DISUSUN OLEH
KELOMPOK I
ASRI 2118044
MAKASSAR
2019
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan kelapangan
dan kemudahan sehingga penyusunan makalah ini dapat terselesaikan dengan baik dan tepat
pada waktunya.
Makalah dengan judul "Pengkajian dan promosi kesehatan pada wanita ( Format
ANC,PNC,INC GSR dan SAP)”. Dalam penyusunan Makalah ini tentu tidak terlepas dari
bantuan berbagai pihak, baik langsung maupun tidak langsung. Untuk itu, dalam kesempatan
ini penyusun mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang
terlibat.
Penyusun menyadari dengan sepenuhnya bahwa makalah ini masih banyak kekurangan
dan kekeliruan, untuk itu kritik dan saran yang konstruktif dari rekan-rekan pembaca sangat
penyusun harapkan.
Akhir kata, semoga Makalah ini bermanfaat bagi rekan-rekan pembaca. Dan semoga
kesemuanya ini tercatat sebagai amal ibadah di sisi-Nya. Amin.
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR............................................................................................................
DAFTAR ISI.........................................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................................
A. Latar Belakang.................................................................................................................
B. Rumusan Masalah...........................................................................................................
C. Tujuan..............................................................................................................................
BAB II PEMBAHASAN........................................................................................................
A. Pengertian pengkajian.....................................................................................................
B. Definisi Promosi kesehatan..............................................................................................
C. Pengertian antenatal care(ANC)......................................................................................
D. Pengertian intranatal care (INC).......................................................................................
E. Pengertian Post Natal Care (PNC)...................................................................................
F. Pengertian gangguan sistem reproduksi (GSR)...............................................................
G. Pengertian satuan acara penyuluhan (sap) perawatan
payudara (breast care) pada ibu nifas..............................................................................
BAB III PENUTUP................................................................................................................
A.KESIMPULAN...................................................................................................................
B.SARAN.............................................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Menurut depkes RI 2002,wanita usia subur adalah wanita yang masih dalam usia
produktif,yaitu antara usia 15-49 tahun dengan status belum menikah,menikah,janda banyak
permasalahan yang terjadi pada masa usia subur seperti pemilihan alat kontrasepsi yang
kurang tepat,CA serviks atau sindrom premonopause,keputihan. Diperkirakan 75% wanita di
Indonesia perna mengalami keputuhan sekali dalam hidupnya. Wanita yang dalam mengalami
keputihan Indonesia sebanyak 98,4% positife terdapat adanya bakteri.
B. Rumusan Masalah
1. Pengertian pengkajian ?
2. Definisi Promosi kesehatan ?
3. Pengertian antenatal care(ANC) ?
4. Pengertian intranatal care (INC) ?
5. Pengertian Post Natal Care (PNC) ?
6. Pengertian gangguan sistem reproduksi (GSR) ?
7. Pengertian satuan acara penyuluhan (sap) perawatan payudara (breast care) pada ibu
nifas ?
C. Tujuan
Tujuan penulis menyusun makalah ini adalah untuk memberikan pengetahuan dan
wawasan kepada pembaca agar bisa mengetahui tentang judul "Pengkajian dan promosi
kesehatan pada wanita ( Format ANC,PNC,INC GSR dan SAP)”.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian pengkajian
B. Tujuan pengkajian
Tujuan pengkajian adalah untuk menetapkan suatu data base tentang respon klien
terhadap perhatian dan kesehatan atau penyakit dan kemampuan untuk mengatur kebutuhan
perawatan kesehatan.
Promosi kesehatan adalah ilmu dan seni membantu masyarakat menjadikan gaya hidup
mereka sehat optimal. Kesehatan yang optimal di definisikan sebagai keseimbangan kesehatan
fisik,emosi,sosial,spiritual,dan intelektual. Agar promosi kesehatan dapat berjalan secara
sistematis,terarah dan terencana sesuai konsep promosi kesehatan bahwa individu dan
masyarakat bukan hanya sebagai objek atau sasaran yang fasif menunggu tetapi juga sebagai
pelaku maka perlu pengelolaan program promosi kesehatan mulai dari
pengkajian,perencanaan,penggerakan,pelaksaan,pemantauan dan penilaian. Dan agar promosi
kesehatan berjalan dengan secara efektif dan efesiensi maka pesan harus seuai dengan
karekteristik serta kebutuhan atau masalah sasaran. Sasaran utama promosi kesehatan adalah
masyarakat khususnya perilaku masyarakat karena terbatsnya sumber daya, akan tidak efektif
apabila upaya atau kegiatan promosi kesehatan langsung di alamatkan kepada
masyarakat,oleh karena itu perlu dilakukan pertahapan sasaran.
1. Tujuan
Pengawasan : Kesehatan Ibu, Deteksi dini penyakit penyerta & komplikasi kehamilan,
menetapkan resiko kehamilan (tinggi, meragukan dan rendah)
Menyiapkan persalinan à well born baby dan well health mother
Mempersiapkan pemeliharaan bayi & laktasi
Mengantarkan pulihnya kesh. Ibu optimal
2. Bukti kehamilan
PRESUMTIF ( Bukti Subjektif)
a. Amenorea
b. Perubahan payudara
c. Mual & muntah (morning sickness)
d. Frekuensi berkemih
e. Leukorea
f. Tanda Chadwiek’s
g. Quickening
PROBABILITAS ( Bukti Objektif)
a. Pertumbuhan & perubahan uterus
b. Tanda Hegar’s ( melunaknya segmen bawah uterus)
c. Ballotement (lentingan janin dl uterus saat palpasi)
d. Braxton hick’s (kontraksi selama kehamilan)
e. Perubahan Abdomen
f. Pembesaran abdomen
g. Striae Gravidarum
h. Pigmentasi pada linea nigra
ABSOLUT ( Bukti Positif)
a. Terdengar DJJ
b. Teraba bagian anak oleh pemeriksa
c. Terlihat hasil konsepsi dengan USG
d. Teraba gerakan janin oleh pemeriksa
3. Pemeriksaan Penunjang
LABORATORIUM
a. Darah ( Hb, Gol darah, Glukosa, VDRL)
b. Urine (Tes kehamilan, protein, glukosa, analisis)
c. Pemeriksaan Swab (Lendir vagina & servik)
USG
a. Jenis kelamin
b. Taksiran kelahiran, TBJ, Jumlah cairan amnion,
4. Pemeriksaan Kehamilan
Bila HPHT tidak diketahui,
Usia kehamilan tentukan dengan cara :
a. TFU ( Cm x 7/8 = Usia dl mgg)
b. Terabanya ballotement di simpisis à 12 mgg
c. DJJ (+) dg Dopller à 10-12 mgg
d. DJJ (+) dg fetoscop à 20 mgg
e. Quickening à 20 mgg
f. USG
Perhitungan taksiran partus ( Nagele) :
a. H + 7
b. B (1-3) + 9, bila tanggal > 24 + B 1
c. B (4-12) – 3
d. T (1-3) + 0
e. T (4-12) + 1
Perhitungan taksiran berat janin
a. TFU – (11 belum masuk PAP) X 155 = ….gr
b. TFU – (13 sudah masuk PAP) X 155 = ….gr
Frekuensi kehamilan
a. Kunjungan I (12-24 mgg)
b. Anamnesis lengkap, pemeriksaan fisik & obstetri, Pemeriksaan lab., Antopo metri,
penilaian resiko kehamilan, KIE
c. Kunjungan II ( 28 – 32 mgg )
d. Anamnesis, USG, Penilaian resiko kehamilan, Nasehat perawatan payudara &
Senam hamil), TT I
e. Kunjungan III ( 34 mgg)
f. Anamnesis, pemeriksaan ulang lab. TT II
g. Kunjungan IV, V, VII & VIII ( 36-42 mgg)
h. Anamnesis , perawatan payudara & persiapan persalinan
5. Pengkajian ANC
1. Aktifitas / Istirahat
BP ↓ , HR ↑ , Episode Sinkop, Edema
2. Integritas Ego
Persepsi diri
3. Eliminasi
Konstipasi, miksi ↑ , BJ urine ↑ , haemoroid
4. makanan & cairan
a. Morning sickness (TM I), nyeri ulu hati,
b. Penambahan BB ( 8 – 12 kg), hipertrofi gusi (berdarah)
c. Anemi fisiologis (Hemodilusi)
5. Nyeri / ketidak nyamanan
Kram kaki, nyeri payudara & punggung, Braxton Hicks
6. Pernafasan
RR ↑ ,
7. Keamanan
a. Suhu : 36,1oC – 37,6 o C ,
b. DJJ ( 12 mgg dg dopler, 20 mgg dg fetoskop)
c. Gerakan janin ( 20 mgg)
d. Quickening & Ballotement ( 16 – 20 mgg)
8. Seksualitas
a. Perubahan seksualitas, leukorea, peingkatan uetrus
b. Payudara ↑ , pigmentasi
c. Goodell, Hegar, chadwiks
9. interaksi sosial
denial, maturasi, aseptent
10. Penyuluhan / pembelajaran
11. Pemeriksaan diagnostic
6. Pengkajian Fisik
1. Tanda vital, antopometri
2. Pengkajian kepala
3. Pengkajian dada : paru, jantung, payudara
4. Pengkajian abdomen : hepar, abdomen, uterus (palpasi, inspeksi, auskultasi,
pergerakan janin, his)
5. Pemeriksaan panggul
6. Pemeriksaan genital
7. Pemeriksaan ekstremitas
pengeluaran hasil konsepsi oleh ibu. Proses ini dimulai dengan kontraksi persalinan sejati, yang
ditandai oleh perubahan progresif pada serviks, dan diakhiri dengan pelepasan plasenta .
1. Tujuan INC :
1. Mengetahui tahap persalinan sebagai acuan penilaian kemajuan persalinan dan
sebagai dasar untuk menentukan rencana perawatan selanjutnya.
2. Mengetahui kelainan – kelainan yang mungkin dapat mengganggu kelancaran
persalinan atau segera mengetahui persalinan beresiko.
3. Memberikan asuhan yang memadai selama persalianan dalam upaya mencapai
pertolongan persalinan yang bersih dan aman dengan memperhatikan aspek
sayang ibu dan sayang bayi.
2. Jenis Persalinan
1. Menurut cara persalinan.
a. Persalinan spontan.
b. Proses lahir bayi dengan tenaga ibu sendiri tanpa bantuan dan alat, serta
tidak melukai ibu dan bayi yang berlangsung kurang dari 24 jam.
c. Persalinan buatan.
d. Persalinan pervaginam dengan bantuan alat – alat atau melalui dinding perut
dengan operasi secio caesaria.
e. Persalinan anjuran
f. Kekuatan yang diperlukan untuk persalinan ditimbulkan dari luar dengan jalan
rangsangan seperti pemberian pitocin atau prostaglandin atau pemecahan
ketuban.
2. Menurut usia (tua kehamilan)
a. Abortus.
Pengeluarana buah kehamilan sebelum kehamilan 22 mg atau bayi dengan berat
badan kurang dari 500 g.
b. Partus imaturus.
Pengeluaran buah kehamilan antara 22 mg dan 28 mg atau bayi dengan berat
badan antara 500 g dan 999 g.
c. Partus prematurus.
Pengeluaran buah kehamilan antara 28 mg dan 37 mg atau dengan berat badan
1000 g dan 2499 g.
d. Partus matures / aterm
Pengeluaran buah kehamilan antara 37 mg dan 42 mg atau bayi dengan BB
2500 g atau lebih
e. Partus post matures / serotinus
Pengeluaran buah kehamilan setelah 42 mg.
4. Gejala Persalianan.
1. Rasa sakit oleh adanya his yang datang lebih kuat, sering dan teratur
2. Keluarnya lendir bercampur darah lebih banyak. Hal ini terjadi karena robekan
robekan kecil yang terjadi pada serviks
3. Kadang – kadang ketuban pecah dengan sendirinya.
4. Pada pemeriksaan dalam serviks mendatar, lunak dan terdapat pembukaan
(Verney. 2006. Buku Ajar Asuhan Kebidanan. Jakarta. EGC. Hal : 36-39)
diperineum
HV
0/5
Keterangan :
H I : sama dengan atas pintu panggul / PAP
H II : sejajar dengan H I melalui pinggir bawah simpisis
H III : sejajar dengan H I melalui spina iskhiadika
H V : sejajar dengan H I melalui ujung os coxigius
7. Proses Persalinan
1. Kala I.
a. Dimulai dari saat persalinan mulai sampai pembukaan lengkap (10 cm)
b. Terbagi menjadi 2 fase :
1) fase laten : serviks berdilatasi kurang dari 4 cm
2) fase aktif : serviks berdilatasi 4 – 9 cm, kecepatan pembukaan 1 cm atau lebih
perjam, penurunan kepala dimulai.
c. Pada kala pembukaan his belum begitu kuat, datangnya 10 – 15 menit dan tidak
seberapa mengganggu ibu hingga ia sering masih dapat berjalan
d. Lambat laun his bertambah kuat, interval menjadi lebih pendek, kontraksi lebih kuat
dan lebih lama, lendir darah bertambah banyak.
e. Lamanya kala I untuk primipara 12 jam dan untuk multipara 8 jam.
f. Kemajuan persalinan dalam kala I :
1) Kemajuan yang cukup baik pada persalinan kala I :
a) Kontraksi teratur yang progresif dengan peningkatan frekuensi dan durasi.
b) Kecepatan pembukaan serviks paling sedikit 1 cm perjam selama persalinan
faseaktif (dilatasi serviks berlangsung atau ada disebelah kiri garis
waspada).
c) Serviks tampak dipenuhi oleh bagian bawah janin
2) Kemajuan yang kurang baik pada kala I :
a) Kontraksi yang tidak teratur dan tidak sering setelah fase laten.
b) Kecepatan pembukaan servuks lebih lambat dari 1 cm perjam selama
persalinan fase aktif ( dilatasi serviks berada disebalah kanan garis
waspada).
c) Serviks tidak dipenuhi oleh bagian bawah janin
g. Kemajuan pada kondisi ibu.
1) Jika denyut nadi ibu meningkat, mungkin ia sedang dalam keadaan dehidrasi
atau kesakitan. Pastikan hidrasi yang cukup melalui oral atau IV dan berikan
analgesik secukupnya.
2) Jika tekanan darah ibu menurun, curigai adanya perdarahan
3) Jika terdapat aceton didalam urine ibu, curigai masukan nutrisi yang kurang.
Segera berikan dextrose IV.
h. Kemajuan pada kondisi janin.
1) Jika didapati DJJ tidak normal (kurang dari 100 atau lebih dari 180 x / menit)
curigai adanya gawat janin.
2) Posisi atau presentasi selain oksiput anterior dengan reflek fleksi sempurna
digolongkan dalam malposisi atau malpresentasi.
2. Kala II
a. Dimulai dari pembukaan lengkap sampai lahirnya bayi.
b. His menjadi lebih kuat, kontraksinya selama 50 – 100 detik, datngnya tiap 2 – 3
menit. Ketuban biasanya pecah dalam kala ini dan ditandai dengan keluarnya cairan
yang kekuningan secara sekonyong – konyong dan banyak.
c. Pasien mulai mengejan.
d. Pada akhir kala 2 sebagai tanda bhwa kepala sudah sampai didasar panggul,
perineum menonjol, vulva menganga dan rectum terbuka.
e. Dipuncak his, bagian terkecil dri kepala nampak dalam vulva, tetapi hilang lagi waktu
his berhenti. Pada his berikutnya bagian kepala yang nampak lebih besar lagi, tetapi
surut kembali kalau his terhenti. Kejadian ini disebut kepala membuka pintu.
f. Maju dan surutnya kepala berlangsung terus, sampai lingkaran terbesar dari kepala
terpegang oleh vulva sehingga tidak dapat mundur lagi. Pada saat ini tonjolan tulang
ubun – ubun saat ini telah lahir dan sub oksiput ada dibawah simpisis. Pada saat ini
disebut kepala keluar pintu. Karena pada his berikutnya dengan ekstensi lahirlah
ubun – ubun besar, dahi dn mulut pad komisura posterior.
g. Setelah kepala lahir ia jatuh kebawah dn kemudian terjadi putaran paksi luar,
sehingga kepala melintang. Sekarang vulva menekan pad leher dan dada tertekan
oleh jalan lahir sehingga dari hidung anak keluar lendir dan cairan.
h. Pada his berikutnya bahu lahir, bahu belakang dulu kemudian baru depan disusul
oleh seluruh badan anak dengan fleksi lateral sesuai dengan paksi jalan lahir.
i. Lamanya kala 2 pada primi kurang lebih 50 menit dan pada multi kurang lebih 20
menit.
3. Kala III
a. Dimulai segera setelah bayi lahir sampai lahirnya plasenta.
b. Lamanya kala uri kurang lebih 8,5 menit dan pelepasan plasenta hanya memakan
waktu 2 – 3 menit.
4. Kala IV
a. Dimulai dari saat lahirnya plasenta sampai 2 jam pertama postpartum.
3) Intervensi :
a) Pantau aktivitas uterus , catat frekuensi, durasi dan intensitas kontraksi.
b) Lakukan tirah baring saat persalinan menjadi lebih intensif. Hindari
meninggalkan klien tanpa perhatian.
c) Tempatkan klien pada posisi agak tegak miring kiri
d) Berikan perawatan perineal setiap 4 jam.
e) Pantau suhu dan nadi.
f) Berikan es batu atau cairan jernih pada klien bila memungkinkan, hindari
makanan padat.
g) Anjurkan klien untuk bernapas pendek dan cepat atau meniup bila ada
dorongan untuk mengejan.
d. Resti gngguan pertukran gas pada janin berhubungan dengan perubahan suplai
O2 atau aliran darah : anemia dan pendarahan sekunder
1) Tujuan :
Tidak terjadi gangguan pertukaran gas pada janin
2) dengan KH :
a) DJJ dalam batas normal (120 – 160 x / menit).
b) Bayi tidak mengalami hipoksia selama persalinan.
3) Intervensi :
a) Kaji faktor – faktor maternal atau kondisi yang menurunkan sirkulasi
uteroplasental.
b) Pantau DJJ setiap 15 – 30 menit.
c) Pantau DJJ dengan segera bila ketuban pecah.
d) Pantau besarnya janin pada jalan lahir melalui pemerikasaan vagina .
e) Kaji perubahan DJJ selama kontraksi.
e. Gangguan rasa nyaman nyeri akut berhubungan dengan dilatasi atau regangan
dan hipoksia jringan, tekanan mekanik dari bagian presentasi.
1) Tujuan :
Pasien dapat bertoleransi terhadap nyeri
2) dengan KH :
a) Klien menyatakan rasa nyeri berkurang.
b) Klien mampu menggunakan tehnikm yang tepat untuk mempertahankan
kontrol, istirahat diantara kontraksi.
3) Intervensi :
a) Kaji derajat ketidakmampuan melalui isyarat verbal dan non verbal.
b) Kaji perubahan klien terhadap sentuhan fisik selama kontraksi.
c) Pantau frekuensi, durasi, dan intensitas kontraksi uterus.
d) Bantu klien dan ajarkan mengubah bernapas menjadi lebih cepat mis :
tiupan napas pendek dan cepat.
e) Berikan lingkungan yang tenang dengan ventilasi adekuat.
f) Lakukan gosokan sakral / punggung, pengubahan posisi.
g) Pantau dilatasi serviks.
h) Catat penonjolan perineal.
i) Anjurkan klien untuk berkemih (fase laten)
j) Berikan dorongan dan informasi tentang kemajuan persalinan dan
berikan reinforcement untuk upaya klien / pasangan.
k) Pantau tanda vital ibu dan janin.
l) Kolaborasi pemberian analgesik.
f. Resti terhadap penurunan curah jantung berhubungan dengan penurunan aliran
balik vena, hipovolemia, perubahan tahanan vskuler sistemik.
1) Tujuan :
Tidak terjadi penurunan curah jantung
2) dengan KH :
a) Tanda – tanda vital sesuai terhadap tahap persalinan.
b) Tidak ada edema, DJJ dalam batas normal (120 – 160 x / menit).
3) Intervensi :
a) Kaji tekanan darah dan nadi diantara kontraksi, sesuai indikasi
b) Perhatikan ada dan luasnya edema.
c) Pantau DJJ selama dan diantara kontraksi.
d) Infus balance cairan.
g. Kurangnya pengetahuan tentang proses persalinan berhubungan dengan
kurangnya sumber – sumber informasi.
1) Tujuan :
Klien dan keluarga mengetahui tentang proses persalinan
2) dengan KH :
a) Klien memahami respon fisiologis setelah melahirkan.
b) Secara aktif klien ikut dalam upaya mendorong untuk meningkatkan
pengeluaran plasenta.
3) Intervensi :
a) Diskusikan proses normal persalinan kala III.
b) Jelaskan alasan untuk respon perilaku seperti menggigit, tremor.
c) Diskusikan ritinitas periode pemulihan selama 4 jam pertama setelah
melahirkan.
2. Kala II :
a. Resti kekurangan volume cairan berhubungan dengan kehilangan aktif, penurunan
masukan
1) Tujuan :
Tidak terjadi kekurangan volume cairan dalam tubuh
2) dengan KH :
a) Tanda – tanda vital dalam batas normal.
b) Keluaran urine adekuat.
c) Membran mukosa kental.
d) Bebas dari rasa haus.
3) Intervensi :
a) Ukur masukan dan keluaran.
b) Kaji turgor kulit, beri cairan peroral.
c) Pantau tanda – tanda vital sesuai indikasi.
d) Kaji DJJ dan perhatikan perubahan periodek.
e) Atur posisi klien tegak atau lateral.
f) Kolaborasi pemberian cairan parenteral
b. Resti infeki terhadap maternal berhubungan dengan prosedur infasif berulang.
Trauma jaringan, perslinan lama.
1) Tujuan :
Klien tidak terjadi infeksi
2) dengan KH :
Bebas dari tanda – tanda infeksi (rubor, tumor, dolor, calor, dan fungsilaesa)
3) Intervensi :
a) Lakukan perawatan perineal setiap 4 jam menggunakan tehnik aseptik.
b) Catat tanggal dan waktu pecah ketuban.
c) Lakukan pemeriksaan vagina hanya bila sangat perlu dengan
menggunakan tehnik aseptik.
d) Pantau tanda – tanda vital dan laborat leukosit.
e) Gunakan aseptik bedah pada persiapan peralatan.
f) Batasi jumlah orang yang ada pada saat persalinan.
1. Tujuan PNC
1. Memantau adaptasi fisiologis dan psikologis
2. Meningkatkan pemulihan fungsi tubuh
3. Meningkatkan istirahat dan kenyamanan
4. Meningkatkan hubungan orang tua dan bayi
5. Meningkatkan peluang merawat bayi
6. Teaching self care dan bayi.
2. Involusi
Setelah bayi dilahirkan kemudian placenta uterus menjadi keras karena kontraksi dan
relaksasi otot-ototnya.
1. Tinggi funsus uteri
Involusi Tinggi Fundus Uteri Berat Uteri
Bayi lahir Setinggi pusat 1000 gram
Placenta lahir 2 jari dibawah pusat 750 gram
1 minggu Pertengahan pusat simpisis 500 gram
2 minggu Tidak teraba diatas simpisis 350 gram
6 minggu Bertambah kecil 50 gram
8 minggu Sebesar normal 80 gram
Uteri menyerupai suatu buah advokat gepeng berukuran panjang lebih kurang 15 cm,
lebar lebih kurang 12 cm, dan tebal lebih kurang 10 cm, dinding uterus lebih kurang 5
cm. Bekas inplantasi placenta merupakan suatu luka yang kasar dan menonjol kedalam
cavum uteri segera setelah pesalinan, penonjolan tersebut diameternya 7,5 cm
setelah 2 minggu diameter 3,5 cm dan pada 6 minggu mencapai 2,4 mm.
Pada keadaan normal berat uterus lebih kurang 30 gram, perubahan ini
berhubungan erat dengan keadaan momentum yang mengalami perubahan yang
bersifat proteolisis. Otot-otot jelas berkontraksi segera pada post partum, pembuluh-
pembuluh darah yang berada diantara anyaman otot-otot uterus akan terjepit. Proses ini
akan menghentikan perdarahan setelah plasenta lahir.
2. Serviks
Perubahan-perubahan yang terdapat pada serviks adalah segera
postpartum bentuk serviks agak menganga seperti corong, bentuk ni disebabkan oleh
korpus uteri yang dapat mengadakan kontraksi, sedangkan serviks tidak berkontraksi
sehingga seolah-olah dan pada perbatasan antara korpus dan serviks uteri terbentuk
semacam cincin.
Warna serviks merah kehitam-hitaman karena penuh pembuluh darah, konsis-tensinya
lunak.
Setelah janin lahir : Dapat dimasukkan tangan pemeriksa
Setelah 2 jam postpartum : 2 – 3 jari pemeriksa
Setelah 1 minggu : 1 jari pemeriksa
Pada saat post partum pinggir ostium eksternum tidak rata tapi retak-retak karena
robekan pada saat persalinan. Pada akhir minggu pertama lingkaran retraksi
berhubungan bagian atas dari canalis servikalis, oleh karena hyperplasia dan retraksi
serviks, robekan serviks menjadi sembuh, tapi masih terdapat retakan pada pinggir
ostium eksternum. Vagina pada minggu ke-3 post partum mulai kembali normal.
3. Endometrium
Perubahan-perubahan yang terdapat pada endometrium ialah timbulnya trombosis,
degenerasi dan nekrosis terutama ditempat implantasi placenta.
· Pada hari I tebalnya 2 – 5 mm, pemukaan kasar akibat pelepasan desidua dan
selaput janin.
· Setelah 3 hari permukaan mulai rata akibat lepasnya sel-sel dan bagian yang
mengalami degenerasi sebagian besar endometrium terlepas.
· Regenerasi endometrium terjadi dan sisa-sisa sel desidua basalis yang memakan
waktu 2 – 3 minggu, jaringan-jaringan di tempat implantasi placenta mengalami
proses yang sama ialah degenerasi dan kemudian terlepas. Pelepasan jaringan
berdegenerasi ini berlangsung lengkap. Dengan demikian tidak ada pembentukan
jaringan parut pada bekas impalntasi placenta.
4. Ligamentum-ligamentum, diafragma pelvis, fascia berangsur-angsur Cepat
kembali seperti semula.
Tidak jarang ligamentum rotundum menjadi kendur mengakibatkan uterus jatuh ke
belakang. Tidak jarang pula wanita mengeluh ‘ kandungannya turun’, setelah melahirkan
oleh karena ligamentum fascia jaringan penunjang alat desidua tersebut juga otot-otot
dinding perut dengan dasar panggul dianjurkan untuk melakukan latihan-latihan tertentu.
Pada hari ke-2 post partum setelah dapat diberikan fisioterapi.
5. Luka-luka jalan lahir
Luka-luka jalan lahir seperti episiotomi yang telah dijahit, luka pada vagina dan serviks
umumnya bila tidak seberapa luas akan sembuh permanent, kecuali bila terdapat
infeksi, infeksi mungkin mengakibatkan salulitis yang dapat menjalar ke sentral terjadi
keadaan sepsis.
3. Hemokonsentrasi
Pada masa hamil didapt hubungan pendek yang dikenal sebagai shunt antara
sirkulasi ibu dan plasenta, setelah melahirkan, shunt akan hilang dengan tiba-tiba.
Volume darah pada ibu relative akan bertambah, keadaan ini menimbulkan beban
pada jantung, sehingga dapat menimbulkan dekompensasi kordis pada penderita
vitium kordis, keadaan ini dapat diatasi dengan mekanisme kompensasi dengan
timbulnya hemokonsentrasi sehingga volume darah kembali seperti sedia kala. Hal ini
terjadi pada hari-hari ke-3 sampai 15 hari post partum.
4. Laktasi
Sejak kehamilan muda, sudah terdapat persiapan-persiapan pada kelenjar-kelenjar
mamma untuk menghadapi laktasi ini, perubahan yang terdapat pada kedua mammae
antara lain sebagai berikut.
Tujuan :
Koping individual tak efektif tak terjadi
Intervensi :
a. Kaji terhadpa gejala depresi yang fana (perasaan sedih post partum) pada
hari ke-2 sampai ke-3 mis; ansietas, menangis, kesedihan, konsentrasi yang
buruk.
R/ ibu-ibu mengalami depresi sementara atau perasaan emosi kecewa
serelah melahirkan mungkin berhubungan dengan factor-faktor genetic, sosial
atau lingkungan atau respons endokrin fisiologis
b. Berikan dukungan emosional dan bimbingan antisipasi untuk membantu klien
mempelajari peran baru dan strategis untuk koping terhadap bayi baru lahir.
R/ ketrampilan menjadi ibu/orang tua bukan secara insting tetapi harus
dipelajari. Penanganan tidur terganggu dan pemenuhan kebutuhan bayi
selama 24 jam mungkin sulit dan strategi koping harus dikembangkan
c. Anjurkan pengungkapan rasa bersalah, kegagalan pribadi, atau keragu-
raguan tentang kemampuan menjadi orang tua, khususnya bila keluarga
beresiko tinggi terhadap masalah-masalah menjadi orang tua
R/ membantu pasangan kekuatan dan area masalah secara realistis dan
mengenali kebutuhan terhadap bantuan profesional yang tepat.
9. Gangguan pola tidur berhubungan dengan repsons hormonal dan psikologis,
nyeri/ketidaknyamanan, proses persalinan dan kelahiran melahirkan.
Tujuan:
R/ gangguan pola tidur teratasi
Intervensi :
a. Kaji tingkat keleahan dan kebutuhan untuk istirahat, catat lama persalinan dan
jenis kelahiran.
R/ persalinan atau kelahitran yang lama dan askit khususnya bila ini terjadi
malam meningkatkan tingkat kelelahan
b. Kaji factor-faktor, bila ada yang mempengaruhi istirahat, minimalkan gangguan
dan beri istirahat serta periode tidur yang eksatra, berikan lingkungan yang
tenang.
R/ membantu meninfkatkan istirahat tidur dan relaksasi dan menurunkan
rangsang
c. Berikan informasi tentang efek-efek kelelahan dan ansietas pada suplai ASI.
R/ kelelahan dapat mempengaruhi penilaian psikologis, suplai ASI dan
penurunan refleks secara psikologis
d. Berikan informasi tentang kebutuhan untuk tidur/istirahat setelah kembali ke
rumah.
R/ rencana yang kreatif yang membolehkan untuk tidur dengan bayi lebih awal
serta tidur siang membantu untuk memenuhi kebutuhan tubuh serta mengatasi
kelelahan yang berlebihan
e. Berikan obat-obatan (analgetik)
R/ mungkin diperlukan untuk meningkatkan relaksasi dan tidur sesuai
kebutuhan
10. Kurang pengetahuan mengenai perawatan diri dan perawatan bayi berhubungan
dengan kurang mengingat, kesalahan interpretasi, tidak mengenal sumber-sumber
(informasi).
Tujuan :
Klien dapat mengungkapkan pemahaman self care
Intervensi :
a. Kaji persepsi klien tentang persalinan dan kelahiran, lama persalinan dan
tingkat kelelahan klien.
R/ makin lama persalinan,makin negative persepsi klien tentang kinerja
persalinan dan semakin lama hal tersebut membuat lien memikul tanggung
jawab terhadap perawatan dan mensintesa informasi baru serta peran-peran
baru.
b. Berikan informasi tentang peran program latihan post partum progresif
R/ latihan membantu tonus otot, meningkatkan srkulasi, menghasilkan tubuh
yang seimbang dan meningkatkan perasaan sejahtera secara umum
c. Berikan informasi tentang perawatan diri, termasuk perawatan perineal dan
hygiene.
R/ membantu mencegah infeksi, mempercepat pemulihan dan penyembuhan
dan berperan pada adaptasi yang positif dari perubahan fisik dan emosional
d. Berikan informasi tentang ketersediaan metode termasuk keuntungan dan
kerugian
R/ pasangan mungkin memerlukan kejelasan mengenal ketersediaan metoda
kontrasepsi dan kenyataan bahwa kehamilan dapat terjadi.
e. Diskusikan perubahan fisik dan psikologis yang normal dan kebutuhan-
kebutuhan yang berkenaan dengan periode kecepatan
R/ status emosional klien mungkin kadang-kadang labil pada saat ini dan sering
dipengaruhi oleh kesejahteraan fisik. Antisipasi perubahan ini dapat
menurunkan stress.
Sistem reproduksi pada manusia bisa mengalami gangguan, gangguan itu bisa di
sebabkan oleh penyakit ataupun kelainan yang terjadi pada tubuh sesorang. Gangguan
pada Sistem reproduksi manusia bisa menyerang Baik itu pria ataupun wanita. Akan tetapi
ada beberapa penyakit yang hanya menyerang Pria saja ataupun wanita saja.
a. Gangguan menstruasi
Gangguan menstruasi pada wanita dibedakan menjadi dua jenis, yaitu amenore
primer dan amenore sekunder. Amenore primer adalah tidak terjadinya menstruasi
sampai usia 17 tahun dengan atau tanpa perkembangan seksual. Amenore
sekunder adalah tidak terjadinya menstruasi selama 3 – 6 bulan atau lebih pada
orang yang tengah mengalami siklus menstruasi.
b. Kanker vagina
Kanker vagina tidak diketahui penyebabnya tetapi kemungkinan terjadi karena iritasi
yang diantaranya disebabkan oleh virus. Pengobatannya antara lain dengan
kemoterapi dan bedah laser.
c. Kanker serviks
Kanker serviks adalah keadaan dimana sel-sel abnormal tumbuh di seluruh lapisan
epitel serviks. Penanganannya dilakukan dengan mengangkat uterus, oviduk,
ovarium, sepertiga bagian atas vagina dan kelenjar limfe panggul.
d. Kanker ovarium
Kanker ovarium memiliki gejala yang tidak jelas. Dapat berupa rasa berat pada
panggul, perubahan fungsi saluran pencernaan atau mengalami pendarahan vagina
abnormal. Penanganan dapat dilakukan dengan pembedahan dan kemoterapi.
e. Kanker Rahim
Kanker rahim (uterus) atau yang sebenarnya adalah kanker jaringan endometrium
adalah kanker yang sering terjadi di endometrium, tempat dimana janin tumbuh,
sering terjadi pada wanita usia 60-70 tahun.
f. Kanker payudara
Yaitu tumor yang bersifat ganas. Kanker payudara banyak terdapat pada wanita
yang telah menopause. Pengobatannya dengan operasi, sinar radio aktif, dan obat-
obatan.
g. Fibroadenoma
Yaitu tumor yang bersifat jinak. Gejalanya berupa benjolan kenyal pada payudara.
Pengobatannya dengan operasi.
h. Endometriosis
Endometriosis adalah keadaan dimana jaringan endometrium terdapat di luar
uterus, yaitu dapat tumbuh di sekitar ovarium, oviduk atau jauh di luar uterus,
misalnya di paru-paru. Gejala endometriosis berupa nyeri perut, pinggang terasa
sakit dan nyeri pada masa menstruasi. Jika tidak ditangani, endometriosis dapat
menyebabkan sulit terjadi kehamilan. Penanganannya dapat dilakukan dengan
pemberian obat-obatan, laparoskopi atau bedah laser.
i. Infeksi vagina
Gejala awal infeksi vagina berupa keputihan dan timbul gatal-gatal. Infeksi vagina
menyerang wanita usia produktif. Penyebabnya antara lain akibat hubungan
kelamin, terutama bila suami terkena infeksi, jamur atau bakteri.
j. Condyloma
Yaitu tumbuhnya bejolan keras berbungkul seperti bunga kol atau jengger ayam
atau dikenal sebagai kutil kelamin. Kutil kelamin atau condyloma merupakan
penyakit menular seksual yang disebabkan oleh human papilloma virus (HPV), atau
virus yang menyebabkan keganasan pada jaringan. Penyakit ini ditularkan melalui
kontak langsung secara seksual dengan penderita HPV lainnya. Penyakit ini
ditemukan di seputar alat kelamin bagian luar, di dalam liang vagina, di sekitar
anus, hingga mulut rahim. Jika sampai menginfeksi leher rahim, dapat
menyebabkan kanker mulut rahim atau kanker serviks. Kutil kelamin dapat diobati
dengan obat oles, suntik, maupun tindakan operasi. Untuk tindakan operatif dapat
dilakukan dengan menggunakan alat kotter (pemotong) oleh tenaga
medis. Pengobatan bisa dilakukan dengan obat topikal (oles).
k. Bartolinitis
Yaitu infeksi pada kelenjar bartolin. Bartolinitis dapat menimbulkan pembengkakan
pada alat kelamin luar wanita. Biasanya, pembengkakan disertai dengan rasa nyeri
hebat bahkan sampai tak bisa berjalan. Juga dapat disertai demam, seiring
pembengkakan pada kelamin yang memerah. Bartolinitis disebabkan oleh infeksi
kuman pada kelenjar bartolin yang terletak di bagian dalam vagina agak keluar.
Penyakit ini disebabkan oleh Chlamydia, Gonorrhea, dsb. Bartolinitis dapat
menyumbat mulut kelenjar tempat diproduksinya cairan pelumas vagina. Akibat
penyumbatan ini, lama kelamaan cairan memenuhi kantong kelenjar sehingga
disebut sebagai kista (kantong berisi cairan). Untuk mengatasinya, pemberian
antibiotik untuk mengurangi radang dan pembengkakan. Jika terus berlanjut, dokter
akan melakukan tindakan operatif untuk mengangkat kelenjar yang membengkak.
l. Vulvaginatis
Merupakan suatu peradangan pada vulva dan vagina yang sering menimbulkan
gejala keputihan (flour albus) yaitu keluarnya cairan putih/putih kehijauan dari
vagina. Penyakit ini dapat disebabkan oleh berbagai mikroorganisme
misalnya Gardnerella vagimalis, Trichomonas vaginalis, Candida albicans, virus
herpes, Candyloma accuminata, dll.
m. Candidiasis / keputihan
Yaitu munculnya gumpalan seperti endapan susu berwarna putih. Disebabkan
karena infeksi jamur Candida albicans. Keputihan ini dapat muncul akibat
ketidakseimbangan hormonal yang disebabkan oleh kegemukan, pasca menstruasi,
kehamilan, pemakaian alat kontrasepsi hormonal, pengunaan obat-obatan steroid,
kondisi organ intim yang terlalu lembap, dan lainnya. Juga bisa merupakan akibat
dari gula darah yang tidak terkontrol. Penanganan untuk candidiasis cukup dengan
menjaga kebersihan dan kelembapan organ intim wanita. Peggunaan sabun khusus
pembersih vagina dan menjaga agar di bagian intim tak terlalu lembap bisa
dilakukan. Namun, jika memang tak tertahankan dan menimbulkan gatal yang amat
sangat, dapat diberikan obat antijamur misalnya triazol atau imidazol.
n. Kista ovarium
Kista ovarium merupakan suatu pengumpulan cairan yang terjadi pada indung telur
atau ovarium. Cairan yang terkumpul ini dibungkus oleh semacam selaput yang
terbentuk dari lapisan terluar dari ovarium.
o. Infertilitas (kemandulan)
Pada wanita infertilitas disebabkan oleh:
1. Kerusakan pada ovarium karena infeksi, racun, atau sinar radio aktif sehingga
pembentukan ovum terganggu
2. Penyumbatan pada tuba fallopi
3. Gangguan sistemik, misalnya gangguan hormon, diabetes mellitus, dsb
H. Pengertian satuan acara penyuluhan (sap) perawatan payudara (breast care) pada
ibu nifas
Post natal breast care pada ibu nifas merupakan perawatan payudara yang
dilakukan pada ibu pasca melahirkan/nifas untuk melancarkan sirkulasi darah dan
Pelaksanaan perawatan payudara dimulai sedini mungkin, yaitu 1-2 hari setelah bayi
Perawatan payudara adalah suatu kegiatan yang dilakukan secara sadar dan teratur
setelah melahirkan dan menyusui yang merupakan suatu cara yang dilakukan saat
dalam upaya mempersiapkan bentuk dan fungsi payudara sebelum terjadi laktasi.Jika
persiapan kurang dapat terjadi gangguan penghisapan pada bayi akibat ukuran
puting yang kecil atau mendelep. Akibat lain bisa terjadi produksi Asi akan terlambat
serta kondisi kebersihan payudara ibu tidak terjamin sehingga dapat membahayakan
kesehatan bayi. Dipihak ibu, akibat perawatan yang kurang pada saat persalinan ibu
belum siap menyusui sehingga jika bayi disusukan ibu akan merasakan geli atau
3) Payudara yang terawat akan memproduksi ASI cukup untuk kebutuhan bayi
4) Dengan perawatan payudara yang baik ibu tidak perlu khawatir bentuk
5) Dengan perawatan payudara yang baik puting susu tidak akan lecet
6. Payudara meradang
7. Payudara kotor
c. Waktu Pelaksanaan
Payudara
1. Potong kuku tangan sependek mungkin,serta kikir agar halus dan tidak melukai
payudara.
3. Lakukan pada suasana santai,misalnya pada waktu mandi sore atau sebelum
berangkat tidur.
a. Handuk 2 buah
b. Washlap 2 buah
2. Pelaksanaan
1. Tempelkan kapas yang sudah diberi minyak kelapa atau baby oil selama ± 5
pengurutan posisi tangan kiri kearah sisi kiri, telapak tangan kanan kearah sisi
kanan.
Gerakan Kedua Satu tangan menahan payudara dari bawah, tangan yang
lain mengurut payudara dengan pinggir tangan dari arah pangkal ke puting
bergantian.
yang lain mengurut dengan bahu, jari tangan mengepal, lakukan pengurutan
dari arah pangkal ke puting susu, 20-30 kali dilakukan pada kedua payudara
secara bergantian.
d. Selesai pengurutan, payudara disiram dengan air hangat dan dingin bergantian
f. Pakailah BH yang terbuka bagian depannya (untuk Ibu menyusui) dan yang
Lakukan gerakan menggunakan kedua ibu jari dengan menekan kedua sisi puting
dan setelah puting tampak menonjol keluar lakukan tarikan pada puting
menggunakan ibu jari dan telunjuk lalu lanjutkan dengan gerakan memutar puting
Walaupun asi belum keluar ibu harus tetap menyusui. Mulailah segera menyusui
sejak bayi baru lahir, yakni dengan inisiasi menyusui dini, Dengan teratur menyusui
bayi maka hisapan bayi pada saat menyusu ke ibu akan merangsang produksi
hormon oksitosin dan prolaktin yang akan membantu kelancaran ASI. Jadi biarkan
bayi terus menghisap maka akan keluar ASI. Jangan berpikir sebaliknya yakni
Bagi ibu yang mengalami lecet pada puting susu, ibu bisa mengistirahatkan 24 jam
pada payudara yang lecet dan memerah ASI secara manual dan di tampung pada
botol steril lalu di suapkan menggunakan sendok kecil .Olesi dengan krim untuk
payudara yang lecet. Bila ada madu, cukup di olesi madu pada puting yang lecet.
4. Penanganan pada payudara yang terasa keras sekali dan nyeri, asi menetes pelan
Pada hari ke empat masa nifas kadang payudara terasa penuh dan keras, juga
sedikit nyeri.Justru ini pertanda baik. Berarti kelenjar air susu ibu mulai berproduksi.
Tak jarang diikuti pembesaran kelenjar di ketiak, jangan cemas ini bukan penyakit
dan masih dalam batas wajar.Dengan adanya reaksi alamiah tubuh seorang ibu
dalam masa menyusui untuk meningkatkan produksi ASI, maka tubuh memerlukan
cairan lebih banyak.Inilah pentingnya minum air putih 8 sampai dengan 10 gelas
I. Format satuan acara penyuluhan (sap) perawatan payudara (breast care) pada
ibu nifas
Waktu : 30 Menit
a. Tujuan Umum
b. Tujuan Khusus
dapat:
payudara
c. Metode :
1) Ceramah
2) Tanya jawab
d. Media
e. Kegiatan Penyuluhan
Kegiatan
No Waktu Tahap kegiatan
Penyuluhan Sasaran
1. 5 menit Pembukaan Memberi salam Pembuka · Menjawab salam
perawatan payudara
· Menjelaskan Manfaat
payudara
payudara
· Menjelaskan Waktu
Pelaksanaan perawatan
payudara
· Menjelaskan Hal-Hal
Dalam Melakukan
Perawatan Payudara
· Menjelaskan Langkah-
langkah perawatan
payudara
3. 10 menit Penutup Tanya jawab ·Mengajukan pertanyaan
penutup
f. Evaluasi
Jenis pertanyaan:
2. Jelaskan bagaimana cara merawat payudara yang baik pada masa nifas?
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil pembahasan diatas kami dapat simpulkan Pengkajian merupakan
tahap yang sistematis dalam pengumpulan data tentang individu,keluarga dan kelompok.
Pengkajian harus di lakukan secara konverhensif terkait dengan aspek
biologis,psikologis,social,maupun spiritual.Didalam pengkajian kita akan mengetahui
bagaimana cara melakukan pengkajian pada tahap INC,ANC,PNC, dan GSR.Sebelum
kita memahami cara dalm melakukan pengkajian dari empat tahap tersebut kita pahami
bersama maksud dan tujuan dari keempat tahapan tersebut.
B. Saran
Penulis menyadari bahwa makalah diatas nbanyak sekali kesalahan dan jauh dari
kesempurnaan.Penulis akan memperbaiki makalah tersebut dengan pedoman pada
banyak sumber yang dapat dipertanggung jawabkan.Maka dari itu penulis mengharapkan
kritik dan saran mengenai pembahasan makalah dalam kesimpulan diatas.
DAFTAR ISI
Manuaba. (2008). Kapita Selekta Penatalaksanaan Rutin Obstetri Ginekologi dan KB. Jakarta :
EGC.
Wiknjosastro, Hanifa. 2005. Ilmu Kebidanan. Edisi ke-3. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka
Sarwono Prawirohardjo.
Hidayati, Ratna. (2009). Asuhan Keperawatan Pada Kehamilan Fisiologis dan Patologis. Jakarta
: Salemba Medika.
Muchtar Rustam. (2002). Sinopsis Obstetri Fisiologi Obstetri Patologi Edisi: 2. Jakarta : EGC.
Doengoes M. E, Rencana Perawatan Maternal / Bayi, Edisi 2, EGC, jakarta, 2001.
Saifudin A.B dkk, Buku Panduan Praktis Pelayanan Kesehatan Maternal, Edisi I, Catatan I,
Yayasan Bina Pustaka Sasworo Prawirohardjo, Jakarta, 2006.
Verney. 2006. Buku Ajar Asuhan Kebidanan. Jakarta. EGC. Hal : 36-39
Moctar, Rustam. Sinopsis obstruksi : Obstetri Fisiologis, obstetri patologis, Edisi 2, Jilid
1. Jakarta. EGC, 199
Bobak, Buku Ajar Keperawatan Maternitas, Edisi 4, Jakarta, EGC, 2004
Wikojosostro, Hanifa, Ilmu Kebidanan. Edisi 3, cetakan 3, Jakarta, Yayasan Bina Pustaka
Sarwono Prawiraharjo, 1994.
Doengus, Merillyn E. Rencana Perawatan Maternal/bayi, Pedoman untuk
Perencanaan dan Dokumentasi Perawatan Klien, edidi 2, jakarta, EGC, 2001.