporan keuangan.
• Audit sektor publik : mekanisme audit.
• Pertangung jawaban publik : penyampaian LPJ dan pertanggungjawabanya.
2. Pemerintah Daerah
• Perencanaan publik : musyawarah perencanaan pembangunan (musrenbang) jangka
panjang daerah, musrenbang jangka menegah daerah, musrenbang penyusunan

7
rencana kerja pemerintah, musrenbang provinsi, musrenbang
kabupaten,musrenbang kecamatan, usrenbang Desa.
• Penganggaran publik : penyusunan anggaran, pembahasan anggaran, penetaan
anggaran.
• Realisaasi anggaran publik : pelaksanaan anggran.
• Pengadaan barang dan jasa publik : proses pengadaan barang dan jasa.
• Pelporan keuangan sektor publik : proses pelaporan keuangan
• Audit sektor publik : mekanisme audit.
• Pertangung jawaban publik : penyampaina LPJ dan pertanggungjawabanya.
3. Partai Politik
• Perencanaan Publik : musyawaro kerja tingkat pusat, musyawarah kerja wilayah,
musyawarah kerja derah, musyawarah kerja cabang, musyawarah kerja ranting.
• Penganggaran Publik : penyusunan anggaran, pembahasan anggaran, penetaan
anggaran.
• Pengadaan barang dan jasa publik : proses pengadaan barang dan jasa.
• Penganggaran publik : penyusunan anggaran, pembahasan anggaran, penetapan
anggaran.
• Realisaasi anggaran publik : pelaksanaan anggran.
• Pelporan keuangan sektor publik : proses pelaporan keuangan.
• Audit sektor publik : mekanisme audit.
• Pertangung jawaban publik : penyampaian LPJ dan pertanggungjawabanya.
4. LSM
• Perencanaan Publik : rapat kerja untuk menyusun perencanaan LSM.
• Penganggaran Publik : penyusunan anggaran, pembahasan anggaran, penetapan
anggaran.
• Realisaasi anggaran publik : pelaksanaan anggaran.
• Pengadaan barang dan jasa publik : proses pengadaan barang dan jasa.
• Pelporan keuangan sektor publik : proses pelaporan keuangan.
• Audit sektor publik : mekanisme audit.
• Pertangung jawaban publik : penyampaian LPJ dan pertanggungjawabanya. 

8
5. Yayasan/tempat peribadatan
• Perencanaan Publik : rapat kerja untuk menyusun perencanaan yayasan/organisasi
tempat peribadatan.
• Penganggaran Publik : penyusunan anggaran, pembahasan anggaran, penetapan
anggaran.
• Realisaasi anggaran publik : pelaksanaan anggaran.
• Pengadaan barang dan jasa publik : proses pengadaan barang dan jasa.
• Pelaporan keuangan sektor publik : proses pelaporan keuangan.
• Audit sektor publik : mekanisme audit.
• Pertangung jawaban publik : penyampaian LPJ dan pertanggungjawabanya.
2.4 Asumsi Akuntansi Sektor Publik
a. Kebutuhan Masyarakat

Berdasarkan kodratnya, manusia mempunyai keinginan yang kuat untuk dapat memenuhi
segala harapan dalam hidupnya. Dalam era reformasi ini sekarang masyarakat menuntut
Pemerintah dan organisasi sektor publik lainnya untuk mengelola pelayanan publik secara lebih
transparan serta partisipatif agar pelayanan menjadi lebih efektif dan akuntabel.

Kebutuhan masyarakat ini menjadi asumsi dasar bagi proses perencanaan, yang merupakan
“pintu” utama dari serangkaian proses dalam siklus akuntansi sektor publik. berdasarkan
kebutuhan masyarakat ini, perencanaan disusun oleh organisasi publik.

b. Alokasi Sumber Daya

Perencanaan untuk emenuhi kebutuhan masyarakat hanya akan tercapai jika ada sumber
daya yang mendukungnya. Sumber daya yang dialokasikan akan menjadi “bahan baku” bagi
berjalannya perencanaan yang telah disusun. Pengalokasian sumber daya dapat berupa sumber
dana, sumber daya manusia, dan sumber daya alam.

Penggunaan sumber daya alam dapat dilakukan secara maksimal oleh pemerintah.
Sementara itu organisasi sektor publik lainnya hanya terbatas pada sumber daya alam yang
menjadi milik organisasinya saja.

c. Ketaatan Hukum/Peraturan

9
Perangkat atau dasar hukum ini ditetapkan dalam rangka mengukur kbutuhan publik dan
alokasi sumber daya yang hendak dilakukan. Dengan kata lain proses pengukuran kebutuhan dan
alokasi sumber daya ini akan berjalan lancar serta efektif jika didukung oleh regulasi yang
memadai sehingga mendorong berlakunya praktek yang baik, tertib, dan akuntabel. Dengan
demikian proses perencanaan, penganggaran, pengadaan, barang dan jasa, realisasi anggaran,
pelaporan keuangan, audit, serta pertanggung jawaban publik yang baik akan didukung dengan
dasar hukum yang baik pula.

d. Dasar Akrual

Untuk mencapai tujuannya, basis pelaporan keuangan sektor publik adalah dasar akrual,
dimana pengaruh transaksi dan peristiwa lain diakui pada saat kejadian (dan bukan pada saat kas
atau setara kas diterima atau dibayar) dan dicatat dalam catatan akunatansi serta dilaporkan
dalam laporan keuangan pada periode yang bersangkutan.

Dasar akrual telah menjadi aturan yang harus dilaksanakan. Hal ini dilakukan dengan
mengaplikasikannya dalam proses organisasi publik, sehingga tujuan organisasi dapat tercapai.

e. Kelangsungan Usaha atau Organisasi

Demi kelangsungan hidupnya, organisasi menetapkan dasar-dasar hukum atau aturan


organisasi sebagai pedoman dalam menjalankan organisasi tersebut. Organisasi juga harus
memenuhi tuntutan-tuntutan di dalam dasar hukum agar proses berjalan seperti yang
dikehendaki. Dengan dilaksanakannya dasar hukum, organisasi dapat mempertahankan
kelangsungan hidupnya sesuai visi dan misi organisasi publik.

f. Akuntabilitas Kinerja

Akuntabilitas kinerja merupakan suatu proses yang menentukan penilaian keberhasilan


sebuah organisasi publik dalam mencapai tujuanya. Organisasi diwajibkan secara hukum untuk
memenuhi akuntabilitas organisasinya dengan kinerja yang diperolehnya. Kinerja organisasi
dapat diraih dengan mengefektifkan dan mengefesienkan hasil dari proses organsasi yakni
perencanaan, penganggaran, realisasi anggaran, pengadaan barang dan jasa, pelaporan keuangan,
audit serta pertanggungjawaban publik.

10
2.5 Implementasi Karakteristik Kualitatif Akuntansi Sektor Publik

Karakteristik kualitatif adalah ciri-ciri khusus dari sebuah mutu. Jika diimplementasikan pada
akuntansi sektor publik, karakteristik kualitatif akuntansi sektor publik adalah ciri khas informasi
akuntansi dalam organisasi sektor publik yang berkontribusi pada penentuan kualitas produk
setiap unsur akuntansi sektor publik.

a) Relevan
Relevan mengacu pada kemampuan informasi untuk mempengaruhi keputusan
pengelola organisasi, dengan mengubah atau menginformasi harapan mereka tentang
hasil, atau konsekuensi tindakan atau kejadian.
Dalam konsep kerangka konseptual akuntansi, informasi yang relevan dapat
membantu investor, kreditor, dan pengguna lainya untuk mengevaluasi kondoisi masa
lalu, saat ini dan masa depan atau untuk menginformasikan dan mengoreksi nilai umpan
balik/feedback agar relevan.
b) Keandalan dan Reliabilitas
Keandalan mengacu pada kualitas informasi yang sesuai dengan kebutuhan para
peggunanya. Keandalan akan membedakan pengguna satu dengan pengguna yang lainnya
tergantung pada keluasan pengetahuan tentang aturan yang digunakan untuk
mempersiapkan informasi. Dengan kata lain, di antara pengguna yang berbeda, informasi
dengan derajat keandalan yang berbeda akan ditemukan. Dalam konteks kerangka
konseptual, agar menjadi andal informasi harus dapat diuji, netral, dan disajikan dengan
jujur. 
c) Pertimbangan Biaya dan Manfaat
Pertimbangan biaya dan manfaat dikenal dengan keterbatasan parpasif. Informasi
akuntansi keuangan akan dicari jika manfaat yang diperoleh dari informasi tersebut
melebihi biayanya. Oleh karnanya, sebelum mempersiapkan dan mendeseminasikan
informasi keuangan, manfaat serta biaya penyiapan informasi itu harus dibandingkan. 
d) Materialitas
Mateialitas dianggap sebagai ambang pengakuan. Pada dasarnnya materialitas
adalah pertimbangan yang harus diberikan atau tidak tentang informasi yang signifikan
dan berdampak besar terhadap keputusan yang diambil.

11
  Karakteristik kualitatif akuntansi sektor publik. Pada posisi paling bawah, hal itu
disebut dengan ”perwujudan”  yang terdiri dari regulasi dan pelaporan. Regulasi
merupakan pedoman bagi seluruh proses pengelolaan suatu organisasi yang merupakan
batas-batas pekerjaan organisasi. Sedangkan pelaporan merupakan instrumen
akuntabilitas dari kegiatan organisasi. Setelah itu ”operasional” yang merupakan sebuah
tahapan dimana transaksi-transaksi publik dilakukan. Transaksi dilakukan dengan
regulasi yang ada dan dilaporkan sesuai standar pelaporan organisasi.
Diatasnya lagi ada ”pokok-pokok” yang berisi unsur akuntansi sektor publik dan
karakteristik kualitatif. Setealah unsur-unsur akuntansi sektor publik beserta transaksinya
dapat memenuhi karakteristik kualitatif yang ada, tujuan organisasi dan tujuan
kesejahteraan publik berada diatas segala-galanya.

2.5.1 Kualitas  Perencanaan Publik

Pada tahap perencanaan, biasanya akan tercipta dokumen perencanaan yag sangat penting
dan menentukan dalam menghasilkan outcome. Jadi, melalui sistem kualitas perencanaan
diharapkan dapat dihasilkan outcome yang berkualitas. Yang dimaksud dengan kualitas
perencanaan adalah sebuah prosedur yang mendefinisikan kualitas terkait dengan tugas
ketika proyek baru mulai digarap untuk memenuhi kualitas yang disyaratkan.

Agar perencanaan efektif, ada banyak hal yang sering kali menjadi halangan seperti:

• Kegagalan manajemen dalam memahami sistem yang tengah terjadi di sekitar area
organisasi.

• Kurangnya dukungan manajemen terhadap sistem perencanaan. Pimpinan kurang


mendukung dan berperan serta dalam segala kegiatan.

• Kegagalan memahami peran penting perencanaan dalam proses manajemen.

Outcomer dari proses perencanaan publik adalah dokumen perencaan yang mayoritas terbagi
menjadi dokumen perencanaan jangka pendek (datu tahun), dokumen perencanaan jangka
menengah (lima tahun) , dan dokumen perencanaan jangka panjang (dua puluh lima tahun).

12
Karakteristik kualitatif dari kualitas output perencanaan publik

1. Dapat dipahami

2. Relevan

2.5.2 Kualitas Penganggaran Publik

Salah satu permasalahan utama dalam penyusunan kualitas anggaran adalah pemikiran
manajemen yang tidak mempunyai nilai tambah bagi kualitas organisasi. Manajemen tidak
mempertimbangkan permasalahan organisasi yang ada jika tidak ada kualitas anggaran.
Penyelenggaraan kegiatan organisasi yang menjadi kewenangan organisasi didanai dari dan
atas beban anggaran pendapatan dan belanja organisasi. Penyusunan anggaran dapat
dikatakan baik apabila memenuhi persyaratan berikut:

• Berdasarkan program.
• Berdasarkan pusat pertanggungjawaban, pusat biaya, pusat laba, dan pusat investasi.
• Sebagai alat perencanaan dan pengendalian.
• Sebagai alat motivasi kinerja karyawan.

Outcome penganggaran publik:

1. Rencana kerja anggaran


2. Raperda RAPBD
3. Nota RAPBD
4. Pera APBD
5. Surat Keputusan Kepala Daerah Tentang enjabaran APBD

Karakteristik kualitatif kualitas output penganggaran publik yaitu dapat dibandingkan.

2.5.3 Kualitas Realisasi Anggaran Publik

Tujuan proses realisasi anggaran adalah mengembangkan produk dan layanan yang harus
diberikan kepada publik. Kesimpulan hasil realisasi anggaran diperoleh pada saat produk

13
organisasi telah secara tuntas dikembangkan/dibangun, diuji, diterima, dilaksanakan, dan
dialihkan menjadi kinerja organisasi. Pada saat itu, proses pencatatan dilaksanakan secara
akurat. Kualitas realissi anggaran merupakan hasil pencapaian kinerja organisasi.

Unsur-unsur dalam pengelolaan berbasis kegiatan yang dapat menjadi penentu kualitas
pelaksanaan realisasi anggaran publik adalah sebagai berikut:

• Pengembangan kasus usaha


• Menentukan prioritas
• Menyediakan pembenaran biaya
• Menemukan manfaat
• Mengukur kinerja untuk perbaikan yang sedang berlangsung

Dua karakteristik kualitatif dari kualitas output realisasi anggaran publik, yaitu dapat
dipahami dan terandalkan.

2.5.4 Kualitas Pengadaan Barang dan Jasa

Pengadaan barang dan jasa merupakan penambahan barang dan/jasa dengan total biaya
kepemilikan yang paling masuk akal, dalam kuantitas dan kualitas yang benar, pada waktu
yang tepat , dan dari sumber yang tepat untuk memperoleh manfaat secara langsung.

Tahapan pengadaan barang dan jasa


1. Pengumpulan informasi
2. Hubungan penyedia
3. Review latar belakag
4. Nogosiasi
5. Pemenuhan
6. Konsumsi, pemeliharaan, dan penyelesain
7. Pembaharuan

Karakteristik kualitatif kualitas output pengadaan barang dan jasa

14
1. Dapat Dipahami, adalah kemudahan untuk dipahami publik atau penyedia barang dan
jasa.

2. Terandalkan, Informasi khususnya pembiayaan pengadaan barang dan jasa harus


menggambarkan dengan jujur transaksi yang menyangkut jumlah dan ketentuannya.

2.5.5 Kualitas  Pelaporan Sektor Publik

Outcome  pelaporan akuntansi sektor publik

1. Laporan posisi keunagan(neraca)


2. Laporan kinerja keuangan
3. Laporan perubahan aktiva
4. Laporan arus kas
5. Kebijakan akuntansi dan catatan atas laporan keuangan

Karakteristik kualitatif pelaporan sektor publik

1) Dapat diperbandingkan
2) Tepat waktu
3) Keseimbangan antara biaya dan manfaat
4) Keseimbangan antara karakteristik dan kualitatif
5) Penyajian yang wajar

2.5.6 Kualitas Audit Sektor Publik

Ditujukan untuk menguji efektifitas sistem pengelolaan kualitas

Outcome audit akuntansi sektor publik

1) Pendekatan yang diambil oleh manajemn


2) Kontribusi yang dibuat oleh komite audit
3) Peran ”shareholder” dan kometator

15
4) Peran orang yang mengajukan perkara
5) Pendekatan regulasi
6) Tekanan yang disebabkan rezim akuntansi pelaporan.

Karakteristik kualitaif kualitas output audit sektor publik

1) Dapat dipahami
2) Relevan
3) Keandalan
4) Dapat dibandingkan

2.5.7 Kualitas pertanggungjawaban Publik

Laporan pertanggungjawaban tahunan mencerminkan misi utama organisasi, inisiatif utama


untuk membawa misi dan kinerja pelaksanaan yang menjadi tanggung jawabnya.

Outcome pertanggungjawaban publik

1) Mempersiapkan dan menyusun rencana strategik


2) Merumuskan visi, misi, faktor-faktorkunci keberhasilan, tujuan,sasaran, strategi
organisasi publik
3) Merumuskan indikator kinerja organisasi publik dengan berpedoman pada kegiatan
yang dominan, menjadi isu global dan kritis bagi pencapaian visi dan misiorganisasi
sektor publik
4) Memantau dan mengamati pelaksanaan tugas pokokdsn fungsi dengan seksama
5) Mengukur pencapian kerja

Karakteristik kualitatif kualitas output pertanggungjawaban publik

1. Dapat dipahami
2. Relevan

16
2.6 Pengakuan dan Pengukuran Transaksi Publik

A. Definisi Pengakuan dan Pengukuran Transaksi Publik

Pengakuan (recognition) dilakukan dengan menyatakan pos tersebut, baik dalam kata-
kata maupun jumlah uang dan mencantumkannya ke dalam laporan posisi keuangan atau
laporan kinerja keuangan. Pos yang memenuhi definisi suatu unsur harus diakui jika:

a) Ada kamungkinan bahwa manfaat ekonomi yang berkaitan dengan pos tersebut akan
mengalir dari atau ke dalam organisasi publik.

b) Pos tersebut mempunyai nilai atau biaya yang dapat diukur dengan andal.

Pengukuran adalah proses penetapan jumlah uang untuk mengakui dan memasukkan
setiap unsur laporan keuangan sektor publik ke dalam laporan posisi keuangan dan laporan
kinerja keuangan. Sejumlah dasar pengukuran yang berbeda digunakan untuk derajat
kombinasi yang juga berbeda dalam laporan keuangan sektor publik. Suatu pos dapat
dianggap memenuhi persyaratan pengakuan di masa depan sebagai akibat dari peristiwa
atau keadaan yang terjadi kemudian.

Berbagai dasar pengakuan tersebut adalah :

 Biaya Historis (historical cost)

 Biaya Saat ini (current cost)

 Nilai realisasi/penyelesaian (realizable/sattlement value)

 Nilai sekarang (present value)

B. Faktor yang berpengaruh dalam  Pengakuan dan Pengukuran Transaksi Publik

1. Probabilitas Manfaat Ekonomi Masa Depan

17
Dalam kriteria pengakuan pendapatan, konsep probabilitas digunakan dalam
pengertian derajat  ketidakpastian. Manfaat ekonomi masa depan yang berkaitan dengan
pos tersebut akan mengalir dari atau kedalam organisasi. Konsep tersebut dimaksudkan
untuk menghadapi ketidakpastian lingkungan operasi organisasi. Pengkajian terhadap
derajat ketidakpastian yang melekat dalam arus manfaat ekonomi masa depan dilakukan
berdasarkan bukti yang tersedia pada saat penyusunan laporan keuangan sektor publik.
Oleh karena itu, biaya yang merepresentasikan pengurangan manfaat ekonomi yang
diharapkan harus diakui.

2. Kendala Pengukuran

Kriteria pengakuan pos kedua adalah ada tidaknya biaya atau nilai yang dapat diukur
dengan tingkat keandalan tertentu (reliable). Pada banyak kasus, biaya atau nilai yang
harus diestimasi merupakan bagian yang esensial dalam penyusunan laporan keuangan
sektor publik tanpa mengurangi tingkat keandalannya. Namun, jika estimasi yang layak
tidak mungkin dilakukan, pos tersebut tidak diakui dalam laporan posisi keuangan atau
laporan kinerja keuangan. Contohnya hasil yang diharapkan dari suatu tuntutan hukum
dapat memenuhi definisi baik aktiva, pendapatan, maupun kriteria probabilitas agar dapat
diakui. Namun jika tidak mungkin diukur dengan tingkat keandalan tertentu, tuntutan
tersebut tidak dapat diakui sebagai aktiva atau pendapatan. Eksistensi tuntutan harus
diungkapkan dalam catatan materi penjelasan atau skedul tambahan.

Suatu pos yang memiliki karakteristik esensial dari suatu unsure tetapi tidak dapat
memenuhi criteria pengakuan tetap harus diungkapkan dalam catatan, materi penjelasan,
atau skedul tambahan. Pengungkapan ini dapat dibenarkan jika pengetahuan mengenai pos
tersebut dipandang relevan untuk mengetahui posisi keuangan, kinerja, dan perubahan
posisi keuangan suatu organisasi oleh pemakai laporan keuangan sektor publik.

3. Aktiva

Aktiva akan diakui dalam posisi keuangan jika manfaat ekonomisnya dimasa depan
atau jasa potensialnya kemungkinan besar akan diperoleh organisasi, dan aktiva tersebut
mempunyai nilai yang dapat diukur dengan andal.

18
4. Kewajiban

Kewajiban diakui dalam laporan posisi keuangan jika pengeluaran sumber daya yang
memberikan manfaat ekonomi kemungkinan besar akan dilakukan untuk mnyelasiakna
kewajiban (obligation) sekarang, dan jumlah yang harus diselesaikan dapat diukur dengan
andal.

5. Ekuitas

Ekuitas dapat disubklasifikasikan dalam laporan posisi keuangan, dimana relevansi


pengklasifikasianya terjadi apabila pos tersebut mengindikasikan pembatasan hukum atau
pembatasan lainnya atas kemamampuan organisasi untuk menggunakan ekuitas.

6. Pendapatan

Pendapatan diakui dalam laporan kinerja keuangan jika kenaikan manfaat ekonomi
dimasa yang akan datang yang berkaitan dengan peningkatan aktiva atau penurunan
kewajiban, telah terjadi dan dapat diukur dengan andal.

7. Biaya

Biaya diakui dalam laporan kinerja keuangan jika penurunan manfaat ekonomi
dimasa depan yang berkaitan dengan penurunan aktiva atau peningkatan kewajiban telah
terjadi dan dapat diukur dengan andal. Biaya diakui dalam laporan kinerja keuangan
berdasarkan hubungan langsung antar biaya yang timbul dan pos pendapatan tertentu yang
diperoleh.

Biaya segera diakui dalam laporan kinerja keuangan jika pengeluaran itu tidak
menghasilkan manfaat ekonomis atau jasa potensial dimasa depan, atau jika manfaat
ekonomis dimasa depan, dan/atau jasa potensial, tidak memenuhi syarat untuk diakui
dalam laporan posisi keuangan sebagai aktiva.

19
20
BAB III

KESIMPULAN

  Berdasarkan pembahasan di atas, maka kami menyimpulkan bahwa kerangka konseptual


pada akuntansi sangatlah penting. Dikarenakan akuntansi sektor publik memiliki banyak lingkup
maka sebelumnya perlu untuk di rencanakan dengan sebaik-baiknya. Dengan adanya kerangka
konseptual akuntansi sektor publik maka kita dapat merumuskan konsep yang mendasari
penyusunan dan pelaksanaan siklus akuntansi sektor publik.

21
DAFTAR PUSTAKA

 Bastian, Indra. 2010.  Akuntansi Sektor Publik. Edisi Ketiga. Yogyakarta: Penerbit
Erlangga

 Bastian, Indra,2010, Akuntansi Sektor Publik Suatu Pengantar ,Penerbit Erlangga (BI)
bab 2 dan 3

 Bastian, Indra, 2006, Akuntansi Sektor Publik Suatu Pengantar, Penerbit Erlangga (B2)
bab 2 dan bab 4

 http/www. jbptunikompp-gdl-inawardati.c

 https://feriyanto16.wordpress.com/2013/10/30/kerangka-konseptual-akuntansi-sektor-
publik/

22

Anda mungkin juga menyukai