Anda di halaman 1dari 21

“ Tugas Farmakologi”

Nama: Jumiyati
Kelas:1B
Nim:8801190005

PENGURAIAN FUNGSI OBAT DAN JENIS-JENIS OBAT:


1.ANTIEMENTIK
Antiemetik adalah obat-obatan yang digunakan dalam penatalaksanaan mual dan
muntah. Antiemetik Fungsinya untuk mengobati penyakit mabuk kendaraan dan
efek samping dari analgesik opioid, anestetik umum dan kemoterapi terhadap
kanker.
Penggunaan Antiemetika diberikan kepada pasien dengan keluhan sebagai
berikut : 1. Mabuk jalan/Mabuk Darat (Motion Sickness) Penyebab utama mabuk
darat adalah pertentangan antara informasi yang disalurkan oleh organ
keseimbangan otak disatu pihak dan informasi dari indera- indera lain di lain
pihak. Khususnya menyangkut pertentangan antara mata dan indera perasa, yang
sebetulnya harus bekerja sama dengan organ keseimbangan (labirin).
2. Mabuk kehamilan Jenis muntah ini biasanya terjadi antara minggu ke-6 dan ke-
14 dari masa kehamilan akibat kenaikan pesat dari HCG (Human Chorion
Gonadotropin).Gejala- gejala pada umumnya tidak hebat dan hilang dengan
sendirinya, maka sedapat mungkin jangan diobati agar tidak mengganggu
perkembangan organ-organ janin.
3. Mual atau muntah yang disebabkan penyakit tertentu seperti pada pengobatan
dengan radiasi atau obat-obat sitostatik.
JENIS-JENIS OBAT

1. Steroid Contohnya Dexamethasone, biasanya diberikan dalam dosis rendah.


2. Antagonis Dopamin Contoh obat golongan ini adalah :
a. Propulsive (prokinetika): metoklopramida dan domperidon
b.Derivate butirofenon :Droperidol,Haloperidol,Chlorpromazine,
Promethazine, Prochlorperazine
c. Derivate fenotiazin : proklorperazin dan thietilperazin (torecan).
3. Antagonis reseptor 5-hydroxy-tryptamine Beberapa contoh obat yang termasuk
golongan ini adalah : a. Dolasetron b. Granisetron c. Ondansetron d.
Tropisetron e. Palonosetron
4. Kortikosteroida Contoh obatnya: deksametason

FUNGSI OBAT DAN DOSIS ANTIMENTIK:


1.Metoklopramida

Berfungsi untuk mengurangi rasa mual, metoclopramide bekerja dengan cara


mendorong makanan lebih cepat dari lambung ke usus dan Obat ini biasa
digunakan untuk mengatasi gejala mual dan muntah akibat kondisi tubuh tertentu
maupun akibat prosedur pengobatan tertentu.

Efektif pada semua jenis muntah, termasuk akibat radio/khemoterapi dan


migraine, pada mabuk darat obat ini tidak ampuh.
Efek samping : yang terpenting adalah sedasi dan gelisah berhubung rintangan
darah otak. Efek samping lainnya berupa gangguan lambung usus serta gangguan
ekstrapiramidal, terutama pada anak-anak kecil.
Dosis:

Berikut adalah dosis metoclopramide berdasarkan kondisi penyakit:

 Mual dan muntah setelah kemoterapi (tablet): 10 mg, hingga 3 kali sehari,


maksimal selama 5 hari.
 Mual dan muntah setelah kemoterapi (suntik): Dosis awal 2 mg/kgBB, 15-
30 menit sebelum kemoterapi.
 GERD: 10-15 mg, 4 kali sehari, maksimal 12 minggu.
 Gastroparesis diabetik (tablet): 10 mg, 4 kali sehari, selama 4-8 minggu.

2. Ondansetron : zolfran
berfungsi untuk mencegah mual dan muntah yang disebabkan oleh kemoterapi
kanker, terapi radiasi dan pembedahan. Obat ini juga digunakan untuk menangani
gastroenteritis. Efeknya kecil untuk muntah yang disebabkan karena mabuk gerak.
Dapat diberikan melalui mulut, injeksi ke otot atau ke vena.
Efek sampingnya : berupa nyeri kepala, obstipasi, rasa panas di muka dan perut
bagian atas jarang sekali gangguan ekstra pyramidal dan reaksi hipersensitivas.
Dosis:

Dosis ondansentron dalam bentuk obat minum untuk pasien dewasa adalah:

 Radioterapi total: 8 mg, diminum 1-2 jam sebelum pelaksanaan


radioterapi.
 Radioterapi abdomen dosis tinggi: 8 mg, diminum 1-2 jam sebelum terapi,
lalu setiap 8 jam selama 1-2 hari setelah terapi.
 Radioterapi abdomen harian: 8 mg, diminum 1-2 jam sebelum radioterapi,
lalu setiap 8 jam setelah radioterapi.

Dosis ondansentron suntik untuk pasien dewasa dan lansia:

 Dewasa: 8 mg, disuntikkan perlahan melalui pembuluh darah vena


(intravena) atau melalui otot (intramuskular) beberapa saat sebelum radio
 Lansia di atas usia 75 tahun: dosis awal adalah 8 mg, disuntikkan secara
intravena selama 15 menit. Dosis lanjutan adalah 8 mg, setiap 4 jam.

Untuk ondansentron dalam bentuk suppositoria (dimasukkan lewat dubur), dosis


untuk pasien dewasa adalah 16 mg, diberikan 1-2 jam sebelum radioterapi.

Dosis ondansentron dalam bentuk sediaan obat minum untuk pasien dewasa dan
anak-anak berusia 12 tahun ke atas adalah:

 Kemoterapi dengan efek emetogenik (memicu mual) yang biasa: 8 mg,


diberikan 30 menit hingga 2 jam sebelum kemoterapi, lalu diberikan
kembali 8-12 jam setelahnya sebanyak 8 mg.
 Kemoterapi dengan efek emetogenik yang berat: 24 mg dosis tunggal,
diberikan 30 menit hingga 2 jam sebelum kemoterapi.

Dosis ondansentron dalam bentuk sediaan obat minum untuk pasien anak-anak
berusia 4-11 tahun adalah:

 Kemoterapi dengan efek emetogenik biasa: 4 mg, diberikan 30 menit


sebelum kemoterapi. Obat akan diberikan lagi 4 jam dan 8 jam setelah
dosis awal.

Dosis ondansentron suntik untuk pasien dewasa adalah:

 Kemoterapi dengan efek emetogenik biasa: 8 mg secara intravena atau


0,15 mg/kgBB secara intravena. Obat disuntikkan secara perlahan sebagai
dosis tunggal.
 Kemoterapi dengan efek emetogenik berat: 8 mg secara intravena atau
intramuskular. Obat disuntikkan secara perlahan sebagai dosis tunggal
sebelum kemoterapi. Dosis perawatan dapat diberikan melalui infus
sebanyak 1 mg/jam selama 24 jam, atau melalui suntikan sebanyak 8 mg
tiap 4 jam.

Dosis ondansentron suntik untuk pasien lansia adalah:

 Lansia berusia kurang dari 75 tahun: dosis maksimal 16 mg, secara


intravena. Obat disuntikkan perlahan setidaknya selama 15 menit.
 Lansia berusia lebih dari 75 tahun: dosis awal 8 mg, secara intravena.
Dosis lanjutan adalah 8 mg, tiap 4 jam.

Dosis ondansentron suntik untuk anak-anak berusia di atas 6 bulan adalah:

 0,15 mg/kgBB dengan dosis maksimal 8 mg melalui melalui suntikan


intravena, 30 menit sebelum kemoterapi. Dosis dapat diulang lagi 4 dan 8
jam setelah dosis awal.

3. Domperidon: motilium
Domperidone berfungsi untuk mempercepat gerakan saluran pencernaan,
sehingga makanan di dalam lambung lebih cepat menuju usus. Akibatnya, rasa
mual dapat berkurang. Domperidone juga bisa dimanfaatkan untuk merangsang
atau memperbanyak produksi ASI.
Indikasi : berkhasiat menstimulasi peristalstik dan pengosongan lambung, selain
berdaya anti emetis, digunakan pada relflux-esofagus dan pada muntah akibat
khemoterapi dan pada migraine.
Dosis:

Berikut ini adalah takaran umum penggunaan domperidone berdasarkan kondisi


yang ingin ditangani:

Kondisi: mual dan muntah

 Dewasa: 10 mg, 3 kali sehari.


 Anak-anak: ≤12 tahun atau <35 kg 250 mcg, 3 kali sehari. Dosis
maksimal 750 mcg/kgBB sehari.

Kondisi: mual dan muntah akibat kemoterapi atau radioterapi

 Anak-anak: 0.2-0,4 mg/kgBB per hari, setiap 4-8 jam sekali.

Kondisi: merangsang produksi ASI


 Dosis awal 10 mg, 3 kali sehari. Jika setelah 7 hari hasilnya belum
optimal, dosis dapat ditingkatkan menjadi 20 mg, 3 kali sehari.

4. Prochlorperazine
Berfungsi sebagai obat anti muntah sekaligus antipsikotik, yang biasa diresepkan
untuk mengobati skizofrenia. Namun, ini bukan obat untuk menyembuhkan
penyakit, melainkan hanya membantu meredakan gejala mual yang sering
diakibatkannya.
Efek Samping
-Mual dan muntah
-Limbung dan pusing
- Sulit buang air kecil (retensi urine)
-Kadar gula darah tinggi (hiperglikemia)
Dosis:
Pembagian dosis prochlorperazine akan disesuaikan dengan bentuk obat, kondisi,
dan usia pasien:

Bentuk obat: suntik intramuskular/IM (melalui otot) dan intravena/IV (melalui


pembuluh darah)

 Kondisi: meredakan mual dan muntah


12,5 mg IM. Dosis dapat diulang tiap 3–4 jam atau 2,5–10 mg IV pelan.
Dosis maksimal adalah 40 mg sehari.
 Kondisi: meredakan gejala skizofrenia
10–25 mg, 2–3 kali sehari.

Bentuk obat: tablet

 Kondisi: mual dan muntah


Dosis pencegahan: 5–10 mg, 2–3 kali sehari. Dosis pengobatan: 20 mg,
diikuti 10 mg pada 2 jam setelahnya.
 Kondisi: vertigo akibat penyakit Meniere atau labyrinthitis
5 mg, 3 kali sehari. Dosis dapat ditingkatkan sampai 30 mg sehari. Dosis
akan dikurangi secara bertahap menjadi 5–10 mg sehari setelah beberapa
minggu
 Kondisi: meredakan gejala gangguan kecemasan berat (sebagai terapi
tambahan)
15–20 mg sehari, dosis terbagi. Dosis maksimal adalah 40 mg sehari.
 Kondisi: meredakan gejala skizofrenia
12,5 mg, 2 kali sehari selama 7 hari. Dosis bisa ditingkatkan tiap 4–7 hari.

Bentuk obat: suppositoria (melalui dubur)

 Kondisi: meredakan mual dan muntah


25 mg, 2 kali sehari.

2.ANTIBIOTIK
Antibiotik adalah kelompok obat yang digunakan untuk mengatasi dan mencegah
infeksi bakteri. Obat ini Fungsinya dengan cara membunuh dan menghentikan
bakteri berkembang biak di dalam tubuh. Antibiotik tidak dapat digunakan untuk
mengatasi infeksi akibat virus, seperti flu.
JENIS-JENIS OBAT:
1. Penisilin

Penisilin golongan obat antibiotik pertama dalam sejarah kedokteran. Penisilin


digunakan untuk mengobati penyakit seperti radang tenggorokan, pneumonia,
sifilis, meningitis, tuberkulosis (TBC), gonorea atau demam rematik.Penisilin
tersedia dalam bentuk tablet, kapsul, sirup kering, hingga suntikan. Selain itu,
penisilin juga memiliki beberapa jenis yang meliputi:

 Penisilin V
 Penisilin G
 Amoxicillin
 Ampicillin

2. Sefalosporin

Sefalosporin adalah golongan obat antibiotik yang mirip seperti penisilin.


Sefalosporin dapat menyembuhkan berbagai macam penyakit seperti infeksi kulit,
infeksi saluran kemih, radang tenggorokan, infeksi telinga, pneumonia, infeksi
sinus, meningitis, gonorea.

Sama seperti penisilin, sefalosporin memiliki jenis beragam, yaitu:

 Cefazolin
 Cefaclor
 Cefuroxime
 Cefadroxil
 Cefixime
 Ceftriaxone

Efek samping sefalosporin di antaranya adalah mual atau muntah, diare, sariawan,
ruam kulit dan gatal-gatal.

3. Tetrasiklin

Golongan obat antibiotik tetrasiklin digunakan untuk menyembuhkan penyakit


yang disebabkan bakteri klamidia, mikoplasmata, protozoa, atau rickettsiae.
Penyakit maupun gangguan kesehatan yang bisa diredakan oleh antibiotik yang
satu ini adalah:

 Malaria
 Jerawat
 Antraks
 Infeksi saluran pencernaan
 Infeksi gusi
 Infeksi kulit
 Infeksi saluran pernapasan yang akibat bakteri Mycoplasma pneumoniae

Tetrasiklin juga menyebabkan efek samping seperti ruam kulit, gatal-gatal, vagina
gatal, sariawan, pusing, sampai diare.

Demeclocycline, doxycycline, eravacycline, minocycline, omadacycline, dan


tetracycline merupakan jenis obat yang masuk dalam golongan tetrasiklin. 

4. Aminoglikosida

Aminoglikosida adalah golongan obat antibiotik yang digunakan untuk mengobati


infeksi perut, infeksi saluran kemih, bakteremia (kondisi bakteri di dalam darah),
hingga endokarditis (infeksi pada endokardium jantung).

Gentamicin, amikacin, tobramycin, kanamycin, streptomycin, dan neomycin


merupakan jenis-jenis aminoglikosida.

Aminoglikosida adalah jenis antibiotik yang memiliki efek samping parah. Pasien
disarankan untuk tidak mengonsumsinya tanpa anjuran dan pengawasan dokter.

FUNGSI OBAT DAN DOSIS ANTIBIOTIK:

1.Cefazolin
fungsi untuk mengobati berbagai jenis infeksi bakteri. Cefazolin dapat digunakan
baik sebelum atau sesudah operasi tertentu untuk mencegah infeksi. Obat ini
tergolong dalam obat–obatan kelas antibiotik cephalosporin yang bekerja untuk
menghentikan pertumbuhan bakteria.

Dosis Cefazolin untuk orang dewasa

Untuk mengatasi berbagai infeksi bakteri, dosis umum cefazolin adalah 250


hingga 500 mg lewat infus setiap 6-8 jam. Pada kasus tertentu, dosis mencapai 12
g/hari lazim digunakan.

Dosis Cefazolin untuk anak-anak

Untuk mengatasi infeksi bakteri, dosis antibiotik cefazoline adalah:

 25 hingga 50 mg/kg/hari lewat infus dalam 3 atau 4 dosis yang dibagi


seimbang. Sementara jika infeksi parah, 100 mg/kg/hari lewat infus dalam
3 atau 4 dosis yang dibagi seimbang.
 Dosis tidak boleh lebih dari 6 g/hari.

Untuk mengatasi endocarditis (infeksi lapisan jantung), dosis antibiotik


cefazoline adalah:

 100 mg/kg/hari lewat suntikan dalam 3 atau 4 dosis yang dibagi seimbang
 Dosis tidak boleh lebih dari 6 g/hari.

Kesediaan dosis cefazolin adalah:

 Larutan, infus: 1g, 2g


 Larutan, suntikan: 500mg, 1g, 10g, 20g, 100g, 300g

Efek samping Cefazolin


Efek samping yang lebih ringan dari antibiotik cefazolin adalah:

 Reaksi alergi
 Mual dan muntah
 Sakit perut
 Diare ringan
 Otot kaku
 Nyeri sendi
 Perasaan gelisah atau hiperaktif
 Rasa yang tidak biasa atau tidak enak pada mulut
 Gatal-gatal ringan atau ruam kulit
2. Amoxillin

obat yang berfungsi untuk mengatasi infeksi bakteri. Jenis infeksi yang bisa
diobati dengan obat ini antara lain infeksi saluran kemih atau infeksi saluran
pernapasan.

Dosis Amoxillin

Dosis amoxillin berbeda-beda pada tiap pasien. Berikut dosis amoxillin


berdasarkan kondisi yang dialami dan usia pasien:

Kondisi: infeksi telinga, hidung dan tenggorokan

 Anak usia <3 bulan: ≤30 mg/kgBB, dibagi menjadi 2 kali sehari.
 Anak usia >3 bulan dengan BB <40 kg: 20-45 mg/kgBB, dibagi menjadi
2-3 kali sehari.
 Anak usia >3 bulan dengan BB >40 kg: 250-875 mg, 2-3 kali sehari.
 Dewasa: 250-875 mg, 2-3 kali sehari.

Kondisi: infeksi paru-paru

 Anak usia <3 bulan: ≤30 mg/kgBB, dibagi menjadi 2 kali sehari.
 Anak usia >3 bulan dengan BB <40 kg: 40-45 mg/kgBB, dibagi menjadi
2-3 kali sehari.
 Anak usia >3 bulan dengan BB >40 kg: 500-875 mg, 2-3 kali sehari.
 Dewasa: 500-875 mg, 2-3 kali sehari.

Kondisi: infeksi kulit

 Dewasa: 250-875 mg, 2-3 kali sehari.

Kondisi: infeksi saluran kemih

 Dewasa: 250-875 mg, 2-3 kali sehari.

Kondisi: infeksi bakteri H. pylori

 Dewasa: 1 gram, 2 kali sehari, dikombinasikan dengan obat lain.

Efek Samping Amoxillin

Sejumlah efek samping yang dapat muncul akibat penggunaan amoxillin adalah:

 Diare
 Sakit perut
 Mual dan muntah
 Linglung
 Pusing
 Sensasi terbakar di dada
 Insomnia
 Kulit mudah memar

3.Penicillin V atau fenoksimetil

penicillin v adalah antibiotik spektrum luas golongan penicillin yang berfungsi


untuk mengatasi berbagai infeksi yang disebabkan oleh bakteri, seperti infeksi
saluran pernapasan atas oleh bakteri Streptococcus, pneumonia dan otitis
media yang disebabkan Pneumococcus, serta fusospirochetosis.

DOSIS Penicillin V:

Dosis penggunaan penisilin pada tiap pasien tidak selalu sama. Dokter akan
menyesuaikan dosis penisilin dengan kondisi pasien. Berikut ini merupakan dosis
umum penggunaan penisilin berdasarkan kondisi yang ada:

Kondisi Usia Dosis


500 mg, 2 kali sehari, atau
Dewasa 250 mg, 4 kali sehari,
Faringitis Streptococcus selama 10 hari.
250 mg, tiap 8-12 jam,
Anak-anak
selama 10 hari.
Kondisi ringan: 2-4 g per
hari, yang dibagi menjadi 4
dosis, selama 8 minggu.
Aktinomikosis Dewasa
Pembedahan: 2-4 g per
hari, yang dibagi menjadi 4
dosis, selama 6-12 bulan.
Erisipelas (salah satu jenis
Dewasa 500 mg, 4 kali sehari.
infeksi bakteri pada kulit)
250-500 mg, 4 kali sehari,
Periodontitis Dewasa
selama 5-7 hari.
Demam reumatik Dewasa 250 mg, 2 kali sehari.
Anak-anak Di bawah 5 tahun: 125 mg,
2 kali sehari, selama 10
hari.Di atas 5 tahun: 250
mg, 2 kali sehari, selama 10
hari.Pencegahan: 125-250
mg, 2 kali sehari.
Di bawah 12 tahun: 50-75
Infeksi bakteri mg/kgBB per hari, tiap 6-8
Anak-anak
pneumokokus jam.Di atas 12 tahun: 250-
500 mg, tiap 6-8 jam.
Di bawah 5 tahun: 125 mg,
Pencegahan infeksi 2 kali sehari.Di atas 5
Anak-anak
pneumokokus tahun: 250 mg, 2 kali
sehari.

Penisilin juga dapat digunakan untuk mengobati kondisi lain yang tidak tertera
pada daftar di atas. Diskusikan dengan dokter terkait manfaat dan risiko penisilin
secara lengkap.

Interaksi Obat

Berikut ini adalah beberapa interaksi yang dapat terjadi apabila penisilin
digunakan dengan obat lain:

 Meningkatkan kadar obat dalam darah, jika digunakan dengan probenecid.


 Meningkatkan risiko timbul ruam, jika digunakan dengan allopurinol.
 Dapat mengurangi efektivitas vaksin BCG (vaksin untuk tuberkulosis).

Efek Samping

Reaksi orang terhadap tiap obat dapat berbeda-beda. Efek samping yang mungkin
terjadi setelah menggunakan penisilin meliputi:

 Pusing
 Diare
 Mual dan muntah
 Nyeri perut
 Insomnia
 Perdarahan
 Mudah memar
 Gatal
 Ruam

 Demam Reumatik
4.Amikacin
Amikacin adalah obat golongan antibiotik aminoglikosida yang bermanfaat untuk
menangani infeksi akibat bakteri. Obat ini bekerja dengan cara menghambat dan
menghentikan pertumbuhan bakteri penyebab infeksi.

Dosis Amikacin

Kondisi: Infeksi bakteri

 Dewasa: 15 mg/kgBB/hari, sekali sehari atau dibagi dalam 2 jadwal


konsumsi.Dosis maksimal: 1,5 g/hari.
 Anak-anak:
Bayi baru lahir: diawali dengan dosis 10 mg/kgBB, dilanjutkan dengan
7,5 mg/kgBB, setiap 12 jam.
Bayi prematur: 7,5 mg/kgBB, setiap 12 jam.
Anak usia 4 minggu hingga 12 tahun: 15-20 mg/kgBB, sekali sehari
atau dibagi dalam 2 jadwal konsumsi.

Kondisi: Infeksi saluran kemih

 Dewasa: 7,5 mg/kgBB/hari, dibagi dalam 2 jadwal konsumsi.

Interaksi Obat

Berikut adalah interaksi yang dapat terjadi, jika amikacin digunakan dengan obat
lain:

 Meningkatkan kemungkinan terjadinya efek samping, jika digunakan


dengan bacitracin, amphotericin B, ciclosporin, tacrolimus, polymyxin B,
colistin, vancomycin, atau antibiotik aminoglikosida lain.
 Meningkatkan risiko keracunan, jika digunakan dengan furosemide.
 Menurunkan fungsi ginjal, jika digunakan dengan antibiotik sefalosporin.
 Kadar amikacin dalam darah bayi yang baru lahir dapat meningkat, jika
digunakan dengan indomethacin.
 Meningkatkan risiko penurunan kadar kalsium dalam darah, jika
digunakan dengan biphosphonate, seperti zolendronate.
 Berpotensi meningkatkan efek gangguan ginjal dan gangguan
pendengaran, jika digunakan dengan senyawa platinum, seperti cisplatin.
 Dapat meningkatkan risiko gangguan dalam bergerak dan sistem
pernapasan, jika digunakan dengan obat relaksan otot, seperti halothane,
succinylcholine, atracurium, dan vecuronium.

Efek Samping Amikacin


Berikut merupakan efek samping yang mungkin terjadi akibat penggunaan
amikacin:

 Gangguan sistem saraf


 Gangguan pendengaran
 Gangguan fungsi ginjal
 Hipotensi
 Sakit kepala
 Ruam kulit
 Mual dan muntah
 Tremor
 Lemas
 Demam

3.ANALGETIK

Analgetik adalah kombinasi golongan obat yang umumnya berfungsi untuk


meredakan gejala demam dan meredakan rasa nyeri yang dialami pada infeksi,
peradangan otot dan sendi, serta dysmenorrhea.

JENIS-JENIS OBAT

jenis obat yang masuk dalam golongan analgetik , yaitu:

 Salisilat, seperti aspirin.


 Paracetamol.
 Obat antiinflamasi nonsteroid (OAINS), seperti ibuprofen, naproxen
sodium,
 ketoprofen.

FUNGSI OBAT DAN DOSIS ANALGETIK:

1.Aspirin

fungsi Aspirin lainnya adalah dapat dapat menghambat proses perlemakan hati
yang bisa memicu penyakit kanker hati. Selain itu, Aspirin juga bisa membantu
proses mengencerkan darah yang dapat mencegah serangan jantung.

Merek dagang Aspirin: Aspilets, Astika, Farmasal, Miniaspi, Thrombo aspilets

 Kondisi: Pemasangan ring


Dewasa: 325 mg, 2 jam sebelum tindakan dilakukan, dilanjutkan dengan
160-325 mg per hari pasca pemasangan.
 Kondisi: Demam dan nyeri ringan hingga sedang
Dewasa: 325-650 mg setiap 4-6 jam. Dosis maksimal adalah 4000 mg per
hari.

 Kondisi: Pemulihan pasca serangan jantung


Dewasa: 75-325 mg sekali sehari.

 Kondisi: Juvenile rheumatoid arthritis


Anak-anak: 80-100 mg/kgBB/hari, 5-6 kali sehari. Dosis dapat
ditingkatkan hingga 130 mg/kgBB/hari pada kondisi akut.

 Kondisi: Nyeri atau peradangan pada sendi dan otot


Dewasa: Dosis awal adalah 2400-3600 mg per hari, dengan dosis yang
dapat dibagi. Dosis jangka panjang adalah 3600-5400 mg per hari.

2.Paracetamol

Berfungsi dengan cara mengurangi produksi zat penyebab peradangan, yaitu


prostaglandin. Dengan penurunan kadar prostaglandin di dalam tubuh, tanda
peradangan seperti demam dan nyeri akan berkurang.

Merek dagang Paracetamol: Biogesic, Eterfix, Fevrin, Kamolas, Naprex, Ottopan,


Panadol, Pehamol, Pyrexin, Sanmol, Tamoliv, Cetapain, Farmadol, Ikacetamol,
Moretic, Nofebril, Pamol, Praxion, Pyridol, Sumagesic, Tempra.

 Kondisi: Demam dan nyeri ringan hingga sedang


Dewasa: 500-1000 mg, 3-4 kali sehari. Dosis maksimal adalah 4000 mg
per hari.
Anak-anak (dosis maksimal adalah 4 kali sehari)
3-<6 bulan: 60 mg.
6 bulan-<2 tahun: 120 mg.
2-<4 tahun: 180 mg.
4-<6 tahun: 240 mg.
6-<8 tahun: 240-250 mg.
8-<10 tahun: 360-375 mg.
10-<12 tahun: 480-500 mg.
12-16 tahun: 480-750 mg.
 Kondisi: Demam dan nyeri ringan hingga sedang (Obat rektal)
Anak-anak (Diberikan setiap 4-6 jam sekali, atau 4 kali sehari sesuai
kondisi)
3 bulan - <1 tahun: 60-125 mg.
1-<5 tahun: 125-250 mg.
5-12 tahun: 250-500 mg
 Kondisi: Demam pasca imunisasi (obat oral atau rektal)
Anak-anak (2-3 bulan): 60 mg sekali sehari. Jika diperlukan, dosis kedua
dapat diberikan setelah 4-6 jam berikutnya
Non Steroid (OAINS)

3.Ibuprofen

Obat ini berfungsi untuk menurunkan demam dan meredakan nyeri ringan dan
sakit akibat pilek atau flu. Ibuprofen adalah golongan nonsteroidal anti-
inflammatory drug (NSAID). Obat ini bekerja dengan menghalangi produksi zat
alami dalam tubuh yang menyebabkan peradangan.

Merek dagang Ibuprofen: Arfen, Brufen, Farsifen, Iprox, Proris, Prosinal,


Spedifen, Arthrifen, Bufect, Farsifen, Ostarin, Prosic, Rhelafen, Yariven

 Kondisi: Demam
Dewasa: 200-400 mg, 3-4 kali sehari. Dosis maksimal adalah 1200 mg per
hari, atau 2400 mg per hari dalam pengawasan dokter.
Anak-anak (6 bulan-12 tahun): 10 mg/kgBB per kali pemberian, 2-3 kali
sehari. Dosis maksimal adalah 40 mg/kgBB per hari.

 Kondisi: Nyeri ringan hingga sedang


Dewasa: 200-400 mg, 3-4 kali sehari. Dosis maksimal adalah 1200 mg per
hari, atau 2400 mg per hari dalam pengawasan dokter.
Anak-anak: 4-10 mg/kgBB per hari, dibagi menjadi 2-3 kali sehari.

 Kondisi: Juvenile rheumatoid arthritis


Anak-anak: 30-40 mg/kgBB per hari, dibagi menjadi 3-4 kali sehari.
Dosis maksimal adalah 2400 mg per hari.

 Kondisi: Osteoarthritis dan rheumatoid arthritis


Dewasa: 400-800 mg, 3-4 kali sehari. Dosis maksimal adalah 3200 mg per
hari.

 Kondisi: Nyeri haid
Dewasa: 200-400 mg, 3-4 kali sehari. Dosis maksimal adalah 1200 mg per
hari, atau 2400 mg dalam pengawasan dokter

4.Naproxen

fungsi untuk mengurangi rasa sakit misalnya sakit kepala, nyeri otot, tendonitis,
sakit gigi, dan kram menstruasi.

Merek dagang Naproxen: Xenifar

 Kondisi: Nyeri haid, nyeri sendi dan otot


Dewasa: diawali 500 mg, kemudian 250 mg tiap 6-8 jam. Dosis maksimal
adalah 1100 mg per hari.
 Kondisi: Nyeri sendi akibat penyakit asam urat
Dewasa: Dosis awal adalah 750 mg, dan dilanjutkan dengan 250 mg per 8
jam.

 Kondisi: Juvenile idiopathic arthritis


Anak-anak >5 tahun: 10 mg/kgBB/hari, dibagi menjadi 2 kali jadwal
konsumsi

5.Ketoprofen

Fungsi obat ini untuk meredakan nyeri akibat berbagai kondisi. Obat ini sering
digunakan untuk mengurangi nyeri, bengkak, dan kaku sendi akibat radang sendi,
artritis, rematik, dan asam urat.

Merek dagang Ketoprofen: Altofen, Lantiflam, Nazovel, Pronalges, Rhetoflam,


Kaltrofen, Nasaflam, Profika, Remapro, Profenid

 Kondisi: Nyeri dan peradangan


Dewasa: 25-50 mg, 3-4 kali sehari. Dosis maksimal adalah 300 mg per
hari.

 Kondisi: Nyeri dan peradangan (Obat rektal)


Dewasa: 100 mg setiap malam, atau 2 kali sehari. Dosis maksimal
bersamaan dengan obat oral adalah 200 mg per hari.

 Kondisi: Pereda nyeri (Obat topikal)


Dewasa: Oleskan gel kandungan 2,5% ke bagian yang nyeri, 2-4 kali
sehari selama 10 hari.

4.ANTIPIRETIK

Antipiretik adalah obat penurun panas .fungsi obat antipiretik juga menekan
gejala-gejala yang biasanya menyertai demam seperti mialgia, kedinginan, nyeri
kepala, dan lain-lain Namun, pada kenaikan suhu yang rendah atau sedang, tidak
terdapat banyak bukti yang menunjukkan bahwa demam merupakan keadaan yang
berbahaya atau bahwa terapi antipiretik bermanfaat.

JENIS JENIS OBAT ANTIPIRETIK:

1.AINS (obat anti-inflamasi nonsteroid) seperti ibuprofen, naproksen, dan


ketoprofen.
2. Aspirin dan golongan salisilat lainnya.
3. Parasetamol (Asetaminofen)
4. Metamizole
5. Nabumetone
6. Nimesulide
7. Phenazone

FUNGSI DAN DOSIS OBAT ANTIPIRETIK:


1. ASPIRIN
Aspirin masuk ke dalam golongan OAINS (Obat Anti Inflamasi Non
Steroid).fungsi Aspirin lainnya adalah dapat dapat menghambat proses
perlemakan hati yang bisa memicu penyakit kanker hati. Selain itu, Aspirin juga
bisa membantu proses mengencerkan darah yang dapat mencegah serangan
jantung.
Dosis Aspirin

Dosis Aspirin untuk Dewasa atau di atas 16 tahun:

 Aspirin untuk mengatasi nyeri dan demam, dosisnya adalah 325-500 mg


diberikan sebanyak 3 hingga 4 kali dalam sehari.
 Aspirin untuk nyeri akibat pengapuran dan peradangan sendi, dosisnya
diberikan 1000 mg sebanyak 3 atau paling banyak 4 kali dalam sehari.
 Aspirin untuk kondisi angina pectoris alias angin duduk, dosisnya adalah
75-325 mg perhari.
 Aspirin untuk serangan jantung, dosisnya adalah sebanyak 160-162,5 mg
diberikan satu kali sehari. Pemberian Aspirin dimulai sejak serangan
jantung terdeteksi hingga 30 ke depan.
 Aspirin untuk pasca operasi endarterektomi karotis atau pencegahan
stroke, dosisnya diberikan sebanyak 80-650 mg perhari.
 Aspirin untuk pasca operasi bypass jantung, dosisnya adalah 325 mg
sehari sekali selama setahun setelah operasi. Mulai diberikan saat 6 jam
setelah operasi.
 Aspirin untuk pasca operasi coronary stent atau pemasangan ring jantung,
dosinya sebanyak 325 mg sebelum tindakan dan 160-325 mg setiap hari
setelah tindakan.

Dosis Aspirin untuk Anak:

 Aspirin untuk demam atau nyeri anak usia 2-11 tahun, 10-15 mg/Kg. Usia
di atas 12 tahun 325-650 mg.
 Aspirin untuk penyakit Kawasaki, dosisnya sebanyak 80-100 mg/Kg/hari
diberikan dalam dosis terpisah sebanyak 4 kali.

Efek Samping Aspirin

Setiap obat tentunya memiliki efek samping, begitu juga dengan Aspirin. Efek
samping umum dari penggunaan Aspirin antara lain adalah iritasi lambung dan
susu, mual, dan juga gangguan pencernaan. Sedangkan efek samping lainnya yang
mungkin muncul, namun jarang terjadi antara lain adalah memar, muntah, gejala
asma memburuk, pendarahan lambung, dan peradangan lambung.

2. Metamizole

Metamizole berfungsi untuk mengobati banyak tipe sakit seperti tumor, sakit
setelah operasi, atau luka. Obat ini juga dapat diberikan ketika pengobatan  dalam
bentuk lain tidak menunjukkan efek apapun. Metamizole tidak digunakan untuk
menangani rasa sakit ringan (sakit gigi, sakit kepala, nyeri haid).

dosis obat Metamizole untuk dewasa

Dosis umum Metamizole adalah 500-1000 mg beberapa kali sehari. Dosis harian
maksimal adalah 5000 mg. Durasi perawatan tidak boleh lebih dari 5 hari.

dosis obat Metamizole untuk anak-anak

Anak lebih dari 15 tahun

 Tablet diberikan pada anak lebih dari 15 tahun. Anak Anda harus
mengonsumsi 1-2 tablet hingga 4 kali sehari (tidak lebih dari 8 tablet per
hari).
 Dosis 25-50 tetes, hingga 4 kali sehari (tidak lebih dari 200 tetes sehari)
dapat dianjurkan untuk anak diatas 15 tahun.

Untuk neonates berumur dari 3 hingga 11 bulan: 2-6 tetes hingga 4 kali sehari;

Untuk anak berumur dari 1 hingga 3 tahun: 4-12 tetes hingga 4 kali sehari;

Untuk anak berumur dari 4 hingga 6 tahun: 6-19 tetes hingga 4 kali sehari;

Efek Samping

metamizole dapat menyebabkan efek samping yang dihasilkan dari gejala


gastrointestinal:

 Mual
 Muntah
 Diare
 Sakit dan tidak nyaman di perut

Pada sistem saraf, mengonsumsi Metamizole dapat menyebabkan:

 Kantuk
 Nervous
 Sakit kepala
 Mabuk

Pada sistem ginjal:

 Darah pada urin, perubahan warna urin

3. Paracetamol

Berfungsi dengan cara mengurangi produksi zat penyebab peradangan, yaitu


prostaglandin. Dengan penurunan kadar prostaglandin di dalam tubuh, tanda
peradangan seperti demam dan nyeri akan berkurang.

Dosis Paracetamol

dosis paracetamol disesuaikan dengan usia dan kondisi penderita. Berikut adalah
penjelasan paracetamol dalam bentuk obat minum dan suppositoria untuk
meredakan demam dan nyeri:

 Dewasa
325–650 mg tiap 4–6 jam atau 1.000 mg tiap 6–8 jam. Paracetamol
biasanya tersedia dalam bentuk tablet dengan kandungan 500 mg.
Paracetamol 500 mg dapat diminum tiap 4–6 jam sekali untuk meredakan
demam.

 Anak < 2 bulan


10–15 mg/kgBB, tiap 6–8 jam sekali atau sesuai dengan anjuran dokter.

 Anak 2 bulan–12 tahun


10–15 mg/kgBB, tiap 4–6 jam sekali atau sesuai anjuran dokter. Dosis
maksimal 5 kali pemberian dalam 24 jam.

 Anak > 12 tahun


325–650 mg per 4–6 jam atau 1.000 mg tiap 6–8 jam.

Khusus untuk paracetamol infus, dosis dan pemberiannya akan dilakukan


langsung oleh dokter atau oleh petugas medis di bawah pengawasan dokter sesuai
kondisi pasien.

Efek Samping :
1. Demam
2. Muncul ruam kulit yang terasa gatal
3. Sakit tenggorokan
4. Muncul sariawan
5. Nyeri punggung
6. Tubuh terasa lemah
7.Kulit atau mata berwarna kekuningan
8. Timbul memar pada kulit
4. Nabumetone
obat yang biasanya berfungsi untuk mengurangi nyeri, pembengkakan, dan sendi
kaku karena arthritis. Obat ini dikenal sebagai obat anti-inflamasi nonsteroid.
Dosis

Dosis Dewasa untuk Osteoarthritis

Dosis Awal: 1.000 mg diminum 1 kali sehari sebelum tidur

Dosis saat perawatan: 1.500-2.000 mg diminum dalam 1-2 dosis terpisah dengan
dosis harian maksimum 2.000 mg

Dosis Dewasa untuk Rheumatoid Arthritis

Dosis Awal: 1.000 mg diminum 1 kali sehari sebelum tidur

Dosis saat perawatan: 1.500-2.000 mg diminum dalam 1-2 dosis terpisah dengan
dosis harian maksimum 2.000 mg

Dosis nabumetone untuk anak-anak

Belum ada ketentuan dosis obat ini untuk anak-anak. Obat ini bisa saja berbahaya
bagi anak-anak. Penting untuk memahami keamanan obat sebelum digunakan.
Konsultasikan pada dokter atau apoteker untuk informasi lebih lanjut.

Dalam dosis apakah nabumetone tersedia

Tablet, diminum: 500 mg, 750 mg.

Efek samping Nabumetone

Segera cari bantuan medis jika Anda mengalami tanda-tanda dari reaksi alergi
berikut ini: gatal-gatal, sulit bernafas, pembengkakan wajah, bibir, lidah, atau
tenggorokan.

Hentikan pengobatan dan cari bantuan medis atau dokter jika Anda memiliki efek
samping serius seperti:

 nyeri dada, lemas, nafas pendek, susah berbicara, masalah penglihatan dan
keseimbangan
 tinja berwarna gelap dan berdarah
 batuk darah atau mengeluarkan (muntahan) seperti kopi tubruk
 kenaikan berat badan tiba-tiba
 buang air kecil lebih sering atau tidak sama sekali
 mual, nyeri lambung, demam ringan, hilang nafsu makan, air seni
berwarna gelap, tinja berwarna seperti tanah, sakit kuning
 demam, nyeri tenggorokan, sakit kepala, kulit memerah dan mengelupas
 memar, kesemutan parah, mati rasa, nyeri, lemah otot

Efek samping yang tidak terlalu serius termasuk:

 lambung bermasalah, sakit perut,  diare, sembelit


 kentut, perut kembung
 pening, sakit kepala, gugup
 kulit gatal dan muncul ruam
 penglihatan buram
 telinga berdengung

Anda mungkin juga menyukai