Anda di halaman 1dari 20

LEADING TEAMS

(KEPEMIMPINAN/ MEMIMPIN TIM)


“Makalah Ini Dibuat untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Kepemimpinan”

Kelompok 5
Satria 1910526014
Desty Zahara 1910526025
Nofrian Putra 1910526030
Muthia Ekadiany 1910526039
Rezky Wahyudi 1910526044

S1 MANAJEMEN INTAKE DIII


FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS ANDALAS PADANG
2020

1
BAB 1
PENDAHULUAN

Kepemimpinan sering disalah artikan sebagai suatu karakteristik yang dipunyai oleh
orang-orang yang memiliki kedudukan tertentu. Dalam praktik, karakteristik kepemimpinan bisa
dimiliki siapapun, dengan atau tanpa kedudukan. Karakteristik ini penting perananya dalam
kehidupan berorganisasi. Kehidupan beroganisasi yang dimaksud bukan hanya untuk organisasi
seperti partai dan organisasi-organisasi politik, agama dan organisasi non-profit lainnya, tetapi
juga karier yang dipupuk dan dikembangkan ke arah penyeliaan dan manajerial selalu diikuti
dengan pengembangan karakteristik kepemimpinan. Hal ini diperlukan pula dalam
pengembangan karier, dengan peningkatan tanggung jawab. Kepemimpinan merupakan
karakteristik dan kemahiran yang sangat berharga bagi siapa pun dan hampir di manapun dia
berada, bahkan di keluarga sekalipun.
Seorang SDM juga diharapkan untuk mampu bekerja dalam tim, bahkan juga membentuk
tim untuk menyelesaikan suatu pekerjaan dan untuk mencapai hasil yang maksimal bagi
perusahaan. Dalam hal ini banyak perusahaan yang melakukan seleksi rekrutmen SDM dengan
manruh bobot besar bagi kematangan kepribadian, keramahan dan bahkan kemahiran dalam
berhumor yang sangat diperlukan dalam membina kekompakan tim tersebut. Kesemuanya juga
relevan sebagai ciri-ciri penting untuk menjadi seorang pemimpin.

2
BAB 2
PEMBAHASAN

A. TIM DALAM ORGANISASI


Team (tim, sub kelompok) merupakan kumpulan individu sebagai bagian dari
sebuah organisasi. Setiap tim memiliki proses tersendiri yang memberikan kontribusi
dalam pencapaian tujuan organisasi. Proses-proses tersebut satu sama lain akan
membentuk rangkaian proses sebagai alat bagi organisasi dalam mencapai tujuannya.
Individu yang membentuk tim memiliki latar belakang dan tingkat pendidikan yang
berbeda-beda. Hal ini mempengaruhi interaksi antar anggota tim, yang pada akhirnya
berdampak pada kinerja tim dan kinerja organisasi.
Keadaan di atas sangat relevan bila dianalogikan sebagai keadaan dalam suatu
perusahaan. Perusahaan sebagai sebuah organisasi dengan tujuan tertentu, mempunyai
beberapa departemen yang terbagi atas beberapa seksi. Tiap seksi terbentuk dari beberapa
individu yang memiliki proses masing-masing. Individu dalam perusahaan adalah para
karyawan perusahaan, dengan latar belakang serta pendidikan yang sangat beragam.
Analogi di atas menegaskan bahwa kinerja organisasi sangat bergantung pada
kinerja kelompok-kelompok di bawahnya, di mana kinerja kelompok sangat bergantung
pada kerjasama antar anggota kelompok. Kerangka inilah yang menjadi dasar perlunya
dibentuk kelompok yang memiliki kinerja tinggi (high performance team) guna mencapai
tujuan organisasi.
Konsep kerja sama tim adalah perubahan mendasar dalam cara kerja yang
terorganisir. Semakin banyak perusahaan yang mengakui bahwa cara terbaik untuk
memenuhi tantangan kualitas yang lebih tinggi, layanan yang lebih cepat, dan kepuasan
pelanggan total, melalui upaya selaras terkoordinasi, dan dilakukan oleh seluruh
karyawan.
Apa itu Tim? Tim adalah satuan dari dua atau lebih orang yang berinteraksi dan
mengkoordinasikan pekerjaan mereka untuk mencapai tujuan tertentu. Definisi ini
memiliki tiga komponen. Pertama, tim terdiri dari dua atau lebih orang. Tim dapat
menjadi besar, tetapi kebanyakan memiliki kurang dari 15 orang. Kedua, orang dalam tim
bekerja sama secara teratur. Ketiga, orang-orang dalam tim berbagi tujuan.

3
Berikut ini merupakan perbedaan primer antara kelompok dan tim.
Karakteristik
TIM GROUP

Komitmen team bukan hanya sebuah tidak membutuhkan


kelompok yang bekerja sinergi untuk mencapai
bersama, akan tetapi suatu tujuan bersama, anggota
teams bergantung pada group seringkali bekerja
sinergi anggotanya yang secara individu lalu
secara kolektif kemudian
menghasilkan sebuah menggabungkan
hasil akhir yang bukan pekerjaan mereka untuk
hanya sekedar membentuk hasil akhir.
penggabungan sederhana Dalam group, unsur
dari bagian-bagian kepercayaan bukanlah hal
pekerjaan individual. Oleh yang penting
karena itu, team memiliki
komitmen untuk mencapai
suatu tujuan yang spesifik
yang bergantung pada
usaha kolektif para
anggota team untuk
mencapai sukses. Untuk
mencapai tujuan ini,
anggota team harus
belajar untuk saling
percaya
Akuntabilitas (dapat Anggota team saling Anggota group hanya
dipertanggungjawab- bertanggung-jawab untuk bertanggungjawab pada
kan) mencapai hasil akhir yang sebagian tugas yang
berkualitas. Semua menjadi bagian mereka,

4
anggota team memiliki sepanjang mereka percaya
komitmen pada hasil yang bahwa mereka telah
dicapai dan memberikan melakukan bagian mereka
rasa dengan baik, maka
tanggungjawabpribadi mereka tidak merasa perlu
kepada hasil akhir. Disini, bertanggungjawab jika
unsur kepercayaan sangat hasil akhir mereka kurang
penting diantara anggota baik
team, mereka percaya
bahwa anggota yang lain
akan bekerja secara
bersungguh-sungguh dan
berkerjasama mencapai
tujuan

Keahlian Sebuah team terdiri dari Sebuah group memiliki


individu-individu yang tingkat keahlian yang
memiliki keahlian dan relatif sama pada tugas
kompetensi yang saling yang akan dikerjakan.
melengkapi dan Istilah group mengacu
menjadikannya sebagai pada orang-orang yang
sebuah team yang punya kepentingan yang
berbakat sama dalam satu area
fungsional

B. JENIS-JENIS TIM
Tim bisa melakukan berbagai hal. Mereka bisa membuat produk, memberikan
jasa, menegosiasikan berbagai perjanjian, mengkoordinasikan proyek-proyek,
memberikan nasehat-nasehat dan membuat berbagai keputusan. Ada berbagai jenis tim
dalam sebuah organisasi antara lain:

5
1. Tim penyelesai masalah
Dalam tim penyelesai masalah, para anggota berbagi ide atau memberikan saran
mengenai bagaimana proses dan metode kerja bisa ditingkatkan; meskipun mereka jarang
sekali memiliki wewenang untuk mengimplementasikan berbagai tindakan yang mereka
usulkan secara unilateral. Sebagai contoh, Merril Lynch menciptakan sebuah tim
penyelesai masalah untuk memikirkan cara-cara mengurangi jumlah hari yang
dibutuhkan untuk membuka rekening tunai manajemen yang baru. Dengan mengajukan
pemotngan jumlah langkah dalam proses tersebut dari 46 langkah menjadi 36 langkah,
tim tersebut mampu mengurangi jumlah hari rata-rata dari 15 menjadi 8 hari.

2. Tim lintas fungsional


Boeing company menciptakan sebuah tim yang terdiri atas karyawan-karyawan
dari bagian produksi, perencanaan, kualitas, peralatan, perencanaan desai dan system
informasi untuk mengotomatisasi pelat-pelat dalam program C-17 perusahaan tersebut.
Contoh Boeing ini mengilustrasikan penggunaan tim lintas fungsional. Tim ini adalah tim
yang terdiri atas karyawan-karyawan yang berasal dari tingkat hierarki yang kurang lebih
sama, tetapi dari berbagai bidang pekerjaan berbeda yang berkumpul untuk
menyelesaikan sebuah tugas.

3. Tim kerja yang mengelola diri sendiri.


Tim kerja yang mengelola diri sendiri adalah kelompok karayawan (biasanya 10 –
15 anggota) yang melakukan pekerjaan yang sangat berhubungan atau saling bergantung
dan memikul tanggungjawab yang banyak dari para pengawas mereka sebelumnya.
Biasanya tanggungjawab mencakup perencanaan dan pengaturan pekerjaan, pemberian
tugas kepada para anggota, pengendalian kolektif atas langkah kerja, pembuatan
keputusan pengoperasian, pengambilan tindakan untuk berbagai masalah serta kerjasama
dengan pemasok dan pelanggan. Tim kerja yang benar-benar mengelola diri sendiri
bahkan memilih para anggota mereka sendiri. Akibatnya posisi pengawasan menjadi
tidak begitu penting dan bahkan mungkin akan dihilangkan.

6
EVOLUTION OF TEAMS AND TEAM LEADERSHIP

Functional Team : Cross-Functional Team Self-Directed Team

 Grouping  Crosses organizational  Autonomous, defines


individuals by boundaries own boundaries
activity  Leader gives up some  Member-centered
 Leader centered power  Self managed team
 Vertical or  Special purpose team,
command team problem-solving team

Need for traditional leadership Need for team leadership

Evolusi untuk Tim Self-Directed


Bagan di atas menggambarkan evolusi tim dan kepemimpinan tim. Tim
fungsional merupakan individu pengelompokkan berdasarkan keterampilan umum dan
aktivitas dalam struktur tradisional. Kepemimpinan didasarkan pada hirarki vertikal.
Dalam tim lintas fungsional, anggota memiliki kebebasan lebih dari hirarki, tapi tim
biasanya masih pemimpin-berpusat dan pemimpin-diarahkan. Pemimpin yang paling
sering ditugaskan oleh organisasi dan biasanya seorang supervisor atau manajer dari
salah satu departemen diwakili dalam tim. Pemimpin lakukan, bagaimanapun, telah
memberikan beberapa kontrol dan kekuasaan mereka pada tahap ini agar tim berfungsi
efektif. Pada tahap tertinggi dari evolusi, anggota tim bekerja bersama tanpa arah
manajer, supervisor atau pemimpin tim yang bertugas. Cukup diarahkan anggota tim
daripada pemimpin terpusat dan terarah.

4. Tim virtual

7
Tim virtual menggunakan teknologi komputer untuk menyatukan anggota-
anggota yang terpisah secara fisik untuk mencapai tujuan bersama. Sejumlah orang
dimungkinkan untuk berkolaborasi secara online-menggunakan hubungan-hubungan
komunikasi seperti jaringan wide area, konferensi video, atau e-mail baik ketika mereka
hanya terpisah dengan satu ruangan maupun dengan benua.
Tiga faktor utama yang membedakan tim virtual dari tim yang bertemu muka
secara langsung adalah : (1) ketiadaan isyarat-isyarat paraverbal dan nonverbal; (2)
konteks sosial yang terbatas; dan (3) kemampuan untuk mengatasi keterbatasan waktu
dan ruang.

C. KEPEMIMPINAN TIM
Ada dua aspek kunci dari kepemimpinan tim. Pertama dibutuhkan kualitas pribadi
pemimpin tim. Kedua adalah bagaimana menggunakan karakteristik pemimpin tim dan
proses untuk memandu efektivitas tim.
Kebanyakan orang bisa mempelajari keterampilan baru dan kualitas yang
dibutuhkan untuk kepemimpinan tim, namun tidak selalu mudah. Untuk menjadi tim
yang efektif, anggota tim harus bersedia mengubah diri, untuk melangkah keluar dari
zona kenyamanan mereka dan melepaskan banyak asumsi yang telah membimbing
perilaku mereka di masa lalu. Terdapat lima perubahan pemimpin yang dapat dijadikan
pondasi untuk mengembangkan kepemimpinan tim yang efektif.
1) Belajarlah untuk bersantai dan mengakui ketidaktahuan Anda. Tim pemimpin tidak
harus tahu segalanya, dan mereka tidak selalu bisa di kontrol. Agar efektif, tim
pemimpin melepaskan dua keyakinan kontraproduktif yang merupakan warisan dari
sistem perintah-dan-kontrol:
•Jika Anda tidak tahu, jangan tanya
• Jangan melihat rentan
Pemimpin tim yang efektif menyuruh anggotanya agar tidak takut untuk
menunjukkan bahwa mereka tidak tahu segala sesuatu dan secara terbuka
mengakui kesalahan serta ketakutan mereka. Meskipun sulit bagi manajer
tradisional, banyak orang percaya bahwa mengakui dan belajar dari kesalahan
bisa memenimbulkan rasa hormat dari anggota tim lebih cepat daripada hampir

8
semua perilaku lainnya. Bersikap terbuka juga dapat membangun kepercayaan
dan meningkatkan hubungan tim.
2) Menjaga anggota tim. Pemimpin menetapkan bagaimana anggota tim
memperlakukan anggota yang lain dan pelanggan mereka. Daripada selalu berpikir
tentang diri sendiri dan bagaimana untuk mendapatkan promosi berikutnya atau
kenaikan gaji, pemimpin tim yang efektif menghabiskan waktu mereka “merawat”
anggota tim. Sebagian besar anggota tim berbagi kebutuhan yang sangat penting
untuk pengakuan dan dukungan. Pemimpin sering mengabaikan arti pentingnya
sebuah penghargaan untuk anggota tim yang telah berkontribusi.
3) Berkomunikasi. Keterampilan berkomunikasi yang baik penting untuk
kepemimpinan tim-tapi tidak hanya belajar bagaimana mengekspresikan diri
dengan jelas. Ini berarti, pertama dan utama, belajar untuk mendengarkan.
Pemimpin tim yang efektif mengajukan pertanyaan yang membuat anggotanya
tidak sekedar memberikan jawaban. Dengan mengajukan pertanyaan yang tepat,
pemimpin membantu anggota tim menyelesaikan masalah dan membuat keputusan.
Selain itu, pemimpin membantu anggota tim fokus pada isu-isu, mendorong
partisipasi seimbang dalam pertemuan tim, meringkas perbedaan dan perjanjian,
dan ide brainstorm alternatif, yang semuanya membutuhkan pendengaran hati-hati.
4) Belajarlah untuk benar-benar berbagi kekuasaan. Pemimpin tim merangkul konsep
kerjasama tim dalam perbuatan serta kata-kata. Ini berarti pembagian kekuasaan,
informasi, dan tanggung jawab. Hal ini mengharuskan pemimpin memiliki
keyakinan bahwa anggota tim akan membuat keputusan terbaik. Hal ini tidak selalu
mudah bagi pemimpin dalam memberikan kepercayaan kepada tim. Namun dari hal
tersebut, pemimpin belajar bahwa anggota tim bisa membantu pekerjaan menjadi
lebih ringan dan lebih produktif. Untuk membina kerjasama, pemimpin
menggunakan ritual, cerita, dan simbolisme lain untuk menciptakan makna bagi
anggota tim dan memberi mereka rasa memiliki terhadap sesuatu yang penting.
Pemimpin tim bertanggung jawab untuk memfasilitasi visi tim dan budaya. Tim
sukses hanya jika mereka melayani kebutuhan organisasi. Selain mengembangkan
kualitas pribadi, pemimpin tim kerja memastikan bahwa upaya tim bermanfaat bagi
organisasi.

9
Berikut ini adalah Panduan Efektivitas Tim
MODEL OF TEAM EFFECTIVENESS

Type of team5)
Functional6) Team Dynamics Team Performance
cross – functional Stages of development Innovation / adaptation
7)
self - directed Cultural values / norms Efficiency
Cohesiveness Quality
Conflict Member satisfaction
Team Characteristics
Size
Interdependence

Efektivitas tim dapat didefinisikan sebagai pencapaian empat outcomes-


innovation/adaption kinerja, efisiensi, kualitas, dan kepuasan karyawan. Inovasi /
adaptasi berarti tingkat tim mana yang mempengaruhi kemampuan organisasi untuk
secara cepat merespon kebutuhan lingkungan dan perubahan. Efisiensi, Apakah tim
membantu organisasi mencapai tujuan menggunakan sumber daya yang lebih sedikit.
Kepuasan berkaitan dengan kemampuan tim untuk mempertahankan komitmen karyawan
dan antusiasme dengan memenuhi kebutuhan pribadi para anggotanya. Kinerja
dipengaruhi oleh karakteristik tim, termasuk jenis tim (fungsional, lintas fungsional, atau
self-directed), ukuran tim, dan tingkat saling ketergantungan tim. Karakteristik ini
mempengaruhi dinamika tim, yang pada akhirnya mempengaruhi hasil kinerja. Pemimpin
tim harus memahami dan menangani tahap pengembangan tim, norma-norma budaya dan
nilai-nilai, dan keutuhan tim dan konflik. Kinerja hasil dipengaruhi oleh kemampuan para
pemimpin untuk memandu tim melalui proses ini dengan cara yang positif.

D. MEMAHAMI KARAKTERISTIK TIM


Tim dalam organisasi memiliki karakteristik tertentu yang penting bagi dinamika
tim dan kinerja. Dua karakteristik khusus kepada pemimpin adalah tim ukuran dan saling
ketergantungan.
1. Ukuran
Ideal tim kerja adalah tujuh, meskipun variasi 5-12 yang terkait dengan kinerja
tinggi. Tim ini cukup besar untuk mengambil keuntungan dari keahlian yang beragam,

10
namun cukup kecil untuk memungkinkan anggota untuk merasakan bagian intim dari
suatu komunitas. Bahkan tim ukuran lebih besar dapat efektif, dan teknologi informasi
telah berkontribusi pada kemampuan tim yang lebih besar untuk memelihara kontak
dekat, secara teratur berinteraksi, dan berbagi informasi. Namun peningkatan dalam
ukuran sebuah tim menjadi sulit untuk setiap anggota dalam berinteraksi dan
mempengaruhi orang lain. Anggota merasakan rasa yang lebih besar dari kekompakan
dan milik. Tim besar (umumnya didefinisikan sebagai 12 orang atau lebih) cenderung
memiliki lebih banyak perbedaan pendapat. Sub kelompok sering mengalami konflik.
Tuntutan pemimpin yang lebih besar dalam tim besar karena kurangnya partisipasi
anggota. Tim besar juga cenderung kurang ramah dan anggota tidak merasa bahwa
mereka adalah bagian dari suatu komunitas kohesif. Sebagai aturan umum, lebih sulit
untuk memenuhi kebutuhan anggota dalam tim besar, memaksa para pemimpin untuk
bekerja agar anggota fokus dan berkomitmen pada tujuan tim.

2. Interdependensi
Interdependensi berarti sejauh mana anggota tim saling bergantung satu sama lain
untuk informasi, sumber daya, atau ide dalam menyelesaikan tugas-tugas mereka. Tugas-
tugas seperti melakukan operasi, memerlukan interaksi dan pertukaran, sedangkan tugas-
tugas seperti manufaktur perakitan memerlukan interaksi dan pertukaran sangat sedikit.
Tiga jenis saling ketergantungan yang dapat mempengaruhi tim: mengumpulkan,
sekuensial, dan timbal balik.
Mengumpulkan interdependensi, bentuk terendah interdependensi, anggota
cukup independen satu sama lain dalam menyelesaikan pekerjaan mereka, berpartisipasi
dalam tim, tetapi bukan sebagai tim. Sebagian besar pekerjaan mereka dilakukan secara
mandiri. Contohnya tim penjualan, masing-masing penjual bertanggung jawab untuk
bidang penjualannya sendiri dan pelanggan. Penjual tidak perlu berinteraksi untuk
menyelesaikan pekerjaan mereka dan koordinasi sehari-hari sedikit dibutuhkan.
Saling ketergantungan berurutan adalah bentuk serial dimana output dari satu
anggota tim menjadi masukan untuk anggota tim lainnya. Seorang anggota harus
melakukan dengan baik dalam rangka agar anggota berikutnya dapat melakukan dengan
baik. Karena anggota tim harus saling bertukar informasi dan sumber daya dan

11
bergantung pada satu sama lain, ini adalah tingkat yang lebih tinggi saling
ketergantungan. Contoh tim perakitan mesin di pabrik mobil. Setiap anggota tim
melakukan tugas terpisah, tetapi pekerjaannya tergantung pada penyelesaian yang
memuaskan dan bekerja dengan anggota tim lainnya. Komunikasi yang teratur dan
koordinasi diperlukan untuk menjaga pekerjaan berjalan lancar.
Tingkat tertinggi saling ketergantungan, saling ketergantungan timbal balik,
terjadi ketika anggota tim saling mempengaruhi satu sama lain dalam model timbal balik.
Output dari anggota tim A adalah masukan untuk anggota tim B, dan output dari anggota
tim B merupakan masukan kembali ke anggota tim A.

E. DINAMIKA MEMIMPIN TIM


Pada bagian ini, membahas dinamika tim dan interaksi yang berubah dari waktu
ke waktu dan dapat dipengaruhi oleh pemimpin tim. Ini termasuk tahap pengembangan
tim, budaya, dan keutuhan.
1) Pengembangan Tim
Setelah tim terbentuk, maka akan melalui tahap-tahap perkembangan yang
berbeda. Pemimpin tim yang efektif menyadari bahwa tim baru berbeda dari tim lama.
Jika Anda telah berpartisipasi dalam tim untuk melakukan tugas-tugas, Anda mungkin
melihat bahwa tim berubah dari waktu ke waktu. Pada awalnya, anggota harus mengenal
satu sama lain, membentuk suatu tatanan, tanggung jawab membagi, dan menjelaskan
tugas. Kegiatan ini membantu anggota menjadi bagian dari tim pengembangan.
Di bawah ini adalah tahap-tahap pengembangan tim:
a) Pembentukan.
Tahap pembentukan pembangunan adalah masa orientasi dan berkenalan.
Anggota tim mencari tahu apa perilaku yang dapat diterima kepada orang lain,
mengeksplorasi kemungkinan persahabatan, dan menentukan orientasi tugas.
Ketidakpastian yang tinggi karena tidak ada yang tahu apa aturan-aturan dasar
atau apa yang diharapkan dari mereka. Anggota-anggota biasanya akan menerima
kuasa atau otoritas apapun yang ditawarkan oleh para pemimpin baik formal
maupun informal. Tantangan pemimpin pada tahap pembangunan adalah untuk
memfasilitasi komunikasi dan interaksi antar anggota tim untuk membantu

12
mereka mengenal dan menetapkan pedoman untuk bagaimana tim akan bekerja
sama.
b) Storming
Pada tahap ini kepribadian individu yang muncul lebih jelas. Orang-orang
menjadi lebih tegas dalam menjelaskan peran mereka. Tahap ini ditandai dengan
konflik dan perselisihan. Anggota tim mungkin tidak setuju atas persepsi mereka
terhadap misi tim atau tujuan.. Tim ini ditandai oleh kurangnya persatuan dan
keutuhan. Peran pemimpin adalah untuk mendorong partisipasi oleh setiap
anggota tim dan membantu mereka menemukan kesamaan visi dan nilai-nilai.
c) Norma
Pada tahap norma, konflik telah diselesaikan, sehingga timbul kesatuan
dan harmoni. Anggota tim datang untuk memahami dan menerima satu sama lain.
Perbedaan diselesaikan dan anggota mengembangkan rasa kebersamaan. Tahap
ini biasanya singkat dan bergerak cepat ke tahap berikutnya. Pemimpin tim harus
menekankan keterbukaan dalam tim dan terus memfasilitasi komunikasi dan
menjelaskan peran tim, nilai, dan harapan.
d) Tahap pelaksanaan,
Penekanan utama tahap ini adalah pada pencapaian tujuan tim. Anggota
berkomitmen untuk misi tim. Mereka sering berinteraksi, mengkoordinasikan
tindakan mereka, dan menangani perselisihan dengan cara dewasa yang produktif.
Anggota tim menghadapi dan menyelesaikan masalah demi kepentingan
penyelesaian tugas. Pada tahap ini, pemimpin tim harus berkonsentrasi pada tugas
memfasilitasi kinerja tinggi dan membantu tim mengelola sendiri untuk mencapai
tujuannya.

2) Tim budaya
Aspek penting lain dari dinamika tim adalah pengembangan nilai-nilai tim dan
norma. Sebuah tim norma adalah suatu standar perilaku yang dimiliki oleh anggota tim
dan panduan perilaku mereka. Pemimpin tim membentuk nilai-nilai budaya dan norma
untuk menentukan batas-batas perilaku yang dapat diterima dan memberikan suatu
kerangka acuan seperti apa yang benar atau salah. Nilai-nilai budaya dan norma-norma

13
mulai berkembang dalam interaksi pertama di antara anggota tim baru. Pemimpin
memfasilitasi nilai-nilai dan norma dalam tiga cara utama: peristiwa kritis, keutamaan,
dan simbol dan pernyataan eksplisit.
a) Peristiwa Kritis
Norma dan nilai-nilai sering timbul di saat para anggota menanggapi
peristiwa penting. Setiap insiden kritis dapat mengarah pada penciptaan norma,
nilai, dan keyakinan bahwa perilaku anggota tim panduan.

b) Keutamaan
Keutamaan berarti perilaku pertama yang terjadi dalam tim. Sebagai
contoh, pertemuan pertama tim di pabrik pembuatan kertas mengatur norma yang
tidak produktif tentang partisipasi karyawan. Pemimpin tim mengangkat masalah
dan mengubahnya ke tim untuk diskusi. Sebagai anggota menawarkan solusi dan
alternatif, pemimpin menanggapi masing-masing dengan ramah. Anggota tim
mulai mencoba menebak apa solusi yang diinginkan pemimpin, pemimpin mulai
mengajukan pertanyaan lebih lanjut untuk mengarahkan dan membantu mereka
tiba pada solusi itu. Pola ini menjadi begitu tertanam bahwa anggota tim dijuluki
rapat staf "Tebak Apa yang saya Pikirkan".
c) Simbol dan eksplisit
Pernyataan pemimpin atau anggota tim dapat menggunakan simbol-simbol
serta pernyataan eksplisit untuk menanamkan norma dan nilai-nilai. Laporan
eksplisit mungkin cara yang paling efektif bagi para pemimpin untuk mengubah
norma dalam sebuah tim yang dibentuk.

3) Tim kohesif (kekompakan)


Tim kekompakan didefinisikan sebagai tim di mana anggotanya tetap bersatu
dalam mencapai tujuan bersama. Anggota tim yang sangat kohesif berkomitmen untuk
tujuan dan kegiatan tim, merasa bahwa mereka terlibat dalam sesuatu yang signifikan,
dan bahagia ketika tim berhasil. Anggota tim kohesif kurang mempedulikan
kesejahteraan tim. Kekompakan umumnya dipertimbangkan dalam tim.

14
Penentu kohesivitas. Pemimpin dapat menggunakan beberapa faktor untuk
mempengaruhi keutuhan tim. Salah satunya adalah interaksi tim. Semakin besar jumlah
kontak antara anggota tim dan mereka menghabiskan lebih banyak waktu bersama-sama,
tim yang lebih kohesif. Melalui interaksi yang sering, anggota mengenal satu sama lain
dan menjadi lebih dikhususkan untuk tim. Faktor lain adalah berbagi misi dan tujuan.
Ketika anggota tim menyetujui tujuan dan arah, mereka akan lebih kohesif. Tim yang
paling kohesif adalah mereka yang merasa mereka terlibat dalam sesuatu yang sangat
relevan dan penting-bahwa mereka memulai perjalanan bersama-sama. Faktor ketiga
adalah daya tarik pribadi untuk tim, yang berarti anggota menemukan landasan mereka,
memiliki sikap, dan nilai-nilai yang sama serta menikmati kebersamaan.
Konteks organisasi juga dapat mempengaruhi keutuhan tim. Ketika sebuah tim
yang sedang bersaing dengan tim lain, meningkatkan kekompakan itu sebagai usaha
untuk menang. Akhirnya, tim sukses dan evaluasi kerja tim baik. Ketika kesuksesan tim
dan pihak lain dalam organisasi mengakui keberhasilan ini, anggota merasa baik dan
komitmen mereka untuk tim akan lebih tinggi.
Konsekuensi dari kekompakan tim. Konsekuensi dari kekompakan tim dapat
diperiksa menurut dua kategori: moral dan kinerja. Sebagai aturan umum, moral
karyawan jauh lebih tinggi dalam tim kohesif karena komunikasi meningkat, suasana
yang bersahabat, loyalitas, dan partisipasi anggota dalam keputusan dan aktivitas.
Kekompakan tim tinggi memberikan efek positif terhadap kepuasan dan moral anggota
tim.
Sehubungan dengan kinerja tim, tampaknya bahwa kekompakan dan kinerja
umumnya berhubungan positif. Tim kohesif kadang-kadang membutuhkan energy dan
kreativitas karyawan.

F. MENANGANI KONFLIK DALAM TIM


Karakteristik akhir dari dinamika konflik tim. Dari semua keterampilan yang
diperlukan untuk kepemimpinan tim yang efektif, tidak ada yang lebih penting daripada
menangani konflik yang pasti muncul di antara anggota. Konflik dapat timbul antara
anggota tim atau antara satu tim atau antara satu tim dan lainnya.

15
Konflik mengacu pada interaksi bermusuhan atau antagonis di mana satu upaya
pihak untuk menggagalkan niat atau tujuan lain. Konflik adalah alamiah dan terjadi pada
semua organisasi tim. Namun, konflik terlalu banyak dapat merusak, merobek hubungan
terpisah, dan mengganggu pertukaran ide yang sehat dan informasi yang diperlukan
untuk pengembangan tim dan keutuhan.
Penyebab konflik; Pemimpin dapat menyadari beberapa faktor yang
menyebabkan konflik antar individu atau tim. Setiap kali tim bersaing untuk sumber daya
yang terbatas, seperti uang, informasi, atau pasokan, Konflik juga muncul ketika
tanggung jawab tugas yang tidak jelas. Orang mungkin tidak setuju tentang siapa yang
memiliki klaim pada sumber daya, dan pemimpin membantu anggota mencapai
kesepakatan. Alasan lain untuk konflik adalah karena individu atau tim yang mengejar
tujuan yang saling bertentangan. Konflik kepribadian disebabkan oleh perbedaan dasar
dalam kepribadian, nilai, dan sikap. Gambar di bawah merupakan model penanganan
konflik:

A MODEL OF STYLES TO HANDLE KONFLIK

Assertive
Assertiveness Competing Collaborating
(Attempting to satisfy one’s
Own concerns) Compromising

Unassertive Avoiding Accommodating


Uncooperative Cooperative
Cooperativeness
( Attempting to satisfy the other party’s concerns )

Styles untuk menangani konflik; Tim dan individu mengembangkan gaya


khusus untuk menangani konflik, berdasarkan keinginan memuaskan tim keprihatinan

16
mereka sendiri dibandingkan keprihatinan pihak lain. Bagaimana pendekatan konflik
individu diukur sepanjang dua dimensi: ketegasan versus kerjasama. Para pemimpin yang
efektif dan anggota tim bervariasi gaya mereka agar sesuai dengan situasi tertentu,
sebagai gaya masing-masing tepat dalam kasus-kasus tertentu.
1. Gaya bersaing, yang mencerminkan ketegasan untuk mendapatkan cara sendiri
harus digunakan cepat, tindakan tegas sangat penting pada isu-isu penting atau
tindakan tidak populer, seperti selama keadaan darurat atau pemotongan biaya
mendesak.
2. Gaya menghindari, yang tidak mencerminkan ketegasan atau kegotong-royongan
tepat digunakan bila masalah sepele, apabila tidak ada peluang untuk menang,
ketika sebuah keterlambatan untuk mengumpulkan informasi yang diperlukan, atau
ketika gangguan itu akan menjadi rumit.
3. Gaya mengorbankan mencerminkan ketegasan dan kegotong-royongan. Hal ini
sesuai ketika gol di kedua belah pihak sama-sama penting, saat lawan memiliki
kekuatan yang sama dan kedua belah pihak ingin membagi perbedaan, atau ketika
orang perlu mencapai solusi sementara atau bijaksana di bawah tekanan waktu.
4. Gaya mengakomodasi mencerminkan tingkat tinggi kegotong-royongan dan karya
terbaik ketika orang-orang menyadari bahwa mereka adalah salah, ketika masalah
yang lebih penting untuk orang lain daripada untuk diri sendiri, ketika membangun
kredit sosial untuk digunakan dalam diskusi nanti, atau ketika mempertahankan
kekompakan sangat penting.
5. Gaya berkolaborasi mencerminkan ketegasan dan kegotong-royongan tingkat
tinggi. Gaya ini memungkinkan kedua belah pihak untuk menang, meskipun
mungkin memerlukan dialog substansial dan negosiasi. Gaya berkolaborasi sangat
penting ketika kedua set perhatian terlalu penting untuk dikompromikan, ketika
wawasan dari orang yang berbeda perlu digabungkan ke sebuah solusi secara
keseluruhan, atau ketika komitmen kedua belah pihak diperlukan untuk konsensus.

Pendekatan Lain; Berbagai gaya penanganan konflik yang dibahas di atas sangat
efektif bagi seorang individu untuk digunakan ketika ia tidak setuju dengan another.but
apa yang bisa seorang pemimpin tim lakukan ketika konflik meletus antara lain?

17
Penelitian ini menunjukkan beberapa teknik yang dapat membantu menyelesaikan
konflik antara orang-orang atau tim.
a) Visi
Visi adalah tujuan seluruh tim dan tidak dapat dicapai oleh satu orang. Prestasi
membutuhkan kerjasama pihak yang bersangkutan. Pemimpin dapat fokus pada sebuah
tim yang lebih besar atau visi organisasi, konflik akan berkurang karena orang yang
terlibat melihat gambaran besar dan menyadari bahwa mereka harus bekerja sama untuk
mencapainya.
b) Perundingan / negosiasi
Perundingan dan negosiasi berarti bahwa para pihak terlibat satu sama lain dalam
upaya untuk mencapai solusi secara sistematis. Mereka berusaha memecahkan masalah
secara logis untuk mengidentifikasi dan memperbaiki konflik. Pendekatan ini bekerja
dengan baik jika individu dapat menyisihkan permusuhan pribadi dan menangani konflik
secara resmi.
c) Mediasi
Menggunakan pihak ketiga untuk menyelesaikan sengketa. Seorang mediator bisa
menjadi seorang supervisor, seorang pemimpin tim, atau seseorang dari departemen
sumber daya manusia. Mediator dapat membahas konflik dengan masing-masing pihak
dan bekerja mencari solusi. Jika solusi yang memuaskan bagi semua pihak tidak dapat
dicapai, para pihak mungkin bersedia untuk membawa konflik ke mediator dan mematuhi
solusinya.
d) Fasilitas komunikasi
Salah satu cara yang paling efektif untuk mengurangi konflik adalah membantu
pihak yang berkonflik berkomunikasi secara terbuka dan jujur. Sebagai informasi kedua
belah pihak yang saling bertentangan dan belajar lebih banyak tentang satu sama lain,
kecurigaan berkurang dan kerja sama tim menjadi mungkin.
Masing-masing pendekatan dapat membantu dalam menyelesaikan konflik antara
individu atau tim. Para pemimpin yang efektif menggunakan kombinasi ini secara teratur-
seperti mengartikulasikan sebuah visi yang lebih besar dan terus memfasilitasi
komunikasi-untuk menjaga konflik sementara tim bergerak maju.

18
G. MEMIMPIN TIM GLOBAL
Realitas dunia saat ini telah menyebabkan banyak organisasi mendirikan global
tim. Tim global yang juga disebut tim trans nasional, adalah tim yang terbentuk dari
anggota yang kegiatannya terdiri dari kerjasamabberapa negara. Sebagai contoh,
Heineken membentuk tim 13 anggota yang mewakili lima negara untuk menggali
pertanyaan tentang bagaimana produksi perusahaan fasilitas terbaik seluruh Eropa dapat
dikonfigurasi untuk mengatasi tantangan baru.
Tim global membawa tantangan baru dengan konsep work leaders tim. Tim
global mengkoordinasikan seluruh waktu, jarak, dan budaya. Dalam beberapa kasus,
mereka memimpin tim di mana anggota berbicara bahasa yang berbeda, gunakan
teknologi yang berbeda, dan memiliki keyakinan budaya yang berbeda tentang otoritas,
waktu, dan pengambilan keputusan. Pemimpin tim Global harus fleksibel dan budaya,
mampu menangani perbedaan tanpa mengorbankan integritas anggota tim. Salah satu
model untuk efektivitas tim global, disebut model GRIP, bahwa para pemimpin fokus
pada pengembangan pemahaman umum di empat bidang penting: tujuan, informasi
hubungan, dan proses kerja, sehingga membantu tim mendapatkan pegangan pekerjaan
kolaboratif tersebut pada tingkat tinggi.

19
DAFTAR PUSTAKA

 Richard L. Daft - The Experience - South - Western Collage Pub (2014)

20

Anda mungkin juga menyukai