Oleh:
Kelompok 6
1.
2.
3.
4.
(P07131112060)
(P07131112061)
(P07131112082)
(P07131112085)
formula
makanan formula
mencapai 1.2.
klien
1.3.
Rancangan
hasil
modifikasi
modifikasi
resep/
resep/
makanan formula
1.4.
3.
Uji
coba
makanan
formula
Mendokumentasikan 3.1. Proses modifikasi resep/ formula dicatat
hasil
modifikasi
resep/makanan formula
secara sistematik
3.2. Standar resep/ formula yang dimodifikasi
didokumentasikan dalam bentuk SOP dan
dilaporkan
Alat tulis
Panci
Baskom
Besek
Kompor gas
Wajan
7) Sothil + serok
8) Triplebim
9) Pisau
10) Telenan
11) Plastik
12) Raffia
a. Bahan:
1) Ikan kembung
2) Garam
2. Pengolahan ikan asin metode brine salting
a. Alat :
1)
2)
3)
4)
Toples
Panci
Irus
Pisau
5) Penggorengan
6) Piring plastik
7) Batu (untuk menindih)
b. Bahan :
1) Ikan
2) Larutan garam jenuh
3) Minyak goreng
3. Pengolahan ikan asin metode pindang gaya baru
a. Alat :
1)
2)
3)
4)
5)
6)
Pisau
Nampan/baskom
Daun kering
Besek
Kertas label
Panci
7) Kompor gas
8) Sendok/garpu
9) Piring
10)
b. Bahan :
1) Garam
2) Ikan pindang
4. Pengolahan ikan asin metode cue
a. Alat
1)
2)
3)
4)
Kompor
Panci dan penutup
Besek
Triple bim
5)
6)
7)
8)
Pisau
Baskom
Gelas kimia
Sendok
b. Bahan
1) Ikan tongkol (559 g)
2) Garam 20% (112 g)
3) Garam 10% (56 g)
5. Pengolahan telur asin berbagai media
a. Media abu gosok
1) Alat
a)
b)
c)
d)
e)
Kompor gas
Gas
Panci
Tissue
Kertas label
2) Bahan
a) Telur ayam
f)
g)
h)
i)
j)
(10 butir)
Milimeter blok
Plastik
Jangka sorong
Timbangan
Form penimbangan
Panci
Kompor gas
Tissue
Toples plastic
Kertas label
f)
g)
h)
i)
j)
Millimeter blok
Jangka sorong
Tripel bim
Plastic
From pengamatan
f)
g)
h)
i)
j)
Millimeter blok
Jangka sorong
Tripel bim
Plastic
From pengamatan
2) Bahan
a) Telur ayam 10 butir
b) Larutan : air 587 gram dan garam 213 gram
d. Media pasir halus
1) Alat
a)
b)
c)
d)
e)
Panci
Kompor gas
Tissue
Toples plastic
Kertas label
2) Bahan
a) Telur ayam 20 butir
b) Media pasir : pasir 562 gram dan garam 562 gram
k)
E. Prosedur atau Langkah Kerja
1. Pengolahan ikan asin Metode dry salting
a. Ikan yang masih segar disiangi, bersihkan/buang isi perut, insang serta
selaput-selaput yang ada, kemudian cuci bersih dan tiriskan.
b. Lumuri seluruh permukaan ikan dengan garam kurang lebih 20-35% dari
berat ikan setelah dibersihkan.
c. Susun berlapis-lapis di rak penggaraman, antara dua lapis ikan diberi lapisan
garam, di dasar bak dan lapisan ikan yang paling atas diberi lapisan garam
yang agak tebal.
d. Tutup tumpukan ikan dengan anyaman bambu yang jarang dan diberi
pemberat secukupnya.
e. Biarkan dalam bak selama 24 jam sampai 72 jam (tergantung ukuran ikan
dan keperluan). Untuk ikan besar, 15-25% untuk ikan sedang, 5-10% untuk
f.
metode lain.
3. Pengolahan ikan asin metode cue
a. Membersihkan isi perut dan insang ikan lalu mencucinya hingga bersih.
b. Mengatur ikan berlapis-lapis dalam besek dan menaburinya garam 20% (112
g).
c. Lalu mengisinya dengan air secukupnya hingga ikan terendam.
d. Memanaskannya hingga mendidih dan ikan matang.
e. Mengeluarkan / membuang sisa air rebusan lalu mengeluarkan ikan dari
dalam besek.
f. Menaburkan garam 10%(56 g) pada ikan.
g. Menambahkan sedikit air.
h. Memanaskannya selama jam atau hingga air habis.
i. Ikan asin siap untuk dikonsumsi.
4. Pengolahan ikan asin metode pindang gaya baru
a. Setelah ikan disiangi, dibuang imsang isi perut ikan dicui bersih
b. Berikutnya ikan dilumuri garam 25%, diatur berlapis-lapis dalam besek
alasnya diberi merang/daun kering sampai padat dan penuh
c. Ikan dalam besek didiamkan selama - 3 jam supaya garamnya meresap
kedalam daging ikan
d. Selanjutnya besek tersebut direbus ditambah air secukupnya sampai
terendam selama kira-kira 45 menit
e. Setelah diangkat, besek ditiriskan dan ikannya dapat langsung dimakan
5. Telur asin berbagai media
a. Abu gosok
1) Pilih telur ayam dan bebek yang masih segar.
2) Bersihkan dan cuci telur ayam dan bebek dengan air hangat.
3) Buat medium pengasin yaitu garam dan abu gosok (1:1 = 300 g : 300 g)
tambahkan air secukupnya. Aduk sampai rata.
4) Bungkus telur dengan medium pengasin satu demi satu.
5) Simpan dalam wadah/kuali selama 2 minggu.
6) Setelah 2 minggu pengasinan, bungkus medium pengasin dihilangkan /
dibersihkan, kemudian lakukan pengamatan telur mentah dan matang.
b. Batu bata
1) Pilih telur bebek dan telur ayam yang masih segar
2) Bersihkan dan cuci telur dengan air hangat
3) Buat medium pengasin telur yaitu garam dan batu bata (1:1) tambahkan
air secukupnya. Aduk sampai rata.
4) Bungkus telur dengan medium pengasin satu per satu
5) Lakukan dengan media yang berbeda yaitu abu gosok, pasir halus dan air
dengan menggunakan perbandingan yag sama
6) Simpan dalam wadah/kuali selama 2 minggu
7) Setelah 2 minggu pengasinan, bungkus
medium
pengasin
penetrasi garam ke dalam tubuh ikan dan keluarnya cairan dari tubuh ikan
karena perbedaan konsentrasi. Cairan itu dengan cepat dapat melarutkan kristal
garam atau mengencerkan larutan garam.
n)
Bersamaan dengan keluarnya cairan dari dalam tubuh ikan, partikel
garam akan memasuki tubuh ikan. Lama kelamaan kecepatan proses pertukaran
garam dan cairan semakin lambat dengan menurunnya konsentrasi garam di luar
tubuh ikan dan meningkatnya konsentrasi garam di dalam tubuh ikan. Bahkan
pertukaran garam dan cairan tersebut berhenti sama sekali setelah terjadi
keseimbangan. Proses itu mengakibatkan pengentalan cairan tubuh yang masih
tersisa dan penggumpalan protein (denaturasi serta pengerutan sel-sel tubuh
ikan sehingga sifat dagingnya berubah).
o)
Selama proses penggaraman berlangsung terjadi penetrasi garam ke
dalam tubuh ikan dan keluarnya cairan dari tubuh ikan karena adanya perbedaan
konsentrasi. Cairan tersebut dengan cepat akan melarutkan kristal garam atau
mengencerkan larutan garam. Bersamaan dengan keluarnya cairan dari dalam
tubuh ikan, partikel garam pun masuk ke dalam tubuh ikan.
p)
Ikan yang telah mengalami proses penggaraman, sesuai dengan
prinsip yang berlaku, akan mempunyai daya simpan tinggi karena garam dapat
berfungsi menghambat atau menghentikan reaksi autolisis dan kecepatan proses
pertukaran garam dan cairan semakin lambat dengan menurunnya konsentrasi
garam di luar tubuh ikan dan meningkatnya konsentrasi garam di dalam tubuh
ikan. Cara kerja garam di dalam menjalankan fungsi kedua sebagai berikut.
Garam menyerap cairan tubuh ikan, selain itu garam juga menyerap cairan tubuh
bakteri sehingga proses metabolisme bakteri terganggu karena kekurangan
cairan, akhirnya bakteri mengalami kekeringan dan mati.
q)
Garam pada dasarnya tidak bersifat membunuh mikroorganisme
(germisida). Konsentrasi garam rendah (1 3%), justru garam membantu
petumbuhan bakteri halofilik. Garam yang berasal dari tempat-tempat pembuatan
garam di pantai mengandung cukup banyak bakteri halofilik yang dapat merusak
ikan kering. Beberapa jenis bakteri dapat tumbuh pada larutan garam
berkonsentrasi tinggi, misalnya red halofilic bacteria yang menyebabkan warna
merah pada ikan. Selain mengakibatkan terjadinya proses osmosis pada sel-sel
mikroorganisme sehingga terjadi plasmolisis. Kadar air dalam sel bakteri
terekstraksi, sehingga menyebabkan kematian bakteri. Penggaraman ikan
biasanya diikuti dengan pengeringan untuk menurunkan kadar air dalam daging
ikan. Dengan demikian, pertumbuhan bakteri semakin terhambat.
r) Metode Penggaraman
s)
Kecepatan penetrasi garam ke dalam tubuh ikan dipengaruhi oleh
tingkat kemurnian garam. Garam yang baik adalah garam yang mengandung
NaCl cukup tinggi (95%) dan sedikit mengandung elemen magnesium (Mg)
maupun kalsium (Ca). Elemen tersebut mempengaruhi mutu ikan asin yang
dihasilkan karena :
a. Dapat memperlambat penetrasi garam ke dalam tubuh ikan sehingga terjadi
proses pembusukan sebelum proses penggaraman berakhir.
b. Dapat menyebabkan ikan menjadi higroskopis sehingga sering menimbulkan
masalah dalam penyimpanan.
c. Garam yang mengandung CaSO4 sebanyak 0,5-1,0% menyebabkan ikan
asin yang dihasilkan mempunyai daging yang putih, kaku, dan agak pahit.
d. Garam yang mengandung MgCl atau MgSO4 akan menghasilkan ikan asin
yang agak pahit.
e. Garam yang mengandung Fe dan Cu dapat mengakibatkan ikan asin
berwarna kuning atau coklat kotor.
t)
w)
y)
z) Kandungan 1 (%)
ac)
ad)
ae)
Kel
ag)
ah)
ai)
aj)
Na
96
95
al)
am)
an)
ao)
Ca
0,9
aq)
ar)
as)
at)
Mg
0,
0,5
av)
aw)
ax)
ay)
Un
af)
ak)
ap)
au)
az)
be)
Mg
0,
0,5
ba)
bb)
bc)
bd)
Ba
Sa
bf)
bg)
bh)
bi)
Air
2,
3,1
bj)
bk) Pada dasarnya metode penggaraman ikan dapat dikelompokkan menjadi 3
(tiga), yaitu penggaraman kering, penggaraman basah, dan penggaraman campuran.
a. Penggaraman Kering (Dry Salting)
bl)
Metode penggaraman kering menggunakan kristal garam yang
dicampurkan dengan ikan. Pada umumnya ikan-ikan yang besar dibuang isi perutnya
terlebih dahulu dan bila perlu dibelah agar dagingnya menjadi tipis sehingga lebih
mudah untuk ditembus oleh garam. Pada proses penggaraman, ikan ditempatkan di
dalam wadah yang kedap air, misalnya bak dari kayu atau dari bata yang disemen.
Ikan disusun selapis demi selapis di dalam wadah, diselingi dengan lapisan garam.
Jumlah garam yang dipakai umumnya 10-35% dari berat ikan.
b. Penggaraman Basah (Wet Salting)
bm)
Penggaraman basah menggunakan larutan garam 30-50% (setiap
100 liter larutan garam berisi 30-50 kg garam). Ikan dimasukkan ke dalam larutan itu
dan diberi pemberat agar semua ikan terendam, tidak ada yang terapung. Ikan
direndam dalam jangka waktu tertentu tergantung pada :
1) Ukuran dan tebal ikan
2) Derajat keasinan yang diinginkan
bn) Di dalam proses osmosis, kepekatan makin lama makin berkurang karena
air dari dalam daging ikan secara berangsur-angsur masuk ke dalam
larutan garam, sementara sebagian molekul garam masuk ke dalam
daging ikan. Karena kecenderungan penurunan kepekatan larutan garam
itu, maka proses osmosis akan semakin lambat dan pada akhirnya
berhenti. Larutan garam yang lewat jenuh yaitu jumlah garam lebih
banyak dari jumlah yang dapat dilarutkan sehingga dapat dipergunakan
untuk memperlambat kecendrungan itu.
c. Penggaraman Campuran (Kench Salting)
bo)
Penggaraman kench pada dasarnya adalah penggaraman kering,
tetapi tidak menggunakan bak. Ikan dicampur dengan kristal garam seperti pada
penggaraman kering di atas lantai atau di atas geladak kapal. Larutan garam yang
terbentuk dibiarkan mengalir dan terbuang. Cara tersebut tidak memerlukan bak,
tetapi memerlukan lebih banyak garam untuk mengimbangi larutan garam yang
mengalir dan terbuang. Proses penggaraman kench lebih lambat. Oleh karena itu,
pada udara yang panas seperti di Indonesia, penggaraman kench kurang cocok
karena pembusukan dapat terjadi selama penggaraman.
bp)
Penggaraman kering mampu memberikan hasil yang terbaik, karena
daging ikan asin yang dihasilkan lebih padat. Pada penggaraman basah, banyak
sisik-sisik ikan yang terlepas dan menempel pada ikan sehingga menjadikan ikan
tersebut kurang menarik. Selain itu dagingnya kurang padat. Menurut Poulter (1988),
dikelompokkan penggaraman ikan atas tiga cara, yaitu :
1) Kenc Curing, kristal garam dilumuri pada tubuh ikan, kemudian ikan ditumpuk di
lantai sehingga molekul garam menembus ke dalam daging ikan dan air yang
terekstraksi dari sel-sel daging ikan akan mengalir.
2) Pickling, sama dengan kench curing tetapi penggaraman dilakukan dalam
suatuwadah, sehingga air yang terekstraksi akan merendam daging ikan.
3) Brining, garam dilarutkan dalam air dengan konsentrasi yang tinggi (25%)
kemudian ikan dimasukkan ke dalam larutan garam tersebut.
bq)
tinggi, tetapi proses-proses lain termasuk pembusukan juga berjalan lebih cepat. Di
negara dingin, penggaraman dilakukan pada suhu rendah, dan ternyata hasil
keseluruhannya lebih baik daripada yang dilakukan pada suhu tinggi. Indonesia
merupakan negara tropis yang memiliki suhu panas, sebaiknya penggaraman
dilakukan di tempat yang teduh. Daya awet ikan yang digarami beragam tergantung
pada jumlah garam yang dipakai. Semakin banyak garam yang dipakai semakin
panjang daya awet ikan. Tetapi umumnya orang kurang suka ikan yang sangat asin..
2. Penggaraman Telur
br)
Telur asin
adalah
suatu
hasil
olahan
telur
dengan
prinsip
bu)
Hought unit atau indeks putih telur merupakan parameter yang serupa
yaitu perbandingan tinggi albumen tebal dengan rata-rata garis tengah panjang
dan pendek albumen tebal. Menurut Bucket et al (1985), indeks albumen
bervariasi antara 0,054 0,174. Apabila telur disimpan, makin lama indeks
albumen akan menurun dan semakin kecil, ini disebabkan karena putih telur
semakin encer.
G. Hasil
1. Pengolahan ikan asin Metode dry salting
bv)
Be
bw)
Ber
bx)
Berat
by)
Keadaan
bz)
Keadaan
rat Bahan
at Setalah
Garam yang
Fisik Sebelum
Awal
ca)
cb)
Kering
cc)
cd)
29
Digunakan
ce)
cf)
35 %
cg)
(234,
Diperlakukan
ch)
ci)
Tidak
dan digoreng
cm)
cn)
Warna
bersisik
cj)
Mata masih
kecoklatan
co)
Rasa tidak
menonjol
ck)
Bau khas
66
9,5 gram
7,7 gram
3 gram)
ikan asin)
cp)
Tekstur
ikan segar
cl)
cs)
2. Pengolahan ikan asin metode brine salting
ct)
cu) P
cv) S
cw)S
at
al
lt
lt
h
d
)
cx)
B
cy) 4
cz)
da)
dd)
de)
e
k
or
(
@
2
5
0
gr
db)
)
dc) 4
3
8,
1
gr
d
e
n
g
a
n
ai
r
2
lit
df)
K
dg)
er
dh) T
dl)
dr)
dm)
ds) C
ks
War
tu
ti
dt)
ti
du) I
ri
al
di) M
dn) A
dv)
ra
dw)A
dj) K
uli
u
d
a
s
do)
dx) S
ti
dp) T
lic
in
dk) M
at
hi
ta
ur
dq) R
s
a
:
S
a
n
g
a
t
a
s
i
n
dy)
3. Pengolahan ikan asin metode cue
dz)
No.
ed)
1.
eh)
ea)
Indikator
eb)
Ikan segar
ee)
Berat
ef)
559 g
ej)
Putih
ei)
Warna
em)
Tekstur
eq)
Aroma
eu)
Kondisi
5.
ex)
mata
ey)
Kondisi
6.
fb)
insang
fk)
Keter
2.
el)
3.
ep)
4.
et)
segar
en)
Lunak,
Ikan
Cue
eg)
527,6
g
ek)
Putih
pucat
kenyal
er)
Khas ikan
segar
ec)
eo)
Empuk
es)
Khas
ikan rebus
ev)
Jernih
ew)
Putih
ez)
Merah
fa)
Merah
cerah
kecoklatan
fc)
Rasa
fd)
fe)
7.
ff)
4. Pengolahan ikan asin metode pindang gaya baru
fg) Berat awal ikan = 758 gram
fh) Berat garam = 25 % dari 758 = 189,5 gram
fi) Waktu pemeraman 1 jam = pukul 12.48 - 14.18
fj)
angan
fl)
fn)
Keadaan Fisik
Pengamat fo)
Asin
Rasa
Tekst
an awal
fq)
ft)
Tidak
(Pemberian garam)
fr)
Sedikit asin
fu)
Lembut, tidak hancur
ur
fv)
Warn
hancur
fw)
Khas ikan
fx)
a
fy)
Arom
fz)
ga)
fp)
fs)
Khas ikan
(amis)
gb)
gg)
Pegamatan
gh)
Telur 1
gi)
Telur 2
N
o
gj)
gk)
Kondisi telur
a. Warna
go)
a. Kuning telur:
gl)
gq)
a. Kuning telur:
Kuning orange
gp)
Putih
gm)
telur: putih
bening
b. Amis, Khas
gn)
b. Aroma
c. Tekstur
kuning
gr) Putih telur:
putih kekuningan
b. Amis, Khas telur
c. Kuning telur agak
keras
telur
c. Kuning telur
agak keras
gs) gt)
Ukuran tinggi
a. Kuning telur
2
b. Putih telur
gw) gx)
Ukuran rata3
rata diameter
a. Kuning telur
b. Putih telur
hc) hd)
Berat telur
gu)
gv)
a. 2,9 cm
b. 0,2 cm
gy)
gz)
a. 1,2 cm
b. 0,3 cm
ha)
hb)
a. 3,16 cm
b. he)
60 gr
a. 3,67 cm
b. hf)
4
hg)
hh)
hi)
Yolk Indeks
hj)
hk)
hl)
= 0,9177
hm)
2,9
3,16
hn)
ho)
= 0,3269
hs)
hp)
hq)
Hought Unit
hr)
54,25 gr
ht)
= 0,0033
=
hv)
0,3
54,25
hw)
= 0,0055
hu)
hx)
hz)
ie)
Warna
K if)
uning
telur
T il)
ik)
ia)
P
roma
ib)
kstur
Te ic)
ii)
utih
K
Rasa
K ij)
uning
telur
im)
P in)
elur
uning
utih
has telur
ayam
cerah
bersih
ayam
io)
embut
telur
ip)
Putih
telur
A iq)
gak asin
Asin
ir)
is)
Telur Bebek
it)
Perlakuan telur asin (bebek) dengan media abu gosok (1:1)
iu)
Berat abu gosok
: 350 gram
iv)
Berat garam
: 350 gram
1) Pengamatan telur mentah setelah penggaraman
iw) ix)
Pegamatan
iy)
Telur 1
iz)
Telur 2
N
o
ja)
jb)
je)
2
ji)
3
jo)
4
Kondisi telur
a. Warna
b. Aroma
c. Tekstur
jf)
Ukuran tinggi
a. Kuning telur
b. Putih telur
jj)
Ukuran ratarata diameter
a. Kuning telur
b. Putih telur
jp)
Ukuran
diameter putih telur
yang kental dan
encer
ju)
jc)
a. Orange
b. Khas telur
c. Kuning telur
agak keras
agak keras
(kenyal)
(kenyal)
jg)
a. 2,78 mm
b. 0,3 mm
jk)
jl)
a. 3 mm
b. 15 cm
jq)
jr)
jd)
a. Orange
b. Khas telur
c. Kuning telur
13 cm
jh)
a.
b.
jm)
jn)
a.
b.
3,28 mm
16 cm
js)
jt)
11 cm
2,49 mm
0,3 mm
jv)
Yolk Indeks
jx)
jy)
jz)
= 0,9
ka)
2,70
3
kb)
kc)
= 0,15
kd)
Hought Unit
kf)
kg)
kh)
= 0,0054
ki)
Dokumentasi:
kj)
kk) Gambar. Telur 1
kl)
km)
Gambar. Telur 2
Pengam
atan
kp)
Bagian Kuning
Telur
kq)
Bagian Putih
Telur
o
kr)
ks)
Warna
kt)
Hijau
ku)
Putih bersih
kekuningan
kv) kw)
Aroma
kx)
ky)
Tekstur
lb)
Masir
lc)
Lembut
Rasa
lf)
Khas kuning
lg)
Asin (+++++)
2
kz) la)
3
ld)
4
le)
lh)
li)
lj)
lk)
ll)
lr)
Pegamatan
ls)
Telur 1
N
o
lt)
lu)
lx)
ly)
Kondisi telur
a. Warna
b. Aroma
c. Tekstur
a. Orange
b. Khas
c. Kuning kenyal
lw) Putih encer
lz)
Ukuran tinggi
a. Kuning telur
b. Putih telur
ma) mb)
3
lv)
a. 2,2 cm
b. 0,3 cm
Ukuran rata-rata
diameter
a. Kuning telur
b. Putih telur
me) mf)
mc)
md)
a. 1,49 cm
b. 15 cm
mg)
55 gr
Berat telur
4
mh)
mi) Perhitungan Yolk Indeks dan Hought Unit
a) Yolk indek
b) Hough unit
mj)
mk)
= 1,4765
mm)
= 0,009
mn) Telur Bebek
mo)
Berat bubuk batu bata
: 339 gram
mp)
Berat garam
: 339 gram
1) Pengamatan telur mentah setelah penggaraman
mq) mr)
Pegamata
ms)
Telur 1
mt)
Telur
mu)
Telu
o
mv) mw)
1
Kondisi
telur
a. Warna
r3
nb)
a. Kuning telur:
ne)nf)
Telu
Ter rusak
orange - kuning
nc)
Putih
mx)
telur: putih
my)
mz)
bening
b. Amis, Khas telur
(++)
c. Kuning telur
keras
nd)
b. Aroma
na)
ng) nh)
c. Tekstur
Ukuran
tinggi
a. Kuning telur
b. Putih telur
nn) no)
Ukuran
telur encer
ni)
rata-rata diameter
a. Kuning
telur
b. Putih telur
nv) nw)
Berat telur
nj)
a. 2,4 cm
b. 0,35 cm
Putih
nk) -
np)
nq)
nr)
ns) -
a. 3,5 cm
b. nx)
42,5 gr
ny)
4
oa)
ob)
Yolk Indeks
od)
oe)
of)
= 0,685
og)
Hought Unit
oh)
2,4
3,5
oi)
oj)
= 0,0077
2) Pengamatan telur matang setelah penggaraman
nl)
nm)
nt)
nu)
nz)
ok)
Krit
ol)
Kuning
om)
Putih
eria
on)
War
telur
oo)
Kuning
telur
op)
Putih
na
oq)
Aro
bagus
or)
Amis ++,
bersih
os)
Amis +,
ma
ot)
khas
khas
Tek
stur
ow)
Ras
ou)
Lembut
ov)
Kenyal
ox)
Asin +
oy)
Asin ++
oz)
c. Media air dan pasir
pa)
Telur Ayam
pb)
Pengamatan fisik awal
: telur normal
pc)
Pengamatan setelah 2 minggu :
1) Penggaraman telur dengan media air
pd)
Karakteristik
pe)
Telur 1
pg)
Berat awal
ph)
pj)
Garis tengah
pf)
Telur 2
pi)
72 gram
gram
pk) 14,9
pl)
13,4 cm
cm
pn)
0,25
po)
0,48 cm
cair
pp)
cm
pq)
7,6 cm
pr)
6,5 cm
pt)
0,62
pu)
0,57 cm
kental
pv) Garis tengah
cm
pw)
3,08
px)
2,84 cm
kuning telur
py) Tinggi kuning
cm
pz)
2,12
qa)
2,2 cm
telur
cm
Garis tengan
72
qb)
qc) Perhitungan Yolk Indeks dan Hought Unit
qd) Hough unit
qf)
(0,62+0,57)
72
= 0,016 cm
qg)
Yolk indeks
qh)
( 2,12+2,2 )
3,08+ 2,84
=
qi)
= 0,7297 cm
qj)
qk)
Pengamatan fisik
ql)
Warna
qm)
qo)
bau
bentuk
kuning telur
qq)
2) Penggaraman telur dengan media pasir
qr)
qu)
qx)
Karakteristik
Berat awal
Garis tengah
qs)
qv)
qy)
Telur 1
65 gram
14,1 cm
qt)
qw)
qz)
Telur 2
65 gram
13,61 cm
rb)
0,39 cm
rc)
0,49 cm
cair
rd)
re)
rf)
8,6 cm
rh)
- cm
ri)
0,54 cm
kental
rj)
Garis tengah
rk)
2,76 cm
rl)
4,76 cm
kuning telur
rm) Tinggi kuning
rn)
2,5 cm
ro)
1,1 cm
Garis tengan
telur
rp)
rq) Perhitungan Yolk Indeks dan Hought Unit
rr) Hough unit
rt)
(0,+00,54)
7265
= 0,0083 cm
ru)
Yolk indeks
rv)
=
=
rw)
rx)
ry)
= 0,48 cm
Pengamatan fisik
warna
rz)
sa)
sb)
sd)
sf)
sg)
sh)
bening
sc) amis, khas
se) bulat utuh
bau
bentuk kuning telur
si)
atan
Telur dengan
media air
sl)
Telur
sm)
warna
1
sq)
kuning telur
su) Rasa
sp)
sj)
Telur dengan
Telur
media pasir
sn) Telur
so)
Telur
+++
2
sr)
+++
1
ss)
++
2
st)
++
sv)
+++
sw)
+++
sx)
++
sy)
++
ta)
tf)
+++
+++
tb)
tg)
+++
+++
tc)
th)
++
++
td)
ti)
++
++
tk)
+++
tl)
+++
tm)
++
tn)
++
kuning telur
(keasinan)
sz) Aroma
te)
Rasa
bagian putih
(keasinan)
tj)
Tekstur
tr)
ts)
tt)
tu)
(kekenyalan)
to)
tp)
Keterangan = semakiin banyak tanda (+) maka,
tq)
Warna semakin kuning
Rasa semakin asin
Aroma semakin tajam
Tekstur semakin kenyal
tv)
tw)
Telur Bebek
tx)
Pengamatan Awal
ua)
tz)
B
ty)
uc)
ui)
retak/ cacat
un) c. Warna kulit/ cangkang
uh)
ug)
ul)
uk)
um)
up)
uo)
ut)
us)
bersih
uv) e. Isi dalam telur tidak
berbunyi
uu)
digoncangkan
ketika
uw)
a. Pengamatan Mentah
ux)
uy)
uz)
vb) P
u
t
i
h
t
e
vk)
va)
Ku
u
vl)
vm)
r
vn)
vo)
vc)
vd)
A
ve)
vf)
vg)
wd)
wb)
we)
wf)
wq)
wr)
xc)
xd)
vx)
vz)
wc)
vv)
vu)
K
vw)
vy)
wa)
wp)
wn)
wj)
wl)
wh)
wo)
wm)
wg)
ws)
wt)
wi)
wu)
wv)
wk)
ww)
wx)
wy)
K
wz)
xa)
K
xb)
xl)
xn)
xf)
xo)
xh)
xj)
xm)
T
xe)
xg)
xi)
xk)
xq)
xr) Keterangan :
xs) Semakin banyak tanda (+) maka aroma khas telur semakin kuat dan tekstur telur semakin keras.
xt)
xu)
xv)
xw)
xx)
xy)
xp)
b. Pengamatan Matang
yc)
A
ya) Rasa
yd) Tekstur
yb) Warna
yl)
yg)
xz)
yj)
ym)
yk)
K
yf)
yh)
yi)
yp)
yq)
yr)
ys)
yn)
Ti
yo)
yt)
zb)
yw)
yu)
yv)
yx)
yy)
yz)
za)
Ti
zc)
zd) Keterangan :
ze) Semakin banyak tanda (+) maka rasa telur semakin asin, warna putih telur semakin bersih dan tekstur telur semakin
empuk.
zf)
zg)
zh)
zi)
zj)
zk)
zl)