Anda di halaman 1dari 19

PROSES PEMBUATAN FILM ANIMASI DUA DIMENSI

Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mandiri


Mata Kuliah : Film Animasi
Dosen Pengampu : Abdu Zikrillah M.Ds.

Oleh : Kelompok 10 SKI 5B


Hilal Ramadhan : 1808301068
Agung Prasojo : 1808301077

SEJARAH PERADABAN ISLAM


FAKULTAS USHULUDDIN ADAB DAN DAKWAH
IAIN SYEKH NURJATI CIREBON
2020-2021
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan pada kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat,
hidayah serta karunia-Nya kepada saya sehingga kami berhasil menyelesaikan tugas makalah
Film Animasi yang membahas tentang “Proses Pembuatan Film Animasi 2 Dimensi” tepat pada
waktunya.kami menyadari bahwa makalah yang kami selesaikan ini masih jauh dari
kesempurnaan. Untuk itu kami mohon bimbingan dan meluruskan jika kami keliru dalam
memahami proses pembuatan film animasi ini.

Akhir kata, kami ucapkan mohon maaf dan terima kasih. kami berharap semoga makalah
yang kami susun ini dapat bermanfaat bagi semua kalangan. Aamiin

Bekasi, 17 September 2020.

Penyusun,

i
LATAR BELAKANG............................................................................................I

DAFTAR ISI..........................................................................................................II

BAB I PENDAHULUAN....................................................................................III

1.1 Latar Belakang........................................................................................III

1.2 Rumusan Masalah...................................................................................III

1.3 Tujuan.....................................................................................................III

BAB II PEMBAHASAN........................................................................................1

2.1 Apa itu Animasi........................................................................................1

2.2 Proses Pra Produksi..................................................................................3

2.3 Proses Produksi.........................................................................................6

2.4 Proses Pasca Produksi.............................................................................11

BAB III PENUTUP..............................................................................................13

3.1 Kesimpulan............................................................................................13

3.2.....................................................................................................................

DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................14

ii
BAB I
PENDAHULUAN
Animasi ini yang paling akrab dengan keseharian kita. Biasa disebut juga dengan film
kartun. Kartun sendiri berasal dari kata Cartoon, yang berarti gambar yang lucu. Memang, film
kartun ini kebanyakan film yang lucu.1

Pengertian animasi 2D adalah sebuah karya gambar yang menggunakan lingkaran 2


dimensi dan digerakkan secara ceta dan berurutan. Setiap gambar memiliki urutan masing-
masing yang akan membentuk sebuah frame berlatar belakang 2 dimensi. Animasi 2D adalah
animasi yang menggunakan sketsa gambar, kemudian sketsa gambar tersebut digerakkan satu
persatu, maka akan terlihat seperti nyata.

Mengapa disebut sebagai animasi 2D?

Disebut sebagai animasi 2D karena memiliki ukuran panjang (X-azis) dan (Y-axis). Juga
karena dibuat dari sketsa yang digerakkan satu per satu, sehingga akan bergerak seperti nyata.
Animasi 2D ini hanya bisa terlihat dari depan saja. Objek dalam gambar yang ada pada film
animasi tidak hanya berupa makhluk hidup saja, namun juga ada yang berupa benda, warna,
tulisan, spesial efek.

1
Yunita Syahfitri, “Teknik Film Animasi Dalam Dunia Komputer”, Jurnal Saintikom, Vol 10/No 3, 2011, hal. 215.

iii
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Apa itu Animasi

Animasi 2D adalah sebuah karya gambar yang menggunakan lingkaran 2 dimensi dan
digerakkan secara ceta dan berurutan. Setiap gambar memiliki urutan masing-masing yang akan
membentuk sebuah frame berlatar belakang 2 dimensi. Animasi 2D adalah animasi yang
menggunakan sketsa gambar, kemudian sketsa gambar tersebut digerakkan satu persatu, maka
akan terlihat seperti nyata.

Animasi 2 dimensi bisa juga disebut sebagai animasi dwi matra. Ada juga yang menyebut
jenis animasi ini dengan nama flat animation. Dalam proses pembuatannya, ada beberapa teknik
yang digunakan. Beberapa jenis film animasi Dwi – Marta :

a. Film Animasi ‘sel’ (Cel Technique)


Jenis film animasi ini merupakan teknik dasar dari film animasi kartun. Teknik
animasi ini memanfaatkan serangkaian gambar yang dibuat diatas lembaran plastic
tembus pandang yang disebut ‘sel’.
b. Penggambaran Langsung pada film
Jenis film animasi ini menggunakan teknik menggambar objek animasi dibuat
langsung pada pita seluloid baik positif ataupun negative tanpa melalui runtun
pemotretan kamera ‘stop frame’, untuk suatu kebutuhan karya seni yang bersifat
pengungkapan. Atau yang bersifat percobaan, mencari sesuatu yang baru2
c. Teknik Computing 2D
Semakin berkembangnya teknologi, film animasi pun juga ikut berkembang.
Apalagi untuk teknik pembuatannya, pastilah seiring berjalannya waktu semakin
mudah. Pada era tahun 1980-an, animasi 2D ikut merasakan imbas dari
perkembangan teknologi tersebut. Para animator merasakan perkembangan yang
sangat signifikan, terutama pada proses pembuatan animasi. Untuk pembuatan

2
Yunita Syahfitri, Op.cit., hal. 214

1
animasi sederhana dapat dilakukan dengan mempergunakan satu personal komputer.
Mulai dari perancangan model hingga pengisian suara atau dubbing. Teknik
computing 2D mempunyai beberapa kelebihan, yaitu:
a. Apabila ada kesalahan dapat dikoreksi dengan cepat dan bisa juga diadakan
perubahan dengan cepat pula
b. Dapat menggandakan objek animasi
c. Hasil animasi terlihat lebih bagus
d. Mempermudah kerja animator
e. Semua bisa belajar membuat animasi dengan mudah
f. Sedangkan jika menggunakan teknik manual, setiap detail kesalahan terkadang
harus diulang kembali dari awal.
g. Animator tidak perlu membuat objek berulang-ulang. Untuk menggandakan objek
hanya perlu copy dan paste. Dengan begitu objek yang sama dapat digandakan
dan diolah kembali, misalnya mau diperkecil, diperbesar, ditambah, ataupun
dikurangi setiap elemennya.
h. Pembuatan animasi menggunakan teknik computing 2D ini didudukung dengan
fasilitas dari teknologi yang memudahkan pembutannya. Sehingga semua orang
bisa belajar membuat animasi, baik film animasi maupun animasi sederhana.

A. Daya Tarik Animasi 2D Tradisional

Animasi tradisional (juga dikenal sebagai animasi yang digambar dengan tangan, animasi
cel atau animasi klasik) adalah animasi teknik di mana semua bingkai digunakan untuk
menciptakan ilusi gerakan pertama kali digambar di atas kertas dan, akibatnya, dilakukan oleh
tangan. Beberapa film animasi tradisional yang populer adalah Snow White and the Seven
Dwarfs (1937) dan Pinocchio (1940). Banyak orang belakangan ini secara keliru menyarankan
tradisi itu Animasi 2D adalah bentuk seni yang hilang. Dalam wawancara dengan Cartoon Brew,
Tomm Moore mengatakan bahwa animasi 2D saat ini sudah adatanggung jawab, seperti yang
dimiliki pelukis setelah fotografi diciptakan, untuk menemukan kembali apa adanya. Itu tidak
bisa mengejar realisme, karena tidak ada gunanya; itu harus melakukan sesuatu yang hanya bisa
2D melakukan. Dalam lukisan, kami mendapat Ekspresionisme, Impresionisme, Kubisme dan
gerakan modern lainnya karena fotografi. Itu Tale of the Princess Kaguya dan film Ghibli

2
lainnya menunjukkan hal itu cara bahwa 2D harus terus menemukan kembali dirinya sendiri.
Secara keseluruhan Sejarah seni rupa, masih banyak yang bisa kita eksplorasi3

B. Keuntungan Animasi 2D Digital

Animator 2D modern tidak hanya menggunakan kertas dan pensil membuat fitur animasi
yang kita lihat di TV dan film. Animasi 2D telah sepenuhnya digital, dan menggunakan ujung
tombak teknologi untuk menciptakan detail yang menakjubkan dan artistic kesetiaan yang kami
harapkan dari film-film modern. Dengan evolusi teknologi, animasi sel tradisional Proses
menjadi usang pada awal abad ke-21. Saat ini, latar belakang dan desain karakter dari animator
dipindai atau ditarik langsung ke file sistem komputer. Saat ini, proses digital telah menjadi pusat
di perkembangan animasi. Bagi kami, itu sangat penting jenis animasi khusus yang dapat
dianggap artistic memimpin evolusi ini. Makoto Shinkai adalah salah satu bintang anime yang
sedang naik daun memimpin generasi seniman yang menggunakan Wacoms dan Photoshop,
bukan sel tradisional, untuk membuat animasi. Shinkai milik generasi baru animator yang belum
pernah bekerja dalam format pena-dan-kertas tradisional, dan “Suara dari a distance star”(2001)
adalah bukti betapa dramatisnya komputer telah mengubah industri animasi di masa lalu
dasawarsa. Dia menciptakan 25 menit pendek dalam tujuh bulan, menggunakan hanya Power
Mac G4 pada saat prosesor PowerPCmasih mencapai penghalang 1GHz.4

C. Tahapan-Tahapan Produksi Film Animasi 2D

Tahapan produksi dalam sebuah pembuatan animasi dibagi menjadi tiga bagian yaitu
praproduksi, produksi, pasca produksi.5

2.2 Pre-Production (Tahap Pra Produksi)

Akar dari keseluruhan proses pembuatan animasi 2D adalah pada tahap pra-produksi
ini. Proses pra-produksi menjadi penentu hasil akhir dari animasi yang dibuat. Dalam proses
ini ada beberapa hal yang harus dikerjakan, yaitu:

3
Anggraeni Purwaningsih, “Optimizing 2D Animation Production Time in Creating Traditional Watercolor Looks by
Integrating Traditional and Digital Media”, International journal of Asia Digital Art & Design, march 11, 2017, hal.
58.
4
Anggraeni Purwaningsih, Op.cit, hal. 58.
5
Rona Guines Purnasiwi dan Mei P Kurniawan, “Perancangan dan Pembuatan Animasi 2D “kerusakan lingkungan
dengan teknik masking”. Jurnal Ilmiah DASI Vol. 14 No. 04 Desember 2013, hal. 56.

3
a. Ide

Sebelum melakukan apapun, ide merupakan akar yang paling dasar yang harus
dipersiapkan. Animator harus membuat ide yang dapat membuat penonton berpikir bahwa
animasi yang ia buat berbeda dengan animasi yang lain. Kepuasan penonton ditentukan oleh
ide yang unik dan visinoner. Harus ada juga alasan mengapa membuat animasi tersebut.

b. Cerita

Setelah mendapatkan ide, langkah selanjutnya adalah membuat cerita yang menarik.
Pengalaman menulis cerita, novel, dan yang berhubungan dengan pembangunan cerita sangat
dibutuhkan dalam tahap ini.

Dengan begitu animator dapat menentukan apa yang paling penting dalam suatu
kejadian dan membuatnya bergelombang. Dalam ceritajuga harus ada emosi dan tujuan yang
tepat. Sehingga penonton dapat seakan-akan masuk ke dalam cerita tersebut.

6
Tony White, How to make animated films, Published by Elsevier, Inc. 2009, hal. 223.

4
7

c. Storyboard
Storyboard adalah yang mewakili setiap scene yang tersedia pada keseluruhan
film animasi dan menggambarkan suasana atau situasi dasar seperti posisi kamera, pose
karakter, suara, dan dialog.

d. Desain
Proses terakhir pada tahap pra-produksi adalah membuat desain dengan cara
merancang sketsa untuk kebutuhan produksi, seperti desain karakter dan objek lainnya.
Desain harus dibuat lebih rinci dari storyboard.

7
Ibid, hal. 225.
8
Ibid, hal. 224.

5
9

2.3 Production (Tahap Produksi)


Jika tahap pra-produksi adalah akar dari seluruh proses pembuatan animasi, kalau tahap
produksi adalah inti dari seluruh tahap pada proses pembuatan animasi. Proses ini sangat
mempengaruhi visual dan kualitas gambar pada hasil akhir. Ada beberapa proses yang harus
dilalui pada tahap ini, antara lain:

a. Layout

Pada layout terkandung informasi visual yang berupa sketsa atau gambaran yang
lebih detail tentang scene pada setiap animasi yang akan dibuat. Layout digambar secara
hitam putih, dan kebanyakan menggambarkan rancangan secara detail agar mempercepat
proses animasi. Desain tata letak baik berasal dari ilustrasi produksi yang dimilikinya
menangkap tampilan dan nuansa proyek, atau dari papan cerita, sehingga tata letaknya
sesuai dengan aliran cerita.10

9
Dikka Dwiyanti dan Zaini Ramdhan, “PERANCANGAN STORYBOARD DALAM FILM PENDEK ANIMASI 2D “LOVELY
PAWS”, ejurnal-Proceeding of Art & Design Vol.6 No.2 Agustus 2019, hal. 1687.
10
Mark Simon, Producing Independent 2D Character Animation, (Italy: Focal Press,2003), hal. 100.

6
b. Research & Development

Proses pembuatan film animasi 2D

Penelitian sangat penting untuk mendapatkan pakaian yang benar. Mode pakaian
telah berevolusi dan berubah secara dramatis seiring waktu. Itulah mengapa animator
harus memastikan mereka tidak menggunakan gaun abad pertengahan di set film di akhir
tahun 70-an, misalnya. Sana Ada banyak sumber daya berguna di Internet tempat Anda
dapat menemukan berbagai gambar dan lukisan dari berbagai periode sejarah untuk
mendapatkan desain dengan benar.11

Research and Development juga berguna untuk menguji efektivitas produksi


animasi yang bersifat analisis supaya dapat berfungsi di masyarakat luas. Sehingga
animasi yang diproduksi dapat dinikmati dan dimengerti oleh penonton. Selain itu,
penelitian tidak hanya dilakukan untuk mendapatkan background yang benar tetapi juga
untuk mendapatkan background pergerakan karakter. Saat menghidupkan tarian khas dari
tempat tertentu, animator menyelidiki berbagai langkah yang diikuti penari untuk
menampilkannya; seperti yang mereka lakukan di Lilo dan Stitch untuk mempelajari
tarian Hawaii, Hula. Para animator terkadang perlu mempelajari gerakan hewan juga,
karena contoh untuk membuat gorila di Tarzan, singa di The Lion King dan beruang di
Saudara Beruang.12

11
Laura Moreno, THE CREATION PROCESS OF 2D ANIMATED MOVIES, 2014, hal. 25.
12
Ibid, hal. 25.

7
c. Texturing

Penambahan tekstur pada setiap desain sangat dianjurkan agar hasilnya lebih
maksimal. Pada dasarnya, setiap desain sudah terdapat warna, namun adanya tekstur akan
menjadi pelengkapnya. Menerapkan tekstur dalam 2D, Banyak penulis telah membahas
masalah penerapan tekstur pada gambar 2D dengan bermacam-macam pendekatan.
Banyak dari karya ini berfokus pada sintesis alami, tekstur yang tampak realistis.
Tujuannya adalah untuk menyediakan alat tingkat tinggi yang tidak dapat dilakukan oleh
seniman membutuhkan penempatan manual setiap texel. Pembengkokan gambar, juga
dapat digunakan untuk mengubah tekstur secara lokal untuk menyarankan bentuk, tetapi
pendekatan seperti itu membutuhkan banyak panduan masking untuk melindungi area
agar tidak terdistorsi secara tidak sengaja.13

14

d. Rigging

Rigging merupakan proses memberikan struktur tulang pada objek modelling untuk
memudahkan penggerakan pada objek tersebut. Pada setiap modelling yang dibuat harus
diberikan kerangka tulang agar mempermudah dalam proses penggerakannya.15

13
H. Winnemöller dkk, “Texture Design and Draping in 2D Images”, Journal compilation The Eurographics
Association and Blackwell Publishing Ltd, Volume 28 (2009), No 4, Hal. 2
14
Ibid, hal. 5
15
Fendi Aji Purnomo dkk, “Digital Animasi 2 Dimensi Dengan Metode Cell Shadding Dan Rigging Bone Studi Kasus :
Legenda Gunung Tugel”, Indonesian Journal of Applied Informatics, Vol. 2 No.1 Tahun 2017, hal. 43.

8
e. Animation
Proses selanjutnya adalah melakukan animasi dengan bergantung pada
storyboard, karena setiap gerakan sudah dicatat dengan jelas. Impor karakter,
background, juga komponen atau objek lainnya yang dibutuhkan. video animasi dari
papan cerita. Biasanya, membuat file animatic sama dasarnya dengan menggunakan
sistem pengeditan nonlinier dan memotong gambar storyboard bersamaan dengan
dialog audio. Animasi dapat diproduksi dengan pengomposisian dan pengeditan
program perangkat lunak sendiri-sendiri atau dalam kombinasi.16

f. VFX

VFX atau Visual Effect ditambahkan untuk menghiasi animasi yang mengandung
elemen seperti cahaya, api, air, asap, dan lain-lain. VFX diaplikasikan untuk kebutuhan
yang tidak bisa dibuat dengan gambar atau animasi.

16
Mark Simon, Op.cit, hal. 119

9
17

g. Lighting

Animasi berbentuk 2 dimensi dikerjakan sebagian besar dengan cara tradisional,


meskipun melalui komputer. Pencahayaan yang ada dalam animasi 2 dimensi dibuat
dengan cara memberikan warna cahaya yang sesuai pada setiap gambar. Pencahayaan
dan pemilihan warna yang baik akan membuat penonton percaya bahwa apa yang mereka
lihat terasa hidup.18

19

h. Rendering

Proses terakhir dalam tahap produksi adalah rendering. Rendering adalah proses
mengubah project animasi pada software untuk mendapatkan hasil video dalam format
file tertentu. Seorang animator dapat menentukan konversi, resolusi, format, bit rate, dan
opsi lainnya. Dalam film animasi 2D “Afeksi” proses rendering dilakukan dengan metode
17
Jayne Pilling, Animation 2D and beyond,(Singapore:ProVision Pte. Ltd.,2001), hal. 22.
18
Antony Hudiono, Skripsi: “DESAIN PENCAHAYAAN DALAM FILM ANIMASI 2 DIMENSI BERJUDUL NIGHTMARE
TRIP”(Tangerang:UMN, 2015), hal. Viii.
19
Ibid, hal. 40.

10
render PNG sequence. PNG sequence sendiri akan menghasilkan urutan gambar
keseluruhan frame dengan background transparan, sehingga memudahkan pada saat
editing maupun compose. Ada beberapa teknik render yang harus diperhatikan seperti
pengaturan format dan kualitas gambar yang dihasilkan.20

21

2.4 Post Production (Tahap Pasca Produksi)

Proses finishing pada proses produksi terdapat pada tahap pasca produksi. Pada tahap ini
animator dapat menambahkan modifikasi akhir yang dapat membuat animasi terlihat lebih
bagus. Terdapat beberap proses yang harus dilalui pada tahap ini, antara lain:

a. Dubbing Pada proses dubbing ini dilakukan perekaman suara untuk narasi,
serta perekaman suara untuk mengisi suara tiap karakter utama dan karakter
pembantu. Pemeran utama dalam film animasi ini di dubbing agar audience
tidak bosan dengan pembacaan narasi saja.

20
Nur Afif dkk, “Penciptaan Film Animasi “Afeksi” Dengan Teknik Digital 2 Dimensi Melalui Pendekatan Surealis”
Journal of Animation and Games Studies”, Vol.3 No.1, April 2017, hal. 48.
21
Nur Afif dkk, Loc. Cit.

11
b. Sound Effects Pemberian sound effects ini dengan tujuan optimalisasi
penggunaan suara tambahan serta untuk menciptakan suasana ruang namun
tetap mempertahankan rasa alami yang ada. misalnya pembuatan judul, atau
penambahan efek - efek visual yang memperindah tampilan animasi, seperti
pemberian efek cahaya, sinar, ledakan dan lain - lain.

12
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Secara umum animasi 2D adalah sebuah karya gambar yang menggunakan lingkaran 2
dimensi dan digerakkan secara ceta dan berurutan. Setiap gambar memiliki urutan masing-
masing yang akan membentuk sebuah frame berlatar belakang 2 dimensi. Pembuatan film
animasi 2D sendiri memiliki 3 tahap yaitu pra produksi, produksi, dan pasca produksi.
1. Pada tahap pra-produksi ini ada 4 bagian yang mendasari proses pembuatan film
yaitu : Ide yang merupakan gagasan mendasar yang harus dipersiapkan, membuat cerita
yang menarik, storyboard atau gambaran yang mewakili seluruh scene, dan yang terakhir
adalah desain untuk merancang sketsa kebutuhan produksi.
2. Masa Produksi, pada masa produksi setidaknya ada 8 hal yang harus kita persiapkan
yaitu : layout, Research & Development, Texturing, Rigging, Animation, dan Vfx.
3. Tahap Pasca Produksi
Dalam pembuatan film animasi, tentunya ada hal yang harus kita perhatikan pada akhir
produksi untuk menambahkan kelengkapan dalam pembuatan film yaitu dubbing atau
pengisian suara & pemberian sound effect yang bermaksud menambah hal menarik dari
film untuk membuatnya lebih nyata.
3.2 Saran
Film animasi yang baik adalah film yang dibuat dengan memerhatikan semua aspek dari
mulai pra produksi, produksi, dan pasca produksi. Ketelitian dan ketekunan sangat diperlukan,
namun ada satu hal yang menentukan keberhasilan suatu film, yaitu Cinta. Jika kita membuat
film dengan cinta dan keikhlasan maka hasilnya juga akan menarik karna kita berusaha membuat
film tersebut menjadi nyata.

13
DAFTAR PUSTAKA

Afif Nur dkk. 2017. Penciptaan Film Animasi “Afeksi” Dengan Teknik Digital 2
Dimensi Melalui Pendekatan Surealis: Journal of Animation and Games Studies. Vol.3 No.1. hal
48.
Dwiyanti Dikka dan Ramdhan Zaini. 2019. Perancangan storyboard dalam film pendek
animasi 2d “lovely paws”. ejurnal-Proceeding of Art & Design Vol.6 No.2 hal 1687.
Hudiono Antony. 2015. Skripsi: desain pencahayaan dalam film animasi 2 dimensi
berjudul nightmare trip. Tangerang:UMN. hal 8.
H. Winnemöller dkk. 2009. Texture Design and Draping in 2D Images: Journal
compilation The Eurographics Association and Blackwell Publishing Ltd. Volume 28. No 4. Hal
2.
Moreno Laura. 2014. The creation process of 2d animated movies. hal 25.
Pilling Jayne. 2001. Animation 2D and beyond. Singapore: ProVision Pte. Ltd. hal 22.
Purnasiwi Rona Guines dan Kurniawan Mei. 2013. Perancangan dan Pembuatan
Animasi 2D kerusakan lingkungan dengan teknik masking: Jurnal Ilmiah DASI Vol. 14 No. hal
56.
Purnomo Fendi Aji dkk. 2017. Digital Animasi 2 Dimensi Dengan Metode Cell Shadding
Dan Rigging Bone Studi Kasus Legenda Gunung Tugel: Indonesian Journal of Applied
Informatics, Vol. 2 No.1 hal 43.
Purwaningsih Anggraeni. 2017 Optimizing 2D Animation Production Time in Creating
Traditional Watercolor Looks by Integrating Traditional and Digital Media: International
journal of Asia Digital Art & Design.
Syahfitri Yunita. 2011. Teknik Film Animasi Dalam Dunia Komputer: Jurnal Saintikom.
Vol 10/No 3. hal 215.
Simon Mark. 2003 Producing Independent 2D Character Animation. Italy: Focal Press.
hal 100.
White Tony. 2009. How to make animated films. Elsevier. hlm 223.

14
15

Anda mungkin juga menyukai