Anda di halaman 1dari 16

Makalah Fisika Zat Padat

Difraksi Kristal dan Kisi Balik

OLEH:
Yogi Aulia Putri
17033172
Pendidikan Fisika D

Dosen Pengampu Mata Kuliah:


Dr. Riri Jonuarti, M. Si

Jurusan Fisika
Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
Universitas Negeri Padang
2020
KATA PENGANTAR

Puji beserta syukur atas kehadiran Allah SWT. yang telah memberikan taufik dan
hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah, yang berjudul
“DIFRAKSIKRISTAL DAN KISI BALIK”.
Shalawat beserta salam kepada junjungan alam kita, nabi besar muhammad SAW. dan
kepada sahabat beliau sekalian yang telah memperjuangkan agama Allah dimuka bumi ini.
Makalah ini telah saya susun dengan berbagai observasi dan beberapa referensi yang
sangat membantu saya dalam menyelesaikan makalah ini. Harapan saya semoga makalah ini
dapat membantu menambah pengetahuan kita semua.
Saya menyadari bahwa masih banyak kekurangan yang terdapat pada makalah ini.
Maka dari itu saya mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari dosen pembimbing
matakuliah Fisika Zat Padat dan juga para pembaca untuk penyempurnaan makalah saya
selanjutnya.
Akhir kata, saya berharap mudah-mudahan makalah ini dapat bermanfaat bagi kita
semua dan semoga Allah SWT senantiasa meridhai segala usaha kita. Aamiin.

Penyusun
Padang, 26 September 2020

Anggreta Indah Pribadi


17033120
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.................................................................................................1

DAFTAR ISI..................................................................................................................2

BAB I: PENDAHULUAN
A LatarBelakang............................................................................................................3
B Rumusan Masalah.....................................................................................................3
C Tujuan Penulisan.......................................................................................................3

BAB II: PEMBAHASAN


A Difraksi Sinar-X........................................................................................................4
B Hukum Bragg.............................................................................................................7
C Metode Percobaan Difraksi Sinar X....................................................................9
D Kisi Balik..................................................................................................................10
E Contoh Soal..............................................................................................................12

BAB III: PENUTUP


A Kesimpulan..............................................................................................................14
B Saran...........................................................................................................................14

DAFTAR PUSTAKA................................................................................................15
BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Dari beberapa jenis zat diantaranya zat padat, cair, dan gas ternyata ada keunikan
tersendiri dari susunan zat-zat ini. Disini kita mengkerucut membahas tentang zat padat,
dimana zat padat ini terdiri dari atom-atom, ion atau molekul yang sangat berdekatan dan
menempati kedudukan tertentu disekitar posisi keseimbangannya. Secara umum zat
padat itu memilki sifat bentuk dan volume yang sukar berubah. Zat padat yang akan kita
bahas kali ini adalah berhubungan dengan Kristal, dimana dalam Kristal ini ada beberapa
hal yang dapat kita analisis dan harus kita pahami. Untuk mengetahui lebih jauh lagi
tentang Kristal ini maka harus kita kupas tuntas materi tentang Difraksi Kristal dan Kisi
Balik yang menyimpan banyak pertanyaan didalamnya dan menyimpan banyak pelajaran
juga.

B. Rumusan Masalah

1. Apakah yang dimaksud dengan Difraksi Sinar-X dan Kristal?


2. Apakah yang dimaksud dengan Hukum Bragg?
3. Metode yang digunakan pada Percobaan Difraksi Sinar X ?
4. Apakah yang dimaksud dengan Kisi Balik?

C. Tujuan
Adapun tujuan dari penyusunan makalah ini adalah untuk mengetahui dan
memahami tentang Difraksi Kristal dan Sinar-X, Hukum Bragg, Metode Percobaan
Difraksi Sinar X dan Kisi Balik.
BAB II
PEMBAHASAN

A. Difraksi Sinar X
Sinar-x ditemukan oleh Wilhelm Rontgen (1845-1923) eksperimen yang dilakukan
pada mulanya ia menganggap bahwa sinar-x adalah gelombang elektromegnetik dengan
-10
panjang gelombang yang ordenya sebesar 10 m. Disaat yang bersamaan, muncul ide
baru bahwa dalam sebuah benda padat kristal, atom-atom disusun dalam sebuah pola yang
-
berulang secara teratur, dengan jarak atom-atom yang berdekatan juga berorde sebesar 10
10
m. dengan menggabungkan kedua pemikiran ini, Max von Lause (1879-1960) pada
tahun 1921 mengusulkan bahwa sebuah Kristal dapat berperan sebagai kisi difraksi
berdimensi tiga untuk sinar-x.
Yakni, seberkas sinar-x dapat dihamburkan (diserap dan dipancarkan kembali) oleh
atom-atom individu dalam sebuah Kristal, dan gelombang-gelombang yang dihamburkan
1
dapat berinterferensi menyerupai gelombang-gelombang dari sebuah kisi difraksi.
Eksperimen difraksi sinar-x pertama dilakukan pada tahun 1912 oleh Friederich,
Knipping, dan von Laue. Dengan menggunakan susunan eksperimental yang sketsanya
seperti gambar dibawah ini.

Sinar-x yang dihamburkan membentuk sebuah pola interferensi, yang direkam pada
film fotografik. Gambar dibawah ini adalah sebuah potret dan pola interferensi.

1 Hugh D. Young, Roger A. Freedman, T.R. Sandin, A. Lewis Ford, Fisika Universitas, Jakarta:
Erlangga, 2003, hlm.631
Eksperimen ini membuktikan bahwa sinar-x adalah gelombang, atau setidaknya
menyerupai gelombang, dan juga atom-atom dalam sebuah Kristal disusun dalam sebuah
pola yang teratur. Sejak saat itu, difraksi sinar-x terbukti sebagai sebuah alat penelitian
yang sangat penting untuk mengukur panjang gelombang sinar-x dan untuk mempelajari
2
struktur Kristal.

Sifat-sifat Sinar X
1. Tidak dapat dilihat oleh mata, bergerak dalam lintasan lurus dan dapatmempengaruhi
film fotografi sama seperti cahaya tampak
2. Daya tembusnya lebih tinggi daripada cahaya tampak dan dapat menembus tubuh
manusia, kayu, dan beberapa lapis logam tebal
3. Dapat digunakan untuk membuat gambar bayangan sebuah objek pada film fotografi
(radiograf)
4. Sinar X merupakan gelombang elektromagnetik dengan energi E = h f
5. Orde panjang gelombang sinar X adalah 0,5 Ǻ –2,5 Ǻ (sedangkan orde panjang
gelombang ubtuk cahaya tampak = 6000 Ǻ, jadi letak sinar X dalam diagram spektrum
gelombang elektromagnetik adalah antara sinar ultraviolet dan sinar gamma)

2 Hugh D. Young, Roger A. Freedman, T.R. Sandin, A. Lewis Ford, Fisika Universitas,.... hlm.631
Jenis difraksi dalam kristal

1. Sinar-X

 Difraksielektronhanyadapatmemberitahukaninformasi mengenaipermukaan
bahansaja.

 Untukanalisisstrukturkristalpanjanggelombangsinar-X haruslahsama dengan


konstanta kisikristal.

 Pengaturaneksperimendasaruntukmenghasilkansinar-X digambarkan seperti


berikut.

Elektron yang keluar dari katoda dipercepat agar di[eroleh energi kinetik
yang besar untuk menumbuk logam target pada anoda, sehingga terjadi
hamburan sinar-X. Hamburan sinar-X oleh sebuah material dapat terjadi
karena hamburan tiap atom maupun interferensi gelombang yang dihamburkan
oleh atom target.

1. ElektronCepat

 Difraksi elektron hanya dapat memberitahukan informasi mengenai


permukaan bahan saja. Hal ini disebabkan daya tembus yang kurang kuat
akibat elektron cenderung diserap oleh material.

2. BerkasNeutron

 Panjang gelombang neutron termal adalah 0,1nm sebanding dengan jarak


antar atom dalam zat padat, sehingga efek interferensi dari radiasi yang
dihamburkansangat kuat. Dengan demikian keteraturanatom-atom dalam
padatan kristalin dapatditentukan secara lebih akurat.
 Berkas neutron dapat mengungkap informasi struktural dari setiap fasa yang mana
informasi ini sangat berharga untuk meneliti bahan-bahanyang mengandung
banyakfasa.

B. Hukum Bragg = Syarat Difraksi


Pada tahun 1913, tidak lama setelah sinar-x ditemukan, Max van Loue berpendapat
bahwa sinar x dapat didifraksikan melalui sebuah kristal, karena panjang gelombangnya
hampir sama dengan pemisahan bidang kisi. Pendapat Loue diperkuat oleh Walter
Frendrich dan Paul Knipping, dan sejak saat itu berkembang menjadi luar biasa.
Pendekatan paling awal pada analisa pola difraksi yang dihasilkan oleh kristal,
dengan menganggap bidang kisi sebagai cermin, dan kristal sebagai tumpukan bidang kisi
pemantul dengan pemisahan d. Model ini mempermudah perhitungan sudut yang
terbentuk antara kristal dengan berkas sinar-x datang agar terjadi interferensi konstruktif.
Model ini juga menghasilkan pantulan untuk menyatakan titik kuat yang berasal dari
3
interferensi konstruktif.

Selisih panjang jalan antara kedua sinar yang terlihat pada gambar adalah:

dengan θ merupakan sudut pemantul. Pada banyak sudut pemantul selisih panjang jalan
bukanlah kelipatan bilangan bulat dari panjang gelombang, sehingga gelombangnya
berinterferensi destruktif. Akan tetapi jika selisih panjang jalan merupakan kelipatan
bilangan bulat dari panjang gelombang (AB + BC = ), maka gelombang dipantulkan sefase
dan berinteraksi konstruktif. Jadi, pantulan yang terang akan teramati, jika sudut pemantul
4
memenuhi hukum Bragg.

3
P.W. Atkins, Kimia Fisika. Jakarta: Erlangga, 1996, hlm. 169
4
P.W. Atkins, Kimia Fisika..... hlm. 169
dimana:
d = jarak antar bidang (hkl) yang sama
θ = sudut Bragg
= panjang gelombang sinar-x yang digunakan

Persyaratan mengenai panjang gelombang tersebut disebut dengan Hukum Bragg dan
sudutnya disebut Sudut Bragg untuk sekumpulan bidang sejajar dari atom. Sinar-X
mengalami interferensi konstruktif atau lebih lazim disebut dengan difraksi. Untuk n=1
5
disebut Difraksi Bragg, n=2 disebut orde kedua, dan seterusnya.
Dalam perhitungan modern, biasanya n diserap ke dalam d, dan hukum bragg
dituliskan menjadi:

Penggunaan utama Hukum Bragg menentukan jarak antara lapisan dalam kisi. Setelah
sudut θ yang bersangkutan dengan sebuah pantulan ditentukan maka d dapat langsung
dihitung.

5
Oxtoby, Gillis, Nachtrieb, dan Suminar, Prinsip-prinsip Kimia Modern, Jakarta: Erlangga, 2003, hlm.170
C. Metode Percobaan Difraksi Sinar X

1. Metode Laue

 Metode Laue digunakan untuk penentuan cepat dari simetris dan orientasi pada
kristal tunggal.

 Terdapat 2 variasi dari metode Laue yang bergantung pada posisi relatif sumber,
kristal dan film.

 Film dalam Metode Laue ditempatkan di belakang kristal sehingga dapat merekam
berkas difraksi dalam arah maju.

 Penggunaan dari metode Laue yaitu untuk menentukan orientasi kristal dan
penilaian kualitas kristal.

2. Metode Rotasi Kristal


Dalam metode rotasi Kristal, sebuah Kristal tunggal diletakkan di salah satu
sumbu, yang tegak lurus terhadap berkas sinar-X monokromatik.
Sebuah film silinder diletakkan mengelilingi sampel dan Kristal dirotasikan
disekitar arah yang dipilih, sumbu dari film bertepatan dengan sumbu rotasi Kristal
 sebuah kristal tunggal dipasang dengan salah satu sumbu, atau beberapa arah
kristalografi, normal ke berkas sinar-x monokromatik.

 Sebuah film silinder ditempatkan di sekitamya dan kristal dirotasikan dengan arah
yang dipilih, sumbu dari film bertepatan dengan sumbu rotasi kristal. *

 Satu set bidang kisi tertentu akan membuat sudut Bragg untuk refleksi dari berkas
peristiwa monokromatik, dan pada saat itu sebuah berkas transmisi akan terbentuk

 Kristal diputar sekitar satu sumbu, sudut Bragg tidak mengambil semua nilai yang
mungkin antara 0° dan 90° untuk setiap set bidang. Tidak setiap set mampu
menghasilkan Berkas difraksi, sebagai contoh set tegak lurus atau hampir tegak lurus
dengan sumbu rotasi.

 Metode ini digunakan untuk analisis struktur pada Kristal tunggal.

 Kristal ini biasanya berdiameter sekitar 1 mm dan terpasang pada poros yang dapat
berputar.

D. Kisi Balik
Sel satuan (unit cell) kristal dibangun oleh vaktor-vaktor basis a 1, a2, dan a3. Kisi
dalam ruang tiga dimensi tersebut disebut kisi langsung (direct-lattice). Sebaliknya bisa
didefinisikan kisi balik (reciprocal-lattice) yang dibangun oleh vektor-vektor basis dalam
6
ruang balik b1, b2, dan b3, menurut hubungan:
( )
( )

6
Rita Prasetyowati, Difraksi Kristal dan Kisi Resiprok, Fisika FMIPA UNY, 2012.
( )

dengan a1, a2, dan a3 adalah vektor basis kisi.Sifat-sifat dari b 1, b2 dan b3 berlaku aturan:

Titik-titik dalam kisi balik dipetakan dengan seperangkat vektor dalam bentuk
vektor kisi balik Ghkl (semacam vektor translasi T dalam kisi langsung) dinyatakan
sebagai berikut:

dengan h, k dan l adalah bilangan bulat, dan b 1, b2dan b3 disebut dengan vektor basis balik.

dimana:
ko : vektor gelombang datang
k : vektor gelombang hambur
Ghkl : vektor normal bidang
| |
Gambar: Relasi vektor basis balik dan vector basis kisi
dimana:
Vektor b1 adalah tegak lurus terhadap bidang yang dibuat oleh vektor a2 dan a3
Vektor b2 adalah tegak lurus terhadap bidang yang dibuat oleh vector a1 dan a3
Vektor b3 adalah tegak lurus terhadap bidang yang dibuat oleh vector a1 dan a2.

E. Contoh Soal

1. Pantulan dari bidang (1, 1, 1) suatu kristal kubus, diamati pada sudut pemantul
11.2° jika digunakan sinar-x Cu Kα X dengan panjang gelombang 154 pm.
Berapakah jarak antar bidangnya??
Penyelesaian:
Menurut hukum Bragg, bidang (111) yang berperan pada difraksi mempunyai
pemisahan.

= 396 pm
2. Pola difraksi alumunium diperoleh dengan menggunakan sinar-x dengan panjang
gelombang λ= 0.709 Å. Difraksi Bragg orde kedua dari muka-muka yang sejajar
dalam sel satuan kubik teramati pada sudut 2θ= 20.2°. hitunglah parameter kisi d!
Penyelesaian:
Dari persyaratan Bragg untuk n = 2

Jarak antara bidang-bidang, yaitu parameter kisi adalah:


BAB III

PENUTUPAN

A. Kesimpulan
Seberkas sinar-x dapat dihamburkan (diserap dan dipancarkan kembali) oleh
atom-atom individu dalam sebuah Kristal, dan gelombang-gelombang yang
dihamburkan dapat berinterferensi menyerupai gelombang-gelombang dari sebuah kisi
difraksi. Sinar X tidak dapat dilihat oleh mata, bergerak dalam lintasan lurus dan dapat
mempengaruhi film fotografi sama seperti cahaya tampak namun daya tembusnya
lebih tinggi daripada cahaya tampak dan dapat menembus tubuh manusia, kayu, dan
beberapa lapis logam tebal.
Hukum Bragg merupakan hukum difraksi sinar x pada bidang kristal yang
memenuhi persamaan . Penggunaan utama Hukum Bragg menentukan
jarak antara lapisan dalam kisi.
Kisi balik (reciprocal-lattice) didefinisikan sebagai kisi yang dibangun oleh
vektor-vektor basis dalam ruang balik b1, b2, dan b3. Titik-titik dalam kisi balik
dipetakan dengan seperangkat vektor dalam bentuk vektor kisibalik Ghkl (semacam
vektor translasi T dalam kisi langsung) dinyatakan dengan: .

B. Saran
Semoga makalah ini dapat dimanfaatkan sebagai salah satu bahan ajar yang akan
mendukung proses belajar mengajar untuk pembacanya, amin.
DAFTAR PUSTAKA

Hugh D. Young, Roger A. Freedman, T.R. Sandin, A. Lewis Ford.Fisika Universitas.


Jakarta: Erlangga. 2003.
P.W. Atkins. Kimia Fisika. Jakarta: Erlangga. 1996.
Oxtoby, Gillis, Nachtrieb, dan Suminar. Prinsip-prinsip Kimia Modern. Jakarta: Erlangga.
2003.
Rita Prasetyowati. Difraksi Kristal dan Kisi Resiprok. Fisika FMIPA UNY. 2012.

Dr. Riri Jonuarti, M.Si.(Materi dari Dosen Pembimbing Mata Kuliah Fisika Zat Padat).UNP

Edi Istiyono. 2000. Fisika Zat Padat. Yogyakarta: FMIPA Universitas Negeri Yogyakarta

Anda mungkin juga menyukai