Anda di halaman 1dari 6

MAKALAH PENGANTAR TEORI TERJEMAHAN

PERGESERAN TERJEMAHAN PADA TATARAN MORFEM DAN SINTAKSIS

Diusulkan oleh:

Faizal Syahrullah

140242604066

Fakhriyatul Azizah

140242604248

Anneke Dinda A.P.

140242600244

Eviliana Susanthy

140242602957

UNIVERSITAS NEGERI MALANG


MALANG
2016

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Untuk menyelesaikan mata kuliah terjemahan.
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud pergeseran terjemahan?
2. Apa yang dimaksud pergeseran dalam tataran morfem?
3. Apa yang dimaksd pergeseran pada tataran sintaksis?
1.3 Tujuan
1. Menjelaskan pengertian mengenai pergeseran terjemahan.
2. Menjelaskan tentang pergeseran dalam tataran morfem.
3. Memaparkan mengenai pergeseran pada tataran sintaksis.
BAB II
PEMBAHASAN
Pengertian terjemahan menurut Munday adalah peralihan bahasa sumber ke dalam
bahasa sasaran dalam bentuk teks tulis. ....as changing of an original written text in the
original verbal language into a written text in a different verbal language (Munday, 2001: 5).
2.1 Pergeseran Terjemahan
Pergeseran dalam terjemahan adalah pergeseran

terjemahan

yang

terjadi agar

mencapai kesepadanan pesan bahasa sumber (Bsu ) ke bahasa sasaran (BSa ) pada setiap
bentuk bahasanya, baik pada tingkat kata, gramatikal, tekstual, dan pragmatik. Ruang lingkup
pergeseran-pergeseran dalam penerjemahan meliputi materi pembahasan yang cukup luas.
Disebut pembahasan luas disebabkan adanya dua bagian besar yang menjadi topik bahasan,
yakni pertama, perihal pergeseran makna (meaning-based) dan yang kedua membahas
perihal pergeseran bentuk (form-based).
2.1.1 Pergeseran Makna
Dalam konteks pergeseran makna, kata, frase, klausa adalah tetap, yang bergeser
adalah maknanya. Pergeseran makna tersebut terjadi disebabkan satu kata memiliki makna
primer dan makna sekunder. Penjelasannya terlihat dalam pergeseran makna pada morfem
.run. pada contoh berikut:
(1) The deer runs = rusa itu berlari
(2) The river runs = sungai itu mengalir
(3) My nose runs = saya pilek
(4) His firm runs in export-import = perusahaannya bergerak di bidang export-import.
1

Dalam pergeseran makna, makna dari kata, frase, klausa (bentuk) yang sama bergeser
dari makna primer ke makna sekunder pada konteks yang berubah.
2.1.2 Pergeseran Bentuk
Larson (1984:3) mengkaitkan kata dan makna dalam mendefinisikan penerjemahan,
yang menyatakan bahwa penerjemahan merupakan pengalihan makna dari bahasa sumber ke
dalam bahasa sasaran. Maknalah yang harus dipertahankan, sedangkan bentuk boleh diubah.
Catford memberi uraian yang lebih lengkap mengenai teori pergeseran bentuk (Shifts),
lebih dari sekedar perubahan dalam konteks tata bahasa (grammatical). Menurut Catford
(1965: 20), penerjemahan berarti mentransfer bahasa sumber kebahasa sasaran.
Penerjemahan merupakan penggantian materi tekstual pada bahasa sumber ke bahasa sasaran.
Dalam proses penerjemahan, penerjemah selalu berusaha mendapatkan unsur bahasa sasaran
yang sepadan dengan bahasa sumbernya agar dapat mengungkapkan pesan yang sama dalam
teks sasaran. Dalam suatu proses penerjemahan, masalah yang lazim ditemukan adalah fakta
bahwa tidak adanya kesamaan arti yang mutlak (absolute synonymy) antara leksem-leksem
dalam bahasa yang sama. Dalam hal inilah multak diperlukan praktik pergeseran (shifts)
sebagai suatu alternatif.
Newmark (1988:85) mendefinisikan pergeseran sebagai suatu prosedur yang
melibatkan suatu perubahan pada tata bahasa dari bahasa sumber ke bahasa sasaran. A
translation procedure involving a change in the grammar from source language to target
language. Newmark memberi batasan pergeseran dalam hal tata bahasa saja, yang
selanjutnya menguraikannya dalam tiga tipe, yakni: 1) pergeseran dari bentuk tunggal ke
jamak; 2) perubahan yang diakibatkan ketidaktersediaan struktur dalam bahasa sasaran (SL
grammatical structure does not exist in the TL); dan 3) pergeseran yang diakibatkan
memungkinkannya proses penerjemahan literal secara gramatikal namun tidak selaras dengan
penggunaan secara natural dalam bahasa sasaran.
Teori lainnya yang terkait dengan perihal pergeseran dalam proses penerjemahan
dijelaskan oleh Simatupang (2000:74) yang menyatakan bahwa setiap bahasa adalah unik dan
memiliki aturan-aturan tersendiri. Karena setiap bahasa mempunyai aturan tersendiri, maka
perbedaan aturan ini akan menyebabkan terjadinya pergeseran. Selanjutnya Simatupang
(2000:82) menyebutkan jenis-jenis pergeseran dalam terjemahan sebagai berikut:
1. Pergeseran pada tataran morfem
2. Pergeseran pada tataran sintaksis
2.2 Pegeseran Terjemahan pada Tataran Morfem
2

Setiap Bahasa mempunyai aturan-aturan sendiri. Aturan-aturan yang berlaku pada


suatu Bahasa belum tentu berlaku pada Bahasa lain. Hal ini berlaku pada semua unsur
bahasa: gramatika, fonologi, semantic. Dapat juga dikatakan bahwa untuk mengungkapkan
makna, bahasa mempunyai cara sendiri dalam memakai alat-alat Bahasa (linguistic devices).
Misalnya menyatakan kemajemukan makna nomina (kata benda) Bahasa inggris digunakan
morfem s, sedangkan dalam Bahasa Indonesia ada kalanya dengan mengulang nomina yang
bersangkutan atau memakai kata lain yang menyatakan konsep lebih dari satu atau banyak,
seperti dua, beberapa, banyak, tanpa mengubah atau mengulang bentuk nomina yang
bersangkutan. Dalam Bahasa Indonesia, pemakaian bentuk ulang atau kata lain ditentukan
oleh konteks.
Inggris
Tunggal
Book

Indonesia
Tunggal
Buku

Jamak
Books

Jamak
Buku-buku
Dua buku
Beberapa buku

Tree

Trees

Pohon

Banyak buku
Pohon-pohon
Pepohonan

Dengan adanya perbedaan aturan dan bentuk untuk mengungkapkan makna di antara
berbagai bahasa, maka terlihat adanya pergeseran yang terjadi dalam terjemahan. Pergesaran
yang terjadi pada tataran morfem terlihat pada contoh-contoh berikut.
Inggris
Impossible
Reexamine
Recycle

Indonesia
Tidak mungkin
Memeriksa kembali
Daur ulang

Contoh-contoh diatas memperlihatkan bahwa padanan morfem (morfem terikat) Inggris imdan re-, secara berturut-turut adalah kata (morfem bebas) tidak, kembali atau ulang. Namun,
ada juga kalanya morfem (terikat) Inggris berpadanan dengan morfem terikat dalam Bahasa
Indonesia: greatness kebesaran , disharmony ketidak-harmonisan.
2.3 Pergeseran Terjemahan pada Tataran Sintaksis

Kata sintaksis berasal dari bahasa Yunani sun berarti dengan dan tattein berarti
menempatkan. Jadi kata sintaksis secara etimologis berarti menempatkan bersama-sama katakata menjadi kelompok kata atau kalimat. Unsur bahasa yang termasuk di dalam sintaksis
adalah frase, kalusa,dan kalimat.
Dalam tataran sintaksis kata merupakan satuan terkecil, yang secara mutlak menjadi
komponen pembentuk satuan sintaksis yang lebih besar yaitu frase. Maka di sini, kata hanya
dibicarakan sebgai satuan terkecil dalam sintaksis, yaitu dalam hubungannya dengan unsurunsur pembentuk satuan yang lebih besar, yaitu frase, klausa, dan kalimat.
A. Pergeseran dari Kata ke Frasa
Contoh berikut memperlihatkan pergeseran dari kata ke frasa.
Inggris
Girl
Stallion
Puppy

Indonesia
Anak perempuan
Kuda jantan
Anak anjing

Jawa
Belo
Gudel
Pedet

Indonesia
Anak kuda
Anak kerbau
Anak sapi

Batak
Hela
Boru
Anak

Indonesia
Menantu anak laki-laki
Anak perempuan
Anak laki-laki
Larson (1984:57) memberikan contoh kata adjektiva Inggris sad yang harus

diterjemahkan dengan sebuah frasa di dalam Bahasa Aguaruna: stomach being broken feeling
(diterjemahkan secara harfiah ke dalam Bahasa Inggris).
Pergeseran bahkan bisa terjadi dari tataran kata ke tataran kalimat seperti
diperlihatkan contoh dari Bahasa Trique berikut. Terjemahan kata Trique o di dalam Bahasa
Inggris berupa sebuah kalimat: We are selling corn. Kata Aguaruna dakumjukmaukait harus
diterjemahkan dengan sebuah kalimat di dalam Bahasa Inggris: Is it a picture of me? (Larson
1984:57).
B. Pergeseran dari Frasa ke Klausa
4

Pergeseran juga bisa terjadi dari tataran frasa ke tataran klausa dan dari tataran klausa
ke kalimat.
Inggris
Not knowing what to say,

Indonesia
(Karena) dia tidak tahu apa yang hendak

(He just keep quit.)

dikatakannya, ()

After reading the letter, ()

Setelah dia membaca surat itu, ()

C. Pergeseran dari Frasa ke Kalimat


Inggris
Indonesia
His misinterpretation of the situation (caused Dia salah menafsirkan situasi (dan itulah
his downfall.)

yang menyebabkan kejatuhannya.)

D. Pergeseran dari Klausa ke Kalimat


Pada contoh berikut, pergeseran terjadi dari atran klausa (dependent clause) ke tataran
kalimat (sentence atau independent clause).
Inggris
Indonesia
Her unusual voice and singing style thrilled Suaranya yang luar biasa dan gayanya
her fans, who reacted by screaming, crying,

bernyanyi memikat para penggemarnya

and clapping.

Mereka memberikan reaksi dengan berteriakteriak dan bertepuk tangan.

E. Pergeseran dari Kalimat ke Wacana


Contoh berikut memperlihatkan pergeseran dari kalimat ke wacana atau sebuah
kalimat dijadikan beberapa kalimat.
Inggris
Indonesia
Standing in a muddy jungle clearing strewn Kepala kampong orang Bali itu berdiri di
with recently felled trees, the Balinese village sebuah lahan yang baru dibuka di tengah
headman looked at his tiny house at the end hutan.

Batang-batang

pohon

yang

baru

of a line of identical buildings and said he felt ditebang masih berserakan di sana-sini. Dia
strange.

memandang rumahnya yang kecil yang


berdiri di ujung deretan rumah yang sama
bentuknya dan berkata bahwa dia merasa
aneh.
DAFTAR PUSTAKA

Anda mungkin juga menyukai