Anda di halaman 1dari 12

TRANSLITERASI DAN PENYERAPANNYA

Disusun Oleh :

1. Salsabila Luthfia (2110205004)


2. Yerico Ferginan (2120205023)
3. Febri Pratama Putra (2110205017)
Dosen Pengampu : Neneng Juwita, M. Pd

Universitas Islam Negeri Raden Fatah


Tahun Akademik 2021/2022
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh, puji dan syukur kita panjatkan atas


kehadirat Allah SWT. karena berkat rahmat dan karunia-Nya sehingga kami dapat
menyelesaikan tugas makalah mata kuliah bahasa Indonesia yang berjudul “Transliterasi
dan Penyerapannya”. Makalah ini dilakukan sehubungan dengan tugas yang diberikan
dosen kami untuk memenuhi nilai matakuliah Bahasa Indonesia.
Makalah ini telah kami susun semaksimal mungkin dengan bantuan dari berbagai
pihak dan sumber terkait mengenai materi yang dibahas dalam makalah ini. Kami
menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna dikarenakan
terbatasnya pengetahuan dan pengalaman yang kami miliki. Oleh karena itu, kami
mengharapkan segala bentuk masukan yang membangun dari berbagai pihak sehingga
kami dapat mengembangkan kemampuan dan pengetahuan kami.
Dengan diselesaikannya tugas makalah ini, kami harap dapat memenuhi syarat
penilaian tugas mata kuliah Bahasa Indonesia dan bermanfaat untuk para pembacanya.
Untuk dosen pengajar, Ibu Neneng Jumita M. P dan teman-teman sekalian, kami ucapkan
banyak terimakasih atas segala dukungan yang telah diberikan. Wassalamualaikum
Warahmatullahi Wabarakatuh.

Palembang, 11 September 2021

Penulis
DAFTAR ISI

JUDUL MAKALAH………………………………………………………………………….i
KATA PENGANTAR……...………………………………………………………………...ii
DAFTAR ISI……..…………………………………………………………………………..iii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang…..…………………………………………………………………
1
1.2 Rumusan
Masalah………………………………………………………………….1
1.3 Tujuan
Masalah…………………………………………………………………….1
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Transliterasi……………………………………………………………2
2.2 Metode Transliterasi.………………………………………………………………2
2.3 Pedoman Transliterasi……………………………………………………………..3
2.4 Pengertian Serapan………………………………………………………………...6
2.5 Penyerapan Kata dalam Transliterasi………………………………………………
7
2.6 Membedakan Transliterasi dengan
Serapan………………………………………..7
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan………………………………………………………………………...8
3.2 Saran……………………………………………………………………………….8
DAFTAR PUSTAKA
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Dalam perkembangan kebudayaan umat manusia salah satu unsur yang sangat penting
bagi keberlangsungan kebudayaan adalah bahasa, bahasa membantu individu
berkomunikasi dengan individu lain. Setiap kelompok masyarakat atau bangsa
mempunyai bahasa yang berbeda-beda sehingga bahasa yang muncul pun beraneka
ragam.
Dalam perkembangannya, bahasa Indonesia yang juga banyak menyerap bahasa asing
seperti bahasa Inggris,Belanda,Jerman dan Arab. Transliterasi adalah penyalinan dengan
penggantian huruf dari abjad yang satu ke abjad yang lain terlepas dari lafal bunyi kata
sebenarnya. Pengetahuan akan hal ini penting untuk diketahui masyarakat. Dalam
makalah ini akan dibahas mengenai pengertian, metode, pedoman, penyerapan kata dalam
Transliterasi, pengertian serapan, dan perbedaan antara Transliterasi dengan serapan.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa pengertian Transliterasi?
2. Apa saja metode dalam Transliterasi?
3. Apa saja pedoman dalam Transliterasi?
4. Apa pengertian serapan?
5. Bagaimana penyerapan kata dalam Transliterasi?
6. Apa perbedaan antara Transliterasi dengan serapan?

1.3 Tujuan Masalah


1. Mengetahui pengertian Transliterasi.
2. Menerapkan metode Transliterasi.
3. Mengetahui pedoman dalam Transliterasi.
4. Mengetahui pengertian serapan.
5. Memahami penyerapan-penyerapan kata dalam Transliterasi.
6. Mengetahui perbedaan antara Transliterasi dengan serapan.
BAB II PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Transliterasi


Secara bahasa, tranlsiterasi berasal dari bahasa Inggris “transliteration”, yang artinya,
lambang bunyi, fonem atau kata dalam sistem penulisan, atau lambang yang ditentukan
menurut aturan tata bahasa. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, transliterasi
diartikan sebagai penyalinan dengan penggantian huruf abjad satu ke abjad yang lain.
Dalam pengertian ini, transliterasi hanyalah sebuah penggantian abjad saja, bukan
penggantian lambang bunyi sebagaimana yang telah tersebut dalam pengertian
sebelumnya.
Jadi transliterasi adalah pengalihan suatu jenis huruf kejenis huruf lainya , misalkan
alih aksara,dari aksara jawa kehuruf latin, dari huruf jawi ke huruf latin, dari aksara arab
kehuruf latin. Beberapa penulis menggunakan sumber berbahasa Inggris berserta alih
aksaranya, dalam bahasa Inggris yang sering digunakan adalah alih aksara Qalam,
kadang-kadang perbedaan alih aksara ini dengan alih aksara kritis Indonesia
menimbulkan kesalahpahaman dan kekeliruaan pembacaan.
KEPUTUSAN BERSAMA MENTERI AGAMA DAN MENTERI PENDIDIKAN
DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA Nomor : 158 th. 1987 Nomor :
0543bJU/1987 TRANSLITERASI ARAB LATIN . Transliterasi dimaksud sebagai
pengalih-hurufan dari abjad yang satu ke abjad yang lain. Transliterasi Arab Latin di sini
ialah penyalinan huruf-huruf Arab dengan hurf-huruf Latin beserta perangkatnya. Prinsip
Pembakuan Pembakuan pedoman transliterasi Arab-Latin ini disusun dengan prinsip
sebagai berikut: Sejalan dengan Ejaan Yang disempurnakan. Huruf Arab yang belum ada
padanannnya dalam huruf latin dicarikan padanannya dengan cara memberi tanda
diakritik dengan dasar “satu fonem satu lambang”. Pedoman transliterasi ini
diperuntukkan bagi masyarakat umum

2.2 Metode Transliterasi


1. transliterasi metode diplomatik, yaitu penggantian jenis tulisan, huruf demi huruf dari
abjad yang satu ke abjad yang lain apa adanya. Berikut tujuan dari transliterasi metode
diplomatik.
1. Untuk memberikan gambaran kepada para pembaca tentang teks awal (yang
ditransliterasikan).
2. Agar pembaca seolah-olah menghadapi teks aslinya walaupun dalam teks yang
berbeda hurufnya.
3. Mempertahankan keaslian teks.
2. transliterasi metode ortografis atau transliterasi kritik, yang disebut juga transliterasi
standar yaitu penggantian tulisan huruf demi huruf dari abjad yang satu ke abjad yang lain
dalam hal ini dari huruf Jawa ke huruf Latin yang disesuaikan dengan Ejaan Yang
Disempurnakan (EYD).

2.3 Pedoman Transliterasi


Pembakuan pedoman transliterasi arab – latin adalah dengan prinsip
1. Sejalan dengan ejaan yang disempurnakan (EYD).
2. Huruf arab yang belum ada padanannya dalam huruf latin dicarikan padanan
dengan cara memberi tambahan tanda diakritik dengan dasar “satu fonem satu
huruf “.
3. Pedoman transliterasi diperuntukan bagi masyarakat umum (DEPAG RI, 2003 : 3).
Berdasarkan Surat Keputusan Bersama (SKB) Menteri Agama Republik Indonesia dan
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 158 Tahun 1987 dan
Nomor 0543 b/U/1987 tentang Transliterasi Huruf Arab ke dalam Huruf Latin adalah
sebagai berikut :
1. Vokal
Vokal bahasa Arab, seperti vokal bahasa Indonesia, terdiri atas vokal tunggal
(monoftong) dan vokal rangkap (diftong). Vokal tunggal bahasa Arab yang lambangnya
berupa tanda atau harakat, vokal rangkap bahasa Arab yang lambangnya berupa gabungan
antara harakat dan huruf, transliterasinya berupa gabungan huruf.
Huruf Latin Nama
Kasrah I
Fathah A
Dhammah U

Contoh vokal tunggal : ‫ َك َس َر‬ditulis kasara


‫ َج َع َل‬ditulis ja‘ala
Contoh vokal rangkap :
a. Fathah + yā’ tanpa dua titik yang dimatikan ditulis ai (‫)أي‬.
Contoh: َ‫َك ْيف‬ ditulis kaifa
b. Fathah + wāwu mati ditulis au (‫)او‬.
Contoh: ‫هَوْ َل‬ ditulis haula
2. Ta marbutah
Transliterasi untuk ta’ marbutah ada dua, yaitu : ta’ marbutah yang hidup atau
mendapat harakat fathah, kasrah, dan dammah, transliterasinya adalah [t]. Sedangkan ta’
marbutah yang mati atau mendapat harkat sukun, transliterasinya adalah [h].
Kalau pada kata yang berakhir dengan ta’ marbutah diikuti oleh kata yang
menggunakan kata sandang al-serta bacaan kedua kata itu terpisah, maka ta marbutah itu
ditransliterasikan dengan ha (h).
Contoh : ْ َ‫ضةُ ْاال‬
‫طفَا ِل‬ َ ْ‫ َرو‬ditulis rauḍah al-aṭfāl
ْ َ‫ضةُ ْاال‬
‫طفَا ِل‬ َ ْ‫ َرو‬ditulis rauḍatul aṭfāl
3. Syaddah
Syaddah atau tasydid yang dalam sistem tulisan Arab dilambangkan dengan sebuah
tanda tasydid, dalam transliterasi ini dilambangkan dengan perulangan huruf (konsonan
ganda) yang diberi tanda syaddah. Jika huruf ‫ ى‬ber-tasydid di akhir sebuah kata dan
didahului oleh huruf kasrah ‫ـــِــ ّى‬, maka ia ditransliterasi seperti huruf maddah (i).
Contoh : ‫َربَّنَا‬ ditulis rabbanâ
َ ‫قَر‬
‫َّب‬ ditulis qarraba
‫الح ُّد‬
َ ditulis al-ḥaddu

4. Kata Sandang Alif + Lam (‫)ال‬


Transliterasi kata sandang dibedakan menjadi dua macam, yaitu :
a. Kata sandang diikuti huruf syamsiah
Kata sandang yang diikuti oleh huruf syamsiah ditransliterasikan sesuai dengan bunyinya,
yaitu huruf yang sama dengan huruf yang langsung mengikuti kata sandang itu atau huruf
lam diganti dengan huruf yang mengikutinya.
Contoh : ‫ال َّر ُج ُل‬ ditulis ar-rajulu
ُ‫ ال َّش ْمس‬ditulis as-syamsu
b. Kata sandang diikuti huruf qamariah
Kata sandang yang diikuti oleh huruf qamariah ditulisal-.
Contoh : ُ ِ‫اَ ْل َمل‬
‫ك‬ ditulis al-Maliku
‫القَلَ ُم‬ ditulis al-qalamu
5. Hamzah
Hamzah (‫ )ء‬yang terletak di awal kata mengikuti vokalnya tanpa diberi tanda apa pun.
Jika ia terletak di tengah atau di akhir kata, maka ditulis dengan tanda apostrof (’).
6. Penulisan Kata
Pada dasarnya setiap kata, baik fi’il, isim maupun huruf, ditulis terpisah. Bagi kata-
kata tertentu yang penulisannya dengan huruf Arab yang sudah lazim dirangkaikan
dengan kata lain karena ada huruf atau harakat yang dihilangkan maka dalam transliterasi
ini penulisan kata tersebut bias dilakukan dengan dua cara, bisa terpisah per kata dan bisa
pula dirangkaikan.
Contoh :

ِ ‫َواِ َّن هللاَ لَهُ َو خَ ْي ٌر الر‬


َ‫َّازقِ ْين‬
Ditulis Wa innallâha lahuwa khair al-râziqîn
Atau Wa innallâha lahuwa khairurrâziqîn
7. Huruf Kapital
Walaupun dalam sistem huruf Arab huruf kapital tidak dikenal, dalam transliterasi ini
huruf kapital tetap digunakan. Penggunakan huruf kapital sesuai dengan EYD, di
antaranya huruf kapital digunakan untuk penulisan huruf awal, nama diri, dan permulaan
kalimat.
Bila nama diri itu didahului oleh kata sandang, maka yang ditulis dengan huruf kapital
tetap huruf awal nama diri tersebut, bukan huruf awal kata sandangnya. Penggunaan
huruf kapital untuk Allah hanya berlaku bila dalam tulisan Arabnya memang lengkap
demikian dan kalau penulisa itu disatukan dengan kata lain sehingga ada huruf atau
harakat yang dihilangkan, huruf kapital tidak dipergunakan.
Contoh : ‫البُخا َ ِري‬ ditulis al-Bukhârî
‫البَ ْيهَقِي‬ ditulis al-Baihaqî
8. Konsonan Tunggal
Huruf Arab Nama Huruf Latin Keterangan
‫ا‬ alif - tidak
dilambangkan
‫ب‬ bā B -
‫ت‬ tā T -
‫ث‬ śā S s (dengan titik
diatasnya)
‫ج‬ Jīm J -
‫ح‬ hā H (dengan titik di
bawahnya)
‫خ‬ khā Kh -
‫د‬ Dal D -
‫ذ‬ Żal z z (dengan titik di
atasnya)
‫ر‬ rā R -
‫ز‬ Zai Z -
‫س‬ Sīn S -
‫ش‬ Syīn Sy -
‫ص‬ Şād S s (dengan titik di
bawahnya)
‫ض‬ Dād D d (dengan titik di
bawahnya)
‫ط‬ ţā T t (dengan titik di
bawahnya)
‫ظ‬ zā Z z (dengan titik di
bawahnya)
‫ع‬ ‘ain ‘ koma terbalik (di
atas)
‫غ‬ Gain G -
‫ف‬ fā F -
‫ق‬ Qāf Q -
‫ك‬ Kāf K -
‫ل‬ lām L -
‫م‬ mīm M -
‫ن‬ nūn N -
‫و‬  wāwu W -
‫ه‬ Hā H -
‫ء‬ hamzah ′ apostrof, tetapi
lambang ini
tidak
dipergunakan
untuk
hamzah di awal
kata
‫ي‬ yā y

2.4 Pengertian Serapan


Kata serapan dalam bahasa Indonesia merupakan kata yang berasal dari bahasa daerah
maupun bahasa asing ejaan, ucapan, dan tulisannya disesuaikan sedemikian rupa.Bahasa
Indonesia telah menyerap dari berbagai bahasa, baik dari bahasa daerah maupun bahasa
asing.

Berikut beberapa Contoh Kata Serapan Dari Bahasa Arab:


1. Barokah = Berkah atau berkat.
2. Jins = Jenis.
3. Khabar = Kabar. ...
4. Khat al-istiwa = Khatulistiwa.
5. Darajah = Derajat.
6. Dzalim = Lalim.
7. Maqalatun = Makalah.
8. Mas alatun = Masalah.
Berikut contoh kata serapan dari bahasa Inggris:
1. account - akun.
2. activist - aktivis.
3. bomb - bom.
4. bomb - bom.
5. calm - kalem.
6. campus - kampus.
7. diagnose - diagnosa.
8. design - desain.
2.5 Penyerapan Kata Dalam Transliterasi
Terkadang, hasil transliterasi perlu disesuaikan lagi. Adzan adalah salah satu kata yang
dapat menggambarkan penyesuaian ini. Kata tersebut merupakan hasil transliterasi dari
aksara Arab ke dalam aksara Latin. Dalam bahasa Indonesia, kita tidak mengenal pola
gabungan huruf konsonan dz. Oleh karena itu, lewat pembakuan, adzan berubah menjadi
azan. Bunyi zal dalam bahasa Arab diwakili oleh huruf z dalam bahasa Indonesia.
Penyesuaian lewat pembakuan inilah yang kemudian disebut sebagai penyerapan.
Apakah proses penyerapan harus selalu diawali dengan transliterasi? Tentu tidak. Apabila
kita hendak menyerap kata dari bahasa Inggris, kata tersebut tidak perlu mengalami alih
aksara sebab bahasa Inggris dan Indonesia sama-sama menggunakan aksara Latin. Lebih dari
itu, jika kedua bahasa sudah memiliki jenis aksara yang sama, pengadopsian sebuah kata
tidak terbatas pada penyerapan saja. Dalam pemadanan, penerjemahan langsung,
penerjemahan dengan perekaan, dan perekaciptaan juga dapat dilakukan.

2.6 Membedakan Transliterasi Dengan Serapan


Membedakan Transliterasi dengan Serapan Secara sederhana, kedua bentuk ini
kadang dianggap serupa oleh masyarakat Indonesia. Akan tetapi, kedua bentuk ini
memiliki perbedaan yang signifikan. Transliterasi hanya mengalih aksarakan bahasa aslinya
ke dalam huruf Latin. Misalnya saja bahasa Arab ke huruf Latin atau huruf Mandarin ke
huruf Latin agar mudah dibaca. Sebaliknya, serapan merupakan suatu bentuk transliterasi
yang sudah disempurnakan sesuai dengan kaidah bahasa Indonesia yang benar. Sebagai
contoh beberapa kata yang sudah dipaparkan sebelumnya seperti: Ramadhan-Ramadan,
sholat-salat, musholla-musala, dll.
Kata-kata tersebut merupakan suatu kata yang sudah dialih aksarakan dari bahasa
aslinya menjadi Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia 4 suatu ejaan yang mudah
dibaca. Unsur serapan dalam bahasa Indonesia merupakan suatu bentuk yang sempurna
dikarenakan sesuai dengan kaidah bahasa Indonesia.

BAB III PENUTUP


3.1 Kesimpulan
Secara bahasa, tranlsiterasi berasal dari bahasa Inggris “transliteration”, yang artinya,
lambang bunyi, fonem atau kata dalam sistem penulisan, atau lambang yang ditentukan
menurut aturan tata bahasa. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, transliterasi diartikan
sebagai penyalinan dengan penggantian huruf abjad satu ke abjad yang lain. Dalam
pengertian ini, transliterasi hanyalah sebuah penggantian abjad saja, bukan penggantian
lambang bunyi sebagaimana yang telah tersebut dalam pengertian sebelumnya.
Kata serapan dalam bahasa Indonesia merupakan kata yang berasal dari bahasa daerah
maupun bahasa asing ejaan, ucapan, dan tulisannya disesuaikan sedemikian rupa.Bahasa
Indonesia telah menyerap dari berbagai bahasa, baik dari bahasa daerah maupun bahasa
asing.
Terkadang, hasil transliterasi perlu disesuaikan lagi. Adzan adalah salah satu kata yang
dapat menggambarkan penyesuaian ini. Kata tersebut merupakan hasil transliterasi dari
aksara Arab ke dalam aksara Latin. Dalam bahasa Indonesia, kita tidak mengenal pola
gabungan huruf konsonan dz. Oleh karena itu, lewat pembakuan, adzan berubah menjadi
azan. Bunyi zal dalam bahasa Arab diwakili oleh huruf z dalam bahasa Indonesia.
Penyesuaian lewat pembakuan inilah yang kemudian disebut sebagai penyerapan.
3.2 Saran
Makalah ini telah kami susun semaksimal mungkin dengan bantuan dari berbagai pihak
dan sumber terkait mengenai materi yang dibahas dalam makalah ini. Kami menyadari
sepenuhnya bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna dikarenakan terbatasnya
pengetahuan dan pengalaman yang kami miliki. Oleh karena itu, kami mengharapkan segala
bentuk masukan yang membangun dari berbagai pihak sehingga kami dapat mengembangkan
kemampuan dan pengetahuan kami.
DAFTAR PUSTAKA
KEPUTUSAN BERSAMA MENTERI AGAMA DAN MENTERI PENDIDIKAN DAN
KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA Nomor : 158 th. 1987 Nomor : 0543bJU/1987
TRANSLITERASI ARAB LATIN
https://muhanfar.wordpress.com/2010/10/12/makalah-tentang-transliterasi-dalam-bahasa-
indonesia/
http://staffnew.uny.ac.id/upload/132303685/pendidikan/materi-transliterasi.pdf
https://kumpulanmakalah123.blogspot.com/2013/02/makalah-transliterasi.html
https://www.neliti.com/id/publications/288973/transliterasi-serapan-dan-padanan-kata-upaya-
pemutakhiran-istilah-dalam-bahasa-i

Anda mungkin juga menyukai