Anda di halaman 1dari 5

Seorang ahli kimia memahami bahwa rumus suatu senyawa dapat terbentuk apabila suatu unsur

bereaksi dengan unsur lain, yang berarti ahli kimia harus menentukan secara tepat banyaknya atom
suatu unsur yang bergabung dengan unsur lain. Kimiawan menggunakan rumus kimia (chemical
formula) untuk menyatakan komposisi molekul dan senyawa ionik dalam lambang-lambang kimia.

Rumus suatu zat menyatakan jenis dan banyaknya atom yang bersenyawa secara kimia dalam suatu
satuan zat. Terdapat beberapa jenis rumus, di antaranya ialah:

(1) Rumus molekul menyatakan banyaknya atom yang sebenarnya dalam suatu molekul atau
satuan terkecil suatu senyawa. Rumus molekul menunjukkan jumlah eksak atom-atom dari
setiap unsur di dalam unit terkecil suatu zat. Rumus molekul dapat didefinisikan sebagai
rumus sebenarnya untuk molekul.
(2) Rumus empiris menyatakan angka banding bilangan-bulat terkecil dari atom-atom dalam
suatu senyawa. Rumus empiris adalah perbandingan sederhana jumlah unsur dalam
senyawa dengan memperkecil subskrip dalam rumus molekul menjadi bilangan bulat paling
sederhana dari atom-atomnya.

Dalam suatu senyawa ionik seperti magnesium oksida (Mgo) memiliki rumus empiris MgO, yang
menunjukkan suatu perbandingan satu ion magnesium positif (Mg2+) terhadap satu ion oksigen
negatif (O2-).

Secara sederhana, reaksinya dapat ditulis:

x Mg(s) + ½ O2(g) -> MgxOy (s)

karena komposisi udara atmosfer sebagian tersusun atas gas nitrogen, dimungkinkan ada reaksi
samping dalam reaksi tersebut.

3Mg(s) + N2(g) → Mg3N2(s)

Senyawa Mg3N2 dapat bereaksi dengan air sehingga membentuk Mg(OH)2.

Mg3N2 + 6H2O → 3Mg(OH)2 + 2NH3

Selanjutnya dengan pemijaran, Mg(OH)2 hasil reaksi samping tersebut akan membentuk magnesium
oksida.

Persamaan yang tidak seimbang adalah:

Mg(s)+N2(g) +02(g) - MgO(s) + Mg2N2(s)

Mgo(s) + Mg3N2(s) + H2O(1) - Mgo(s) + Mg(OH)2(s) + NH3(g)

MgO(s) + Mg(OH)2(s)- MgxOy(s) + H2O(g)

Penyeimbangan reaksi tidak diperlukan karena produk dan hasil reaksi secara teoritis didasarkan
pada jumlah Mg yang tersedia untuk bereaksi. Produk yang diharapkan adalah MgO, sehingga rasio
mol 1 banding 1 Mg terhadap O dalam produk sudah cukup. Berdasarkan massa reaktan padat (Mg)
dan produk (Mg 0 ), dapat ditentukan massa dalam gram dan jumlah mol Mg dan O dalam produk.
faktor konversi yang menghubungkan gram dengan mol adalah massa molar.

Magnesium oksida adalah salah satu dari banyak garam magnesium yang digunakan secara klinis;
garam lain yang digunakan adalah hidroksida, sulfat, karbonat, sitrat, dan trisilikat; magnesium
oksida hanya diberikan secara oral. Oksida diubah menjadi hidroksida dalam air dan oleh karena itu,
sifat-sifatnya sangat mirip dengan magnesium hidroksida . Anion yang melekat pada magnesium
dapat mempengaruhi farmakokinetik dan pengiriman unsur magnesium ke situs target Ranade dan
Somberg (2001) . Magnesium oksida bertindak sebagai antasida atau pencahar osmotik dan dapat
digunakan untuk memperbaiki hipomagnesemia. Lihat catatan “Magnesium Sulfat” untuk aplikasi
garam magnesium lainnya dalam pengobatan hipomagnesemia, eklampsia , aritmia jantung serius
dan iskemia miokard lainnya , status asmatikus dan penghambatan kontraksi uterus pada persalinan
prematur Dollery (1999) , Sweetman (2002).

Magnesium oksida (MgO) adalah mineral kristal tidak berwarna alami dengan titik leleh tinggi yang
digunakan di berbagai industri karena produksi skala besar. MgO memiliki konduktivitas termal yang
tinggi dengan konduktivitas listrik yang rendah. MgO dapat disintesis melalui metode ablasi laser,
hidrotermal, sol-gel, reaksi kimia basah, mikroemulsi, bantuan gelombang mikro, dan bantuan
ultrasound ( Mirtalebi, Almasi, & Alizadeh Khaledabad, 2019 ).

Contoh pembentukan rumus senyawa lainnya dapat dilihat dalam pembentukan natrium klorida,
yaitu garam dapur, setiap atom natrium memberikan satu elektron untuk menjadi ion natrium, Na*,
dan setiap atom klorin memperoleh satu elektron untuk menjadi ion klorida, CI. Fakta ini sesuai
dengan hubungan antara posisi unsur-unsur tersebut pada tabel berkala dan muatannya pada ion
sederhananya. Agar natrium klorida menjadi netral, harus ada satu ion Na* untuk setiap ion CI (+1-1
= 0). Jadi, rumus natrium klorida adalah NaCl.

Setiap ion Na dalam natrium klorida dikelilingi oleh enam ion CI, dan sebaliknya, dan kita tidak dapat
mengatakan bahwa satu dari keenam ion CI ini secara eksklusif dimiliki oleh satu ion Na. Namun,
rasio ion CI terhadap ion Na' dalam natrium klorida adalah 1:1, dan kita secara sembarang memilih
gabungan satu ion Na" dan satu ion CI sebagai satu unit rumus. Unit rumus (formula unit) suatu
senyawa ionik adalah kumpulan ion bermuatan netral yang terkecil. Rasio atom (ion) dalam unit
rumus adalah sama dengan rasio dalam rumus kimia. Berhubung unit rumus ini terbenam dalam
jaringan ion yang sangat besar, yang dinamakan kristal, unit rumus suatu senyawa ionik tidak eksis
sebagai entitas yang khas. Jadi, tidak benar jika kita katakan bahwa unit rumus padatan natrium
klorida adalah suatu molekul.

Untuk penentuan rumus empiris suatu senyawa dilakukan dengan menggunakan perbandingan mol,
yang dapat dihitung dengan menggunakan rumus:
PEMAHASAN

Pada praktikum penentuan rumus senyawa ini menggunakan senyawa magnesium oksida. Tujuan
dari percobaan ini, yaitu untuk menentukan rumus senyawa magnesium oksida. Untuk menentukan
rumus senyawa dapat menggunakan perbandingan mol dari setiap unsur yang menyusun senyawa
tersebut.

Proses awal pada percobaan ini dilakukan dengan memanaskan krus porselen dan tutup selama 2
menit di atas pembakar spiritus yang bertujuan untuk menghilangkan kontaminan dan bahan volatil
atau zat yang mudah menguap karena zat tersebut dapat mempengaruhi hasil penimbangan.
Langkah selanjutnya, yaitu krus porselen dipindahkan dengan krus tang ke asbes dan dibiarkan
sampai dingin kurang lebih selama 15-20 menit. Krus yang sudah berada pada suhu kamar ditimbang
dengan timbangan analitik dan didapatkan massa krus dan tutup sebesar 38,696 gram.

Logam tembaga yang digunakan dalam percobaan in berupa pita magnesium yang kemudian
dipotong dan ditimbang sekitar 0,6 gram dengan menggunakan timbangan analitik. Pita magnesium
tersebut kemudian dimasukkan ke dalam krus bertutup yang selanjurnya ditimbang kembali dan
mendapatkan hasil 39,006 gram sebagai massa logam, krus, dan tutup. Selanjutnya, dilakukan
pemijaran pada pita magnesium dalam krus tertutup sampai terbentuk endapan putih. Pada proses
pemijaran pita magnesium bereaksi dengan oksigen dan memancarkan cahaya putih terang. Proses
pemijaran dilakukan dalam krus porselen tertutup diatas pembakar spiritus. Proses ini dilakukan
sampai pita magnesium benar-benar berubah menjadi abu berwarna putih sepenuhnya. Reaksi yang
terjadi saat pita magnesium dibakar di udara adalah:

Atau bisa juga ditulis dengan:

x Mg(s) + ½ O2(g) -> MgxOy (s)


Reaksi kimia ini memiliki ciri-cir yaitu terjadi peruahan warna sebelum dan setelah pita magnesium
dibakar. Setelah itu, terdapat kilat cahaya saat pita magnesium dibakar.

Dari pembakaran spiritus dengan Pita Magnesium, membuktikan bahwa ujung dari pita Magnesium
dibakar dengan spiritus akan menghasilkan 3 warna yang sangat terang pijar. Abu hasil pembakaran
dimasukkan ke dalam cawan porselen.

Pemijaran tersebut dilakukan pada udara terbuka sehingga memungkinkan adanya reaksi samping
antara magnesium dengan nitrogen, karena sebagian komposisi udara di atmosfer tersusun atas gas
nitrogen, reaksi tsb dapat ditulis sebagai berikut:

3Mg(s) + N2(g) → Mg3N2(s)

Senyawa Mg3N2 dapat bereaksi dengan air sehingga membentuk Mg(OH)2. Adapun hasil reaksi
tersebut jika direaksikan dengan air maka akan terjadi reaksi berikut:

Mg3N2 + 6H2O → 3Mg(OH)2 + 2NH3

Ketika endapan tersebut ditetesi dengan air akuades sebanyak 3tetes, akan menghasilkan senyawa
3Mg(OH)2 dan gas amonia yang dapat dibuktikan degan melakukan pengecekan pada uap yang
dihasilkan menggunakan kertas lakmus merah yang sudah dibasahi dengan air akuades. Hasil
menunjukkan bahwa terjadi perubahan warna kertas lakmus merah menjadi biru. Hal tersebut
membuktikan adanya pH yang bersifat basa dari gas tersebut yang kemungkinan dari gas amoniak
hasil reaksi.

Senyawa magnesium oksida dapat diperoleh dengan memijarkan kembali endapan abu putih
tersebut kurang lebih selama lima menit. Setelah dipijarkan krus yang berisi endapan berupa
senyawa tembaga oksida didinginkan kemudian dilakukan penimbangan terhadap massa krus, tutup
dan endapan didapatkan hasil penimbangan sebesar 38,986 gram.

Data hasil praktikum yang diperoleh dapat digunakan untuk menghitung mol magnesium dan
oksigen. Untuk menghitung mol suatu zat dapat menggunakan rumua:

Mol = massa /Ar/Mr

Dari hasil praktikum yang telah dilakukan, dapat menghitung mol magnesium dengan perhitungan
massa magnesium/Ar magnesium yakni 0,3g /24g/mol menghasilkan mol magnesium sebesar 0,125
gram dan mol oksigen dapat dilakukan dengan perhitungan massa Oksigen/ Ar oksigen, yakni -
0,01g /16g/mol menghasilkan mol oksigen sebesar -0,000625 gram. Setelah diketahui mol dari
magnesium dan oksigen, maka dapat diketahui rumus senyawa magnesium oksida dengan
menggunakan perbandingan mol penyusun senyawa tersebut. Dari mol magnesium dan mol oksigen
didapatkan perbandingan -200:1. Maka, dari hasil pengamatan yang telah dilakukan mendapatkan
hasil rumus senyawa yang terbentuk, yaitu Mg-200O.

Perhitungan yang didapat dari hasil praktikum tidak sesuai dengan teori rumus empiris magnesium
oksida yang sebenarnya. Secara teori, rumus empiris magnesium oksida adalah MgO memiiki mol
perbandingan 1:1 yang terdiri dari kisi ion Mg2+ dan ion O2- terikat bersama melalui ikatan ionik. Hal
ini menunjukkan bahwa setiap atom magnesium berikatan dengan satu atom oksigen. Magnesium
hidroksida terbentuk dalam kehadiran air (MgO + H2O → Mg(OH)2), namun dapat dibalikkan melalui
pemanasan untuk menghilangkan kelembapan. Dalam hal ini, perbandingan yang didapatkan dari
hasil praktikum tidak sesuai dengan teori yang ada. Hal ini disebabkan oleh beberapa faktor, seperti:
1) Terdapat endapan magnesium oksida yang terjatuh/ tertiup udara saat proses pemijaran
berlangsung/menempel pada krus tang saat praktikum dilakukan.
2) Pembaraan logam magnesium belum sempurna atau belum sepenuhnya logam magnesium
berubah menjadi endapan abu putih.

Anda mungkin juga menyukai