Anda di halaman 1dari 5

Gelar dan Jabatan di Kraton

Surakarta

satriotomo-gombal.blogspot.com Sumber Foto : Wikipedia

Gelar dan Jabatan di Kraton Surakarta


Dirangkum dari  hasil transliterasi Serat Wadu Aji

Serat Wadu Aji adalah naskah Jawa yang memuat peraturan tentang sebutan, gelar dan
tugas sebagai abdi negara di Kraton Surakarta. Beberapa aturan yang ada di dalamnya
antara lain : gelar jabatan atau kepangkatan serta gelar khusus. Tentang pemakaian serta
awal mula adanya aturan gelar jabatan atau kepangkatan ini Marduwiyoto (1981:156)
menyebutkan bahwa munculnya pemakaian gelar dalam pemerintahan di Jawa sudah ada
sejak Kerajaan Medang Kamulan masa Prabu Sindula. Peraturan itu dituangkan dalam
Serat Raja Kapa-Kapa.
Gelar dan Jabatan di Serat Wadu Aji di klasifikasikan dalam beberapa bidang : 

Bidang Pemerintahan
Jabatan bidang pemerintahan adalah jabatan yang diemban seorang dilingkungan Kraton
dalam administrasi pemerintahan kerajaan.
1. Patih, berarti parentah, berhak memerintah , memiliki kemampuan terhadap peraturan
negara, memiliki wewenang dan kekuasaan untuk menyampaikan dan menyempurnakan
perintah raja. Dalam serta Undang-undang Pranatan disebutkan seorang patih bertugas
mencari jalan terbaik yang berkewajiban menguasai kondisi kerajaan. Karena cakupannya
yang luas dalam menjalankan tugasnya ada dua jabatan patih, yaitu patih Njero dan Patih
Njaba.
2. Adipati : sesorang yang mendapatkan kekuasaan dan mendapat perintah langsung dari
patih untuk menyampaikan kebawahannya. Dalam pemerintahan seorang Adipati juga dapat
disebut sebagai patih, dan dalam keprajuritan adipati merupakan panglima prajurit
3. Bupati, (bawahan perintah) di bawah patih yang memiliki otonomi sendiri dalam
menjalankan pemerintahannya. Dalam menjalankan tugasnya seorang bupati berpedoman
pada perintah raja dan patih. Jabatan bupati dapat diisi oleh sentana dalem yang gelarnya
disesuaikan dengan tingkatan keturunan (gradnya)
4. Tumenggung, merupakan pimpinan yang bertanggung jawab dan berhak memeriksa
segala tindakan raja. Tumenggung juga berkewajiban merawat senjata milik raja serta
bertanggung jawab atas perilaku baik-buruk temannya. Tumenggung adalah kontroler bagi
raja, baik yang terbuka maupun rahasia.
5. Wedana, berarti pemuka. Pimpinan yang berhak sebagai mediator atau perantara
pekerjaan serta wajib jadi teladan. Wadana diartikan sebagai pemimpin golongan priyayi
dan atau kedistrikan. Wewenang dan kekuasaanya menjalankan semua perintah dari
kerajaan untuk diteruskan pada bawahannya serta melayani perkara yang dibawa ke kantor
atau kerajaan
6. Punggawa, bertugas memimpin kegiatan upacara kenegaraan, selain itu punggawa juga
dapat sebagai pengganti posisi patih jika berhalangan menjalankan tugas.
7. Hariya. Sebutan ini ditujukan untuk keluarga raja yang bertugas mengatur pekerjaan para
wadana maupun lingkungan istana. Seorang hariya juga bertanggungjawab atas ketertiban
dan ketenangan negara
8. Kaliwon, memiliki beberapa pengertian. Dapat diartikan orang yang kapiji (kepilih) ia
berhak menerima perintah dari bupati. Kaliwon juga diartikan sebagai pemimpin pedesaan
dibawah bupati dengan gaji seluas 2000 karya.
9. Panewu, sebutan bagi seorang yang berada di bawah Kaliwon, ia menerima perintah dari
atasan langsung dalam hal ini kaliwon untuk disampaikan kepada kelompok bawahannya.
Panewon juga disesuaikan dengan gaji seluas 1000 karya.
10. Mantri. Mempunyai hak wewenang untuk bermusyawarah dengan para atasanya dan
pejabat tinggi di istana. Seorang mantri dalam perilakunya dilandasi oleh sifat nistha, madya
dan utama yang diarahkan pada tindakan kebaikan.
11. Hariya Papati, berarti wadana parentah,yaitu orang yang diberi kepercayaan menerima
perintah dan melakukan perintah, peraturan yg harus diketahui secara luas dalam dan luar
istana. Jabatan ini dalam pemerintahan tradisional Jawa kurang begitu dapat dilacak.
12. Tandha Moi, adalah jabatan bagi seseorang yang berwe nang memberikan tandha
kepangkatan serta memberi pengarahan dalam bidang pekerjaan mulai yang besar sampai
yang kecil.
13. Kabayan, bertugas menyampaikan perintah dari atasan kepada bawahan.
14. Angabehi , Ngabehi adalah jabatan seseorang yang betugas menyatukan atau
mengkoordinir pekerjaan yang dapat diselesaikan dalam lingkungan istana.
15. Demang, bertugas memegang pemerintahan desa. Selain itu mempunyai wewenang
untuk menilai terhadap pakaian yang dikenakan semua prajurit. Menurut Poerwodarminto
(1939:66) , seorang Demang juga termasuk asisten Wedana dan juga pemimpin daerah
perdikan.
16. Palimpingan, bertugas membuat arah kebijakan negara sehingga arah dan tujuan
negara dapat tercapai.
17. Pasingsingan, bertugas menempatkan para abdi dilingkungan istana ( Pasingsingan
adalah tangan kanan dari Tandha Moi) 
18. Palingsingan, bertugas menempatkan para abdi yang memiliki jabatan khusus
dilingkungan istana, jadi meskipun faktor keturunan sangat berpengaruh namun hak ada
pada Palingsingan untuk menempatkan jabatan khusus kerajaan.
19. Pakulupan, disebut juga pemagangan, orang yang berhak memerintah para abdi calon
pegawai di lingkungan istana.
20. Mantri Panglima, disebut juga Mantri Manca Gangsal, yaitu pejabat atau pembesar
menteri luar desa, maksudnya pengawas hutan dan berpangkat mantri. Mantri panglima
memperoleh tanah palungguh seluas 1000 karya.
21. Umbul, adalah pemimpin pedesaan dan berkedudukan sama dengan panewu.
22. Bubuyut, seseorang yang menjadi teladan di desa, serta berkedudukan sebagai
paneket, Bubuyut memperoleh tanah lungguh 50 karya.
23. Aden-aden, perantara orang pedesaan ke pemerintah atau negara. Aden-aden
berkedudukan sebagai mantri panglawe. Ia mendapatkan tanah seluas 25 karya.
24. Lurah, disebut pula Kapala. Ia berhak menjadi pemimpin orang pedesaan. Lurah
mendapat tanah setengahnya panglawe atau 12,5 karya.
25. Patinggi, memiliki hak memberi pangkat serta pekerjaan bagi orang kecil di pedesaan
yang dibawh perintahnya. Patinggi memperoleh tanah 6,25 karya.
26. Bekel, memelihara baik buruknya desa maupun kelancaran dalam menjalankan
peraturan serta kewibawaan desa, bekel memperoleh tanah seluas 3,125 karya.
27. Sikep, orang kecil yang punya pekerjaan tetapi tidak cukup untuk kebutuhan sehari-hari.
Ia dapat tanah lungguh 1,5 karya.
28. Karaman, orang kecil yang tidak punya pekerjaan.

Bidang Keamanan atau keprajuritan


Untuk menjaga keutuhan serta keamanan negara maka bidang pertahanan dan keamanan
sangat penting, berikut jabatan di bidang keamanan dalam pemerintahan kraton.
1. Senopati, pejabat kerajaan yang menerima kuasa segala perintah khususnya dalam
bidang pertahanan dan keamanan. Senopati berhak menentukan taktik atau siasat dalam
menghadapi musuh, seluk beluk keprajuritan, pengiriman mata-mata maupun pengambilan
sikap dalam peperangan.
2. Nayaka, orang yang berhak menjadi pimpinan prajurit.memerintah dan mengerahkan
bawahannya
3. Sinang Hariya, berhak menyatu dalam pekerjaan dan tindakan para keluarga raja, dituntut
supel, merakyat serta pandai dalam melayani kehendak raja.
4. Panji, sebutan keluarga kerajaan yang berhak menjadi prajurit. Panji digolongkan dalam
kepangkatan militer oleh sebab itu panji harus memiliki pengetahuan, ketrampilan dan
karakter seorang prajurit.
5. Haryo Tiron, artinya Wadana Panulad. Seorang yang memperoleh kepercayaan dari
kraton untuk mengajar atau melatih kerja maupun menerapkan peraturan kerja yang benar.
Seorang disebut haryo tiron juga berhak menjaga seluk beluk terhadap tindakan musuh
untuk menjaga keselamatan kerajaan dan keluarga raja.
6. Haryo Niti, seorang yang mendapat kepercayaan dalam tugas kenegaraan memimpin
prajurit negara, haryo niti juga berhak menjaga perlengkapan milik raja dan juga memeriksa
pekerjaan abdi among tani dengan cara melihat dan menilai hasil bumi dari para petani yang
diberikan ke negara. Tugas haryo niti bertugas sebagai pimpinan para prajurit dilakukan jika
ada perintah untuk pengawalan khusus raja.
7. Karengas, mata-mata dalam menjaga keselamatan raja
8. Kajineman, mata-mata negara
9. Panji andaka, pimpinan prajurit bawahan
10. Wirancana, bertugas didalam istana untk menghadapi kraman (penyerang) dlm istana
11. Wiraraja, penjaga keamanan dan keselamatan lingkungan istana
12. Wirasinga, disebut juga Singobarong. Prajurit penjaga diluar istana
13. Singasari, menjaga keselamatan para wanita yang menjadi pendaping raja di istana
14. Suratani, prajurit desa yang menjaga keamanan di tingkat desa.

Bidang Perekonomian dan perdagangan


1. Haryo Kandha, pemimpin para saudagar, memeriksa perniagaan baik yng keluar maupun
masuk negara. Termasuk dalam istana.
2. Patya Tandha, bertugas memimpin dan mengawasi bagian pabean daratan
3. Pecat Tandha, bertugas mengawasi dan memimpin pelabuhan atau berkaitan dengan
kelautan, muara dan sungai besar.
4. Tandha Mantri, bertugas mengelola, memungut atau menarik biaya pasar atau retribusi
5. Jambaleka, bertugas melindungi, menerima, memeriksa seseorang khususnya dalam
perkara penangkapan ikan laut

Bidang Hukum
1. Haryo Manguri, disebut juga Wadana Pamudharan, bertugas memimpin para Jaksa atau
yang mengadili perkara yang ada. Menyelesaikan perkara, membuat praturan yang baik.
( pengontrol jaksa dalam menegakan kebenaran dan kebijakan)
2. Jaksa, diberi tugas dan wewenang dibidang perkara, menegakan kebenaran serta
menyelesaikan permasalahan seadil-adilnya tanpa membeda-bedakan kelas.
3. Paragak, bertugas meluruskan perkara yang timbul pada orang kecil di pedesaan.

Jabatan khusus
1. Adipati Kupu, jabatan adipati yang merdeka sebagai orang yang memimpin para ahli serta
berhak memerintah terhadap tegaknya peraturan agama. Tingkat keahlian itu meliputi
segala bidang, bik keprajurutan, perdukunan, pemerintahan, seni, kesusastraan, agama
serta peraturan negara. Gelar yang diperolehnya adalh Raden, Kayi atau Mas.
2. Prameya, sebutan golongan yang mempunyai nilai lebih atau pejabat teras. Dengan
sebutan Prameya berhak menjadi pengganti untuk menjalankan pekerjaan seorang
punggawa. Posisinya cenderung sebagai penyempurna dari tugas punggawa.
3. Haryo Leka, jabatan seseorang yang memperoleh kepercayaan dari kerajaan khusus
untuk memimpin para abdi yang ahli dalam perhitungan. Dituntut memiliki ilmu dalam bidang
perhitungan, penanggalan, perbintangan, primbon, dan lainnya.
4. Haryo Jomba, merupakan Wadana Pesucen, bertugas memimpin para abdi perairan
dalam istana,seperti membersihkan air dalam pura, kamar mandi raja dan lainnya.
5. Pujangga, bertugas di bidang sastra,yaitu mengarang cerita, tembangmeredaksi semua
kalimat agar sesuai dengan tujuannya. Ia berkedudukan sebagai empu/ahli cerita sehingga
dengan keahliannya itu dapat memberikan diplomasi sehingga situasi yang tidak baik
menjadi baik.
6. Panjang Jiwo, berarti lidah panjang.jabatan bagi orang yang bertugas kenegaraan untuk
menyampaikan perintah.
7. Ulu Balang, bertugas pelaksana surat ke luar negari. (batasan negara pada saat itu
tentunya berbeda dengan sekarang)
8. Aggandhek, bertugas mengemban amanat raja mengelola peralatan perkawinan dalam
istana.
9. Rangga, disebut juga pangrengga. Membuat baik lingkungan bawahan. Membuat indah
dilingkungan pura (peribadahan) maupun pesanggrahan
10. Kandhuruhan, bertugas memperoleh limpahan perintah oleh yang berkewajiban, namun
kadang sekaligus pelaksana perintah dari atasan.
11. Pasepan, Juru hisap. Memiliki keahlian menghisap racun hewan maupun akibat ilmu
gaib.
12. Pamotan, dipercaya menyimpan semua rahasia raja, baik bersifat kenegaraan maupun
pribadi raja.
13. Pandelegan, bertugas sebagai juru tenung, perhitungan serta meramal.
14. Pangalasan, bertugas mengambil kayu dihutan untuk keperluan istana.
15. Tuwaburu, bertugas berburu dihutan dan menjinakan hewan buas.
16. Wuruk, kusir pedati atau gerobak bagi raja dan memelihara peralatannya.

Gelar Kebangsawanan dan Gelar Khusus


1. Ratu : Melindungi /mengayomi semua kawula kerajaan
2. Gusti : gelar mencerminkan keluhuran budi 
3. Bandara : gelar khusus yang berarti sesepuh (dituakan)
4. Kangjeng : gelar dipakai raja, putra mahkota, istri raja, putra-putri raja setelah dewasa.
5. Susuhunan : sesembahan (gelar hanya dipakai oleh raja)
6. Panembahan : penghormatan
7. Pangeran : gelar tertinggi sebagai putra atau kerabat raja.
8. Hariya : luhur (gelar ini satu ciri khas keluarga raja)
9. Panji : Gelar ini diperoleh melalui prestasi di bidang keprajuritan.
(gelar khusus/ tidak dapat diwariskan)
10. Raden : Gelar ini dipakai oleh keturunan raja grad ke 5 atau wareng raja. Dalam Rijblad
no 13711/13888 disebutkan bahwa : Yang diperbolehkan memakai sebutan raden yaitu
semua keturunan raja dari empat kerajaan Mataram (Kasunanan, Mangkunegaran,
Kasultanan dan Pakualaman) sampai pada keturunan keenam tanpa memakai atau
memperhatikan keturunan laki-laki atau pun perempuan.
11. Raden Mas, Raden Bagus dan Mas Bagus : gelar ini yang berhak adalah keluarga raja
dari alur laki-laki atau perempuan sampai dengan keturunan keempat atau canggah.
12. Kiyai : Gelar khusus orang yang dituakan dalam bidang agama
13. Pangulu : bertugas mengadili perkara suami istri, warisan, dan wasiyat, juru doa
14. Ngulama : memiliki keahlian dalam Agama ( Al Qur`an, Tafsir, Tasawuf, Fikih)
15. Kaum : Golongan atau jejeneng
16. Santri : sahabat atau panakawan yang ahli agama ( mengikuti raja)
17. Pakathik : merawat kuda dan peralatannya
18. Pagundal : pesuruh rendah ( tenaga kasar)
19. Jajar : abdi kinasih di istana ( pangkat paling bawah di istana)

Gelar dan Jabatan diatas merupakan hasil rangkuman trasliterasi dari kitab Wadu Aji dari
Kasunanan Surakarta. Gelar, Jabatan, dan gelar kebangsawanan diatas digunakan pada
masa kerajaan-kerajaan Mataram Islam yaitu sejak Panembahan senopati Mataram.
Walaupun mungkin ada beberapa gelar dan jabatan yang tidak sama persis, penambahan
atau pengurangan, namun bisa digunakan sebagai acuan dalam mengidentifikasi struktur
pemerintahan pada tingkat raja sampai desa pada masa kerajaan Mataram.

Sumber : 
Sumarno, Buku Patrawidya, Juni 2013. Balai Pelestarian Nilai Budaya Yogyakarta

Anda mungkin juga menyukai