Anda di halaman 1dari 5

PERJANJIAN KERJA WAKTU TERTENTU

No. 187/HRGA-BI/PKWT/IV/2018

Pada hari ini, Rabu, tanggal 25 (Dua Puluh Lima) bulan April tahun 2018 (Dua Ribu Delapan Belas)
bertempat di Jakarta, pihak-pihak tersebut di bawah ini :

I. Nama : Achmad Agus Setiawan


Jabatan : HRD MANAGER
Alamat Kantor Pusat : Rukan Permata Senayan Blok D No. 15 Jl. Tentara Pelajar Jaksel
Alamat Cabang : Jl. Sorong No. 9 Abepura, Jayapura-Papua

Mewakili dan bertindak untuk, dan atas nama PT. Bumi Infrastruktur, suatu perseroan terbatas yang
didirikan dan tunduk kepada hukum negara Republik Indonesia, dengan jenis usaha konstruksi, yang
selanjutnya dalam perjanjian ini disebut sebagai PIHAK I (Pertama).

II. Nama : Samuel Julian Pieter


Jenis Kelamin : Laki-laki
Tanggal lahir : 27 Juli 1994
No. KTP : ……………………………………………
Agama : Kristen
No. HP : +62913 4461 2327
No. Rek : …………………………………………….
Alamat : Gang Deho VIII No. 122, Perumnas 3 Yabansai

Dalam hal tersebut diatas, disebut sebagai PIHAK II (Kedua).

PIHAK PERTAMA dan PIHAK KEDUA secara bersama-sama disebut sebagai “Para Pihak” secara bersama-
sama menyatakan bahwa telah sepakat membuat dan menandatangani “Perjanjian Kerja Waktu Tertentu”
selanjutnya disebut “perjanjian” berdasarkan ketentuan sebagai berikut :

Pasal 1
Maksud dan Tujuan
Para Pihak dengan ini menyatakan bahwa telah sepakat untuk mengadakan Perjanjian Kerja Waktu
Tertentu (untuk selanjutnya disebut sebagai ”PKWT”).

Pasal 2
Ruang Lingkup Pekerjaan
a. PIHAK PERTAMA memberikan pekerjaan pada PIHAK KEDUA sebagai berikut :
Jabatan : Drafter
Lokasi Kerja : Papua
Penerimaan : Jayapura
dalam Job Description sebagaimana ditetapkan dalam lampiran PKWT ini dan merupakan bagian yang
tidak terpisahkan dari PKWT ini.
b. Masa berlaku PKWT ini untuk sejak tanggal 16 April 2018 sampai dengan 15 Juli 2018.
c. Apabila jangka waktu selesainya pekerjaan lebih cepat dari yang telah disepakati / diperjanjikan dalam
PKWT, maka PKWT akan berakhir pada saat selesainya pekerjaan.
d. Apabila Pihak Kedua ingin meninggalkan Pekerjaan dan belum sampai dengan Kontrak selesai maka
segala akomodasi dan transport merupakan tanggung jawab Pihak Kedua.
Pasal 3
Lokasi Kerja
a. Lokasi Kerja yang dimaksud pada ayat a Pasal 2 PKWT ini adalah Lokasi Kerja PT. Bumi Infrastruktur
yang beralamat di Rukan Permata Senayan Blok D No 15 Jl Tentara Pelajar Jakarta Selatan.
b. PIHAK PERTAMA mempunyai wewenang untuk melakukan Mutasi PIHAK KEDUA ke Lokasi lain
atau ke site lain dalam lingkup PT. Bumi Infrastruktur sesuai kebutuhan Perusahaan.
c. Jika PIHAK KEDUA menolak untuk menerima lokasi, penugasan dan/atau jadwal kerja lain, maka
PIHAK KEDUA dianggap sebagai mengundurkan diri dari PIHAK PERTAMA dan dengan demikian
mengakhiri hubungan kerja sebagaimana diatur dalam PKWT ini tanpa menerima kompensasi
apapun dari PIHAK PERTAMA. Untuk itu, PKWT ini juga berlaku sebagai surat pengunduran diri atau
surat pemutusan hubungan kerja dari PIHAK KEDUA.

Pasal 4
Gaji / Remunerasi
a. PIHAK KEDUA akan menerima gaji yang akan diberikan oleh PIHAK PERTAMA pada setiap akhir
bulan berjalan.
b. THR akan diberikan bagi yang berhak mendapatkannya berdasarkan ketentuan perundang-undangan
yang berlaku, yang akan diberikan selambat-lambatnya 1 (satu) minggu sebelum Hari Raya Idul Fitri
bagi Muslim atau 1 (satu) minggu sebelum Hari Natal bagi Non Muslim.
c. Tunjangan hari raya besarnya satu 1 (satu) kali Gaji Pokok selama 1 (satu) bulan jika mencapai usia
masa kerja 12 bulan atau lebih, tetapi apabila masa kerja sudah 3 bulan dan kurang dari 12 bulan
dibayarkan secara proposional.

Pasal 5
Waktu Kerja
a. Waktu dan hari kerja yang ditentukan berdasarkan kebijakan perusahaan dan perundang-undangan
yang berlaku.
b. Jika ada pekerjaan yang perlu segera diselesaikan, PIHAK KEDUA bersedia untuk bekerja lembur.
c. PIHAK KEDUA wajib bekerja sesuai dengan waktu yang ditetapkan oleh PIHAK PERTAMA, dan tidak
dibenarkan meninggalkan lokasi kerja tanpa izin dari PIHAK PERTAMA atau atasan atau pimpinan
PIHAK KEDUA.

Pasal 6
Hak dan Kewajiban
a. Hak dan Kewajiban PIHAK KEDUA adalah sesuai dengan ketentuan yang tercantum dalam Peraturan
Perusahaan, di mana PIHAK KEDUA wajib untuk mentaati Peraturan Perusahaan yang merupakan
bagian yang tak terpisahkan dari PKWT ini.
b. PIHAK PERTAMA menyediakan/meminjamkan peralatan, kelengkapan kerja dan PIHAK KEDUA
wajib menjaga serta memeliharanya. Segala kerusakan yang timbul akibat salah penggunaan oleh
PIHAK KEDUA baik secara sengaja maupun tidak sengaja, maka PIHAK KEDUA wajib mengganti
seluruh kerugian yang ditimbulkannya.
c. PIHAK KEDUA wajib mematuhi peraturan keselamatan kerja. Ketidak patuhan PIHAK KEDUA dalam
mematuhi peraturan keselamatan kerja, maka PIHAK KEDUA dikenakan sanksi sesuai Peraturan
Perusahaan.
d. PIHAK KEDUA wajib dan berjanji untuk menjaga rahasia PIHAK PERTAMA dan menandatangani
Surat Pernyataan Kesanggupan Menjaga Rahasia Perusahaan dengan isi dan format sebagaimana
terlampir.
e. PIHAK KEDUA wajib memberikan perhatian, dedikasi dan kemampuan terbaiknya untuk usaha
PIHAK PERTAMA dan harus selalu mematuhi perintah-perintah dari atasannya dan kebijakan PIHAK
PERTAMA serta Peraturan Perusahaan.
f. PIHAK KEDUA wajib menjaga nama baik/reputasi PIHAK PERTAMA.
g. PIHAK KEDUA tidak boleh melakukan kerja rangkap di perusahaan lain, tanpa persetujuan tertulis
dari PIHAK PERTAMA.
h. Apabila PKWT berakhir, PIHAK KEDUA wajib mengembalikan semua dokumen dan peralatan atau
instrumen lainnya yang diberikan atau diperoleh PIHAK KEDUA selama bekerja.
i. PIHAK KEDUA berkewajiban melaksanakan tugas dan tanggung jawab sebagai Drafter yang job
deskriptionnya merupakan bagian yang tak terpisahkan dari PKWT ini.
j. PIHAK KEDUA bersedia mentaati segala bentuk peraturan dan tata tertib yang berlaku di Perusahaan.
k. PIHAK KEDUA bersedia mematuhi perintah yang layak dari Atasan Langsung dan atau Direktur
Kantor Jakarta.

Pasal 7
Sanksi
a. PIHAK PERTAMA dapat memberikan sanksi administratif berupa Surat Peringatan 1, Surat peringatan
2 dan atau Surat Peringatan 3 atau bentuk lainnya kepada PIHAK KEDUA bila melakukan
pelanggaran-pelanggaran sebagaimana tertera dalam Peraturan Perusahaan atau peraturan dibidang
ketenagakerjaan sesuai dengan ketentuan hukum yang berlaku.
b. PIHAK PERTAMA dapat langsung memberikan Surat Peringatan 3 sebagaimana dimaksud dalam ayat
a, apabila PIHAK KEDUA dinilai tidak melakukan tugas dan tanggung jawabnya dengan baik.

Pasal 8
Berakhirnya Hubungan Kerja
Dalam hal berakhirnya hubungan kerja antara Para Pihak diatur sebagai berikut :

a. PIHAK PERTAMA dapat mengakhiri PKWT dengan PIHAK KEDUA secara seketika tanpa syarat
apapun walaupun belum berakhir masa berlakunya PKWT ini, jika PIHAK KEDUA dinilai tidak dapat
melaksanakan tugas dengan baik, mengabaikan Surat Peringatan yang telah diberikan, melakukan
pelanggaran, ataupun melakukan kesalahan berat berdasarkan Peraturan Perusahaan atau sesuai
dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku, dan atau tidak ada kesesuaian antara Para
Pihak.
b. Apabila PIHAK KEDUA tidak memenuhi target kerja yang telah ditetapkan PIHAK PERTAMA, atau
apabila PIHAK KEDUA tidak menunjukkan hasil kerja yang memuaskan (dibuktikan dalam
Performance Appraisal), maka PIHAK PERTAMA dapat memutuskan PKWT dengan PIHAK KEDUA
tanpa kompensasi apapun.
c. Dengan berakhirnya pekerjaan, maka PKWT ini secara hukum telah berakhir pula dan PIHAK
PERTAMA tidak berkewajiban memberikan kompensasi dalam bentuk apapun juga.
d. Apabila PIHAK KEDUA tidak masuk bekerja selama 5 (lima) hari secara berturut–turut atau lebih
dalam 1 (satu) bulan masa kontrak, tanpa keterangan secara tertulis yang dilengkapi dengan bukti
yang sah dan yang dapat dipertanggung jawabkan serta diterima PIHAK PERTAMA, maka PIHAK
KEDUA dapat diputus hubungan kerjanya karena dikualifikasikan mengundurkan diri dari
perusahaan.
e. PIHAK KEDUA tidak mentaati atau mengikuti instruksi kerja dan tata tertib yang telah ditetapkan oleh
PIHAK PERTAMA, maka tindakan PIHAK KEDUA dikategorikan melakukan kesalahan berat dan
dapat diproses pengakhiran hubungan kerjanya.
f. PIHAK KEDUA mengoperasikan alat-alat produksi dan atau unit kendaraan tanpa seijin atasan dan
bukan menjadi tanggung jawabnya, maka tindakan PIHAK KEDUA dikategorikan melakukan
kesalahan berat dan dapat diproses pengakhiran hubungan kerjanya.
g. Apabila PIHAK KEDUA mengundurkan diri (selama menjadi karyawan PIHAK PERTAMA), maka
PIHAK KEDUA tidak diperkenankan untuk bekerja pada perusahaan lain yang sejenis dengan PT.
Bumi Infrastruktur dalam jangka waktu sekurang–kurangnya 12 (dua belas) bulan.
h. Pemutusan Hubungan Kerja sesuai dengan ayat (a), (b) (c) (d) (e) (f) dan (g) di atas, PIHAK PERTAMA
tidak berkewajiban memberikan kompensasi dalam bentuk apapun juga. PIHAK KEDUA dengan ini
setuju untuk mengesampingkan dan melepaskan haknya untuk menuntut pembayaran kompensasi,
uang pesangon, uang penghargaan masa kerja, uang penggantian hak, uang pengobatan/kesehatan,
maupun tuntutan-tuntutan apapun juga dari PIHAK KEDUA kepada PIHAK PERTAMA.
i. Kesalahan atau pelanggaran berat seperti yang tertuang pada pasal ini, PIHAK KEDUA sepakat
mengakhiri hubungan kerja dengan PIHAK PERTAMA tanpa syarat apapun dalam hal sebagai berikut:

1. Menyebarkan berita–berita yang tidak benar di dalam lingkungan perusahaan, sehingga


menimbulkan keresahan di antara sesama pekerja dan mengakibatkan pekerjaan terganggu.
2. Melalaikan kewajiban yang menjadi tanggung jawabnya sehingga menimbulkan kecelakaan bagi
orang lain atau kerugian bagi perusahaan.
3. Mengadakan rapat, pidato, propaganda/menempelkan selebaran yang mengganggu ketertiban
dan keamanan dilingkungan Perusahaan.
4. Dengan sengaja melakukan atau menerobos system security acces (hacker) yang bukan menjadi
wewenangnya.
5. Dengan sengaja tanpa alasan yang dapat diterima atau tanpa ijin atasan langsung memindahkan
atau menyimpan barang milik Perusahaan disuatu tempat yang tidak semestinya sebagai usaha
pencurian atau membantu pencurian.
6. Dengan sengaja atau kealpaannya mengakibatkan kerusakan berat barang–barang milik
perusahaan dan menimbulkan kerugian bagi Perusahaan.
7. Dengan sengaja atau lalai mengakibatkan dirinya dalam keadaan sedemikian rupa sehingga tidak
dapat menjalankan pekerjaan yang diberikan kepadanya.
8. Mabuk, minum–minuman keras yang memabukkan, madat, memakai obat bius atau
menyalahgunakan obat–obatan terlarang atau obat–obatan perangsang lainnya di lingkungan
perusahaan.
9. Membawa senjata api atau senjata takam dan bahan berbahaya lainnya kedalam lingkungan
perusahaan tanpa ijin/pejabat yang berwenang dan Perusahaan.
10. Membujuk pengusaha atau teman sekerja untuk melakukan sesuatu perbuatan yang bertentangan
dengan hukum atau asusila serta peraturan perundangan yang berlaku.
11. Melakukan tindak kejahatan misalnya menipu, menyerang, atau mengintimidasi pengusaha dan
keluarga pengusaha, teman sekerja dan memperdagangkan barang terlarang baik dalam
lingkungan perusahaan maupun luar lingkungan perusahaan.
12. Melakukan atau terlibat dalam penipuan, pencurian dan penggelapan barang atau uang milik
perusahaan atau pihak ketiga (misal customer atau supplier).
13. Memberikan keterangan palsu atau yang dipalsukan sehingga merugikan perusahaan atau
kepentingan negara.
14. Menganiaya, mengancam secara fisik atau mental, menghina secara kasar pengusaha, keluarga
pengusaha, teman sekerja atau keluarga teman sekerja.
15. Membongkar atau membocorkan rahasia perusahaan atau mencemarkan nama baik pengusaha
atau keluarga pengusaha yang seharusnya dirahasiakan.
16. Menyalahgunakan kedudukannya dalam perusahaan baik langsung maupun tidak untuk
memperoleh keuntungan pribadi maupun memperkaya diri sendiri.
17. Bekerja pada perusahaan lain atau mempunyai usaha lain yang dapat mengganggu pelaksanaan
tugasnya atau mengikuti kegiatan organisasi massa tanpa ijin perusahaan sehingga dapat
menimbulkan “conflict of interest”.
18. Tidur di waktu jam kerja.
19. Mencacahkan kartu pencatat waktu pekerja lain atau menyuruh mencacahkan kartu absensinya
kepada orang lain.
20. PIHAK KEDUA tidak mentaati atau mengikuti instruksi kerja dan tata tertib yang telah ditetapkan
oleh PIHAK PERTAMA, maka tindakan PIHAK KEDUA dikategorikan melakukan kesalahan berat.
21. Mengoperasikan mesin, peralatan, alat-alat berat atau menggunakan bahan bakar secara ceroboh
yang dapat membahayakan dirinya sendiri atau orang lain atau menimbulkan kerugian bagi
perusahaan.
22. Mengendarai kendaraan, truck, forklift, alat-alat berat lainnya serta kendaraan angkutan lainnya
yang bukan menjadi tugasnya tanpa ijin atasannya.
23. PIHAK KEDUA melakukan tindakan yang melanggar norma–norma kesusilaan dan norma hukum
yang berlaku.
Pasal 9
Lain-lain (Force Majeure)
a. Para Pihak telah mengerti dan memahami isi PKWT.
b. Hal-hal lain yang belum diatur dalam PKWT ini akan diatur secara musyawarah antara Para Pihak
sesuai dengan ketentuan perundang–undangan yang berlaku.
c. Ketentuan dalam PKWT ini tidak dapat dikesampingkan atau dirubah dengan cara apapun selain
daripada pernyataan tertulis yang ditandatangani oleh Para Pihak.
d. Para Pihak menandatangani PKWTini dalam keadaan sehat jasmani dan rohani, serta tanpa adanya
paksaan dan tekanan dari pihak manapun.
e. PKWT ini tunduk pada ketentuan hukum dan peraturan perundang-undangan yang berlaku di
Republik Indonesia.

Demikian PKWT ini dibuat, setelah Para Pihak membaca dan memahami isinya kemudian dengan sukarela
tanpa paksaan atau tekanan dari siapapun bersama–sama menandatangani PKWT ini.

PIHAK PERTAMA, PIHAK KEDUA,

Achmad Agus Setiawan Samuel Julian Pieter


HRD MANAGER NAMA KARYAWAN

Anda mungkin juga menyukai