Anda di halaman 1dari 19

PENGEMBANGAN MOTIF DAN MOTIVASI PESERTA DIDIK DALAM

PEMBELAJARAN

2019
KATA PENGANTAR
Puji syukur di panjatkan kepada Allah SWT. Yang telah melimpahkan karunia-Nya
sehingga makalah ini dapat terselesaikan. Adapun makalah ini mengenai Pengembangan
Motif dan Motivasi Peserta Didik.
Penyusunan makalah ini ditujukan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah
Psikologi Pendidikan dan Bimbingan. Yang diharapkan dapat memberikan dasar, arah dan
titik tolak dalam memahami masalah-masalah yang ada di Indonesia mengenai motivasi
peserta didik dalam pembelajarannya di sekolah.
Terima kasih kepada berbagai pihak yang telah membantu penyusunan makalah
ini,yang diharapkan dapat bermanfaat bagi penyusun ataupun pembaca pada umumnya agar
dapat meningkatkan pengetahuan dan kesadaran pentingnya mengetahui masalah-masalah
yang ada di indonesia.

Bandung,15 November 2019

Penyusun,
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR i

DAFTAR ISI ii

BAB I PENDAHULUAN 1

A. Latar Belakang 1

B. Rumusan Masalah 1

C. Tujuan Masalah 1

BAB II PEMBAHASAN 2

A. Pengertian Dan Keterhubungan Motif Dan Motivasi Belajar 2

B. Konsep-Konsep Dasar Motivasi Belajar 4

C. Jenis-Jenis Motivasi 5

D. Teori-Teori Motivasi 6

E. Indikator Motivasi Belajar 7

F. Macam-Macam Motivasi Belajar 8

G.Aspek-Aspek Motivasi Belajar 10

H.Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Motivasi Belajar 11

I. Pengukuran Motivasi 15

BAB III STUDI KASUS......................................................................................................16

BAB IV PENUTUP 16

A. Simpulan 16

B. Saran 17

DAFTAR PUSTAKA 18
BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Tingkat minat belajar peserta didik semakin hari semakin menurun. Tak dapat
dipungkiri bahwa kebanyakan peserta didik merasa jenuh dan bosan saat kegiatan belajar
mengajar di sekolah. Agar minat belajar peserta didik meningkat, maka setiap peserta
didik tentu saja harus memiliki motif-motif tertentu yang menyebabkan ia harus tetap
belajar.
Keseluruhan motif-motif yang menjadikan seseorang menjadi meningkat minat
belajarnya, secar umum dapat dikatakan sebagai motivasi. Maksud dari motivasi belajar
disini adalah keseluruhan daya penggerak yang menimbulkan kegiatan belajar, yang
menjamin kelangsungan belajar dan memberikan arah kegiatan belajar, sehingga tujuan
dapat tercapai.
Dan hal itu, seorang guru menjadi sosok utama dalam pengembangan para peserta
didik tersebut, karena motivasi itu sangat penting untuk menumbuhkan minat,
mendorong kesungguhan untuk mencapai sesuatu yang benar-benar diinginkan dan
diyakini bisa tercapai, dalam artian dalam hal yang positif apabila kita betul-betul
memiliki suatu ketakutan atau kemalasan itu merupakan penyakit yang harus
disembuhkan dengan bantuan para motivator. Namun, tidak hanya paru guru yang harus
memberikan motivasi, tetapi juga perlu adanya motivasi dari dalam diri kita sendiri.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana konsep, indikator serta pengukuran motif dan motivasi belajar ?
2. Bagaimana cara memfasilitasi pengembangan motif dan motivasi belajar peserta
didik ?
C. Tujuan Masalah
1. Mengetahui konsep, indikator serta pengukuran motif dan motivasi belajar
2. Mengetahui bagaimana cara memfasilitasi pengembangan motif dan motifasi
belajar peserta didik.
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian dan Keterhubungan Motif dengan Motivasi Belajar

Motivasi berasal dari kata lain motive yang berati dorongan atau bahasa
inggrisnya ialah to move. Motif diartikan sebagai kekuatan yang terdapat dalam diri
organisme yang mendorong untuk membuat driving force. Motif tidak berdiri sendiri,
tetapi saling berkaitan dengan faktor-faktor lain, bauk faktor eksternal maupun faktor
intenal. Hal-hal yang mempengaruhi motif disebut motivasi. (David krec dkk, 1962 : 19)

Motivasi adalah gejala psikologis dalam bentuk dorongan yang timbul dari diri
seseorang secara sadar untuk melakukan suatu tindakan dengan tujuan tertentu. Motivasi
juga bisa dalam bentuk usaha-usaha yang dapat menyebabkan seseorang atau kelompok
orang tergerak untuk melakukan sesuatu karena ingin mencapai tujuan yang
dikehendakinya atau mendapatkan kepuasan dengan perbuatannya. Selanjutnya motivasi
merupakan motif yang menjadi aktif pada masa-masa tertentu (Charles wingkel, 1989 :
93).

Jadi, motivasi merupakan bagian dalam suatu keadaan yang dapat menyebabkan
seseorang bertindak dengan jelas dalam memenuhi suatu tujuan. Motivasi menjelaskan
mengapa orang-orang melakukan suatu tindakan. Hal ini berpengaruh terhadap suatu
tindakan misalnya, seorang pemimpin dalam memberilkan motivasi kepada bawahan
dalam rangka meningkatkan kinerja organisasi sebagai kunci sukses atau kunci
keberhasilan dalam meraih keberhasilan organisasi. (Samuel C. Certo and trevis 2006 :
2000-2001).

Motivasi memiliki peranan strategis dalam aktivitas belajar seseorang. Tidak ada
seorang pun yang belajar tanpa motivasi, tidak ada motivasi berarti tidak ada kegiatan
belajar. Agar peranan motivasi lebih optimal, maka prinsip-prinsip motivasi dalam
belajar tidak diketahui, tetapi juga harus diterangkan dalam aktivitas sehari-hari. Dalam
kehidupan sehari-hari jarang disadari bahwa dengan sengaja kita memperhatikan dan
merenungkan perbuatan-perbuatan teman-teman kita atau orang lain, juga terhadap
perbuatan kita sendiri, seringkali kita tidak begitu menghiraukannya. Tapi jika
diperhatikan timbul pertanyaan dalam diri kita mengapa mereka melakukan perbuatan-
perbuatan tersebut. Atau apakah motif mereka? Maka yang dimaksud dengan motif
adalah segala sesuatu yang mendorong seseorang untuk bertindak atau melakukan
sesuatu.

B. Konsep-Konsep dasar Motivasi Belajar


konsep motivasi yang diterangkan oleh Suwanto ialah :
1. Model Tradisional
Untuk memotivasi pegawai agar gairah kerjanya meningkat perlu diterapkan
sistem insentif dalam bentuk atau uang kepada pegawai yang berprestasi
2. Model sumber daya manusia
Pegawai dimotivasi oleh berbagai faktor, bukan hanya barang atau uang tetapi
juga kebutuhan akan pencapainndan pekerjan yang berarti
3. Model hubungan manusia
Untuk memotivai pegawai agar gairah kerjanya meningkat adalah dengan
mengetahui kebutuhan sosial mereka dan merasamereka berguna dan penting.
C. Jenis – Jenis Motivasi
1. Motivasi ekstrinstik
Adalah motif-motif yang aktif dan berfungsi karena adanya perangsang dari luar.
Sebagai contoh seorang murid malam ini akan belajar krena dia tau besok pagi
dia akan mengikuti ujian matematika, sehingga ia berharap bahwa ia akan
mendapatkan hasil yang bagus dan dapat dipuji oleh guru jiga teman-temannya.
Jadi yang terpenting bukan karena belajar ingin mnegetahui sesuatu, tetapi ingin
mendapatkan nilai yang baik atau agar mendapat hadiah. Oleh karena itu,
motivasi ekstrinsik juga dapat dikatakan sebagai bentuk motivasi yang
didalamnya aktivitas belajarnya dimulai dan diteruskan berdasarkan dorongan
dari luar yang tidak secara mutlak berkaitan dengan aktifitas belajar .
2. Motivasi instrinsik
Adalah motif-motif yang menjadi aktif yang fungsinya tidak perlu dirangsang
dari luar. Karena dalam diri setiap individu sudah ada dorongan untuk melakukan
sesuatu. Sebagai contoh seseorang yang senang membaca atau menulis, tidak
perlu ada yang memerintahnya untuk membaca atau menulis, karena ia sudah
mencari buku-buku apa saja yang akan ia baca atau ia tulis. Kemudian jika dilihat
dari segi tujuan yang dilakukannya (misalnya kegiatan belajar) maka yang
dimaksud dengan motivasi intrinsik ini adalah inin mendapatkan tujuan yang
terkandung didalam perbuatan belajar itu sendiri.
Sebagai contoh, seseorang siswa itu belajar karena betul-betul ingin
mendapatkan pengetahuan, ilmu, wawasan yang akan dapat merubah prilakunya
secara konstruktif. Tidak karena tujuan yang lain-lain. “ intrinstik motivation are
inherent in the learning situations and meet pupil –needs and purposes”.
Itulah sebabnya motivasi intrinstik disebut sebagai bentuk motivasi yang
didalamnya aktivitas belajar dimulai dan diteruskan berdasarkan suatu dorongan
dari dalam diri dan secara mutlak berkaitan dengan aktifitas belajarnya. Seperti
tadi, contohnya seseorang belajar memang benar-benar ingin mengetahui segala
sesuatunya bukan karena inin mendapatkan pujian atau ganjaran.
D. Teori – Teori Motivasi
1. Teori Motivasi ABRAHAM MASLOW (Teori Kebutuhan)
Abraham Maslow (1943;1970) mengemukakan bahwa pada dasarnya
semua manusia memiliki kebutuhan pokok. Ia menunjukkannya dalam 5
tingkatan yang berbentuk piramid, orang memulai dorongan dari tingkatan
terbawah. Lima tingkat kebutuhan itu dikenal dengan sebutan Hirarki Kebutuhan
Maslow, dimulai dari kebutuhan biologis dasar sampai motif psikologis yang
lebih kompleks yang hanya akan penting setelah kebutuhan dasar terpenuhi.
Kebutuhan pada suatu peringkat paling tidak harus terpenuhi sebagian sebelum
kebutuhan pada
peringkat berikutnya menjadi penentu tindakan yang penting:
a. Kebutuhan fisiologis (rasa lapar, rasa haus, dan sebagainya)
b. Kebutuhan rasa aman (merasa aman dan terlindung, jauh dari bahaya)
c. Kebutuhan akan rasa cinta dan rasa memiliki (berafiliasi dengan orang lain,
diterima, memiliki).
d. Kebutuhan akan penghargaan (berprestasi, berkompetensi, dan mendapatkan
dukungan serta pengakuan).
e. Kebutuhan aktualisasi diri (kebutuhan kognitif: mengetahui, memahami, dan
menjelajahi. Kebutuhan estetik: keserasian, keteraturan, dan keindahan;
kebutuhan aktualisasi diri: mendapatkan kepuasan diri dan menyadari
potensinya).
2. Teori Motivasi HERZBERG (Teori dua faktor)
Menurut Herzberg (1966), ada dua jenis faktor yang mendorong seseorang untuk
berusaha mencapai kepuasan dan menjauhkan diri dari ketidakpuasan.Dua faktor
itu disebutnya faktor higiene (faktor ekstrinsik) dan faktor motivator (faktor
intrinsik).
a. Faktor higiene memotivasi seseorang untuk keluar dari ketidakpuasan,
termasuk didalamnya adalah hubungan antar manusia, imbalan, kondisi
lingkungan, dan sebagainya (faktor ekstrinsik).
b. Faktor motivator memotivasi seseorang untuk berusaha mencapai kepuasan,
yang termasuk didalamnya adalah achievement, pengakuan, kemajuan
tingkat kehidupan, dsb (faktor intrinsik).
E. Indikator Motivasi Belajar
Menurut Sardiman (2001:81) indikator motivasi belajar yang berasal dari dalam
diri siswa tersebut adalah :
1. Tekun menghadapi tugas, artinya siswa mampu bekerja secara terus menerus
tanpa berhenti dalam waktu yang lama sebelum menyelesaikan tugasnya, ia akan
bersemangat dalam menjalani tugas, mengerjakan tugas tepat waktu serta selalu
mencari sumber lain sebagai referensi dalam mengerjakan tugasnya.
2. Ulet menghadapi kesulitan, siswa tidak mudah menyerah serta putus asa ketika
menemui kesulitan atau hambatan dalam mengerjakan tugas yang ia jalani.
Dalam hal ini, siswa bertanggung jawab terhadap keberhasilan ia dalam belajar
maupun dalam melaksanakan kegiatan belajar.
3. Menunjukkan minat terhadap bermacam-macam masalah, artinya siswa harus
berani menghadapi masalah, mencari solusi atau penyelesaian dari permasalahan
yang dihadapi, serta tidak mudah menyerah dalam menghadapi masalah.
4. Lebih senang bekerja mandiri, artinya siswa memiliki inisiatif yang tinggi dalam
mengerjakan tugas. Meskipun tanpa disuruh, ia akan mengerjakan apa yang
menjadi tugasnya
5. Cepat bosan pada tugas-tugas rutin atau hal-hal yang bersifat mekanis, berulang-
ulang begitu saja sehingga kurang kreatif
6. Dapat mempertahankan pendapatnya. Seseorang yang memiliki motivasi belajar
akan dapat mempertahankan pendapatnya ketika ia sudah yakin akan sesuatu hal.
7. Tidak mudah melepaskan apa yang diyakininya, artinya ia akan berpegang teguh
atas apa yang ia kerjakan. Ia percaya dan yakin atas akan apa yang ia kerjakan
F. Macam-Macam Motivasi Belajar
Berbicara tentang macam atau jenis motivasi ini dapat dilihat dari berbagai
sudut pandang. Dengan demikian motivasi atau motif-motif yang aktif itu sangat
bervariasi.
a. Motivasi dilihat dari dasar pembentukannya
1) Motif-motif bawaan
2) Motif-motif yang dipelajari
b. Menurut Woodwort dan Marquis sebagaimana dikutip oleh Ngalim
Purwanto, motif itu ada tiga golongan :
1) Kebutuhan-kebutuhan organis
2) Motif yang timbul sekonyong-konyong
3) Motif obyektif
c. Sedangkan Sartain membagi motif-motif itu menjadi dua golongan sebagai
berikut :
1) Psychological drive adalah dorongan-dorongan yang bersifat fisiologis
atau jasmaniah seperti lapar, haus, dan sebagainya.
2) Sosial motives adalah dorongan-dorongan yang ada hubungannya
dengan manusia lain dalam masyarakat seperti : dorongan selalu ingin
berbuat baik (etika) dan sebagainya.
d. Motivasi jasmani dan rohaniah.
Ada beberapa tokoh yang menggolongkan jenis motivasi itu menjadi dua jenis
yakni motivasi jasmani dan motivasi rohaniah. Yang terasuk motivasi jasmaniah
seperti misalnya : reflex, insting otomatis, nafsu. Sedangkan yang termasuk
motivasi rohaniah, yaitu kemauan.

G. Aspek-Aspek Motivasi Belajar

Motivasi belajar yang baik, memiliki aspek-aspek (Chernis dan Goleman, 2001),
sebagai berikut:
1. Dorongan mencapai sesuatu
Adalah ketika seorang individu berjuang terhadap sesuatu untuk meningkatkan
dan memenuhi standar atau kriteria yang ingin dicapai dalam belajar
2. Komitmen
Siswa yang memiliki komitmen dalam belajar akan mampu menentukan skala
prioritasnya dalam mengerjakan tugas yang memang harus didahulukan dan
menimbulkan rasa tanggung jawab terhadap tugas yang harus dikerjakan baik itu
individu ataupun kelompok.
3. Inisiatif
Siswa yang memiliki motivasi belajar yang baik akan memiliki inisiatif untuk
melakukan tugas yang seharusnya ia kerjakan tanpa harus diperintah terlebih
dahulu. Siswa yang inisiatif ini akan lebih siap dalam menghadapi peluang atau
kesempatan yang ada karena ia memahami apa yang seharusnya ia lakukan dalam
menghadapi kesempatan tersebut.
4. Optimis
Ketika seorang siswa memiliki motivasi belajar yang baik, maka ia akan memiliki
sikap optimis dalam menghadapi suatu keadaan. Ia akan gigih dalam mencapai
tujuan yang diharapkan tanpa takut akan kegagalan dan hambatan yang akan ia
temui dimasa depan. Siswa yang memiliki sikap optimis tidak akan mudah
menyerah dan pantang mundur terhadap suatu kegagalan. Ia akan terus berusaha
dan belajar lebih giat lagi untuk mendapatkan apa yang ia harapkan. Sikap
optimis ini seharusnya dimiliki oleh setiap siswa, agar siswa belajar bahwa
kegagalan bukanlah akhir dari segalanya, namun kegagalan adalah cara untuk kita
memperbaiki kesalahan yang telah kita buat dan memperbaiki proses kita dalam
mencapai sesuatu.

H. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Motivasi Belajar

Motivasi belajar dapat dikatakan sebagai keseluruhan daya penggerak di dalam


diri seorang siswa yang menimbulkan kegiatan belajar sehingga didapatkan hasil akhir
yang maksimal dan sesuai dengan apa yang diinginkan.
Menurut Slameto (2003:128) faktor-faktor yang mempengaruhi motivasi belajar
adalah:
1. Faktor Intern
a. Kesehatan
Kesehatan adalah suatu keadaan dimana kondisi tubuh dalam keadaan baik-
baik saja atau hal sehat. Kesehatan seseorang berpengaruh terhadap proses
belajar seseorang. Ketika kesehatan terganggu, proses belajar seseorang juga
akan terganggu dan ia tidak akan bisa mengerjakan tugasnya dengan
maksimal. Agar seseorang dapat belajar dengan baik ia harus menjaga
kondisi tubuhnya agar tetap sehat.
b. Perhatian
Perhatian berhubungan erat dengan kesadaran jiwa terhadap sesuatu objek
yang direaksi pada sesuatu waktu. Menurut Abu Ahmadi (2003: 145)
perhatian merupakan keaktifan jiwa yang diarahkan kepada sesuatu objek,
baik di dalam maupun di luar dirinya.Untuk mendapatkan hasil yang baik,
maka siswa harus mempunyai perhatian terhadap materi yang dipelajarinya,
jika materi pelajaran tidak menjadi perhatian siswa, maka akan menimbulkan
rasa bosan, sehingga ia tidak akan suka lagi untuk belajar.
c. Minat
Menurut Tampubolon (1991: 41) mengatakan bahwa minat adalah suatu
perpaduan keinginan dan kemauan yang dapat berkembang jika ada motivasi.
Dari pengertian diatas dapat dilihat bahwa minat dan motivasi merupakan
satu kesatuan yang harus ada dalam diri seorang siswa. Karena ketika
seseorang berminat akan suatu hal maka minat tersebut akan berkembang
jika didorong oleh motivasi. Begitupula sebaliknya, ketika seseorang
termotivasi akan suatu hal maka ia akan berminat untuk mempelajari hal
tersebut dengan baik.
d. Bakat
Bakat adalah kemampuan untuk belajar. Kemampuan itu baru terealisasi
menjadi kecakapan yang nyata setelah belajar atau berlatih. Orang yang
memiliki bakat dibidang musik akan lebih mudah bermain gitar
dibandingkan dengan orang yang tidak memiliki bakat dalam bidang
tersebut. Sehingga dapat ditarik kesimpulan bahwa bakat itu mempengaruhi
proses belajar seseorang. Jika materi pelajaran yang dipelajari sesuai dengan
bakatnya, maka hasil yang didapatkan akan lebih baik dan ia akan lebih
bersemangat dalam belajar.
2. Faktor Ekstern
a. Metode Mengajar
Metode mengajar adalah suatu proses penyampaian materi yang dilakukan
secara sistematis dan teratur oleh seorang guru kepada peserta didik. Metode
mengajar guru akan mempengaruhi motivasi belajar siswa. Karena metode
belajar yang buruk akan menyebabkan siswa tidak berminat mengikuti
pembelajaran yang disampaikan oleh guru tersebut sehingga didapatkan hasil
belajar yang kurang baik. Agar siswa dapat belajar dengan baik, maka guru
harus bisa menggunakan metode mengajar yang tepat sehingga pembelajaran
dapat lebih efektif dan siswa mampu termotivasi untuk giat belajar.
b. Alat Pelajaran
Alat pelajaran erat hubungannya dengan cara belajar siswa, karena alat
pelajaran yang dipakai oleh guru pada waktu mengajar akan dipakai pula
oleh siswa untuk menerima materi yang diajarkan itu. Alat pelajaran yang
lengkap dan tepat akan memudahkan siswa dalam menerima materi pelajaran
yang diberikan.
c. Waktu Sekolah
Waktu sekolah ialah waktu terjadinya proses belajar mengajar di sekolah.
Waktu sekolah juga berpengaruh terhadap motivasi belajar siswa. Seperti
contoh, ketika siswa masuk sekolah sore hari, sebenarnya kurang efektif
karena hanya akan membuat siswa tidak fokus dalam menerima materi
pembelajaran karena mengantuk. Berbeda ketika siswa masuk pada pagi hari
dimana kondisi pikiran masih segar dan siap materi pelajaran yang akan
disampaikan.
Syamsu Yusuf (2009:126) mengatakan bahwa motivasi belajar dapat timbul dari
faktor eksternal dan internal.
1. Faktor Internal
a. Faktor fisik
Faktor fisik merupakan faktor yang mempengaruhi dari tubuh dan
penampilan individu. Faktor fisik meliputi nutrisi (gizi), kesehatan, dan
fungsi-fungsi fisik terutama panca indera.
b. Faktor psikologis
Faktor psikologis merupakan faktor instrinsik yang berhubungan dengan
aspek-aspek yang mendorong atau menghambat aktivitas belajar pada siswa.
Faktor ini menyangkut kondisi rohani siswa.
2. Faktor Eksternal
a. Faktor sosial
Faktor sosial merupakan faktor yang berasal dari manusia di sekitar
lingkungan siswa. Faktor sosial meliputi guru, konselor, teman sebaya, orang
tua, tetangga, dll.
b. Faktor non-sosial Faktor non sosial merupakan faktor yang berasal dari
keadaan atau kondisi fisik di sekitar siswa. Faktor non sosial meliputi
keadaan udara (cuaca panas atau dingin), waktu (pagi, siang, atau malam),
tempat (sepi, bising, atau kualitas sekolah tempat belajar), dan fasilitas
belajar (sarana dan prasarana).
Dimyanti dan Mudjiono (2010: 82) mengatakan ada beberapa unsur yang
mempengaruhi motivasi belajar yaitu:
a. Cita-cita atau aspirasi siswa
Cita-cita dapat berlangsung dalam waktu yang sangat lama, bahkan
sepanjang hayat. Cita-cita siswa untuk “menjadi seseorang” akan
memperkuat semangat belajar dan mengarahkan pelaku belajar.
b. Kemampuan belajar
Kemampuan belajar meliputi beberapa aspek psikis yang terdapat dalam diri
siswa. Misalnya pengamatan, perhatian, ingatan, daya piker, dan fantasi. Di
dalam kemampuan belajar ini, sehingga perkembangan berpikir siswa
menjadi ukuran. Siswa yang taraf perkembangan berfikirnya konkrit (nyata)
tidak sama dengan siswa yang cara berpikirnya operasional (berdasarkan
pengamatan yang dikaitkan dengan daya nalarnya). Siswa yang mempunyai
motivasi belajar tinggi, biasanya lebih termotivasi dalam belajar. Karena
siswa seperti itu lebih sering memperoleh sukses dan karena kesuksesan akan
memperkuat motivasinya.
c. Kondisi jasmani dan rohani siswa
Kondisi siswa yang meliputi jasmani dan rohani dapat mempengaruhi
motivasi belajar. Seorang siswa yang sedang sakit, lapar, mengantuk, atau
kondisi emosional siswa seperti marah akan mengganggu konsentrasi atau
perhatian belajar siswa.
d. Kondisi lingkungan siswa
Lingkungan siswa dapat berupa keadaan alam, lingkungan tempat tinggal
atau keluarga, lingkungan pergaulan atau teman sebaya, dan kehidupan
masyarakat. Dengan lingkungan yang aman, tentram, tertib dan indah maka
semangat dan motivasi belajar mudah diperkuat.
1. Pengukuran Motivasi
Models of Achievement Motivation

The McClelland-AtkinsonModel

nAch = Ms – Maf

Simbol Faktor Deskripsi


nAch Need achievement Achievement motivation
Ms Motivate to succeed Motivation to engage in achievement tasks
Maf Motive to avoid failure Motivation to avoid or delay engaging in an
achievement situation
Sebuah tindakan dapat dikatakan sebagai memiliki motivasi tinggi, jika perilaku
itu menunjukkan ciri-ciri sebagai berikut:

1. Individu menunjukkan tanggapan yang menggejolak dengan bentuk-bentuk


tanggapan-tanggapan yang bervariasi.
2. Kekuatan dan efisiensi perilaku mempunyai hubungan yang bervariasi dengan
kekuatan determinan.
3. Motivasi mengarah perilaku pada tujuan tertentu.
4. Pengaruh positif menyebabkan suatu perilaku tertentu cenderung untuk diulang-
ulang.
5. Kekuatan perilaku akan melemah, bila akibat dari perbuatan itu bersifat tidak
mengenakkan.
BAB III

ANALISIS KASUS

A. Contoh Kasus
Dalam sebuah kelas terdapat anak yang senang sekali bermain HP, bahkan
ketika guru sedang mengajar di depan kelas, ia hanya fokus pada HP yang ia pegang.
Dia tidak pernah memperhatikan guru saat pembelajaran berlangsung. Padahal guru
tersebut sudah menegur siswa tersebut dan berusaha menyampaikan materi dengan
baik. Ketika ditegur dia hanya diam dan tak mau memberikan alasan apapun.
Kemudian pada hari berikutnya ia kembali melakukan hal yang sama seperti itu lagi.
Tidak ada motivasi dalam dirinya untuk mengikuti pelajaran yang diberikan oleh sang
guru tersebut, seakan-akan pembelajaran di kelas hanyalah sebuah kewajiban yang
hanya perlu ia tuntaskan dengan hadir di kelas. Kegiatan ia bermain game sudah
mengalihkan perhatian dia dari yang seharusnya ia lakukan, yaitu belajar.

B. Solusi
Dalam kasus ini, kita dapat mengetahui bahwa siswa tersebut memiliki
kecenderungan untuk lebih banyak beermain game dibandingkan mengikuti
pembelajaran. Padahal seharusnya ia mengikuti pembelajaran yang sedang
berlangsung dengan penuh seksama. Dalam hal ini, ada beberapa faktor yang
menyebabkan anak tersebut lebih memilih untuk bermain game ketimbang
mendengarkan penjelasan dari sang guru. Bisa karena jenis penyampaian yang
diberikan sang guru kurang menarik sehingga tidak memotivasi siswa tersebut untuk
belajar, atau memang siswa tersebut tidak memiliki motivasi dalam dirinya. Hal yang
harus dilakukan untuk menangani masalah ini yaitu dengan memberikan motivasi dan
dorongan kepada siswa tersebut untuk lebih menyukai kegiatan pembelajaran
dibandingkan dengan bermain game. Salah satu upaya nya adalah dengan mengubah
strategi pembelajaran yang dikemas lebih menarik sehingga siswa akan lebih tertarik
untuk mengikuti pembelajaran. Atau dengan memberikan video-video motivasi disela
pembelajaran sehingga siswa tersebut dapat menginstrospeksi dirinya agar menjadi
lebih baik lagi.
BAB III

PENUTUP

A. Simpulan
Motivasi berasal dari kata lain motive yang berati dorongan atau bahasa
inggrisnya ialah to move. Motif diartikan sebagai kekuatan yang terdapat dalam diri
organisme yang mendorong untuk membuat driving force. Motif tidak berdiri sendiri,
tetapi saling berkaitan denganm faktor-faktor lain, bauk faktor eksternal maupun faktor
intenal. Hal-hal yang mempengaruhi motif disebut motivasi. (David krec dkk, 1962 : 19).
Tujuan motivasi adalah untuk menggerakan atau menggugah seseorang agar
timbul keinginan dan kemauan untuk melakukan sesuatu sehingga diperoleh hasil atau
mencapai tujuan tertentu. Adapun fungsi motivasi ada tiga yaitu :
a. Mendorong manusia untuk berbuat, jadi sebagai penggerak atau motor yang
melepaskan energi.
b. Menentukan arah perbuatan yakni kearah tujuan yang hendak dicapai.
c. Menyeleksi perbuatan yakni menentukan perbuatan-perbuatan apa yang harus
dijalankan yang serasi guna mencapai tujuan itu dengan menyisihkan perbuatan-
perbuatan yang tidak bermanfaat bagi tujuan tersebut.

Syamsu Yusuf (2009:126) mengatakan bahwa motivasi belajar dapat timbul dari
faktor eksternal dan internal.
1. Faktor Internal
a. Faktor fisik
Faktor fisik merupakan faktor yang mempengaruhi dari tubuh dan
penampilan individu. Faktor fisik meliputi nutrisi (gizi), kesehatan, dan
fungsi-fungsi fisik terutama panca indera.
b. Faktor psikologis
Faktor psikologis merupakan faktor instrinsik yang berhubungan dengan
aspek-aspek yang mendorong atau menghambat aktivitas belajar pada siswa.
Faktor ini menyangkut kondisi rohani siswa.
2. Faktor Eksternal
a. Faktor sosial
Faktor sosial merupakan faktor yang berasal dari manusia di sekitar
lingkungan siswa. Faktor sosial meliputi guru, konselor, teman sebaya, orang
tua, tetangga, dll.
b. Faktor non-sosial Faktor non sosial merupakan faktor yang berasal dari
keadaan atau kondisi fisik di sekitar siswa. Faktor non sosial meliputi
keadaan udara (cuaca panas atau dingin), waktu (pagi, siang, atau malam),
tempat (sepi, bising, atau kualitas sekolah tempat belajar), dan fasilitas
belajar (sarana dan prasarana).
B. Saran
Sebagai penulis, kami menyarankan agar pembaca lebih dalam lagi untuk
menggali informasi mengenai hal ini, karena perlu diketahui bahwa masalah ini
sangatlah penting bagi kehidupan kita. Disarankan juga agar pembaca dapat
mengaplikasikannya dalam kehidupan khususnya dalam pendidikan.
Sebagai penulis, kami juga meiminta saran agar pembaca juga dapat mengoreksi
serta memberikan saran jika terjadi beberapa kesalahan dalam penulisan makalah kami,
dan dijadikan sebebagai bahan untuk pembuatan makalah yang lebih baik kedepannya.
DAFTAR PUSTAKA

Dariyo, A.(2004), Jurnal Psikologi; Pengetahuan Tentang Peneitian dan Motivasi Belajar
Pada Mahasiswa, 1 (2), hlm. 45

Cleopatra, M. (2015), Jurnal Formatif; Pengaruh Gaya Hidup dan Motivasi Belajar
Terhadap Prestasi Belajar Matematika, 5 (2), hlm.172

Prihartanta, W. (2015), Jurnal adibaya; Teori-Teori Motivasi, 83(1), hlm. 5

Ebook Psikologi, Bab II Universitas Negri Yogyakarta .

A.M, Sardiman. 2001. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: PT.Raja Grafindo
Persada

Z.Abidin (2006). Publikasi Ilmiah. Motivasi Dalam Strategi Pembelajaran Dengan


Pendekatan “ARCS”. 18 (2), hlm. 150-153

Lavallee, D. (2012). Sport Psikologi: Contemporary Themes macmillan International Higher


Education

Anda mungkin juga menyukai