net/publication/333977760
Variasi Waktu dan Massa Ampas Kopi Pada Leaching Minyak Dari Residu Kopi
Instan
CITATIONS READS
0 755
3 authors, including:
Some of the authors of this publication are also working on these related projects:
All content following this page was uploaded by Muhammad Hanif on 30 July 2019.
Abstrak: Kopi Robusta adalah salah satu jenis tanaman perkebunan Indonesia yang dibudidayakan dan memiliki
nilai ekonomis yang tinggi. Salah satu olahan kopi Robusta adalah kopi instan. Ampas kopi instan belum
dimanfaatkan maksimal dan hanya menjadi limbah padat perusahan kopi instan. Namun demikian, karena minyak
tidak larut dalam air, kandungan minyak dalam ampas kopi masih tinggi. Penelitian ini bertujuan untuk
mempelajari proses ekstraksi minyak dari ampas kopi instan menggunakan ekstraktor Soxhlet, dengan
memvariasikan waktu dan massa ampas kopi instan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa persentase ekstrak tidak
berbeda signifikan untuk waktu ekstraksi selama 6, 7, dan 8 jam. Variasi massa ampas kopi dilakukan untuk waktu
ekstraksi 6 dan 8 jam dan diamati bahwa variasi massa ampas kopi (15, 20, dan 25 g) secara umum signifikan
terhadap hasil ekstrak yang diperoleh, namun tidak signifikan pada massa ampas kopi 15 g dengan waktu ekstraksi
6 dan 8 jam.
Kata kunci: ampas kopi instan, ekstraksi Soxhlet, GC-MS, kopi Robusta, minyak kopi
Abstract: Robusta coffee is one of Indonesia's cultivated plant species and has high economic value. One of the
processed Robusta coffee is instant coffee. Instant coffee pulp has not been utilized maximally and is only
accumulate as a solid waste of coffee companies. However, because oil is insoluble in water, the oil content in the
coffee pulp is still high. This study aims to study the extraction process of oil from the instant coffee pulp using
Soxhlet extractor, by varying the time and mass of spent instant-coffee ground. The results showed that the
percentage of extracts did not differ significantly for extraction times for 6, 7 and 8 hours. The mass variations of
spent coffee ground were carried out for extraction times of 6 and 8 hours, and it was observed that the mass
variations of coffee ground (15, 20 and 25 g) were generally significant for the extracts obtained, but not
significant at the mass of 15 g with extraction times of 6 and 8 hours.
Keywords: coffee oil, GC-MS, instant-coffee pulp, Robusta coffee, Soxhlet extraction
memiliki kadar polutan tinggi dengan (De Melo dkk., 2014). Kondamudi dkk.
kebutuhan oksigen yang besar untuk (2008) juga telah melihat peluang minyak
degradasinya (Silva dkk., 1998). Walaupun ampas kopi sebagai bahan baku pembuatan
memiliki sifat racun dan keberadaan biosolar, dan ampas sisanya dimanfaatkan
material organik di dalam ampas kopi, sebagai bahan bakar padat (pelet).
pembuangan limbah ini ke lingkungan dan Proses pengambilan minyak (solute)
sanitary landfill adalah bentuk penaganan dalam ampas kopi dapat dilakukan melalui
yang masih ditemukan hingga sekarang ekstraksi pelarut (leaching). Ekstrak harus
(Mussatto dkk., 2011). memiliki kelarutan yang tinggi di dalam
Beberapa industri telah memanfaatkan pelarutnya sehingga kadar ekstrak yang
limbah ampas kopi sebagai bahan bakar diperoleh maksimal. Terdapat beberapa
boiler. Silva dkk. (1998) melaporkan bahwa metode ekstraksi yang telah dilakukan
ampas kopi mampu menghasilkan nilai untuk memperoleh minyak dari biji kopi.
kalor sekitar 5.000 kkal/kg yang dianggap Ekstraksi Soxhlet adalah metode yang
memliki nilai kalor yang mampu bersaing paling umum digunakan untuk mengekstrak
diantara limbah agro industri yang lain. minyak dari biji kopi (Carisano dan
Namun demikian, emisi partikel yang Gariboldi, 1964; Kondamudi dkk., 2008;
dihasilkan dari proses pembakaran dapat Al-Hamamre dkk., 2012). Metode Soxhlet
membahayakan lingkungan di sekitarnya. umumnya digunakan untuk menentukan
Peluang pemanfaatan ampas kopi sebagai kadar minyak dalam biji kopi. Selain
pakan ternak juga pernah diuji coba, namun metode Soxhlet, beberapa metode lain juga
kandungan lignin yang tinggi (sekitar 25%) telah dikembangkan sebagai aplikasi teknis
menyebabkan ampas kopi sulit untuk ekstraksi minyak biji kopi, diantaranya
dicerna (Mussatto dkk., 2011). ekstraksi fluida superkritis (Couto dkk.,
Pemanfaatan minyak dari ampas kopi 2009; De Melo dkk., 2014), dan ekstraksi
mulai menarik perhatian setelah diketahui pelarut dua fasa berbantukan gelombang
tingginya kandungan asam-asam lemak ultrasonik (Abdullah dan Koc, 2013).
esensialnya (Carisano dan Gariboldi, 1964).
Kandungan antioksidan dalam minyak kopi Tabel 1. Komposisi lemak dalam biji kopi segar
dalam persentase berat kering
juga dapat menghambat laju oksidasi
sehingga dapat dimanfaatkan sebagai aditif Senyawa % berat
pada industri makakan (González dkk., Trigliserida 75,2
2001; Bravo dkk., 2013). Biji kopi segar Ester dari diterpen alkohol dan asam 18,5
mengandung minyak pada kisaran 8 sampai lemak
dengan 18% tergantung pada jenis biji Diterpen alkohol 0,4
Ester dari sterol and asam lemak 3,2
kopinya (Mussatto dkk., 2011). Suatu biji Sterol 2,2
kopi Robusta segar dapat mengandung 9,0 Tokoferol 0,04-0,06
hingga 13% lemak dan dan nilainya dapat Fosfatida 0,1-0,5
meningkat hingga 11 sampai dengan 16.0% Derivat triptamin 0,6-1,0
setelah melalui proses pemanggangan (Wei
dan Tanokura, 2015). Triglserida adalah Ekstraksi minyak kopi yang telah
komponen terbesar dalam biji kopi dengan dilakukan tersebut dilakukan pada biji kopi
kadar 75% dalam berat kering, seperti pada segar, biji kopi rusak, dan ampas kopi
tabel 1 (Speer dan Kölling-Speer, 2006). (spent coffee ground). Kualitas minyak biji
Ampas kopi memiliki kandungan kopi yang diperoleh potensial sebagai
minyak yang antara 15 sampai dengan 25% umpan cadangan pembuatan biosolar selain
berat yang dapat dimanfaatkan untuk bahan dapat dikonsumsi langsung karena tidak
baku biosolar (Caetano dkk., 2012), dan mengandung komponen yang berbahaya
asam palmitat adalah komponen mayor bagi tubuh seperti yang ditemui pada
dalam minyak ampas kopi, sebesar 44,5% minyak biji karet (Gui dkk., 2008). Minyak
yang diperolah dari ampas kopi instan digunakan etanol 95% (pro analysis,
belum banyak diteliti dan dipublikasikan. MERCK), potasium hidroksida (KOH)
Ampas kopi instan mudah diperoleh (MERCK), sodium hidroksida (NaOH)
sebagai akumulasi limbah perusahaan kopi (MERCK), dan asam klorida 0,5 N.
instan. Hal ini adalah salah satu keuntungan Akuades adalah bahan penunjang lain yang
yang dimiliki oleh ampas kopi instan dibutuhkan dalam penelitian ini dan
dibanding ampas kopi bubuk. Namun digunakan sebagai pembersih dan
demikian, akibat proses pengolahan kopi pengencer.
instan melalui kontak dengan air panas
pada suhu dan tekanan tinggi, kemungkinan 2. Peralatan
komposisi komponen kimia yang Peralatan yang digunakan dalam
terkandung dalam minyak kopi instan penelitian ini antara lain: seperangkat
berbeda dibandingkan minyak dari biji kopi ekstraksor Soxhlet 250 mL, heating mantle,
segar, biji kopi rusak, ataupun ampas kopi rotary vacuum evaporator, neraca analitis,
biasa (Viani dan Petracco, 2007). desikator, buret, oven, dan GCMS.
Oleh karena itu, pada penelitian ini akan
dilakukan ekstraksi minyak dari ampas kopi 3. Persiapan Bahan Baku
instan melalui ekstraksi pelarut (leaching) Ampas kopi instan dikeringkan
menggunakan pelarut n-heksana. Ekstraksi menggunakan oven pada temperatur sekitar
dilakukan menggunakan ekstraktor Soxhlet 105°C selama sekitar 12 jam. Ampas kopi
dengan variasi waktu dan massa ampas yang telah kering kemudian dihaluskan
kopi. Harahap (2016), telah melakukan menggunakan peralatan penggiling kopi
ekstraksi minyak dari ampas kopi instan tradisional. Ampas kopi yang telah halus
melalui metode Soxhlet dengan variasi dimasukkan ke dalam wadah sampel.
kenaikan siklus ekstraksi dengan interval Wadah sampel kemudian diletakkan di
kenaikan lima siklus. Ekstrak minyak kopi dalam desikator yang digunakan proses
diperoleh sebesar 17,6 % dalam basis berat ekstraksi.
kering dalam 20 siklus sifon (145 menit).
Minyak kopi yang diperoleh memiliki 4. Ekstraksi Soxhlet
densitas 0,89 g/mL, viskositas kinematik Sebanyak 15 g ampas kopi dimasukkan
43,82 mm2/detik, bilangan asam 44,47 mg ke dalam cellulose thimble kemudian
KOH/g, and bilangan penyabunan 176,40 diletakkan di dalam tabung Soxhlet. Pelarut
mg KOH/g. Pada penelitian ini, waktu n-heksana ditakar sebanyak 250 mL dan
divariasikan dengan hingga 8 jam, dimasukkan ke dalam labu alas bulat, batu
kemudian massa divariasikan pada variabel didih ditambahkan pada labu didih. Labu
waktu yang tidak menghasilkan ekstrak yang berisi pelarut yang telah dirangkai
yang berbeda signifikan. Minyak yang dengan tabung Soxhlet dan kondensor
diperoleh dikarakterisasi sifat fisiko diletakkan pada heating mantle. Air
kimianya serta komposisi asam-asam pendingin disirkulasikan dan heating
lemak penyusunnya. mantle dinyalakan dan diatur pada pada
skala pemanas tertentu. Ekstraksi
METODOLOGI dijalankan pada 60, 90 120, 150, 180, 210,
1. Bahan 240, 350, dan 480 menit. Prosedur ekstraksi
Ampas kopi instan diperoleh dari PT dilakukan secara duplikat. Hasil ekstraksi
Torabika Eka Semesta. Dalam pengolahan yang tidak berbeda signifikan terhadap
kopi instan, perusahaan ini menggunakan waktu ekstraksi diambil sebagai acuan
biji kopi jenis Robusta. Untuk tujuan untuk ekstraksi dengan variasi massa ampas
ekstraksi pelarut, digunakan n-heksana kopi (15, 20, dan 25 gram) dengan duplikasi.
teknis diperolah dari CV Bima Afrinda Peralatan ekstraksi Soxhlet seperti pada
Bandar Lampung. Untuk keperluan analisis Gambar 1.
w w0 (1)
% ekstrak 100
ws
Bilangan asam (BA) minyak kopi adalah berat sampel minyak, (dalam gram),
ditentukan menurut prosedur AOCS Ca 5a- maka BP dihitung dengan persamaan:
40 (Wrolstad dkk., 2005). BA diperolah
dari pengukuran asam lemak bebas (ALB) ( B S ) N KOH 56,1 (6)
sebagai persentase oleat. BA didefinisikan BP
W
sebagai jumlah mg KOH yang dibutuhkan
untuk menetralkan ALB yang ada di dalam 8. Analisis Komposisi Asam Lemak
minyak. Untuk keperluan sintesis biosolar, Analisis komposisi asam lemak yang
ALB dalam minyak harus dijaga serendah terkandung dalam minyak kopi ditentukan
mungkin karena dapat menurunkan kualitas menggunakan peralatan kromatografi gas-
produk dan juga untuk menghindari spektrometer massa/GC-MS (QP2010S-
terbentuknya hasil samping yang tidak Shimadzu). Peralatan gas kromatografi
diinginkan. Sebanyak 7,05 g sampel memiliki spesifikasi: tipe kolom, Agilent
minyak dilarutkan dalam alkohol netral 100 HP 1MS, panjang 30 m, diameter dalam
ml, panaskan pada 60oC. Sejumlah satu mL 0.25 m, dan 0.25 um film. Gas pembawa
phenolphthalein (PP) ditambahkan ke adalah helium dengan ionisiasi EI 70 eV,
dalam larutan. Aduk perlahan larutan untuk temperatur kolom oven 50oC, temperatur
menjaga larutan bercampur sempurna. injeksi 300oC, tekanan 12 kPa, aliran total
Larutan kemudian dititrasi menggunakan 40 mL/menit, aliran kolom 0,54 mL/menit.
larutan 0,25 N NaOH (N). Jumlah mL Pembaca spektrometri massa dimulai pada
NaOH (V) ditambahkan hingga tercapai 1,8 menit hingga 60 menit. Sampel minyak
titik akhir titrasi. Dengan w gram sampel, terlebih dahulu ditransesterifikasi untuk
ALB dalam minyak dihitung menggunakan memperoleh metil ester dari asam lemak
persamaan: (fatty acid methyl ester = FAME). FAME
diperoleh melalui reaksi sampel minyak
V N 28,2 (4) dengan metanol (rasio volume 1:3) dengan
%ALB
w bantuan katalis BF3. Reaksi dilangsungkan
selama 1 jam pada temperatur 60°C. Hasil
BA kemudian dihitung berdasarkan %ALB reaksi didinginkan kemudian diekstrak
(sebagai oleat) dengan mengalikan ALB menggunakan n-heksana. Lapisan atas
terhadap faktor 1,99. diambil dan diinjeksikan ke dalam
Bilangan penyabunan (BP) minyak kopi peralatan GC-MS untuk dianalisis.
ditentukan menggunakan prosedur AOCS Pembacaan komponen asam-asam lemak
Cd 3-25 (Wrolstad dkk., 2005). Sampel mengacu pada Wiley 229 di dalam referensi
minyak ditimbang dan masukkan ke dalam GC-MS. Komposisi asam lemak ditentukan
erlenmeyer. Tambahkan sejumlah 25 mL berdasarkan persentase area puncak-
larutan KOH alkohol kedalam erlenmeyer. puncak utama yang diperoleh dari
Larutan blanko disiapkan untuk titrasi pemindaian gas kromatografi.
blanko. Hubungkan erlenmeyer dengan
kondensor dan didihkan selama 1 jam pada HASIL DAN PEMBAHASAN
sampel normal. Tambahkan indikator Metode Soxhlet adalah metode ekstraksi
phenolphtalein (PP) sebanyak 1 mL pada pelarut yang dilakukan pada temperatur
erlenmeyer yang telah dingin. Titrasi mendekati titik didih pelarut. Kelarutan
larutan dengan HCl 0,5 N sampai warna solute di dalam pelarut cairan umumnya
merah muda indikator hilang. Volume HCl lebih tinggi pada temperatur yang lebih
yang dibutuhkan untuk mencapai titik akhir tinggi. Metode Soxhlet adalah metode
ekstraksi dicatat (dalam mL). Jika B adalah ekstraksi yang sangat efektif dan efisien
volume HCl 0,5 N yang dibutuhkan pada dalam penggunaan pelarut. Pada penelitian
titrasi blanko, S adalah volume HCl 0,5 N ini digunakan n-heksana teknis sebagai
yang dibutuhkan pada titrasi sampel, dan W pelarut untuk mengekstrak minyak dalam
ampas kopi instan. Oleh karena sifat heksana yang digunakan masih tetap 250
kepolarannya, minyak kopi yang nonpolar mL. Hasil pengukuran persentase minyak
akan lebih mudah larut dalam pelarut hasil ekstraksi untuk variasi massa dengan
nonpolar. Al-Hamamre dkk. (2012) telah 2 parameter waktu (6 dan 8 jam)
melakukan ekstraski minyak ampas kopi diperlihatkan pada Gambar 3. Dapat dilihat
bubuk menggunakan ekstraktor Soxhlet. bahwa pada massa kopi yang sama, hasil
Proses ekstraksi dilakukan dengan ekstrak yang diperoleh untuk waktu
memvariasikan waktu dan jenis pelarut, ekstraksi 8 jam secara keseluruhan lebih
yang terdiri atas pelarut polar (pentana, tinggi dibandingkan hasil ekstraksi 6 jam.
heksana, toluena, dan kloroform), dan Hasil tertinggi diperoleh untuk massa
pelarut nonpolar (aseton, isopropanol, dan ampas kopi 15 g dengan waktu ekstraksi 8
etanol). Dari hasil penelitian, dilaporkan jam (23,32%) pada basis berat kering.
bahwa persentase ekstrak minyak kopi Namun demikian, hasil ini tidak berbeda
tertinggi diperoleh menggunakan heksana signifikan dengan hasil yang diperoleh
sebagai pelarut, yaitu sebesar 15,28% (30 dengan waktu ekstraksi 6 jam (23,20%).
menit), diikuti oleh pentana, 15,18% (30 Hasil ekstraksi menurun seiring dengan
menit), dan toluena, 14,32% (30 menit). bertambahnya massa ampas kopi (solute)
Hasil ekstrak menggunakan kloroform yang digunakan. Untuk massa ampas kopi
adalah sebesar 11,15% (40 menit), lebih 20 g, hasil ekstrak selama 6 dan 8 jam
rendah bila dibandingkan hasil ekstrak berturut-turut adalah 21,81% dan 22,43%.
menggunakan pelarut nonpolar seperti Hasil terendah diperoleh untuk ektraksi
aseton, 12,92% (30 menit), isopropanol, dengan massa ampas kopi 25 g. Hasil
11,43% (70 menit), dan etanol, 11,90% (40 ekstrak yang diperoleh selama 6 dan 8 jam
menit). Dengan demikian, heksana adalah berturut-turut adalah 21,13% dan 21,46%.
pelarut yang sangat efektif untuk tujuan Berkurangnya hasil ekstraksi dengan
ekstraski minyak ampas kopi. penambahan massa ampas kopi dapat
disebabkan oleh berkurangnya kontak
1. Persentase Ekstrak Minyak Kopi antara kondensat pelarut dan solute dalam
Persentase ekstrak minyak kopi terhadap ampas kopi yang terjadi di dalam cellulos
waktu ekstraksi ditunjukkan pada Gambar thimble pada tabung Soxhlet. Pada jumlah
2. Dapat dilihat bahwa persentase ekstrak ampas kopi 15 g, jumlah pelarut yang
terus meningkat seiring lamanya ekstraksi. dikontakkan adalah paling besar jika
Hasil ekstrak minyak meningkat signifikan dibandingkan dengan massa ampas 20 dan
untuk waktu ekstraksi 60 hingga 180 menit. 25 g, sehingga laju transfer massa solute
Peningkatan hasil ekstrak kemudian dalam ampas menjadi lebih cepat
menurun hingga 240 menit dan akhirnya dikarenakan adanya gradien konsentrasi
mencapai nilai yang tidak berbeda yang lebih besar antara solute di dalam
signifikan pada 360 menit (23,20%), 420 ampas dan di dalam pelarut.
menit (23,27%), dan 480 menit (23,32%).
Perilaku ini adalah normal, bahwa pada
waktu tertentu, tidak ada lagi jumlah massa
solute yang berpindah ke dalam pelarut.
Jika kondisi ini tercapai, konsentrasi solute
di dalam ampas akan mencapai konsentrasi
setimbang.
Waktu ekstraksi 6 dan 8 jam kemudian
dipilih untuk variasi massa ampas kopi
pada prosedur selanjutnya. Ampas kopi
yang diekstrak kemudian divariasikan
menjadi 15, 20, dan 25 g. Jumlah pelarut n- Gambar 2. Persentase ekstrak minyak kopierhadap
waktu ekstraksi
Tabel 2. Karakteristik minyak ampas kopi instan dalam minyak. Namun demikian, asam
fosfat dan beberapa asam amino juga dapat
Sifat Nilai Metode
mempengaruhi nilai bilangan asam
Densitas, g/mL 0,87 Konvensional
(Wrolstad dkk., 2005). Jenis pelarut yang
Viskositas kinematik, 39,08 ASTM D445
mm2/detik digunakan dalam ekstraksi minyak kopi
ALB, % 8,35 AOCS Ca 5a-40 berpengaruh terhadap bilangan asam
Bilangan Asam, 16,62 AOCS Ca 5a-40 minyak (Al-Hamamre dkk., 2012).
mg KOH/g Bilangan asam yang diperoleh pada
Bilangan Penyabunan, 202,13 AOCS Cd 3-25 penelitian ini adalah 16,62 mg KOH/g
mg KOH/g
(berkorelasi dengan 8,35% ALB). Hasil ini
lebih dari dua kali lipat dari hasil yang
Sifat fisika lainnya dari minyak yang diperoleh Al-Hamamre dkk., yaitu 7,3 mg
ditentukan pada penelitian ini adalah KOH/g (3,65% ALB) dengan
viskositas (kinematik). Viskositas adalah menggunakan jenis pelarut yang sama (Al-
suatu sifat fisik fluida yang menahan aliran. Hamamre dkk., 2012). Hasil yang lebih
Nilai viskositas kinematik minyak kopi tinggi dilaporkan oleh Caetano dkk., yaitu
pada percobaan ini adalah 39,08 mm2/detik 118,4 mg KOH/g (Caetano dkk., 2012).
yang diukur pada 40oC. Minyak kopi yang Kadar ALB yang tinggi dalam minyak akan
diperoleh pada penelitian ini jauh lebih meningkatkan kecenderungannya untuk
kental jika dibandingkan dengan hasil yang mengalami oksidasi dan juga menurunkan
diperoleh Caetano, dkk., 22,23 mm2/detik kestabilannya (Predojevic, 2008). Selain itu,
(Caetano, dkk., 2012). Dengan pelarut yang tingginya kadar ALB di dalam minyak akan
sama, Al-Hamamre mendapatkan nilai menghasilkan sabun sebagai produk
viskositas yang lebih tinggi, yaitu 55,473 samping dalam jumlah besar pada
mm2/detik (Al-Hamamre dkk., 2012). Nilai pengolahan biosolar. Kadar ALB dalam
viskositas umumnya menurun dengan minyak juga dapat mempengaruhi nilai
kenaikan temperatur. Nilai viskositas viskositas minyak. Al-Hamamre dkk. (2012)
minyak dapat berbeda-beda, tergantung menunjukkan adanya kenaikan nilai
pada komposisi penyusun-penyusunnya. viskositas minyak yang linier terhadap
Hal ini dapat diketahui dengan kenaikan ALB.
memvariasikan jenis pelarut yang Bilangan penyabunan adalah parameter
digunakan pada proses ekstraksi minyak lain yang menentukan kualtas minyak.
(Al-Hamamre dkk., 2012). Variasi Bilangan penyabunan menunjukkan
komposisi minyak kopi juga dapat panjang rantai ikatan asam-asam lemak
dipengaruhi jenis bahan baku yang penyusun minyak kopi. Bilangan
diekstrak. Ampas kopi instan mengalami penyabunan menyediakan ukuran berat
kontak dengan air panas pada suhu dan molekul rata-rata asam-asam lemak dalam
tekanan tinggi (Viani dan Petracco, 2007) minyak (Wrolstad dkk., 2005). Oleh karena
yang dapat mempengaruhi komposisinya, dalam reaksi penyabunan terjadi pemutusan
karena memungkinkan minyak kopi ikatan ester dalam minyak, dan asam-asam
mengalami reaksi kimia seperti hidrogenasi lemak terikat pada trigliserida, maka
ataupun hidrolisis akibat pengaruh air bilangan penyabunan adalah jumlah ester
temperatur. per gram sampel. Dengan demikian, makin
Sifat-sifat kimia yang ditentukan dalam rendah nilai bilangan penyabuanan, makin
penelitian ini adalah bilangan asam, kadar panjang rantai ikatan asam lemak yang
ALB, dan bilangan penyabunan. Sifat-sifat melekat pada trigliserida (Wrolstad dkk.,
kimia ini menentukan kualitas minyak 2005). Bilangan penyabunan pada
(Wrolstad dkk., 2005). peneltian ini diperoleh sebesar 202,3 mg
Asam-asam lemak bebas umumnya KOH/g, lebih tinggi dibandingkan hasil
sumber yang dominan dari asam bebas di yang diperoleh Al-Hamamre dkk., yaitu
1
2
dan hasilnya seperti yang ditampilkan pada bahan dasar pembuatan kosmetik. Namun
Tabel 3. demikian, dikarenakan memiliki kadar air
Dari hasil pengamatan GC-MS, yang sangat tinggi, limbah ampas kopi
diketahui bahwa minyak kopi mengandung instan sangat rentan mengalami perubahan
asam palmitat yang cukup tinggi (37,64%). komposisi melalui reaksi kimia yang
Hasil ini tidak berbeda jauh dengan hasil berakibat pada perubahan kualtas minyak
yang dilaporkan oleh De Melo dkk., yaitu yang dihasilkan. Oleh karena itu, studi
37,37% (De Melo dkk., 2014), namun lebih lanjut diperlukan untuk mengamati
rendah daripada hasil yang didapatkan oleh kestabilan minyak dari ampas kopi instan
Couto dkk., yaitu 46,22% (Couto dkk., yang merupakan residu industri kopi.
2009). Dengan tingginya kadar palmitat di
dalam minyak kopi, maka minyak kopi UCAPAN TERIMA KASIH
instan berpotensi untuk dijadikan bahan Penulis menyampaikan apresiasi kepada
baku pembuatan biosolar. Kadar asam- UPT Laboratorium Terpadu dan Sentra
asam lemak esensial dalam ampas kopi Inovasi Teknologi Universitas Lampung
instan yang tinggi memberi potensi minyak atas dukungannya terhadap pelaksanaan
kopi untuk dijadikan minyak makan (edible penelitian ini.
oil). Namun demikian, perlu adanya
analisis lanjut apakah asam-asam lemak DAFTAR PUSTAKA
tersebut masih pada posisi cis- atau sudah Abdullah, M., Koc, A. B. (2013). Oil
berubah menjadi posisi trans-. Telah removal from waste coffee grounds
diketahui bahwa lemak trans- memiliki efek using two-phase solvent extraction
negatif bagi tubuh, yang beresiko pada enhanced with ultrasonication.
serangan jantung (Oh dkk., 2005). Asam- Renewable Energy, 50, 965-970.
asam lemak trans dapat terbentuk melalui
reaksi hidrogenasi, atau temperatur tinggi, Al-Hamamre, Z., Foerster, S., Hartmann,
seperi pada proses penggorengan (Tsuzuki F., Kröger, M., Kaltschmitt, M.
dkk., 2010). (2012). Oil extracted from spent
coffee grounds as a renewable
Tabel 3. Hasil analisis metil ester minyak kopi source for fatty acid methyl ester
manufacturing. Fuel, 96, 70-76.
Metil Waktu retensi, Konsentrasi,
Puncak
ester menit % Bravo, J., Monente, C., Juániz, I., De Peña,
1 Palmitat 38,320 37,64 M. P., Cid, C. (2013). Influence of
2 Linoleat 41,720 37,87 extraction process on antioxidant
3 Oleat 41,824 14,68 capacity of spent coffee. Food
4 Stearat 42,291 7,22 Research International, 50, 610-
5 Arakhidat 45,979 2,59 616.
Couto, R. M., Fernandes, J., da Silva, M. G., Mussatto, S. I., Machado, E. M. S., Martins,
Simões, P. C. (2009). Supercritical S., Teixeira, J. A. (2011).
fluid extraction of lipids from spent Production, composition, and
coffee grounds. The Journal of application of coffee and its
Supercritical Fluids, 51(2), 159- industrial residues. Food and
166. Bioprocess Technology, 4, 661-672.
De Melo, M. M., Barbosa, H. M., Passos, Oh, K., Hu, F. B., Manson, J. E., Stampfer,
C. P., Silva, C. M. (2014). M. J., Willett, W. C. (2005). Dietary
Supercritical fluid extraction of fat intake and risk of coronary heart
spent coffee grounds: Measurement disease in women: 20 years of
of extraction curves, oil follow-up of the Nurses’ Health
characterization and economic Study. American Journal of
analysis. The Journal of Epidemiology, 161, 672-679.
Supercritical Fluids, 86, 150-159.
Predojevic, Z. J. (2008). The production of
González, A.G., Pablos, F., Martı́n, M. J., biodiesel from waste frying oils: A
León-Camacho, M., Valdenebro, comparison of different purification
M. S. (2001). HPLC analysis of steps. Fuel, 87, 3522–3528.
tocopherols and triglycerides in
coffee and their use as Ramalakshmi, K., Rao, J. M., Takano-
authentication parameters. Food Ishikawa, Y. Goto, M. (2009).
Chemistry, 73, 93-101. Bioactivities of low-grade green
coffee and spent. Food Chemistry,
Gui, M. M., Lee , K. T., Bhatia, S. (2008). 115, 79-85.
Feasibility of edible oil vs. non-
edible oil vs. waste edible oil as Silva, M. A., Nebra, S. A., Machado Silva,
biodiesel feedstock. Energy, 33, M. J., Sanchez, C. G. (1998). The
1646– 1653. use of biomass residues in the
Brazilian soluble coffee industry.
Harahap, F. A. U. 2016. Penentuan siklus Biomass and Bioenergy, 14, 457-
ekstraksi Soxhlet terbaik dan 467.
karakterisasi minyak kopi dalam
pembuatan bahan baku biodiesel Speer, K., Kölling-Speer, I. (2006). The
dari ampas kopi robusta (Laporan lipid fraction of the coffee bean.
Hasil Penelitian). Program Studi Brazilian Journal of Plant
Teknik Kimia Universitas Physiology, 18(1), 201-216.
Lampung, Bandar Lampung.
Toci , A. T., Neto, V. J., Torres , A. G.,
International Coffee Organization. (2018). Farah, A. (2013). Changes in
Trade statistics tables. Retrieved triacylglycerols and free fatty acids
from: composition during storage of
http://www.ico.org/total/production roasted coffee. LWT - Food Science
-table.pdf. and Technology, 50, 581-590.
Kondamudi, N., Mohapatra, S. K., Misra, Tsuzuki, W., Matsuoka, A., Ushida, K.
M. (2008). Spent coffee grounds as (2010). Formation of trans fatty
a versatile source of green energy. acids in edible oils during the frying
Journal of Agricultural and Food and heating process. Food
Chemistry, 56, 11757–11760. Chemistry, 123, 976-982.
Viani, R., Petracco, M. Coffee, In: Wrolstad, R. E., Acree, T. E., Decker, E A.,
Ullmann's Encyclopedia of Penner, M. H., Reid, D. S.,
Industrial Chemistry. 7th ed. Wiley- Schwartz, S. J., Shoemaker, C. F.,
VCH, Weinheim, 2007 pp. 467- Smith, D., Sporns, P. (2005).
498. Handbook of Food Analytical
Chemistry - Water, Proteins,
Wei, F., Tanokura, M., Chemical changes Enzymes, Lipids, and
in the components of coffee beans Carbohydrates. New Jersey: John
during roasting. In: P. R. Preedy, Wiley & Sons, Inc.
Eds., Coffee in Health and Desease
Prevention, Academic Press
London, 2015, pp. 83-91.