Akhir kata, kami ucapkan mohon maaf dan terima kasih. kami berharap semoga makalah
yang kami susun ini dapat bermanfaat bagi semua kalangan. Aamiin
Penyusun,
i
LATAR BELAKANG............................................................................................I
DAFTAR ISI..........................................................................................................II
BAB I PENDAHULUAN....................................................................................III
1.3 Tujuan.....................................................................................................III
BAB II PEMBAHASAN........................................................................................1
3.1 Kesimpulan............................................................................................13
3.2.....................................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................14
ii
BAB I
PENDAHULUAN
Animasi ini yang paling akrab dengan keseharian kita. Biasa disebut juga dengan film
kartun. Kartun sendiri berasal dari kata Cartoon, yang berarti gambar yang lucu. Memang, film
kartun ini kebanyakan film yang lucu.1
Disebut sebagai animasi 2D karena memiliki ukuran panjang (X-azis) dan (Y-axis). Juga
karena dibuat dari sketsa yang digerakkan satu per satu, sehingga akan bergerak seperti nyata.
Animasi 2D ini hanya bisa terlihat dari depan saja. Objek dalam gambar yang ada pada film
animasi tidak hanya berupa makhluk hidup saja, namun juga ada yang berupa benda, warna,
tulisan, spesial efek.
1
Yunita Syahfitri, “Teknik Film Animasi Dalam Dunia Komputer”, Jurnal Saintikom, Vol 10/No 3, 2011, hal. 215.
iii
BAB II
PEMBAHASAN
Animasi 2D adalah sebuah karya gambar yang menggunakan lingkaran 2 dimensi dan
digerakkan secara ceta dan berurutan. Setiap gambar memiliki urutan masing-masing yang akan
membentuk sebuah frame berlatar belakang 2 dimensi. Animasi 2D adalah animasi yang
menggunakan sketsa gambar, kemudian sketsa gambar tersebut digerakkan satu persatu, maka
akan terlihat seperti nyata.
Animasi 2 dimensi bisa juga disebut sebagai animasi dwi matra. Ada juga yang menyebut
jenis animasi ini dengan nama flat animation. Dalam proses pembuatannya, ada beberapa teknik
yang digunakan. Beberapa jenis film animasi Dwi – Marta :
2
Yunita Syahfitri, Op.cit., hal. 214
1
animasi sederhana dapat dilakukan dengan mempergunakan satu personal komputer.
Mulai dari perancangan model hingga pengisian suara atau dubbing. Teknik
computing 2D mempunyai beberapa kelebihan, yaitu:
a. Apabila ada kesalahan dapat dikoreksi dengan cepat dan bisa juga diadakan
perubahan dengan cepat pula
b. Dapat menggandakan objek animasi
c. Hasil animasi terlihat lebih bagus
d. Mempermudah kerja animator
e. Semua bisa belajar membuat animasi dengan mudah
f. Sedangkan jika menggunakan teknik manual, setiap detail kesalahan terkadang
harus diulang kembali dari awal.
g. Animator tidak perlu membuat objek berulang-ulang. Untuk menggandakan objek
hanya perlu copy dan paste. Dengan begitu objek yang sama dapat digandakan
dan diolah kembali, misalnya mau diperkecil, diperbesar, ditambah, ataupun
dikurangi setiap elemennya.
h. Pembuatan animasi menggunakan teknik computing 2D ini didudukung dengan
fasilitas dari teknologi yang memudahkan pembutannya. Sehingga semua orang
bisa belajar membuat animasi, baik film animasi maupun animasi sederhana.
Animasi tradisional (juga dikenal sebagai animasi yang digambar dengan tangan, animasi
cel atau animasi klasik) adalah animasi teknik di mana semua bingkai digunakan untuk
menciptakan ilusi gerakan pertama kali digambar di atas kertas dan, akibatnya, dilakukan oleh
tangan. Beberapa film animasi tradisional yang populer adalah Snow White and the Seven
Dwarfs (1937) dan Pinocchio (1940). Banyak orang belakangan ini secara keliru menyarankan
tradisi itu Animasi 2D adalah bentuk seni yang hilang. Dalam wawancara dengan Cartoon Brew,
Tomm Moore mengatakan bahwa animasi 2D saat ini sudah adatanggung jawab, seperti yang
dimiliki pelukis setelah fotografi diciptakan, untuk menemukan kembali apa adanya. Itu tidak
bisa mengejar realisme, karena tidak ada gunanya; itu harus melakukan sesuatu yang hanya bisa
2D melakukan. Dalam lukisan, kami mendapat Ekspresionisme, Impresionisme, Kubisme dan
gerakan modern lainnya karena fotografi. Itu Tale of the Princess Kaguya dan film Ghibli
2
lainnya menunjukkan hal itu cara bahwa 2D harus terus menemukan kembali dirinya sendiri.
Secara keseluruhan Sejarah seni rupa, masih banyak yang bisa kita eksplorasi3
Animator 2D modern tidak hanya menggunakan kertas dan pensil membuat fitur animasi
yang kita lihat di TV dan film. Animasi 2D telah sepenuhnya digital, dan menggunakan ujung
tombak teknologi untuk menciptakan detail yang menakjubkan dan artistic kesetiaan yang kami
harapkan dari film-film modern. Dengan evolusi teknologi, animasi sel tradisional Proses
menjadi usang pada awal abad ke-21. Saat ini, latar belakang dan desain karakter dari animator
dipindai atau ditarik langsung ke file sistem komputer. Saat ini, proses digital telah menjadi pusat
di perkembangan animasi. Bagi kami, itu sangat penting jenis animasi khusus yang dapat
dianggap artistic memimpin evolusi ini. Makoto Shinkai adalah salah satu bintang anime yang
sedang naik daun memimpin generasi seniman yang menggunakan Wacoms dan Photoshop,
bukan sel tradisional, untuk membuat animasi. Shinkai milik generasi baru animator yang belum
pernah bekerja dalam format pena-dan-kertas tradisional, dan “Suara dari a distance star”(2001)
adalah bukti betapa dramatisnya komputer telah mengubah industri animasi di masa lalu
dasawarsa. Dia menciptakan 25 menit pendek dalam tujuh bulan, menggunakan hanya Power
Mac G4 pada saat prosesor PowerPCmasih mencapai penghalang 1GHz.4
Tahapan produksi dalam sebuah pembuatan animasi dibagi menjadi tiga bagian yaitu
praproduksi, produksi, pasca produksi.5
Akar dari keseluruhan proses pembuatan animasi 2D adalah pada tahap pra-produksi
ini. Proses pra-produksi menjadi penentu hasil akhir dari animasi yang dibuat. Dalam proses
ini ada beberapa hal yang harus dikerjakan, yaitu:
3
Anggraeni Purwaningsih, “Optimizing 2D Animation Production Time in Creating Traditional Watercolor Looks by
Integrating Traditional and Digital Media”, International journal of Asia Digital Art & Design, march 11, 2017, hal.
58.
4
Anggraeni Purwaningsih, Op.cit, hal. 58.
5
Rona Guines Purnasiwi dan Mei P Kurniawan, “Perancangan dan Pembuatan Animasi 2D “kerusakan lingkungan
dengan teknik masking”. Jurnal Ilmiah DASI Vol. 14 No. 04 Desember 2013, hal. 56.
3
a. Ide
Sebelum melakukan apapun, ide merupakan akar yang paling dasar yang harus
dipersiapkan. Animator harus membuat ide yang dapat membuat penonton berpikir bahwa
animasi yang ia buat berbeda dengan animasi yang lain. Kepuasan penonton ditentukan oleh
ide yang unik dan visinoner. Harus ada juga alasan mengapa membuat animasi tersebut.
b. Cerita
Setelah mendapatkan ide, langkah selanjutnya adalah membuat cerita yang menarik.
Pengalaman menulis cerita, novel, dan yang berhubungan dengan pembangunan cerita sangat
dibutuhkan dalam tahap ini.
Dengan begitu animator dapat menentukan apa yang paling penting dalam suatu
kejadian dan membuatnya bergelombang. Dalam ceritajuga harus ada emosi dan tujuan yang
tepat. Sehingga penonton dapat seakan-akan masuk ke dalam cerita tersebut.
6
Tony White, How to make animated films, Published by Elsevier, Inc. 2009, hal. 223.
4
7
c. Storyboard
Storyboard adalah yang mewakili setiap scene yang tersedia pada keseluruhan
film animasi dan menggambarkan suasana atau situasi dasar seperti posisi kamera, pose
karakter, suara, dan dialog.
d. Desain
Proses terakhir pada tahap pra-produksi adalah membuat desain dengan cara
merancang sketsa untuk kebutuhan produksi, seperti desain karakter dan objek lainnya.
Desain harus dibuat lebih rinci dari storyboard.
7
Ibid, hal. 225.
8
Ibid, hal. 224.
5
9
a. Layout
Pada layout terkandung informasi visual yang berupa sketsa atau gambaran yang
lebih detail tentang scene pada setiap animasi yang akan dibuat. Layout digambar secara
hitam putih, dan kebanyakan menggambarkan rancangan secara detail agar mempercepat
proses animasi. Desain tata letak baik berasal dari ilustrasi produksi yang dimilikinya
menangkap tampilan dan nuansa proyek, atau dari papan cerita, sehingga tata letaknya
sesuai dengan aliran cerita.10
9
Dikka Dwiyanti dan Zaini Ramdhan, “PERANCANGAN STORYBOARD DALAM FILM PENDEK ANIMASI 2D “LOVELY
PAWS”, ejurnal-Proceeding of Art & Design Vol.6 No.2 Agustus 2019, hal. 1687.
10
Mark Simon, Producing Independent 2D Character Animation, (Italy: Focal Press,2003), hal. 100.
6
b. Research & Development
Penelitian sangat penting untuk mendapatkan pakaian yang benar. Mode pakaian
telah berevolusi dan berubah secara dramatis seiring waktu. Itulah mengapa animator
harus memastikan mereka tidak menggunakan gaun abad pertengahan di set film di akhir
tahun 70-an, misalnya. Sana Ada banyak sumber daya berguna di Internet tempat Anda
dapat menemukan berbagai gambar dan lukisan dari berbagai periode sejarah untuk
mendapatkan desain dengan benar.11
11
Laura Moreno, THE CREATION PROCESS OF 2D ANIMATED MOVIES, 2014, hal. 25.
12
Ibid, hal. 25.
7
c. Texturing
Penambahan tekstur pada setiap desain sangat dianjurkan agar hasilnya lebih
maksimal. Pada dasarnya, setiap desain sudah terdapat warna, namun adanya tekstur akan
menjadi pelengkapnya. Menerapkan tekstur dalam 2D, Banyak penulis telah membahas
masalah penerapan tekstur pada gambar 2D dengan bermacam-macam pendekatan.
Banyak dari karya ini berfokus pada sintesis alami, tekstur yang tampak realistis.
Tujuannya adalah untuk menyediakan alat tingkat tinggi yang tidak dapat dilakukan oleh
seniman membutuhkan penempatan manual setiap texel. Pembengkokan gambar, juga
dapat digunakan untuk mengubah tekstur secara lokal untuk menyarankan bentuk, tetapi
pendekatan seperti itu membutuhkan banyak panduan masking untuk melindungi area
agar tidak terdistorsi secara tidak sengaja.13
14
d. Rigging
Rigging merupakan proses memberikan struktur tulang pada objek modelling untuk
memudahkan penggerakan pada objek tersebut. Pada setiap modelling yang dibuat harus
diberikan kerangka tulang agar mempermudah dalam proses penggerakannya.15
13
H. Winnemöller dkk, “Texture Design and Draping in 2D Images”, Journal compilation The Eurographics
Association and Blackwell Publishing Ltd, Volume 28 (2009), No 4, Hal. 2
14
Ibid, hal. 5
15
Fendi Aji Purnomo dkk, “Digital Animasi 2 Dimensi Dengan Metode Cell Shadding Dan Rigging Bone Studi Kasus :
Legenda Gunung Tugel”, Indonesian Journal of Applied Informatics, Vol. 2 No.1 Tahun 2017, hal. 43.
8
e. Animation
Proses selanjutnya adalah melakukan animasi dengan bergantung pada
storyboard, karena setiap gerakan sudah dicatat dengan jelas. Impor karakter,
background, juga komponen atau objek lainnya yang dibutuhkan. video animasi dari
papan cerita. Biasanya, membuat file animatic sama dasarnya dengan menggunakan
sistem pengeditan nonlinier dan memotong gambar storyboard bersamaan dengan
dialog audio. Animasi dapat diproduksi dengan pengomposisian dan pengeditan
program perangkat lunak sendiri-sendiri atau dalam kombinasi.16
f. VFX
VFX atau Visual Effect ditambahkan untuk menghiasi animasi yang mengandung
elemen seperti cahaya, api, air, asap, dan lain-lain. VFX diaplikasikan untuk kebutuhan
yang tidak bisa dibuat dengan gambar atau animasi.
16
Mark Simon, Op.cit, hal. 119
9
17
g. Lighting
19
h. Rendering
Proses terakhir dalam tahap produksi adalah rendering. Rendering adalah proses
mengubah project animasi pada software untuk mendapatkan hasil video dalam format
file tertentu. Seorang animator dapat menentukan konversi, resolusi, format, bit rate, dan
opsi lainnya. Dalam film animasi 2D “Afeksi” proses rendering dilakukan dengan metode
17
Jayne Pilling, Animation 2D and beyond,(Singapore:ProVision Pte. Ltd.,2001), hal. 22.
18
Antony Hudiono, Skripsi: “DESAIN PENCAHAYAAN DALAM FILM ANIMASI 2 DIMENSI BERJUDUL NIGHTMARE
TRIP”(Tangerang:UMN, 2015), hal. Viii.
19
Ibid, hal. 40.
10
render PNG sequence. PNG sequence sendiri akan menghasilkan urutan gambar
keseluruhan frame dengan background transparan, sehingga memudahkan pada saat
editing maupun compose. Ada beberapa teknik render yang harus diperhatikan seperti
pengaturan format dan kualitas gambar yang dihasilkan.20
21
Proses finishing pada proses produksi terdapat pada tahap pasca produksi. Pada tahap ini
animator dapat menambahkan modifikasi akhir yang dapat membuat animasi terlihat lebih
bagus. Terdapat beberap proses yang harus dilalui pada tahap ini, antara lain:
a. Dubbing Pada proses dubbing ini dilakukan perekaman suara untuk narasi,
serta perekaman suara untuk mengisi suara tiap karakter utama dan karakter
pembantu. Pemeran utama dalam film animasi ini di dubbing agar audience
tidak bosan dengan pembacaan narasi saja.
20
Nur Afif dkk, “Penciptaan Film Animasi “Afeksi” Dengan Teknik Digital 2 Dimensi Melalui Pendekatan Surealis”
Journal of Animation and Games Studies”, Vol.3 No.1, April 2017, hal. 48.
21
Nur Afif dkk, Loc. Cit.
11
b. Sound Effects Pemberian sound effects ini dengan tujuan optimalisasi
penggunaan suara tambahan serta untuk menciptakan suasana ruang namun
tetap mempertahankan rasa alami yang ada. misalnya pembuatan judul, atau
penambahan efek - efek visual yang memperindah tampilan animasi, seperti
pemberian efek cahaya, sinar, ledakan dan lain - lain.
12
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Secara umum animasi 2D adalah sebuah karya gambar yang menggunakan lingkaran 2
dimensi dan digerakkan secara ceta dan berurutan. Setiap gambar memiliki urutan masing-
masing yang akan membentuk sebuah frame berlatar belakang 2 dimensi. Pembuatan film
animasi 2D sendiri memiliki 3 tahap yaitu pra produksi, produksi, dan pasca produksi.
1. Pada tahap pra-produksi ini ada 4 bagian yang mendasari proses pembuatan film
yaitu : Ide yang merupakan gagasan mendasar yang harus dipersiapkan, membuat cerita
yang menarik, storyboard atau gambaran yang mewakili seluruh scene, dan yang terakhir
adalah desain untuk merancang sketsa kebutuhan produksi.
2. Masa Produksi, pada masa produksi setidaknya ada 8 hal yang harus kita persiapkan
yaitu : layout, Research & Development, Texturing, Rigging, Animation, dan Vfx.
3. Tahap Pasca Produksi
Dalam pembuatan film animasi, tentunya ada hal yang harus kita perhatikan pada akhir
produksi untuk menambahkan kelengkapan dalam pembuatan film yaitu dubbing atau
pengisian suara & pemberian sound effect yang bermaksud menambah hal menarik dari
film untuk membuatnya lebih nyata.
3.2 Saran
Film animasi yang baik adalah film yang dibuat dengan memerhatikan semua aspek dari
mulai pra produksi, produksi, dan pasca produksi. Ketelitian dan ketekunan sangat diperlukan,
namun ada satu hal yang menentukan keberhasilan suatu film, yaitu Cinta. Jika kita membuat
film dengan cinta dan keikhlasan maka hasilnya juga akan menarik karna kita berusaha membuat
film tersebut menjadi nyata.
13
DAFTAR PUSTAKA
Afif Nur dkk. 2017. Penciptaan Film Animasi “Afeksi” Dengan Teknik Digital 2
Dimensi Melalui Pendekatan Surealis: Journal of Animation and Games Studies. Vol.3 No.1. hal
48.
Dwiyanti Dikka dan Ramdhan Zaini. 2019. Perancangan storyboard dalam film pendek
animasi 2d “lovely paws”. ejurnal-Proceeding of Art & Design Vol.6 No.2 hal 1687.
Hudiono Antony. 2015. Skripsi: desain pencahayaan dalam film animasi 2 dimensi
berjudul nightmare trip. Tangerang:UMN. hal 8.
H. Winnemöller dkk. 2009. Texture Design and Draping in 2D Images: Journal
compilation The Eurographics Association and Blackwell Publishing Ltd. Volume 28. No 4. Hal
2.
Moreno Laura. 2014. The creation process of 2d animated movies. hal 25.
Pilling Jayne. 2001. Animation 2D and beyond. Singapore: ProVision Pte. Ltd. hal 22.
Purnasiwi Rona Guines dan Kurniawan Mei. 2013. Perancangan dan Pembuatan
Animasi 2D kerusakan lingkungan dengan teknik masking: Jurnal Ilmiah DASI Vol. 14 No. hal
56.
Purnomo Fendi Aji dkk. 2017. Digital Animasi 2 Dimensi Dengan Metode Cell Shadding
Dan Rigging Bone Studi Kasus Legenda Gunung Tugel: Indonesian Journal of Applied
Informatics, Vol. 2 No.1 hal 43.
Purwaningsih Anggraeni. 2017 Optimizing 2D Animation Production Time in Creating
Traditional Watercolor Looks by Integrating Traditional and Digital Media: International
journal of Asia Digital Art & Design.
Syahfitri Yunita. 2011. Teknik Film Animasi Dalam Dunia Komputer: Jurnal Saintikom.
Vol 10/No 3. hal 215.
Simon Mark. 2003 Producing Independent 2D Character Animation. Italy: Focal Press.
hal 100.
White Tony. 2009. How to make animated films. Elsevier. hlm 223.
14
15