Anda di halaman 1dari 9

Cerita Sejarah Pribadi Saya apalagi jika masih berusia 4 tahun sepertiku.

Memang selama aku


tinggal bersama kakak dari ibuku ini aku selalu dimanja, apa pun
“Awal Perjalanan Kehidupan” keinginanku selalu diwujudkan. Selain karena faktor ekonomi
keluarga pada saat itu, alasan lain aku tinggal bersama budeku juga
karena keinginanku yang ingin masuk ke bangku sekolah dasar.

Namaku Rika Cahyani Putri, aku lahir di Jambi pada tanggal 04 Hari pertamaku tinggal disini aku berkenalan dengan beberapa
Januari 2004. Aku dilahirkan dalam keadaan yang normal. Aku dari anak tetangga sekitar yaitu Yuliana, Ergi Saputra, dan Besse'
merupakan anak pertama, aku memiliki seorang adik perempuan Syaharani Ziadah. Hari-hari berikutnya kami mulai akrab satu sama
yang bernama Weny Rindias Wati. Ayahku dulunya bekerja sebagai lainnya, kemana-mana selalu bersama-sama. Hari demi hari tak
supir angkot dan ibuku hanyalah seorang ibu rumah tangga. terasa sudah kami lewati bersama dan tak terasa waktu masuk
Sekarang aku bersekolah di SMKN 1 Tanjung Jabung Timur. sekolah sudah tiba.
Banyak hal-hal yang sudah aku hadapi, sebelum aku menemukan
Aku bersekolah di SDN 78/X Kampung Singkep. Pagi itu
berbagai kebahagiaan dalam hidupku. Jika ada orang yang
adalah hari pertamaku masuk di bangku sekolah dasar. Kegiatan hari
mengatakan bahwa kehidupanku selalu indah maka mereka salah.
pertama kami disekolah adalah perkenalan. Kami masuk pada pukul
Masa kecilku memang tidak seperti teman-temanku yang lain. 07.30 dan saya berangkat dari rumah ke sekolah pada pukul 07.45.
Karena pada saat umurku yang baru 4 tahun aku harus berpisah dari Memang jarak dari rumah yang terbilang sangat dekat dan tidak
orang tuaku dan ikut tinggal bersama kakak dari ibuku (aku biasa memerlukan waktu yang lama mungkin hal itulah yang membuat
memanggilnya dengan sebutan bude). Meski tinggal berjauhan dari saya merasa malas pada saat itu. Sesampainya di sekolah aku
orang tua, hal itu tidak membuatku merasa kehilangan kasih sayang langsung menangis. Saat itu aku merasa iri melihat teman-temanku
dari orang tua. Jujur tidak mudah untuk tinggal jauh dari orang tua, yang hari pertamanya di antar oleh ayah ataupun ibunya. Akhirnya
aku keluar kelas dan berlari pulang ke rumah. Sesampainya di kami diminta untuk duduk dengan rapi dan membaca do'a, setelah
rumah tangisanku semakin kuat dan aku sempat berfikir untuk tidak itu kami pulang ke rumah masing-masing.
mau sekolah dan memaksa untuk diantar kembali pulang ke Jambi.
Sesampainya di rumah aku langsung mengganti seragam
Hari pertamaku masuk sekolah yang seharusnya digunakan untuk
sekolahku dan membiarkannya tergeletak di atas kasur. Tak lama
berkenalan dengan teman-teman yang lainnya malah tidak sesuai
kemudian pulang lah bude ku dari SD di tempat aku sekolah,
dengan yang aku bayangkan.
memang kebetulan pada saat itu bude ku menjabat sebagai kepala
Keesokan harinya aku dibangunkan dan dibujuk agar mau sekolah disana. “Kakak, itu bajunya jangan dibiarkan gitu, nanti
sekolah, dan benar saja bujukan itu bisa dibilang ampuh. Hari kedua kusut” ucap bude. Dengan santainya aku hanya menjawab dengan
ini aku memang tidak terlambat lagi, ya meskipun dengan waktu cengiranku. Setelah selesai mengganti seragam, aku langsung pergi
yang kurang 5 menit dari jam masuknya. 10 menit kemudian kerumah temanku untuk bermain.
datanglah guru yang kebetulan menjadi wali kelasku dan sekaligus
Tak terasa haripun sudah sore, kami yang sedang bermain pun
merupakan tetangga budeku. Setelah itu aku dipersilahkan untuk
terkejut akibat suara teriakan salah satu orang tua dari temanku yang
memperkenalkan diri di depan teman-teman yang lain dikarenakan
menyuruh anaknya pulang. Ya begitulah cara mereka untuk
pada saat hari pertama itu aku pulang. “Rika, silahkan perkenalkan
memanggil anaknya yang sedang bermain. Aku yang baru beberapa
nama kami didepan teman-temannya ya,”. Akupun menjawab “baik
hari disana memang agak sedikit terkejut, ya mungkin dikarenakan
Bu”. “Hai teman-teman perkenalkan nama saya Rika Cahyani
aku yang selama tinggal di Jambi aku dan teman-teman hanya
Putri, saya dari Jambi”. Setelah selesai memperkenalkan diri aku
bermain di pekarangan rumahku saja. Setelah pulang aku langsung
kembali menuju ke tempat dudukku, aku duduk tepat disebelah Yuli.
bergegas mandi, setelah selesai mandi aku langsung memakai baju
Saat itu aku mendapatkan teman baru, yaitu Siti Mundaria atau yang
yang sudah diletakkan di atas kasur. Setelah itu bude membujuk ku
biasa dipanggil Mumun. Tak terasa lonceng pertanda pulang sekolah
untuk ikut belajar mengaji di rumah salah satu tetangga disana.
pun berbunyi dan kami semua bersiap-siap untuk pulang. Setelah itu
“kak, nanti selepas Maghrib kakak pergi ngaji ya” ucap bude. memang secara tiba-tiba tanpa memberitahukan jika dia akan
“mmmm (sambil menunjukkan gaya-gaya orang yang sedang mikir) datang. Setelah ku tanya apa yang dilakukannya disini beliau
eh Ndak mau ah, kakak kan ndak bisa, terus nanti kalo kakak ndak menjawab “ayah mau jemput kakak pulang, ayah dan ibu rindu
bisa kakak dimarahin, kakak kan takut” jawabku. “Idak kok, guru kakak”(sambil meneteskan air mata). Setelah bersiap-siap akhirnya
ngaji kan ndak boleh marah. Kakak mau ya?” bude kembali aku dan ayah langsung bergegas pulang ke Jambi dikarenakan
bertanya. “Mmmm iyalah, tapi bude yang antarkan terus pulangnya mengejar waktu. Aku menghabiskan waktu liburanku untuk berlibur
harus jemput ya” jawabku kembali. Dan bude hanya menjawab ke rumah kakekku di Jawa(orang tua dari ayahku). Tepatnya di
keinginanku itu dengan anggukan dan disertai dengan senyuman. kabupaten Blitar provinsi Jawa Timur. Selama disana aku banyak
Tak lama azan Maghrib pun berkumandang, setelah itu aku langsung berkunjung ke tempat-tempat wisata, dan salah satunya itu adalah
bersiap-siap untuk pergi mengaji sesuai dengan keinginan budeku. berkunjung ke pemakaman “bung Karno”(Soekarno) yang
Setelah selesai ngaji aku dijemput oleh bude sesuai permintaan ku merupakan presiden pertama Republik Indonesia. Ya dikarenakan
diawal tadi. Sesampainya di rumah aku langsung tidur. jarak nya yang tidak terlalu jauh dari rumah kakek, dan waktu yang
dibutuhkan kurang lebih hanya 15 – 20 menit. Tak terasa waktu
Hari demi hari terus berlalu, bulan-bulan berikutnya sudah saya
liburan pun telah selesai, dan sekarang waktunya aku kembali untuk
lewati dan tibalah saatnya hari dimana diumumkannya hasil belajar
melanjutkan pendidikanku. Saat aku duduk di bangku kelas II SD
selama kurang lebih satu tahun ini. Dan pada saat wali kelas
orang tuaku memutuskan untuk tinggal menetap disini, dan akupun
mengumumkan hasilnya, Alhamdulillah hasil yang aku dapatkan
kembali tinggal bersama mereka.
selama ini bisa dibilang ini menjadi prestasi belajar pertamaku. Aku
senang sekali, tapi yang membuatku sedih, disaat itu teman-temanku Pengalaman liburan selanjutnya aku rasakan saat aku di kelas
yang lain membawa orang tuanya untuk mengambil raport, III yaitu berlibur ke Padang. Sebenarnya itu bukan liburan, karena
sedangkan aku hanya diwakilkan oleh budeku. Tapi, yang tujuan orang tuaku kesana itu untu menjenguk kakek ku(orang tua
membuatku terkejut saat itu adalah dengan kedatangan ayahku yang dari ibuku). Saat itu kakek akan melakukan operasi akibat penyakit
yang sedang dideritanya, tapi aku menganggap itu adalah sebuah “mas kakek mana, ini aku ada bawain pisang dan aku mau ngasih
liburan. Beberapa bulan setelah operasi itu berlangsung, kami langsung ke kakek”. “nduk, kakek udah dak tinggal bareng disini
kembali dikejutkan dengan kabar kakek yang sedang sakit. Saat aku lagi, kakek sudah pindah” begitulah jawaban yang aku dapat.
mau berangkat ke sekolah ibu melarang ku dan memberitahukan Akhirnya aku mencoba untuk memahami maksud dari kalimat itu.
kalau kita akan berangkat ke Kerinci. Setelah beberapa hari kami di Beberapa hari setelah kami sampai di rumah kakek, kami pergi
Kerinci, tepatnya sehari sebelum kami memutuskan untuk kembali ziarah ke makam kakek. Tepat sepuluh hari setelah kakek meninggal
pulang ke Jambi kakek menghembuskan nafas terakhirnya. Ya, kami memutuskan untuk pulang dan akan mampir ke rumah kakak
tepatnya pada hari Jum’at, 26 Oktober 2012 yang kebetulan dan adik dari ibuku yang berada di Jakarta. Saat di Jakarta aku pergi
bertepatan dengan hari raya idul adha. Seminggu setelah wafatnya ke “Jungle Land” yang berada di Bogor. Kami di Jakarta hanya 5
kakek, tepatnya dua hari sebelum kami pulang ke Jambi kami pergi hari, setelah itu kami langsung pulang ke Jambi.
berziarah ke makam kakek.
Tak terasa, aku berada di SD itu kurang lebih selama enam
Saat libur semester ganjil dikelas IV, aku kembali berlibur ke tahun. Banyak cerita suka maupun duka yang ku alami bersama
Jawa. Kenapa? Karena pada saat itu kami mendapat kabar bahwa teman-temanku di sana. Banyak sekali kejadian-kejadian unik
orang tua dari ayahku sedang sakit. Yang paling menyedihkan, saat semasa kehidupanku di sekolah dasar. Salah satu diantara sekian
beliau wafat kami belum sampai disana. Tapi sehari sebelum kakek banyaknya kejadian yang paling aku ingat adalah saat sekolah
meninggal kami sempat berbicara melalui telepon, ya seingat ku saat mengadakan suntik imunisasi, saat itu yang kupikirkan hanyalah
itu aku masih berada di Madiun. “Nduk besok kalau kita nggak rasa takut ketika sebatang jarum masuk ke dalam lenganku.
ketemu jangan sedih ya”. Ya begitulah ucapan terakhir kakek yang Beberapa saat kemudian namaku disebutkan, dan akhirnya aku pun
masih aku ingat sampai sekarang. Sesampainya disana aku langsung memberanikan diriku.
berlari menuju ke kamar kakek, ketika aku di kamar kakek aku tidak
menemukan kakek dan akupun bertanya kepada salah satu paman ku
Pada tahun 2015 aku selesai menempuh pendidikanku di SDN tahun di SMP aku akrab dengan beberapa temanku yakni Alamat
78/X Kampung Singkep. Saat itu aku bingung untuk melanjutkan Nova, Rahmawati, Fitri Handayani, Fatima, Eka Putri. Banyak suka
pendidikanku kemana. Dan akhirnya aku memutuskan untuk maupun duka yang kami alami dan rasakan bersama.
melanjutkan pendidikanku di SMPN 28 Tanjung Jabung Timur,
Pada tahun ketiga, aku mengalami penurunan yang tidak
tepatnya di Jln. Ampera desa Teluk Majelis Kecamatan Kuala
pernah ku sangka sebelumnya. Jujur saja, saat itu sifatku bisa
Jambi. Waktu tempuh dari rumah ke sekolah hanya membutuhkan
dibilang sangat berubah, aku yang dulunya selalu merasa bodo amat
waktu kurang lebih 15 menit. Akhirnya, pada tahun aku mulai
lah malah berubah menjadi kasar. Setiap ada kata-kata yang tidak
menjalani pendidikanku di SMPN 28 Tanjung Jabung Timur. Disini
enak menurut ku, aku akan mengeluarkan kata-kata yang memang
aku kembali memikirkan bagaimana cara agar mendapat teman lagi
didengar kurang baik dan tidak hanya itu, aku juga suka main
karena tidak semua dari teman SD ku melanjutkan ke SMP itu.
tangan. Ntah itu karena apa, yang pasti menurut pandangan orang-
Tahun pertamaku disana aku mengikuti lomba membaca puisi. Tak
orang sekitar itu aku salah pergaulan. Prestasiku pun menurut yakni
hanya itu, aku pun mendapatkan prestasi yang sangat memuaskan
peringkat 2 (saat semester ganjil). Penurunan itu semakin terasa saat
yaitu peringkat 1 kelas dan juara umum.
melihat nilai ku berada diurutan ketiga nilai ujian akhir. Saat aku
Tidak sampai disitu, tahun kedua disana pun aku sempat duduk di kelas 8, aku sempat menyukai salah satu dari senior ku.
mengikuti beberapa perlombaan yakni atletik, tari kreasi, dan Tapi itu tidak berlangsung lama dan sempat ada suatu hubungan
olimpiade IPS. Alhamdulillah dengan tidak disangka-sangka, dalam yang terjadi antara kami berdua. Tak berapa lama kemudian, aku
cabang lomba atletik aku mendapatkan juara 3 (atletik putri), kembali menyukai salah satu dari teman seangkatan ku, sempat ada
meskipun sebelum perlombaan aku sempat tidak yakin. Dan untuk hubungan di antara kami tetapi dikarenakan tidak adanya
tari, tim tari kami mendapat juara 2. Dan tak hanya itu, aku kembali persetujuan dari beberapa temanku akhirnya kami menjalani
memperoleh prestasi di bidang akademik yaitu peringkat 1 (saat hubungan itu secara diam-diam.
semester ganjil) dan peringkat 2 (saat semester genap). Selama dua
Pada tahun 2018 aku kembali berada di sekolah baru dengan Di sekolah layaknya seperti senior dan junior pada umumnya. Dan
tempat yang baru pula yaitu SMKN 1 Tanjung Jabung Timur dan hubungan itu pun berakhir pada saat selesai ujian. Setelah itu aku
mengambil jurusan teknik komputer dan jaringan. Lagi dan lagi aku kembali dekat dengan seseorang santri, itu hanya sekedar dekat,
harus kembali berfikir bagaimana cara untuk mendapatkan teman karena tanpa kami ketahui jika kami itu masih ada hubungan
baru. Jujur saja, sebenarnya aku tidak ada niat untuk melanjutkan ke keluarga. Saat ini aku kembali dekat dengan salah satu santri di
SMKN 1 Tanjung Jabung Timur. Dulunya aku berniat ingin salah satu pondok pesantren yang tidak jauh dari rumah ku.
melanjutkan ke salah satu pondok pesantren di Jawa. Tapi, karena Pengalamann yang tidak akan terlupakan yaitu saat kami melakukan
larangan orang tua dan dikarenakan orang tua juga belum yakin kegiatan pembaretan.
untuk berpisah jauh lagi, jadi mereka meminta ku untuk melanjutkan
Tahun pertama di SMK aku mendapatkan peringkat 4 (semester
ke SMKN 1 Tanjung Jabung Timur. Awalnya ini memang sedikit
ganjil) dan bintang tahunan. Saat aku baru merasakan nyaman nya
berat, tetapi setelah beberapa bulan kemudian aku pun bisa
SMK aku jatuh sakit dan sempat di rawat inap di salah satu
menjalaninya dengan sepenuh hati. Aku berteman baik dengan
Puskesmas yang tempat nya tidak terlalu jauh dari rumah. Yang
semua teman kelasku, tapi aku lebih dekat dengan Ade Elfhina
membuatku semakin terpuruk saat itu adalah saat dimana aku dan
Pilisia. Kemana-mana selalu berdua, bahkan sering dibilang kembar.
keluargaku dijatuhkan dan dihina oleh salah satu tetangga. Hari
Ya, dia bisa menjadi kakak sekaligus teman curhat bagiku. Aku
pertamaku di rawat aku malah semakin drop, dan akhirnya selang
masuk ke dalam sebuah organisasi, yakni organisasi Ambalan. Saat
oksigen pun terletak dihidungku. Saat itu aku berfikir ada salah apa
di organisasi Ambalan, lagi dan lagi aku kembali menyukai salah
keluargaku terhadap dia, sampai-sampai dia menjatuhkan keluarga
satu seniorku yang kebetulan juga mengikuti organisasi Ambalan
ku. “karma” itulah salah satu awalan kalimat yang membuatku
dan sama-sama TKJ B. Kembali menjalani hubungan secara diam-
semakin panas. Akhirnya emosiku pun semakin memuncak dan
diam tanpa sepengetahuan teman-teman sekelas. Bahkan, teman
benar saja, kata-kata kasar kembali keluar dari mulutku. Setelah aku
terdekat ku pun tidak mengetahui hal itu. Hubungan yang
merasa enakan, aku meminta untuk pulang, awalnya dokter belum
berlangsung cukup lama, kurang lebih sekitar satu tahun setengah.
mengizinkan aku pulang. Tapi aku mencabut paksa jarum infus yang lama, tapi sia-sia saja mereka berkata begitu kepadaku karena aku
berada di tanganku. Melihat kejadian itu, dokter pun mengizinkanku hanya menjadikannya seperti angin yang berlalu.
untuk pulang. “ menghina tanpa introspeksi diri”, itulah kalimat
Tahun kedua di SMK semua masalah yang aku hadapi mulai
yang pantas untuknya. Setelah sampai di rumah, emosiku semakin
aku abaikan, aku mulai mencoba untuk mengontrol emosi ku. Di
menjadi-jadi, apalagi saat aku melihat wajah orang yang sudah
tahun kedua ini kami semakin akrab satu sama lain, dari yang
menjatuhkan dan menghina keluargaku, memang rumah kami
awalnya masih ada kecanggungan di antara kami semua.
bersebelahan. Tapi hinaan nya pun berubah menjadi dendam bagiku.
Pengalaman yang teringat saat-saat kami menjalankan praktek kerja
Tidak ada orang yang bisa terima jika keluarganya dihina seperti itu,
industri (magang). Aku dan beberapa temanku yakni Rahmatin, Rika
dan itulah yang aku lakukan. Setelah kejadian itu aku kembali
Rahayu, dan Feny Putri Ramadhani, kami menjalankan praktek kerja
menjadi anak yang kasar, emosional, pendendam, dan tertutup.
industri di Kantor Badan Pusat Statistik Kabupaten Tanjung Jabung
Saat hari raya idul Fitri, seperti biasa yang kami lakukan adalah Timur. Tentunya banyak ilmu yang dapat diambil selama kami
bersilaturahmi ke rumah tetangga-tetangga. Saat itu aku kembali magang disana. Namun, rencana magang yang sudah disusun
teringat ke kejadian itu, saat tetanggaku mengajak untuk sedemikian rupa itu malah berakhir seperti yang kami bayangkan.
bersilaturahmi ke rumah tetangga yang pernah menghina Bagaimana tidak, tepat dipenghujung Maret, ada musibah yang tidak
keluargaku, seketika dendamku kembali muncul. Dan benar saja, hanya dirasakan dampaknya oleh warga Indonesia saja, tetapi
sejak kejadian itu sampai sekarang aku benar-benar tidak pernah seluruh negara di dunia ini merasakan dampaknya, yaitu pandemi
sama sekali menginjakkan kakiku kesana. Jangankan menginjakkan covid-19.
kaki, berteguran pun tidak sama sekali. Tapi itu hanya aku, orang
Covid-19 ini sendiri merupakan virus yang menyerang sistem
tuaku tidak. Karena apa, tidak mudah bagiku untuk melupakan suatu
kekebalan tubuh. Gejala yang timbul adalah batuk, bersin-bersin,
kejadian yang sangat membuatku terpuruk. Ayah dan ibuku selalu
demam tinggi. Cara untuk mengetahui bahwa kita terkonfirmasi
memberitahukan bahwa tidak baik menyimpan dendam yang terlalu
adalah dengan melakukan “Rapid rest”, setelah hasil rapid test itu Sampai saat ini kami datang ke sekolah masih berjadwal,
keluar jika hasil rapid tadi reaktif, maka akan dilakukan pengecekan dimana dalam satu kelas yang jumlah muridnya lebih dari tiga puluh
selanjutnya yang biasa disebut dengan “swab test”. Jika hasil swan siswa harus dibagi dua, yaitu dengan sistem ganjil genap (kelas A
test nya positif, maka orang yang terkonfirmasi itu akan segera dan kelas B). Karena pembagian itu, sempat ada selisih paham
dibawa ke Rumah Sakit rujukan. Mulai dari pandemi covid-19 ini dengan teman sekelas. Tapi, perselisihan itu tidak berlangsung lama,
kita dihadapkan dengan kebiasaan-kebiasaan yang mungkin menurut karena dari perselisihan itu kami semua mulai belajar untuk
kita memang baru seperti menggunakan masker/face Shield saat menyikapi setiap masalah yang terjadi dengan kedewasaan. Sudah
bepergian, menjaga jarak minimal satu meter, menghindari banyak kisah yang dilalui bersama-sama, sudah banyak suka dan
kerumunan dan selalu mencuci tangan menggunakan sabun di air duka yang dilewati bersama, menghadapi suatu masalah bersama
mengalir, baik setelah bersin atau pun setelah bepergian. dan sangat tidak mungkin rasanya jika hanya karena masalah kecil
akhirnya menyebabkan keributan dan dendam.
Kami yang sedang menjalankan praktek kerja industri dengan
sangat terpaksa harus dihentikan. Tidak ada perpisahan antara kami Kami tidak tahu bagaimana kami kedepannya?, bagaimana
dan para staf di kantor itu. Kami melaksanakan kegiatan belajar dari nantinya ujian-ujian yang akan kami lakukan?. Itulah beberapa dari
rumah (daring). Bahkan, ujian semester pun kami laksanakan dari sekian banyaknya pertanyaan yang kami pikirkan. Rencana
rumah, tidak bertemu bapak dan ibu guru, tidak bertemu dengan perpisahan yang sudah direncanakan sedemikian rupa tidak akan
teman-teman, susah memahami pelajaran dan masih banyak lagi kita rasakan, rencana itu semua hanya akan menjadi mimpi bagi kita.
yang kami rasakan. Pada semester berikutnya, kami mulai masuk Kita tidak tahu apa yang akan terjadi setelah ini, kami semua selalu
sekolah tetapi berjadwal. Yang awalnya hanya seminggu sekali berharap agar pandemi ini segera berakhir, dan bisa kembali
untuk mengantarkan tugas ke sekolah, sudah mulai menjadi dua kali merasakan kenikmatan sekolah yang selama ini terbatas.
seminggu.
Masa-masa sekolah mulai dari SD, SMP, hingga SMK cukup
banyak kenangan yang tercipta. Suka suka bersama teman-teman
memang begitu berharga, meskipun saat ini saya baru duduk di kelas
XII. Dan Alhamdulillah Sampai sekarang pun saya dan teman-teman
SD atau pun teman-teman SMP kami masih sering berkomunikasi,
meluangkan sedikit waktu untuk berkumpul bersama dan lain-lain.

~selesai~

Anda mungkin juga menyukai