Anda di halaman 1dari 9

LAPORAN PRAKTIKUM III

PENENTUAN MASSA ATOM RELATIF Mg

OLEH :

KELAS : I B

I NYOMAN WAHYU SUPARTAMA 1913071027

NI KADEK AYU PUTRINUNGRUM 1913071029

NI LUH TIA FEBRIANI 1913071030

S1 PENDIDIKAN IPA

JURUSAN FISIKA DAN PENGAJARAN IPA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS PENDIDIKAN GANESHA

2019/2020
I. Judul : Penentuan Massa Atom Relatif Mg

II. Tujuan
Mahasiswa memiliki pengetahuan tentang penentuan massa atom
relatif unsur Mg dari oksida MgO yang terbentuk melalui eksperimen.

III. Dasar Teori


Massa atom suatu unsure didefinisikan sebagai massa atom unsure
itu dibandingkan dengan massa atom unsure lain yang dipakai sebagai
standar. Berdasarkan atas perjnjian internasional pada tahun 1961,
digunakan skala massa atom yang didasarkan atas isotop karbon-12.
Dewasa ini, massa atom relative suatu unsur ditentukan dengan metode
spektometri massa.
Di laboratorium, massa atom relative unsur dapat ditentukan
berdasarkan massa oksidanya yang terbentuk. Misalnya jika massa atom
relative olsigen=16, ditetapkan sebagai standar, maka massa atom relatif
Mg dapat ditentukan dari massa MgO yang terbentuk.
s
IV. Alat dan Bahan
Alat Bahan
- Pembakar - Pita Mg
- Kaki tiga - Kertas lakmus
- Segitiga porselen
- Krus
- Penjepit krus/krustang
- Neraca
- Eksikator

V. Prosedur Kerja
1. Timbang krus kosong sampai ketelitian ±1 mgr. timbang 1,00 gr
Mg, masukkan ke dalam krus.
2. Panaskan krus dengan isinya, di atas api pembakar dengan
menggunakan segitiga porselen. Setelah menjadi putih, dinginkan
krus. Beri beberapa tetes air, sampai uap yang keluar tidak
membirukan kertas lakmus merah.
3. Pijarkan krus sampai beratnya konstan.
4. Dinginkan krus kemudian timbang.
5. Lakukan pengulangan langkah 3-4 hingga didapat beratnya benar-
benar konstan.

VI. Hasil Pengamatan


No Prosedur Kerja Hasil Pengamatan Gambar
1. Timbang krus Massa krus kosong
kosong sampai adalah 21,71 g, massa
ketelitian ±1 mgr. krus kosong + massa
timbang 1,00 gr magnesium adalah =
Mg, masukkan ke 21,79 g, sehingga
dalam krus. massa magnesium Massa krus kosong.
adalah 21,79-21,71 =
0.08 g

Massa krus +mg


2. Panaskan krus Ketika telah
dengan isinya, di mencapai suhu yang
atas api pembakar tinggi melalui
dengan pemanasa di atas api,
menggunakan logam magnesium
segitiga porselen. menjadi putih. Dan
Setelah menjadi setelah didinginkan
putih, dinginkan uap yang dihasilkan
krus. Beri membirukan lakmus krus+mg yang dipanaskan
beberapa tetes air, merah, setelah
sampai uap yang ditetesi air dengan
keluar tidak sebanyak 5 tetes uap
membirukan atau gas yang
kertas lakmus dihasilkan tidak lagi
merah. mebirukan lamus
merah. Dan setelah
ditimbang massa
krus+mg = 22,18g
3. Pijarkan krus Pemanasan pertama
kemudian tanpa pemambahan
dinginkan lalu tetesan air massa
timbang. Dan krus+mg yaitu 21,83
lakukan sampai g.
beratnya konstan Pemanasan kedua
massa krus+mg yaitu Pemanasan pertama tanpa
21,83 g ditambah tetesan air.
Pemanasan kedua tanpa
ditambahkan air.

Pengamatan :
Berat krus + Mg : 21,79 gram
Berat krus kosng : 21,71 gram
Berat magnesium oksida, MgO : 0.08 gram
Perhitungan :
Dik = Mg : 0,08 gr
Massa mg+krus sebelum dipanaskan = 21,79 gr
Massa mg+krus setelah dipanaskan = 21,83 gr
Berat krus kosong = 21,71 gr
MgO (massa Mg + krus setelah dipanaskan - massa krus kosong)
(21,83 gr - 21,71 gr) = 0,12 gram
Dik : ArMg = …..?
Ket :

0,08 (ArMg + 16) = 0,12 ArMg


0,08 ArMg + 1,28 = 0,12 ArMg
1,28 = 0,12 – 0,08
1,28 = 0,04 ArMg
ArMg = = 32 gr

Kesalahan Relatif =

= 0,24 x 100%
= 24%
Kesalahan relative yang kami peroleh sebesar 24%, kesalahan ini terjadi
akibat beberapa hal yaitu :
 Saat melakukan penimbangan krus masih dalam keadaan panas,
sehingga beratnya belum stabil.
 Saat pemanasan keempat karena kekurang hati-hatian kami dalam
melakukan percobaan mg yang didalam krus tumpah sehingga
kami tidak dapat melakukan penimbangan untuk memperoleh berta
yang konstan maka dari itu kami melakukan perhitungan dengan
melibatkan dua angka di belakang koma yang seharusnya
melibatkan empat angka dibelakang koma.

VII. Diskusi dan Pembahasan


1. Apa gunanya penambahan air?
Jawab : Penambahan air pada magnesium yang telah dipanaskan
adalah untuk mengetahui sifat keasaman dari logam magnesium
tersebut, karena uap yang dihasilkan dari pemanasan magnesium
bersifat basa hal ini ditunjukan dari uap yang dihasilkan
membirukan lakmus merah. Setelah diberikan 5 tetes air uap yang
di hasilkan tidak lagi membuat lakmus merah menjadi biru.
Sehingga penambahan air berfungsi untuk membuat uap menjadi
asam.
2. Tuliskan persamaan reaksi yang terjadi!
Jawab :
Persamaan reaksi
1. Reaksi pembakaran Mg
Mg(s) + ½ O2(g) → MgO(s)
2. Mg juga bereaksi dengan gas N2
3Mg(s) + N2(g) → Mg3N2(aq)
3. Kemudian untuk pembebasan N2, Mg3N2 ditetesi air sehingga
bereaksi dengan air
Mg3N2(aq) + 6H2O(l) → 3Mg(OH)2(aq)+2NH3(aq)
4. Selanjutnya dengan pemijaran akan terjadi reaksi
Mg(OH)2(aq → MgO(s)+H2O(l)
3. Dengan menggunakan pengertian massa ekivalen, hitung massa
atom relatif Mg tanpa menggunakan persamaan reaksi!
Jawab : Massa ekuivalen merupakan subuah istilah yang
digunakan untuk menyatakan jumlah electron yang dianggap ikut
mengalami reaksi kimia dan dengan anggapan elektron memiliki
konsentrasi tersendiri, inilah yang dimaksud dengan kekuivalen.
Massa ekuivalen zat adalah massa atom relativ (Ar) dibagi dengan
perubahan bilangan oksidasinya atau muatan ionnya, dirumuskan
dengan ME = Ar/biloks atau muatan ion.
Perhitungan :
Dik = Mg : 0,08 gr
Massa mg+krus sebelum dipanaskan = 21,79 gr
Massa mg+krus setelah dipanaskan = 21,83 gr
Berat krus kosong = 21,71 gr
MgO (Massa Mg beserta krus setelah dipanaskan - massa krus
kosong)
(21,83 gr - 21,71 gr) = 0,12 gram
Dik : ArMg = …..?
Jawab :

0,08 (ArMg + 16) = 0,12 ArMg


0,08 ArMg + 1,28 = 0,12 ArMg
1,28 = 0,12 – 0,08
1,28 = 0,04 ArMg
ArMg = = 32 gr

Jadi Ar Mg yang kami peroleh adalah 32 gr.


Pada analisis data didapatkan massa atom relatif (Ar) magnesium
adalah 32 gr/mol. Analisis data ini jauh dengan standar
internasional bahwa massa atom relatif Mg adalah 24 gr. Hal ini
dikarenakan beberapa kesalahan yang kami lakukan saat
melakukan percobaan yaitu :
- Saat melakukan penimbangan krus masih dalam keadaan panas,
sehingga beratnya belum stabil.
- Saat pemanasan keempat karena kekurang hati-hatian kami dalam
melakukan percobaan mg yang didalam krus tumpah sehingga
kami tidak dapat melakukan penimbangan untuk memperoleh berat
yang konstan maka dari itu kami melakukan perhitungan dengan
melibatkan dua angka di belakang koma yang seharusnya
melibatkan empat angka dibelakang
4. Mengapa Mg sebelum dipijarkan harus diamplas terlebih dahulu?
Jawab : Agar magnesium terbesar dari kotoran-kotorang yang
sebelumnya menempel maupun karat yang menempel. Pengkaratan
pada pita magnesium akan berpengaruh pada kecepatan laju reaksi,
pita yang digunakan untuk percobaan harus diamplas dan
dibersihkan sebelum digunakan, jika karatan ini dibiarkan maka
laju reaksi akan bereaksi cepat karena magnesium yang digunakan
akan lebih sedikit daripada karat yang ada di magnesium.

VIII. Simpulan
Dari percobaan yang kami lakukan kami memperoleh kesimpulan
bahwa suatu Mg setelah dilakukan pemijaran massa atom Relative dan
secara teoritis bahwa massa atom Relative Mg adalah 24 gr. Namun hal ini
tidak sesuai dengan apa yang kami peroleh hal ini dikareanakan terdapat
beberapa kesalahan yang kami lakukan yaitu :
- Saat melakukan penimbangan krus masih dalam keadaan panas,
sehingga beratnya belum stabil.
- Saat pemanasan keempat karena kekurang hati-hatian kami dalam
melakukan percobaan mg yang didalam krus tumpah sehingga
kami tidak dapat melakukan penimbangan untuk memperoleh berat
yang konstan maka dari itu kami melakukan perhitungan dengan
melibatkan dua angka di belakang koma yang seharusnya
melibatkan empat angka dibelakang
Sehingga kami tidak dapat membuktikan rumus

karena kesalahan relative yang kami peroleh sebesar 24%. Kesalahan


relative yang cukup besar ini membuat kami tidak berhasil membuktikan
rumus yang telah ada.

IX. Daftar Pustaka


Subagia, I Wayan dan Suheimi Sya’ban. 2004.Materi Praktikum Kimia
Dasar I. Singaraja : Institut Keguruan dan Ilmu Pendidikan Negeri
Singaraja.
Fessenden, Joan S. 1997. Dasar – Dasar Kimia. Jakarta : Binapura Aksara.
Oci,Aksi.https://www.academia.edu/29764737/ACARA_V_PENENTUA
N_MASSA_RUMUS_ZAT (diakses pada 14 Oktober 2019 pukul 18.15
wita)

Singaraja, 17 Oktober 2019


Dosen Pengampu Praktikan,

(Dr. I Nyoman Suardana, M.Si) (I Nyoman Wahyu Supartama)


NIP. 19661123 1993031 001 NIM. 1913071027

Anda mungkin juga menyukai