Proses Skrap
Proses Skrap
pemotongan (lt) diatur sesuai dengan panjang benda kerja (lw) ditambah dengan
Teknologi Proses Pemesinan Page 1
jarak awal pemotongan (lv) dan jarak akhir pemotongan (ln). Apabila hal ini telah
ditetapkan, maka perbandingan kecepatan (Rs, quick return ratio) menjadi harga
tertentu. Dalam hal ini kecepatan mundur merupakan langkah tidak melakukan
pemotongan, jadi kecepatan mundur adalah waktu yang hilang (non produktif).
Kecepatan langkah mundur harus lebih tinggi dibanding dengan kecepatan langkah
maju (memotong). Kecepatan potong rata-rata dan kecepatan makan ditentukan oleh
jumlah langkah per-menit (np).
mesin sekrap meja (planer) biasanya digunakan untuk membuat produk yang
memiliki ukuran yang besar, di mana mesin sekrap tidak memiliki kapasitas yang
cukup untuk itu.
Gambar 2.7 berikut menunjukkan konstruksi dari mesin sekrap (shaper) dan
mesin sekrap meja (planer). Sedangkan gambar 2.8 merupkan ilustrasi proses
sekrap beserta parameter-parameter kondisi pemotonganya.
Gambar 2.7. Konstruksi mesin sekrap (shaper) dan mesin sekrap meja (planer)
Berdasarkan fungsi dan konstruksinya mesin sekrap (shaper) dan mesin sekrap meja
(planer) memiliki perbedaan tersendiri. Tabel 2.2 berikut menggambarkan perbedaan dari
masing-masik mesin tersebut.
Tabel 2.2. Perbedaan mesin sekrap (shaper) dan mesin sekrap meja (planer)
No Mesin sekrap (shaper) Mesin sekrap meja (planer)
Gerakan memotong dilakukan oleh Benda kerja bergerak memotong meju dan
1. pahat yang bergerak maju dan mundur terhadap posisi pahat
mundur menyayat benda kerja
Memiliki kapasitas yang kecil Memiliki kapasitas yang besar dan digunakan
digunakan untuk benda kerja untuk benda kerja dengan ukuran yang besar,
2
dengan ukuran yang relatif kecil. bahkan mampu mengerjakan benda kerja
hingga ukuran 6 meter.
Konstruksi mesin relatif tidak terlalu Konstruksi mesin berukuran besar (heavy duty
3
berat. machine).
Kekakuan pada konstruksi mesin Dengan ukuran mesin yang lebih besar di
relatif kurang kaku dan kokoh. banding mesin sekrap (shaper), mesin sekrap
7
meja (planer) memiliki kekakuan dan
kekokohan konstruksi mesin yang lebih baik.
Elemen dasar proses sekrap dapat dihitung dengan memperhatikan gambar 2.4.
Benda Kerja:
lw = panjang pemotongan pada benda kerja; mm
lv = langkah awal; mm
lt = panjang pemesinan
lt =lv +l w +l n ; mm
w = lebar pemotongan benda kerja; mm
Pahat :
κr = sudut potong utama; o
γo = sudut geram; o
Mesin Sekrap:
f = gerak makan (feeding); mm/langkah
a = kedalaman potong (depth of cut); mm
np = jumlah langkah per-menit; langkah.mnt
Rs vm
= perbandingan kecepatan
Rs = =
vf
Rs<1
n p . l t (1+R s )
v̄ =
2. 1000 ; m/mnt
2. Kecepatan makan
v f =f . n p ; mm/mnt
3. Waktu pemotongan
w
t c=
v ; mnt
Untuk menentukan tebal geram sebelum terpotong ( hc) dan lebar geram (b) dapat
menggunakan rumus berikut:
h=f . sin κr
Proses umum yang dilakukan pada mesin gurdi adalah gurdi puntir (twist drilling)
di mana pahat gurdi puntir terdiri dari 2 buah mata potong. Badan gurdi terdapat dua
buah alur spiral (flute) yang memiliki sudut alur spiral yang disebut dengan sudut
heliks (helix angle). Alur spiral tersebut berfungsi sebagai jalan keluar sisa materian
(geram) selama proses penggurdian berlangsung. Ujung mata potong umumnya
Elemen dasar proses gurdi dapat dihitung dengan memperhatikan gambar 2.10.
Benda kerja:
lw = panjang pemotongan benda kerja ; mm
Pahat:
d = diameter gurdi ; mm
κr = sudut potong utama
= ½ sudut ujung (point angle)
Mesin gurdi:
n = putaran poros utama; rpm
vf = kecepatan makan ; mm/mnt
Elemen dasar proses gurdi dapat dihitung dengan menggunakan rumus-rumus berikut:
1. Kecepatan potong
3. Kedalaman potong
d
a=
2 ; mm
4. Waktu pemotongan
lt
t c=
v f ; mnt
Di mana,
l t =l v +l w +l n ; mm
d
2
ln =
tan . κ r ln = jarak ujung pahat sampai diameter penuh; mm
Pahat gurdi (drill bit) memiliki sudut heliks dengan nilai tertentu. Terdapat 3 bentuk
umum pahat gurdi berdasarkan besarnya sudut heliks yang digunakan. Gambar 2.11
berikut menunjukkan variasi sudut heliks pada pahat gurdi.
(a) Heliks standar; (b) heliks lambat (slow helix); (c) heliks cepat (quick helix)
Pahat gurdi heliks standar memiliki sudut ujung/sudut potong (poing angle) 118o,
cocok digunakan untuk penggurdian benda kerja dari material baja dan besi tuang (cast
iron). Pahat gurdi dengan sudut heliks 20o (slow helix) dengan sudut ujung sekitar 118o
dapat digunakan pada benda kerja dari material kuningan (brass) dan perunggu
(bronze), serta sudut ujung 90o digunakan pada benda kerja jenis plastik. Paht gurdi
dengan sudut heliks 40o (quick heliks) dengan sudut ujung 100o dapat digunakan pada
penggurdian material lunak seperti alumunium dan tembaga.
Dalam prakteknya, pemilihan gerak makan (feeding) dan kecepatan potong
(cutting speed) pada proses gurdi dapat bervariasi, tergantung dari jenis material benda
kerja yang digunakan. Tabel 2.3 berikut ini merupakan reomendasi umum kondisi
pemotongan pada proses gurdi.
Tabel 2.3. Rekomendasi umum untuk proses gurdi