MAKALAH
“ANEMIA MIKROSITIK (PENYAKIT KRONIS)”
OLEH KELOMPOK 2
FITRIANA (PO.71.4.203.17.1.013)
MULIATI (PO.71.4.203.202.017)
NURHAIDIR H (PO.71.4.203.202.018)
SAHARIAH (PO.71.4.203.202.022)
2020-2021
i
KATA PENGANTAR
Puja dan puji syukur kita panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas
hikmat yang diberikan kepada saya sehingga dapat menyelesaikan makalah
tentang Anemia Mikrositik (penyakit kronis).
Ucapan terima kasih kami sampaikan kepada dosen pengajar yang
memberikan tugas ini, kiranya tugas ini dapat memberikan pengetahuan kepada
saya.
Saya pun menyadari bahwa makalah ini sangat jauh dari kata sempurna.
Oleh karena itu, kritik dan masukan yang membangun kami nantikan untuk
penyempurnaan makalah ini.
Penulis
ii
DAFTAR ISI
Sampul...........................................................................................................i
Kata Pengantar...............................................................................................ii
Daftar Isi........................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN..............................................................................1
A.Latar Belakang.....................................................................................1
B.Rumusan Masalah................................................................................2
C.Tujuan...................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN...............................................................................3
F. Prognosis APK....................................................................................8
A.Kesimpulan..........................................................................................9
B. Saran....................................................................................................9
DAFTAR PUSTAKA....................................................................................10
BAB I
PENDAHULUAN
B. Rumusan Masalah
a. Bagaimana Gambaran Umum Anemia Penyakit Kronis?
C. Tujuan
BAB II
PEMBAHASAN
Profil Besi pada anemia penyakit kronik dan anemia defisiensi besi
Variabel APK ADB
Besi Menurun Menurun
TIBC Menurun Normal/meningkat
Transferin Menurun/normal Meningkat
Saturasi transferin menurun Menurun/normal
Feritin Normal/meningkat menurun
Soluble transferin normal meningkat
reseptor (Str)
Rasio sTR: log Rendah <1 Tinggi >2
feritin
Sitokin meningkat Normal
3. Ferritin
Ferritin merupakan cadangan besi dalam jaringan. Pemeriksaaan
kadar serum ferritin rutin dilakukan untuk menentukan diagnosis
defisiensi besi karena pemeriksaan ini merupakan indika- tor paling
dini pada keadaan bila cadangan besi menurun. Akan tetapi, pada
keadaan inflamasi atau infeksi, kadarnya dapat meningkat sehingga
dapat menggangu interpretasi keadaan sesung- guhnya.
4. Reseptor transferrin
Reseptor ini diekspresikan pada permu-kaan sel yang
memerlukan besi dan bertindak sebagai molekul pembawa besi.
Reseptor ini merupakan parameter untuk mengukur kegiatan
eritropoiesis.
5. Indeks sTfR-F(LogFeritin/Reseptor- Transferin)
Ferritin menggambarkan cadangan besi dalam jaringan
sedangkan reseptor transferring menggambarkan bagian fungsional
besi. Per- hitungan rasio kadar feritin dan reseptor trans- ferin yang
dihitung dengan menggunakan indeks Soluble transferrin receptor-
ferritin (sTfR-F) dapat dipertimbangkan sebagai salah satu metode
untuk membedakan anemia defisiensi besi dan anemia penyakit
kronis. Penelitian menunjuk- kan perbedaan bermakna dan
peningkatan sensi- tivitas dan spesivitas dalam diagnosis defisiensi
zat besi. Nilai rujukan rata-rata untuk indeks sT- fR-F adalah 0,5–1,2
mg/dL untuk laki-laki dan 0,5–1,8 mg/dLuntuk perempuan.
6. Eritropoietin
Pengukuran level eritropoietin hanya ber- guna untuk pasien
anemia dengan level hemoglo- bin <10g/dL. Pengukuran level
eritropoietin ini digunakan untuk mengetahui respon dari tata lak- sana
anemia menggunakan agen eritropoietin.
D. Tata Laksana Anemia Penyakit Kronis
Namun, saat ini tata laksana berubah sesuai den- gan penyakit
sistemik yang mendasarinya. Beri- kut adalah tata laksana yang dapat
dipertimbang- kan pada anemia penyakit kronis.
- Transfusi
Terapi transfusi diberikan untuk interven- si yang cepat dan
efektif, terutama pada anemia yang mengancam jiwa (Hb <6,5
g/dL). Tidak ada batasan kadar hemoglobin yang pasti sebagai in-
dikasi pemberian transfusi tetapi sebaiknya kadar hemoglobin
pasien dipertahankan pada 10-11 g/ dL. Walaupun transfusi dapat
meningkatkan an- gka kelangsungan hidup, transfusi juga dapat
meningkatkan risiko kegagalan multi-organ dan
c. Terapi Monitoring
Sebelum memulai terapi dengan agen eritropoi- etik (eritropoietin
alfa), defisiensi besi harus dis- ingkirkan terlebih dahulu.
Pemantauan respon terhadap agen eritropoetik dengan memeriksa
ka- dar hemoglobin setelah empat minggu terapi. Jika kadar
hemoglobin meningkat <1 g/dL, evaluasi status besi kembali dan
pertimbangkan suplemen besi. Apabila konsentrasi hemoglobin
mencapai 12 g/dL, dosis perlu disesuaikan kembali. Jika setelah
delapan minggu pada dosis optimal tidak ada perbaikan bermakna,
dapat dikatakan bahwa pasien memiliki respon terhadap agen
eritropo- etik.
E. Pengobatan
- Preparat Besi
- Eritropoetin
F. Prognosis
Anemia Penyakit kronis yang merupakan salah satu fitur utama
dari penyakit ginjal kronis (CKD) dimana CKD sendiri sering
bersamaan pada pasien dengan infark miokard akut (AMI). Bukti
klinis dari Negara Amerika dan penelitian di Eropa menunjukkan
bahwa anemia dan CKD berhubungan dengan meningkatnya
morbiditas dan mortalitas pada pasien AMI selama jangka pendek
serta jangka panjang . Disis lain,sindrrom anemia
cardiorenal,dimana terdapat secara simultan CKD,anemia dan
gagal jantung menciptakan hubungan timbal balik secara patologis
sehingga menghasilkan dampak yang merugikan sinergis dengan
morbiditas dan mortilitas.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
.B. Saran