Anda di halaman 1dari 11

Definis, Lintas Sejarah, Klasifikasi, Dan model - model Terjemah

kelompok satu

Meisya Adinda 195030005


Amaliah Khoirunnisa 195030010
Mega Shifa 195030023
Syifania 195030027
Putri Khoirunnisa 195030045
Definisi Terjemahan

Secara luas terjemah dapat diartikan sebagai kegiatan dalam mengalihkan


seperangkat informasi atau pesan baik verbal maupun nonverbal dari
informasi sumber ke dalam informasi sasaran. secara sempit terjemah
merupakan proses pengalihan pesan dari bahasa sumber dengan padanan
yang sama ke bahasa sasaran . pengertian itu harus diartikan secara luas agar
dapat memberikan pesan yang lengkap kepada pembaca. padanan yang
dimaksud berupa padanan kata, frasa, kalimat maupun makna , agar tidak
merusak gagasan dan pesan yang terkandung dalam bahasa sumber
( Catford. 1978 ) .
TERJEMAHAN DALAM LINTAS SEJARAH
• Sejauh ini terjemah paling terkenal di dunia lampau adalah terjemahan yang terpatri
dalam pada batu rosetta, di sepanjang sungai nil yang ditemukan pada 1799 , yang
diperkirakan dikerjakan satu abad sebelum masehi. Namun terjemahan sebenarnya
dimulai pada saat masyarakat monolingual menjadi masyarakat bilingual yang
mendapat tekanan linguistis ( einar haugen, 1972 ).
• Pada tahun 384 , Paus Damasus menugaskan Jerome untuk menerjemahkan Kitab
Suci Perjanjian Baru kedalam bahasa Latin secara bebas , yang sebelumnya telah
diterjemahkan namun terasa kaku dan buruk karena dikerjakan secara harfiah.
• Di Inggris pada abad tahun 1467-1553 penerjemah yang terkenal adalah John
Bouchier yang menerjemahkan naskah-naskah pengarang Spanyol , dan Sir Thomas
Nort yang menerjemahkan naskah-naskah Yunani Kuno. Lalu pada abad ke-17 , John
Florio terkenal karena menerjemahkna karya Mohtaigne Essays ( 1603 ) , dan Thomas
Shelton yang menerjemahkan karya Don Quixote ke dalam bahasa Perancis ( 1612) .
• Di indonesia sendiri penerjemahan dimulai pada abad ke-4 masehi pada prasasti-
prasasti yang ditemukan di Kutai, Kalimantan Timur, dari raja Mulawarman dan di
Jawa Barat dari raja Purnawarman.
* Pada abad ke-18 kegiatan semakin berkembang setelah Alexander Pope
dan William Cowper menerjemahkan syair-syair Homerus yang mendapat banyak
perhatian ( terjemahan Liad 1715-1720 dan Odyssey 1725-1726 ) yang banyak
beranggapan bahwa terjemahan tersebut mendekati aslinya.
* Pada abad ke-19 Thomas Charlyle berhasil menerjemahkan karya Goethe
Wilhem Meister (1824) seorang penulis genius berkebangsaan Jerman. Yang
paling menonjol adalah Edward Fitzgerald yang menerjemahkan drama Calderon
yang berasal dari bahasa Spanyol pada 1854 .
* Di Timur, Jepang membuka diri dan melakukan penerjemahan besar-
besaran pada masa pemerintahan Kaisar Mutsuhito (1868-1912) , mengadakan
perubahan besar dalam sistem pemerintahan dan disebut dengan Zaman
Pencerahan, pada zaman Meiji berbagai buku asing diterjemahkan terutama
buku-buku ilmu pengetahuan dan teknologi.
KLASIFIKASI TERJEMAHAN
Pembagian yang lazim dikenal dalam kegiatan terjemahan adalah pembagiannya
atas terjemahan lisan dan terjemahan tulisan. Kedua kelas kegiatan ini masing‐
masing dengan topangan keterampilan khusus yang berbeda. Dalam kelas
kegiatan yang pertama, yaitu terjemahan lisan, dari penerjemah dituntut kecekatan
dan kecepatan untuk mengalihkan secara langsung pesan bahasa yang diujarkan
penuturnya tanpa tempo lagi untuk melakukan perbaikan terhadap komponen
bahasa dan ujaran yang salah atau yang belum tepat padanan terjemahnya.
Kemampuan berbicara secara lancar dan fasih menjadi syarat penting bagi
penerjemah, baik dalam BSu ataupun dalam BSa, di samping kepemilikan
pengetahuan yang luas serta kemampuan menafsirkan apa saja yang diujarkan
penutur yang sedang diterjemahkannya.
Pada kelas kegiatan kedua, yaitu terjemahan tulisan, masih terdapat
tempo bagi penerjemah untuk melakukan perbaikan terhadap komponen
bahasa yang salah ataupun terhadap padanan terjemah yang dianggapnya
kurang mengena. Dalam kegiatan penerjemahan teks tertulis semacam ini
kefasihan berbicara dari seorang penerjemah bukan merupakan bagian
persyaratan yang harus dipenuhi. Untuk menjadi penerjemah tulisan yang
baik dapat saja dicapai tanpa keterlibatan berbicara secara aktif, asalkan
penguasaan terhadap BSu dan BSa benar‐benar dimiliki secara baik pula.
MODEL TERJEMAHAN

A. Metode Hermeunetik Hermeuneutik adalah Teori atau


ilmu penafsiran lambang/nas. Model ini dlakukan dengan empat
cara, yaitu :
a. amanatnya layak untuk disampaikan
b. Mendalami maknanya
c. Menyajikannya dalam bahasa penerima yang
berkepentingan
d. Menyelaraskan pernyataan amanat dalam bahasa sasaran
dengan daya tangkap penerima
B. Model situasional Memahami makna ujaran berdasarkan situasi bahasa itu diucapkan, konteks situasi atau
keadaan memberikan arti lain, pada makna ujaran yang sama.
C. Model Stilistika Model untuk menyesuaikan dengan bentuk gaya bahasa berdasarkan struktur keseluruhan
bahasa sumbernya, atau hanya ingin mengikuti isinya
D. Model Kata demi kata Model penerjemahan dengan mencari ekuivalen kata satu lawan satu.
E. Model Sintaktik Suatu model tentang cara menguaraikan struskutr atau jenis-jenis kalimat, mulai dari satuan
terkcil hingga lebih besar, hubungan gagasan atara satuan dan jabatan-jabatan satuan itu, dapat disebut juga
dengan upaya deskripsi struktural.
F. Model Transformasional Model transformasional berfungsi dalam memecahkan masalah kalimat yaitu kalimat
dalam bahasa sumber itu dipecah atau dipenggal-penggal menjadi kalimat –kalimat inti, menjadi kalimatkalimat
yang pendek: tiap kalimat tunggal hanya ada satu subyek, satu predikat dan satu obyek (bila perlu).
G. Model Interlingua Dalam model ini disamping penerjemahan menggunakan bahasa sasaran dan bahasa
sumber, juga dibutuhkan bahasa lain , untuk mendukung arti penrejemahan.
H. Model Semantik Model ini merupakan upaya penerjemah memahmai komunikasi melalui lambang bahasa.
Penerjemah perlu memahami hubungan anatar lambang, gagasan dan sesuatu di luar.
I. Model Teori Informasi Model teori informasi itu dikemukakan perlu dan pentingnya redundancy “informasi
berlebih” dalam penerjemahan.
J. Model Nomenklatif Model terjemahan dalam rangka memberikan istilah yang tepat bagi
bidang ilmu tertentu
K. Model Modulasi Model modulasi cara menerjemahkan disesuaikan berdasarkan budaya
bahasa yang berbedabeda.
L. Model Generatif Model ini menunjukkan bahwa dalam penerjemahan melibatkan banyak
keputusan, dan satu keputusan mempengaruhi keputusan-keputusan yang lainnya.
M. Model Integral Model ini adalah bentuk penerjemahan yang menyeluruh dan menjamin
terjaganya konsistensi dan keindahan dalam bahasa terjemahan (produk perakitan). Model
integral ini digunakan untuk menerjemahkan bentuk sajak atau puisi.
N. Model Normatif dan Model Pengecekan Tiga Tahap Dua model ini untuk mengecek hasil
terjemahan, model pengecekan tiga tahap berjalan sebagai berikut : pertama, terjemah lurus
yang dicek pesannya (makna dan maksudnya). Kemudian terjemahan ini pun dicek ulang, dari
segi keselarasan dengan situasinya dan bentuk ragamnya. Tahap ketiga membuat bentuk
terjemahan yang selaras dengan situasi meski maknanya agak kabur.
O. Model Interaktif Model ini dianjurkan dalam tahap pembicaraan. Dalam model ini dilakukan
interaksi yang baik dan saling memberi antara penerjemah dan penasihat dalam bidang yang
diterjemahkan.
Kesimpulan
Penerjemahan kalimat dapat dilakukan dengan berbagai model dan teknik yang
sesuai. Tidak melulu menggunakan model dan teknik terjemahan kata per kata.
Selanjutnya, untuk mencapai makna yang sepadan dalam bahasa Arab, penerjemahan
perlu diungkapkan dalam kalimat bahasa Indonesia yang tepat. Yaitu suatu kalimat
bahasa Indonesia yang baik dan benar yang memiliki bentuk dan aturan pola kalimat
Subyek, Predikat, Obyek dan Keterangan (SPOK) yang berbeda dengan aturan dan
bentuk kalimat bahasa Arab. Penerjemahan dalam bentuk kalimat bahasa Indonesia
yang baik dan benar itu diharapkan memudahkan penerima hasil terjemahan
menangkap pesan atau makna yang dimaksudkan dalam bahasa Arab.
TERIMAKASIH ATAS PERHATIANYA SEMOGA
BERMANFAAT ☺️

Anda mungkin juga menyukai