Anda di halaman 1dari 22

VOLUME LALU LINTAS

 Volume lalu lintas adalah banyaknya kendaraaan yang melewati


1 VOLUME LALU LINTAS suatu titik atau garis tertentu.

 Kendaraan dibedakan beberapa jenis, misalnya: kendaraan berat,


kendaraan ringan, sepeda motor, dan kendaraan tidak bermotor.

 Volume kendaraan dapat dinyatakan dalam:


1. kendaraan/jam;
2. smp/menit;
3. smp/waktu siklus;
4. kendaraan/24 jam.

LHR dan LHRT


3 4

 Lalu Lintas Harian Rata-Rata (LHR) = Average Daily Traffic  Data LHR atau LHRT digunakan untuk:
(ADT)
1. Menentukan prioritas pengembangan jalan raya
Dihitung dengan cara menjumlahkan volume lalu lintas dalam suatu
periode tertentu, yang lebih dari 1 hari dan kurang dari 1 tahun 2. Mengukur dan mengevaluasi demand pada suatu ruas jalan
(misalnya: dalam satu bulan) dibagi dengan jumlah hari di dalam untuk mengetahui tingkat pelayanan jalan
periode tersebut.
 Selain LHR dan LHRT juga terdapat:

 Lalu Lintas Harian Rata-Rata Tahunan (LHRT) = Average 1. Lalu Lintas “Hari Kerja” Rata-Rata Tahunan (LHRKT) = Average
Annual Daily Traffic (AADT) Annual Weekday Traffic (AAWT)

Dihitung dengan cara menjumlahkan volume lalu lintas dalam 1 2. Lalu Lintas “Hari Kerja” Rata-Rata (LHRK) = Average Weekday
tahun kemudian dibagi dengan jumlah hari dalam satu tahun Traffic (AWT)
5 6

1 2 3 4 5 6 7
Jumlah  Volume lalulintas dianalisis untuk mendapatkan informasi tentang:
Jumlah hari Jumlah volume lalin
Jumlah volume LHRk LHR
Bulan
kerja dalam hari dalam
lalin dalam satu
hari kerja
(kend/hari) (kend/hari)
1. Pola arus lalulintas
satu bulan satu bulan dalam satu
bulan (kend/bln) 5/2 4/3
(hari) (hari) bulan 2. PHF, SF dan DF
(kend/bln)
Jan 22 31 425.000 208.000 9.455 13.710 3. LHR dan LHRT
Feb 20 28 410.000 220.000 11.000 14.643
Mar 22 31 385.000 185.000 8.409 12.419 4. Volume jam perencanaan (VJP)
Apr 22 30 400.000 200.000 9.091 13.333
Mei 21 31 450.000 215.000 10.238 14.516 6. Diagram volume lalu lintas
Jun 22 30 500.000 230.000 10.455 16.667
Jul 23 31 580.000 260.000 11.304 18.710 7. Matriks asal dan tujuan lalu lintas
Agust 21 31 570.000 260.000 12.381 18.387
Sep 22 30 490.000 205.000 9.318 16.333
Okt 22 31 420.000 190.000 8.636 13.548
Nop 21 30 415.000 200.000 9.524 13.833
Des 22 31 400.000 210.000 9.545 12.903
Year 260 365 5.445.000 2.583.000 - -
LHRkT = 2.583.000/260 = 9.935 kend/hari
LHRT = 5.445.000/365 = 14.918 kend/hari
(Sumber: McShane, W.R., 1990)

POLA ARUS LALU LINTAS


7 8

 Pola arus lalu lintas menunjukkan fluktuasi volume lalu lintas pada
1900
suatu rentang waktu tertentu.

Volume Kend/jam
1700
1500
1300
1100
900
 Volume lalu lintas di suatu jalan akan bervariasi yang akan 700
500
membentuk pola arus berlalulintas: 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21
Jam

1. jam-jaman (dalam 1 hari),


2. harian (dalam 1 minggu), 25000 30000

3. bulanan (dalam 1 tahun). 20000


22500
kend/hari

kend/hari
15000
15000
10000
7500
5000
0
0
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
1 2 3 4 5 6 7
hari ke Bulan ke
DAILY FACTOR
9 10

 Pola arus lalu lintas bermanfaat untuk:  Daily factor (DF) adalah faktor konversi dari volume lalu lintas
1. Mengetahui waktu jam puncak dan jam tidak puncak beserta tertentu ke volume lalu lintas rata-rata dalam seminggu.
intervalnya
2. Efisiensi survei volume lalu lintas jika antar ruas jalan memiliki  Untuk mendapatkan DF dilakukan analisis dari data yang
pola arus lalu lintas yang sama: jumlah surveyor, waktu survei,
dikumpulkan selama 7 x 24 jam dalam bulan yang sama.
dan dana survei

Tabel Hasil Analisis Daily Factor Bulan Mei 2000


SEASONAL FACTOR
11 12

 Faktor konversi dari volume lalu lintas pada periode tertentu pada
Hari Volume Lalu lintas 24 Jam (Xi) DF bulan tertentu ke volume lalu lintas rata-rata dalam setahun.

Senin 22.000 20.786/22.000=0.945


Selasa 21.500 20.786/21.500=0.967  Untuk mendapatkan SF dilakukan analisis dari data yang
Rabu 20.300 20.786/20.300=1.024 dikumpulkan selama 12 x 24 jam (satu bulan sekali pada hari yang
Kamis 21.700 20.786/21.700=0.956
sama).
Jumat 20.000 20.786/20.000=1.039
Sabtu 21.000 20.786/21.000=0.990
Minggu 19.000 20.786/19.000=1.094
Rata-rata (Y) 20.786
Tabel Hasil Analisis Seasonal Factor Tahun 2000 (Data Hari Rabu) PEAK HOUR FACTOR
13 14

Bulan Volume Lalu lintas 24 jam (yi) SF  Peak hour factor (PHF) adalah faktor konversi dari volume
Januari 21.500 20.908/21.500=0.972
lalulintas pada periode tertentu ke volume lalulintas pada jam
februari 20.000 20.908/20.000=1.045
Maret 22.000 20.908/22.000=0.950 puncak.
April 21.300 20.908/21.300=0.982
Mei 21.700 20.908/21.700=0.964  Volume lalulintas jam puncak adalah volume lalulintas yang terjadi
Juni 20.400 20.908/20.400=1.025
pada jam tersibuk. Jam tersibuk ini dapat terjadi pada beberapa
Juli 21.800 20.908/21.800=0.959
Agustus 20.900 20.908/20.900=1.000 waktu yang berlainan seperti: pagi, siang dan sore.
September 22.000 20.908/22.000=0.950
Oktober 20.500 20.980/20.500=1.020
November 19.800 20.908/19.800=1.056
Desember 19.000 20.908/19.000=1.100
Rata-rata (Y) 20.908

MANFAAT PHF, DF, dan SF


15

Contoh: Jawab
Arus lalu lintas dalam 1 hari selama 1 tahun pada Ruas Jalan A (Misal:
Karena pola arus lalu lintasnya sama, maka cukup survei arus lalu
Jln. Kaliurang) adalah sebagaimana yang ditunjukkan pada 2 tabel
lintas pada jam puncak yang sama.
sebelumnya. Nilai PHF pada Jalan A di pagi hari (6-8), siang (12-14),
dan malam hari (16-20) adalah 0,476.
Soal
Ruas Jalan B (Misal: Jalan Gejayan) memiliki pola arus yang sama
Misalnya survei dilakukan pada Bulan Mei Hari Rabu, dan didapatkan
dengan ruas jalan A. Untuk mendapatkan hasil arus lalu lintas dalam 1
arus lalu lintasnya sebesar 6300 kendaraan.
hari selama 1 tahun seperti pada Ruas Jalan A, apa yang akan anda
lakukan ? Dari hasil survei tersebut, berapa nilai ADT/LHR pada hari Rabu Bulan
Mei ?
Jawab Contoh Soal 7.

 Faktor konversi dari PHF ke hari = 100/47.6 = 2,09 Hourly Expansion Factor (Hourly Factor)

 Volume lalu lintas dalam 1 hari (Hari Rabu, Bulan Mei) = 2,09 x
6.300 = 13.200 kend/24 jam

 LHR = DF x SF x 13.200 =1,024 x 0,964 x 13.200 = 13.030

18

Daily Expansion Factor (Daily Factor)

Tentukan nilai LHRT nya, jika survei lalu lintas dilakukan di hari Selasa
pada bulan Mei, dengan hasil pengamatan arus lalu lintasnya adalah
sebagai berikut:
Seasonal Expansion Factor (Seasonal Factor)
 Pukul 7:00–8:00 pagi = 400 kend
 Pukul 8:00–9:00 pagi = 535 kend
 Pukul 9:00–10:00 pagi = 650 kend
 Pukul 10:00–11:00 pagi = 710 kend
 Pukul 11:00–12 siang = 650 kend

19 20
VOLUME JAM PERANCANGAN
21 22

Cara pertama: dengan menganalisis hasil pengumpulan data volume


Volume jam perancangan (vjp) sangat bermanfaat untuk
lalulintas jam sibuk selama 12 x 1 jam (1 jam sehari setiap bulan selama
 Perancangan geometrik (jumlah lajur, lebar jalan dan simpang),
12 bulan). Asumsi yang dipakai adalah dalam 1 hari ada 1 jam tersibuk
 Evaluasi tingkat pelayanan jalan (V/C),
(puncak). Dengan cara ini diharapkan bahwa pada jam puncak di hari
 Manajemen lalulintas (lampu lalulintas, marka dan rambu, jalan satu
normal jalan tersebut mampu melayani lalulintas dengan baik (tidak
arah).
macet).

Ada 2 cara dalam menentukan VJP:


Cara kedua: perlu dilakukan pengumpulan data jam-jam selama 24 jam
 Menggunakan volume jam sibuk rata-rata.
x 365 hari (setahun). Data diurutkan dari yang tertinggi ke yang terendah
 Menggunakan volume jam tersibuk ke-n dalam setahun.
dan membentuk suatu grafik. Kemudian volume lalulintas jam-jaman
yang terletak di tumit dipilih sebagai VJP.

23

24 KARAKTERISTIK KECEPATAN
Jam-jaman
Volume Lalu lintas Jam

VJP

Selama (24 x 365) jam


Jam ke
n

Dengan metode tersebut perancangan dilakukan dengan asumsi bahwa


volumenya akan terlampaui selama n jam dalam setahun.
25 26

Kecepatan terdiri dari:  Kecepatan Perjalanan (Journey Speed)


Kecepatan total sepanjang ruas jalan.
 Kecepatan Setempat (Spot Speed) Semua tundaan yang terjadi sepanjang ruas jalan diperhitungkan
Kecepatan ketika kendaraan melewati suatu titik/segmen tertentu
pada sepanjang ruas jalan  85th, 98th Percentile Speed
Dihitung dengan: speed gun, pengamatan 100-an meter 98th Percentile Speed digunakan untuk perancangan geometri jalan
85th Percentile Speed digunakan untuk regulasi/kebijakan arus lalu
 Kecepatan Berjalan (Running Speed) lintas
Kecepatan ketika kendaraan melewati suatu ruas jalan tertentu,
tanpa memperhitungkan adanya tundaan di ruas jalan yang
menyebabkan kendaraan berhenti
Dihitung dengan: panjang ruas jalan / waktu perjalanan

27 28

Pada kecepatan setempat, dikenal 2 macam istilah kecepatan: Contoh Soal


 Time Mean Speed (TMS) Dari hasil survei pengukuran waktu tempuh sepanjang 100 meter,
Kecepatan rerata yang didasarkan atas kecepatan individu dari didapatkan 3 kecepatan kendaraan sebagai berikut:
semua kendaraan di jalan Kend. 1 = 10 m/d,

Kend. 2 = 25 m/d,
 Space Mean Speed (SMS) Kend. 3 = 5 m/d
Kecepatan rerata yang didasarkan waktu perjalanan kendaraan Hitunglah nilai TMS dan SMS nya !
yang melintasi suatu ruas jalan
HASIL SURVEI KECEPATAN SETEMPAT
29 30

Jawab Setelah hasil survei kecepatan setempat didapatkan (misalnya 300


TMS = (10 m/d + 25 m/d + 5 m/d) / 3 = 13,3 m/d kendaraan), maka kemudian dikategorikan sebagai berikut:

Interval Rerata Jumlah Kend. Persen Total Persen


SMS = 100 / 11.33 d = 8,83 m/d 10 – 14.9 12.5 0 0 0
Dimana 11,33 didapatkan dari (t1 + t2 + t3) / 3= (10 + 4 + 25) / 3 15 – 19.9 17.5 6 2 2
20 – 24.9 22.5 8 2.7 4.7
25 – 29.9 27.5 29 9.7 14.4
30 – 34.9 32.5 60 20 34.4
35 – 39.9 37.5 63 21 55.4
….…dst …. …. …. ….
Σ = 300 Σ = 100%

TUGAS 1
32

Pace Interval Rerata Jumlah Kend.


Interval kecepatan 10 mil 10 – 14.9 12.5 0
per jam 15 – 19.9 17.5 6
20 – 24.9 22.5 8
25 – 29.9 27.5 29
Untuk mengetahui
30 – 34.9 32.5 60
seberapa besar jumlah
35 – 39.9 37.5 63
kendaraan yang
40 – 44.9 42.5 74
kecepatannya cenderung 45 – 49.9 47.5 29
seragam 50 – 54.9 52.5 19
55 – 59.9 57.5 10
60 – 64.9 62.5 2
65 – 69.9 67.5 0
PENDAHULUAN
34

HUBUNGAN ANTARA VOLUME – KECEPATAN –  Volume lalu lintas adalah banyaknya kendaraaan yang melewati
33 suatu titik atau garis tertentu.
KEPADATAN

 Headway (waktu antara) adalah selang waktu kedatangan antara


dua kendaraan yang berurutan

1 2

t = t1

1 2

t = t2

35 36

 Kepadatan atau kerapatan adalah jumlah kendaraan per satuan  Rumus yang digunakan
panjang jalan (kendaraan/km)

K=Q/U
Kepadatan dapat diamati dari:
1. Foto udara  Dengan:
2. Hubungan antara volume lalu lintas – kecepatan – kepadatan Q = arus lalulintas (kendaraan/jam)
U = kecepatan (km/jam)
K = kerapatan (kendaraan/km)

 Contoh: Arus lalu lintas = 1200 kend/jam. Kecepatan = 40 km/jam.


Maka kepadatannya = 1200/40 = 30 kend/km
37

 Terdapat 2 metode di dalam menentukan hubungan volume lalu HUBUNGAN ANTARA VOLUME – KECEPATAN –
38
lintas – kecepatan – kepadatan, yaitu: KEPADATAN METODE GREENSHIELDS
1. Metode Greenshield

2. Metode Greenberg

KECEPATAN vs. KEPADATAN Grafik Hubungan Kecepatan dan Kepadatan


39 40

 Kecepatan mencapai maksimal ketika kepadatan = 0 (hanya 1 kend.)

 Kecepatan = 0 ketika kepadatan maksimum (jam density)


uf
 Persamaan yang digunakan:
 k 
 k  u = u f 1 − 
u = u f 1 −
 kj   k
  u  j 
Dimana:

u = kecepatan

uf = kecepatan pada arus bebas (ffs: free flow speed)


k kj
k = kepadatan

kj = kepadatan maksimum (jam density)


KEPADATAN vs. ARUS LALU LINTAS Grafik Hubungan Kepadatan dan Arus Lalu Lintas
41 42

 Arus maksimum jika kepadatannya setengah dari kepadatan


maksimum
 k2 
qmax q = uf k − 
 Persamaan yang digunakan
 k j 


k2 
q = uf k − 
 k j 

qmax = arus lalu lintas
Dimana:
maksimal yang
q = arus lalu lintas melalui ruas jalan
stable forced
flow flow
kcap = kepadatan
 Dari persamaan di atas, maka didapatkan kurva parabola kapasitas
kcap kj

KECEPATAN vs. ARUS LALU LINTAS


43 44

Rumus yang digunakan



 u2 
q = kj u − 
   uf
q = kj u −
u2  
  uf
 uf 
stable Dari grafik terlihat
flow
bahwa ucap = 0,5 uf
 Dari persamaan di atas, maka didapatkan kurva parabola sebagai ucap
berikut. forced
flow Maka,

qmax = ucap x kcap


q qmax
qmax = 0,25 x uf x kj
45 46

 Contoh Soal 9
 Contoh Soal 8
Jalan Kaliurang memiliki nilai ffs nya 45 mil/jam. Kendaraan akan
mengalami kemacetan pada headway 25 ft./kendaraan (1 feet =
0,3048 m). Arus lalu lintas 1950 kend./jam
a. Tentukan arus maksimal yang dapat dilalui di Ruas Jalan
Kaliurang
b. Kepadatan dan kecepatan, baik pada arus stabil (stable-flow)
dan arus (forced-flow)
Dengan menggunakan foto udara, didapatkan kondisi jalan dan
c. Gambarlah diagram arus – kecepatan – kepadatannya !
kendaraan di ruas jalan X pada saat periode T sebagaimana
ditunjukkan pada gambar di atas. Hitunglah kecepatan (sms dan d. Tentukan persamaan di setiap grafik pada point (c) !
tms), arus lalu lintas, dan kepadatannya !

 k 
u = u f 1 − 
 k
 j 
 k 
u = u f  ln (1) − ln   
 k 
  j 
HUBUNGAN ANTARA VOLUME – KECEPATAN –
47   k 
KEPADATAN METODE GREENBERG u = u f  0 − ln   
  k 
  j 
 kj 
u = u f .ln  
k 
u = u f .ln ( k j ) − u f .ln ( k )

u = u f .ln ( k j ) − u f .ln ( k )
TUGAS 2
49

Jalan Magelang memiliki nilai ffs nya 60 mil/jam. Kendaraan akan


50 TEORI MAKROSKOPIS dan MIKROSKOPIS
mengalami kemacetan pada headway 15 ft./kendaraan. Arus lalu lintas
2300 kend./jam

Gambarlah diagram arus – kecepatan – kepadatannya dan Tentukan


persamaannya ! (Gunakan metode greenshields)

TEORI MAKROSKOPIS Contoh: Simulasi Makro pada Jaringan Jalan


52

 Tinjauannya seperti yang sudah dibahas sebelumnya: tinjauan arus


secara keseluruhan, seperti aliran air.

 Persyaratan:

1. arus kontinu (juga disebut teori kontinyuitas)

2. pada ruas yang ditinjau, tidak ada perpotongan dengan ruas


jalan yang lain

3. hambatan samping relatif kecil


TEORI MIKROSKOPIS

 Diagram fundamental: meninjau arus lalu lintas seperti arus air  Perlu ditinjau pergerakan kendaraan satu-persatu

yang kontinyu (teori kontinyuitas) – tinjauan makroskopis


 Pada masa lalu: sulit dilakukan karena memerlukan analisis yang
rumit. Dipermudah saat ini karena perkembangan ilmu komputer
 Kelemahan: arus lalulintas bersifat stochastic, probabilistic yang sangat pesat

 Model-model yang digunakan: model simulasi


 Cara lain: meninjau arus lalulintas dengan mengamati pergerakan
dari masing-masing kendaraan, disebut tinjauan mikroskopis  Rumus-rumus sederhana, hanya didasarkan pada mekanika
dinamika

Contoh: Simulasi Mikro pada Suatu Ruas Jalan Contoh: Simulasi Mikro pada Bundaran
55 56
JALAN BERDASARKAN WEWENANG PEMBINAAN
58

PEMBAGIAN JALAN BERDASARKAN STATUS  Berdasarkan wewenang pembinaan atau statusnya, jalan dibagi
57
DAN FUNGSI JALAN menjadi :

1. Jalan Nasional

2. Jalan Provinsi

3. Jalan Kabupaten/kota

4. Jalan desa

5. Jalan lingkungan

59 60

Jalan Nasional Jalan Provinsi


 Yang termasuk kelompok jalan Provinsi adalah:
 Yang termasuk kelompok jalan nasional adalah jalan arteri primer,
1. Jalan kolektor primer yang menghubungkan Ibukota Provinsi
jalan kolektor primer yang menghubungkan antar ibukota provinsi, dengan Ibukota Kabupaten/Kota
dan jalan lain yang mempunyai nilai strategis terhadap kepentingan 2. Jalan kolektor primer yang menghubungkan antar Ibukota
nasional. Kabupaten/Kota.
3. Jalan lain yang mempunyai kepentingan strategis terhadap
 Penetapan status suatu jalan sebagai jalan Nasional dilakukan kepentingan provinsi.
dengan Keputusan Menteri. 4. Jalan dalam Daerah Khusus Ibukota Jakarta yang tidak termasuk
jalan nasional.
 Penetapan status suatu jalan sebagai jalan Provinsi dilakukan dengan
Keputusan Menteri dalam Negeri atas usul Pemerintah Provinsi yang
bersangkutan, dengan memperhatikan pendapat Menteri.
61 62

Jalan Kabupaten
Jalan Desa
 Yang termasuk kelompok jalan kabupaten adalah:
 Yang termasuk kelompok jalan desa adalah jalan umum yang
1. Jalan kolektor primer yang tidak termasuk jalan nasional dan jalan
menghubungkan kawasan dan/atau antar pemukiman di dalam
provinsi
desa, serta jalan lingkungan
2. Jalan lokal primer

3. Jalan sekunder dan jalan lain yang tidak termasuk dalam


kelompok jalan nasional dan jalan provinsi.

 Penetapan status suatu jalan sebagai jalan kabupaten dilakukan


dengan Keputusan Gubernur, atas usul Pemerintah kabupaten/kota
yang bersangkutan.

PERANAN JALAN
FUNGSI
JALAN BERDASARKAN FUNGSINYA ARTERI KOLEKTOR LOKAL
Aktivitas 1. Pergerakan cepat 1. Perjalanan jarak 1. Pergerakan kendaraan
63 64
utama 2. Perjalanan jauh sedang dekat awal/akhir
3. Tidak ada pejalan 2. Menuju ke jaringan perjalanan
kaki & akses primer 2. tempat henti angkutan
 Jalan menurut fungsinya, berdasarkan SK Menteri Kimpraswil No. langsung 3. Pelayanan angkutan umum.
umum
375/KPTS/M/2004, jalan dibagi menjadi : 4. Lalulintas menerus
memperhatikan
kondisi lingkungan
1. Jalan Arteri sekitar
Pergerakan Tidak ada, kecuali aktivitas pejalan kaki Penyeberangan dikontrol
2. Jalan Kolektor pejalan kaki diberi pemisah secara dibatasi dengan dengan kanalisasi (zebra
vertikal mempertimbangkan cross)
3. Jalan Lokal aspek keselamatan.
Aktivitas Sesuai untuk semua Perjalanan menerus Perjalanan menerus
kendaraan kendaraan berat, diminimalkan diminimalkan.
berat khususnya perjalanan
angkutan menerus
barang
Akses Tidak ada, dipisahkan Tidak ada, terpisah dari Beberapa menuju ke
kendaraan dari jaringan untuk pusat kegiatan utama. pusat kegiatan yang
ke individual kepentingan lalintas penting.
pemilikan nasional/regional
(tata guna
lahan)
65

PERANAN JALAN  Di bawah jalan lokal, terdapat jalan lingkungan


FUNGSI
ARTERI KOLEKTOR LOKAL
Pergerakan Sangat kecil, 1. Beberapa, hanya Aktivitas utama  Jalan lingkungan adalah jalan umum yang berfungsi melayani
lalulintas lokal pengaturan jarak beberapa lokasi
persimpangan akan yang dilayani, angkutan lingkungan dengan ciri perjalanan jarak dekat, dan
membatasi 2. Pengaturan jarak
pergerakan lokal persimpangan. kecepatan rata-rata rendah
Pergerakan Fungsi utama untuk Fungsi utama untuk Tidak ada
lalulintas lalulintas jarak jauh lalulintas jarak sedang
menerus
Kecepatan Lebih dari 65 1. Berkisar antara 45– 1. Dibatasi maksimum
kendaraan/ batas km/jam, tergantung 65 km/jam. 45 km/jam.
kecepatan pada geometrik 2. Ada pengurangan 2. Pengurangan
jalan. kecepatan pada kecepatan dengan
daerah padat. pengaturan layout
jalan.

KEPUTUSAN MENHUB 14 / 2006 TINGKAT PELAYANAN

 Tingkat pelayanan yang diinginkan pada ruas jalan sistem jaringan  Tingkat Pelayanan A
jalan primer
a. jalan arteri primer, minimal B; 1. Arus bebas dengan volume lalu lintas rendah dan kecepatan
b. jalan kolektor primer, minimal B; tinggi
c. jalan lokal primer, minimal C;
2. Kepadatan lalu lintas sangat rendah dengan kecepatan yang
d. jalan tol, minimal B.
dapat dikendalikan oleh pengemudi berdasarkan batasan
kecepatan maksimum/minimum dan kondisi fisik jalan;
 Tingkat pelayanan yang diinginkan pada ruas jalan sistem jaringan
jalan sekunder 3. Pengemudi dapat mempertahankan kecepatan yang
a. jalan arteri sekunder, minimal C; diinginkannya tanpa atau dengan sedikit tundaan.
b. jalan kolektor sekunder, minimal C;
c. jalan lokal sekunder, minimal D;
d. jalan lingkungan, minimal D.
 Tingkat Pelayanan B  Tingkat Pelayanan C

1. Arus stabil dengan volume lalu lintas sedang dan kecepatan mulai 1. Arus stabil tetapi kecepatan dan pergerakan kendaraan
dibatasi oleh kondisi lalu lintas dikendalikan oleh volume lalu lintas yang lebih tinggi;

2. Kepadatan lalu lintas rendah hambatan internal lalu lintas belum 2. Kepadatan lalu lintas sedang karena hambatan internal lalu lintas
mempengaruhi kecepatan meningkat;

3. Pengemudi masih punya cukup kebebasan untuk memilih 3. Pengemudi memiliki keterbatasan untuk memilih kecepatan,
kecepatannya dan lajur jalan yang digunakan. pindah lajur atau mendahului.

 Tingkat Pelayanan D  Tingkat Pelayanan E

1. Arus mendekati tidak stabil dengan volume lalu lintas tinggi dan 1. Arus lebih rendah daripada tingkat pelayanan D dengan volume
kecepatan masih ditolerir namun sangat terpengaruh oleh lalu lintas mendekati kapasitas jalan dan kecepatan sangat
perubahan kondisi arus; rendah

2. Kepadatan lalu lintas sedang namun fluktuasi volume lalu lintas 2. Kepadatan lalu lintas tinggi karena hambatan internal lalu lintas
dan hambatan temporer dapat menyebabkan penurunan tinggi
kecepatan yang besar;

3. Pengemudi memiliki kebebasan yang sangat terbatas dalam


menjalankan kendaraan, kenyamanan rendah, tetapi kondisi ini
masih dapat ditolerir untuk waktu yang singkat.
73 74

SURVEI KECEPATAN

 Spot speed (kecepatan sesaat)


75 SURVEI KECEPATAN
Kecepatan pada saat tersebut

Dapat dilihat dari kecepatan speedometer, menggunakan speed gun,


survei waktu tempuh 100-an meter

 Space Mean Speed

Kecepatan rata-rata pada suatu ruas jalan tertentu

Dapat menggunakan metode floating vehicle atau moving car observer


MOVING CAR OBSERVER SURVEY

 Floating vehicle  Survei kecepatan dengan cara menggunakan mobil yang melintasi

Kendaraan berjalan sepanjang ruas jalan, dengan kecepatan suatu ruas jalan tertentu yang akan diketahui kecepatannya

mengikuti kecepatan rata-rata  Ruas jalan yang dapat diukur kecepatannya hanyalah ruas jalan
yang memiliki 2 arah

 Moving car observer  Dilakukan minimal 6 kali putaran

Dengan koreksi kendaraan yang menyiap dan disiap  Segmen jalan yang akan disurvei sebisa mungkin memiliki
karakteristik yang sama (jumlah arus, kecepatan, kondisi hambatan
samping, lebar jalan, dll.)

 Data yang didapatkan dari survei ini adalah: Rumus yang digunakan (Asumsi: kendaraan ke arah utara)

1. Waktu Perjalanan 60( M s + On − Pn )


Vn =
Tn + Ts
2. Arus lalu lintas Berlawanan

3. Jumlah kendaraan yang Menyiap dan Disiap Vn = Jumlah kendaraan per jam (ke arah utara)

Ms = Jumlah kendaraan yang berlawanan (ke arah selatan)


On = Jumlah kendaran yang menyiap (ke arah utara)
Pn = Jumlah kendaraan yang disiap (ke arah utara)
Tn = waktu perjalanan ke arah utara (menit)
Ts = waktu perjalanan ke arah selatan (menit)
 Rumus menentukan rerata waktu perjalanan (asumsi: kendaraan ke Contoh Soal 10.
arah utara)

60(On − Pn ) Perjalanan Tn Perjalanan Ts


Mn On Pn Ms Os Ps
Tn = Tn − ke Utara (min) ke Selatan (min)
Vn
Putaran 1 2.65 85 1 0 Putaran 1 2.33 112 2 0
Tn = rerata waktu perjalanan (ke arah utara) Putaran 2 2.70 83 3 2 Putaran 2 2.30 113 0 2
Putaran 3 2.35 77 0 2 Putaran 3 2.71 119 0 0
Putaran 4 3.00 85 2 0 Putaran 4 2.16 120 1 1
 Rumus menentukan SMS (asumsi: kendaraan ke arah utara) Putaran 5 2.42 90 1 1 Putaran 5 2.54 105 0 2
Putaran 6 2.54 84 2 1 Putaran 6 2.48 100 0 1
60 d
Sn = Total 15.66 504 9 6 Total 14.52 669 3 6
Tn Rerata 2.61 84 1.5 1.0 Rerata 2.42 111.5 0.5 1.0

Sn = SMS ke arah utara (mil/jam)


d = Panjang ruas jalan yang diamati Panjang ruas jalan = 0.75 mil

TUGAS 3

Dilakukan pengukuran kecepatan dan arus lalulintas pada suatu ruas jalan KAPASITAS DAN TINGKAT PELAYANAN
sepanjang 6 km dengan metoda pengamat yang bergerak. Jalan membentang dari 84
JALAN
Barat ke Timur, untuk arus lalulintas 2 arah.
Pada saat perjalanan dari Barat ke Timur, pengamat menyiap 6 kendaraan dan
disiap 2 kendaraan, serta berpapasan dengan 450 kendaraan. Waktu tempuh 11
menit.
Sedangkan pada saat perjalanan dari Timur ke Barat, pengamat menyiap 9
kendaraan dan disiap 5 kendaraan, serta berpapasan dengan 515 kendaraan.
Waktu tempuh 12 menit.
Hitung:
 kecepatan perjalanan rata-rata pada masing-masing arah !
 arus lalulintas pada masing-masing arah !
PENDAHULUAN

 Setiap negara memiliki standar sendiri-sendiri untuk menentukan  Selain itu, MKJI juga menyediakan perhitungan kinerja untuk
kapasitas dan tingkat pelayanan jalan bundaran, simpang bersinyal, dan simpang tak bersinyal

 Amerika menggunakan IHCM  Perlu dicatat, bahwa perhitungan berdasarkan MKJI 1997
merupakan analisis yang ditinjau secara makroskopis
 Indonesia menggunakan MKJI 1997

 Untuk kinerja ruas jalan, MKJI 1997 membagi tipe ruas jalan untuk
jalan perkotaan dan jalan luar kota

Anda mungkin juga menyukai