Anda di halaman 1dari 14

ANTROPOLOGI KESEHATAN

PRAKTEK BUDAYA SUKU TOLAKI KABUPATEN KONAWE SELATAN

Oleh :

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA

POLITEKNIK KESEHATAN KENDARI

JURUSAN KEBIDANAN

2019
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur atas kehadirat ALLAH SWT Tuhi an Yang Maha Esa karena atas
limpahan rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul
PRAKTIK BUDAYA KABUPATEN KONAWE SELATAN. Makalah ini disusun dalam rangka
memenuhi tugas mata kuliah ANTROPOLOGI KESEHATAN.

Dalam menyusun makalah ini, penulis banyak mengambil sumber dari jurnal, internet,
bahkan dari masyarakat setempat. Penulis menyadari baha dalam penulisan makalah ini masih
banyak terdapat kesalahan, oleh karena itu, Penulis sangat mengharapkan kritikan dan saran yang
bersifat membangun guna menyempurnakan makalah ini. Penulis berharap agar makalah ini
dapat bermanfaat bagi kita semua.

Kendari, 05 Desember 2019


DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL …………………………………………………………. i

KATA PENGANTAR ………………………………………………………... ii

DAFTAR ISI …………………………………………………………………. iii

BAB I PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG ……………………………………………i

B. RUMUSAN MASALAH ………………………………………... ii

C. TUJUAN …………………………………………………………. iii

BAB II PEMBAHASAN

1.1. Definisi Antropologi ……………………………………………… i

1.2. Mengapa Kita Harus Mempelajari Antropologi …………………i

1.3. Praktik Budaya Pranikah Suku Tolaki ................................... i

1.4. Praktik Budaya Pernikahan Suku Tolaki …………… i

1.5. Praktik Budaya Kehamilan dan Persalinan Suku Tolaki …………. .i

1.6. Praktik Budaya Perawatan Bayi dan Anak Suku Tolaki ………….. i

1.7. Praktik Budaya Perawatan Ibu Nifas Suku Tolaki ……………….. .i

1.8. Praktik Budaya Mengenai KB ……………………………………. .i

1.9. Praktik Budaya Mengenai Kesehatan Reproduksi ………………... i

BAB III PENUTUP

A. KESIMPULAN …………………………………………………. I

B. SARANN ……………………………………………………….. II

DAFTAR PUSTAKA
BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Tradisi merupakan aspek kebudayaan daerah yang dapat menambah khazanah budaya
daerah bahkan nasional. Pada masyarakat yang masih menjunjung tinggi leluhurnya,
perubahan besar dalam fase kehidupan adalah ditandai dengan upacara adat. Upacara adat
tersebut sebagai permohonan kepada Tuhan Yang Maha Esa agar orang tersebut mendapat
perlindungan dalam keghidupan barunya.

Suku Tolaki adalah Suku yang mendiami nusantara yaitu letaknya di Sulawesi
Tenggara. Suku Tolaki mendalami daerah yang berada di sekitar Kabupaten Kendari dan
Konawe. Suku Tolaki berasal dari kerajaan Konawe. Ada berbagai macam praktik budaya
dalam Suku Tolaki, yaitu praktik budaya dalam Pranikah, Pernikahan, Hamil, Persalinan,
Perawatan Bayi dan Anak, Nifas, KB (Keluarga Berencana) dan Kesehatan Reproduksi.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka penulis mengambil beberapa rumusan
masalah sebagai berikut :

1.1. Apa yang dimaksud Antropologi Kesehatan

1.2. Mengapa kita harus mempelajari Antropologi

1.3. Bagaimana Praktik Budaya Pranikah dan pernikahan Suku Tolaki

1.4. Bagaimana Praktik Budaya Kehamilan dan Persalinan Suku Tolaki

1.5. Bagaimana Praktik Budaya Perawatan Bayi dan Anak

1.6. Bagaimana Praktik Budaya Ibu Nifas

1.7. Bagaimana Praktik Budaya Mengenai KB

1.8. Bagaimana Praktik Budaya Mengenai Kesehatan Reproduksi

C. Tujuan
Adapun tujuan penulisan makalah sebagai berikut :

1.1. Mengetahui Apa Yang Dimaksud Antropologi

1.2. Mengetahui Mengapa Kita Harus Mempelajari Antropologi

1.3. Mengetahui Bagaimana Praktik Budaya Pranikah dan pernikahan Suku Tolaki

1.4. Mengetahui Bagaimana Praktik Budaya Kehamilan dan Persalinan Suku Tolaki

1.5. Mengetahui Bagaimana Praktik Budaya Perawatan Bayi dan Anak Suku Tolaki

1.6. Mengetahui Bagaimana Praktik Budaya Perawatan Ibu Nifas Suku Tolaki

1.7. Mengetahui Bagaimana Praktik Budaya Mengenai KB

1.8. Mengetahui Bagaimana Praktik Budaya Mengenai Kesehatan Reproduksi

1.1. Definisi Antropologi Kesehatan

Antropologi Kesehatan adalah disiplin yang memberi perhatian pada aspek-aspek


biologis dan sosio-budya dari tingkahlaku manusia, terutama tentang cara-cara interaksi
antara keduanya disepanjang sejarah kehidupan manusia, yang mempengaruhi kesehatan
dan penyakit pada manusia (Foster/Anderson, 1986; 1-3).

Antropologi Kesehatan menjelaskan secara komprehensif dan interpretasi berbagai


macam masalah tentang hubungan timbal-balik biobudaya, antara tingkah laku manusia
dimasa lalu dan masa kini dengan derajat “kesehatan” dan penyakit, tanpa mengutamakan
perhatian pada penggunaan praktis dari pengetahuan tersebut. Partisipasi profesional
“antropolog” dalam program-program yang bertujuan memperbaiki derajat “kesehatan”
melalui pemahaman yang lebih besar tentang hubungan antara gejala bio-sosial-budaya
dengan “kesehatan”, serta melalui perubahan tingkah laku sehat kearah yang diyakini akan
meningkatkan “kesehatan” yang lebih baik. Dalam era globalisasi seperti sekarang ini,
berbagai ilmu yang menunjang profesi sangat diperlukan guna mendukung tenaga kerja
yang profesional. di dalam bidang kesehatan itu sendiri salah satunya adalah antropologi
kesehatan. Oleh sebab itu mari kita bahas apa itu antropologi kesehatan, dalam praktek
budaya suku tolaki.

1.2. Mengapa Kita Perlu Mempelajari Antropologi

Jika kita mempelajari antropologi secara mendalam, kita akan mengetahui dan.
memahami pola perilaku dan pola berfikir individu-individu dalam kesehariannya secara ubiversal
maupun secara menjurus kepada suatu suku atau etnis di suatu wilayah tertentu. Dengan mempelajari
antropologi, kita juga dapat mengembangkan kepekaan kita terhadap sesama, sehingga kita dapat
mengetahui dan menebak masalah-masalah apa saja yang mungkin muncul dalam suatu masyarakat
dikalangan tertentuwdan segera menyiapkan solusi yang paling baik untuk masalah-masalah tersebut.

Berdasarkan antropologi di atas , maka dapat kita hubungkan dengan kehidupan masyarakat Tolaki
khususnya di kabupaten Konawe Selatan mengenai kebiasaan saat Pranikah, Pernikahan, Hamil,
Persalinan, Merawat Bayi, PerawatanNifas, KB, dan Kesehatan Reproduksi (Kespro)

1.3. Praktik Budaya Pranikah Suku Tolaki Kabupaten Konsel

Kebiasaan Antropologi Budaya Antropologi Kesehatan

Suntik paksin oleh kedua calon Menurut Nyonya Siti Aswa Persiapan menikah tidak hanya
pasangan suami istri (Pasutri) masyarakat asli Konawe Selatan membutuhkan fisik dan mental,
Sebelum menikah. mengatakan bahwa kebiasaan tapi juga persiapan kesehatan
yang dilakukan sebelum menikah termasuk vaksin pra nikah. Ingat,
(Pranikah) saat sekarang ini vaksin pranikah adalah bagian
adalah suntik paksin oleh calon dari mempersiapkan kesehatan
pasangan suami istri (Pasutri). sebagai bentuk perencanaan
Tujuan dilakukannya suntik keluarga yang baik.
paksin tersebut ialah agar
Di masa kini, pasangan yang
membuat keseimbangan daya
hendak menikah sudah
tahan tubuh kuat dan tidak
mengetahui adanya premarital
mudah terkena penyakit saat
test, atau tes kesehatan
menikah nanti. Pada zaman
pranikah. Oleh karena itu,
dahulu masyarakat Konawe
penting bagi pasangan
Selatan pernah memiliki
melakukan vaksinasi sebelum
kebiasaan memberi bedak dingin
menikah, untuk mencegah
oleh calon pengantin wanita,
pasangan atau calon bayi nanti
namun sekarang kebiasaan
dari virus berbahaya. Berikut
tradisi tersebut sudah tidak ada
vaksin pra nikah yang perlu
lagi dan sudah tidak ada
dilakukan:
pantangan atau larangan saat
Pranikah. 1. Vaksin TT (Tetanus-Toksoid)

Vaksin ini merupakan aturan


wajib dari pemerintah sebagai
persiapan fisik bagi kaum
perempuan, dan juga dalam
mengurus administrasi di Kantor
Urusan Agama (KUA).

Meski sudah mendapatkan


vaksinaskui IT saat kecil,
perempuan yang ingin menikah
wajib mendapatkan vaksin TT
lagi. Vaksin TT dianggap penting
karena tetanus pernah menjadi
penyakit yang mengakibatkan
kematian bayi di Indonesia.
Bahkan, risiko kematiannya
sangat tinggi hingga hampir
mencapai 100 persen.
Melakukan vaksin TT akan
memberikan perlindungan
kepada ibu dan calon bayi nanti.

2. Vaksin MMR (Measles,


Mumps, Rubella)

Campak (measles), gondongan


(mumps), dan cacar Jerman
(rubella) adalah penyakit yang
disebabkan oleh virus. Orang
dewasa dapat memerlukan
vaksin MMR, karena banyak
orang dewasa berusia 18 tahun
atau lebih juga rentan terhadap
campak, gondongan, dan rubella.

3. Vaksin HPV (Human


Papilloma Virus)

Vaksin HPV berguna untuk


mencegah kanker leher rahim
pada perempuan, dan penyakit
kutil kelamin pada pria. Sehingga
penting mendapatkan vaksin
HPV jika seseorang aktif secara
seksual.
4. Vaksin VZV (Varicella Zoster
Virus)

Vaksin VZV melindungi agar


seseorang tidak terkena cacar
air. Meski banyak kasus cacar air
relatif ringan dan berlangsung 5-
10 hari, namun dalam kasus
tertentu dapat mengancam jiwa.
Risiko komplikasi serius dari
cacar air paling banyak terjadi
pada bayi, orang dewasa lanjut
usia, dan seseorang dengan
sistem kekebalan lemah.
Sehingga, jika hendak
merencakan kehamilan, penting
bagi perempuan melakukan
vaksin VZV jika hendak
merencanakan kehamilan.
(Saifuddin dkk, Abdul Bari)

1.4. Praktik Budaya Pernikahan Suku Tolak Kabupaten Konsel

Kebiasaan Antropologi Budaya Antropologi Kesehatan

Pernikahan Dini Menurut Nyonya Aswa Pernikahan dini cenderung


masyarakat asli Konawe Selatan meningkat setiap tahunnya
pernikahan dini terjadi karena disebabkan faktor tingkat
kemauan dari diri sendiri, pendidikan yang rendah serta
pergaulan bebas, dan juga kondisi sosial budaya setempat.
dipengaruhi oleh kurangnya Pasangan terpaksa menikah dini,
perhatian orang tua kepada disebabkan pihak perempuan
anaknya, entah karena orang hamil sebelum menikah.
tuanya terlalu sibuk dengan
Risiko menikah dini terjadi
pekerjaan ataupun sibuk dengan
hal lainnya. kekerasan dalam rumah tangga,
tidak siap finansial, efek buruk
kesehatan bagi wanita bahkan
dapat menyebabkan kematian
saat persalinan.

Responden menikah dini karena


positif hamil, walaupun usia
masih muda dan tidak
memahami dampaknya. Ada juga
responden yang belum siap
berkeluarga, masa remaja tidak
puas, harus menunda masa
sekolahnya, belum dewasa tapi
sudah terbebani ekonomi dan
merepotkan orang tua.

Sebagaimana dampak negatif


pernikahan dini menurut (lutfil
hakim 2009) adalah kepribadian
kurang matang, banyaknya
problem kehamilan di usia dini,
kesusahan dalam membiayai
keluarga.

Pengguna pornografi bahkan


menjadi cenderung tidak sensitif
terhadap korban kekerasan
seksual di lingkungannya. Pada
tahap berikutnya yaitu act-out
atau berbuat merupakan efek
puncak, yakni melakukan
hubungan seks setelah terekspos
materi-materi pornografi (DR.
Victor Cline dari University of
Utah dalam Chatib, Munif :
2014). Dengan demikian, jika
remaja cenderung senang
terhadap pornografi akan timbul
rangsangan-rangsangan yang
mengarah pada seks.
Rangsangan ini mendorong
remaja untuk melakukan
hubungan seks pranikah yang
pada akhirnya memberikan
dampak kehamilan di luar
perkawinan.
1.5. Praktik Budaya Kehamilan Suku Tolaki Kabupaten Konsel

Kebiasaan Antropologi Budaya Antropologi Kesehatan

Lumimba (mengidam). dukun Menurut Nyonya Aswa Gizi sangat dibutuhkan oleh ibu
beranak dan bidan ikut masyarakat asli Konawe Selatan hamil untuk pertumbuhan dan
membantu didalam proses bahwa kebiasaan yang sering perkembangan janin yang
kehamilan ini. terjadi pada saat hamil adalah dikandungnya. Dengan
lumimba (mengidam). Setiap mengkonsumsi gizi secara
Saat mengidam kemauan setiap seimbang dapat menyebabkan
ibu berbeda-beda. Saat banyak keuntungan dan manfaat
mengidam juga banyak yang bagi ibu hamil diantaranya :
tidak disukai oleh setiap ibu.
1. Memenuhi kebutuhan zat gizi
Mulai dari tidak suka makan
ibu dan janin.
cumi, makan ikan, dan makan
sayuran. Setelah masa lumimba 2. Mencapai status gizi ibu hamil
(mengidam) berakhir, maka ibu dalam keadaan normal, sehingga
hamil melakukan pemeriksaan dapat menjalani kehamilan
kandungannya ke bidan. Jika ada dengan baik dan aman.
keluhan yang ibu hamil rasakan
3. Membentuk jaringan untuk
seperti sakit punggung maka ibu
tumbuh kembang janin dan
hamil akan memanggia dukun
kesehatan ibu.
beranak untuk memijat
punggung nya. Kemudian pada 4. Mengatasi permasalahan
saat akan diimunisasi, maka ibu selama kehamilan Ibu
hamil dibantu oleh bidan saat memperoleh energi yang cukup
diposyandu. yang berfungsi untuk menyusui
setelah kelahiran bayi.

Dengan mengonsumsi kelompok


pangan setiap hari yang terdiri
dari makanan pokok, lauk-pauk,
sayuran, buah-buahan dan
minuman. Mengkonsumsi lebih
dari 1 jenis untuk setiap
kelompok makanan setiap kali
makan akan lebih baik.

Makanan pokok sebagai sumber


karbohidrat yang baik yaitu padi-
padian atau serealia seperti
beras, jagung, dan gandum,
sagu, umbi-umbian seperti ubi,
singkong, dan talas, serta hasil
olahannya seperti tepung-
tepungan, mi, roti, makaroni,
havermout, dan bihun ditambah
sumber protein hewani, seperti
daging, ayam, cumi, telur, susu,
dan keju; serta sumber protein
nabati seperti kacang-kacangan
berupa kacang kedelai, kacang
tanah, kacang hijau, kacang
merah, dan kacang tolo, serta
hasil oalahannya seperti tempe,
tahu, susu kedelai, dan oncom
dan juga mengkonsumsi mineral
yang cukup. Dengan
mengkonsumsi makanan
tersebut secara seimbang maka
itu sangat baik untuk ibu hamil
dan bayinya. (Dewi, A.B.F.K.,
Pujiastuti, N., Fajar)

1.6. Praktik Budaya Persalinan Suku Tolaki Kabupaten Konsel

Kebiasaan Antropologi Budaya Antropologi Kesehatan

Persalinan dibantu oleh bidan Menurut Nyonya Asma


masyarakat asli Konawe Selatan
mengatakan bahwa saat
persalinan maka ibu memilih
dibantu oleh bidan karena
kebanyakan ibu yang memiliki
Tekanan Darah Rendah sehingga
saat persalinan mereka lebih
mempercayai bidan untuk
menolong persalinan. Sebab jika
sesuatu yang tidak diinginkan
terjadi maka dapat ditangani
secara medis.

Anda mungkin juga menyukai