Anda di halaman 1dari 46

LAPORAN KEGIATAN HARIAN

OPERAN DI RUANG VANDA

OLEH:

RISKA KHOLILAH SARI


D2019067

PROGRAM STUDI PROFESI NERS


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS ‘AISYIYAH SURAKARTA
2020

RENCANA HARIAN

No Waktu Kegiatan Keterangan


1. Sabtu , Operan Riska Alandani
25 Juli 2020 Sebagai Karu :
Membuka pre conference
Menutup pre conference
Menanyakan hasil asuhan
keperawatan, Rencana keperawatan
selanjutnya.

Katim I
Terdiri dari 3 pasien yang dilakukan
yaitu

1. Perbeden semua sprei, sarung


bantal dan selimut.
2. Ganti semua infus yang sudah Riska Kholillah
lebih dari 3 hari.
3. Melalukan injeksi ke semua
pasien yang terdapat program
injeksi.
4. Perawatan luka Tn. N
5. Ajarkan mobilisasi dini post
OP Tn. N
6. Observasi KU Tn. D
7. Ajarkan teknik distraksi
relaksasi Tn, N.
8. Jadwal Op Tn. S menunggu
panggilan IBS.
9. Tunggu visite dokter
Riska Putri
Katim II
Terdiri dari 3 pasien yang dilakukan
yaitu
10. Perbeden (ganti semua sprei,
selimut dan sarung bantal)
11. Ganti infus yang sudah lebih
dari 3 hari.
12. Melakukan injeksi ke semua
pasien
13. Tunggu visite dokter.yang
terdapat program injeksi
14. Ny. S perawatan luka.
15. cek GDS Ny. P pukul 09.00
16. Ajarkan mobilisasi dini post
OP pada Ny. Y
17. Perawatan luka Ny. Y

LAPORAN

A. Nama Kegiatan : Operan


B. Pembagian Tugas
Kepala Ruang : Riska Alandani
Katim I PJ : Riska Kholillah
Katim II PJ : Riska Putri

C. Isi Kegiatan
OPERAN

Waktu kegiatan : pagi hari


Tempat : meja masing-masing tim
Penanggung jawab : Ketua Tim

Berdasarkan rencana harian, kegiatan yang sudah dilakukan yaitu :

Katim I : PJ Riska Kholillah

1. Kamar 1A
Nama : Tn D
Usia : 28 tahun
Dx medis : Fraktur Femur
Fraktur femur post OP hari pertama KU: baik, komposmentis, TD:
120/80mmHg, N: 70x/menit, RR: 21x/menit. Pasien mengatakan nyeri pada
kaki sebelah kanan skala 5 dan masih takut untuk bergerak.
Rencana tindak lanjut :
a. Observasi KU
b. Ajarkan teknik distraksi relaksasi saat nyeri timbul.
c. Ajarkan mobilisasi dini post OP jika memungkinkan

2. Kamar 1 C
Nama : Tn Ngatman
Usia : 50 tahun
Dx Medis : HNP
HNP post OP KU: baik, komposmentis. TD: 140x/menit. N: 70x/menit, RR:
21x/menit.pasien mengatakan takut bergerak.
Rencana tindak lanjut:
a. Ajarkan mobilisasi dini post Op
b. Injeksi asam tranex dan ketorolak pukul 08.00 WIB
c. Perawatan luka pada pukul 09.00

3. Kamar 2A
Nama : Tn Sukirnadi
Usia : 55 tahun
Dx medis : DM
Tn. S DM pandangan kabur. TD: 140/80mmHg, N: 80x/menit, RR:
22x/menit. GDS 09.00: 250mgdl. Hasil TIO sudah dibacakan. Positik
gloukoma.
Rencana tindak lanjut :
a. Cek GDS
b. Pemberian injeksi ketorolac jam 20.00
c. Pemberian injeksi Insulin 12 unit jam 17.00
d. Menunggu panggilan IBS

Katim II : Riska Putri

1. Kamar 3A
Nama : Nn Sari
Usia : 23 tahun
Dx medis : Combustio karena api
Nn. S combustio. KU: baik, komposmentis. TD: 120x/menit, N:80x/menit,
RR: 21x/menit. Pasien mangatakan nyeri sudah berkurang skala 4. Sudah
dilakukan perawatan luka pukul 09.30 WIB.
Rencana tindak lanjut :
a. Pemberian obat injeksi antibiotik ampicillin pukul 08.00
b. Pemberian obat injeksi antinyeri ketorolac pukul 08.00
c. Pemberian obat injeksi ranitidin pukul 08.00
d. Edukasikan penerapan distrkasi ketika nyeri muncu
e. Perawatan luka pukul 09.00 WIB

2. Kamar 3 C
Nama : Ny. Yanti
Usia : 43 tahun
Dx medis : Ca serviks
Ny. Y Ca serviks post Op Ku: baik komposmentis, TD: 130/70 mmHg, N:
68x/menit, RR: 22x/menit. Nasal kanul dan ketetr sudah dilepas. Perawatan
luka sudah dilakukan pukul 10.00 WIB.
a. Injeksi ketorolac pukul 08.00 WIB.
b. Injeksi picin 08.00 WIB.
c. Perawatn luka pukul 08.00 WIB.

3. Kamar 4B
Nama : Ny Parmi
Usia : 42 tahun
Dx medis : Ulkus DM
Ny. P ulkus DM KU: baik komposmentis. TD: 140x/menit,N: 70x/menit, RR:
22x/menit. Sudah dilakukan perawatan luka pukul 10.300 WIB
Rencana tindak lanjut :
a. Pemberian injeksi obat ketorolac 08.00
b. Cek GDS pukul 08.00
c. Injeksi insulin 8 Ui
d. Perwatan luka pukul 08.00 WIB

D. Dokumentasi

LAPORAN PENDAHULUAN HIPERTENSI


DISUSUN OLEH :

RISKA ALANDANI

(D2019066)

PROGRAM STUDI PROFESI NERS

UNIVERSITAS ‘AISYIYAH SURAKARTA

2019/2020

A. DEFINISI HIPERTENSI
Hipertensi dicirikan dengan peningkatan tekanan darah diastolik
dan sistolik yang intermiten atau menetap. Pengukuran tekanan darah
serial 150/95 mmHg atau lebih tinggi  pada orang yang berusia diatas 50
tahun memastikan hipertensi. Insiden hipertensi meningkat seiring
bertambahnya usia (Stockslager , 2014).
Hipertensi atau darah tinggi adalah penyakit kelainan jantung dan
pembuluh darah yang ditandai dengan peningkatan tekanan darah. WHO
(World Health Organization) memberikan batasan tekanan darah normal
adalah 140/90 mmHg, dan tekanan darah sama atau diatas 160/95 mmHg
dinyatakan sebagai hipertensi. Batasan ini tidak membedakan antara usia
dan jenis kelamin (Marliani, 2017).
Hipertensi dapat didefinisikan sebagai tekanan darah persisten
dimana tekanan sistoliknya di atas 140 mmHg dan diastolik di atas 90
mmHg. Pada populasi lansia, hipertensi didefinisikan sebagai tekanan
sistolik 160 mmHg dan tekanan diastolik 90 mmHg (Rohaendi, 2016).

B. KLASIFIKASI
Hipertensi pada usia lanjut dibedakan atas (Darmojo, 2012) :
1. Hipertensi dimana tekanan sistolik sama atau lebih besar dari 140
mmHg dan / atau tekanan diastolik sama atau lebih besar dari 90
mmHg.  
2. Hipertensi sistolik terisolasi dimana tekanan sistolik lebih besar dari
160 mmHg dan tekanan diastolik lebih rendah dari 90 mmHg.
Klasifikasi hipertensi berdasarkan penyebabnya dapat dibedakan menjadi
2 golongan besar yaitu :
1. Hipertensi essensial ( hipertensi primer ) yaitu hipertensi yang tidak
diketahui  penyebabnya.  
2. Hipertensi sekunder yaitu hipertensi yang di sebabkan oleh penyakit
lain.

C. ETIOLOGI
Penyebab hipertensi pada orang dengan lanjut usia adalah
terjadinya perubahan-perubahan  pada (Marliani, 2017) :
1. Elastisitas dinding aorta menurun
2. Katub jantung menebal dan menjadi kaku
3. Kemampuan jantung memompa darah menurun 1% setiap tahun
sesudahberumur 20 tahun kemampuan jantung memompa darah
menurun menyebabkan menurunnya kontraksi dan volumenya.
4. Kehilangan elastisitas pembuluh darah Hal ini terjadi karena kurangnya
efektifitas  pembuluh darah perifer untuk oksigenasi
5. Meningkatnya resistensi pembuluh darah perifer
Meskipun hipertensi primer belum diketahui dengan pasti
penyebabnya, data-data  penelitian telah menemukan beberapa faktor
yang sering menyebabkan terjadinya hipertensi. Faktor tersebut adalah
sebagai berikut:
1. Faktor keturunan
Dari data statistik terbukti bahwa seseorang akan memiliki
kemungkinan lebih besar untuk mendapatkan hipertensi jika orang
tuanya adalah penderita hipertensi
2. Ciri perseorangan
Ciri perseorangan yang mempengaruhi timbulnya hipertensi adalah:
a. Umur ( jika umur bertambah maka TD meningkat )
b. Jenis kelamin ( laki-laki lebih tinggi dari perempuan )
c. Ras ( ras kulit hitam lebih banyak dari kulit putih )
d. Kebiasaan hidup
Kebiasaan hidup yang sering menyebabkan timbulnya hipertensi
adalah :
1) Konsumsi garam yang tinggi (melebihi dari 30 gr)  
2) Kegemukan atau makan berlebihan
3) Stress
4) Merokok
5) Minum alcohol
6) Minum obat-obatan ( ephedrine, prednison, epineprin )
Sedangkan penyebab hipertensi sekunder adalah penyakit-
penyakit seperti Ginjal, Glomerulonefritis, Pielonefritis, Nekrosis
tubular akut, Tumor, Vascular, Aterosklerosis, Hiperplasia, Trombosis,
Aneurisma, Emboli kolestrol, Vaskulitis, Kelainan endokrin, DM,
Hipertiroidisme, Hipotiroidisme, Saraf, Stroke, Ensepalitis. Selain itu
dapat juga diakibatkan karena Obat - obatan Kontrasepsi oral
Kortikosteroid.
D. PATOFISIOLOGI
Mekanisme yang mengontrol konstriksi dan relaksasi pembuluh
darah terletak dipusat vasomotor, pada medulla diotak. Dari pusat
vasomotor ini bermula jaras saraf simpatis, yang berlanjut ke bawah ke
korda spinalis dan keluar dari kolumna medulla spinalis ganglia simpatis di
toraks dan abdomen. Rangsangan pusat vasomotor dihantarkan dalam
bentuk impuls yang bergerak ke bawah melalui system saraf simpatis ke
ganglia simpatis. Pada titik ini, neuron preganglion melepaskan
asetilkolin, yang akan merangsang serabut saraf pasca ganglion ke
pembuluh darah, dimana dengan dilepaskannya noreepineprin
mengakibatkan konstriksi pembuluh darah. Berbagai faktor seperti
kecemasan dan ketakutan dapat mempengaruhi respon pembuluh darah
terhadap rangsang vasokonstriksi. Individu dengan hipertensi sangat
sensitiv terhadap norepinefrin, meskipun tidak diketahui dengan jelas
mengapa hal tersebut bisa terjadi (Price, 2015).

Pada saat bersamaan dimana sistem saraf simpatis merangsang


pembuluh darah sebagai respons rangsang emosi, kelenjar adrenal juga
terangsang, mengakibatkan tambahan aktivitas vasokonstriksi. Medulla
adrenal mensekresi epinefrin, yang menyebabkan vasokonstriksi. Korteks
adrenal mensekresi kortisol dan steroid lainnya, yang dapat memperkuat
respons vasokonstriktor pembuluh darah. Vasokonstriksi yang
mengakibatkan penurunan aliran ke ginjal, menyebabkan pelepasan
rennin. Renin merangsang pembentukan angiotensin I yang kemudian
diubah menjadi angiotensin II, suatu vasokonstriktor kuat, yang pada
gilirannya merangsang sekresi aldosteron oleh korteks adrenal. Hormon
ini menyebabkan retensi natrium dan air oleh tubulus ginjal,
menyebabkan peningkatan volume intra vaskuler. Semua faktor ini
cenderung mencetuskan keadaan hipertensi.

Sebagai pertimbangan gerontologis dimana terjadi perubahan


structural dan fungsional pada system pembuluh perifer
bertanggungjawab pada perubahan tekanan darah yang terjadi pada usia
lanjut. Perubahan tersebut meliputi aterosklerosis, hilangnya elastisitas
jaringan ikat dan penurunan dalam relaksasi otot polos pembuluh darah,
yang  pada gilirannya menurunkan kemampuan distensi dan daya regang
pembuluh darah. Konsekuensinya, aorta dan arteri besar berkurang
kemampuannya dalam mengakomodasi volume darah yang dipompa oleh
jantung (volume sekuncup) mengakibatkan penurunan curang jantung
dan peningkatan tahanan perifer (Smeltzer, 2011).

Pada usia lanjut perlu diperhatikan kemungkinan adanya


“hipertensi palsu” disebabkan kekakuan arteri brachialis sehingga tidak
dikompresi oleh cuff sphygmomanometer (Darmojo, 2012).

E. TANDA DAN GEJALA


Tanda dan gejala pada hipertensi dibedakan menjadi(Rohaendi,
2016) :
1. Tidak ada gejala
Tidak ada gejala yang spesifik yang dapat dihubungkan
dengan peningkatan tekanan darah, selain penentuan tekanan arteri
oleh dokter yang memeriksa. Hal ini berarti hipertensi arterial tidak
akan pernah terdiagnosa jika tekanan arteri tidak terukur.  
2. Gejala yang lazim
Sering dikatakan bahwa gejala terlazim yang menyertai
hipertensi meliputi nyeri kepala dan kelelahan. Dalam kenyataannya
ini merupakan gejala terlazim yang mengenai kebanyakan pasien
yang mencari pertolongan medis.
Menurut Rokhaeni (2011), manifestasi klinis beberapa pasien
yang menderita hipertensi yaitu : Mengeluh sakit kepala, pusing
Lemas, kelelahan, Sesak nafas, Gelisah, Mual Muntah, Epistaksis,
Kesadaran menurun.

F. PEMERIKSAAN PENUNJANG
1. Hemoglobin / hematokrit
Untuk mengkaji hubungan dari sel - sel terhadap volume
cairan ( viskositas ) dan dapat mengindikasikan factor - factor resiko
seperti hiperkoagulabilitas, anemia.  
2. BUN
Memberikan informasi tentang perfusi ginjal Glukosa
Hiperglikemi (diabetes mellitus adalah pencetus hipertensi) dapat
diakibatkan oleh peningkatan katekolamin (meningkatkan hipertensi)
3. Kalium serum
Hipokalemia dapat megindikasikan adanya aldosteron utama (
penyebab ) atau menjadi efek samping terapi diuretik.
4. Kalsium serum
Peningkatan kadar kalsium serum dapat menyebabkan
hipertensi
5. Kolesterol dan trigliserid serum
Peningkatan kadar dapat mengindikasikan pencetus untuk /
adanya pembentukan plak ateromatosa ( efek kardiovaskuler )
6. Pemeriksaan tiroid
Hipertiroidisme dapat menimbulkan vasokonstriksi dan hipertensi
7. Kadar aldosteron urin/serum
Untuk mengkaji aldosteronisme primer ( penyebab )
8. Urinalisa
Darah, protein, glukosa mengisyaratkan disfungsi ginjal dan
atau adanya diabetes.
9. Asam urat
Hiperurisemia telah menjadi implikasi faktor resiko hipertensi.
10. Steroid urin
Kenaiakn dapat mengindikasikan hiperadrenalisme
11. IVP
Dapat mengidentifikasi penyebab hieprtensiseperti penyakit
parenkim ginjal, batu ginjal / ureter
12. Foto dada
Menunjukkan obstruksi kalsifikasi pada area katub,
perbesaran jantung.
13. CT scan
Untuk mengkaji tumor serebral, ensefalopati.
14. EKG
Dapat menunjukkan pembesaran jantung, pola regangan,
gangguan konduksi, peninggian gelombang P adalah salah satu tanda
dini penyakit jantung hipertensi.
(Smeltzer, 2011).

G. PENATALAKSANAAN
1. Penatalaksanaan Non Farmakologis.
a. Diet
Pembatasan atau pengurangan konsumsi garam.
Penurunan BB dapat menurunkan tekanan darah dibarengi
dengan penurunan aktivitas rennin dalam plasma dan kadar
adosteron dalam plasma.

b. Aktivitas
Klien disarankan untuk berpartisipasi pada kegiatan dan
disesuaikan dengan batasan medis dan sesuai dengan kemampuan
seperti berjalan, jogging, bersepeda atau berenang.
2. Penatalaksanaan Farmakologis.
Secara garis besar terdapat bebrapa hal yang perlu diperhatikan
dalam pemberian atau pemilihan obat anti hipertensi yaitu:
a. Mempunyai efektivitas yang tinggi.
b. Mempunyai toksitas dan efek samping yang ringan atau minimal.
c. Memungkinkan penggunaan obat secara oral.
d. Tidak menimbulakn intoleransi.
e. Harga obat relative murah sehingga terjangkau oleh klien.
f. Memungkinkan penggunaan jangka panjang.
Golongan obat – obatan yang diberikan pada klien dengan
hipertensi seperti golongan diuretic, golongan betabloker, golongan
antagonis kalsium, golongan penghambat konversi rennin angitensin.
(Marliani, 2017).

H. KOMPLIKASI
Dalam perjalannya penyakit ini termasuk penyakit kronis yang
dapat menyebabkan berbagai macam komplikasi antara lain
Wijoyo(2011):
1. Stroke
Terjadi akibat hemoragi disebabkan oleh tekanan darah tinggi
di otak dan akibat embolus yang terlepas dari pembuluh selain otak
yang terpajan tekanan darah tinggi.
2. Gagal jantung
Dapat disebabkan oleh peningkatan darah tinggi. Penderita
hipertensi, beban kerja jantung akan meningkat, otot jantung akan
mengendor dan berkurang elastisitasnya, disebut dekompensasi.
Akibatnya jantung tidak mampu lagi memompa, banyak cairan
tertahan diparu yang dapat menyebabkan sesak nafas (eudema)
kondisi ini disebut gagal jantung.
3. Ginjal
Tekanan darah tinggi bisa menyebabkan kerusakan ginjal.
Merusak sistem penyaringan dalam ginjal akibat ginjal tidak dapat
membuat zat-zat yang tidak dibutuhkan tubuh yang masuk melalui
aliran darah dan terjadi penumpukan dalam tubuh.
4. InfarkMiokard
Dapat terjadi bila arteri koroner yang arterosklerotik tidak
dapat menyuplai cukup oksigen ke miokardium dan apabila
membentuk 12 trombus yang bisa memperlambat aliran darah
melewati pembuluh darah. Hipertensi kronis dan hipertrofi ventrikel,
kebutuhan oksigen miokardium tidak dapat dipenuhi dan dapat
terjadi iskemia jantung yang menyebabkan infark. Sedangkan
hipertrofi ventrikel dapat menyebabkan perubahan waktu hantaran
listrik melintasi ventrikel terjadilah disritmia, hipoksia jantung, dan
peningkatan resiko pembentukan bekuan.

I. KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN


1. PENGKAJIAN
Pengkajian secara umum
a) Identitas Pasien
Hal-hal yang perlu dikaji pada bagian ini yaitu antara lain: Nama,
Umur, Jenis Kelamin, Pendidikan, Pekerjaan, Agama, Status
Mental, Suku, Keluarga/orang terdekat, alamat, nomor registrasi.
b) Riwayat atau adanya factor resiko
1. Riwayat garis keluarga tentang hipertensi  
2. Penggunaan obat yang memicu hipertensi
c) Aktivitas / istirahat
1. Kelemahan,letih,napas pendek,gaya hidup monoton.  
2. Frekuensi jantung meningkat
3. Perubahan irama jantung
4.  Takipnea
d) Integritas ego
1. Riwayat perubahan kepribadian, ansietas, depresi, euphoria
atau marah kronik.  
2. Faktor faktor stress multiple (hubungan, keuangan yang
berkaitan dengan  pekerjaan).
e) Makanan dan cairan
1. Makanan yang disukai, dapat mencakup makanan tinggi garam,
tinggi lemak, tinggi kolesterol (seperti makanan yang
digoreng,keju,telur)gula-gula yang  berwarna hitam, kandungan
tinggi kalori.  
2. Mual, muntah.
3. Perubahan berat badan akhir-akhir ini (meningkat atau
menurun).
f) Nyeri atau ketidak nyamanan
1. Angina (penyakit arteri koroner /keterlibatan jantung)  
2. Nyeri hilang timbul pada tungkai.
3. Sakit kepala oksipital berat seperti yang pernah terjadi
sebelumnya.
4.  Nyeri abdomen.

Pengkajian Persistem
a) Sirkulasi
1. Riwayat hipertensi, ateroskleorosis, penyakit jantung koroner
atau katup dan  penyakit cerebro vaskuler.
2. Episode palpitasi, perspirasi.

b) Eleminasi
1. Gangguan ginjal saat ini atau yang lalu seperti infeksi atau
obtruksi atau riwayat penyakit ginjal masa lalu.
c) Neurosensori
1. Keluhan pusing.  
2. Berdenyut, sakit kepala subokspital (terjadi saat bangun dan
menghilang secara spontan setelah beberapa jam).
d) Pernapasan
1. Dispnea yang berkaitan dengan aktifitas/kerja  
2. Takipnea, ortopnea, dispnea noroktunal paroksimal.
3. Batuk dengan/tanpa pembentukan sputum.
4. Riwayat merokok

2. DIAGNOSA KEPERAWATAN
a) Nyeri berhubungan dengan peningkatan tekanan vascular
Cerebral
b) Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelemahan umum
c) Curah Jantung, resiko tinggi terhadap hipertensi berhubungan
dengan peningkatan afterload, vasokontriksi
d) Nutrisi , perubahan lebih dari kebutuhan tubuh berhubungan
dengan kebutuhan metabolic
e)Koping individu tidak efektif berhubungan dengan system
pendukung yang tidak adekuat
f) Kurang pengetahuan berhubungnya dengan kurang informasi
atau keterbatasan kognitif

3. INTERVENSI
a) Dx 1 : Nyeri berhubungan dengan peningkatan tekanan vascular
Cerebral
1) Intervensi : Mempertahankan tirah baring selama fase akut
Rasional : Meminimalkan stimulasi/meningkatkan relaksasi
2) Intervensi : Berikan tindakan non farmakologi untuk
menghilangkan sakit kmepala, misalnya kompres dingin
pada dahi, pijat punggung dan leher, tenang, redupkan
lampu kamar, tekhnik relaksasi.
Rasional : tindakan yang menurunkan tekanan vascular
serebral dan yang memperlambat atau memblok respons
simpatis efektif dalam menghilangkan  sakit kepala dan
komplikasinya
3) Intervensi : Hilangkan atau minimalkan aktivitas fase
kontriksi yang dapat meningkatkan sakit kepala, misalnya
mengejam saat bab, batuk panjang, membungkuk
Rasional : aktivitas yang meningkatkan vasokontriksi
menyebabkan sakit kepala  pada adanya peningkatan
tekanan vascular cerebral

b) Dx 2 : Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelemahan umum


1) Intervensi : kaji respon pasien terhadap aktivitas,
perhatikan frequency nadi lebih dari 20 kali per menit
diatas frequency istirahat : peningkatan tekan darah yang
nyata selama atau sesudah aktivitas ( tekanan sistolik
meningkat 40 mmhg atau tekanan diastolic meningkat 20
mmhg) dispnea atau nyeri dada : kelemahan dan keletihan
yang belebihan :pusing atau pingsan.
Rasional : menyebutkan parameter membantu dalam
mengkaji respon fisiologi terhadap stress, aktivitas bila ada
merupakan indikator dari kelebihan kerja  yang berkaitan
dengan tingkat aktivitas.

2) Intervensi : instruksikan pasien tentang teknik


penghematan energy, misalnya menggunakan kursi saat
mandi,duduk saat menyisir rambut atau menyikat
gigi,melakukan aktivitas dengan perlahan.
Rasional : teknik memghemat energy mengurangi
penggunaan energy, juga membantu keseimbangan antara
suplai dan kebutuhan oksigen.
c) DX 3 : Curah Jantung, resiko tinggi terhadap hipertensi berhubungan
denganpeningkatan afterload, vasokontriksi
1) Intervensi: pantau TD.ukur pad kedua tangan atau paha
untuk evaluasi awal.gunakan ukuran manset yang tepat
dan teknik yang akurat.
Rasional : perbandingan dari tekanan memberikan
gambaran yang lebih lengkap tentang keterlibatan/bidang
masalah vascular. Hipertensi berat diklasifikasikan pada
orang dewasa sebagai peningkatan tekanan diastolic
sampai 130, hasil pengukuran diastolic diatas 130
dipertimbangkan sebagai  penigkatan pertama, kemudian
maligna. Hipertensi sistolik juga merupakan  faktor resiko
yang di tentukan untuk penyakit cerebrovaskular dan
penyakit iskemi jantung bila tekanan diastolic 90-115.

d) DX 4 : Nutrisi , perubahan lebih dari kebutuhan tubuh berhubungan


dengan kebutuhan metabolic
1) Intervensi : kaji pemahaman pasien tentang hubungan
langsung antara hipertensi dan kegemukan.
Rasional : kegemukan adalah resiko tambahan pada
tekanan darah tinggi karena disproporsi antara kapasitas
aorta dan peningkatan curah jangtung berkaitan dengan
peningkatan masa tubuh.
2) Intervensi : bicarakan pentingnya menurunkan masukan
kalori dan membatasi masukan lemak,garam,dan sesuai
indikasi.
Rasional : kesalahan kebiasaan makan menunjang
terjadinya ateroskelorosis dan kegemukan yang
merupakan predesposisi untuk hipertensi dan
komplikasinya misalnya stroke,penyakit ginjal,gagal
jantung. Kelebihan memasukkan garam memperbanyak
volume cairan intravascular dan dpat merusak ginjal yang
lebih memperburuk hipertensi.

e) DX 5 : Koping individu tidak efektif berhubungan dengan system


pendukung yang tidak adekuat
1) Intervensi : Kaji keefektifan strategi koping dengan
mengobservasi perilaku, misalnya kemampuan
menyatakan perasaan dan perhatian, keinginan
berpartisipasi dalam rencana pengobatan
Rasional : Mekanisme adaptif perlu untuk mengubah pola
hidup seseorang, mengatasi hipertensi kronik dan
mengintegrasikan terapi yang diharuskan ke dalam
kehidupan sehari-hari

2) Intervensi : Bantu pasien untuk mengidentifikasi stressor


spesifik dan kemungkinan strategi untuk mengatasinya
Rasional : Pengenalan terhadap stressor adalah langkah
pertama dalam mengubah respons seseorang terhadap
stressor
3) Intervensi : Libatkan pasien dalam perencanaan perawatan
dan beri dorongan  partisipasi maksimum dalam rencana
pengobatan
Rasional : Keterlibatan memberikan pasien perasaan
control diri yang berkelanjutan, memperbaiki keterampilan
koping, dan dapat meningkatkan kerja sama dalam
regimen terapeutik
4) Intervensi : Catat laporan gangguan tidur, peningkatan
keletihan, kerusakan konsentrasi, peka rangsang,
penurunan toleransi sakit kepala ketidakmampuan untuk
mengatasi/menyelesaikan masalah
Rasional : Menifestasi mekanisme koping maladaptive
mungkin merupakan indicator marah yang ditekan dan
diketahui telah menjadi penentu utama TD diastolic
f) DX 6 : Kurang pengetahuan berhubungnya dengan kurang informasi
atau keterbatasan kognitif
1) Intervensi : Kaji kesiapan dan hambatan dalam belajar,
termasuk orang terdekat
Rasional : Kesalahan konsep dan menyangkal diagnose
karena perasaan  sejahtera yang sudah lama dinikmati
mempengaruhi minat pasien/orang terdekat untuk
mempelajari penyakit, kemajuan, dan prognosis. Bila
pasien tidak menerima realitas bahwa membutuhkan
pengobatan kontinu, maka  perubahan perilaku tidak akan
dipertahankan.
2) Intervensi : Tetapkan dan nyatakan batas TD normal.
Jelaskan tentang hipertensi dan efeknya pada jantung,
pembuluh darah, ginjal dan otak
Rasional : Memberikan dasar untuk pemahaman tentang
peningkatan TD dan mengklarifikasi istilah medis yang
sering digunakan. Pemahaman bahwa TD tinggi dapat
terjadi tanpa gejala adalah ini untuk memungkinkan pasien
melanjutkan pengobatan meskipun ketika merasa sehat
3) Intervensi : Hindari mengatakan TD “normal” dan gunakan
istilah “terkontrol dengan baik” saat menggambarkan TD
pasien dalam batas yang diinginkan
Rasional : Karena pengobatan untuk hipertensi adalah
sepanjang kehidupan, maka dengan penyampaian ide
“terkontrol” akan membantu pasien untuk memahami
kebutuhan untuk melanjutkan pengobatan/medikasi
4) Intervensi : Bantu pasien dalam mengidentifikasi faktor-
faktor risiko kardiovaskular yang dapat diubah misalnya
obesitas, diet tinggi lemak jenuh, dan kolesterol, pola hidup
monoton, merokok, dan minum alcohol( lebih dari
60cc/hari dengan teratur), pola hidup penuh stress.
Rasional : Faktor-faktor resiko ini telah menunjukkan
hubungan dalam menunjang hipertensi dan penyakit
kardiovaskular serta ginjal.
4. EVALUASI
a) Pasien melaporkan nyeri/ketidaknyamanan hilang atau
terkontrol
b) Pasien berpartisupasi dalam aktivitas yang
diinginkan/diperlukan
c) Pasien berpartisipasi dalam aktivitas yang menurunkan tekanan
darah atau beban kerja jantung.
d) Menunjukkan perubahan pola makan ( misalnya pilihan makan,
kuantitas,dan sebagainya), mempertahankan berat badan yang
diinginkan dengan pemeliharaan kesehatan optimal.
e) Mengidentivikasi perilaku koping efektif dan konsekuensinya.
f) Pasien menyatakan pemahaman tentang proses penyakit dan
regimen pengobatan
DAFTAR PUSTAKA

Darmojo, Boedhidan Martono,H.Hadi. 2012. Olah Raga dan Kebugaran Pada


Lanjut Usia. Buku Ajar Geriatri, Balai Penerbit Universitas Indonesia,
Jakarta.

Marliani L, dkk. 2017. 100 Question & Answers Hipertensi. Jakarta : PT Elex
Media

Notoatmodjo, Soekidjo. 2010. Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku. Jakarta:


Rineka Cipta.

Nugroho. 2016. Keperawatan Gerontik. Buku kedokteran. Jakarta: EGC


Nurrahmaani, Ulfah. 2012. Keperawatan Kesehatan Komunitas Teori dan Praktik
Dalam Keperawatan.Jakarta: Salemba Medika

Price, Sylvia Anderson. 2015. Patofisiologi Konsep Klinis Proses-proses Penyakit.


Jakarta : EGC.

Rohaendi, 2016. Klasifikasi Hipertensi. Jakarta : EGC

Rokhaeni Heni, Purnamasari Elly, Rahayoe Anna Ulfah. (2011). Buku Ajar
Keperawatan Kardiovaskuler. Jakarta : Bidang Pendidikan dan Latihan Pusat
Kesehatan Jantung dan Pembuluh Darah Nasional “Harapan Kita”.

Smeltzer, S. C., Bare, B. G., 2011, “Buku Ajar Keperawatan Medikal-Bedah


Brunner &Suddarth. Vol. 2. E/8”. Jakarta : EGC

Stockslager, L.2014. Asuhan Keperawatan Geriatrik Edisi 2. Jakarta : EGC

Wijoyo. 2011. Rahasia Penyembuhan Hipertensi Secara Alami. Bee Media Agro:
Jakarta
ASUHAN KEPERAWATAN GERONTIK PADA NY. J

DENGAN HIPERTENSI DIKABUPATEN WONOGIRI


DISUSUN OLEH :

RISKA ALANDANI (D2019066)

PROGRAM STUDI PROFESI NERS

UNIVERSITAS ‘AISYIYAH SURAKARTA

2020

FORMAT PENGKAJIAN
ASUHAN KEPERAWATAN GERONTIK INDIVIDU

A. KarakteristikDemografi
1. Identitas DiriKlien
NamaLengkap : Ny. J
Tempat/TglLahir : Wonogiri, 5 Agustus 1956
JenisKelamin : Perempuan
StatusPerkawinan : Kawin
Agama : Islam
SukuBangsa : Indonesia
Pendidikan Terakhir : SD
Diagnosa Medis (Bila ada) : Hipertensi
Alamat : Kutukan 21/08 Bubakan, Girimarto,
Wonogiri
2. Keluarga atau orang lain yang penting/Dekat
yang dapat dihubungi
Nama : Tn. S

Alamat : Kutukan 21/08 Bubakan, Girimarto,


Wonogiri
No.Telepon :-
Hubungandenganklien :Suami

GENOGRAM
X
X X X

ΧΧ X X X

Keterangan :
: Laki-laki

: Perempuan

: Pasien

: Menikah

--------- : Tinggal 1 rumah

X : Meninggal

3. Alasan utama datang ke RS/Menghuni PSTW: tidak dapat terkaji


4. Keluhan utama saat ini: Ny.J mengatakan kepala pusing, pundak
terasa pegal-pegal selama 4 hari ini dan tidak bisa tidur
5. Riwayat Pekerjaan dan statusEkonomi
Pekerjaansaatini : Petani
Pekerjaansebelumnya : Petani
SumberPendapatan : Hasil dari berdagang
KecukupanPendapatan : Ny. J mengatakan hasil berdagang
cukup untuk memenuhi kehidupan sehari-hari
6. AktivitasRekreasi
Hobi : Memasak
Berpergian/wisata : Ny.J mengatakan hanya bepergian
untuk hal penting (misal mendatangi
undangan atau menjenguk orang
sakit)
Keanggotaanorganisasi : Ny. J mengatakan tidak mengikuti
organisasi ditempatnya
Lain–Lain :-
7. RiwayatKeluarga
a. SaudaraKandung
Nama Keadaan Saat ini Keterangan
1. Tn. D Meninggal dunia Meninggal dunia
2. Ny. S Mempunyai riwayat HT Hidup
3. Tn. M Meninggal dunia Meninggal dunia
4. Ny. H Sehat Hidup

b. Riwayat Kematian dalam Keluarga (1 tahun terakhir) :


Nama :-
Umur :-
PenyebabKematian :-
c. Kunjungankeluarga :-
d. Riwayat Alergi :Ny. J mengatakan tidak memiliki
alergi makanan maupun obat
B. Pola Kebiasaansehari-hari
1. Nutrisi
Frekuensimakan : 3x sehari
Nafsumakan :Nafsu makan baik
Jenismakanan : Nasi, sayur, lauk
Kebiasan sebelum makan :Minum teh hangat
Makanan yang tidak disukai :Makanan pedas
Alergiterhadapmakanan : Tidak ada
Pantanganmakan : Daging kambing, makanan yang mengandung tinggi garam,
dan daun singkong. Ny. J mengatakan mengkonsumsi makanan yang sama dengan
keluarganya tanpa adanya perbedaan karena Ny. J tidak mengetahui penyebab
hipertensi dan Ny. J mengatakan tidak pernah diberi pendidikan kesehatan mengenai
tekanan darah dan hanya diberikan obat penurun tekanan darah saja.
Keluhan yang berhubungan dengan makan :Ny. J mengatakan merasa pusing dan
pundak terasa pegel-pegel setelah mengkonsumsi daging kambing, daun singkong, dan
makanan asin.
2. Eliminasi
a. BAK
Frekuensi dan waktu :4-6 kali perhari
Kebiasaan BAK pada malam hari :1- 2 kali
Keluhan yang berhubungan dengan BAK :Tidak ada
b. BAB
Frekuensi dan waktu :1 kali per hari
Konsistensi : Lembek
Keluhan yang berhubungan dengan BAB :Tidak ada
Pengalaman memakai Laxanti/pencahar: Tidak pernah
3. PersonalHiegene
a. Mandi
Frekuensi dan waktu mandi : 2 kali per hari pagi dan sore
Pemakaian sabun (ya/tidak) : Ya
b. OralHiegene
Frekuensi dan waktu gosok gigi :Gosok gigi 2x sehari saat mandi
Menggunakanpastagigi :Ya
c. Cuci Rambut
Frekuensi : Cuci rambut 3 hari sekali
Penggunaan shampo (ya/tidak) :Ya.
d. Kuku danTangan
Frekuensi gunting kuku :Ketika kuku sudah mulai panjang
Kebiasaan mencuci tangan pakai sabun :Selalu mencuci tangan menggunakan sabun
4. Istirahat dantidur
Lamatidurmalam :4-5 jam
Tidursiang : Jarang tidur siang
Keluhan yang berhubungan dengan tidur :Sering terbangun dan tidak bisa tidur karena
mengeluh pusing
5. Kebiasaan mengisi waktuluang
a. Olahraga : Jalan-jalan kecil di halaman rumah
b. Nonton TV : Menontn TV ketika waktu sore dan malam hari
c. Berkebun/memasak :Setiap pagi memasak dan lanjut untuk bertani
d. Lain–Lain :-
6. Kebiasaan yang mempengaruhi
kesehatan
(jenis/frekuensi/jumlah/lamapakai)
a. Merokok(ya/tidak) : Tidak
b. Minuman Keras (ya/tidak) :Tidak
c. Ketergantungan terhadap obat (ya/tidak) : Ya (Obat penurun tekanan darah, 1x perhari,
jumlah obat 1, ± 3 bulan rutin mengkonsumsi obat tersebut)
7. Uraian kronologis kegiatansehari-hari
Jenis kegiatan Lama waktu untuk setiap kegiatan
1. Memasak ± 2 jam
2. Menyapu Setiap pagi hari
3. Bertani Setiap hari setelah memasak dan
menyapu
4. Mengobrol dengan tetangga Diwaktu senggang

C. StatusKesehatan
1. Status Kesehatan Saat Ini
a. Keluhan utama dalam 1 tahun terakhir : Ny. J mengatakantekanan darah tinggi dan
merasa pusing. Ny. J selalu gelisah dan cemas. Ny. J juga sering bertanya kepada
keluarganya karena tidak mengetahui tentang hipertensi.
b. Gejala yang dirasakan :Kepala pusing dan terasa pegel-pegel di kepala dan
pundak.
c. Faktor pencetus :Tekanan darah tinggi
d. Timbulnya Keluhan : (√) Mendadak ( )Bertahap
e. Waktu mulai timbulnya keluhan : -
f. Upayamengatasi
Pergi ke RS/Klinikpengobatan/dokterpraktik
Pergi ke bidan/perawat
Mengonsumsi obat-obatan sendiri (√)
Mengonsumsi obat-oabatan tradisional(√)
Lain –lain: Mengkonsumsi mentimun dan buah melon.
2. Riwayat Kesehatan Masalalu
a. Penyakit yang pernah diderita : Ny. J mengatakan sering mengalami tekanan darah
tinggi.
b. Riwayat alergi (obat, makanan, binatang, debu, dan lain-lain)
Tidak mempunyai alergi makanan maupun obat.
c. Riwayat Kecelakaan : Ny.J mengatakantidak pernah mengalami kecelakaan.
d. Riwayat dirawat di rumah sakit :Ny. J mengatakan pernah 1x dirawat di RS dengan
keluhan yang sama.
e. Riwayat pemakaian Obat :Ny. J mengatakan meminum obat amlodipine dari
puskesmas.
3. Pengkajian/Pemeriksaan Fisik (Observasi, pengukuran, auskultasi, dan palpasi)
a. Keadaaan umum (TTV) :Composmentis
TD : 180/100 mmHg
N : 83 x/menit
RR : 21 x/menit
b. Nyeri : Ya Skalanyeri: 5
c. Status Gizi : BB Saatini: 45 kg TB : 146 cm
d. BMI :
[√] Gizi cukup
[ ] Gizi Lebih
[ ] Gizi Kurang
e. PersonalHyiene : Ny. J terlihat bersih dan rapi.
f. Rambut :Bersih, rapi dan rambut ada yang berwarna putih
g. Mata : Simetris, tidak mengalami katarak, terdapat kantung mata.
h. Telinga :Simetris, bersih, tidak mengalami gangguan pendengaran.
i. Mulut, gigi, dan bibir :Bersih, mukosa bibir lembab, terdapat beberapa gigi yang
lepas.
j. Dada :Tidak terkaji.
k. Abdomen : Tidak terkaji.
l. Kulit :Bersih, keriput, warna sawo matang.
m. Ekstremitas atas :Tidak terdapat gangguan pada ekstremitas atas.
n. Ekstremitasi Bawah :Tidak terdapat gangguan pada ekstremitas bawah.
A. Analisa data
No. Data Etiologi Problem
1. DS: Agens Cidera Biologis Nyeri Akut
- Ny. J mengatakan sering (Riwayat Hipertensi)
merasa nyeri kepala dan pegel-
pegel pada punggung. Nyeri
dirasakan saat berdiri sudah ± 5
bulan yang lalu.
P : Riwayat hipertensi
Q : Seperti ditimpa beban
R : Punggung
S : Skala 5
T : Saat berdiri
DO:
Ny.J tampak memegangi
kepalanya.
2. DS : Kurangnya Informasi Defisiensi
- Ny. J mengatakan ia tak pernah Pengetahuan
diberi pendidikan kesehatan
mengenai tekanan darah dan
hanya diberikan obat saja.
- Ny. J mengatakan tidak tahu
penyebab hipertensi.
- Ny. J mengatakan makan
makanan yang sama dengan
keluarganya tanpa adanya
perbedaan.
DO:
- Ny. J tampak bertanya tentang
penyakitnya.
- TD: 180/100 mmHg
- N: 83 x/menit
- RR: 21 x/menit
- BB: 45 Kg
3. DS : Pola Tidur Tidak Gangguan Pola Tidur
- Ny. J mengatakan tidur hanya Menyehatkan
4-5 jam dan sering terbangun
saat tidur malam.
- Ny. J mengatakan jarang
melakukan tidur siang.
DO :
- Ny. J tampak gelisah
- Tampak terdapat kantung mata
B. DiagnosaKeperawatan
1. Nyeri akut b.d agen cidera biologis (hipertensi).
2. Defisiensi pengetahuan b.d kurang informasi.
3. Gangguan pola tidur b.d pola tidur tidak menyehatkan

C. Perencanaan TindakanKeperawatan
No. Waktu Diagnosa Tujuan Intervensi Rasional TT
(Hari/ keperawatan D
Tgl/Ja
m)
1. Senin Nyeri Akut b.d Setelah dilakukan 1. Kaji keadaan 1. Untuk Riska
(20-07- kunjungan rumah umum klien. mengetahui A
Agen cidera
20) diharapkan pasien keadaan
biologis dapat mengontrol klien.
(hipertensi). nyeri atau sakit 2. Kaji tingkat 2. Untuk
kepala hilang atau skala nyeri klien. mengetahui
berkurang dengan tingkat nyeri
kriteria hasil: klien.
1. Klien tidak 3. Berikan jus atau 3. Untuk
mengungkapk buah melon. menurunkan
an adanya hipertensi.
nyeri atau 4. Ajarkan teknik 4. Untuk
sakit kepala. relaksasi nafas mengurangi
2. Klien tampak dalam. nyeri.
nyaman. 5. Kolaborasi 5. Untuk
3. Wajah tampak dengan keluarga menurunkan
rileks. dalam pemberian tekanan
4. Nyeri wedang serai darah.
terkontrol. jahe.

2. Senin Defisiensi Setelah dilakukan 1. Kaji pengetahuan 1. Untuk Riska


(20-07- kunjungan rumah klien. mengetahui A
pengetahuan
20) diharapkan pasien pengetahuan
b.d kurang mengetahui klien.
informasi. informasi tentang 2. Berikan 2. Menambah
informasi dengan pendidikan pengetahuan
kriteria hasil: kesehatan klien
1. Klien tentang sehingga
memahami hipertensi. klien bisa
tentang mencegah
hipertensi. dan
2. Klien mengatasi
mengetahui hipertensi.
penyebab 3. Anjurkan klien 3. Untuk
hipertensi. untuk tidak menghindari
3. Klien mengkonsumsi peningkatan
mengetahui makanan dan tekanan
makanan minuman yang darah.
pantangan dapat
hipertensi. meningkatkan
tekanan darah
tinggi.
4. Kolaborasi 4. Agar
dengan keluarga tekanan
dalam menjaga darah stabil.
pola makan
klien.
3. Senin Gangguan pola Setelah dilakukan 1. Kaji masalah 1. Untuk Riska
(20-07- kunjungan rumah gangguan tidur mengetahui A
tidur b.d pola
20) diharapkan pasien klien. masalah
tidur tidak tidak terjadi tidur pada
menyehatkan. gangguan pola klien.
tidur dengan 2. Ciptakan suasana 2. Agar klien
kriteria hasil: lingkungan yang nyaman.
1. Jumlah jam nyaman.
tidur dalam 3. Anjurkan klien 3. Agar klien
batas normal untuk tidur pada merasa
6-8 jam/hari.. posisi yang nyaman saat
2. Tidak nyaman. tidur.
menunjukkan 4. Kolaborasi 4. Untuk
perilaku dengan keluarga menciptakan
gelisah. dalam suasana
3. Wajah tidak mengurangi yang
pucat dan kebisingan dan nyaman.
konjungtiva mengatur cahaya
tidak anemis. yang redup.

D. Pelaksanaan tindakan keperawatan(IMPLEMENTASI)


No. Waktu Diagnosa Implementa Evaluasi TTD
(Hari/Tgl/Jam) keperawatan si
1. Senin (20-07-20) 1 1. Mengkaji S: Riska A
09.00 keadaan - Ny.J
umum mengatakan
klien. bersedia untuk
dicek TTVnya.
O:
- TD: 180/100
mmHg.

09.15 1 2. Mengkaji S: Riska A


tingkat - Ny.J
skala mengatakan
nyeri sering merasa
klien. nyeri kepala dan
pegel-pegel pada
punggung.
- P: Riwayat
hipertensi
- Q: Seperti
ditimpa beban
- R: Punggung
- S: 5
- T:saat berdiri
O:
- Ny. J tampak
memegangi
kepalanya
TD: 180/100 mmHg
09.30 1 3. Mengajar S: Riska A
kan - Ny.J
teknik mengatakan
relakasasi bersedia untuk
nafas diajarkan teknik
dalam. relaksasi nafas
dalam.
O:
- Ny. J tampak
mengikuti
perintah.
10.00 1 4. Mengkola S: Riska A
borasikan - Ny.J
dengan mengatakan
keluarga bersedia untuk
dalam mengkonsumsi
pemberia wedang serai
n wedang jahe.
serai jahe. O:
- Keluarga tampak
bersedia
membuatkan
wedang serai
jahe untuk Ny. J

10.20 2 5. Mengkaji S: Riska A


pengetah - Ny.J
uan klien. mengatakan
belum tahu
tentang
penyebab
hipertensi dan
cara
mencegahnya.
O:
- Ny. J tampak
selalu bertanya
tentang
penyakitnya.
10.30 3 6. Mengkaji S: Riska A
masalah - Ny.J
gangguan mengatakan
tidur tidur malam
klien. hanya 4-5 jam
dan sering
terbangun dan
Ny.J tidak bisa
tidur siang.
O:
- Ny. J tampak
gelisah.
2. Selasa (21-07-04) 1 1. Mengkaji S: Riska A
08.00 skala - Ny.J
nyeri mengatakan
klien. masih merasa
nyeri kepala dan
pegel-pegel pada
punggung.
- P: Riwayat
hipertensi
- Q: Seperti
ditimpa beban
- R: Punggung
- S: 4
- T: saat berdiri
O:
- Ny. J tampak
lemas
08.30 1 2. Memberi S: Riska A
kan jus - Ny.J
atau buah mengatakan
melon. bersedia untuk
mengkomsumsi
buah melon.
O:
- Ny.J tampak
mengkonsumsi
buah melon.
09.00 1 3. Mengkola S: Riska A
borasikan - Ny.J
dengan mengatakan
keluarga bersedia untuk
dalam rutin
pemberia mengkonsumsi
n wedang wedang serai
serai jahe. jahe.
O:
- Wedang serai
jahe tampak
diminum saat
pagi hari.
09.30 2 4. Memberi S: Riska A
kan - Ny.J
pendidika mengatakan
n bersedia untuk
kesehatan diberikan
tentang pendidikan
hipertensi kesehatan
. mengenai
hipertensi.
O:
- Ny.J tampak
memperhatikan
saat dijelaskan.
10.00 2 5. Menganju S: Riska A
rkan klien - Ny.J
untuk mengatakan
tidak masih sering
mengkon mengkonsumsi
sumsi makanan asin
makanan O:
dan - Ny. J terlihat
minuman masih
yang mengkonsumsi
dapat makanan asin.
meningka
tkan
tekanan
darah
tinggi.

10.25 2 6. Mengkola Riska A


borasikan S:
- Ny.J
dengan
mengatakan
keluarga
bersedia untuk
dalam
menjaga pola
menjaga
makannya
pola
O:
makan
- Ny. J tampak
klien.
mengkonsumsi
buah dan sayur
10.30 3 7. Meciptak Riska A
S:
an - Ny.Jmengatakan
suasana tidak bisa tidur
lingkunga saat lingkungan
n yang terdengar bising
nyaman. O:
- Ny. J tampak
gelisah.

11.00 3 8. Menganju S: Riska A


rkan klien - Ny.J
untuk mengatakan
tidur pada akan tidur pada
posisi posisi yang
yang nyaman
nyaman. O:
- Ny. J tampak
nyaman.

11.15 3 9. Mengkola
borasikan S: Riska A
dengan - Keluarga
keluarga mengatakan
dalam bersedia untuk
menguran mengurangi
gi kebisingan
kebisinga dilingkungan
n dan sekitar dan
mengatur mengatur cahaya
cahaya yang redup
yang
redup. O:
- Ny. J tampak
rileks.
- Ny. J tampak
nyaman.
3. Rabu (22-07-20) 1 10. Mengkaji S: Riska A
08.30 skala - Ny.J
nyeri mengatakan
klien. nyeri kepala
sedikit
berkurang
- P: Riwayat
hipertensi
- Q: Seperti
ditimpa beban
- R: Punggung
- S: 3
- T: saat berdiri
O:
- Ny. J tampak
tampak sedikit
rileks.
08.35 1 11. Mengkaji S: Riska A
keadaan - Ny.J
umum mengatakan
klien. bersedia untuk
dicek kembali
tekanan
darahnya.
O:
- TD: 170/80
mmHg.
09.00 1 12. Memberi S: Riska A
kan jus - Ny.J
atau buah mengatakan
melon. bersedia untuk
rutin
mengkonsumsi
buah melon.
09.30 1 13. Mengkola S: Riska A
borasikan - Ny.J
dengan mengatakan
keluarga mengkonsumsi
dalam wedang serai
pemberia jahe setiap pagi
n wedang hari.
serai jahe. O:
- Wedang serai
jahe tampak
diminum saat
pagi hari.

09.35 2 14. Menganju S: Riska A


rkan klien - Ny.J
untuk mengatakan
tidak bersedia untuk
mengkon mengurangi
sumsi makanan asin.
makanan O:
dan - Ny. J tampak
minuman mengurangi
yang makanan asin.
dapat
meningka
tkan
tekanan
darah
tinggi.

10.00 2 15. Mengkola S: Riska A


borasikan - Keluarga
dengan mengatakan
keluarga sudah menjaga
dalam pola makan
menjaga klien.
pola O:
makan - Ny. J tampak
klien. mengkonsumsi
buah dan sayur
setiap hari.
10.15 3 S: Riska A
- Ny.J
16. Mengkaji mengatakan
masalah tidurnya sudah
gangguan mulai nyenyak
tidur selama 4-6 jam
klien. dan jarang
terbangun.
O:
- Ny. J tampak
tenang.

10.20 3 S: Riska A
- Ny.J
17. Meciptak mengatakan
an nyaman jika
suasana lingkungannya
lingkunga tidak bising
n yang O:
nyaman. - Ny. J tampak
tenang.
10.30 3 S: Riska A
- Keluarga
18. Mengkola mengatakan
borasikan selalu
dengan mengurangi
keluarga kebisingan
dalam disekitar
menguran rumahnya.
gi O:
kebisinga - Ny. J tampak
n dan tenang
mengatur
cahaya
yang
redup.

E. EvaluasiFormatif
No. Waktu Diagnosa Evaluasi TTD
(Hari/Tgl/Jam) Keperawatan
1. Senin (20-07-20) Nyeri Akut b.d Agen S : Riska A
cidera biologis - Ny. J mengatakan sering
merasa nyeri kepala dan
(hipertensi).
pegel-pegel pada
punggung.
- P: Riwayat hipertensi
- Q: Seperti ditimpa beban
- R: Punggung
- S: 5
- T: saat berdiri
O:
- Ny. J tampak memegangi
kepalanya.
A:Masalah belum teratasi.
P: Lanjutkan intervensi
a. Berikan jus atau buah
melon.
b. Ajarkan teknik
relaksasi nafas dalam.
c. Kolaborasi dengan
keluarga dalam
pemberian wedang
serai jahe.
S: Riska A

Defisiensi - Ny. J mengatakan belum


tahu tentang penyebab
pengetahuan b.d hipertensi dan cara
kurang informasi mencegahnya.
O:
- Ny. J tampak selalu
bertanya tentang
penyakitnya.
A: Masalah belum teratasi
P: Lanjutkan intervensi
a. Berikan pendidikan
kesehatan tentang
hipertensi.
b. Anjurkan klien untuk
tidak mengkonsumsi
makanan dan minuman
yang dapat
meningkatkan tekanan
darah.
c. Kolaborasi dengan
keluarga dalam
menjaga pola makan
klien.
Riska A
S:
- Ny. J mengatakan tidur
malam hanya 4-5 jam dan
Gangguan pola tidur sering terbangun dan
b.d pola tidur tidak Ny.J tidak bisa tidur
siang.
menyehatkan.
O:
- Ny. J tampak gelisah.
A: Masalah belum teratasi
P: Lanjutkan intervensi
a. Ciptakan suasana
lingkungan yang
nyaman.
b. Anjurkan klien untuk
tidur pada posisi yang
nyaman.
c. Kolaborasi dengan
keluarga dalam
mengurangi kebisingan
dan mengatur cahaya
yang redup.
Selasa (21-07-20) Riska A
S:
- Ny. J mengatakan masih
merasa nyeri kepala dan
pegel-pegel pada
punggung.
- P: Riwayat hipertensi
- Q: Seperti ditimpa beban
- R: Punggung
- S: 4
- T:Saat berdiri
O:
- Ny. J tampak lemas.
Nyeri Akut b.d Agen A:Masalah belum teratasi
cidera biologis P:Lanjutkan intervensi
a. Berikan jus atau buah
(hipertensi) melon.
b. Kolaborasi dengan
keluarga dalam
pemberian wedang
serai jahe.
Riska A
S:
- Ny. J mengatakan sudah
sedikit paham mengenai
penyebab hipertensi dan
cara mencegahnya.
O:
- Ny. J tampak mengerti.
A: Masalah teratasi sebagian
P: Lanjutkan intervensi
a. Berikan pendidikan
kesehatan tentang
hipertensi.
b. Anjurkan klien untuk
tidak mengkonsumsi
makanan dan minuman
yang dapat
meningkatkan tekanan
darah.
c. Kolaborasi dengan
keluarga dalam
menjaga pola makan
klien.
Defisiensi
pengetahuan b.d Riska A
S:
kurang informasi
- Ny. J mengatakan masih
sulit untuk tidur siang
dan masih sering
terbangun pada malam
hari
O:
- Ny. J tampak gelisah
A: Masalah belum teratasi
P: Lanjutkan intervensi
a. Ciptakan suasana
lingkungan yang
nyaman.
b. Kolaborasi dengan
keluarga dalam
mengurangi kebisingan
dan mengatur cahaya
2. yang redup.
Rabu (22-07-20) Riska A
S:
- Ny. J mengatakan nyeri
kepala berkurang.
- P: Riwayat hipertensi
- Q: Seperti ditimpa beban
- R: Punggung
- S: 3
- T: Saat berdiri
O:
- Ny. J tampak rileks.
A: Masalah teratasi
P: Pertahankan intervensi

Riska A
S:
- Ny. J mengatakan sudah
memahami tentang
Gangguan pola tidur hipertensi, penyebab
b.d pola tidur tidak hipertensi dan cara
menyehatkan. mencegahnya
O:
- Ny. J tampak sudah
memahami yang
dijelaskan.
A: Masalah teratasi
P: Pertahankan intervensi
Riska A
S:
- Ny. J mengatakan
tidurnya pada malam hari
sudah mulai nyenyak
selama 4-6 jam.
O:
- Ny. J tampak tenang.
A: Masalah teratasi
P: Pertahankan intervensi

Nyeri Akut b.d Agen


cidera biologis
(hipertensi

Defisiensi
pengetahuan b.d
kurang informasi
Gangguan pola tidur
b.d pola tidur tidak
menyehatkan
3.

F. EvaluasiSumatif

No. Waktu Diagnosa Evaluasi TTD


(Hari/T keperawatan
gl/Jam)
1. Rabu (22-07- Nyeri Akut b.d Agen S: Riska A
20) - Ny. J mengatakan nyeri
cidera biologis
kepala berkurang.
(hipertensi). - P: Riwayat hipertensi
- Q: Seperti ditimpa beban
- R: Punggung
- S: 3
- T: saat berdiri
O:
- Ny. J tampak rileks
A: Masalah teratasi
P:Pertahankanintervensi

Rabu (22-07- S: Riska A


20) - Ny. J mengatakan sudah
memahami tentang
hipertensi, penyebab
hipertensi dan cara
mencegahnya
O:
Defisiensi pengetahuan - Ny. J tampak
b.d kurang informasi sudahmemahami yang
dijelaskan.
A: Masalah teratasi
P:Pertahananintervensi

2.
S:
Rabu (22-07- - Ny. J mengatakan tidurnya Riska A
20) pada malam hari sudah
mulai nyenyak selama 4-6
jam.
O:
- Ny. J tampak tenang.
A: Masalah teratasi
P:Hentikan intervensi

Gangguan pola tidur b.d


pola tidur tidak
menyehatkan.

3.

Anda mungkin juga menyukai