Anda di halaman 1dari 10

Nama: Nur Aisyah Nasaruddin

NPM: 2043700056

Konseling Glaukoma

Pasien masuk ke ruangan konseling.

Pasien: permisi mba

Apoteker : iya, silahkan masuk, silahkan duduk bu, perkenalkan nama saya Nur Aisyah
Nasaruddin selaku Apoteker yang bertugas hari ini, ada yang bisa saya bantu?

Pasien : iya mba ada, tadi saya dari Apotek saya dikasih obat tetes mata, hanya saja saya
masih tidak tau cara penggunaanya.

Apoteker : bisa saya lihat obatnya bu?

Pasien : ini bu

Apoteker : mohon maaf sebelumnya bu, dengan ibu siapa saya berbicara?

Pasien : nama saya ramlah bu

Apoteker : umurnya berapa yah bu?

Pasien : umur saya 25 tahun bu.

Apoteker : alamatnya dimana bu?

Pasien: alamat saya di sp2 bu.

Apoteker: sebelumnya saya ingin bertanya mba, keluhan apa yang mba rasakan?

Pasien: mata saya merah dan sakit, dan penglihatan saya agak kabur.

Apoteker : sudah berapa lama bu?

Pasien : sudah sekitar 1 bulan bu

Apoteker : apakah dokter menjelaskan tentang obat ini?


Pasien : tidak ada bu, dokter hanya bilang ini obat tetes mata.

Apoteker : apakah dokter menjelaskan harapan terhadap pengobatan ini?

Pasien: dokter hanya bilang, semoga mata saya cepat sembuh dan tidak sakit lagi.

Apoteker : apa dokter menjelaskan cara menggunakan obat ini?

Pasien: tidak ada bu.

Apoteker :baiklah saya akan menjelaskan tentang obat ini, obat ini digunakan pada malam
hari ya mba. 1 tetes pada mata yang sakit.

cara pemakaiannya, cuci tangan terlebih dahulu, buka tutup tetes mata, jangan sampai
mengenai ujungnya botolnya yah, lalu dongakkan kepala dan tarik kelopak mata bagian
bawah, lihat keatas dan teteskan 1 tetes latanoprosr secara perlahan. Tutup mata mba sambil
menunduk selama 2-3 menit, setelah itu pijat halus ujung mata dekat hidung selama 1
menit, , jika ibu merasa agak buram penglihatannya atau kayah ada pasir dimatanya setelah
ibu meneteskan obat ini, jangan berkedip atau mengucek mata, karna lama-lama akan
kembali normal beberapa menit . setelah dipake segera tutup obatnya yah bu. Dan gunakan
obat ini dijam yang sama setiap harinya yah bu.

pasien: tapi saya takut lupa bu.

Apoteker: jika ibu takut lupa, pasang alarm dihp bu, jika alarmnya bunyi segera gunakan
obatnya. tapi Jangan ibu menambahkan dosis obatnya jika mba lupa memakai obat ini, Karna
akan mengurangi efek obatnya.

Dan simpan obat yang sudah dibuka pada suhu ruangan, ditempat kering dan terhindar
matahari langsung.

Dan obat ini hanya dapat digunakan selama 1 bulan setelah kemasan dibuka. Jika lewat dari 1
bulan, obatnya jangan digunakan lagi yah bu.

Pasien: baik bu.

Apoteker : Apa ada pertanyaan lagi bu?

Pasien: tidak ada bu.

Apoteker : kalau ibu sudah mengerti apa bisa ibu ulangi yang saya jelaskan tadi?

Pasien : bisa bu.


obat ini digunakan pada malam hari, 1 tetes pada mata yang sakit. cara pemakaiannya, cuci
tangan terlebih dahulu,buka tutup tetes mata, jangan sampai mengenai ujungnya lalu
dongakkan kepala dan tarik kelopak mata bagian bawah, lihat keatas dan teteskan 1 tetes
latanoprosr secara perlahan. Tutup mata sambil menunduk selama 2-3 menit, setelah itu pijat
halus ujung mata dekat hidung selama 1 menit, jika merasa agak buram penglihatannya atau
kayah ada pasir dimata setelah meneteskan obat ini, jangan berkedip atau mengucek mata,
karna lama-lama akan kembali normal beberapa menit . setelah dipake segera tutup obat
setelah penggunaan. Dan gunakan obat ini dijam yang sama setiap harinya, jika takut lupa,
pasang alarm dihp , jika alarmnya bunyi segera gunakan obatnya. dan Jangan menambahkan
dosis obatnya jika lupa, Karna akan mengurangi efek obatnya.

Dan simpan obatnya pada suhu ruangan, ditempat kering dan terhindar matahari langsung.

Apoteker : hindari melihat sinar matahari langsung, jangan sampai tetesan air hujan
mengenai mata, hindari juga makanan yang tinggi gula, atau makanan kaleng, makan
makanan yg bergizi seperti sayur, dan jangan terlalu lama menggunakan hp.

Pasien: baik mba, terima kasih.

Apoteker : sama-sama mba.

Pasien: assalamualaikum

Apoteker: walaikumsalam
1. Definisi Glaukoma

Glaukoma adalah salah satu jenis penyakit mata dengan gejala yang tidak langsung, yang
secara bertahap menyebabkan penglihatan pandangan mata semakin lama akan semakin
berkurang sehingga akhirnya mata akan menjadi buta.  suatu penyakit yang memberikan
gambaran klinik berupa tekanan intra okuler penggaungan pupil saraf optik dengan defek
lapang pandangan mata. kerusakan penglihatan yang biasanya disebabkan oleh
meningkatnya tekanan bola mata. Meningkatnya tekanan di dalam bola mata ini disebabkan
oleh ketidak-seimbangan antara produksi dan pembuangan cairan dalam bola mata, sehingga
merusak jaringan-jaringan syaraf halus yang ada di retina dan di belakang bola mata.

2. GEJALA DAN TANDA

Sebagian besar kasus glaukoma awal tidak memberikan gejala yang berarti bahkan
asimptomatik, kalaupun ada gejala biasanya hanya berupa rasa tidak enak di mata, pegal-
pegal di mata atau sakit kepala separuh yang ringan.  Gejala-gejala tersebut tidak
menyebabkan penderita memeriksakan ke dokter atau paramedis, sehingga sulit untuk
menemukan pasien dengan glaukoma stadium awal. Gejala dan tanda yang lebih spesifik
tergantung dari jenis glaukoma, seperti berikut :

1. Glaukoma primer sudut terbuka

–     Gejala awal : mungkin tanpa gejala, rasa lelah pada mata, rasa pegal pada mata, fluktuasi
tajam penglihatan, dan kadang-kadang melihat seperti pelangi sekitar lampu.

–     Gejala lanjut : penyempitan lapang pandang – buta

2. Glaukoma primer sudut tertutup

–       Gejala akut : rasa sakit berat (cekot-cekot) di mata, dapat sampai sakit kepala dan
muntah-muntah, mata merah, berair, dan penglihatan kabur

–       Gejala kronik : gejala hampir sama dengan yang akut tetapi rasa sakit, merah dan kabur
dapat hilang dengan sendirinya, dan terjadi serangan berulang beberapa kali. Biasanya rasa
sakit kurang berat dibandingkan dengan yang akut.

3. Low tension glaucoma/Normotension glaucom a

Keadaan ini mempunyai gejala dan tanda seperti glaukoma primer sudut terbuka. Tanda yang
spesifik terdapat glaukoma dengan tekanan tidak tinggi, mungkin hanya sekitar 20 mmHg
atau di bawahnya, terdapat kerusakan papil saraf optik dan kelainan lapang pandang yang
berciri kerusakan karena tekanan tinggi, dan pada pemeriksaan OCT terdapat penipisan
serabut saraf.

4. Glaukoma sekunder

Gejala tergantung kecepatan kenaikan TIO, jika kenaikan TIO terjadi perlahan-lahan maka
tidak menimbulkan gejala yang nyata. Jika TIO naik dengan cepat dan tinggi maka dapat
terjadi gejala seperti penglihatan kabur, mata merah, dan rasa sakit di mata dan sakit kepala.

5. Glaukoma kongenital

Gejala dan tanda dapat terlihat pada saat lahir atau pada tahun awal kehidupan seperti
fotofobia/takut sinar dan mata berair.

3. Diagnosis glaukoma

Ditegakkan berdasarkan anamnesis, faktor risiko yang mendukung, pemeriksaan fisik


dan pemeriksaan penunjang.

Anamnesis

Keluhan utama pasien glaukoma berbeda tergantung jenis glaukomanya.

Glaukoma Sudut Terbuka

Pada glaukoma sudut terbuka, keluhan utama akan lebih pada masalah lapangan pandang dan
tajam penglihatan:

 Pasien cenderung mengeluhkan sering tidak melihat barang sehingga mudah


tersandung, saat membaca terdapat beberapa kata yang hilang, dan tajam penglihatan
yang tidak membaik setelah dikoreksi
 Keluhan lain yang dapat terjadi antara lain: sakit kepala yang tidak dapat dijelaskan
lokasinya dan nyeri diperparah sesaat terjadi perubahan tekanan udara di sekitar
pasien

Glaukoma Sudut Tertutup

Berbeda dengan glaukoma sudut terbuka, keluhan pasien dengan glaukoma sudut tertutup
akan timbul saat kondisi akut. Keluhan jarang timbul pada kondisi tenang karena cenderung
asimtomatik.

 Keluhan utama biasanya nyeri kepala di daerah mata yang sangat mengganggu, biasa
diserati mual dan muntah
 Mata merah dan berair
 Pandangan menjadi kabur dan tidak jelas oleh karena edema kornea.

Glaukoma Normotensi

Pada kasus normal tension glaucoma (NTG) keluhan juga tampak secara khas.

 Keluhan utama biasanya nyeri kepala yang semakin lama-semakin meningkat.


Terkadang sakit kepala susah dibedakan dengan migrain
 Pada kondisi kronik, akan berujung pada penyempitan lapangan pandang.

3. Etiologi Glaukoma
a. Okular hipertensi atau tekanan yang meningkat di dalam mata
b. Usia lanjut, dimana biasanya memiliki ketebalan kornea yang tipis
c. Keturunan dan ras
d. Jenis kelamin
e. Faktor genetik, adanya mutasi gen
f. Faktor lainnya seperti : hipertensi, penggunaan jangka panjang steroid, kondisi yang
membatasi aliran darah ke mata (misal : retinopati diabetes dan neovascular glaukoma),
okular trauma, dan uveitis

4.   Jenis Glaukoma

a.      Glaukoma primer

 -Glaukoma sudut terbuka menahun:

Glaukoma Sudut-Terbuka Primer adalah tipe yang yang paling umum dijumpai.
Glaukoma jenis ini bersifat turunan, sehingga resiko tinggi bila ada riwayat dalam keluarga.
Biasanya terjadi pada usia dewasa dan berkembang perlahan-lahan selama berbulan-bulan
atau bertahun-tahun.Seringkali tidak ada gejala sampai terjadi kerusakan berat dari syaraf
optik dan penglihatan terpengaruh secara permanen. Pemeriksaan mata teratur sangatlah
penting untuk deteksi dan penanganan dini.Glaukoma Sudut-Terbuka Primer biasanya
membutuhkan pengobatan seumur hidup untuk menurunkan tekanan dalam mata dan
mencegah kerusakan lebih lanjut.

 -Galukoma sudut tertutup akut

Pada glaukoma ini ditandai dengan serangan akut meningginya tekanan intraokuler
selama beberapa jam. Tekanan ini biasanya bisa berlipat tiga, 4 kali dari tekanan normal. Bila
bola mata ditekan akan terasa empuk, tetapi pada saat terjadi serangan maka bola mata teraba
keras seperti batu dan aliran cairan mata terhambat sama sekali. Glaukoma Sudut-Tertutup
Akut lebih sering ditemukan karena keluhannya yang mengganggu. Gejalanya adalah sakit
mata hebat, pandangan kabur dan terlihat warna-warna di sekeliling cahaya. Beberapa pasien
bahkan mual dan muntah-muntah. Glaukoma Sudut-Tertutup Akut termasuk yang sangat
serius dan dapat mengakibatkan kebutaan dalam waktu yang singkat.
b.      Glaukoma sekunder
Glaukoma Sekunder disebabkan oleh kondisi lain seperti katarak, diabetes,trauma,
arthritis maupun operasi mata sebelumnya. Obat tetes mata atau tablet yang mengandung
steroid juga dapat meningkatkan tekanan pada mata. Karena itu tekanan pada mata harus
diukur teratur bila sedang menggunakan obat-obatan tersebut. Glaukoma yang terjadi akibat
penyakit mata lain yang menyebabkan penyempitan sudut / peningkatan volume cairan dari
dalam mata dapat diakibatkan oleh : perubahan lensa , Kelainan, uvea , Trauma bedah.
Naiknya tekanan intraokular pada glaukoma ini karena terhambatnya aliran cairan air mata
yang melewati pupil atau ditempat keluarnya melalui kanal schlem.

5. Patofisiologi Glaukoma

Penurunan penglihatan pada glaukoma terjadi karena adanya apoptosis sel ganglion
retina yang menyebabkan penipisan lapisan serat saraf dan lapisan inti dalam retina serta
berkurangnya akson di nervus optikus. Diskus optikus menjadi atrofi disertai pembesaran
cawan optik.Kerusakan saraf dapat dipengaruhi oleh peningkatan tekanan intraokuler.
Semakin tinggi tekanan intraokuler semakin besar kerusakan saraf pada bola mata. Pada bola
mata normal tekanan intraokuler memiliki kisaran 10-22 mmHg. 5

Tekanan intraokuler pada glaukoma sudut tertutup akut dapat mencapai 60-80 mmHg,
sehingga dapat menimbulkan kerusakan iskemik akut pada iris yang disertai dengan edema
kornea dan kerusakan nervus Optikus.

6. Terapi Farmakologi
Obat yang paling sering digunakan untuk mengobati glaukoma adalah non selektif
beta blocker, analog prostaglandin (lataanoprost, travoprost,dan bimatoprost)
brimonidine (a2-agonis), dan kombinasi tetap timolol dan dorzolamide.

7. Terapi Non Farmakologi

Laser dan bedah

Ketika terapi obat gagal, tidak ditoleransi, atau terlalu rumit, prosedur bedah seperti
trabeculoplasty laser (argon atau selektif) atau bedah trabeculectomy (prosedur penyaringan)
dapat dilakukan untuk meningkatkan arus keluar. Trabeculoplasty laser biasanya merupakan
langkah menengah antara terapi obat dan trabeculectomy. Prosedur dengan tingkat
komplikasi tinggi (perusakan tubuh ciliary (cyclodestruction)) ini , mungkin diperlukan bila
metode lain gagal. Metode bedah untuk mengurangi TIO ini melibatkan penciptaan sebuah
saluran dimana aqueous humor dapat mengalir dari ruang anterior ke ruang subconjunctival,
dimana diserap kembali oleh pembuluh darah. Agen antiproliferatif 5 – fluorourasil dan
mitomycin C digunakan pada pasien yang menjalani operasi glaukoma-penyaringan untuk
meningkatkan tingkat keberhasilan dengan mengurangi proliferasi fibroblast dan konsekuen
jaringan parut.

Terapi laser dan bedah yang dilakukan adalah :

1. Iridektomi dan iridotomi perifer

Sumbatan pupil paling baik diatasi dengan membentuk komunikasi langsung antara kamera
anterior dan posterior sehingga beda tekanan diantara keduanya menghilang. Hal ini dapat
dicapai dengan laser neonidium : YAG atau aragon (iridotomi perifer) atau dengan tindakan
bedah iridektomi perifer. Iridotomi laser YAG adalah terapi pencegahan yang digunakan
pada sudut sempit sebelum terjadi serangan penutupan sudut.

1. Trabekuloplasti laser

Penggunaan laser untuk menimbulkan luka bakar melalui suatu goniolensa kejalinan
trabekular dapat mempermudah aliran keluar humor aqueuos karena efek luka bakar tersebut
pada jalinan trabekular dan kanalis Schlemm serta terjadinya prosese-proses selular yang
meningkatkan fungsi jalinan trabekular. Teknik ini dapat diterapkan untuk bermacam-macam
bentuk glaukoma sudut terbuka, dan hasilnya bervariasi bergantung pada penyebab yang
mendasari. Penurunan tekanan biasanya memungkinkan pengurangan terapi medis dan
penundaan tindakan bedah glaukoma.

1. Bedah drainase glaukoma

Tindakan bedah untuk membuat jalan pintas dari mekanisme drainase normal, sehingga
terbentuk akses langsung humor akuos dari kamera anterior ke jaringan subkonjungtiva atau
orbita, dapat dibuat dengan trabekulotomi atau insersi selang drainase. Penyulit utama
trabekulotomi adalah kegagalan bleb akibat fibrosis jaringan episklera. Goniotomi adalah
suatu teknik yang bermanfaat untuk mengobati glaukoma kongenital primer, yang tampaknya
terjadi sumbatan drainase humor akuos dibagian dalam jalinan trabekular.

1. Tindakan siklodestruktif

Kegagalan terapi medis dan bedah dapat menjadi alasan untuk mempertimbangkan tindakan
destruksi korpus siliaris dengan laser atau bedah untuk mengontrol tekanan intraokuler.
Krioterapi, diatermi, ultrasonografi frekuensi tinggi, dan yang paling mutakhir terapi laser
neodinium : YAG thermal mode, dapat diaplikasikan kepermukaan mata disebelah posterior
limbus untuk menimbulkan kerusakan korpus siliaris dibawahnya. Semua teknik
siklodestruktif tersebut dapat menyebabkan ftisis dan harus dicadangkan sebagai terapi untuk
glaukoma yang sulit diatasi.
ALGORITMA GLAUKOMA
Konsul kedokter spesialis mata

Terapi farmakologi

Terapi non farmakologi

Laser
Bedah
Daftar pustaka

Ilyas S. Ilmu penyakit mata, 3 ed, jakarta. Fakultas kedokteran universitas.2007.Indonesia

Jane O, Lorraine C. Ophtalmology at a glanc. 2005. Blsckwell sciene.

Neal, M.J. At a Glance Farmakologi Medis Edisi Ke Lima.2006. Erlangga:Jakarta

Neil KF, Peter KK, William BT. Review of ophtalmology, 2005. Elsevler
saunders:philadelphia USA

Anda mungkin juga menyukai