Anda di halaman 1dari 23

Nama : Tri Epriningsih

Kelas : IPA-2

TUGAS AKHIR MODUL 6

Pada bagian terakhir dari rangkaian modul IPA 6 yang telah Anda pelajari, Anda akan
diminta untuk memecahkan persoalan secara kritis.

Kebutuhan nasional garam dapur semakin meningkat setiap tahunnya. Pelaku industri
nasional mulai menyerap garam lokal yang diproduksi petani garam. Selain mengurangi
garam impor, penyerapan tersebut meningkatkan pendapatan dan berujung makin
bergairahnya produksi garam oleh petani. Namun, garam-garam yang ada pada petani
garam masih belum murni. Hal ini dapat dilihat dari terdapatnya zat pengotor yang
harus dipisahkan dari garam tersebut. Umpamanya zat pengotor pada garam tersebut
adalah pasir dan naftalena. Maka Anda harus mencari cara untuk memisahkan garam
dari zat-zat pengotor tersebut kemudian menyusun beberapa hal penting yang harus
dilakukan sebagai bagian tugas seorang guru. Berikut ini hal-hal yang harus Anda
lakukan.

1. Tuliskan sifat-sifat fisika dan kimia dari zat-zat tersebut (naftalena, garam
dapur, dan pasir).
2. Cari prosedur yang tepat sehingga ketiga zat tersebut dapat dipisahkan secara
sempurna.
3. Gambarkan secara molekuler setiap proses pada pemisahan zat-zat tersebut.
4. Buatlah bahan ajar yang tepat sesuai materi tersebut.
5. Tentukan alat evaluasi yang relevan dengan materi tersebut.

JAWAB :

1. Naftalena

 Sifat Fisik naftalena

Rumus Kimia C10H8


Nama Lain nafthalin, tar kapur, tar putih, albokarbon,atau
nafthene
Wujud zat Kristal padat
warna putih
Aroma khas
Kelarutan tidak larut dalam pelarut air yang bersifat polar
Massa molar 128,17 g/mol
density 1,14 g/cm3
Titik leleh 80,26 OC
Titik didih 218 OC
 Sifat Kimia Naftalena :

Naftalena adalah salah satu komponen yang termasuk benzena aromatik


hidrokarbon, tetapi tidak termasuk polisiklik. Naftalena memiliki kemiripan sifat
yang memungkinkannyamenjadi aditif bensin untuk meningkatkan angka oktan.
Sifat-sifat tersebut antara lain: sifat pembakaran yang baik, mudah menguap
sehingga tidak meninggalkan getah padat pada bagian-bagian mesin.Sesuai dengan
ikatan valensinya, napthalena mempunyai tiga struktur resonansi yaitu: Seperti
benzena, naftalena dapat mengalamisubstitusi aromatik elektrofilik. Pada sebagian
besar reaksi substitusi aromatik elektrofilik, naftalena bereaksi dalam kondisi lebih
ringandaripada benzena. Sebagai contoh, benzena ataupun napthalena bila beraksi
dengan klorindengan menggunakan besi klorida atau aluminium klorida sebagai
katalis, naftalena danklorin dapat bereaksi untuk membentuk 1-chloronaphthalena
bahkan tanpa menggunakan katalis.

2. Garam dapur

 Sifat fisik garam dapur

Nama IUPAC Natrium Klorida


Rumus kimia NaCl
Penampilan Tidak berwarna, berbentuk kristal putih
Berat molekul 58,44 gr/mol
Titik didih 1413 oC
Titik Lebur 801 oC
pH 7
Kelarutan Mudah larut dalam air
Daya hantar listrik kurang baik dalam bentuk padatan,
sangat baik dalam bentuk larutan

 Sifat kimia garam dapur

 bisa didapat dari reaksi NaOH dan HCl sehingga pHnya netral
 ikatan ionik kuat (Na+) + (Cl-) selisih elektronegatifnya lebih dari 2
 larutannya merupakan elektrolit kuat karena terionisasi sempurna pada
air.
3. pasir

 Sifat Fisik pasir

Pasir merupakan material granular alami yang belum terkonsolidasi.


Pasir terdiri dari butiran-butiran yang berukuran dari 1/16 – 2 mm.
Butiran pasir bisa berupa mineral tunggal, fragmen batuan atau
biogenik. Material granular yang lebih halus dari pasir disebut
sebagai lanau, dan yang lebih besar disebut sebagai kerikil. Pada
umumnya pasir terdiri dari mineral silikat atau fragmen batuan
silikat. Sejauh ini mineral yang paling umum ditemukan sebagai
penyusun pasir adalah mineral kuarsa. Namun, pasir adalah material
campuran yang terjadi secara alami, yang berarti bahwa pasir tidak
hanya mengandung satu komponen tunggal. Pasir yang telah
terkonsolidasi adalah jenis batuan yang dikenal sebagai batu pasir.

 Sifat kimia :
Pasir terbentuk karena adanya proses pelapukan fisik dan kimia pada
batuan. Pelapukan kimia merupakan faktor penting dalam
pembentukan pasir secara keseluruhan, karena proses ini terjadi
secara efisien di lingkungan yang lembab maupun panas. Sedangkan
pelapukan fisik hanya mendominasi di tempat-tempat yang dingin
dan / atau kering. Pelapukan batuan dasar yang menghasilkan pasir
biasanya terjadi di bawah tanah. Tanah yang menutupi batuan dasar
membuat lingkungan sekitar batuan menjadi lembab, yang kemudian
mempercepat proses disintegrasi batuan.

2. Cari prosedur yang tepat sehingga ketiga zat tersebut dapat dipisahkan secara
sempurna.

Zat yang mudah menyublim adalah naftalen dengan rumus molekul C10H8
dengan dua cincin benzena yang bersatu. Senyawa ini bersifat volatil atau mudah
menguap walau dalam bentuk padatan. Sehingga zat ini dapat dipisahkan dengan
cara sublimasi.

Zat yang mudah larut dengan air adalah garam, karena pada saat NaCl larut dalam
air akan membentuk ion Na+ dan Cl-. Sedangkan air akan terionisasi menjadi H3O+
dan O2-, sehingga ion hidrogen memiliki muatan cenderung positif (tidak benar-
benar positif) sehingga dapat menstabilkan ion klorida. Sementara ion oksigen
cenderung bermuatan negatif, sehingga dapat menstabilkan ion natrium. Artinya
ion natrium akan dikelilingi oleh air pada (ion dipol) oksigen dan ion klorida akan
dikelilingi (membentuk ikatan ion-dipol ) air pada ion hidrogen seperti ditunjukkan
oleh gambar 1 berikut ini.
Gambar 1. Proses pelarutan NaCl pada H2O

Dengan sifat garam yang larut dalam air, maka cara yang paling tepat untuk
memisahkan kembali garam dari campurannya adalah dengan proses kristalisasi

Pasir adalah zat padat yang tidak mudah larut dalam air, sehingga dapat dipisahkan
dengan cara filtrasi atau penyaringan.

Dari teori diatas maka prosedur pemisahan garam dapur, naftalena dan pasir
adalah sebagai berikut !

Alat Jumlah Bahan Jumlah

- Set pembakaran (kaki (2set) - Naftalena (Kapur (3 gram)


tiga, pembakar spiritus, Barus)
kasa asbes)
- Gelas kimia 100 ml (4 buah) - Garam dapur (3 gram)
- Kaca arloji (4 buah) - pasir (3 gram) (3 gram)
- Kertas saring (2 buah) - Air (100 ml) 100 ml

- Corong kaca (1 buah) - Es batu secukupnya


- Neraca Ohauss (1 buah)
- Lumpang dan alu (1 buah)

- Spatula kaca (1 buah)

- Gelas ukur 50 ml (1 buah)

- Penjepit kayu (1 buah)

Langkah-langkah kerja 1 (Filtrasi dan Sublimasi) :


1. Menyiapkan alat dan bahan seperti gambar tersebut
2. Menumbuk naftalena ( kapur barus) dengan lumpang alu
3. Menimbang massa naftalena, garam dapur, dan pasir masing-masing 3 gram
4. Mencampurkan ketiga zat yang telah dtimbang menjadi satu (naftalena, garam
dapur, dan pasir
5. Menambahkan 50 ml air pada campuran tersebut
6. Mengaduknya dengan spatula hingga tercampur rata campuran tersebut.

Proses filtrasi

7. Menyaring larutan campuran tersebut. (melakukan 2 kali proses filtrasi agar


filtrat yang dihasilkan benar-benar terpisah)
8. Mengamati filtrat yang dihasilkan dari proses penyaringan (sisihkan terlebih
dahulu)
9. Hasil residu (tertinggal di kertas saring) berupa pasir dan naftalena yang tidak
dapat larut dalam air
10. Menyiapkan hasil residu hasil filtrasi

Proses sublimasi

11. Menempatkannya pada gelas kimia


12. Memanaskan kedua zat tersebut diatas pembakar kaki tiga
13. Menutup gelas kimia dengan kaca arloji
14. Meletakkan es batu diatas kaca arloji
15. Mengamati perubahan pada bagian bawah kaca arloji
16. Mengamati perubahan pada gelas kimia
17. Mencatat hasi pengamatan

18. Menyiapkan hasil filtrat hasil penyaringan


19. Memanaskan larutan filtrat pada kaki tiga

Proses kristalisasi
20. Mengamati hasil penguapan pada dasar gelas kimia
21. Membiarkan air menguap sampai habis
22. Mengamati zat yang tertinggal pada gelas kimia
23. Mencatat hasil pengamatan

Langkah-langkah pemisahan campuran garam dapur-naftalena-pasir

Gambar 2. Dihasilkan filtrat jernih setelah


Gambar 1. Campuran air+garam
2 kali penyaringan
dapur+naftalena+pasir disaring (filtrasi)

Gambar 3. Proses sublimasi


Gambar 4. Kristal naftalen yang
menempel bagian bawah kaca arloji dan Gambar 5. Pasir tertinggal di dasar gelas
dinding gelas kimia kimia

Gambar 7. Hasil kristalisasi berupa Kristal


garam
Gambar 6. Filtrate hasil penyaringan
dipanaskan sampai air menguap habis

Gambar 8. Hasil ketiga bahan setelah dipisahkan


3. Gambarkan secara molekuler setiap proses pada pemisahan zat-zat tersebut

Misal :

= Molekul Pasir = Molekul Air

= Molekul NaCl = Molekul Naftalena

1. Proses Penyaringan

Campuran Air, naftalena, garam Naftalena dan


Garam dan air
dan pasir pasir

2. Proses Sublimasi

Naftalena dan pasir Naftalena Pasir

3. Proses Kristalisasi

Proses Kristalisasi
+

Garam dan air Garam Air


4. Buatlah bahan ajar yang tepat sesuai materi tersebut!

PEMISAHAN CAMPURAN

1. Prinsip Dasar Pemisahan Campuran

Sebagian besar senyawa kimia di alam ini ditemukan dalam keadaan yang tidak murni.
Biasanya, suatu senyawa kimia berada dalam keadaan tercampur dengan senyawa lain.
Untuk beberapa keperluan seperti sintesis senyawa kimia yang memerlukan senyawa
kimia murni atau proses produksi senyawa kimia dengan kemurnian tinggi, proses
Pemisahan perlu dilakukan. Untuk memperoleh zat murni, kita harus memisahkannya
dari campurannya. Prinsip pemisahan campuran didasarkan pada perbedaan sifat fisis
penyusunnya. Beberapa dasar pemisahan campuran antara lain sebagai berikut :

a. Ukuran partikel
Bila ukuran partikel zat yang akan dipisahkan berbeda dengan zat pencampur maka
campuran dapat dipisahkan dengan metode filtrasi (penyaringan). Jika partikel zat hasil
lebih kecil daripada zat pencampurnya, maka dapat dipilih penyaring atau media
berpori yang sesuai dengan ukuran partikel zat yang diinginkan. Partikel zat yang lebih
kecil akan melewati penyaring dan zat pencampurnya akan tertinggal pada penyaring.

b. Titik didih
Bila antara zat yang ingin dipisahkan dari zat pencampur memiliki titik didih yang jauh
berbeda dapat dipisahkan dengan metode destilasi. Apabila titik didih zat yang ingin
dipisahkan lebih rendah daripada zat pencampur, maka pada saat campuran dipanaskan
antara suhu didih zat tersebut dan di bawah suhu didih zat pencampur, zat tersebut akan
lebih cepat menguap, sedangkan zat pencampur tetap dalam keadaan cair dan sedikit
menguap ketika titik didihnya terlewati. Proses pemisahan dengan dasar perbedaan titik
didih ini bila dilakukan dengan kontrol suhu yang ketat akan dapat memisahkan suatu
zat dari campurannya dengan baik, karena suhu selalu dikontrol untuk tidak melewati
titik didih campuran.

c. Pengendapan
Suatu zat akan memiliki kecepatan mengendap yang berbeda dalam suatu campuran
atau larutan tertentu. Zat-zat dengan berat jenis yng lebih besar daripada pelarutnya
akan segera mengendap. Jika dalam suatu campuran mengandung satu atau beberapa
zat dengan kecepatan pengendapan yang berbeda dan kita hanya menginginkan salah
satu zat, maka dapat dipisahkan dengan metode sedimentasi atau sentrifugasi.
Dalam unit ini akan dibahas beberapa metode pemisahan campuran yang pada
umumnya digunakan diantaranya yaitu filtrasi, kristalisasi, sublimasi.

2. Metode Pemisahan Campuran

a. Filtrasi/Penyaringan
Filtrasi atau penyaringan merupakan metode pemisahan untuk memisahkan zat padat
dari cairannya dengan menggunakan alat berpori (penyaring). Dasar pemisahan metode
ini adalah perbedaan ukuran partikel antara pelarut dan zat terlarutnya. Penyaring akan
menahan zat padat yang mempunyai ukuran partikel lebih besar daripori saringan dan
meneruskan pelarut. Hasil penyaringan disebut filtrat sedangkan sisa yang tertinggal
dipenyaring disebut residu.

Metode filtrasi biasanya dimanfaatkan untuk memisahkan filtrate dari endapan zat
kimia, menjernihkan preparat kimia di laboratorium atau membersihkan sirup dari
kotoran yang ada pada gula. Penyaringan secarabesar-besaran contohnya membersihkan
air dari sampah pada pengolahan air.

Gambar proses filtrasi

b. Kristalisasi
Kristalisasi merupakan metode pemisahan untuk memperoleh zat padat yang terlarut
dalam suatu larutan. Dasar metode ini adalah kelarutan bahan dalam suatu pelarut dan
perbedaan titik beku. Ada dua cara kristalisasi yaitu kristalisasi melalui penguapan dan
pendinginan.

• Kristalisasi melalui penguapan


Kristalisasi cara ini dilakukan dengan menguapkan pelarut dalam suatu larutan. Proses
dilakukan dengan cara memanaskan larutan sampai semua pelarut menguap dan
diperoleh bahan yang semula terlarut/ zat terlarut. Metoda ini dimanfaatkan pada
industri pembuatan garam.
Berikut gambar contoh kristalisasi garam skala laboratorium sekolah. Kristalisasi
larutan garam dengan cara penguapan. Larutan garam dipanaskan sampai mendidih dan
airnya menguap sampai terbentuk kristal garam.
Gambar teknik kristalisasi melalui penguapan

Kritalisasi melalui pendinginan


Pada kristalisasi ini larutan jenuh yang suhunya tinggi didinginkan sehingga zat terlarut
mengkristal. Hal itu terjadi karena kelarutan berkurang ketika suhu diturunkan. Melalui
kristalisasi ini diperoleh zat padat yang lebih murni karena pengotornya tidak ikut
mengkristal. Contoh kritalisasi kalium nitrat.

c. Sublimasi

Sublimasi merupakan metode pemisahan campuran yang didasarkan pada campuran di


mana salah satu komponen dapat menyublim (perubahan wujud dari zat padat menjadi
gas) sedangkan komponen yang lain tidak dapat menyublim. Bahan-bahan yang
menggunakan metode ini adalah bahan yang mudah menyublim. Contohnya iodium
atau kapur barus yang kotor dapat dipisahkan dan dibersihkan dari kotorannya. Kapur
barus yang bercampur kotoran (pasir) akan menguap menjadi gas ketika dipanaskan
seperti tampak pada gambar berikut.

Gambar 10. Proses Sublimasi Kapur barus

Uap (gas) dari kapur barus akan menyublim menjadi kapur barus dan menempel pada
pinggan penguapan. Dengan cara ini dapat memisahkan kapur barus dari campurannya.
Begitu juga pada iodium, seperti tampak pada gambar berikut. Untuk mendapatkan
iodium yang murni dari campurannya dilakukan dengan sublimasi, yaitu dengan cara
memanaskan campuran tersebutdalam gelas kimia yang ditutup dengan labu alas bulat
yang didalamnya diberi es batu, uap iodium yang mengenai labu alas bulatakan berubah
wujud gas dan memadat kembali membentuk kristal iodium karena pengaruh
pendinginan.

Metode sublimasi pemisahan campuran iodium dengan garam dapur dengan cara
memanaskan campuran tersebut dalam gelas kimia yang ditutup dengan labu alas bulat
yang di dalamnya diberi es batu, uap iodium yang mengenai labu alas bulat akan
berubah membentuk kristal iodium, sedangkan garam dapurnya tertinggal di gelas
kimia.

d. Destilasi

Destilasi adalah suatu metode pemisahan campuran yang didasarkan pada perbedaan
tingkat volalitas ( kemudahan suatu zat untuk menguap ) pada suhu dan tekanan
tertentu. Destilasi merupakan proses fisika dan tidak terjadi adanya reaksi kimia selama
proses berlangsung. Dasar utama pemisahan dengan cara destilasi adalah perbedaan
titik didih cairan pada tekanan tertentu. Proses destilasi biasanya melibatkan suatu
penguapan campuran dan diikuti dengan proses pendinginan dan pengembunan.

Aplikasi destilasi dapat dibedakan menjadi dua jenis yaitu skala laboratorium dan skala
industri. Perbedaan utama destilasi skala laboratorium dan industri adalah sistem
ketersinambungan. Pada skala laboratorium, destilasi dilakukan sekali jalan. Dalam
artian pada destilasi skala laboratorium, komposisi campuran dipisahkan menjadi
komponen fraksi yang di urutkan berdasarkan volatilitas, dimana zat yang paling
volatile akan dipisahkan terlebih dahulu. Dengan demikian, zat yang paling tidak
volatile akan tersisa pada bagian paling bawah. Proses ini dapat diulangi ketika
campuran ditambahkan dan memulai proses destilasi dari awal.

Gambar proses destilasi

e. Kromatografi
Kromatografi merupakan suatu metoda pemisahan berdasarkan perbedaan pola
pergerakan antara fase gerak dan fase diam untuk memisahkan komponen (berupa
molekul) yang berada pada larutan. Molekul yang terlarut dalam fase gerak, akan
melewati kolom yangmerupakan fase diam. Molekul yang memiliki ikatan yang kuat
dengan kolom akan cenderung bergerak lebih lambat dibanding molekul yang berikatan
lemah. Kromatografi dapat dibedakan atas berbagai macam tergantung pada
pengelompokannya. Jenis kromatografi dibedakan berdasarkan pada alat yang
digunakan yaitu Kromatografi Lapis Tipis, Kromatografi Penukar Ion, Kromatografi
Penyaringan Gel, Kromatografi Elektroforesis, Kromatografi Kertas, Kromatografi Gas.
Khusus dalam unit ini akan dibahas Kromatografi Kertas. Kromatografi kertas
merupakan salah satu metode pemisahanberdasarkan distribusi suatu senyawa pada dua
fasa yaitu fasa diam dan fasa gerak. Pemisahan sederhana suatu campuran senyawa
dapatdilakukan dengan kromatografi kertas, prosesnya dikenal sebagai analisis kapiler
dimana lembaran kertas berfungsi sebagai pengganti kolom. Kromatografi kertas adalah
salah satu pengembangan dari kromatografi partisi yang menggunakan kertas

sebagai padatan pendukung fasa diam. Oleh karena itu disebut kromatografi kertas.
Sebagai fasa diam adalah air yang teradsorpsi pada kertas dan sebagai larutan
pengembang biasanya pelarut organik yang telah dijenuhkan dengan air. Dalam
kromatografi kertas fasa diam didukung oleh suatu zat padat berupa bubuk selulosa.
Fasa diam merupakan zat cair yaitu molekul H2O yang teradsorpsi dalam selulosa
kertas. Fasa gerak berupa campuran pelarut yang akan mendorong senyawa untuk
bergerak disepanjang kolom kapiler. Secara umum kromatografi kertas dilakukan
dengan menotolkan larutan yang berisi sejumlah komponen pada jarak 0,5 sampai 1 cm
dari tepi kertas. Setelah penetesan larutan pada kertas, maka bagian bawah kertas
dicelupkan dalam larutan pengambang (developing solution). Larutan iniumumnya
terdiri atas campuran beberapa pelarut organik yang telah dijenuhkan dengan air.
Sistem ini akan terserap oleh kertas dan sebagai akibat dari gaya kapiler akan merambat
sepanjang kertas tersebut. Selama proses pemisahan dilakukan, sistem secara
keseluruhannya disimpan dalam tempat tertutup, ruang didalamnya telah jenuh dengan
uap sistem pelarut ini. Salah satu contoh pemisahan campuran dengan metoda
kromatografi kertas yaitu memisahkan komponen-komponen warna pada tinta, seperti
tampak pada gambar berikut.

Tinta yang berwarna hitam ditotolkan pada kertas, kemudian kertas ini dicelupkan pada
pelarut, pelarut ini akan bergerak membawa komponen-komponen pada campuran yang
larut.
5. Alat evaluasi yang relevan dengan materi Penilaian

LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK


PEMISAHAN CAMPURAN

Materi yang terdapat di alam semesta ini tidaklah murni, melainkan masih berupa
campuran. Seperti halnya udara yang kita hirup setiap hari sampai air laut yang berada
di samudera. Udara sendiri terdiri dari beberapa macam zat seperti oksigen, nitrogen,
air dan yang lainnya. Sedangkan air laut terdiri dari air, garam, dan zat yang lainnya.

Metode pemisahan merupakan suatu cara yang digunakan untuk memisahkan atau
memurnikan suatu senyawa atau skelompok senyawa yang mempunyai susunan kimia
yang berkaitan dari suatu bahan, baik dalam skala laboratorium maupun skala industri.
Metode pemisahan bertujuan untuk mendapatkan zat murni atau beberapa zat murni
dari suatu campuran, sering disebut sebagai pemurnian dan juga untuk mengetahui
keberadaan suatu zat dalam suatu sampel (analisis laboratorium).
Pemisahan komponen-komponen penyusun campuran dapat dipisahkan dengan
beberapa cara, diantaranya: 1) Penyaringan, 2) Pengkristalan dengan penguapan, 3)
Sublimasi, 4) Destilasi 5), Kromatografi , 6) Dekantasi
Untuk mempelajari metode pemisahan campuran ini cobalah lakukan kegiatan di bawah
ini.
Kegiatan 1
Memisahkan Garam Dapur dari Pengotor
I. Tujuan:
Memisahkan garam dapur dari zat pengotor dengan cara penyaringan/filtrasi dan
penguapan/evaporasi.
II. Alat dan Bahan :
Alat: Bahan :
- Kertas saring - Garam dapur kotor.
- Corong gelas - Aquades
- Gelas kimia
- Labu Erlenmeyer
- Cawan penguap
- Batang pengaduk
- Kaki tiga
- Kawat kasa
- Pembakar spirtus
III. Cara Kerja :
1. Larutkan garam dapur kotor sebanyak 3 sendok spatula dengan aquades
secukupnya dalam gelas kimia.
2. Siapkan kertas saring dan lipat dengan cara sebagai berikut:

3. Letakkan kertas saring di dalam corong dan semprotkan sedikit air sampai
kertas saring menempel pada corong.
4. Letakkan corong di atas labu Erlenmeyer atau letakkan corong pada alat
penyangganya.
5. Masukkan filtrat (hasil saringan) ke dalam cawan penguap.
6. Panaskan filtrat tersebut sampai mendidih dan airnya menguap.
7. Zat apakah yang tersisa pada cawan penguap?

IV. Pengamatan :
No Bahan Hasil Pengamatan
1 Campuran (garam kotor) Wujud : ……………………
Warna : ……………………
2 Larutan garam setelah disaring Wujud : ……………………
(filtrat) Warna : ……………………
3. Filtrat setelah dipanaskan Wujud : ……………………
Warna : ……………………

V. Pertanyaan :
1. Apa yang menjadi dasar pemisahan komponen campuran melalui proses
filtrasi?
2. Mengapa garam dapur (NaCl) tidak dapat dipisahkan dari air (pelarut) dengan
cara filtrasi?
3. Apa fungsi dari penguapan?
4. Apa kesimpulan yang dapat di ambil dari percobaaan di atas?
Kegiatan 2
Memisahkan Kapur Barus dari Pengotor

I. Tujuan: Memisahkan kapur barus dari bahan pengotor dengan prinsip


sublimasi
II. Alat dan Bahan :
Alat: Bahan :
- Cawan penguap - Kapur barus
- Kaca arloji - Pasir/tanah
- Kaki tiga
- Kawat kasa
- Pembakar spirtus
- Lumpang dan alu

III. Cara Kerja :


1. Tumbuk 1 buah kapur barus dengan menggunakan lumpang dan alu,
kemudian tambahkan pasir/tanah.
2. Masukkan campuran kapur barus dengan pengotornya ke dalam cawan
penguap.

3. Panaskan cawan tersebut dan tutup bagian atasnya dengan kaca arloji
yang diatasnya disimpan es.
4. Setelah beberapa saat buka tutup tersebut dan amati yang menempel
pada gelas arloji?

IV. Pengamatan :
No Bahan Hasil Pengamatan
1 Campuran (kapur barus dan Wujud : ………………………
pengotor) Warna : ……………………..
2 Campuran setelah dipanaskan Wujud : ……………………
Warna : ……………………..

V. Pertanyaan :
1. Mengapa campuran tersebut harus dipanaskan?
2. Apa kesimpulan yang dapat di ambil dari percobaaan di atas?
3. Carilah bahan-bahan lain yang dapat menyublim!

Kegiatan 3
Kromatografi Kertas
I. Tujuan: Memisahkan zat warna dalam campuran
II. Alat dan Bahan :
Alat Bahan
 Spidol berbagai macam warna  Tinta hitam dan warna lain
 Kertas saring  Aquades
 Gelas kimia

III. Cara Kerja :


1. Siapkan kertas saring berukuran 3 x 10 cm, buat garis pada bagian bawah
dengan jarak 2 cm dari tepi kertas.
2. Masukkan kertas kromatografi ke dalam gelas kimia yang berisi sedikit air,
zat warna jangan tenggelam seperti gambar berikut.

3. Biarkan beberapa saat sampai muncul noda warna lalu keluarkan kertas
kromatografi dari dalam gelas kimia dan amati noda yang ada pada kertas
tersebut. Catat hasil pengamatan!
IV. Pengamatan :
No Bahan Hasil Pengamatan
1 Spidol Warna : ……………………..
Warna : ……………………..
Warna : ……………………..
2 Setelah dilakukan Warna : ……………………..
kromatografi kertas Warna : ……………………..
Warna : ……………………..
V. Pertanyaan :
1. Mengapa zat warna pada tinta dapat teruai didalam kertas kromatografi?
2. Apa kesimpulan yang dapat di ambil dari percobaaan di atas?

Buatlah Laporan Praktikum mengenai “Pemisahan Campuran” ini dengan Format :

A. Judul Praktikum
B. Tujuan Praktikum
C. Dasar Teori
D. Alat dan Bahan
E. Cara Kerja
F. Tabel Data Pengamatan
G. Pembahasan
H. Jawaban Pertanyaan
I. Kesimpulan
a. Penilaian sikap spritual dan sosial

JURNAL PENILAIAN SIKAP

Nama Sekolah : SMP Negeri 1 Marga Tiga


Kelas/Semester : VII/1
Tahun pelajaran : 2020/2021
Guru : Tri Epriningsih, S.Pd.

Catatan Butir TTD Tindak


No Waktu Nama Siswa
perilaku sikap Siswa lanjut
1
2
3
4
5

LEMBAR PENGAMATAN ASPEK SIKAP

Satuan Pendidikan : SMP N 1 Marga Tiga


Mata Pelajaran : Ilmu Pengetahuan Alam
Kelas/Semester : VII/1

Petunjuk:
1. Fokus penguatan karakter pada pembelajaran IPA yaitu sikap kerjasama, toleransi
dan tanggung jawab.
2. Berikut ini diberikan satu daftar perkembangan sikap peserta didik selama
kegiatan pembelajaran berdasarkan perilaku yang teramati.
3. Berilah tanda ceklist (√) pada lembar pengamatan aspek sikap ini berdasarkan

Nama Skor sikap Skor sikap Skor sikap


NO Peserta kerjasama toleransi tanggung jawab Jumlah Nilai
didik 4 3 2 1 4 3 2 1 4 3 2 1

1
2
3
4
5
6
7

Ket :

Nilai =

RUBRIK PENILAIAN ASPEK SIKAP

1. Indikator sikap kerjasama meliputi:


a. terlibat aktif dalam bekerja kelompok
b. kesediaan melakukan tugas sesuai kesepakatan
c. bersedia membantu orang lain dalam satu kelompok yang mengalami kesulitan
d. menghargai hasil kerja anggota kelompok/team work

Penilaian sikap kerjasama yaitu:


a. skor 1 jika 1 atau tidak ada indikator yang konsisten ditunjukkan peserta didik
b. skor 2 jika 2 indikator kosisten ditunjukkan peserta didik
c. skor 3 jika 3 indikator kosisten ditunjukkan peserta didik
d. skor 4 jika 4 indikator konsisten ditunjukkan peserta didik

2. Indikator sikap toleransi yaitu:


a. dapat menyesuaikan diri dengan lingkungan sekitar
b. berempati terhadap kondisi orang lain
c. menerima perbedaan pendapat, suku, agama, ras, budaya, dan gender
d. menerima kesepakatan meskipun berbeda dengan pendapatnya

Penilaian sikap toleransi yaitu:


a. skor 1 jika 1 atau tidak ada indikator yang konsisten ditunjukkan peserta didik
b. skor 2 jika 2 indikator kosisten ditunjukkan peserta didik
c. skor 3 jika 3 indikator kosisten ditunjukkan peserta didik
d. skor 4 jika 4 indikator konsisten ditunjukkan peserta didik

3. Indikator sikap tanggung jawab yaitu:


a. menerima resiko dari tindakan yang dilakukan
b. melaksanakan tugas/pekerjan sesuai dengan target kualitas
c. melaksanakan tugas/pekerjan sesuai dengan target waktu
d. mengembalikan barang yang dipinjam sesuai dengan kondisi semula
e. meminta maaf atas kesalahan yang dilakukan

Penilaian sikap kerjasama yaitu:


a. skor 1 jika 1 atau tidak ada indikator yang konsisten ditunjukkan peserta didik
b. skor 2 jika 2 indikator kosisten ditunjukkan peserta didik
c. skor 3 jika 3 indikator kosisten ditunjukkan peserta didik
d. skor 4 jika 4-5 indikator konsisten ditunjukkan peserta didik

Marga Tiga, Oktober 2020


Guru Mata Pelajaran IPA

TRI EPRININGSIH, S.Pd.


NIP. 199104052019032003

b. Penilaian Keterampilan(Penilaian Unjuk Kerja)

LEMBAR PENILAIAN KETERAMPILAN


(Penilaian Unjuk Kerja)

Mata Pelajaran : IPA


Kelas/Semester : VII / I
Tahun Pelajaran : 2020 / 2021
Topik : Pemisahan campuran
Waktu Pengamatan : ...
Tempat Pengamatan : ...
Kelompok : ...

Skor
No Aspek yang dinilai
0 1 2 3 4

1 Menyiapkan alat dan bahan yang √


diperlukan
2 Melakukan eksperimen sesuai dengan √
prosedur
3 Membuat Laporan/kesimpulan √

Jumlah skor maksimum 10 (4+3+2)

Ket :
Nilai =
RUBRIK PENILAIAN KETERAMPILAN(Penilaian Unjuk Kerja)

No Aspek yang dinilai Skor Indikator


1 Menyiapkan alat dan 2 Menyiapkan semua alat dan bahan yang
bahan yang diperlukan diperlukan
1 Menyiapkan alat dan bahan yang
diperlukan tetapi tidak lengkap
0 Tidak menyiapkan alat dan bahan yang
diperlukan
2 Melakukan eksperimen 4 Langkah percobaan dilakukan dengan
sesuai dengan prosedur metode yang benar dan teliti.
3 Langkah percobaan dilakukan dengan
metode yang benar dan tetapi kurang
teliti
2 Langkah percobaan dilakukan dengan
metode yang kurang benar
1 Langkah percobaan dilakukan dengan
metode yang tidak benar
0 Tidak melakukan percobaan
3 Membuat 3 Menyelesaikan laporan dengan lengkap
laporan/kesimpulan dan
tepat waktu
2 Menyelesaikan laporan lengkap dan
tidak tepat waktu
1 Menyelesaikan laporan tidak lengkap dan
tidak tepat waktu
0 Tidak menyelesaikan laporan

c. Penilaian pengetahuan
Penilaian pengetahuan diambil dari rubrik penilaian pertanyaan pada saat pelaksanaan
praktikum.

NO KUNCI JAWABAN SKOR


1 Percobaan Memisahkan Garam Dapur dari Pengotor
1. Dasar pemisahan metode filtrasi adalah perbedaan ukuran 5
partikel antara pelarut dan zat terlarutnya
2. Karena garam dapur telah larut dengan air sehingga tidak 5
bisa mengunakan metode penyaringan
3. Agar kristal NaCl terbentuk kembali 5
4. Pemisahkan garam dapur dari pengotor menggunakan
metode kristalisasi 5
2 Percobaan Memisahkan Kapur Barus dari Pengotor

1. Agar naftalena menguap dan menempel pada kaca arloji 5


2. Pemisahan naftalena dari zat pengotornya dapat 5
menggunakan metode sublimasi
3. Padatan iodin, padatan arsenik 5

3 Kromatografi kertas
1. Karena zat warna dalam sebuah spidol terdiri dari lebih satu 5
warna
2. Kromatografi adalah cara pemisahan campuran zat 10
berdasarkan perbedaan kecepatan perambatan komponen di
dalam medium tertentu. Kromatografi kertas akan memisahkan
zat-zat yang terdapat pada spidol
Jumlah skor 50

Nilai = Jumlah skor x 2

Daftar pustaka
- Eliyawati, S.Pd, M.Pd. Modul 6, Klasifikasi Materi, sifat dan Kegunaannya. KB
1 : Partikel dan Materi. Kemdikbud 2019
- https://translate.google.com/translate?u=https://en.wikipedia.org/wiki/Naphthal
ene&hl=id&sl=en&tl=id&client=srp&prev=search diakses tanggal 10 Oktober
2020
- https://mimirbook.com/id/b00d1e69fc8 diakses tanggal 10 Oktober 2020
- http://kimia-master.blogspot.com/2011/11/definisi-naftalena-adalah-
hidrokarbon.html diakses tanggal 10 Oktober 2020
- https://sainskimia.com/sifat-sumber-dan-reaksi-natrium-klorida-garam-meja-dapur/
diakses tanggal 10 Oktober 2020
- https://id.wikipedia.org/wiki/Natrium_klorida diakses tanggal 10 Oktober 2020
- https://chemiechocan.wordpress.com/komposisi-dan-sifat-garam-dapur/ diakses
tanggal 10 Oktober 2020
- http://www.efbumi.net/2016/08/apa-itu-pasir.html diakses tanggal 10 Oktober
2020

- https://m.facebook.com/sainskanghasan/photos/a.675258969342415/676155
- 662586079/?type=3 diakses tanggal 10 Oktober 2020
- https://www.academia.edu/38937399/Prinsip_pemisahan_campuran_didasarkan_
pad a_perbedaan_sifatdiakses tanggal 10 Oktober 2020
- https://www.utakatikotak.com/kongkow/detail/8822/Macam-Macam-Pemisahan-
Campurandiakses tanggal 10 Oktober 2020
- https://ardra.biz/dasar-metode-pemisahan-campuran/diakses tanggal 10 Oktober
2020

Anda mungkin juga menyukai