Anda di halaman 1dari 9

ANALISIS TRANSLATION SHIFT DALAM PENERJEMAHAN BILINGUAL

BAHASA INGGRIS – BAHASA INDONESIA

Yosa Abduh Alzuhdy

ABSTRAK
Meskipun dianggap merupakan konsep yang klasik, teori pergeseran terjemahan
(translation shift) yang diperkenalkan oleh J.C. Catford lewat buku yang merupakan
kumpulan materi kuliahnyaA Linguistic Theory of Translation(1965) masih sangat sering
dipakai dalam analisis penelitian terjemahan. Namun, dalam beberapa referensi yang
membahas pergeseran terjemahan ini terdapat beberapa perbedaan maupun keterbatasan
dalam hal penerapan analisisnya, sehingga dapat menimbulkan masalah bagi peneliti yang
ingin menerapkan teori ini dalam penelitian mereka. Pergeseran terjemahan itu dibagi
menjadi dua jenis, yaitu level shift dan category shift, yang dimaksudkan untuk mencapai
tingkat kesepadanan (equivalence) yang baik bagi kualitas terjemahan yang dihasilkan,
baik karena tidak terdapatnya korespondensi formal (formal correspondence) maupun yang
disebabkan oleh alasan-alasan lain, misalnya karena gaya penulisan, pemilihan kata, atau
keinginan penerjemah. Category shift selanjutnya dibagi lagi menjadi empat sub bagian,
yaitu structure shift, class shift, unit shift dan intra-system shift. Dalam artikel ini penulis
mencoba meninjau kembali teori pergeseran terjemahan (translation shift) klasik yang
diperkenalkan Catford dengan mengaplikasikannya pada contoh-contoh penerjemahan
dari bahasa Inggris ke bahasa Indonesia atau sebaliknya.

Kata kunci: Catford, translation shift, kesepadanan,

A SHIFT TRANSLATION ANALYSIS OF THE ENGLISH – INDONESIA


BILINGUAL

ABSTRACT
Although considered a classic concept, the translation shift theoryintroduced by
J.C. Catford through his book – which was a collection of lectures – A Linguistic Theory of
Translation (1965) is still frequently used in analyzing translation research. However, some
references discussing this translation shifts contain some differences, inaccuracies, or at
least limitations in applying the analysis. Therefore, it may result in some problems for the
researchers to apply this theory in their studies. Catford distinguishes the translation shifts
into two types, i.e. level shift and category shift, which aim to achieve good equivalence
for the quality of resulted translations. These shifts may result from the lack of formal
correspondence or other reasons, such as the style of writing, diction, or the translator’s
willingness. The second type, category shifts, is further differentiated into four parts, i.e.
structure shift, class shift, unit shift and intra-system shift. In this article, the writer tries
to review the classic theory of translation shiftsintroduced by Catford by applying them
in the samples taken from English into Bahasa Indonesia translations and vice versa.

Keywords: Catford, translation shift, equivalence

A. PENDAHULUAN yang terlibat, sehingga tujuan yang ingin dicapai


Dalam era global yang semakin mem- dalam aktivitas itu lebih mungkin teraih. Dengan
perpendek rentangan ruang dan waktu dalam semakin pesatnya perkembangan pengetahuan,
kegiatan manusia, komunikasi menjadi satu hal teknologi, ekonomi, budaya, pariwisata, dan
yang sangat vital. Segala macam aktivitas yang sebagainya, kebutuhan akan akses ke sumber
dilakukan tentu memerlukan adanya komunikasi informasi yang tersedia pun terasa semakin
yang baik agar dapat dipahami oleh pihak-pihak tinggi dan mendesak.

185
186

Globaliasi menyatukan atau setidaknya hasiswa yang fokus kajiannya terkait translation
menghubungkan beragam komunitas dari shift, sering dijumpai kelemahan dan bahkan
berbagai latar belakang bangsa, budaya, ba- kekeliruan pemahaman yang berakibat pada
hasa, agama, dan sebagainya. Komunikasi yang kelemahan dalam analisis yang dilakukan.
diperlukan pun seringkali harus dilakukan lintas
bahasa, sehingga bagi sebagian orang, ini men- B. TRANSLATION SHIF
jadi kendala karena keterbatasannya memahami Catford (1965:73) menyatakan bahwa
tindak komunikasi yang dilakukan dalam bahasa “shifts in translation” atau pergeseran dalam
yang berbeda. Di sini, terjemahan menjadi salah terjemahan artinya berpindah atau bergeser dari
satu jembatan untuk mencapai pemahaman ko- korespondensi formal (formal correspondence)
munikasi lintas bahasa tersebut. dalam proses pemindahan teks dari bahasa
Perkembangan kegiatan penerjemahan sumber (Bsu) ke bahasa sasaran (Bsa) agar hasil
yang sangat pesat melahirkan kajian terjemahan terjemahannya berterima, sedangkan Newmark
(Translation Studies) yang juga sangat cepat (1988: 26 & 85) menggunakan istilah “transpo-
berkembang. Berbagai teori dan model diajukan sisi” untuk mencapai level “naturalness” tertentu
oleh para ilmuwan. Dari sekian banyak teori dalam upaya untuk menghasilkan terjemahan
yang diajukan, salah satu yang dianggap klasik yang dapat berterima itu.
adalah apa yang diperkenalkan oleh J.C. Catford Kata “formal” dalam “korespondensi
A Linguistic Theory of Translation. Meskipun formal” berasal dari kata “form” (bentuk), jadi
sudah lebih dari setengah abad, namun dalam maksudnya adalah “bentuk linguistik”; sehingga
berbagai analisis terjemahan yang dilakukan, dapat juga diterjemahkan menjadi kesamaan
teori Catford masih sering digunakan, terutama bentuk linguistik (Hariyanto, 2009). Catford me-
yang terkaitan dengan pergeseran terjemahan nyatakan bahwa korespondensi formal merujuk
(translation shift). pada kesamaan kategori linguistik dari dalam
Meskipun banyak dikritik oleh ilmu- dua bahasa yang berbeda (unit, kelas, struktur,
wan penerjemahan modern terutama dalam elemen struktur, dll.), bisa saling bertukar tem-
kaitannya dengan kajian translasi kontemporer, pat pada “posisi yang sama” (Cartford, 1965:
teori yang diperkenalkan oleh Catford masih 27).Bisa jadi, meskipun sangat jarang terjadi,
tetap bertahan dan dipergunakan hingga saat terjemahan itu setara sampai pada tingkatan kata
ini, karena memang translationshift tidak bisa atau bahkan morfem. Misalnya:
dihindari dalam setiap kegiatan penerjemahan Teks sumber (Tsu): Budi akan pergi ke
(Al-Zoubi, 2003). Kritik itu terutama diarahkan sekolah besok.
pada defenisi terjemahan yang menurut Catford Teks sasaran (Tsa): Budi will go to school
bukan merupakan pengalihan makna, melainkan tomorrow.
penggantian teks dari satu bahasa ke bahasa Setiap kata dalam bahasa sumber me-
lainnya. Sebagai seorang bahasawan dan ahli miliki padanan yang berkorespondensi secara
ilmu fonetik, ia mendasarkan teorinya pada lin- formal dengan kata yang sama pada bahasa
guistik perbandingan, dengan selalu mengaitkan sasaran.
penerjemahan itu pada pendekatan kebahasaan Namun, yang lebih sering terjadi, ada-
(Machali, 2000: 5). lah adanya perubahan atau pergeseran dalam
Fenomena penerjemahan yang begitu penerjemahan, karena tidak terdapatnya for-
besar juga menarik banyak orang untuk melaku- mal correspondence dalam kedua bahasa yang
kan kajian terkait dengan kegiatan translasi ini, terlibat. Perubahan atau pergeseran inilah yang
baik dari sisi proses, produk, maupun pelatihan- disebut translation shift. Menurut Catford, ada
nya. Sayangnya, dari sekian banyak penelitian dua jenis shift yang mungkin terjadi, yaitu level
yang dilakukan itu, masih terbatas yang me- shifts (pergeseran tingkat) dan category shifts
ngarah pada konsep translation shift, sehingga (pergeseran kategori).
pemahaman tentang shift ini sering juga kurang
memadai. Dalam beberapa penulisan skripsi ma-

diksi Vol. : 22 No. 2 September 2014


187

1. Level Shift Tabel 1. Dimensi (bentuk urutan) bahasa dan


Catford menyatakan bahwa level shift- prinsip pengurutannya
terjadi ketika suatu ekspresi dalam bahasa
sumber (Bsu) memiliki padanan dalam bahasa
sasaran (Bsa) pada level yang berbeda. Catford
menjelaskan sebelumnya (1965:3) bahwa yang
dimaksud dengan level di sini adalah strukturi-
sasi dimensi bahasa berdasarkan pada substansi
fonik, substansi grafik, dan substansi situasi.
Perhatikan ilustrasi berikut ini:

Level shift yang dimaksudkan oleh


Catford di sini adalah pergeseran yang terjadi
dari tingkatan grammar ke lexis atau sebaliknya.
Artinya bahwa suatu tatanan gramatik dalam
suatu bahasa (misalnya pembentukan kala per-
fektif bahasa Inggris dengan pola have+Vb3),
Gambar 1. Analisis tingkatan bahasa karena perbedaan tata bahasa, akan harus
(Catford, 1965:3)
diterjemahkan menjadi tingkat kata (lexis) da-
lam bahasa lain (misalnya dalam Bahasa
Kita dapat melihat bahwa Catford me- Indonesia,dengan menggunakan kata “sudah”
mahami bahasa dalam dua tingkatan/level yaitu atau “telah” (Machali, 1998:14).
leksikon dan grammar, yang dapat diekspresikan Contoh
melalui dua media, yaitu lisan (fonik) dan tulisan Tsu: John has stopped smoking.
(grafik). Lebih lanjut ia menyatakan (1965: 4): Tsa: John sudah berhenti merokok.
“Grammar [is] the level of linguistic form Penanda gramatika perfektif “has
at which operate closed system: the char- stopped” dalam bahasa Inggris diterjemahkan
acteristics of a closed system being: (1) menjadi kata (lexis) “sudah”dalam bahasa
the number of terms is finite; (2) each term Indonesia.
is exclusive of the others; (3) any change Sebagai perbandingan, perhatikan Hari-
in the number of terms would change the yanto (2009), yang memberi contoh penggunaan
‘values’ (or ‘formal meanings’) of the other level shift pada kalimat berikut:
terms (e.g. systems of pronouns, of deictics, Tsu: She is walking alone.
of number, of case, of tense… etc.), [while] Tsa:Dia sedang berjalan sendirian.
lexis [is] the level of linguistic form at which Selanjutnya, Hariyanto menyatakan
operate open sents (e.g. the open sets of bahwa level shift terjadi dalam kasus pener-
items often occurring as examples or ‘ex- jemahan di atas karena morfem terikat “-ing”
ponents’ of nouns, verbs, etc.).” dalam bahasa Inggris diterjemahkan menjadi
Halliday dan Matthiesen (2004: 20) da- leksikon atau kata (morfem bebas) “sedang”
lam bukunya yang memperkenalkan functional dalam bahasa Indonesia.
grammar menyatakan bahwa bahasa memiliki Penjelasan tersebut sebenarnya kurang
banyak dimensi atau bentuk urutan dan prinsip tepat. Bila difokuskan pada pergeseran pener-
pengurutannya seperti Tabel 1. jemahan morfem terikat “-ing” dalam bahasa
Inggris menjadi leksikon atau kata (morfem

Analisis Translation Shift dalam Penerjemahan Bilingual ... (Yosa Abduh Alzuhdy)
188

bebas) “sedang” dalam bahasa Indonesia, maka bahasa sumber dan bahasa sasaran, seperti con-
yang terjadi bukan level shift, melainkan unit toh yang di atas, di mana terjemahan itu setara
shift— Catford (1965:70) juga menyebutnya sampai pada tingkatan kata atau bahkan morfem.
sebagai changes in rank, atau rank shift, yaitu Dalam hal ini tidak perlu ada pergeseran atau
pergeseran satuan gramatika yang lebih rendah shift apapun, karena masing-masing kata dalam
(morfem) ke satuan yang lebih tinggi (kata), bahasa sumber dan bahasa sasaran memiliki pa-
sehingga terjadi upward rank shift.Unit shift danan yang berkorespondensi secara formal.
akan dibahas lebih jauh pada point 2.c. Namun seperti telah dijelaskan di de-
Tumpang-tindihnya pemahaman antara pan, yang lebih lazim terjadi adalah terdapat pe-
unit shift dan level shift ini tampaknya cukup rubahan atau pergeseran bentuk untuk mencapai
kerap terjadi (lihat, misalnya, Nugroho, 2013:25; kesepadanan (equivalence) antara Bsu dan Bsa.
Pradipta, 2013:14-15; Listiari, 2012:6; Winarna, Pergeseran itu dapat dibedakan menjadi empat
2009:15-17), sehingga kadang-kadang bahkan macam:(1) structure shift, (2) class shift, (3) unit
dinyatakan bahwa level shift itu sama dengan shift, dan (4) intra-system shift.
unit shift atau rank shift. Padahal keduanya
berbeda. Unit/rank shift adalah adalah bagian a. Structure Shift
dari category shift. Pergeseran struktur ini terjadi karena
Bila kita melihat contoh yang dikemu- adanya perubahan susunan gramatika atau
kakan Hariyanto di atas, sebenarnya memang urutan kata dalam kalimat. Pergeseran ini bisa
terdapat level shift dalam penerjemahan terse- terjadi karena tuntutan tata bahasa sehingga
but, tetapi yang ditunjukkan mestinya pergeser- bersifat wajib, namun dapat pula bersifat ma-
an bentuk gramatikal “to be +Vb-ing”(is walk- nasuka, yakni karena selera penerjemah atau
ing) yang dimaksukan untuk mengindikasikan karena mengikuti gaya penulisan (style) tertentu.
present continuous tense (sesuatu yang sedang Perhatikan contoh-contoh berikut ini:
berlangsung pada saat ungkapan itu diucapkan), Tsa1: pabrik mainan
menjadi leksikon kata “sedang” dalam Bahasa Tsu1: toy factory
Indonesia. Tsa2: stolen jewelry
Contoh lain bisa dilihat pada pengalihan Tsu2: perhiasan yang dicuri
bentuk partikel “-lah” yang dalam bahasa Indo- Tsa3: Sebelummeninggalkan ruangan, di-
nesia berfungsi menunjukkan penekanan pada matikannya lampu.
kata, dan diganti menjadi bentuk tan-persona Tsu3: Before leaving the room, he turned
“it+tobe” dalam bahasa Inggris. the lamp off.
Bsu: Zulfalah yang mengembalikan buku Tsa4: Ia mengambil bola itu dari dalam
itu ke perpustakaan. kotak.
Bsa: It was Zulfa who returned the book to Tsu4: The ball was taken out of the box.
the library. Tsa5: Dengan tergesa-gesa dibukanya
Dalam kasus ini, bukan pergeseran pintu itu.
atau perubahan morfem “-lah” menjadi klausa Tsu5: He opened the door hurriedly.
“it was” yang diambil, tetapi lebih pada fungsi Dapat kita lihat bahwa susunan kata-
partikel “-lah” yang dalam bahasa Indonesia se- kata dalam masing-masing terjemahan berubah.
padan dengan fungsi “it+tobe” dalam konstruk Ada yang tidak mendapat perubahan lain selain
kalimat tersebut. Bila perubahan morfem “-lah” pergeseran susunan kata (contoh pertama), na-
menjadi klausa “it was” yang kita fokuskan, mun ada pula yang masih mendapat tambahan
maka, alih-alih level shift, yang terjadi adalah kata (seperti contoh kedua), atau penghilangan
unit shift. sebagian elemen kalimat (contoh keempat),
perubahan kata menjadi frasa (contoh keem-
2. Category Shift pat) dan perubahan frasa menjadi kata (contoh
Category shift terjadi ketika terdapat pe- kelima). Pada prinsipnya, structure shift hanya
rubahan atau pergeseran terjemahan dari kores- menitikberatkan analisisnya pada pergeseran
pondensi formal, dari bentuk yang setara antara susunan kata dalam terjemahan. Perubahan kata

diksi Vol. : 22 No. 2 September 2014


189

menjadi frasa atau frasa menjadi kata berarti Pada ungkapan-ungkapan yang bergaris
juga terjadi unit shift dalam terjemahan terse- bawah di atas terjadi pergeseran kelas kata, di
but. Seperti terlihat pada contoh-contoh di atas, mana ekspresi bahasa sumber diterjemahkan
pergeseran itu dapat terjadi pada tataran frasa menjadi jenis kata yang berbada pada bahasa
(contoh 1 dan 2), klausa (contoh 3), maupun ka- sasarannya.
limat (contoh 4 dan 5). Perubahan susunan dapat
pula terjadi pada tataran kata, seperti pergeseran c. Unit Shift
morfem “-able” dalam kata believable  dapat Machali (2000: 20-23), sebagaimana
dipercaya, tetapi Catford tidak membahas ini banyak ahli bahasa lainnya, menyatakan bahwa
dalam teorinya (1965:81). setiap bahasa mempunyai pola atau sistem tata
bahasa yang mengandung hierarki lima satuan
b. Class Shift bahasa, yaitu: (1) morfem; (2) kata; (3) frasa;
Class shift terjadi jika terdapat pergeser- (4) klausa; dan (5) kalimat. Selanjutnya pada
an pada kelas kata (jenis kata) dalam penerjema- tataran yang lebih tinggi bisa kita kenali (6)
han. Kelas-kelas kata ini bisa jadi berbeda-beda paragraf dan (7) teks. Ketika penerjemahan
antara satu bahasa dengan bahasa yang lain. yang dilakukan menjadikan adanya perubahan
Misalnya, dalam bahasa Inggris ada kelas kata pada tataran satuan bahasa dari ungkapan Bsu
adverbs yang biasanya dipadankan dengan frasa ke Bsa, maka terjadilah unit shift atau rank shift.
dalam bahasa Indonesia (misalnya “carefully” Bila pergeseran itu terjadi dari satuan yang lebih
 “dengan hati hati”) dan determiners yang rendah ke satuan yang lebih tinggi (1 ke 2, 1 ke
sedikit berbeda penggunaannya dalam bahasa 3, 2 ke 4, dan sebagainya) disebut upward rank
Indonesia meskipun bisa dicarikan padanannya shift. Sebaliknya, bila pergeseran itu terjadi dari
(misalnya a/an  sebuah, sebutir, sehelai, dan satuan yang lebih tinggi ke satuan yang lebih
sebagainya, dan this/these  ini). rendah (3 ke 2, 4 ke 3, 3 ke 1, dan sebagainya)
Secara umum, dalam bahasa Inggris disebut downward rank shift.
kita mengenal ada delapan kelas kata (parts of Contoh:
speech), empat kelas kata yang pertama disebut Tsu: gravity
major classes atau content words, karena meru- Tsa: gaya tarik bumi
pakan kata yang membawa informasi semantik Kata dalam Bsu diterjemahkan menjadi
dalam struktur kalimat, dan empat yang terakhir frasa dalam Bsa. Sebenarnya, kata “gravity”
disebut minor classes atau structure words kare- sudah ada padanannya dalam bahasa Indone-
na lebih berperan pada pembentukan struktur sia, yaitu gravitasi. Berarti, di sini penerjemah
kalimat yang benar secara gramatika (DeCapua, melakukan translation shift berupa upward
2008:27), yaitu: Noun (kata benda), Verb (kata rank shift bukan karena keharusan tata bahasa,
kerja), Adjective (kata sifat), Adverb (kata kete- tetapi karena pilihan kata yang dikehendakinya
rangan), Preposition (kata depan), Pronoun sendiri.
(kata ganti), Conjunction (kata hubung), Deter- Tsu: I don’t know.
miner (kata penunjuk). Tsa: Entahlah.
Class shift terjadi apabila terdapat per- Dari sisi gramatika, kedua ekspresi itu
geseran pada kelas kata tersebut, yang mungkin sesunguhnya sama-sama berada pada tataran
disebabkan oleh kelaziman ekspresi pada bahasa kalimat, yaitu Tsu merupakan kalimat lengkap
sasaran, atau karena adanya makna idiomatis (complete sentence), sedangkan Tsa merupakan
dari bahasa sumber. Misalnya: kalimat minor (minor sentence). Tetapi kita bisa
Tsu1: mechanical engineering (kata sifat) melihat secara struktur bahwa kalimat Tsu meru-
Tsa1: teknik mesin (kata benda) pakan klausa, sedangkan kalimat Tsa merupakan
Tsu2: for the pursuit of happines (kata benda) kata, sehingga terdapat downward rank shift
Tsa2: untuk mengejar kebahagiaan (kata kerja) dalam penerjemahan yang dilakukan.
Tsu3: for good (kata sifat) Tsu: Tiara sangat senang. Ia kembali me-
Tsa3: untuk selamanya (kata keterangan) nang dalam perlombaan itu.

Analisis Translation Shift dalam Penerjemahan Bilingual ... (Yosa Abduh Alzuhdy)
190

Tsa: Tiara is very happy because she won formal pasangan kata tersebut berkorespondensi
again in the competition. formal.
Kedua kalimat dalam Tsu berubah Pada kenyataannya, dalam bahasa Ing-
menjadi klausa dalam Tsa, sehingga dalam gris, eskpresi “a dog” dan “an…animal” tersebut
hal ini juga terjadi downward rank shift dalam di atas dapat pula direalisasikan dalam bentuk
penerjemahan yang dilakukan. plural, tanpa mengubah makna dan fungsi
d. Intra-system Shift kalimatnya yang merujuk kepada kata benda
Catford (1965: 80) menggunakan istilah generik. Namun, harus dilakukan penyesuaian
intra-system shifts ini untuk kasus-kasus dimana terhadap kata lainnya agar kalimat tersebut
terjadi pergeseran karena disebabkan oleh tata berterima. Sehingga, kalimat itu menjadi “Dogs
bahasa yang berbeda dari kedua bahasa yang are intelligent animals”, dan terjemahannya
terlibat. Dalam hal ini, sebenarnya kedua Bsu tetap sama dalam bahasa Indonesia, yaitu “An-
dan Bsa memiliki sistem yang sepadan secara jing (adalah) binatang yang cerdas”, dan tidak
formal satu sama lain, namun penerjema- dapat diekpresikan rujukannya dalam bentuk
han yang dilakukan mengharuskan terjadinya jamak menjadi “Anjing-anjing adalah binatang-
pergeseran karena kelaziman ekspresi yang binatang yang cerdas”.
berkorespondensi itu menjadi tidak berterima.
Ketidakberterimaan itu disebabkan oleh ke- 2) Penggunaan kata benda jamak setelah
tentuan tata bahasa dalam Bsa itu sendiri. Ada kata penunjuk jamak.
beberapa sebab yang dapat diidentifikasi sebagai Bentuk tunggal dan jamak ada dalam
penyebab intra-system shift ini, antara lain: bahasa Indonesia dan bahasa Inggris, sehingga
saling berkorespondensi. Misalnya:
1) Penggunaan noun sebagai referensi gene- Tsu: Houses in downtown area are very
rik expensive.
Dalam bahasa Inggris, apabila kita Tsa: Rumah-rumah di pusat kota sangat
hendak menunjuk kepada sesuatu benda secara mahal.
umum, kita dapat menyatakan referensi generik Kita ketahui bahwa dalam contoh ini,
itu dengan menggunakan kata benda tunggal, kata “houses” memiliki korespondensi formal
misalnya: dengan kata “rumah-rumah”. Akan tetapi,
“A dog is an intelligent animal.” ketika bentuk jamak itu didahului oleh kata
Dalam kalimat ini kita tidak merujuk penunjuk jumlah jamak, yang mengindikasikan
kepada seekor anjing tertentu, hanya mengung- bahwa kata benda di belakangnya berjumlah
kapkan konsep yang berlaku secara umum bah- lebih dari satu, maka terdapat perbedaan dalam
wa anjing adalah hewan yang cerdas. Pernyataan sistem tata bahasa kedua bahasa tersebut.
itu, dalam bahasa Indonesia sebenarnya dapat Jika referensinya mengacu pada kata
kita terjemahkan secara formal equivalent men- benda yang dapat dihitung (countable nouns)
jadi “Seekor anjing adalah seekor binatang yang dalam bahasa Inggris, setiap kali ada kata
cerdas.” Tetapi ungkapan ini tidak berterima penunjuk (determiner) yang mengindikasikan
dalam bahasa Indonesia, sehingga dilakukan jumlahnya lebih dari satu, maka bentuk kata
pergeseran menjadi “Anjing (adalah) binatang benda tersebut harus — tidak boleh tidak –ber-
yang cerdas.” (Kata “adalah” dalam kalimat itu bentuk plural. Perbedaan sistem tata bahasa ini
bersifat manasuka). menyebabkan terjadinya intra-system shiftsda-
Dari contoh tersebut, determiner atau lam penerjemahan.
article “a” dan “an” tidak direalisasikan dalam Example:
terjemahan. Fenomena ini biasa disebut sebagai SL: Many houses on the coast were swept
zero translation atau omission. Dalam Bahasa away by the flood.
Indonesia, tidak perlu mengeksplisitkan kata TL: Banyak rumah di pinggir pantai tersapu
bilangan “a” atau “an” menjadi “satu, sebuah, banjir.
seekor, sebilah”, dan sebagainya, bila merujuk Kata “houses” memang harus dalam
kepada kata benda generik, meskipun secara bentuk jamak (plural) dalam sistem tata bahasa

diksi Vol. : 22 No. 2 September 2014


191

Inggris, karena adanya kata penunjuk jamak di


depannya, yaitu “many”, agar memenuhi kaidah
kebahasaan(agreement / concordance). Seba-
liknya, dalam bahasa Bahasa Indonesia, bila
sudah terdapat pemarkah yang menunjukkan
jamak dalam frasa kata benda, maka kata benda
yang mengikutinya tidak boleh berbentuk jamak
(dalam hal ini, berupa kata ulang). Sehingga,
ekspresi “banyak rumah-rumah” justru menjadi Namun konsep ini akan berbeda bila
rancu atau tidak tepat. benda yang dimaksud merupakan sepasang
Dengan demikian, ketika sebaliknya benda yang secara empiris terlihat lepas dan
menerjemahkan dari bahasa Indonesia ke bahasa tidak menyatu satu sama lain, meskipun nor-
Inggris, hal ini juga perlu diperhatikan. malnya dipakai secara bersama-sama sebagai
Contoh: satu kesatuan utuh, sehingga baik dalam bahasa
Bsu: Ada lima siswa dan dua guru yang Indonesia maupun bahasa Inggris, benda-benda
datang terlambat kemarin. tersebut dianggap sebagai dua bagian yang ter-
Bsa: There were five students and two teach- pisah seperti tampak pada tabel berikut ini.
ers who came late yesterday.
Jadi, pergeseran (shift) yang terjadai
dalam kasus ini merupakan intra system shift,
yang diwajibkan oleh sistem tata bahasa dari
bahasa sasarannya.

3) Perbedaan konsep pluralitas pada kata


tertentu
Intra-system shift juga dapat terjadi Pada ketiga contoh di atas tidak ter-
ketika kita menerjemahkan kata-kata yang di- dapat perbedaan konsep, sehingga tidak ter-
pandang secara berbeda oleh kedua komunitas jadi pergeseran dalam penerjemahaannya (zero
pengguna bahasa ini. Perbedaan ini karena shift).
satu pihak memahami benda itu sebagai satu
kesatuan, sementara pihak lain memahaminya 4) Perbedaan konsep kala dan tenses
sebagai dua bagian yang menjadi satu. Perhati- Intra-system shift dapat pula terjadi ke-
kan contoh berikut: tika misalnya, dalam bahasa Indonesia kita dapat
menyatakan ekspresi “Saya sudah bertemu Budi
minggu lalu”. Dalam hal ini, kita harus memilih
apakah mengekspresikan kala perfektif dengan
bentuk “have+Vb3” atau menekankan pada
waktu kejadiannya dalam kala lampau (Vb2).
Sehingga, terjemahannya dapat menjadi: “I have
Ketiga kata benda itu (celana, gunting, met Budi” atau “I met Budi last week”.Dalam
dan kacamata) merupakan benda yang tung- hal ini, kita tidak dapat mengungkapkan kedua
gal dalam bahasa Indonesia, sementara dalam penanda perfektif dan lampau dalam bahasa Ing-
bahasa Inggris dinilai sebagai dua bagian yang gris menjadi “I have met Budi last week”, karena
harus menjadi satu agar dapat berfungsi sesuai sistem tata bahasanya akan menyatakan kalimat
dengan tujuannya. Sehingga bila dalam bahasa itu sebagai tidak berterima atau tidak natural.
Indonesia digunakan kata bilangan jamak atau Sementara itu, Machali (2000:63) meng-
menggunakan kata ulang penerjemahannya ke gunakan istilah “pergeseran bentuk” atau “trans-
bahasa Inggris perlu dilakukan dengan seksama: posisi” dengan pengertian yang sekilas tam-
paknya berbeda dari teori translation shiftyang
diperkenalkan oleh Catford.Namun bila dicer-

Analisis Translation Shift dalam Penerjemahan Bilingual ... (Yosa Abduh Alzuhdy)
192

mati lebih dalam, pada hakikatnya apa yang ability  keadaan dapat saling dipertukar-
diuraikan oleh Machali sudah tercakup dalam kan).
dua jenis translation shift yang diajukan Catford
di atas, hanya perbedaannya lebih pada peneka- C. SIMPULAN
nannya dalam alasan terjadinya shift tersebut. Kegiatan penerjemahan yang semakin
Machali (2000:63-71; cf. Newmark, 1988:85- berkembang dengan berbagai sudut pandang
88) menyatakan ada empat jenis pergeseran keilmuan sangat menarik untuk diteliti. Peng-
bentuk, yaitu: gunaan translation shift dalam analisis pener-
(1) Pergeseran bentuk wajib dan otomatis yang jemahan masih sering dilakukan dan relevan
disebabkan oleh sistem dan kaidah bahasa. digunakan karena konsep ini masih tetap sesuai
Dalam hal ini, penerjemah tidak mempunyai dengan teori dan praktik penerjemahan kon-
pilihan lain selain melakukannya. Dalam temporer. Model analisis translation shift yang
konsep ini Machali memberikan contoh dibahas dalam bisa digunakan sebagai model
yang merupakan gabungan antara intra- yang untuk analisis produk terjemahan dalam
system shift (a pair of trousers  sebuah penelitian-penelitian. Diperlukan kejelian dan
celana) dan structure shift (beautiful woman kecermatan dalam menerapkan konsep transla-
 wanita cantik; football field  lapangan tion shift ini karena beberapa konsep dapat sal-
sepakbola). ing berkaitan sehingga tidak terjadi kekeliruan
(2) Pergeseran yang dilakukan apabila suatu dalam analisisnya.
struktur gramatikal dalam Bsu tidak ada
dalam Bsa. Dalam pergeseran jenis kedua DAFTAR PUSTAKA
ini, juga diberikan contoh yang merupakan Al-Zoubi, Mohammad Q.R. 2003. “Constructing
structure shift (Buku itu harus kita bawa a Model for Shift Analysis in Transla-
 We must bring the book; telah disahkan tion”. http://www.translationdirectory.
penggunaannya  its usage has been ap- com/article11.htm, diakses tanggal 30
proved). Maret 2014.
(3) Pergeseran yang dilakukan karena alasan Baker, Mona. (1992). In Other Words, A Course-
kewajaran ungkapan; kadang-kadang, book on Translation. London : Rout-
sekalipun dimugkinkan adanya terjemah- ledge, 11 New FetterLane, EC4P 4EE
an harfiah menurut struktur gramatikal, Bell, T. Roger. 1991. Translation and Translat-
padanannya menjadi tidak wajar atau kaku ing: Theory and Practice. NewYork:
dalam Bsa. Dalam pergeseran jenis ketiga Longman Inc
ini, Machali diberikan contoh yang berupa Catford, J. C. 1965. A Linguistic Theory of
classshift (medical student  mahasiswa Translation. London: Oxford Univer-
kedokteran; I disavow any knowledge of… sity Press.
 saya menyangkal mengetahui…) dan DeCapua, Andrea. 2008. Grammar for Teach-
unit shift (The approval signed by the docter ers: A Guide to American English for
is valid  Persetujuan yang ditandatangani Native and Non-Native Speakers. New
oleh dokter itu valid; lending bank  bank York: Springer.
yang memberikan pinjaman) Halliday, M.A.K. and Matthiessen, C.M.I.M.
(4) Pergeseran yang dilakukan untuk mengisi 2004. An Introduction to Functional
kerumpangan kosakata (termasuk perang- Grammar. Third Edition. London:
kat tekstual seperti /-pun/ dalam bahasa Arnold.
Indonesia) dengan menggunakan suatu Hariyanto, Sugeng. 2013. Seri Teori (3:) Ian Cat-
struktur gramatikal. Di sini contoh-contoh ford – Pergeseran Terjemahan. http://
yang diberikan termasuk dalam level shift resources.transbahasa.com/2013/09/30/
(Perjanjian inilah yang diacu  It is this seri-teori-3-ian-catford, diakses pada
agreement which is referred to) dan unit tanggal 3 April 2014.
shift (adept  sangat terampil; interchange-

diksi Vol. : 22 No. 2 September 2014


193

Larson, Mildred L. 1984. Meaning-Based Trans- Nugroho, Kartika P. 2013. Category Shifts in
lation: A Guide to Cross-Language Dave Pelzers’ A Child Called It and Its
Equivalence. Boston: University Press Bahasa Indonesia Translation. Skripsi.
of America. Yogyakarta: Univ. Negeri Yogyakarta.
Listiari, Kartika P. 2013. An Analysis of Cat- Pradipta, Anisa Maya. 2013. The Effects of Rank
egory Shifts in the Movie Subtitle of Shift in Isabella Swan’s Characteriza-
Clint Eastwood’s Million Dollar Baby tion as the Main Character in Twilight
and Its Bahasa Indonesia Translation. Movie Texts.
Skripsi. Yogyakarta: Univ. Negeri Yo- Winarna. 2009. An Analysis on the Translation
gyakarta. of Non-Minimal English Noun Phrases
Newmark, Peter. 1988. A Textbook on Transla- in John Grisham’s The Testamentas
tion. UK: Prentice Hall. Seen in Hendarto Setiati’s Surat Wa-
siat. Tesis. Yogyakarta: Univ. Sanata
Dharma.

Analisis Translation Shift dalam Penerjemahan Bilingual ... (Yosa Abduh Alzuhdy)

View publication stats

Anda mungkin juga menyukai