Anda di halaman 1dari 15

DIPONEGORO LAW JOURNAL

Volume 6, Nomor 2, Tahun 2017


Website : http://www.ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/dlr/

PERLINDUNGAN INDIKASI GEOGRAFIS TERHADAP KOPI ARABIKA


DI DUSUN JUMPRIT, DESA TEGALREJO, KECAMATAN NGADIREJO,
KABUPATEN TEMANGGUNG PROVINSI JAWA TENGAH

Haritsah *, Budi Santoso , Rinitami Njatrijani


Program Studi S1 Ilmu Hukum, Fakultas Hukum, Universitas Diponegoro
E-mail : haritahok@yahoo.co.id

ABSTRAK

Kopi adalah salah satu minuman yang digemari masyarakat dunia sejak berabad-abad
silam. Banyak sekali kopi – kopi berkualitas yang dihasilkan di Indonesia yang memiliki potensi
Indikasi Geografis. Indikasi Gegorafis sendiri di atur dalam Undang – Undang No.20 Tahun 2016
Tentang Merek dan Indikasi Geografis.
Dalam penilitian ini peneliti meniliti hambatan apa saja yang terjadi untuk mewujudkan
perlindungan hukum Indikasi Geografis terhadap Kopi Arabika di Dusun Jumprit dan upaya yang
dapat dilakukan masyarakat Dusun Jumprit dalam mendaftarkan perlindungan Indikasi Geografis
terhadap Kopi Arabika di Dusun Jumprit. dikarenakan saat ini kopi arabika Dusun Jumprit belum
terdaftar sebagai produk Indikasi Geografis.
Penulis dalam penulisan skripsi ini menggunakan metode penelitian hukum empiris yakni
penelitian hukum yang berfungsi untuk melihat hukum dalam artian nyata dalam dengan
menggunakan data primer dan data sekunder yang di analisis dengan metode analisis bersifat
deskriptif – analitis yang dimaksudkan untuk memberikan gambaran sekaligus analisis mengenai
pelaksanaan ketentuan dalam peraturan.
Dari hasil penelitian ini peneliti medapatkan bahwa kopi arabika dusun jumprit memiliki
potensi untuk didaftarkan sebagai Indikasi Geografis dikarenakan memenuhi unsur – unsur dalam
persyaratan pendaftaran Indikasi Geografis sesuai dengan UU No.20 Tahun 2016 tentang Merek
dan Indikasi Geografis.
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan dapat diperoleh suatu kesimpulan, bahwa
dalam mewujudkan perlindungan hukum terhadap kopi arabika Dusun Jumprit terjadi beberapa
hambatan. Hambatan tersebut antara lain terdapat dari internal dan eksternal. Internalya sendiri
dari lemahnya kesadaran masyarakat dusun jumprit tentang pentingnya pendaftaran Indikasi
Geografis dan secara eksernal berasal dari pemerintah yakni kurangnya kepedulian pemerintah
Kabupaten Temanggung dalam upaya perlindungan hukum Indikasi Geografis terhadap kopi
arabika Dusun Jumprit dan Sehingga perlunya sosialisasi dari pemerintah dan perlunya
pemahaman lebih dari masyarakat dusun jumprit.

Kata Kunci : HKI, Indikasi Geografis, Kopi.

ABSTRACT

Coffee is one beverage that is popular with the public world since centuries ago. Lots of
coffee - quality coffee produced in Indonesia, which has the potential of Geographical Indications.
Indications Gegorafis themselves are set in the Law No.20 of 2016 on Marks and Geographical
Indications.
Investigators evaluated in this research any barriers happened to realize the legal
protection of Geographical Indications of the Arabica coffee in Hamlet Jumprit and efforts to be
made public in the register Dusun Jumprit Geographical Indications protection against Arabica
coffee in the hamlet Jumprit. Because currently arabica coffee Hamlet Jumprit yet registered as
Geographical Indication product.
The author in this thesis using empirical legal research the legal research that serves to
view the law in terms of the real in using primary data and secondary data were analyzed with
analysis method is descriptive - analytical that is intended to provide a description and analysis of
the implementation of the provisions of the regulations.

1
DIPONEGORO LAW JOURNAL
Volume 6, Nomor 2, Tahun 2017
Website : http://www.ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/dlr/

From these results the researchers obtain that Jumprit hamlet arabica coffee has the
potential to be registered as a geographical indication due to meet the elements - elements in
accordance Geographical Indications registration requirements of the Act No.20 of 2016 on
Marks and Geographical Indications.
Based on the results of research and discussion can be obtained a conclusion, that in
realizing legal protection against arabica coffee Hamlet Jumprit happened several obstacles. Such
constraints among others are internal and external. Internalya itself from the weak public
awareness hamlet Jumprit about the importance of registration of Geographical Indications and
eksernal come from the government's lack of Temanggung government interest in the protection of
the law of Geographical Indications of the arabica coffee Hamlet Jumprit and Thus the need for
socialization of government and the need for more understanding of the hamlet community
Jumpritmore understanding of the hamlet community Jumprit.

Keyword : HKI , Georaphical Indications, Coffee.

I. PENDAHULUAN Dewasa ini tingkat konsumsi kopi di


Indonesia telah mencapai 950
Kopi adalah salah satu minuman gram/kapita/tahun.
yang digemari masyarakat dunia Konsumsinya yang meluas
sejak berabad-abad silam. Sampai diberbagai kalangan membuat kopi
saat ini kopi merupakan salah satu menarik untuk diteliti. Di Indonesia
komoditas yang dapat dinikmati oleh komoditas kopi merupakan salah
berbagai lapisan masyarakat di satu sub sektor pertanian yang
seluruh dunia. Di Indonesia sendiri mempunyai andil cukup penting
tingkat konsumsi kopi terus penghasil devisa ketiga terbesar
meningkat setiap tahunya, Menurut setelah kayu dan karet. Kopi sebagai
data statistik dari “Asosiasi Eksportir tanaman perkebunan merupakan
dan Industri Kopi Indonesia” (AEKI) salah satu komoditas yang menarik
pada tahun 2000-2010, konsumsi bagi banyak negara terutama negara
kopi di Indonesia terus meningkat berkembang, karena perkebunan
setiap tahunnya. Di Indonesia sendiri kopi memberi kesempatan kerja yang
konsumsi masyarakat Indonesia akan cukup tinggi dan dapat menghasilkan
kopi meningkat pesat sebesar 98% devisa yang sangat diperlukan bagi
dalam 10 tahun terakhir. pembangunan nasional.
Indonesia merupakan negara Dalam lalu lintas perdagangan
produsen kopi ketiga terbesar dunia barang dan jasa, setiap barang dan
setelah Brazil, dan Vietnam. Dengan jasa yang diperdagangkan selalu
memiliki 9 Daerah produksi dengan menggunakan Merek dagang, sebab
luas total mencapai 1.300.000 hektar sebagaimana diketahui bahwa fungsi
, menghasilkan lebih dari 750.000 dasar Merek dagang adalah menjadi
ton pertahun. Dari total produksi, pembeda antara produk barang atau
sekitar 67% kopinya diekspor jasa dari satu produsen dengan
dengan total nilai transaksi sebesar produsen lainnya. Merek berfungsi
1,6 Milyar dolar sedangkan sisanya sebagai tanda pengenal yang
(33%) untuk memenuhi kebutuhan menunjukkan asal barang dan jasa,
dalam negeri. Tingkat konsumsi kopi sekaligus menghubungkan barang
dalam negeri berdasarkan hasil dan jasa yang bersangkutan dengan
survei LPEM UI tahun 1989 adalah
sebesar 500 gram/kapita/tahun.

2
DIPONEGORO LAW JOURNAL
Volume 6, Nomor 2, Tahun 2017
Website : http://www.ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/dlr/

produsennya.1 Dalam Undang - komoditas unggulan, baik dalam


Undang Nomor 20 Tahun 2016 perdagangan domestik maupun
tentang Merek dan Indikasi internasional. Indikasi Geografis di
Geografis dalam Pasal 1 angka 1 atur berasamaan dengan Undang
disebut bahwa Merek adalah tanda Undang yang mengatur tentang
yang dapat ditampilkan secara grafis Merek hal tersebut tertulis di dalam
berupa gambar, logo, nama, kata, Undang – Undang nomor 20 tahun
huruf, angka, susunan warna, dalam 2016 tentang Merek dan Indikasi
bentuk 2 (dua) dimensi dan/atau 3 Geografis yang di sahkan pada
(tiga) dimensi, suara, hologram, atau tanggal 27 Oktober 2016. Kemudian
kombinasi dari 2 (dua) atau lebih untuk pengertian Indikasi Geografis
unsur tersebut untuk membedakan dijelaskan dalam Pasal 1 angka 6
barang dan/atau jasa yang diproduksi yaitu “Indikasi Geografis adalah
oleh orang atau badan hukum dalam suatu tanda yang menunjukkan
kegiatan perdagangan barang daerah asal suatu barang dan/atau
dan/atau jasa. Selain sebagai produk yang karena faktor
pembeda, Merek tertentu dalam lingkungan geografis termasuk faktor
kehidupan sehari-hari sering alam, faktor manusia atau kombinasi
dianggap sebagai jaminan kualitas dari kedua faktor tersebut
atas suatu barang atau jasa. Merek memberikan reputasi, kualitas, dan
menggambarkan jaminan karakteristik tertentu pada barang
kepribadian (individuality) serta dan/atau produk yang dihasilkan”. 

reputasi suatu barang dan jasa hasil Hak yang di berikan dari Indikasi
usaha sewaktu diperdagangkan. Geografis dijelaskan dalam Pasal 1
Jaminan kualitas suatu barang atau angka 7 “Indikasi Geografis
jasa sangat berguna bagi produsen merupakan hak eksklusif yang
dalam persaingan usaha dan diberikan oleh negara kepada
sekaligus memberikan perlindungan pemegang hak Indikasi Geografis
jaminan produknya kepada yang terdaftar, selama reputasi,
konsumen. kualitas, dan karakteristik yang
Tak kalah pentingnya dengan menjadi dasar diberikannya
pengaturan Merek di Indonesia, perlindungan atas Indikasi Geografis
perlindungan Indikasi Geografis juga tersebut masih ada”. 

merupakan suatu hal yang sangat Undang - Undang ini menerapkan
penting untuk mendapat sistem perlindungan melalui sistem
perlindungan hukum untuk suatu pendaftaran. Artinya, tanpa
produk, mengingat Indikasi permohonan dan permintaan
Geografis merupakan potensi pendaftaran kepada Menteri Hukum
nasional yang dapat menjadi dan Hak Asasi Manusia, tidak akan
ada perlindungan Indikasi Geografis.
1
Muhammad Djumhana dan R. Ketentuan semacam ini dapat
Djubaedillah, “Hak Milik Intelektual Sejarah dipahami dengan menelusuri asal
Teori dan Prakteknya di Indonesia Edisi mula dari gagasan perlindungan
Revisi”, Cetakan Ketiga, Bandung: PT.Citra Indikasi Geografisonal.
Aditya Bakti, 2003, hal.170.


3
DIPONEGORO LAW JOURNAL
Volume 6, Nomor 2, Tahun 2017
Website : http://www.ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/dlr/

II. METODE wawancara informasi tentang


A. JENIS PENELITIAN hambatan apa saja dan upaya
Jenis penelitian yang dipakai demi terwujudnya perlindungan
dalam penelitian ini merupakan jenis Indikasi Geografis terhadap kopi
penelitian yuridis empiris yaitu arabika Dusun Jumprit yang akan
penelitian yang difokuskan pada digali oleh peneliti. Melalui
suatu aturan hukum atau peraturan- teknik wawancara mendalam
peraturan yang kemudian terhadap nara sumber yaitu
dihubungkan dengan kenyataan yang anggota dari Kelompok Tani
ada di lapangan , sebab dalam Tegal Makmur II Dusun Jumprit .
penelitian ini mengkaji mengenai Dengan menggali informasi atau
hambatan serta upaya yang dihadapi data sebanyak banyaknya dari
oleh Pelaku usaha dan Petani serta responden maupun informan agar
Pemerintah setempat untuk informasi yang detail diperoleh.
mewujudkan perlindungan hukum wawancara diharapkan berjalan
Indikasi Geografis terhadap Kopi di secara tidak tersetruktur ( terbuka
Temanggung. bicara apa saja ) dalam garis besar
B. METODE PENELITIAN yang tersetruktur ( mengarah
Penulis dalam melakukan menjawab permaslahan
penulisan skripsi ini menggunakan penelitian ).2
metode penelitian hukum empiris 2. Data Sekunder
yakni suatu metode penelitian hukum Data sekunder adalah data
yang berfungsi untuk melihat hukum dalam bentuk dokumen yang
dalam artian nyata dan meneliti sudah jadi. Data sekunder ini
bagaimana realita yang ada didalam dilakukan dengan penelitian
masyarakan. Dikarenakan dalam kepustakaan guna mendapatkan
penelitian ini meneliti hambatan apa landasan teoritis. Pengumpulan
saja yang terjadi untuk mewujudkan data ini dilakukan dengan studi
Indikasi Geografis terhadap atau penelitian kepustakaan
perkopian di Dusun Jumprit , (library research), yaitu dengan
Kecamatan Ngadirejo Kabupaten mempelajari peraturan-peraturan,
Temanggung Provinsi Jawa Tengah. dokumen-dokumen, maupun
C. SUMBER DATA buku-buku yang ada kaitannya
PENELITIAN dengan masalah yang diteliti, dan
Pada penelitian yuridis empiris doktrin atau pendapat para
penulis menggunakan data primer sarjana. Data sekunder didalam
dan data sekunder dalam penulisan bidang hukum dapat dilihat dari
hukum ini, berikut penjelasan sudut kekuatuan yang
tentang bagaimana proses mengikatnya.dalam penelitian
pengumpulan data atau bahan hukum hukum data sekunder mencakup: 3
dalam penelitian ini : 1). Bahan Hukum Primer.

1. Data primer
Data primer adalah data yang 2
Hamidi, Metode Penelitian Kualitatif,(
diperoleh secara langsung dari Malang : Universitas Muhamadiah
objek yang di teliti. Melalui Malang, 2004) hlm.171
3
Soerjono Sukanto,Op.Cit,hlm.10.

4
DIPONEGORO LAW JOURNAL
Volume 6, Nomor 2, Tahun 2017
Website : http://www.ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/dlr/

a. Undang- Undang Nomor 20


Tahun 2016 tentang Merek 1) Studi dokumen ( documentary
dan Indikasi Geografis. Studies).
2) Wawancara (interview).
2). Bahan Hukum Sekunder 3) Pengamatan (observation).

Bahan-bahan yang memiliki E. METODE ANALISIS DATA


hubungan yang erat dengan
bahan hukum primer dan dapat Dalam penelitian ini spesifikasi
membantu dalam melakukan penelitian kepustakaan yang bersifat
proses menganalisis dan Deskriptif – Analitis yang
memahami bahan hukum dimaksudkan untuk memberikan
primer. Bahan hukum sekunder gambaran sekaligus analisis
merupakan karya para sarjana mengenai pelaksanaan ketentuan
baik sudah maupun yang belum dalam peraturan yang didasarkan
di publikasikan seperti : hasil pada ketentuan hukum yang berlaku.
karya ilmiah para sarjana, buku- Demikian pula dimaksudkan untuk
buku, laporan, artikel, makalah, memberikan gambaran mengenai
dan hasil-hasil penelitian yang kenyataan dari keadaan objek atau
lain yang dapat membantu masalahnya, untuk dapat dilakukan
dalam proses penulisan ilmiah penganalisaan dalam rangka
ini. pengambilan kesimpulan-kesimpulan
yang bersifat umum4.
3). Bahan Hukum Tersier Penelitian deskriptif analitis ini
Bahan yang memiliki dimaksudkan untuk memberikan
kegunaan dalam memberikan gambaran secara rinci, sistematis,
suatu petunjuk maupun dan menyeluruh mengenai segala hal
penjelasan mengenai bahan yang berhubungan dengan
hukum primier maupun bahan pelaksanaan Penelitian deskriptif
hukum sekunder, misalnya analitis ini dimaksudkan untuk
seperti : kamus, ensiklopedia, memberikan gambaran secara rinci,
Internet dan sebagainya sistematis, dan menyeluruh
mengenai segala hal yang
D. METODE PENGUMPULAN berhubungan dengan asas
DATA resiprositas dalam hukum perdata
internasional.
Pengumpulan data yang
digunakan oleh penulis dalam III. HASIL DAN PEMBAHASAN
penelitian hukum ini adalah
penelitian yuridis empiris, yaitu A. Hambatan yang terjadi untuk
menggunakan data primer dan data mewujudkan perlindungan
sekunder sebagai sumber dalam hukum Indikasi Geografis
penulisan hukum ini, dipergunakan terhadap Kopi Arabika di
untuk pengumpulan data di lapangan
pada umumnya pengumpulan data di
4
lakukan dengan : Ashofa Burhan, Metode Penelitian Hukum,
(Jakarta : Rineka Cipta, 2001), hlm. 19.

5
DIPONEGORO LAW JOURNAL
Volume 6, Nomor 2, Tahun 2017
Website : http://www.ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/dlr/

Dusun Jumprit Desa Tegalrejo, celcius) dengan jenis tanah


Kecamatan Ngadirejo, Entisol, Intecipsol (Regosol
Kabupaten Temanggung yang berupa tanah mekanis
Provinsi Jawa Tengah. mengandung mineral yang
banyak, menyebabkan tingkat
A1. Profil Dusun Jumprit Desa kesuburan yang tinggi dan
Tegalrejo, Kecamatan sesuai untuk menanam kopi.
Ngadirejo, Kabupaten Selain itu kopi yang di tanam
Temanggung Provinsi Jawa berada pada ketinggian 1550 -
Tengah. 1880 meter dari permukaan air
laut, dimana tanaman kopi
Dusun Jumprit merupakan Dusun arabika dapat tumbuh dan
yang yang terletak di Desa Tegalrejo, berbuah baik pada ketinggian
yang berjarak kurang lebih 21 Km 1.200- 2.000 meter dari
arah Barat Laut dari Kota permukaan air laut, dan
Temanggung. Dengan jumlah 230 memiliki curah hujan sebanyak
Keluarga dan 600 Jiwa 6 – 7 bulan musim hujan dan
penduduknya. Secara astronomis kelembaban relatif 80 – 90%,
terletak di 7° 15' 21" (7.2558°) LS sehingga Dusun Jumprit sangat
dan terletak di “110° 1' 6" sesuai untuk pembudidayaan
(110.0183°) BT. buah kopi Arabika.
Dusun Jumprit Desa Tegalrejo
merupakan Desa Agraris dimana 2. Faktor manusia, teknik
90% areal adalah lahan pertanian Penanaman dan Pembudidayaan
dengan penduduk yang sebagian kopi arabika di Dusun Jumprit
besar masih mengandalkan bidang berbeda dengan tempat lainya,
pertanian sebagai mata pencaharian tanaman kopi arabika terbentuk
utama. dari varietas – varietas terseleksi
Kopi arabika merupakan komoditi diantaranya varietas Kartika,
utama untuk saat ini bagi para petani Lini-S, Typica, Catura dan
di Dusun jumprit, dimana kopi Andungsari. Tanaman Kopi
arabika ini dipandang bisa Arabika pada umumunya di
menyelamatkan perekonomian Dusun Jumprit ditanam di dekat
masyarakat yang menggantukan Tembakau Dan Pohon Pinus dan
hidupnya dari sektor perkebunan di pupuk dengan pupuk
karena dapat menyelamatkan organik.Kopi di panen dengan
perekonomian dari krisis turunya mayoritas 95% petik merah
harga tembakau secara drastis pada (sistem petik secara seleksi)
tahun 2016. tidak terlepas dari peran
Terkait dengan hal tersebut masyarakat Dusun Jumprit.
kopi arabika Dusun Jumprit Dengan pengetahuan sejarah,
merupakan suatu produk potensi tradisi dan perkembangan
Indikasi geografis, karena memenuhi pengetahuan yang ada di Dusun
unsur-unsurnya, seperti: Jumprit menjadi faktor yang
1. Faktor alam, yakni iklim sejuk berpengaruh dalam pelestarian
di Dusun Jumprit (15- 24 derajat serta perkembangan

6
DIPONEGORO LAW JOURNAL
Volume 6, Nomor 2, Tahun 2017
Website : http://www.ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/dlr/

pembudidayaan Kopi Arabika seseorang karena intelektualitasnya


Dusun Jumprit. 
 atau karena bakat dan kemampuan
Saat ini kopi arabika Dusun yang dimilikinya. Indikasi Geografis
Jumprit belum didaftarkan sebagai adalah suatu tanda yang menunjukan
Indikasi Geografis di kementrian daerah asal suatu barang dan/atau
Hukum dan Hak Asasi Manusia. produk yang kerna faktor lingkungan
Kelompok Tani harus berinisiatif geografis termasuk faktor alam,
untuk mendaftarkan Kopi Arabika faktor manusia atau kombinasi dari
Dusun Jumprit sebagai produk kedua faktor tersebut memberikan
Indikasi Geografis di kementrian reputasi, kualitas, dan karakteristik
Hukum dan Hak Asasi Manusia. tertentu pada barang dan/atau produk
Di Indonesia, setiap produk yang yang dihasilkan. Berdasarkan
memiliki potensi sebagai produk definisi mengenai HKI dan Indikasi
Indikasi Geografis harus didaftarkan Geografis dapat disimpulkan bahwa
terlebih dahulu sebelum memperoleh Kopi Arabika Dusun Jumprit
perlindungan hukum. Dengan merupakan kombinasi dari kedua
demikian, terjamin kepastian unsur Indikasi Geografis yaitu, faktor
hukumnya serta mudah di dalam alam dan faktor manusia.
pembuktian apabila suatu saat terjadi Perlindungan hukum terhadap
sengketa terkait dengan produk Indikasi Geografis memiliki karakter
Indikasi Geografis tersebut. kepemilikan yang komunal atau
Oleh karena itu, perlu kolektif. Karakter kepemilikan yang
dilakukan upaya oleh masyarakat komunal artinya menjadi milik
Dusun Jumprit agar Kopi Arabika bersama masyarakat yang mencakup
Dusun Jumprit memperoleh dalam wilayah Indikasi Geografis
perlindungan hukum melalui Indikasi terdaftar. Setelah mendaftarkan
Geografis mengingat perkembangan produk yang memiliki potensi
perdagangan global yang semakin Indikasi Geografis dan memperoleh
terbuka agar dapat memberikan perlindungan hukum melalui Indikasi
jaminan bagi produsen maupun geografis masyarakat tersebut
konsumen. memiliki hak eksklusif untuk
Dalam mencapai suatu mengedarkan dan memperdagangkan
konsistensi produk dan keseragaman produknya sehingga masyarakat
para petani membentuk suatu daerah lain dilarang untuk
kelompok tani yang bernama menggunakannya pada produk
Kelompok Tani Tegal Makmur 2 mereka.
yang didirikan berdasarkan Undang- Hak yang diberikan melalui
Undang No. 19 Tahun 2013 Tentang Indikasi Geografis hanya dapat
Perlindungan dan Permberdayaan terjadi setelah adanya pendaftaran.
Petani. Pendaftaran diajukan pendaftaran
Dusun Jumprit merupakan kepada Menteri Hukum dan Hak
daerah yang memiliki produk yang Asasi Manusia. Seperti tercantum
berpotensi untuk mendapat dalam Pasal 53 ayat 1 Undang –
perlindungan HKI yaitu melalui Undang Nomor 20 Tahun 2016
Indikasi Geografis. HKI adalah hak tentang Merek dan Indikasi
keperdataan yang diberikan kepada Geografis menjelaskan bahwa

7
DIPONEGORO LAW JOURNAL
Volume 6, Nomor 2, Tahun 2017
Website : http://www.ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/dlr/

indikasi Indikasi Geografis baru dalam upaya perlindungan


mendapatkan perlindungan setelah di hukum Indikasi Geografis
daftar oleh Menteri Pasal tersebut terhadap Kopi Arabika Dusun
menyatakan “Indikasi Geografis Jumprit.
dilindungi setelah Indikasi Geografis Berdasarkan pasal 53 ayat 3
didaftar oleh Menteri”. Undang – Undang Nomor 20 Tahun
Kopi Arabika Dusun Jumprit 2016 tentang Merek dan Indikasi
secepatnya harus didaftarkan sebagai Geografis, permohonan pendaftaran
Indikasi Geografis, sebelum ada tidak hanya dapat diajukan asosiasi
pihak lain yang tidak berhak produsen, koperasi, dan masyarakat
mendaftarkan memperoleh hak milik perlindungan indikasi geografis
atas Indikasi Geografis sebab apabila (MPIG), tetapi dapat juga dilakukan
ada pihak lain yang mendaftarkan oleh pemerintah daerah Provinsi atau
maka masyarakat Dusun Jumprit Kabupaten/Kota. Tetapi mengingat
khususnya petani tidak dapat ketidaktauan masyarakat sendiri
memiliki Hak Ekslusif terhadap Kopi terhadap arti pentingnya Indikasi
Arabika Dusun Jumprit. Geografis terhadap produk mereka,
maka hal ini sulit untuk diterapkan.
A2. Hambatan yang terjadi Menurut Jarwono Ketua Kelompok
untuk mewujudkan Tani Tegal Makmur 2 Dusun
perlindungan hukum Jumprit, Pemerintah belum pernah
Indikasi Geografis terhadap memberikan sosialisasi mengenai
Kopi Arabika di Dusun HKI, termasuk Indikasi Geografis,
Jumprit Desa Tegalrejo, sehingga masyarakat khususnya
Kecamatan Ngadirejo, petani sendiri belum memiliki niat
Kabupaten Temanggung untuk mendaftarkan Kopi Arabika
Provinsi Jawa Tengah. Dusun Jumprit agar memperoleh
perlindungan hukum.
Dalam upaya mewujudkan B. Upaya Yang Dapat Dilakukan
perlindungan hukum Indikasi Untuk Mengajukan
Geografis terhadap Kopi Arabika Perlindungan Hukum Indikasi
Dusun Jumprit dalam Geografis Terhadap Kopi
pelaksanaannya mengalami beberapa Arabika Dusun Jumprit.
hambatan, dimana hambatan tersebut B1. Kopi Arabika Dusun Jumprit
berasal dari pemerintah dan dapat dilindungi sebagai
masyarakat itu sendiri, hambatan itu Indikasi Geografis karena
antara lain: memenuhi unsur – unsur
1. Lemahnya kesadaran hukum yang terdapat dalam pasal 1
masyarakat Dusun Jumprit angka 6 UU No 20 Tahun
terhadap arti pentingnya 2016 Tentang Merek dan
pendaftaran Indikasi Geografis indikasi Geografis.
terhadap Kopi Arabika Dusun
Jumprit. Pada pasal 1 angka 6 UU
No.20 Tahun 2016 Tentang Merek
2. Kurangnya kepedulian dan Indikasi Geografis diterangkan
Pemerintah Temanggung “Indikasi Geografis adalah suatu

8
DIPONEGORO LAW JOURNAL
Volume 6, Nomor 2, Tahun 2017
Website : http://www.ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/dlr/

tanda yang menunjukkan daerah asal 1. Uraian tentang lingkungan


suatu barang dan/atau produk yang geografis, faktor alam dan
karena faktor lingkungan geografis faktor manusia (Pasal 1
termasuk faktor alam, faktor manusia angka 6)
atau kombinasi dari kedua faktor
tersebut memberikan reputasi,
kualitas, dan karakteristik tertentu a. Lingkungan Geografis
pada barang dan/atau produk yang
dihasilkan.”
dari pasal tersebut Secara topografi Dusun
penulis berpendapat Indikasi Jumprit Desa Tegalrejo
Geografis harus memenuhi beberapa termasuk dalam kategori
persyaratan yakni adanya suatu Daerah dataran tinggi
daerah yang menghasilkan suatu dengan ketinggian ± 1300 -
barang atau produk yang memiliki 2000 meter di atas
reputasi , kualitas dan karakteristik permukaan laut (mdpl).
tertentu yang pengaruhi oleh Dusun Jumprit Desa
lingkungan geografis didalamnya Tegalrejo memiliki relief
dapat berupa faktor alam dan/atau daerah perbukitan dan
faktor manusia didalamnya dataran. Dusun Jumprit
Dari penjelasan pasal 1 angka Desa Tegalrejo merupakan
6 diatas Kopi Arabika Dusun salah satu desa yang tiang
Jumprit dapat memperoleh penyangga ekonominya
perlindungan hukum melalui Indikasi berada pada sektor
Geografis berdasarkan Undang - pertanian. Dusun Jumprit
Undang Nomor 20 tahun 2016 memiliki iklim sejuk yakni
dengan cara memenuhi Dokumen 15 - 24 derajat celcius
Deskripsi Indikasi Geografis seperti dengan jenis tanah Entisol,
yang tercantum dalam Pasal 1 angka Intecipsol (Regosol yang
11 yang menyatakan “Dokumen berupa tanah mekanis
Deskripsi Indikasi Geografis adalah mengandung mineral yang
suatu dokumen yang memuat banyak, menyebabkan
informasi, termasuk reputasi, tingkat kesuburan yang
kualitas, dan karakteristik barang tinggi dan sesuai untuk
dan/atau produk yang terkait dengan menanam kopi, dan
faktor geografis dari barang dan/atau memiliki curah hujan
produk yang dimohonkan Indikasi sebanyak 6 – 7 bulan musim
Geografisnya.” 
 hujan dan kelembaban
Berikut penjelasan bahwa Kopi relatif 80 – 90%, sehingga
Arabika Dusun Jumprit dapat Dusun Jumprit sangat sesuai
diajukanya pendaftaran Indidikasi untuk pembudidayaan buah
Geografis karena dapat memenuhi Kopi Arabika.
persyaratan yang terdapat didalam
Undang – Undang No.20 Tahun b. Faktor alam
2016 tentang Merek dan Indikasi Faktor alam, yakni Kopi
Geografis: Arabika Dusun Jumprit di
tanam didekat tanaman

9
DIPONEGORO LAW JOURNAL
Volume 6, Nomor 2, Tahun 2017
Website : http://www.ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/dlr/

pinus dan tembakau pada Dengan pengetahuan


ketinggian 1550 – 1880 sejarah, tradisi dan
mdpl. Dimana Tanaman perkembangan pengetahuan
kopi sangat di pengaruhi yang ada di Dusun Jumprit
oleh tanaman yang ada menjadi faktor yang
disekitarnya. Hanya di berpengaruh dalam
Dusun Jumprit tanaman pelestarian serta
kopi tumbuh dan perkembangan
berkembang di sekitar pembudidayaan Kopi
tanaman pinus dan Arabika Dusun Jumprit.
tembakau yang sangat d. Reputasi, Karakteristik
berbeda sekali dengan dan Kualitas.
faktor alam dalam Reputasi kopi arabika
penanaman kopi di daerah Dusun Jumprit sudah di
temanggung lainya. akui keberadaanya sekarang
c. Faktor Manusia karena prestasi yang sudah
Faktor manusia yang di raihnya pada festival kopi
berkaitan dengan temanggung 2016.
Penanaman dan Karakteristik kopi arabika
Pembudidayaan hingga dusun jumprit terbentuk dari
paska panen Kopi Arabika varietas –varietas terseleksi
di Dusun Jumprit juga diantaranya varietas
sangat berpengaruh karena Kartika, Lini-S, Typica,
masyarakat setempatlah Catura dan Andungsari.5
yang memulai dan Berdasarkan wawancara
mengembangkan peneliti kepada ketua
pembudidayaan yang kelompok tani kopi varietas
berbeda dengan tempat Kartika, Lini-S, Typica,
lainya sehingga menjadikan Catura dan Andungsari.
suatu ciri yang khusus yang ditanam di ketinggian
dikarenakan kebiasaan 1550 – 1800 mdpl di dusun
masyarakat setempat. Jumprit dengan tekhnik
Tanaman Kopi Arabika pasca – panen setengah
pada umumunya di Dusun basah (sewi-washed).
Jumprit ditanam di dekat Hal Tersebut membuat
Tembakau Dan Pohon Pinus kopi arabika Dusun Jumprit
dan di pupuk dengan pupuk memiliki karakteristik
organik. Kopi di panen berbeda dibanding kopi
dengan mayoritas 95% petik yang ada di Temanggung
merah (sistem petik secara dan Kabupaten temanggung
seleksi) dan di paska panen lainya . Kopi arabika Dusun
dengan metode Jumprit memiliki karakter
penggilingan setengah Keasaaman sedang , dengan
basah semua itu tidak karakter rasa Orange,
terlepas dari peran
masyarakat Dusun Jumprit. 5
Ibid

10
DIPONEGORO LAW JOURNAL
Volume 6, Nomor 2, Tahun 2017
Website : http://www.ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/dlr/

Floral, Nutty , Chocolatte, a) Perlindungan Hukum


dan Tobbacco.6 Preventif
Berdasarkan uraian penulis Perlindungan hukum
diatas, maka sudah selayaknya kopi preventif merupakan
arabika Dusun Jumprit mendapatkan perlindungan hukum bagi kopi
perlindungan Indikasi Geografis. arabika dusun jumprit , dimana
Karena kopi arabika Dusun Jumprit hal ini ditujukan untuk
sudah dapat memenuhi Dokumen mencegah terjadinya sengketa.
Deskripsi Indikasi Geografis dalam Kopi arabika Dusun Jumprit
mendaftarkan Indikasi Geografis akan mendapat perlindungan
sebagaimana terdapat dalam Undang melalui Indikasi Geografis
– Undang Nomor 20 Tahun 2016 apabila didaftarkan terlebih
tentang Merek dan Indikasi dahulu. Permohonan terhadap
Geografis Pasal 1 angka 11. Kopi pendaftaran Indikasi Geografis
arabika Dusun Jumprit telah diatur dalam Pasal 4 Undang –
memenuhi syarat pendaftaran Undang Nomor 20 Tahun 2016
Indikasi geografis seperti karena tentang Merek dan Indikasi
telah memenuhi unsur-unsurnya Geografis , yakni Permohonan
seperti karakteristik dan kualitas pendaftaran Merek diajukan
yang membedakan kopi arabika oleh Pemohon atau Kuasanya
Dusun Jumprit dengan kopi lainnya, kepada Menteri Hukum dan
lingkungan geografis, faktor alam, Hak Asasi Manusia secara
faktor manusia yang berhubungan elektronik atau non-elektronik
dengan pemakaian Indikasi dalam bahasa Indonesia.
Geografis. Dengan diberikannya hak
B2. Upaya Hukum Yang Dapat Indikasi Geografis, produk
Dilakukan Masyarakat Dusun tersebut memiliki kepastian
Jumprit Untuk Mewujudkan hukum apabila suatu saat nanti
Perlindungan Hukum Indikasi terjadi sengketa dan akan lebih
Geografis Terhadap Kopi Arabika mudah di dalam pembuktian.
Dusun Jumprit. Ciri dan kualitas yang menjadi
Bentuk upaya perlindungan dasar diberikannya
hukum dalam mewujudkan Indikasi perlindungan Indikasi
Geografis terhadap kopi arabika Geografis dituangkan dalam
Dusun Jumprit berdasarkan teori Dokumen Deskripsi Indikasi
perlindungan hukum dapat dilakukan Geografis. Tanda tersebut
dengan cara perlindungan hukum hanya dapat digunakan pada
preventif .7 barang yang memenuhi
persyaratan yang diatur dalam
6
Dokumen Deskripsi Indikasi
Jarwono,2017,wawancara, ketua kelompok
tani tegal makmur 2,Dusun Jumprit,Desa
Geografis.
tegalrejo,Temanggung.
7
Zairin Harahap, Hukum Acara Peradilan
Tata Usaha Negara, Raja Grafindo Persada,
Jakarta, 2001. B3. Upaya Yang Dapat

11
DIPONEGORO LAW JOURNAL
Volume 6, Nomor 2, Tahun 2017
Website : http://www.ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/dlr/

Dilakukan Untuk Mengatasi yang dapat pemerintah lakukan


Hambatan Dalam adalah mengupayakan agar ada
Mewujudkan Perlindungan pendampingan selama proses
Hukum Indikasi Geografis tersebut berlangsung. Dengan
Terhadap Kopi Arabika demikian, diharapkan
Dusun Jumprit. masyarakat semakin aktif
untuk ikut serta melakukan
Hambatan-hambatan yang upaya pendaftaran terhadap
dihadapi dalam mewujudkan produk Indikasi
perlindungan hukum terhadap kopi Geografis.Indikasi Geografis
arabika Dusun Jumprit perlu untuk tersebut.
dicarikan solusinya. Beberapa upaya
yang dapaet dilakukan oleh IV. PENUTUP
Pemerintah Kabupaten Temanggung,
antara lain ; A. KESIMPULAN
a) Sosialisasi mengenai 1. Kopi Arabika Dusun Jumprit
pentingnya perlindungan merupakan salah satu potensi
hukum melalui Indikasi alam yang dimiliki Kabupaten
Geografis. Temanggung, perlu mendapatkan
perlindungan hukum melalui
HKI khususnya Indikasi Indikasi Geografis. Mengingat
Geografis merupakan hal yang perkembangan globalisasi dan
baru bagi masyarakat. Oleh terbukanya pasar bebas yang
karena itu, sosialiasi secara ditandai dengan kemajuan di
berkala dan kampanye perlu segala bidang baik teknologi,
dilakukan oleh pemerintah. komunikasi, industri,
Untuk memberikan memungkinkan pihak lain baik itu
pemahaman kepada pihak daerah lain ataupun pihak
masyarakat pentingnya asing melakukan klaim atau
perlindungan hukum melalui penggunaan tanpa hak terhadap
Indikasi Geografis. Kopi Arabika Dusun Jumprit.
Tetapi dalam mewujudkan
b) Membantu petani Kopi perlindungan hukum terhadap
Arabika Dusun Jumprit Kopi Arabika Dusun Jumprit
dalam mendaftarkan terjadi beberapa hambatan.
Indikasi Geografis. Hambatan-hambatan tersebut
Salah satu yang menjadi antara lain adalah kurangnya
hambatan dalam upaya kepedulian pemerintah Kabupaten
mewujudkan perlindungan Temanggung dalam upaya
hukum Indikasi Geografis perlindungan hukum Indikasi
terhadap kopi arabika Dusun Geografis terhadap Kopi Arabika
Jumprit adalah prosedur yang Dusun Jumprit dan lemahnya
harus dilakukan oleh petani kesadaran hukum masyarakat
dalam mendaftarkan Indikasi Dusun Jumprit terhadap arti
Geografis kopi arabika Dusun pentingnya pendaftaran Indikasi
Jumprit. Maka sebagai usaha

12
DIPONEGORO LAW JOURNAL
Volume 6, Nomor 2, Tahun 2017
Website : http://www.ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/dlr/

Geografis terhadap Kopi Arabika V. DAFTAR PUSTAKA


Dusun Jumprit.
a. literatur ;
2. Perlu dilakukan upaya guna Muhammad Djumhana dan R.
melindungi Kopi Arabika Dusun Djubaedillah, “Hak Milik
Jumprit. Upaya yang dilakukan Intelektual Sejarah Teori dan
ditujukan agar Kopi Arabika Prakteknya di Indonesia Edisi
Dusun Jumprit memperoleh Revisi”, Cetakan Ketiga,
perlindungan hukum, yaitu Bandung: PT.Citra Aditya Bakti,
melalui Indikasi Geografis. Kopi 2003, hal.170.

Arabika Dusun Jumprit telah
memenuhi syarat sebagai produk H.OK.Saidin, “Aspek Hukum Hak
Indikasi Geografis sesuai yang Kekayan Intelektual
tercantum dalam Pasal 1 angka 6 (Intellectual Property
Undang – Undang Nomor 20 Rights)”.(Jakarta: Raja
Tahun 2016 tentang Merek dan Grafindo Persada), 2013, hlm.
Indikasi Geografis. Upaya yang 11
dilakukan oleh Pemerintah
Kabupaten Temanggung dalam Afrillyanna Purba. “Hukum HKI
mewujudkan Indikasi Geografis Indonesia Perlindungan
terhadap Kopi Arabika Dusun Hukum Seni Batik Tradisional
Jumprit dapat dilakukan dengan Berdasarkan Undang-Undang
cara upaya perlindungan Nomor 19 Tahun 2002 Tentang
preventif. Sebagai bentuk Hak Cipta”. (Bandung:
perlindungan preventif, untuk Alumni), 2009, hlm. 19
memperoleh perlindungan hukum,
terlebih dahulu Kopi Arabika Tomi Suryo Utomo. “Hak
Dusun Jumprit harus didaftarkan Kekayaan Intelektual (HKI) di
ke Dirjen HKI baik itu oleh Era Global: Sebuah Kajian
produsen, konsumen, ataupun Kontemporer”, (Yogyakarta:
pemerintah. Tanpa adanya Graha Ilmu), 2010, hlm.
pendaftaran tersebut makan Kopi
Arabika Dusun Jumprit tidak akan Abdulkadir Muhammad. “Hukum
mendapatkan perlindungan Harta Kekayaan”. (Bandung :
hukum. Perlindungan hukum Citra Aditya Bakti), 1994, hlm
tersebut memberikan jaminan 22
kepastian hukum bagi Kopi
Arabika Dusun Jumprit apabila Hamidi, “Metode Penelitian
suatu saat nanti terjadi sengketa. Kualitatif” , ( Malang :
Selain itu agar masyarakat Universitas Muhamadiah
khususnya petani Kopi Arabika Malang, 2004), hlm.171
Dusun Jumprit dapat merasakan
manfaat ekonomis dari kopi Muhammad Djumhana dan R.
tersebut. Djubaedillah, “Hak Milik
Intelektual Sejarah Teori dan
Prakteknya di Indonesia Edisi

13
DIPONEGORO LAW JOURNAL
Volume 6, Nomor 2, Tahun 2017
Website : http://www.ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/dlr/

Revisi”, Cetakan Ketiga, John A. Clarke, “The Public Policy


Bandung: PT.Citra Aditya Bakti, Objectives of Geographical
2003, hal.170.
 Indications”, Worldwide
Symposium on Geographical
Abdulkadir Muhammad, “Kajian Indications”.
Hukum Ekonomi Hak
Kekayaan Intelektual”, Ken Keck, “Florida Orange Juice
(Bandung : PT Citra Aditya Healthy, Pure and Simple”,
Bhakti), 2001, hlm 1 Worldwide Symposium on
Geographical Indications”.
Sanusi Bintang dan Dahlan, “Pokok-
Pokok Hukum Ekonomi dan Surip Mawardi,” Establishment of
Bisnis” , (Bandung : PT. Citra Geographical Indication
Aditya Bhakti), 2000, hlm 10 Protection System in Indonesia,
Case in Coffee”, Worlwide
Direktorat Jenderal Hak Kekayan Symposium on Geographical
Intelektual Kementrian Hukum Indications jointly orginized by
dan HAM Republik Indonesia. the World Intellectual Property
Organization (WIPO) and the
Commonwealth of Australia, Patent Office of the Republic of
“Minister of Trade’s Speeches”. Bulagaria, Sofia, June 10 – 12,
Media Realease, MTV 2002, 2009, hlm. 3
dalam buku Miranda Risang b. Peraturan Perundang –
Ayu, Membicarakan Hak Undangan
Kekayaan Intelektual Indikasi
Geografis, (Bandung : Alumni, - Undang – Undang Nomor 20
2006), hlm 30 Tahun 2016 tentang Merek dan
Indikasi Geografis.
Ashofa Burhan, “Metode Penelitian - Undang - Undang Nomor 19
Hukum”, (Jakarta : Rineka Tahun 2013 Tentang
Cipta, 2001), hlm. 19. Perlindungan dan
Pemberdayaan Petani

Soerjono Soekanto, “Pengantar
Penelitian Hukum”, (Jakarta : c. Artikel Ilmiyah
UI Pres, 1986 ),hlm.6. - Rizky Mirgawati Amalian
Shabirin, 2009
Bambang Sungono, “Metodologi “PERLINDUNGAN
Penelitian Hukum”,( Jakarta : HUKUM TERHADAP
Rajawali Pers, 2012),hlm.27. PRODUK YANG BERCIRI
INDIKASI GEOGRAFIS DI
Zairin Harahap, “Hukum Acara INDONESIA “ Fakultas
Peradilan Tata Usaha Negara”, Hukum Universitas
Raja Grafindo Persada, Jakarta, Diponegoro Semarang.
2001.

14
DIPONEGORO LAW JOURNAL
Volume 6, Nomor 2, Tahun 2017
Website : http://www.ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/dlr/

d. Website
- http://www.kemendag.go.id/id/
news/2016/02/11/kemendag-
kopi-indonesia-jadi -sorotan-
di-as di akses pada 12 januari
2017
- http://caswellscoffee.com/jenis-
dan-karakteristik-kopi arabika/
diakses pada tanggal 17 januari
2017
- http://www.aeki-aice.org
diakses pada tanggal 17 januari
2017

15

Anda mungkin juga menyukai