Anda di halaman 1dari 3

UJIAN AKHIR SEMESTER

TAHUN AKADEMIK 2019/2020

NAMA : FEBY SONYA


NPM : 1710631080059
KELAS : 6B – SASTRA
MK : KRITIK SASTRA

No Aspek analisis Skor penilaian


1 Penggunaan diksi dan bahasa figuratif 30
2 Kedalaman intuisi penyair 20
3 Pesan moral 20
4 Ketepatan Penulisan Laporan hasil analisis (jawaban) 10
sesuai EUBI
Jumalah skor penilaian 100

ANALISIS PUSI BERJUDUL “BIRU” KARYA DINA HUSNUL MARIA

Puisi yang berjudul “Biru” karya Dina Husnul Maria seorang mahasiswi
Universitas Singaperbangsa Karawang, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan,
program studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia. Puisi ini telah dibukukan
dalam antologi puisi berjudul “Biru” (2020) mahasiswa Sastra kelas B angkatan
2017. Sebuah puisi yang menggambarkan cinta sepasang kekasih dengan kisah yang
romantis dan berbahagia.

Terdapat diksi dalam puisi berjudul “Biru” dengan menggunakan kata yang
mudah dipahami oleh pembaca. Kata-kata yang dipilih memiliki efek keindahan dan
sering digunakan dalam kehidupan sehari-hari. Serta keterpaduan kata satu dengan
kata yang lainnya memiliki makna yang cukup mudah dimengerti pembaca. Adapun
penggunaan bahasa figuratif atau majas dalam puisi tersbut, seorang penulis
menggunakan beberapa kata dengan bahasa yang tidak biasa sehingga menimbulkan
imaji pembaca, yakni tidak secara langsung mengungkapkan makna sebenarnya,
terdapat beberapa larik puisi yang menimbulkan makna kias dan pelambangan yang
menimbulkan makna lambang. Beberapa majas yang digunakan penulis adalah majas
hiperbola seperti pada kalimat Kita telah sampai di ujung biru (Sepasang kekasih
yang mampu menggapai langit biru), majas metafora seperti pada kalimat Perasaan
seperti oleh-oleh (perasaan diberikan sangat menimbulkan kebahagiaan sebab
sukarela), Di bayu yang sunyi (angin yang berhembus tenang), Kita nikmati biru
lazuardi (sepasang kekasih menikmati keindahan langit biru), majas alegori seperti
pada kalimat Dengan kaki telanjang (tidak mengenakan alas kaki apapun).

Puisi berjudul “Biru” ini termasuk puisi yang memiliki makna cukup dalam.
Ketika pembaca mencoba memahami, sudah pasti akan banyak menerka apa makna
yang tersirat pada setiap larik yang diciptakan penyair. Hal tersebut menggambarkan
bahwa kemampuan penyair berhasil menuliskan puisi tanpa melalui penalaran
rasional dan intelektual, sebab keterkaitan setiap larik menimbulkan makna yang baru
karena ide penyair dalam menulis puisi tiba-tiba saja datang baik itu dari dunia lain,
di luar kesadaran, dan gambaran tertentu. Sehingga penggunaan kosa katanya cukup
baik dan tidak biasa, seperti pada kata si bayu (angin) dan lazuardi (gambaran
langit), ke dua kata itu sangat asing bagi yang baru mendengarnya, namun bagi
penyair kata itu cocok untuk maksud yang disampaikan puisi.

Terdapat pesan moral yang disampaikan oleh penyair lewat karya puisinya,
yakni hidup sebagai sepasang kekasih yang menimbulkan kebahagiaan,
keromantisan, dan ketulusan dengan menciptakan kesan dan pesan yang indah
sebagaimana hubungan adalah karunia Tuhan yang harus dijaga dan disyukuri.
Sehingga apapun yang terjadi, sepasang kekasih akan selalu menjalin cinta dan
asmara yang baik tanpa menimbulkan kesedihan.
BIRU
Oleh Dina Husnul Maria

Kita telah sampai di ujung biru


Di mana
Perasaan sudah seperti oleh-oleh
Benih itu telah menjadi bunga
Ilalang mekar sepanjang bukit
Setiap senja datang
Delion kita tiup
berdua kita
dengan kaki telanjang
Mendaki gunung
Di bayu yang sunyi
Kita nikmati biru lazuardi
irama hujan menitik di sela rambutmu
membiarkan air mengalir dan kembali
ke laut harapku
Lepas dan bahagia

Karawang, 2020

Anda mungkin juga menyukai