PEMBELAJARAN
2019
KATA PENGANTAR
Puji syukur di panjatkan kepada Allah SWT. Yang telah melimpahkan karunia-Nya
sehingga makalah ini dapat terselesaikan. Adapun makalah ini mengenai Pengembangan
Motif dan Motivasi Peserta Didik.
Penyusunan makalah ini ditujukan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah
Psikologi Pendidikan dan Bimbingan. Yang diharapkan dapat memberikan dasar, arah dan
titik tolak dalam memahami masalah-masalah yang ada di Indonesia mengenai motivasi
peserta didik dalam pembelajarannya di sekolah.
Terima kasih kepada berbagai pihak yang telah membantu penyusunan makalah
ini,yang diharapkan dapat bermanfaat bagi penyusun ataupun pembaca pada umumnya agar
dapat meningkatkan pengetahuan dan kesadaran pentingnya mengetahui masalah-masalah
yang ada di indonesia.
Penyusun,
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR i
DAFTAR ISI ii
BAB I PENDAHULUAN 1
A. Latar Belakang 1
B. Rumusan Masalah 1
C. Tujuan Masalah 1
BAB II PEMBAHASAN 2
C. Jenis-Jenis Motivasi 5
D. Teori-Teori Motivasi 6
I. Pengukuran Motivasi 15
BAB IV PENUTUP 16
A. Simpulan 16
B. Saran 17
DAFTAR PUSTAKA 18
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Tingkat minat belajar peserta didik semakin hari semakin menurun. Tak dapat
dipungkiri bahwa kebanyakan peserta didik merasa jenuh dan bosan saat kegiatan belajar
mengajar di sekolah. Agar minat belajar peserta didik meningkat, maka setiap peserta
didik tentu saja harus memiliki motif-motif tertentu yang menyebabkan ia harus tetap
belajar.
Keseluruhan motif-motif yang menjadikan seseorang menjadi meningkat minat
belajarnya, secar umum dapat dikatakan sebagai motivasi. Maksud dari motivasi belajar
disini adalah keseluruhan daya penggerak yang menimbulkan kegiatan belajar, yang
menjamin kelangsungan belajar dan memberikan arah kegiatan belajar, sehingga tujuan
dapat tercapai.
Dan hal itu, seorang guru menjadi sosok utama dalam pengembangan para peserta
didik tersebut, karena motivasi itu sangat penting untuk menumbuhkan minat,
mendorong kesungguhan untuk mencapai sesuatu yang benar-benar diinginkan dan
diyakini bisa tercapai, dalam artian dalam hal yang positif apabila kita betul-betul
memiliki suatu ketakutan atau kemalasan itu merupakan penyakit yang harus
disembuhkan dengan bantuan para motivator. Namun, tidak hanya paru guru yang harus
memberikan motivasi, tetapi juga perlu adanya motivasi dari dalam diri kita sendiri.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana konsep, indikator serta pengukuran motif dan motivasi belajar ?
2. Bagaimana cara memfasilitasi pengembangan motif dan motivasi belajar peserta
didik ?
C. Tujuan Masalah
1. Mengetahui konsep, indikator serta pengukuran motif dan motivasi belajar
2. Mengetahui bagaimana cara memfasilitasi pengembangan motif dan motifasi
belajar peserta didik.
BAB II
PEMBAHASAN
Motivasi berasal dari kata lain motive yang berati dorongan atau bahasa
inggrisnya ialah to move. Motif diartikan sebagai kekuatan yang terdapat dalam diri
organisme yang mendorong untuk membuat driving force. Motif tidak berdiri sendiri,
tetapi saling berkaitan dengan faktor-faktor lain, bauk faktor eksternal maupun faktor
intenal. Hal-hal yang mempengaruhi motif disebut motivasi. (David krec dkk, 1962 : 19)
Motivasi adalah gejala psikologis dalam bentuk dorongan yang timbul dari diri
seseorang secara sadar untuk melakukan suatu tindakan dengan tujuan tertentu. Motivasi
juga bisa dalam bentuk usaha-usaha yang dapat menyebabkan seseorang atau kelompok
orang tergerak untuk melakukan sesuatu karena ingin mencapai tujuan yang
dikehendakinya atau mendapatkan kepuasan dengan perbuatannya. Selanjutnya motivasi
merupakan motif yang menjadi aktif pada masa-masa tertentu (Charles wingkel, 1989 :
93).
Jadi, motivasi merupakan bagian dalam suatu keadaan yang dapat menyebabkan
seseorang bertindak dengan jelas dalam memenuhi suatu tujuan. Motivasi menjelaskan
mengapa orang-orang melakukan suatu tindakan. Hal ini berpengaruh terhadap suatu
tindakan misalnya, seorang pemimpin dalam memberilkan motivasi kepada bawahan
dalam rangka meningkatkan kinerja organisasi sebagai kunci sukses atau kunci
keberhasilan dalam meraih keberhasilan organisasi. (Samuel C. Certo and trevis 2006 :
2000-2001).
Motivasi memiliki peranan strategis dalam aktivitas belajar seseorang. Tidak ada
seorang pun yang belajar tanpa motivasi, tidak ada motivasi berarti tidak ada kegiatan
belajar. Agar peranan motivasi lebih optimal, maka prinsip-prinsip motivasi dalam
belajar tidak diketahui, tetapi juga harus diterangkan dalam aktivitas sehari-hari. Dalam
kehidupan sehari-hari jarang disadari bahwa dengan sengaja kita memperhatikan dan
merenungkan perbuatan-perbuatan teman-teman kita atau orang lain, juga terhadap
perbuatan kita sendiri, seringkali kita tidak begitu menghiraukannya. Tapi jika
diperhatikan timbul pertanyaan dalam diri kita mengapa mereka melakukan perbuatan-
perbuatan tersebut. Atau apakah motif mereka? Maka yang dimaksud dengan motif
adalah segala sesuatu yang mendorong seseorang untuk bertindak atau melakukan
sesuatu.
Motivasi belajar yang baik, memiliki aspek-aspek (Chernis dan Goleman, 2001),
sebagai berikut:
1. Dorongan mencapai sesuatu
Adalah ketika seorang individu berjuang terhadap sesuatu untuk meningkatkan
dan memenuhi standar atau kriteria yang ingin dicapai dalam belajar
2. Komitmen
Siswa yang memiliki komitmen dalam belajar akan mampu menentukan skala
prioritasnya dalam mengerjakan tugas yang memang harus didahulukan dan
menimbulkan rasa tanggung jawab terhadap tugas yang harus dikerjakan baik itu
individu ataupun kelompok.
3. Inisiatif
Siswa yang memiliki motivasi belajar yang baik akan memiliki inisiatif untuk
melakukan tugas yang seharusnya ia kerjakan tanpa harus diperintah terlebih
dahulu. Siswa yang inisiatif ini akan lebih siap dalam menghadapi peluang atau
kesempatan yang ada karena ia memahami apa yang seharusnya ia lakukan dalam
menghadapi kesempatan tersebut.
4. Optimis
Ketika seorang siswa memiliki motivasi belajar yang baik, maka ia akan memiliki
sikap optimis dalam menghadapi suatu keadaan. Ia akan gigih dalam mencapai
tujuan yang diharapkan tanpa takut akan kegagalan dan hambatan yang akan ia
temui dimasa depan. Siswa yang memiliki sikap optimis tidak akan mudah
menyerah dan pantang mundur terhadap suatu kegagalan. Ia akan terus berusaha
dan belajar lebih giat lagi untuk mendapatkan apa yang ia harapkan. Sikap
optimis ini seharusnya dimiliki oleh setiap siswa, agar siswa belajar bahwa
kegagalan bukanlah akhir dari segalanya, namun kegagalan adalah cara untuk kita
memperbaiki kesalahan yang telah kita buat dan memperbaiki proses kita dalam
mencapai sesuatu.
The McClelland-AtkinsonModel
nAch = Ms – Maf
ANALISIS KASUS
A. Contoh Kasus
Dalam sebuah kelas terdapat anak yang senang sekali bermain HP, bahkan
ketika guru sedang mengajar di depan kelas, ia hanya fokus pada HP yang ia pegang.
Dia tidak pernah memperhatikan guru saat pembelajaran berlangsung. Padahal guru
tersebut sudah menegur siswa tersebut dan berusaha menyampaikan materi dengan
baik. Ketika ditegur dia hanya diam dan tak mau memberikan alasan apapun.
Kemudian pada hari berikutnya ia kembali melakukan hal yang sama seperti itu lagi.
Tidak ada motivasi dalam dirinya untuk mengikuti pelajaran yang diberikan oleh sang
guru tersebut, seakan-akan pembelajaran di kelas hanyalah sebuah kewajiban yang
hanya perlu ia tuntaskan dengan hadir di kelas. Kegiatan ia bermain game sudah
mengalihkan perhatian dia dari yang seharusnya ia lakukan, yaitu belajar.
B. Solusi
Dalam kasus ini, kita dapat mengetahui bahwa siswa tersebut memiliki
kecenderungan untuk lebih banyak beermain game dibandingkan mengikuti
pembelajaran. Padahal seharusnya ia mengikuti pembelajaran yang sedang
berlangsung dengan penuh seksama. Dalam hal ini, ada beberapa faktor yang
menyebabkan anak tersebut lebih memilih untuk bermain game ketimbang
mendengarkan penjelasan dari sang guru. Bisa karena jenis penyampaian yang
diberikan sang guru kurang menarik sehingga tidak memotivasi siswa tersebut untuk
belajar, atau memang siswa tersebut tidak memiliki motivasi dalam dirinya. Hal yang
harus dilakukan untuk menangani masalah ini yaitu dengan memberikan motivasi dan
dorongan kepada siswa tersebut untuk lebih menyukai kegiatan pembelajaran
dibandingkan dengan bermain game. Salah satu upaya nya adalah dengan mengubah
strategi pembelajaran yang dikemas lebih menarik sehingga siswa akan lebih tertarik
untuk mengikuti pembelajaran. Atau dengan memberikan video-video motivasi disela
pembelajaran sehingga siswa tersebut dapat menginstrospeksi dirinya agar menjadi
lebih baik lagi.
BAB III
PENUTUP
A. Simpulan
Motivasi berasal dari kata lain motive yang berati dorongan atau bahasa
inggrisnya ialah to move. Motif diartikan sebagai kekuatan yang terdapat dalam diri
organisme yang mendorong untuk membuat driving force. Motif tidak berdiri sendiri,
tetapi saling berkaitan denganm faktor-faktor lain, bauk faktor eksternal maupun faktor
intenal. Hal-hal yang mempengaruhi motif disebut motivasi. (David krec dkk, 1962 : 19).
Tujuan motivasi adalah untuk menggerakan atau menggugah seseorang agar
timbul keinginan dan kemauan untuk melakukan sesuatu sehingga diperoleh hasil atau
mencapai tujuan tertentu. Adapun fungsi motivasi ada tiga yaitu :
a. Mendorong manusia untuk berbuat, jadi sebagai penggerak atau motor yang
melepaskan energi.
b. Menentukan arah perbuatan yakni kearah tujuan yang hendak dicapai.
c. Menyeleksi perbuatan yakni menentukan perbuatan-perbuatan apa yang harus
dijalankan yang serasi guna mencapai tujuan itu dengan menyisihkan perbuatan-
perbuatan yang tidak bermanfaat bagi tujuan tersebut.
Syamsu Yusuf (2009:126) mengatakan bahwa motivasi belajar dapat timbul dari
faktor eksternal dan internal.
1. Faktor Internal
a. Faktor fisik
Faktor fisik merupakan faktor yang mempengaruhi dari tubuh dan
penampilan individu. Faktor fisik meliputi nutrisi (gizi), kesehatan, dan
fungsi-fungsi fisik terutama panca indera.
b. Faktor psikologis
Faktor psikologis merupakan faktor instrinsik yang berhubungan dengan
aspek-aspek yang mendorong atau menghambat aktivitas belajar pada siswa.
Faktor ini menyangkut kondisi rohani siswa.
2. Faktor Eksternal
a. Faktor sosial
Faktor sosial merupakan faktor yang berasal dari manusia di sekitar
lingkungan siswa. Faktor sosial meliputi guru, konselor, teman sebaya, orang
tua, tetangga, dll.
b. Faktor non-sosial Faktor non sosial merupakan faktor yang berasal dari
keadaan atau kondisi fisik di sekitar siswa. Faktor non sosial meliputi
keadaan udara (cuaca panas atau dingin), waktu (pagi, siang, atau malam),
tempat (sepi, bising, atau kualitas sekolah tempat belajar), dan fasilitas
belajar (sarana dan prasarana).
B. Saran
Sebagai penulis, kami menyarankan agar pembaca lebih dalam lagi untuk
menggali informasi mengenai hal ini, karena perlu diketahui bahwa masalah ini
sangatlah penting bagi kehidupan kita. Disarankan juga agar pembaca dapat
mengaplikasikannya dalam kehidupan khususnya dalam pendidikan.
Sebagai penulis, kami juga meiminta saran agar pembaca juga dapat mengoreksi
serta memberikan saran jika terjadi beberapa kesalahan dalam penulisan makalah kami,
dan dijadikan sebebagai bahan untuk pembuatan makalah yang lebih baik kedepannya.
DAFTAR PUSTAKA
Dariyo, A.(2004), Jurnal Psikologi; Pengetahuan Tentang Peneitian dan Motivasi Belajar
Pada Mahasiswa, 1 (2), hlm. 45
Cleopatra, M. (2015), Jurnal Formatif; Pengaruh Gaya Hidup dan Motivasi Belajar
Terhadap Prestasi Belajar Matematika, 5 (2), hlm.172
A.M, Sardiman. 2001. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: PT.Raja Grafindo
Persada