Disusun oleh :
Rina Kusumawati
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas berkat
rahmat-Nya lah makalah yang berjudul “Pengaruh Faktor Intrinsik dan Ekstrinsik terhadap
Pertumbuhan Mikroba” ini dapat diselesaikan tepat pada waktunya. Penulis juga ingin
mengucapkan terima kasih kepada orang tua, keluarga, teman, sahabat dan berbagai sumber
yang telah penulis pakai sebagai data dan fakta pada makalah ini. Sehingga makalah ini dapat
terselesaikan dengan baik.
Makalah ini dibuat semaksimal mungkin sesuai dengan kemampuan yang dimiliki.
Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna karena pada dasarnya
manusia mempunyai keterbatasan dalam berbagai hal sehingga makalah ini masih perlu
pendalaman lebih lanjut. Maka dari itu, penulis mengharapkan kritik dan saran dari pembaca
yang bersifat konstruktif sebagai batu loncatan yang dapat memperbaiki makalah ini di masa
yang akan datang.
Dengan menyelesaikan makalah ini penulis berharap banyak manfaat yang dapat
dipetik dan diambil dari karya ini. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi dunia
kesehatan dan pendidikan, khususnya bagi para pembaca.
Penulis
DAFTAR ISI
BAB I.........................................................................................................................................4
BAB II........................................................................................................................................6
1. Pencoklatan enzimatik............................................................................................................8
1. Karamelisasi...........................................................................................................................9
2. Reaksi Maillard......................................................................................................................9
3. Pencoklatan akibat vitamin C.................................................................................................9
BAB III.....................................................................................................................................11
DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................................12
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
1. Apa definisi dari penggulaan ?
2. Bagaimana prinsip dan fungsi penggulaan ?
3. Apa sajakah sifat-sifat fisik dan kimia gula?
4. Bagaimana efek pengawet dari gula?
5. Apa saja jenis-jenis kerusakan akibat penggulaan pada bahan pangan?
6. Apakah hubungan proses pencoklatan/browning dengan penggulaan?
7. Bagaimana metode penggulaan ?
8. Apa saja hasil pengawetan dari penggulaan
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui definisi dari penggulaan
2. Untuk mengetahui prinsip dan fungsi penggulaan secara detail
3. Untuk mengetahui sifat-sifat fisik dan kimia gula
4. Untuk mengetahui efek pengawet dari gula.
5. Untuk mengetahui jenis-jenis kerusakan akibat penggulaan pada
bahan pangan.
6. Untuk mengetahui hubungan proses browning dengan penggulaan.
7. Untuk mengetahui metode penggulaan
8. Untuk mengetahui apa saja hasil pengawetan dari penggulaan
BAB II
PEMBAHASAN
A. Definisi penggulaan
Fungsi gula :
- Gula sebagai zat pemanis.
Gula berperan sebagai pemanis, apabila gula ditambahkan ke dalam bahan dalam
batas konsentrasi 12 % sampai 20 %, atau bila produk tersebut siap untuk dikonsumsi
langsung tanpa pengenceran.
- Gula sebagai zat pengawet.
Gula berperan sebagai pengawet, apabila konsentrasi (kadar) gula yang ditambahkan
ke dalam bahan makanan lebih dari 60 %. Dengan adanya tekanan osmosis yang
tinggi dari gula, menyebabkan kondisi yang tidak baik untuk pertumbuhan dan
perkembangbiakkan sebagian besar mikroorganisme.
- Gula sebagai zat penambah cita rasa (flavour) pada bahan.
Bahan makanan yang mengandung kadar gula tinggi, tidak hanya memberikan rasa
manis tetapi juga dapat meberikan perbaikan flavour pada bahan makanan tersebut,
contohnya pada sirup buah-buahan atau manisan buah.
- Gula sebagai zat untuk memperbaiki tekstur, terutama bagi buah-buahan yang akan
dikalengkan.
- Menurunkan Water activity (aW) dari bahan makanan sampai suatu keadaan
dimana pertumbuhan mikroorganisme tidak memungkinkan lagi
- Menaikkan tekanan osmosa larutan sehingga dapat menyebabkan terjadinya
plasmolisa dari sel-sel mikroba.
- Dengan terjadinya plasmolisa, air keluar dari sel-sel mikroba. Maka dengan
berkurangnya air untuk pertumbuhan mikroorganisme, sel-sel mikroorganisme
akan mengering dan akhirnya akan mati
- Adanya tekanan osmosa yang tinggi dari gula akan menyebabkan terjadinya suatu
keadaan yang kurang menguntungkan untuk pertumbuhan dan perkembangbiakan
dari sebagian besar jenis bakteri, khamir dan kapang.
- Tekanan osmosa bisa menyebabkan terjadinya kerusakan bagi jasad renik
terutama jenis osmofilik yaitu jasad renik yang dapat hidup pada lingkungan yang
mempunyai kandungan gula rendah. Mikroorganisme tersebut dapat
berkembangbiak pada pH antara 4–5.
- Larutan dekstrosa 35–45% atau kelarutan sukrosa 50–60% bersifat bakteriostatik
terhadap jenis staphylococcus yaitu bakteri penyebab keracunan makanan. Bakteri
tersebut dapat dimatikan pada kadar larutan dekstrosa 40– 50% atau larutan
sukrosa 60–70%
- Gula dapat berfungsi sebagai germisida. Dekstrosa dan fruktosa lebih efektif
sebagai germisida dibandingkan dengan sukrosa dan laktosa.
- Berdasarkan sifat kimianya, maka fruktosa yang mempunyai gugusan keton lebih
aktif dibandingkan dengan dekstrosa yang mempunyai gugusan aldehid
- Dekstrosa memerlukan panas untuk mempercepat reaksinya. Sirup glukosa lebih
efektif daripada sukrosa dalam menghambat pertumbuhan mikroorganisme.
Produk dari buah-buahan yang mengandung glukosa lebih sedikit mengalami
kerusakan bila dibandingkan dengan produk yang mengandung sukrosa
- Larutan glukosa yang dipanaskan selama 25 menit pada suhu 100OC kemudian
didinginkan, akan dapat menghambat pertumbuhan ragi bila dibandingkan dengan
larutan gula yang tidak dipanaskan. Perlakuan pemanasan terhadap gula, tidak
menimbulkan pengaruh terhadap pertumbuhan kapang.
- Gula dengan konsentrasi 65% bersifat menghambat pertumbuhan bakteri, khamir
dan kapang. Hal ini terjadi sebagai akibat efek dehidrasi pada mikroorganisme
tersebut, yang ditimbulkan karena terjadinya tekanan osmosa yang tinggi dari
gula.
- Pada waktu pemasakan/pemanasan yang terlalu lama akan terjadi hidrolisa pektin,
penguatan asam, kehilangan flavour (cita rasa) dan warna. Ini terjadi terutama
pada proses pembuatan jelly.
- Terjadinya warna coklat (browning)
- Kerusakan dapat terjadi, karena waktu pemasakan yang terlalu lama dan
penambahan gula dilakukan terlalu awal pada saat proses.
- Terjadinya karamelisasi gula
- Hal ini akan terjadi karena pemasakan yang berlebih, gula yang digunakan terlalu
banyak. Pada pembuatan sirup penambahan asam dilakukan pada waktu sirup
mulai mengental.
- Tumbuhnya mikroorganisme
Proses pencoklatan pada bahan hasil pertanian sering terjadi pada buah/sayuran dan
makanan yang sengaja ditambahkan gula serta pemanasan pada proses pengolahannya
misalnya pada proses penggulaan.
Pada umumnya proses pencoklatan dapat dibagi menjadi dua jenis, yaitu :
1. Pencoklatan enzimatik
Disebabkan enzim fenol oksidase, biasanya terdapat pada buah-buahan dan
sayuran (misal apel dan kentang).
G. Metode Penggulaan
A. Kesimpulan
https://hot.liputan6.com/read/4176029/8-teknik-pengawetan-makanan-dari-tradisional-
hingga-modern
http://pengawetanmakanansmk.blogspot.com/2014/09/normal-0-false-false-false-en-us-x-
none.html
https://endangniek.blogspot.com/2016/03/rencanapelaksanaan-pembelajaran_30.html
https://www.academia.edu/41365366/PENGAWETAN_MAKANAN_DENGAN_PROSES_PENG
GULAAN
http://blogsessytrinugraha.blogspot.com/2015/06/laporan-praktikum-ilmu-teknologi-
pangan.html#:~:text=Penggulaan%20adalah%20proses%20pengolahan
%20dan,menghambat%20bakteri%20yang%20menyebabkan%20pembusukan.