DISUSUN OLEH:
1. Pengertian
2. Tujuan penggulaan
Tujuan dari penggulaan adalah memperpanjang daya simpan produk dan memberi
cita rasa pada bahan pangan.
3. Prinsip penggulaan
Bahan baku merupakan faktor yang menentukan kualitas manisan kering. Jika
bahan baku yang digunakan baik besar kemungkinan akan menghasilkan manisan
kering yang berkualitas yang baik pula. Bahan baku terdiri dari buah atau jenis
bahan pangan lain, misalnya bunga atau daun. Jenis buah yang sering dibuat
manisan bermacam-macam misalnya mangga, kedondong, jambu air dan pepaya.
Jenis bahan pangan lain yang sering dibuat manisan adalah rumput laut, jahe dan
bunga pepaya. Setiap jenis bahan memiliki rasa yang khas pada produk manisan.
b. Lama perendaman dalam kapur sirih
Larutan kapur sirih digunakan jika bahan yang digunakan mempunyai tekstur
lunak dengan tujuan untuk memperkeras tekstur bahan tersebut. Perendaman
dalam larutan kapur sirih < 30 menit teksturnya masih lunak.
c. Konsentrasi gula
d. Pengeringan
Selama proses pengeringan yang diutamakan adalah penurunan kadar air sampai
tingkat tertentu, jika manisan kurang kering mudah lengket dan mudah berjamur
maka tidak dapat di simpan dalam jangka waktu yang lama. Tetapi semakin lama
waktu pengeringan dapat menyebabkan perubahan warna menjadi kusam dan
tidak menarik.
a. Golongan I, manisan basah dengan larutan gula encer. Buah yang biasa
digunakan dalam manisan ini antara lain jambu, kedondong, salak, dan mangga.
b. Golongan II, manisan larutan gula kental yang menempel pada buah. Buah
yang biasa digunakan dalam manisan ini antara lain pala, ceremai, dan lobi-lobi.
c. Golongan III, manisan kering dengan gula pasir utuh (gula tidak larut dan
menempel pada buah). Buah yang biasa digunakan dalam manisan ini antara lain
mangga dan kedondong.
d. Golongan IV, manisan kering asin karena unsur yang dominan dalam bahan
adalah garam. Buah yang biasa digunakan dalam manisan ini antara lain jambu
biji, mangga, dan belimbing.
5. Jenis produk akhir penggulaan
a. Manisan, dodol, permen, sari buah, sirup buah, kembang gula dan lain-lain.
b. Selai jam, jelly dan marmalade dibuat dari daging buah dan sari buah diproses
membentuk gel dan mengandung gula, asam dan pectin.
2) faktor lain yang menentukan gel: tipe pectin, jenis asam, mutu buah,
pemanasan, prosedur pengisian.
7) Bentuk khas dari jeli ditentukan oleh struktur gel dari gula-asam-pektin.
d. Kerusakan utama pada Jelly Gel besar dan kaku, karena kadar gula rendah atau
pectin tidak cukup Gel kurang padat, menyerupai sirup karena kadar gula dan
pectin tidak seimbang atau dalam keadaan vakum, biasanya suhu tidak melebihi
65o C kecuali untuk pengisian.
1. Pengertian
2. Tujuan
3. Prinsip penggaraman
Garam di dalam pengawetan pangan dapat mengikat air sehingga tidak tersedia
lagi untuk bakteri. Bersifat sebagai bakteriostatis terutama oleh ion khlor.
Mikroorganisme pathogen termasuk Clostridium botulinum kecuali Streptococcus aureus
dapat dihambat oleh konsentrasi garam sampai 10-12%. Beberapa mikroorganisme
terutama jenis Leuconostoc dan Lactobacillus dapat tumbuh dengan cepat dengan adanya
garam. Garam juga mempengaruhi aktivitas air (AW) dari bahan sehingga dapat
mengendalikan pertumbuhan mikroorganisme. Beberapa mikroorganisme seperti bakteri
halofilik (bakteri yang hidup dalam konsentrasi garam yang tinggi) dapat tumbuh dalam
larutan garam yang hamper jenuh, tetapi membutuhkan waktu penyimpanan yang lama
untuk tumbuh dan selanjutnya terjadi pembusukan.
Bahan utama dalam proses pembuatan ikan asin adalah garam. Tahap-tahap
dalam proses pembuatannya adalah penyiangan, pencucian dan penggaraman. Ikan-ikan
yang berukuran besar dibuang isi perutnya, kemudian dibelah. Beberapa jenis ikan
dipotong bagian kepalanya. Untuk menghilangkan bekas darah sisik dan kotoran isinya
maka dikerjakan pencucian dengan air bersih. Penggaraman yang masih tradisional hanya
dikerjakan dengan cara menaburkan Kristal garam pada permukaan ikan,atau campuran
antara Kristal garam dan garam. Sedangkan pada penggaraman yang sudah maju
digunakan alat yang dapat memasukan larutan garam ke dalam daging ikan.
Penggaraman yang diikuti dengan proses perebusan contohnya adalah pindang atau
mencelupkan dalam larutan garam pangan (cue).
6. Produk Penggaraman
Telur asin adalah suatu hasil olahan telur dengan prinsip penggaraman. Fungsi
garam sama dengan penggaraman ikan yaitu menarik air sampai kadar air tertentu
sehingga bakteri tidak dapat berkembang lagi. Garam yang digunakan harus bersih dan
ukuran Kristal garamnya tidak terlalu halus. Telur bebek yang akan digunakan harus
bermutu baik karena akan mempengaruhi telur asin yang dihasilkan. Dalam pembuatan
telur asin biasa digunakan abu gosok, bubuk bata merah yang dicampur dengan garam
sebagai medium pengasin. Jenis bakteri leuconostoc dan Lactobacilllus dapat tumbuh
dengan cepat dengan adanya garam.
1. Pengertian
Pengasaman adalah suatu proses pengolahan yang dilakukan dengan cara diberi
asam. Pengasaman makanan dapat dilakukan dengan jalan penambahan asam secara
langsung misalnya asam sitrat, asam asetat, asam laktat dll atau penambahan makanan
yang bersifat asam seperti tomat. Contoh produk yang Pengasaman dihasilkan melalui
pengasaman: Saus pepaya, acar, kimchi.
2. Tujuan
3. Prinsip Pengasaman
Fermentasi beberapa sayuran seperti kubis dan ketimun akan menghasilkan asam
laktat. Asam laktat ini dapat menurunkan pH, mengawetkan sayuran-sayuran tersebut,
serta menyebabkan perubahan citra rasa dan tekstur. Proses fermentasi ini berlangsung di
dalam media garam pada konsentrasi tertentu. Garam memegang peranan penting di
dalam menyeleksi jenis mikroba yang dikehendaki tumbuh di dalam medium. Larutan
garam 5-15% dapat menumbuhkan jenis bakteri asam laktat namun demikian
menghambat pertumbuhan mikroba lain yang tidak dikehendaki. Selain itu garam
mendesak keluar cairan dan zat-zat larut lainnya dari sayuran tersebut melalui proses
osmosis. Gula yang di fermentasi larut dalam cairan tersebut dan kemudian diubah oleh
bakteri asam laktat menjadi asam laktat, yang merupakan pengawetan utama pada
sayuran tersebut. Lama fermentasi berkisar antara 1 hari sampai beberapa bulan.
Konsentrasi garam yang lebih rendah dari 5% akan menumbuhkan jenis bakteri
proteolitik, sedangkan konsentrasi garam lebih dari 15% akan menghambat aktivitas
bakteri asam laktat dan menumbuhkan bakteri halofilik. Konsentrasi larutan garam ini
dalam fermentasi ketimun sebaiknya dipertahankan minimal 10% selama fermentasi.
a. Peranan asam:
1) Menurunkan pH.
3) Asam asetat lebih dapat menghambat dan memiliki daya racun lebih
kuat dibanding asam laktat dan asam sitrat.
Asam askorbat sedikit stabil dalam larutan asam dan terdekomposisi oleh
adanya cahaya. Proses dekomposisi sangat diakselerasi oleh adanya alkali,
oksigen, cu dan Fe.
c. Vitamin A akan stabil dalam kondisi ruang hampa udara, namun akan
cepat rusak ketika dipanaskan dengan adanya oksigen, terutama pada suhu
yg tinggi.
Menggunakan bahan-bahan kimia, seperti gula pasir, garam dapur, nitrat, nitrit,
natrium benzoat, asam propionat, asam sitrat, garam sulfat, dan lain-lian. Proses
pengasapan juga termasuk cara kimia sebab bahan-bahan kimia dalam asap dimasukkan
ke dalam makanan yang diawetkan. Apabila jumlah pemakainannya tepat, pengawetan
dengan bahan-bahan kimia dalam makanan sangat praktis karena dapat menghambat
berkembangbiaknya mikroorganisme seperti jamur atau kapang, bakteri, dan ragi.
Sering digunakan untuk mencegah tumbuhnya jamur atau kapang. Untuk bahan
tepung terigu, dosis maksimum yang digunakan adalah 0,32 % atau 3,2 gram/kg
bahan; sedngkan untuk bahan dari keju, dosis maksimum sebesar 0,3 % atau 3
gram/kg bahan.
Merupakan senyawa intermedier dari asam organik yang berbentuk kristal atau
serbuk putih. Asam sitrat ini maudah larut dalam air, spriritus, dan ethanol, tidak
berbau, rasanya sangat asam, serta jika dipanaskan akan meleleh kemudian terurai
yang selanjutnya terbakar sampai menjadi arang. Asam sitrat juga terdapat dalam
sari buah-buahan seperti nenas, jeruk, lemon, markisa. Asam ini dipakai untuk
meningkatkan rasa asam (mengatur tingkat keasaman) pada berbagai pengolahan
minum, produk air susu, selai, jeli, dan lain-lain. Asam sitrat berfungsi sebagai
pengawet pada keju dan sirup, digunakan untuk mencegah proses kristalisasi
dalam madu, gula-gula (termasuk fondant), dan juga untuk mencegah pemucatan
berbagai makanan, misalnya buah-buahan kaleng dan ikan. Larutan asam sitrat
yang encer dapat digunakan untuk mencegah pembentukan bintik-bintik hitam
pada udang. Penggunaan maksimum dalam minuman adalah sebesar 3 gram/liter
sari buah.
d) Bleng
Merupakan larutan garam fosfat, berbentuk kristal, dan berwarna
kekuningkuningan. Bleng banyak mengandung unsur boron dan beberapa mineral
lainnya. Penambahan bleng selain sebagai pengawet pada pengolahan bahan
pangan terutama kerupuk, juga untuk mengembangkan dan mengenyalkan bahan,
serta memberi aroma dan rasa yang khas. Penggunaannya sebagai pengawet
maksimal sebanyak 20 gram per 25 kg bahan. Bleng dapat dicampur langsung
dalam adonan setelah dilarutkan dalam air atau diendapkan terlebih dahulu
kemudian cairannya dicampurkan dalam adonan.
f) Garam sulfat
Digunakan dalam makanan untuk mencegah timbulnya ragi, bakteri dan warna
kecoklatan pada waktu pemasakan.
g) Gula pasir
Digunakan sebagai pengawet dan lebih efektif bila dipakai dengan tujuan
menghambat pertumbuhan bakteri. Sebagai bahan pengawet, pengunaan gula
pasir minimal 3% atau 30 gram/kg bahan.
h) Kaporit (Calsium hypochlorit atau hypochloris calsiucus atau chlor kalk atau
kapur klor)
i) Natrium Metabisulfit
Terdapat dalam bentuk garam kalium dan natrium nitrit. Natrium nitrit berbentuk
butiran berwarna putih, sedangkan kalium nitrit berwarna putih atau kuning dan
kelarutannya tinggi dalam air. Nitrit dan nitrat dapat menghambat pertumbuhan
bakteri pada daging dan ikan dalam waktu yang singkat. Sering digunakan pada
danging yang telah dilayukan untuk mempertahankan warna merah daging.
Jumlah nitrit yang ditambahkan biasanya 0,1 % atau 1 gram/kg bahan yang
diawetkan. Untuk nitrat 0,2 % atau 2 gram/kg bahan. Apabila lebih dari jumlah
tersebut akan menyebabkan keracunan, oleh sebab itu pemakaian nitrit dan nitrat
diatur dalam undang-undang. Untuk mengatasi keracunan tersebut maka
pemakaian nitrit biasanya dicampur dengan nitrat dalam jumlah yang sama. Nitrat
tersebut akan diubah menjadi nitrit sedikit demi sedikit sehingga jumlah nitrit di
dalam daging tidak berlebihan.
k) Sendawa
Merupakan senyawa organik yang berbentuk kristal putih atau tak berwarna,
rasanya asin dan sejuk. Sendawa mudah larut dalamair dan meleleh pada suhu
377oC. Ada tiga bentuk sendawa, yaitu kalium nitrat, kalsium nitrat dan natrium
nitrat. Sendawa dapat dibuat dengan mereaksikan kalium khlorida dengan asam
nitrat atau natrium nitrat. Dalamindustri biasa digunakan untuk membuat korek
api, bahan peledak, pupuk, dan juga untuk pengawet abahn pangan.
Penggunaannya maksimum sebanyak 0,1 % atau 1 gram/kg bahan.
l) Zat Pewarna
Razak, Maryam dan Muntikah. 2017. Ilmu Teknologi Pangan. Kementrian Kesehatan
Republik Indonesia
Esti, Agus Sediadi. 2020. Pengawetan dan Bahan Kimia. FTP Gunadarma. Jakarta
http://ftp.gunadarma.ac.id/linux/docs/v12/artikel/pangan/PIWP/pengawetan.pdf