Anda di halaman 1dari 11

Logam dan paduannya adalah salah satu matrial teknik yang porsinya paling banyak diperlukan dalam

kegunaan Teknik. Jika diperhatikan komponen mesin, maka sebagian besar sekitar 80% dan bahkan

lebih terbuat dari logam. Selebihnya digunakan material non logam seperti keramik, glass, polimer

dan bahkan material maju seperti komposit.

Material Logam dikelompokan menjadi dua yaitu

1. Logam Besi (ferrous)

Logam adalah unsur kimia yang mempunyai sifat-sifat kuat, keras, penghantar listrik dan panas, serta

mempunyai titik cair tinggi. Bijih logam ditemukan dengan cara penambangan yang terdapat dalam

keadaan murni atau bercampur.

2. Logam Non Besi (Non Ferrous)

Logam non besi merupakan semua unsur logam yang komposisi utamanya bukan besi. Logam non

besi juga sering digunakan walaupun pada umumnya jarang sekali di industri. Itu karena Logam besi

lebih banyak dipakai semua industri.

Logam Besi (Ferrous) juga terdiri menjadi dua yaitu;

A. Baja (Steel)

Baja paduan adalah baja paduan dengan berbagai elemen dalam jumlah total antara 1,0% dan 50%

berat untuk meningkatkan sifat mekanik. Baja Paduan dipecah menjadi dua kelompok:

1). Baja paduan rendah (low alloy steel)

Baja paduan rendah biasanya digunakan untuk mencapai hardenability lebih baik, yang pada gilirannya

akan meningkatkan sifat mekanis lainnya. Mereka juga digunakan untuk meningkatkan ketahanan

korosi dalam kondisi lingkungan tertentu. Dengan menengah ke tingkat karbon tinggi, baja paduan

rendah sulit untuk las. Menurunkan kandungan karbon pada kisaran 0,10% menjadi 0,30%, bersama

dengan beberapa pengurangan elemen paduan, meningkatkan weldability dan sifat mampu bentuk

baja dengan tetap menjaga kekuatannya. Seperti logam digolongkan sebagai baja paduan rendah

kekuatan tinggi.

Baja paduan rendah dikelompokan menjadi 3 yaitu:

a). Baja Karbon Rendah (low carbon steel)

Baja ini dengan komposisi karbon kurang dari 2%. Fasa dan struktur mikronya adalah ferrit dan perlit.

Baja ini tidak bisa dikeraskan dengan cara perlakuan panas (martensit) hanya bisa dengan pengerjaan

dingin. Sifat mekaniknya lunak, lemah dan memiliki keuletan dan ketangguhan yang baik. Serta

mampu mesin (machinability) dan mampu las nya (weldability) baik.


b). Baja Karbon Sedang ( medium carbon steel)

Baja Mil memiliki komposisi karbon antara 0,2%-0,5% C (berat). Dapat dikeraskan dengan perlakuan

panas dengan cara memanaskan hingga fasa austenit dan setelah ditahan beberapa saat didinginkan

dengan cepat ke dalam air atau sering disebut quenching untuk memperoleh fasa ang keras yaitu

martensit. Baja ini terdiri dari baja karbon sedang biasa (plain) dan baja mampu keras. Kandungan

karbon yang relatif tinggi itu dapat meningkatkan kekerasannya. Namun tidak cocok untuk di las,

dengan kata lain mampu las nya rendah. Dengan penambahan unsur lain seperti Cr, Ni, dan Mo lebih

meningkatkan mampu kerasnya. Baja ini lebih kuat dari baja karbon rendah dan cocok untuk

komponen mesin, roda kereta api, roda gigi (gear), poros engkol (crankshaft) serta komponen struktur

yang memerlukan kekuatan tinggi, ketahanan aus, dan tangguh.

c). Baja Karbon Tinggi (high carbon steel)

Baja karbon tinggi memiliki komposisi antara 0,6- 1,4% C (berat). Kekerasan dan kekuatannya sangat

tinggi, namun keuletannya kurang. baja ini cocok untuk baja perkakas, dies (cetakan), pegas, kawat

kekuatan tinggi dan alat potong yang dapat dikeraskan dan ditemper dengan baik. Baja ini terdiri dari

baja karbon tinggi biasa dan baja perkakas. Khusus untuk baja perkakas biasanya mengandung Cr, V,

W, dan Mo. Dalam pemaduannya unsur-unsur tersebut bersenyawa dengan karbon menjadi senyawa

yang sangat keras sehingga ketahanan aus sangat baik.

2). Baja Paduan Tinggi (high alloy steel)

Baja paduan tinggi terdiri dari baja tahan karat atau disebut dengan stainless steel dan baja tahan

panas.

Baja ini memiliki ketahanan korosi yang baik, terutama pada kondisi atmosfer. Unsur utama yang

meningkatkan korosi adalah Cr dengan komposisi paling sedikit 11%(berat). Ketahanan korosi dapat

juga ditingkatkan dengan penambahan unsur Ni dan Mo. Baja tahan karat dibagi menjadi tiga kelas

utama yaitu jenis martensitik, feritik, dan austenitik. jenis martensitik dapat dikeraskan dengan

menghasilkan fasa martensit. baja tahan karat austenitik memiliki fasa y (austenit) FCC baik pada

temperatur tinggi hingga temperatur kamar. Sedangkan jenis feritik terdiri dari fasa ferrit (a) BCC.

Untuk jenis austenitik dan feritik dapat dikeraskan dengan pengerjaan dingin (cold working). Jenis

Feritik dan Martensitik bersifat magnetis sedangkan jenis austenitik tidak magnetis.

B. Besi Cor (cast iron)

Besi cor adalah kelompok paduan besi memiliki kadar karbon diatas 1,7%(berat). Biasanya berkisar

antara 3-4,43% C(berat). Dikarnakan elemen utamanya selain C dan Si juga ada elemen-elemen

pemadu lainnya seperti Mn, S, P, Mg dan lain-lain dalam jumlah yang sedikit. Sifatnya sangat getas

namun mampu cornya baik dibanding baja. Titik cairnya lebih rendah, ketahanan korosinya lebih baik,

hal ini dikarenakan adanya grafit yang tersebar didalam besi cor. Berdasarkan jenis matriksnya besi
cor terdiri dari besi cor kelabu (gray cast iron), besi cor putih, besi cor noduler, besticor mampu

bentuk (malleable).

(https://romzneverdie.wordpress.com/metallurgy/klasifikasi-logam-dan-paduannya/)

Alumunium dan Paduannya :

Alumunium merupaan elemen ke tiga terbanyak yang ada di bumi ini. Karena sifatnya yang aktif
terhadap oksigen, maka alumunium banyak di jumpai dalam bentuk oksida. Alumunium paduan
adalah paduan non fero yang banyak di gunakan di industri pengerjaan logam karena sifatnya yang
ringan, tahan korosi dan kekuatannya tinggi.

Sifat fisik Alumunium :

1.      Warna putih keperak-perakan

2.      Berat jenis = 2,7 gr/cm3

3.      Titik cair = 660 oC

4.      Konduktifitas listrik = 37,7 J/m.mm

5.      Konduktifitas panas = 2,3 J/cm.s.gr

6.      Ketahanan korosi Al. Sangat baik pada kondisi atmosfir maupun kimia.

Keterbatasan Alumunium :

1.      Kekerasan yang rendah

2.      Ketahanan aus yang tidak baik

3.      Sifat mekanik yang buruk pada temperatur tinggi

4.      Beberapa paduan dalam lingkungan tertentu memiliki ketahanan korosi yang buruk

Paduan Alumunium yang utama sendiri di bagi menjadi 2 golongan, diantaranya:

1.      Wrought Alloy, di bentuk dengan jalan rolling, forming, drawing, dan forging.

2.      Casting Alloy, di buat berdasarkan pengecoran dengan menggunakan cetakan.

Tembaga dan Paduannya :

Karakteristik pengecoran tembaga dapat di perbaiki dengan menambahkan sedikit unsur, seperti
Berylium, Silicon, Nickel, Timah Putih, dan Perak. Penggunaan tembaga secara garis besar untuk
pembuatan , pump art, valves, fitting, bearing, gears dan lain-lain.

Sifat fisik Tembaga :

1.      Berat jenis = 8,9gr/cm3


2.      Titik cair = 1083oC

3.      Kekuatan tarik = 200 – 300 N/mm2

4.      Konduktifitas panas = 398 W/m/oC

5.      Konduktivitas listrik = 1,71 mm/cm

6.      Tahan terhadap korosi

7.      Good apprearance dan tidak beracun

Sifat teknologi Tembaga :

1.      Bearing qualities yang baik

2.      Machinability baik

3.      Castability baik

4.      Formability baik

5.      Weldability baik

(http://inovationpw.blogspot.co.id/2016/02/logam-dan-paduannya.html)

TEMBAGA PADUAN (COPPER BASE ALLOY)


Tembaga Paduan (Copper base Alloy) paling banyak digunakan sebagai bahan teknik karena memiliki
berbagai keuntungan, antara lain :
1) Memiliki sifat mekanik yang baik, sifat electrical dan thermal conductivity yang tinggi serta tahan terhadap
korosi dan ketahanan aus.
2) Mudah dibentuk melalui pemesinan.
3) Mudah dibentuk melalui pengerjaan panas (Hot working) dan pengerjaan dingin (Cold Working)
4) Mudah disambung melalui penyolderan, brazing dan welding.
5) Mudah dipoles atau diplating jika dikehendaki
6) Pressing dan forging Temperatur lebih rendah dibanding dengan pemakaian bahan logam Ferro.
Tembaga Paduan (Copper Alloy) dapat dikelompokan menjadi :
1) Tembaga paduan rendah yang termasuk dalam kelompok ini ialah Silver-Copper, Cadmium-Copper,
Tellurium-Copper, Berylium- Copper dan Paduan Copper-Nickel-Silicon.
2) Tembaga Paduan dengan kadar tinggi, yaitu Brass dan Bronze.
a. Tembaga paduan dengan kadar rendah
1) Silver-Copper ;  Temperatur pelunakan dari tembaga jenis ini dapat ditingkatkan dari 2000 hingga 3500
melalui penambahan unsur Nickel hingga 0,08 %. Tembaga ini akan menjadi lebih keras dengan tegangan yang
tidak dapat direduksi oleh temperature penyolderan, penimahan (Tining) atau proses lain yang menggunakan
temperature rendah. Unsur Silver dengan kadar rendah ini hanya sedikit sekali terjadi efek penyimpangan dan
tergantung pada nilai konduktifitas dari tembaga itu sendiri,. Silver-Copper digunakan sebagai bagian dari
Comutatorkomponen Radiator serta berbagai penerapan yang memerlukan kekerasan dan tegangan stabil tanpa
dipengaruhi oleh panas akibat pemanasan selama proses pnyambungan. Silver juga memiliki sifat creep
resistance pada tembaga karena softening Temperatur.

2) Cadmium-Copper; kadar Cadmium sebesar 1 % pada Tembaga akan meningkatkan softening Temperatur,


demikian pula ketahanan, tegangan dan keuletan serta kelelahannya akan meningkat. Cadmium-Copper
digunakan dalam konduktor untuk memperpanjang garis rentang overhead kabel hantaran arus listrik serta untuk
ketahanan pada elektroda las (welding electrodes) Sifat lembut dari kabel yang terbuat dari Cadmium-Copper
banyak digunakan dalam electrical wiring dari pesawat terbang karena sifatnya yang flexible serta tahan
terhadap getaran. Kadar Cadmium yang rendah hanya akan terjadi kerusakan memanajang namun tergantung
pada konduktifitas tembaga itu sendiri.

3) Chromium-Copper, unsur Chromium hingga 0,5 % pada Tembaga akan memperkecil pengaruh
konduktifitasnya, namun kekerasan serta tegangannya akan meningkat serta akan
menerima reaksi perlakuan panas.Analisis terhadap diagram keseimbangan paduan antara Chromium dengan-
Tembaga memberikan indikasi bahwa hanya sedikit saja kuantitas chromium yang dapt bercampur dalam larutan
pada (Solid solution). Larutan padat dari Chroimum akan meningkat sesuai dengan peningkatan temperaturnya
dan semua unsur Chromium akan masuk didalam larutan padat pada Temperatur 10000C. Jika paduan ini di-
Quenching dari temperatur ini maka akan terjadi “Solution treated” sehingga semua sisa chromium akan tetap
berada didalam larutan padat dan menghasilkan paduan yang ulet dan liat. Proses pengendapan (precipitation
treatment) dilakukan untuk memperbaiki keseimbangan serta perbaikan sifat mekaniknya, yaitu dengan
memberikan pemanasan ulang dengan temperature hingga 5000C dengan waktu (Holding time) selama 2 jam
dan kemudian didinginkan.

4) Tellurium-Copper, unsur Tellurium pada Tembaga hingga sebesar 0,5 % akan menghasilkan paduan


tembaga yang dapat dibentuk dengan baik melalui proses pemesinan. Tellurium tidak dapat larut didalam
Tembaga namunakan menyebar seluruhnya ketika paduan itu dilebur dan tersisa didalam bentuk partikel-partikel
halus dimana paduan dalam keadaan padat, dengan demikian maka akan diperoleh Paduan tembaga yang
dapat dengan mudah dibentuk melalui pemesinan dan menghasilkan chip yang mudah terlepas.

5) Copper-Nickel-Silicon Alloys, Jika Nickel dan Silocon dalam perbandingan 4 : 1, yaitu 4 bagian Nickel dan 1
bagian Silicon dipadukan di dalam Copper (Tembaga) pada Temperatur tinggi maka
akan terbentuk sebuah unsur yang disebut Nickel Silicide (Ni2Si) dan pada Temperatur rendah paduan ini akan
sesuai unutk pengendapan dalam perlakuan panas, dimana proses pelarutan akan diperoleh dalam proses
Quenching dari Temperatur 7000C dan akan diperoleh sifat paduan Tembaga yang lunak dan ulet, kemudian
dilanjutkan dengan memberikan pemanasan maka akan meningkatkan kekerasan serta tegangan dari paduan
Tembaga tersebut.
Prosentase kadar Nickel dan Silicon ini disesuaikan dengan kebutuhan dari sifat yang dihasilkannya, biasanya
diberikan antara 1 % hingga 3 % . Paduan Tembaga ini akan memiliki sifat Thermal dan electrical Conductivity
yang baik dan tahan terhadap pembentukan kulit dan oxidasi serta dapat mempertahankan sifat mekaniknya
pada Temperatur tinggi dalam jangka waktu yang lama.
b. Tembaga Paduan tinggi
1) Kuningan (Brasses)
Kuningan adalah paduan Tembaga dengan lebih dari 50 % Zincum (seng) kadang-kadang ditambah dengan
Timah putih (Tin) dan Timah Hitam (Lead) serta Alumunium dan Silicon. Analisis terhadap diagram
keseimbangan dari paduan  Copper-Zinc (Tembaga-Seng) memperlihatkan bahwa paduan Tembaga Proses
larutan Seng didalam Tembaga tidak berkembang oleh perubahan Temperatur, dengan demikian Kuningan
bukan paduan yang terbentuk oleh pengendapan. Kuningan dengan kandungan seng diatas 37 % disebut
“Brasses” yang merupakan paduan mampu pengerjaan dingin karena terbentuk dari struktur larutan padat.
Paduan Tembaga Kuningan yang disebut  Brasses ini berkembang oleh pengembangan dalam dari unsur yang
pada kahirnya akan menyebabkan distorsi dari kisi tembaga (“Tembaga lattice”). Phase dimana terbentuknya
pecahan merah (hot short) oleh karena itu kuningan ini tidak cocok untuk pengerjaan panas.
Kuningan dari jenis ini memiliki sifat mampu pengerjaan panas (Hot working Brasses), hal ini disebabkan karena
atom berserakan pada temperature tinggi dan akan membentuk keuletan pada phase dan pada saat yang
bersamaan kristal  akan menjadi rapuh pada Temperatur tinggi dan larut kedalam phase sehingga paduan akan
bersifat ulet pada Temperaatur yang lebih tinggi. Kuningan dengan kadar Seng 45 % komposisinya terdiri atas
kristal secara menyeluruh dengan sifat yang sangat rapuh pada temperature ruangan (room temperature), hal ini
terlihat pada diagram keseimbangan Tembaga-Seng dimana titik cair dari dari Seng paduan tinggi lebih rendah
dari pada Kuningan dengan kadar Seng rendah, oleh karena itu Seng dengan paduan tinggi ini digunakan
sebagai “Brazing spelter” karena titik cairnya yang rendah tersebut namun sambungan tidak menjadi rapuh
karena selama operasi penyambungan kadar Senga akan turun melalui proses penguapan dan sebagian akan
menyebar kedalam Kuningan pada sambungan tersebut.
2). Bronzes and Gunmetals
Bronzes and Gunmetals  ialah paduan tembaga dengan timah putih (Tin) serta unsur-unsur tambahan dengan
sedikit kuatitas yang terdiri atas Timah hitam (lead). Untuk semua paduan Tembaga dengan Timah hitam ini
disebut “Bronzes” dan paduan Tembaga dengan timah putih disebut “Tin-Bronzes”, sedangkan Bronzes dengan
penambahan unsur Seng disebut “Gunmetals”.  Bronzes sangat mudah dibentuk dengan pengecoran dan
memiliki sifat tahan terhadap korosi dengan sifat yang paling penting ialah memiliki sifat ketahanan aus.
2. Tin Bronzes and Gunmetals
Analisis terhadap diagram keseimbangan Copper-Tin mengindikasikan bahwa Paduan Tembaga dengan
kandungan Timah putih (Tin) hingga 14 % dikelompokan kedalam paduan dengan larutan padat (solid solution),
dan jika paduan ini didinginkan dengan sangat lambat sifat larutan akan menurun, hal ini terlihat yang
diindikasikan dengan garis putus-putus (dashed) pada diagram tersebut. Jadi partikel yang keras dan rapuh 
akan berada dalam larutan padat (solid solution), hal ini hanya akan terjadi didalam praktiknya, dimana pada
hasil pengecoran paduan mengandung kadar Timah Putih diatas 10 %. Tetapi pahse dapat terurai dengan
kelebihan timah dan masuk kedalam larutan padat jika paduan ini diberi perlakuan panas (Annealing) pada
temperature 3000C dengan holding time hingga 1000 jam. Paduan Tembaga dengan kandungan kadar Timah
antara 14 dan 32 % sifatnya akan menjadi lunak dengan sifat kombinasi antara keras dan ulet. Bahan paduan
ini merupakan bahan paduan yang baik karena memiliki titik cair yang rendah.
Pada diagram tersebut juga memperlihatkan bahwa Bronze ini memiliki derajat pemadatan yang besar
(terindikasi pada jarak antara garis solidus dengan garis liquidus) dimana paduan ini cenderungmembentuk inti
pada stuktur hasil pengecoran, Inti paduan akan terbentuk jika setiap butiran tersususn pada titik cair yang tinggi
dan dibagian luarnya sangat kaya dengan susunan butiran yang memiliki titik cair rendah, namun demikian
komposisi dari masing-masing butiran ini dapat diseragamkan melalui proses perlakukan panas (Annealing). Tin-
Bronze dibedakan menjadi 2 macam yaitu Wrough- Bronzes dan Cast Bronzes.
• Wrough-Bronzes
Wrough-Bronzes ;  atau disebut Perunggu tempa atau Bronzes yakni Bronze yang mengandung kadar Timah
putih diatas 8 %, pembentukannya dapt dilakukan dengan proses rolling secara dingin atau direntang. Bronzes
ini dapat memegas selama proses pengerjan dingin (cold working process), oleh karena itu sebelum proses
pembentukan harus dilakukan proses Annealing dengan temperature annealing 700 C . Bronzes ini memiliki sifat
ketahanan korosi yang baik.
Bronzes dengan kadar Phosphor hingga 0,3 % digunakan sebagai bahan pembuat “Wrought Phosphor Bronzes”
yakni sebagai bahan pagas, seperti pegas-pegas pada electrical contact serta berbagai instrument pemegang
pada coil.
• Casting-Bronzes
Casting-Bronzes   Mengandung kadar Timah putih antara 10 hingga 18 % dengan penambahan berbagai unsur
akan diperoleh struktur yang kompleks. Casting Phosphorus Bronzes merupakan bahan paling penting sebagai
bahan baku pengecoran, dimana mengandung 10 % kadar Timah Putih (tin) serta unsur phosphor sebesar 0,05
%. Bronze ini sangat baik digunakan sebagai bahan bantalan dengan beban berat (heavy duty) dan kadar
Phosphornya dapat ditingkatkan hingga 0,5 % walauypun dengan kehilangan sedikit sifat keuletannya. Bell-
metals ;  yakni bahan yang terbentuk dari hasil pengecoran pada Bronzes dengan kandungan Timah putih hingga
20 % dengan demikian akan menghasilakn efek suara jika dipukul. Speculum metal ; ialah Bronze yang
mengandung 30 % sampai 40 % Timah Putih, Bronze ini sangat rapuh namun dapat dipoles sehingga sering
digunakan sebagai bahan cermin, kisi pantul cahaya serta berbagai kebutuhan peralatan optic juga sebagai
bahan pelapis. Leaded Bronzes  ialah Tin-Bronze yang mengandung unsur timah hitam sebagai unsur yang
dapat mengakibatkan bahan memiliki sifat mampu mesin (machinability). Kandungan lead pada Leaded Bronze
hingga 5 % dan Leaded Bronze yang memiliki kandungan timah hitam hingga 10 % dapat meningkatkan sifat
luncur sehingga banyak digunakan sebagai bantalan.
Gunmetal ialah Bronzes tuangan dengan komposisi unsur seng untuk memberikan sifat mampu cor yang lebih
baik. Admiralty Gunmetels Komposisinya terdiri atas 88 % Copper dan 10 % Timah putih (tin) dan 2 % Sengan
digunakan dalam pembuatan komponen kapal laut, seperti Valve-valve dan berbagai paralatan Mesin
uap. Leaded  Gunmetels ialah Bronzes dengan kandungan unsur lead diatas 5 % untuk meningkatkan sifat
mampu Cor (Castingability) dan mampu mesin (Machinability). Nickel Bronzes  ialah Bronze dengan
penambahan sedikit unsur Nickel kedalam Tin-Bronzes dengan tujuan untuk memperbaikai sifat  mekanik dari
bronze tersebut, disamping itu juga dapat memperbaiki sifat mampu cor. Unsur Nickel pada Bronze ini akan
bersenyawa dengan seng sehingga akan menghasilkan paduan yang keras yang disebut “Nickel Gunmetals”.
Paduan dengan kadar Nickel yang tinggi dapat akan tergambarkan pada diagram keseimbangan karena, proses
pelarutan akan terjadi jika dapat dilakukan pelarutan melalui proses pengecoran.
Pemanasan dengan Temperatur 760 C yang diikuti dengan Quenching dan dilanjutkan dengan pemanasan pada
temperature 300 C setiap jam tegangan dan kekerasannya akan meningkat.
Nickel Bronzes memiliki sifat ketahanan aus dan korosi serta dapat mempertahankan kekerasannya pada
berbagai perubahan Temperatur.
Nickel Bronzes digunakan sebagai bahan dalam pembuatan Valve serta berbagai komponen boiler feef
water. Aluminium Bronzes  kadar Tembaga yang lebih besar diberikan pada saat akhir pencampuran Copper-
Aluminium. Dari diagram keseimbangan dapat terindikasi bahwa kadar Aluminium yang lebih tinggi dari 9,4 %
akan masuk kedalam larutan padat (Solid Solution) tidak akan meningkat dengan penambahan derajat
pemanasan akan tetapi malah akan turun jika Temperatur melebihi 565 derajat C.
3) Paduan Tembaga-Nickel
Paduan Tembaga-Nickel ialah logam yang merupakan paduan dari dua unsur yakni unsur Tembaga (copper)
dengan Nickel. Logam paduan ini dibedakan menjadi dua macam yaitu :
1. Cupro-Nickel Yaitu logam dengan unsur yang terdiri atas Copper dan Nickel
2. Nickel Silver yakni paduan antara Tembaga (Copper), Nickel dan Zinc (seng).
• Cupro-Nickel :
Diagram keseimbangan dari paduan Cooper-Nickel (Gambar 1.12), mengindikasikan bahwa paduan ini akan
membentuk larutan padat (Solid Solution) dalam semua perbandingan untuk semua paduan dan menghasilkan
bahan yang sesuai untuk pengerjaan panas maupun dingin. Unsur Nickel yang terdapat pada paduan ini
biasanya antara 15 sampai 680 , kekuatan tarik, keuletan dan kekerasanya  berkembang sesuai dengan kadar
unsur dari Nickel tersebut. Paduan dengan kadar Nickel sampai 20 % adalah yang paling baik dalam kelompok
ini untuk pengerjaan dingin keras, dan paduan dengan kadar Nickel sampai 25 % biasanya digunakan dalam
pembuatan Coin pada “British Silver”. Sebagai logam penting dari jenis paduan ini ialah yang disebut “Monel”
yakni paduan dengan unsur Nickel hingga 68 % sebuah paduan yang sangat tahan terhadap korosi dan dapat
mempertahankan sifatnya pada temperature tinggi, sehingga Monel banyak digunakan pada Turbin Uap.

• Nickel – Silver
Nickel – Silver sebenarnya tidak mengandung unsur Silver, penamaan ini dikarenakan penampilan dari paduan
ini menyerupai  silver. Komposisinya terdiri atas Copper, Nickel dan Seng (Zinc). Semua paduan dari jenis ini
dapat dikerjakan atau dibentuk dengan pengejaan dingin (cold working), akan tetapi dengan meminimalkan
tingkat kemurniannya paduan ini juga memungkinkan untuk pengerjaan panas (hot working). Nickel Silver
mengandung kadar Tembaga antara 55 % sampai 68 % dan paduan dengan kadar Nickel antara 10 % hingga
30 % banyak digunakan dalam pembuatan sendok dan garpu. Paduan yang dibuat dalam bentuk plat dengan
type EPNS sebagai derajat kesatu dengan kadar Nickel 18 % digunakan sebagai bahan pegas pada kontaktor
peralatan listrik.
4). Copper Alloy Containing Silicon
Copper Alloy Containing Silicon paduan tembaga dengan penambahan sedikit unsur Silicon untuk meningkatkan
tegangan serta ketahanannya terhadap serangan korosi, dan hal ini pula yang menjadikan Tembaga mudah
untuk dilakukan penyambungan melalui pengelasan, dimana dioxidasi dalam pengelasan dalam proses
pencairan logam ini akan tercapai dengan adanya unsur Silikon tersebut. Paduan Tembaga dengan kadar
Silicon sampai maximum 3 % masih dapat ditempa (Forging), namun jika lebih besar dari 5 % merupakan
Bronze tuangan (Casting Bronzes).
Copper Alloy Containing Manganese
Copper Alloy Containing Manganese; unsur Manganese digunakan dalam paduan dengan unsur Aluminium atau
Nickel pada Tembaga, dimana akan memberikan sifat listrik yang sangat spesifik. Bahan ini sangat mudah untuk
dibentuk hingga bentuk-bentuk yang sangat rumit dibanding dengan pemakaian baja. Paduan ini juga memiliki
ketahanan korosi yang sangat baik .

(http://bilangapax.blogspot.co.id/2011/01/tembaga-tembaga-atau-cuprum-dalam-tabel.html)

  Paduan Nikel

Nikel (Ni) adalah logam perak-putih yang ditemukan pada tahun 1751 dan unsur paduan utama yang
memberikan kekuatan, ketangguhan, dan ketahanan korosi. Yang biasanya digunakan secara luas
pada baja stainless dan paduan berbasis nikel (yang biasa disebut superalloy). Paduan nikel
digunakan pada aplikasi temperatur tinggi (seperti komponen mesin jet, roket, dan pembangkit
listrik tenaga nuklir), dalam penanganan makanan dan peralatan pengolahan kimia, koin, dan dalam
perangkat kapal laut. Karena nikel mempunyai sifat magnetik, paduan nikel juga digunakan dalam
aplikasi elektromagnetik, seperti solenoida. Penggunaan utama nikel yaitu sebagai logam untuk
electroplating dari part untuk permukaannya dan untuk peningkatan ketahanannya terhadap korosi
dan keausan. Paduan nikel memiliki kekuatan tinggi dan tahan korosi pada temperature tinggi.
Pemaduan unsur nikel kromium, kobalt, dan molibdenum. Sifat paduan nikel dalam mesin,
pembentuk, casting, dan pengelasan dapat dimodifikasi dengan berbagai unsur paduan lainnya.

Berbagai paduan nikel, memiliki berbagai kekuatan pada temperatur yang berbeda, telah
dikembangkan .Meskipun nama dagang masih digunakan secara umum, paduan nikel sekarang
diidentifikasi dalam sistem UNS dengan huruf N. Jadi, hastelloy G yang sekarang adalah N06007.
Monel adalah paduan nikel-tembaga. Inconel adalah paduan nikel-kromium dengan tegangan tarik
hingga 1400 MPa. Hastelloy (paduan nikel-kromium) memiliki ketahanan korosi yang baik dan
kekuatan tinggi pada suhu yang tinggi. Nichrome (paduan nikel, kromium, dan besi) memiliki
ketahanan listrik tinggi dan ketahanan yang tinggi terhadap oksidasi dan digunakan untuk elemen
pemanas listrik. Invar dan kovar (paduan besi dan nikel) memiliki sensitivitas yang relatif pada suhu
rendah.

Superalloy

Superalloy sangat penting untuk aplikasi temperatur tinggi, oleh karena itu, mereka juga dikenal
sebagai paduan tahan suhu panas atau tinggi. Superaloy umumnya memiliki ketahanan yang baik
terhadap korosi, kelelahan mekanis dan termal, getaran mekanik dan termal, rambatan, dan erosi
pada temperatur tinggi. Aplikasi utama darisuperalloy adalah untuk mesin jet dan turbin gas. Aplikasi
lain mesin torak, mesin roket, alat-alat dan cetakan untuk perlakuan panas logam, nuklir, kimia, dan
industri petrokimia. Secara umum, superalloydiidentifikasi dengan nama dagang atau sistem
penomoran khusus, dan mereka tersedia dalam berbagai bentuk. Kebanyakan superalloy memiliki
ketahanan suhu maksimum sekitar 1000oC dalam aplikasi struktural. Suhu dapat setinggi 1.200oC
untuk komponen bantalan non beban. Superalloy terdiri dari berbasis besi, berbasis kobalt, atau
berbasis nikel:

·         Superalloy berbasis Besi pada umumnya mengandung 32-67% Fe, dari 15 sampai dengan 22%
Cr, dan 9-38% Ni. Paduan umum dalam kelompok ini adalah seri incoloy.
·         Superalloy berbasis Cobalt pada umumnya mengandung 35-65% Co, dari 19 menjadi 30% Cr,
dan naik 35% Ni. Superalloy ini tidak sekuat superalloy berbasis nikel, tetapi mereka mampu
mempertahankan kekuatan mereka pada suhu yang lebih tinggi.

·         Superalloy berbasis Nikel adalah yang paling umum darisuperalloy, dan mereka tersedia dalam
berbagai macam komposisi (tabel 6.9). komposisi nikel adalah 38-76%. Mereka juga mengandung
27% Cr dan 20% paduan Co. Biasanya paduan dalam kelompok ini adalah Hastelloys, Inconel,
Nimonic, Rene, udimet, astroloy, dan seri waspaloy.

1.4.       Stainless Steel

Stainless Steel (SS) adalah baja dengan sifat ketahanan korosi yang sangat tinggi di berbagai kondisi
lingkungan. Nikel digunakan sebagai unsur penstabil austenit, yang berarti penambahan nikel pada
besi paduan mempromosikan perubahan struktur kristal dari bcc (ferritic) ke fcc (austenitic). Jadi
nikel digunakan untuk menaikkan kekuatan, memperbaiki sifat kelelahan dan meningkatkan
keuletan besi.

Penambahan nikel menunda pembentukan fasa intermetalik yang merusak pada austenitic ss tetapi
nikel kurang efektif dibanding nitrogen pada DSS. Sruktur fcc membuat austenitic stainless steels
memiliki ketangguhan tinggi. Kehadirannya dari sekitar setengah struktur mikro duplex
meningkatkan ketangguhan duplex dibanding Ferritic SS.

Nikel adalah komponen yang ditemukan banyak dalam meteorit dan menjadi ciri komponen yang
membedakan meteorit dari mineral lainnya. Meteorit besi atau iderit, dapat mengandung alloy besi
dan nikel berkadar 5-25%. Nikel diperoleh secara komersial dari pentlandit dan pirotit di kawasan
Sudbury Ontario, sebuah daerah yang menghasilkan 30% kebutuhan dunia akan nikel. Unsur nikel
berhubungan dengan batuan basa yang disebut norit. Nikel ditemukan dalam mineral pentlandit,
dalam bentuk lempeng-lempeng halus dan butiran kecil bersama pyrhotin dan kalkopirit. Nikel
biasanya terdapat dalam tanah yang terletak di atas batuan basa. Di indonesia, tempat ditemukan
nikel adalah Sulawesi tengah dan Sulawesi Tenggara. Nikel yang dijumpai berhubungan erat dengan
batuan peridotit. Logam yang tidak ditemukan dalam peridotit itu sendiri, melainkan sebagai hasil
lapukan dari batuan tersebut. Mineral nikelnya adalah garnerit.

Nikel adalah unsur kimia metalik dalam tabel periodik yang memiliki simbol Ni dan nomor atom 28.
Nikel mempunyai sifat tahan karat. Dalam keadaan murni, nikel bersifat lembek, tetapi jika
dipadukan dengan besi, krom, dan logam lainnya, dapat membentuk baja tahan karat yang keras,
mudah ditempa, sedikit ferromagnetis, dan merupakan konduktor yang agak baik terhadap panas
dan listrik. Nikel tergolong dalam grup logam besi-kobal, yang dapat menghasilkan alloy yang sangat
berharga.

Aplikasi Beberapa Jenis Nikel dan Paduannya

1.      Nikel-Tembaga

Tembaga dapat larut dalam nikel pada semua proporsi, sehingga suatu campuran logam mungkin
masih dapat larut pada rangkaian ini. Logam monel, yang berisi kira-kira dua pertiga nikel dan
sepertiga Tembaga, mempunyai kekuatan yang maksimum pada seri nickle-copper. Industri monels
berisi sebagian kecil dari elemen lain yang unsur-unsurnya lebih kuat dari campuran logam biner
yang murni, monels mempunyai ketahanan terhadap korosi pada air tawar/bawah tanah dan air
laut,  dan biasa digunakan untuk perpipaan, pompa untuk air asin dan air laut, baling-baling kapal
dan batangnya.

Pada campuran logam nikle-tembaga, constantan (45Ni-55Cu) mempunyai daya hanbat elektrik yang
paling tinggi, koefisien temperatur yang paling rendah terhadap tahanan, dan thermal yang paling
tinggi terhadap platinum.

2.      Nikel-Silicon-Copper

Hastellloy D, campuran logam yang terbaik yang diketahui pada rangkaian ini berisi 10% silicon dan
3% tembaga. Campuran ini sangat sempurna terhadap korosi yang disebabkan asam sulfur pada
temperatur yang tinggi. Biasanya digunakan dalam industri kimia untuk bejana tempat
berlangsungnya reaksi (reaktor), evaporator, saluran perpipaan dan fittings.

3.      Nikel-chromium-besi

Sejumlah campuran logam pada rangkaian ini digunakan sebagai campuran logam hambatan
elektrik. Composisinya 80Ni-20Cr (Chromel A, Nichrome V) dan 60 Ni-16Cr-24Fe (Chromel C,
Nicrome) yang secara luas digunakan untuk elemen pemanas elektrik.

Inconel (76Ni-16Cr-8Fe) telah terkenal dalam kemampuannya untuk menahan pemanasan dan


pendinginan berulang-ulang dalam batas temperatur 0-870 0C tanpa menjadi rapuh. Dengan
penambahan titanium (2.25 sampai 2.75 %) dan alumunium (0.4 sampai 1 %) membuat Inconel
menjadi keras.

4.      Nickle-molybdenum

Hastelloy A (57Ni-20Mo-20Fe) dan Hastelloy B (62Ni-28Mo-5Fe) campuran logam yang terkenal


dalam series ini. Karakteristik yang penting adalah ketahanan yang sangat tinggi pada korosi
terhadap hidrogen, pospor, dan asam yang tidak teroksidasi lainnya.

5.      Nickle-chromium-molybdenum-iron

Beberapa campuran logam Hastelloy yang penting berada pada series ini, yang baik diketahui dari
Hastelloy C (54Ni-16Mo-16Cr-5Fe-4FW). Campuran logam ini tahan terhadap oksidasi dan reduksi
atsmospir diatas 100 0C dan mempunyai kekuatan terhadap temperatur yang tinggi. Biasanya
digunakan dalam industri kimia untuk pompa, valve, spray nozzles dan alat lainnya yang
berkontakkan dengan oksidasi asam. Hastelloy X (47Ni-9Mo-22Cr-18Fe) yang terkenal dengan
ketahanannya terhadap temperatur tinggi dan ketahanannya terhadap oksidasi diatas suhu 1200 0C
dan digunakan untuk industri pada alatfurnance dan jet aircraft parts.

6.      Nickle-Iron

Campuran nicke-iron yang berkarakteristik terhadap ekspansi termal, termoplastik, dan magnetic


properties, yang membuat campuran logam ini banyak digunakan di berbagai
aplikasi. Vilar dan invar Dimana campuran logam iron-nicle berisi 36% nickle, mempunyai koefisien
ekpansi termal yang rendah untuk semua materials (0.00001 cm/cm/0C). Elinvar, campuran logam
nikel yang tinggi dengan komposisi 36% nikel dan 12% chromium, mempunyai modulus elastisitas
yang konstan range temperatur yang besar.

(http://ishalmufat.blogspot.co.id/2014/05/nikel-dan-paduannya.html)
Logam Timah dan Paduannya

Logam timah banyak manfaatnya baik digunakan secara tunggal maupun sebagai paduan logam
(alloy) dengan logam yang lain terutama dengan logam tembaga. Logam timah juga sering dipakai
sebagai container dalam berbagai macam industri. Contoh-contoh paduan antara tembaga dan
timah adalah:

-Pewter, merupakan paduan antara 85-99% timah dan sisanya tembaga, antimony, bismuth, dan
timbale. Banyak dipakai untuk vas, peralatan ornament rumah, atau peralatan rumah tangga.

-Bronze adalah paduan logam timah dengan tembaga dengan kandungan timah sekitar 12%.

-Fosfor Bronze adalah paduan bronze yang ditambahkan unsur fosfor.

 Mutu komersial biasanya mengandung timah 3-8% untuk produk tempa dan sampai dengan
12% untuk produk cor.
 Gunmetals adalah perunggu, yang juga mengandung seng

(http://bilangapax.blogspot.co.id/2011/02/timah-dan-paduannya.html)

Anda mungkin juga menyukai