OLEH:
RENCANA HARIAN
Katim I
Terdiri dari 3 pasien yang dilakukan
yaitu
LAPORAN
C. Isi Kegiatan
OPERAN
1. Kamar 1A
Nama : Tn D
Usia : 28 tahun
Dx medis : Fraktur Femur
Fraktur femur post OP hari pertama KU: baik, komposmentis, TD:
120/80mmHg, N: 70x/menit, RR: 21x/menit. Pasien mengatakan nyeri pada
kaki sebelah kanan skala 5 dan masih takut untuk bergerak.
Rencana tindak lanjut :
a. Observasi KU
b. Ajarkan teknik distraksi relaksasi saat nyeri timbul.
c. Ajarkan mobilisasi dini post OP jika memungkinkan
2. Kamar 1 C
Nama : Tn Ngatman
Usia : 50 tahun
Dx Medis : HNP
HNP post OP KU: baik, komposmentis. TD: 140x/menit. N: 70x/menit, RR:
21x/menit.pasien mengatakan takut bergerak.
Rencana tindak lanjut:
a. Ajarkan mobilisasi dini post Op
b. Injeksi asam tranex dan ketorolak pukul 08.00 WIB
c. Perawatan luka pada pukul 09.00
3. Kamar 2A
Nama : Tn Sukirnadi
Usia : 55 tahun
Dx medis : DM
Tn. S DM pandangan kabur. TD: 140/80mmHg, N: 80x/menit, RR:
22x/menit. GDS 09.00: 250mgdl. Hasil TIO sudah dibacakan. Positik
gloukoma.
Rencana tindak lanjut :
a. Cek GDS
b. Pemberian injeksi ketorolac jam 20.00
c. Pemberian injeksi Insulin 12 unit jam 17.00
d. Menunggu panggilan IBS
1. Kamar 3A
Nama : Nn Sari
Usia : 23 tahun
Dx medis : Combustio karena api
Nn. S combustio. KU: baik, komposmentis. TD: 120x/menit, N:80x/menit,
RR: 21x/menit. Pasien mangatakan nyeri sudah berkurang skala 4. Sudah
dilakukan perawatan luka pukul 09.30 WIB.
Rencana tindak lanjut :
a. Pemberian obat injeksi antibiotik ampicillin pukul 08.00
b. Pemberian obat injeksi antinyeri ketorolac pukul 08.00
c. Pemberian obat injeksi ranitidin pukul 08.00
d. Edukasikan penerapan distrkasi ketika nyeri muncu
e. Perawatan luka pukul 09.00 WIB
2. Kamar 3 C
Nama : Ny. Yanti
Usia : 43 tahun
Dx medis : Ca serviks
Ny. Y Ca serviks post Op Ku: baik komposmentis, TD: 130/70 mmHg, N:
68x/menit, RR: 22x/menit. Nasal kanul dan ketetr sudah dilepas. Perawatan
luka sudah dilakukan pukul 10.00 WIB.
a. Injeksi ketorolac pukul 08.00 WIB.
b. Injeksi picin 08.00 WIB.
c. Perawatn luka pukul 08.00 WIB.
3. Kamar 4B
Nama : Ny Parmi
Usia : 42 tahun
Dx medis : Ulkus DM
Ny. P ulkus DM KU: baik komposmentis. TD: 140x/menit,N: 70x/menit, RR:
22x/menit. Sudah dilakukan perawatan luka pukul 10.300 WIB
Rencana tindak lanjut :
a. Pemberian injeksi obat ketorolac 08.00
b. Cek GDS pukul 08.00
c. Injeksi insulin 8 Ui
d. Perwatan luka pukul 08.00 WIB
D. Dokumentasi
RISKA ALANDANI
(D2019066)
2019/2020
A. DEFINISI HIPERTENSI
Hipertensi dicirikan dengan peningkatan tekanan darah diastolik
dan sistolik yang intermiten atau menetap. Pengukuran tekanan darah
serial 150/95 mmHg atau lebih tinggi pada orang yang berusia diatas 50
tahun memastikan hipertensi. Insiden hipertensi meningkat seiring
bertambahnya usia (Stockslager , 2014).
Hipertensi atau darah tinggi adalah penyakit kelainan jantung dan
pembuluh darah yang ditandai dengan peningkatan tekanan darah. WHO
(World Health Organization) memberikan batasan tekanan darah normal
adalah 140/90 mmHg, dan tekanan darah sama atau diatas 160/95 mmHg
dinyatakan sebagai hipertensi. Batasan ini tidak membedakan antara usia
dan jenis kelamin (Marliani, 2017).
Hipertensi dapat didefinisikan sebagai tekanan darah persisten
dimana tekanan sistoliknya di atas 140 mmHg dan diastolik di atas 90
mmHg. Pada populasi lansia, hipertensi didefinisikan sebagai tekanan
sistolik 160 mmHg dan tekanan diastolik 90 mmHg (Rohaendi, 2016).
B. KLASIFIKASI
Hipertensi pada usia lanjut dibedakan atas (Darmojo, 2012) :
1. Hipertensi dimana tekanan sistolik sama atau lebih besar dari 140
mmHg dan / atau tekanan diastolik sama atau lebih besar dari 90
mmHg.
2. Hipertensi sistolik terisolasi dimana tekanan sistolik lebih besar dari
160 mmHg dan tekanan diastolik lebih rendah dari 90 mmHg.
Klasifikasi hipertensi berdasarkan penyebabnya dapat dibedakan menjadi
2 golongan besar yaitu :
1. Hipertensi essensial ( hipertensi primer ) yaitu hipertensi yang tidak
diketahui penyebabnya.
2. Hipertensi sekunder yaitu hipertensi yang di sebabkan oleh penyakit
lain.
C. ETIOLOGI
Penyebab hipertensi pada orang dengan lanjut usia adalah
terjadinya perubahan-perubahan pada (Marliani, 2017) :
1. Elastisitas dinding aorta menurun
2. Katub jantung menebal dan menjadi kaku
3. Kemampuan jantung memompa darah menurun 1% setiap tahun
sesudahberumur 20 tahun kemampuan jantung memompa darah
menurun menyebabkan menurunnya kontraksi dan volumenya.
4. Kehilangan elastisitas pembuluh darah Hal ini terjadi karena kurangnya
efektifitas pembuluh darah perifer untuk oksigenasi
5. Meningkatnya resistensi pembuluh darah perifer
Meskipun hipertensi primer belum diketahui dengan pasti
penyebabnya, data-data penelitian telah menemukan beberapa faktor
yang sering menyebabkan terjadinya hipertensi. Faktor tersebut adalah
sebagai berikut:
1. Faktor keturunan
Dari data statistik terbukti bahwa seseorang akan memiliki
kemungkinan lebih besar untuk mendapatkan hipertensi jika orang
tuanya adalah penderita hipertensi
2. Ciri perseorangan
Ciri perseorangan yang mempengaruhi timbulnya hipertensi adalah:
a. Umur ( jika umur bertambah maka TD meningkat )
b. Jenis kelamin ( laki-laki lebih tinggi dari perempuan )
c. Ras ( ras kulit hitam lebih banyak dari kulit putih )
d. Kebiasaan hidup
Kebiasaan hidup yang sering menyebabkan timbulnya hipertensi
adalah :
1) Konsumsi garam yang tinggi (melebihi dari 30 gr)
2) Kegemukan atau makan berlebihan
3) Stress
4) Merokok
5) Minum alcohol
6) Minum obat-obatan ( ephedrine, prednison, epineprin )
Sedangkan penyebab hipertensi sekunder adalah penyakit-
penyakit seperti Ginjal, Glomerulonefritis, Pielonefritis, Nekrosis
tubular akut, Tumor, Vascular, Aterosklerosis, Hiperplasia, Trombosis,
Aneurisma, Emboli kolestrol, Vaskulitis, Kelainan endokrin, DM,
Hipertiroidisme, Hipotiroidisme, Saraf, Stroke, Ensepalitis. Selain itu
dapat juga diakibatkan karena Obat - obatan Kontrasepsi oral
Kortikosteroid.
D. PATOFISIOLOGI
Mekanisme yang mengontrol konstriksi dan relaksasi pembuluh
darah terletak dipusat vasomotor, pada medulla diotak. Dari pusat
vasomotor ini bermula jaras saraf simpatis, yang berlanjut ke bawah ke
korda spinalis dan keluar dari kolumna medulla spinalis ganglia simpatis di
toraks dan abdomen. Rangsangan pusat vasomotor dihantarkan dalam
bentuk impuls yang bergerak ke bawah melalui system saraf simpatis ke
ganglia simpatis. Pada titik ini, neuron preganglion melepaskan
asetilkolin, yang akan merangsang serabut saraf pasca ganglion ke
pembuluh darah, dimana dengan dilepaskannya noreepineprin
mengakibatkan konstriksi pembuluh darah. Berbagai faktor seperti
kecemasan dan ketakutan dapat mempengaruhi respon pembuluh darah
terhadap rangsang vasokonstriksi. Individu dengan hipertensi sangat
sensitiv terhadap norepinefrin, meskipun tidak diketahui dengan jelas
mengapa hal tersebut bisa terjadi (Price, 2015).
F. PEMERIKSAAN PENUNJANG
1. Hemoglobin / hematokrit
Untuk mengkaji hubungan dari sel - sel terhadap volume
cairan ( viskositas ) dan dapat mengindikasikan factor - factor resiko
seperti hiperkoagulabilitas, anemia.
2. BUN
Memberikan informasi tentang perfusi ginjal Glukosa
Hiperglikemi (diabetes mellitus adalah pencetus hipertensi) dapat
diakibatkan oleh peningkatan katekolamin (meningkatkan hipertensi)
3. Kalium serum
Hipokalemia dapat megindikasikan adanya aldosteron utama (
penyebab ) atau menjadi efek samping terapi diuretik.
4. Kalsium serum
Peningkatan kadar kalsium serum dapat menyebabkan
hipertensi
5. Kolesterol dan trigliserid serum
Peningkatan kadar dapat mengindikasikan pencetus untuk /
adanya pembentukan plak ateromatosa ( efek kardiovaskuler )
6. Pemeriksaan tiroid
Hipertiroidisme dapat menimbulkan vasokonstriksi dan hipertensi
7. Kadar aldosteron urin/serum
Untuk mengkaji aldosteronisme primer ( penyebab )
8. Urinalisa
Darah, protein, glukosa mengisyaratkan disfungsi ginjal dan
atau adanya diabetes.
9. Asam urat
Hiperurisemia telah menjadi implikasi faktor resiko hipertensi.
10. Steroid urin
Kenaiakn dapat mengindikasikan hiperadrenalisme
11. IVP
Dapat mengidentifikasi penyebab hieprtensiseperti penyakit
parenkim ginjal, batu ginjal / ureter
12. Foto dada
Menunjukkan obstruksi kalsifikasi pada area katub,
perbesaran jantung.
13. CT scan
Untuk mengkaji tumor serebral, ensefalopati.
14. EKG
Dapat menunjukkan pembesaran jantung, pola regangan,
gangguan konduksi, peninggian gelombang P adalah salah satu tanda
dini penyakit jantung hipertensi.
(Smeltzer, 2011).
G. PENATALAKSANAAN
1. Penatalaksanaan Non Farmakologis.
a. Diet
Pembatasan atau pengurangan konsumsi garam.
Penurunan BB dapat menurunkan tekanan darah dibarengi
dengan penurunan aktivitas rennin dalam plasma dan kadar
adosteron dalam plasma.
b. Aktivitas
Klien disarankan untuk berpartisipasi pada kegiatan dan
disesuaikan dengan batasan medis dan sesuai dengan kemampuan
seperti berjalan, jogging, bersepeda atau berenang.
2. Penatalaksanaan Farmakologis.
Secara garis besar terdapat bebrapa hal yang perlu diperhatikan
dalam pemberian atau pemilihan obat anti hipertensi yaitu:
a. Mempunyai efektivitas yang tinggi.
b. Mempunyai toksitas dan efek samping yang ringan atau minimal.
c. Memungkinkan penggunaan obat secara oral.
d. Tidak menimbulakn intoleransi.
e. Harga obat relative murah sehingga terjangkau oleh klien.
f. Memungkinkan penggunaan jangka panjang.
Golongan obat – obatan yang diberikan pada klien dengan
hipertensi seperti golongan diuretic, golongan betabloker, golongan
antagonis kalsium, golongan penghambat konversi rennin angitensin.
(Marliani, 2017).
H. KOMPLIKASI
Dalam perjalannya penyakit ini termasuk penyakit kronis yang
dapat menyebabkan berbagai macam komplikasi antara lain
Wijoyo(2011):
1. Stroke
Terjadi akibat hemoragi disebabkan oleh tekanan darah tinggi
di otak dan akibat embolus yang terlepas dari pembuluh selain otak
yang terpajan tekanan darah tinggi.
2. Gagal jantung
Dapat disebabkan oleh peningkatan darah tinggi. Penderita
hipertensi, beban kerja jantung akan meningkat, otot jantung akan
mengendor dan berkurang elastisitasnya, disebut dekompensasi.
Akibatnya jantung tidak mampu lagi memompa, banyak cairan
tertahan diparu yang dapat menyebabkan sesak nafas (eudema)
kondisi ini disebut gagal jantung.
3. Ginjal
Tekanan darah tinggi bisa menyebabkan kerusakan ginjal.
Merusak sistem penyaringan dalam ginjal akibat ginjal tidak dapat
membuat zat-zat yang tidak dibutuhkan tubuh yang masuk melalui
aliran darah dan terjadi penumpukan dalam tubuh.
4. InfarkMiokard
Dapat terjadi bila arteri koroner yang arterosklerotik tidak
dapat menyuplai cukup oksigen ke miokardium dan apabila
membentuk 12 trombus yang bisa memperlambat aliran darah
melewati pembuluh darah. Hipertensi kronis dan hipertrofi ventrikel,
kebutuhan oksigen miokardium tidak dapat dipenuhi dan dapat
terjadi iskemia jantung yang menyebabkan infark. Sedangkan
hipertrofi ventrikel dapat menyebabkan perubahan waktu hantaran
listrik melintasi ventrikel terjadilah disritmia, hipoksia jantung, dan
peningkatan resiko pembentukan bekuan.
Pengkajian Persistem
a) Sirkulasi
1. Riwayat hipertensi, ateroskleorosis, penyakit jantung koroner
atau katup dan penyakit cerebro vaskuler.
2. Episode palpitasi, perspirasi.
b) Eleminasi
1. Gangguan ginjal saat ini atau yang lalu seperti infeksi atau
obtruksi atau riwayat penyakit ginjal masa lalu.
c) Neurosensori
1. Keluhan pusing.
2. Berdenyut, sakit kepala subokspital (terjadi saat bangun dan
menghilang secara spontan setelah beberapa jam).
d) Pernapasan
1. Dispnea yang berkaitan dengan aktifitas/kerja
2. Takipnea, ortopnea, dispnea noroktunal paroksimal.
3. Batuk dengan/tanpa pembentukan sputum.
4. Riwayat merokok
2. DIAGNOSA KEPERAWATAN
a) Nyeri berhubungan dengan peningkatan tekanan vascular
Cerebral
b) Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelemahan umum
c) Curah Jantung, resiko tinggi terhadap hipertensi berhubungan
dengan peningkatan afterload, vasokontriksi
d) Nutrisi , perubahan lebih dari kebutuhan tubuh berhubungan
dengan kebutuhan metabolic
e)Koping individu tidak efektif berhubungan dengan system
pendukung yang tidak adekuat
f) Kurang pengetahuan berhubungnya dengan kurang informasi
atau keterbatasan kognitif
3. INTERVENSI
a) Dx 1 : Nyeri berhubungan dengan peningkatan tekanan vascular
Cerebral
1) Intervensi : Mempertahankan tirah baring selama fase akut
Rasional : Meminimalkan stimulasi/meningkatkan relaksasi
2) Intervensi : Berikan tindakan non farmakologi untuk
menghilangkan sakit kmepala, misalnya kompres dingin
pada dahi, pijat punggung dan leher, tenang, redupkan
lampu kamar, tekhnik relaksasi.
Rasional : tindakan yang menurunkan tekanan vascular
serebral dan yang memperlambat atau memblok respons
simpatis efektif dalam menghilangkan sakit kepala dan
komplikasinya
3) Intervensi : Hilangkan atau minimalkan aktivitas fase
kontriksi yang dapat meningkatkan sakit kepala, misalnya
mengejam saat bab, batuk panjang, membungkuk
Rasional : aktivitas yang meningkatkan vasokontriksi
menyebabkan sakit kepala pada adanya peningkatan
tekanan vascular cerebral
Marliani L, dkk. 2017. 100 Question & Answers Hipertensi. Jakarta : PT Elex
Media
Rokhaeni Heni, Purnamasari Elly, Rahayoe Anna Ulfah. (2011). Buku Ajar
Keperawatan Kardiovaskuler. Jakarta : Bidang Pendidikan dan Latihan Pusat
Kesehatan Jantung dan Pembuluh Darah Nasional “Harapan Kita”.
Wijoyo. 2011. Rahasia Penyembuhan Hipertensi Secara Alami. Bee Media Agro:
Jakarta
ASUHAN KEPERAWATAN GERONTIK PADA NY. J
2020
FORMAT PENGKAJIAN
ASUHAN KEPERAWATAN GERONTIK INDIVIDU
A. KarakteristikDemografi
1. Identitas DiriKlien
NamaLengkap : Ny. J
Tempat/TglLahir : Wonogiri, 5 Agustus 1956
JenisKelamin : Perempuan
StatusPerkawinan : Kawin
Agama : Islam
SukuBangsa : Indonesia
Pendidikan Terakhir : SD
Diagnosa Medis (Bila ada) : Hipertensi
Alamat : Kutukan 21/08 Bubakan, Girimarto,
Wonogiri
2. Keluarga atau orang lain yang penting/Dekat
yang dapat dihubungi
Nama : Tn. S
GENOGRAM
X
X X X
ΧΧ X X X
Keterangan :
: Laki-laki
: Perempuan
: Pasien
: Menikah
X : Meninggal
C. StatusKesehatan
1. Status Kesehatan Saat Ini
a. Keluhan utama dalam 1 tahun terakhir : Ny. J mengatakantekanan darah tinggi dan
merasa pusing. Ny. J selalu gelisah dan cemas. Ny. J juga sering bertanya kepada
keluarganya karena tidak mengetahui tentang hipertensi.
b. Gejala yang dirasakan :Kepala pusing dan terasa pegel-pegel di kepala dan
pundak.
c. Faktor pencetus :Tekanan darah tinggi
d. Timbulnya Keluhan : (√) Mendadak ( )Bertahap
e. Waktu mulai timbulnya keluhan : -
f. Upayamengatasi
Pergi ke RS/Klinikpengobatan/dokterpraktik
Pergi ke bidan/perawat
Mengonsumsi obat-obatan sendiri (√)
Mengonsumsi obat-oabatan tradisional(√)
Lain –lain: Mengkonsumsi mentimun dan buah melon.
2. Riwayat Kesehatan Masalalu
a. Penyakit yang pernah diderita : Ny. J mengatakan sering mengalami tekanan darah
tinggi.
b. Riwayat alergi (obat, makanan, binatang, debu, dan lain-lain)
Tidak mempunyai alergi makanan maupun obat.
c. Riwayat Kecelakaan : Ny.J mengatakantidak pernah mengalami kecelakaan.
d. Riwayat dirawat di rumah sakit :Ny. J mengatakan pernah 1x dirawat di RS dengan
keluhan yang sama.
e. Riwayat pemakaian Obat :Ny. J mengatakan meminum obat amlodipine dari
puskesmas.
3. Pengkajian/Pemeriksaan Fisik (Observasi, pengukuran, auskultasi, dan palpasi)
a. Keadaaan umum (TTV) :Composmentis
TD : 180/100 mmHg
N : 83 x/menit
RR : 21 x/menit
b. Nyeri : Ya Skalanyeri: 5
c. Status Gizi : BB Saatini: 45 kg TB : 146 cm
d. BMI :
[√] Gizi cukup
[ ] Gizi Lebih
[ ] Gizi Kurang
e. PersonalHyiene : Ny. J terlihat bersih dan rapi.
f. Rambut :Bersih, rapi dan rambut ada yang berwarna putih
g. Mata : Simetris, tidak mengalami katarak, terdapat kantung mata.
h. Telinga :Simetris, bersih, tidak mengalami gangguan pendengaran.
i. Mulut, gigi, dan bibir :Bersih, mukosa bibir lembab, terdapat beberapa gigi yang
lepas.
j. Dada :Tidak terkaji.
k. Abdomen : Tidak terkaji.
l. Kulit :Bersih, keriput, warna sawo matang.
m. Ekstremitas atas :Tidak terdapat gangguan pada ekstremitas atas.
n. Ekstremitasi Bawah :Tidak terdapat gangguan pada ekstremitas bawah.
A. Analisa data
No. Data Etiologi Problem
1. DS: Agens Cidera Biologis Nyeri Akut
- Ny. J mengatakan sering (Riwayat Hipertensi)
merasa nyeri kepala dan pegel-
pegel pada punggung. Nyeri
dirasakan saat berdiri sudah ± 5
bulan yang lalu.
P : Riwayat hipertensi
Q : Seperti ditimpa beban
R : Punggung
S : Skala 5
T : Saat berdiri
DO:
Ny.J tampak memegangi
kepalanya.
2. DS : Kurangnya Informasi Defisiensi
- Ny. J mengatakan ia tak pernah Pengetahuan
diberi pendidikan kesehatan
mengenai tekanan darah dan
hanya diberikan obat saja.
- Ny. J mengatakan tidak tahu
penyebab hipertensi.
- Ny. J mengatakan makan
makanan yang sama dengan
keluarganya tanpa adanya
perbedaan.
DO:
- Ny. J tampak bertanya tentang
penyakitnya.
- TD: 180/100 mmHg
- N: 83 x/menit
- RR: 21 x/menit
- BB: 45 Kg
3. DS : Pola Tidur Tidak Gangguan Pola Tidur
- Ny. J mengatakan tidur hanya Menyehatkan
4-5 jam dan sering terbangun
saat tidur malam.
- Ny. J mengatakan jarang
melakukan tidur siang.
DO :
- Ny. J tampak gelisah
- Tampak terdapat kantung mata
B. DiagnosaKeperawatan
1. Nyeri akut b.d agen cidera biologis (hipertensi).
2. Defisiensi pengetahuan b.d kurang informasi.
3. Gangguan pola tidur b.d pola tidur tidak menyehatkan
C. Perencanaan TindakanKeperawatan
No. Waktu Diagnosa Tujuan Intervensi Rasional TT
(Hari/ keperawatan D
Tgl/Ja
m)
1. Senin Nyeri Akut b.d Setelah dilakukan 1. Kaji keadaan 1. Untuk Riska
(20-07- kunjungan rumah umum klien. mengetahui A
Agen cidera
20) diharapkan pasien keadaan
biologis dapat mengontrol klien.
(hipertensi). nyeri atau sakit 2. Kaji tingkat 2. Untuk
kepala hilang atau skala nyeri klien. mengetahui
berkurang dengan tingkat nyeri
kriteria hasil: klien.
1. Klien tidak 3. Berikan jus atau 3. Untuk
mengungkapk buah melon. menurunkan
an adanya hipertensi.
nyeri atau 4. Ajarkan teknik 4. Untuk
sakit kepala. relaksasi nafas mengurangi
2. Klien tampak dalam. nyeri.
nyaman. 5. Kolaborasi 5. Untuk
3. Wajah tampak dengan keluarga menurunkan
rileks. dalam pemberian tekanan
4. Nyeri wedang serai darah.
terkontrol. jahe.
11.15 3 9. Mengkola
borasikan S: Riska A
dengan - Keluarga
keluarga mengatakan
dalam bersedia untuk
menguran mengurangi
gi kebisingan
kebisinga dilingkungan
n dan sekitar dan
mengatur mengatur cahaya
cahaya yang redup
yang
redup. O:
- Ny. J tampak
rileks.
- Ny. J tampak
nyaman.
3. Rabu (22-07-20) 1 10. Mengkaji S: Riska A
08.30 skala - Ny.J
nyeri mengatakan
klien. nyeri kepala
sedikit
berkurang
- P: Riwayat
hipertensi
- Q: Seperti
ditimpa beban
- R: Punggung
- S: 3
- T: saat berdiri
O:
- Ny. J tampak
tampak sedikit
rileks.
08.35 1 11. Mengkaji S: Riska A
keadaan - Ny.J
umum mengatakan
klien. bersedia untuk
dicek kembali
tekanan
darahnya.
O:
- TD: 170/80
mmHg.
09.00 1 12. Memberi S: Riska A
kan jus - Ny.J
atau buah mengatakan
melon. bersedia untuk
rutin
mengkonsumsi
buah melon.
09.30 1 13. Mengkola S: Riska A
borasikan - Ny.J
dengan mengatakan
keluarga mengkonsumsi
dalam wedang serai
pemberia jahe setiap pagi
n wedang hari.
serai jahe. O:
- Wedang serai
jahe tampak
diminum saat
pagi hari.
10.20 3 S: Riska A
- Ny.J
17. Meciptak mengatakan
an nyaman jika
suasana lingkungannya
lingkunga tidak bising
n yang O:
nyaman. - Ny. J tampak
tenang.
10.30 3 S: Riska A
- Keluarga
18. Mengkola mengatakan
borasikan selalu
dengan mengurangi
keluarga kebisingan
dalam disekitar
menguran rumahnya.
gi O:
kebisinga - Ny. J tampak
n dan tenang
mengatur
cahaya
yang
redup.
E. EvaluasiFormatif
No. Waktu Diagnosa Evaluasi TTD
(Hari/Tgl/Jam) Keperawatan
1. Senin (20-07-20) Nyeri Akut b.d Agen S : Riska A
cidera biologis - Ny. J mengatakan sering
merasa nyeri kepala dan
(hipertensi).
pegel-pegel pada
punggung.
- P: Riwayat hipertensi
- Q: Seperti ditimpa beban
- R: Punggung
- S: 5
- T: saat berdiri
O:
- Ny. J tampak memegangi
kepalanya.
A:Masalah belum teratasi.
P: Lanjutkan intervensi
a. Berikan jus atau buah
melon.
b. Ajarkan teknik
relaksasi nafas dalam.
c. Kolaborasi dengan
keluarga dalam
pemberian wedang
serai jahe.
S: Riska A
Riska A
S:
- Ny. J mengatakan sudah
memahami tentang
Gangguan pola tidur hipertensi, penyebab
b.d pola tidur tidak hipertensi dan cara
menyehatkan. mencegahnya
O:
- Ny. J tampak sudah
memahami yang
dijelaskan.
A: Masalah teratasi
P: Pertahankan intervensi
Riska A
S:
- Ny. J mengatakan
tidurnya pada malam hari
sudah mulai nyenyak
selama 4-6 jam.
O:
- Ny. J tampak tenang.
A: Masalah teratasi
P: Pertahankan intervensi
Defisiensi
pengetahuan b.d
kurang informasi
Gangguan pola tidur
b.d pola tidur tidak
menyehatkan
3.
F. EvaluasiSumatif
2.
S:
Rabu (22-07- - Ny. J mengatakan tidurnya Riska A
20) pada malam hari sudah
mulai nyenyak selama 4-6
jam.
O:
- Ny. J tampak tenang.
A: Masalah teratasi
P:Hentikan intervensi
3.