Anda di halaman 1dari 35

PERADABAN ROMAWI

MAKALAH

Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Sejarah Eropa

Dosen Pengampu:

Dr. Moh. Naim M.Pd

Riza Afita Surya, S.Pd., M.Pd

Disusun Oleh :

Rama Nico Ramondo 190210302098

Habibatul Maula 190210302105

Mohammad Ilham Z. 190210302118

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SEJARAH

JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS JEMBER

2020
KATA PENGANTAR

Segala puji penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah
memberikan kesehatan serta kelancaran dalam rangka menyelesaikan makalah
yang menjadi tugas dari mata kuliah Sejarah Eropa Studi yang berjudul
“Peradaban Romawi”

Penulis pasti menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna
dan masih memiliki beberapa kesalahan serta kekurangan di dalamnya yang perlu
diperbaiki. Untuk itu, penulis mengharapkan adanya umpan balik dengan
memberikan kritik serta saran yang membangun, agar makalah ini nantinya dapat
menjadi makalah yang lebih baik dan mendekati sempurna. Lalu jika ada
kesalahan dalam penulisan, penulis meminta maaf sebesar-besarnya

Tak lupa penulis juga menyampaikan ucapan terima kasih terhadap semua
pihak yang telah mendukung penyusunan makalah ini terutama kepada Dosen
Pembimbing kami. Sekian, semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi semua
orang. Terima kasih.

Jember, 12 Oktober 2020

Penyusun

i
Daftar Isi
KATA PENGANTAR ........................................................................................................ i

Daftar Isi ............................................................................................................................ ii

BAB 1 PENDAHULUAN ................................................................................................. 3

1.1. Latar Belakang .................................................................................................... 3

1.2. Rumusan Masalah ............................................................................................... 4

1.3 Tujuan ................................................................................................................. 4

BAB 2 PEMBAHASAN .................................................................................................... 5

2.1 Asal Usul Kota Roma ......................................................................................... 5

2.2. Masa Pemerintahan Romawi .............................................................................. 6

2.2.1. Kerajaan (Monarki) 750 SM-500 SM ......................................................... 6

2.2.2. Republik Roma (500 SM-27 SM) ............................................................... 6

2.2.3. Roma Masa Kekaisaran ............................................................................ 17

2.2.4. Kemunduran dan keruntuhan Kekaisaran Roma....................................... 24

BAB 3 PENUTUP ........................................................................................................... 32

3.1 Kesimpulan ....................................................................................................... 32

3.2 Saran ................................................................................................................. 32

DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................................... 34

ii
BAB 1

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Romawi merupakan suatu peradaban yang kerap kali disandingkan dengan


Yunani karena kemajuan yang dialami kedua peradaban ini. Perkembangan dan
kemajuan Roma berlangsung selama sepuluh abad yakni 700 SM hingga 400 SM.
Dimana dalam kurun waktu ini Roma mampu membangun sebuah Kekaisaran
terbesar. Hal ini dapat terjadi karena Roma berhasil memiliki pengaruh dengan
cara menyebarkan prestasi dan kebudayaan mereka yang didapatkan dari
penaklukan Yunani ke seluruh daratan Eropa.

Pada saat itu Roma mengalami 3 fase pemerintahan yakni Kerajaan-


Republik-Kekaisaran. Roma sebagai negara republik terjadi pada tahun 509 SM
dimana pada saat itu penduduk Roma berhasi melenyapkan dominasi raja-raja
Etruska dan kemudian mendirikan sebuah Republik yang berlangsung hingga
pertengahan abad 1 SM. Setelah berlangsung sekitar 4 abad, republik roma
dijatuhkan oleh kekaisaran Roma. Maka dimulailah Kekaisaran Roma yang
berlangsung lebih dari 5 abad.

Kekaisaran Roma mampu menjadi kekaisaran yang kokoh dikarenakan


sistem pemerintahannya yang bersifat militer dan dalam pemerintahannya,
pemerintah Roma memberikan anugerah kepada kewarganegaraan kepada
sebagian besar provinsinya dimana hal ini membuat warga negaranya menjadi
bangga sebagai populus romunus. Peradaban Roma berlangsung dengan sangat
lama dan mampu menghasilkan beragam kebudayaan.

3
1.2.Rumusan Masalah
1.2.1. Bagaimana asal-usul Romawi?
1.2.2. Bagaimana Pemerintahan Romawi?
1.2.3. Bagimana Budaya dan Kepercayaan pada masa Romawi?

1.3 Tujuan Penulisan


1.3.1 Untuk mengetahui dan memahami asal usul kota roma
1.3.2 Untuk mengetahui dan memahami pemerintahan Romawi
1.3.3 Untuk mengetahui dan memahami kebudayann dan kepercayaan romawi

4
BAB 2

PEMBAHASAN
2.1 Asal Usul Kota Roma

Secara geografis kota Roma memiliki letak yang sangat strategis, dimana
kota ini terletak di tengah-tengah jazirah Italia dimana letaknya dekat dengan laut
sehingga hal ini mendorong terjadinya perdagangan dengan Mediterania.Orang-
orang Italia awalnya terdiri atas banyak suku yang memiliki kebudayaan sendiri,
pemukim yang paling awal adalah suku Liguria kemudian berdatangan suku
Umbria, Latin dan Samnite yang berasal dari Eropa Tengah dan datangnlah suku
Etruska dari Asia kecil Sekitar 800 Sebelum Masehi orang-orang Etruska
melakukan pelayaran dan berhasil mendarat dipesisir Italia sebelah utara Tiber
dan masuk ke pedalaman. Dalam sejarahnya orang-orang Etruska memiliki
peranan yang sangat besar dalam perkembangan Roma pada saat itu dimana
mereka menunjukkan sebuah peradaban yang sangat tinggi seperti musik,
pemerintahan dan strategi perang. Pada abad VI SM, orang Etruska berhasil
menguasai sebagian besar Italia dari bukit kaki Alpen utara menjulang hingga
Salemo yang berada di selatan.Awal mula pendirian Roma di tepi Sungai Tiber ini
kerap dikaitkan dengan cerita legenda Remus dan Remulus yang diciptakan oleb
Vergellius dengan judul Aeneis. Yang menceritakan bahwa Remus dan Remulus
ini merupakan garis keturunan dari Aeneas yang merupakan pelarian dari Troya.
Cerita Remus dan Romulus merupakan sebuah cerita mitos yang ditujukan untuk
menaikkan derajat bangsa Romawi. Secara historis, Kota Roma didirikan oleh
petani-petani Latin yang tinggal di kawasan sebelah utara semenanjung Italia.
Nama “Roma” diberikan dalam kaitannya dengan sejarah politik sebagai suatu
monarkhi di bawah garis keturunan raja-raja Etruska. Orang-oran Etruska
melebarkan kekuasaan mereka atas suku bangsa Latin yang tinggal di sebelah
selatan dimana daerah yang ditaklukan ini adalah Roma. Setelah 600 SM, raja-raja
Etruska mulai memerintah penduduk Latin. Pada saat itu perekonomian Roma
mengalami perkembangan yang baik namun para penduduk latin tidak suka

5
berada di bawah kepemimpinan bangsa Etruska ditambah dengan undang-undang
militer yang diterapkan.

2.2. Masa Pemerintahan Romawi


2.2.1. Kerajaan (Monarki) 750 SM-500 SM
Pada awal mula berdirinya Romawi berbentuk sebuah kerajaan dengan
rajanya yang memerintah pertama kali bernama Romulus, dimana para raja-raja
ini berasal dari keturunan bangsa Etruska yang merupakan bangsa pendatang.
Pada saat pemerintahan Romawi di bawah raja-raja Etruska, Romawi mengalami
perkembangan ekonomi yang sangat cepat namun dalam pemerintahannya bangsa
Etruska tidak disenangi oleh penduduk asli (bangsa latin) dimana mereka tidak
suka beraha di bawah kepemimpinan bangsa pendatang dimana dalam
pemerintahannya bangsa Etruska menggunakan undang undang militer.
Ketidaksenangan ini menimbulkan pemberontakan yang sangat besar dimana pada
tahun 509 SM. Para penduduk asli berhasil menggulingkan pemerintahan kerajaan
Roma yang pada saat itu dipimpin oleh Raja Tarquin pada tahun 509 SM. Aksi
pemberontakan ini dipimpin oleh Lucius Junius Brutus sehingga aksi ini berhasil
mengakhiri sistem monarki yang digagas oleh bangsa Etruska. Dengan
berakhirnya pemerintahan monarki maka menandai masa-masa munculkan
pemerintahan Demokrasi

2.2.2. Republik Roma (500 SM-27 SM)


Dalam sejarah Roma masa Republik sepeninggal penguasa raja-raja
Etruska yang pernah menguasai sebagian besar wilayah Italia selama abad VII dan
VI SM menandai awal mula berdirinya Republik Roma pada tahun 509 SM. Di
sini rakyat Roma menjunjung Imperium yakni kedaulatan tertinggi dalam suatu
pemerintahan berada di tangan rakyat. Pada masa ini terjadi pembagian penduduk
yang didasarkan atas dua golongan, yakni Patricia dan Plebea. Patricia
merupakan golongan pemilik tanan atau bangsawan. Sedangkan golongan Plebea
merupakan golongan rakyat biasa, nama Patricia diambil dari bahasa latin
“patres” yang berarti ayah dan “plebs” yang berarti orang banyak. Orang-orang
dari golongan Patricia memegang kedudukan dalam lembaga politik yakni

6
Konsul, Senat dan Majelis. Untuk menampung urusan pemerintahan pada masa
Republik, diangkat dua orang konsul yang bertugas dalam bidang eksekutif
dengan masa jabatan 1 tahun. Tiap konsul memiliki hak dalam melakukan veto.
Dalam hal ini seorang konsul memiliki tingkatan yang setara dengan panglima
perang dimana dalam keadaan darurat perang dengan persetujuan senat, konsul
dapat menyerahkan kekuasaan hanya ke tangan satu orang yang disebut diktator.
Pada zaman republik Romawi, diktator menjaga kekuasaan secara konstitusional
dalam waktu pendek paling lama 6 bulan. Kedua konsul ini memiliki tugas yang
berbeda, konsul yang pertama sebagai pemimpin adsminitrasi pemerintahan
Republik sedangkan konsul yang kedua sebagai komandan militer Republik

Alat pemerintahan pada masa itu yang menggerakkan dan mengawasi roda
pemerintahan adalah Senat dan Majelis. Senat merupakan Dewan yang jumlah
anggotanya terdiri atas orang-orang patricia yang beranggotakan 300 orang.
Kedudukan senat berada satu tingkat diatas konsul dimana senat juga memiliki
sebuah hak veto dalam keputusan majelis. Majelis merupakan sebuah lembaga
yang anggotanya berasal dari golongan Patricia dan Plebea. Majelis memiliki
peranan dalam memilih para konsul dan pejabat-pejabat lain dan Majelis memiliki
hak untuk menyetujui atau menolak perundang-undangan yang diajukan oleh
konsul pada Senat. Disini para rakyat biasa dan petani kurang memiliki pengaruh
dan suara sehingga hal ini membuat mereka memiliki inisiatif untuk membangun
perwakilan rakyat dengan nama tribune, disini tribune memiliki hak dalam
memveto tindakan majelis meskipun dalam realitanya hal ini sulit untuk
dilakukan. Mengenai peningkatan urusan pemerintahan memerlukan sejumlah
pegawai sehingga dibentuklah badan-badan seperti quastor yang mengurusi
bidang keuangan, censor yang bertugas mengurusi sensus dan menaksir pajak,
praetor yang bertugas sebagai hakim, dan dictator.

Sejarah Roma Masa Republik pada awalnya merupakan sejarah


perjuangan kelas plebeya untuk memperoleh suara dalam pemerintahan dan
persamaan kelas sosial. Perbedaan mendasar antara plebeya dan patricia adalah
terletak pada status keagamaan, status pemerintahan dan status sosial. Karena

7
inilah dibentuk sebuah komisi khusus yang bertugas menyusun Undang-Undang
pertama Roma yang dibuat pada tahun 449 SM, yang kemudian dikenal sebagai
Dua Belas Tabel karena undang-undang tersebut ditulisan pada dua belas kayu.
Pada tahun 287 SM barulah perjuangan ini membuahkan hasil. Pada masa ini
masyarakat terbagi lagi menjadi 5 golongan yakni Optimat (bangsawan dan orang
kaya), Equites (pedagang dan pengusaha populus), Rakyat yang memiliki suaradi
dewan rakyat, Budak, dan Proletar.

2.2.2.1. Ekspansi Republik Roma

Pada awalnya, masa Republik Roma merupakan sebuah negara kecil di


tepi Sungai Tiber. Roma mulai menapak melakukan ekspansi ke daerah-daerah
sekitar, suatu langkah menuju pembentukan imperium yang kelak akan menjadi
lebih besar dari imperium Alexander. Perluasan Republik Roma ini dapat
dilakukan karena pada saat itu Republik Roma memiliki kekuatan militer yang
sangat unggul. Hal ini dapat dilihat dimana mereka berhasil membentuk angkatan
perang dengan julukan phalanx.phalanx terdiri dari 8000 anggota infanteri.
Phalanx dibagi menjadi beberapa regu yang beranggotakan 100 orang dimana
regu-regu ini disebut dengan “century” yang diperlengkapi dengan baju baja dan
pedang dimana mereka bertugas dalam barisan garis depan sedangkan pasukan
lainnya yang memiliki persenjataan ringan berada di garis belakang. Phalanx
diadopsi dari sistem militer yang dimiliki oleh Yunani. Setelah mengalami
beberapa peperangan. Phalanx digantikan oleh angkatan militer yang baru yakni
Legiun yang terdiri dari 3600 pasukan, dalam penerapannya Legiun membagi
pasukannya menjadi beberapa regu dengan anggotanya berisi 60-120 orang
prajurit dimana regu-regu ini disebut sebagai legiun maniples dimana legiun ini
memiliki kemampuan yang sangat hebat dan strategi pasukan yang lebih
terstruktur dari sebelumnya, bahkan disebut-sebut bahwa militer Legiun ini lebih
unggul dibandingkan militer Yunani dan Makedonia

Pemerintahan Republik Romawi mulai melakukan ekspansi baru terjadi


sekitar abad ke-3 SM, karena pada masa sebelumnya pemerintahan Roma baru

8
menghimpun kerukunan dengan berbagai suku di Italia yang disebabkan pada
masa pemerintahan sebelumnya suku-suku ini terpecah karena
ketidaksenangannya pada raja-raja Etruska. Dalam upaya ekspansinya Republik
Romawi mencapai banyak kemenangan. Pada tahun 295 SM orang-orang
Samnite, Etruska, dan Celt/Gaul di sebelah selatan Sungai Po mampu ditaklukan,
pada tahun 270 SM Roma berhasil mengurangi berbagai kekuasaan koloni Yunani
di Italia Selatan. Pada tahun 264-241 SM terjadi peperangan antara Roma dan
Khartago yang disebabkan kepentingan perdaganagn. Pada tahun 140 SM Roma
menghancurkan Corinthia karena kepentingan komersial. Pada tahun 30 SM
Yunani, Makedonia, Perganum, Syria, dan Mesir berhasil jatuh dibawah
kekuasaan Roma. Di antara tahun 58 SM-48 SM dibawah pemerintahan Yuliuus
Caesar, Roma berhasil menguasai semua wilayah Gaul di anara terusan Inggris
dan Mediterania.Nama Yulius Caesar (100-44 SM) memiliki andil yang besar
dalam mempersatukan dunia kebudayaan Lautan tengah. Hal ini yang nantinya
akan membuka ekspansi kebudayaan klasik.

2.2.2.2.Perang Phoensia

Perang antara Roma dan Khartago berlangsung sebanyak 3 kali dimana


peperangan ini dikenal dengan nama Perang Phonesia I,II dan III. Perang
Phonesia I berlangsung selama 264 SM-241 SM, perang ini dilatar belakangi
orang-orang Sicilia yang meminta bantuan terhadap Roma untuk melawan merebu
Silicia Timur dari Khartago, dimana pada saat itu Khartago telah menguasai
hampir seluruh wilayah Mediterania dan sepanjang pantai utara Afrika. Hal ini
membuat Roma melakukan peperangan dengan Khartago karena apabila Sicilia
dikuasai Khartago maka Roma tidak akan mendapat upeti. Perang ini berlangsung
selama 23 tahun yang terjadi dalam medan darat dan laut, perang ini berhasil
dimenangkan Roma. Kemenangan ini membuat seluruh Sicilia baat dan timur
menjadi propinsi pertama pemerintah Roma di luar daratan jazirah Italia. Hal ini
menyebabkan Roma menjadi negara superpower di Mediterania. Pada tahun 218
SM-202 SM (Perang Phonesia II) Pecah karena dikobarkan orang-orang Khartago
mereka merasa dirugikan dan segera menyiapkan kekuatan di Spanyol untuk

9
melakukan penyerbuan ke jazirah Italia. Perang ini dimenangkan oleh Khartago
yang dipimpin oleh Hannibal. Hannibal menyerang Italia dari sisi utara dengan
membawa pasukan dan gajahnya melewati pegunungan Alpen. Hannibal
membawa pasukan sebanyak 40 ribu orang lengkap dengan persenjataan,
termasuk pasukan gajah. Pasukannya ini menempuh jarak sejauh 1.900 KM
dimana pasukan Khartago harus menyeberangi pegunungan Pyrenia dan Sungai
Rhone, melintasi pegunungan Alpen dan menyeberangi Sungai Po dalam
perjalanannya ini banyak menewaskan pasukannya hingga menyisahkan hanya 26
ribu orang saja. Armada Hannibal berhasil memenangkan perang besar melawan
pasukan Roma yang berada di Cannae.Dalam perang tahun 216 SM terhitung
70.000-80.000 pasukan menyerah dan terbunuh.Pada tahun 202 SM Hannibal
berhasil dikalahkan oleh pasukan Roma dalam pertempuran Zama dekat ibu kota
Khartago dan hal ini menyebabkan Roma keluar sebagai pemenang dalam perang
Phonesia II.

Setelah usai Perang Phonesia II. Roma melakukan peperangan melawan


Philip V yang berasal Makedonia, hal ini disebabkan ia berpihak kepada
Hannibal, pada tahun 200 SM Roma mulai mengirimkan pasukan untuk
menggempur Makedonia dengan dalih membantu Yunani, peperangan ini
berlangsung selama 2 tahun dan berhasil dimenangkan oleh Roma yang
menyebabkan Philip V diusir dari Makedonia. Selain Makedonia, Roma juga
melakukan peperangan melawan Siria, pada saat itu Siria dipimpin oleh Antiochus
III yang berambisi untuk menguasai sebagian wilayah Yunani. Hal ini
menyebabkan Roma geram dan segera memukul mundur Antiochus III dalam
perang Magnesia yang berlangsung pada tahun 190 SM. Peperangan ini berhasil
menetapkan kekuasaan Roma atas Khartago, Makedonia dan Siria. Perang
Phonesia III (149-146 SM).Pada tahun 146 SM Khartago melanggar perjanjian
dengan Roma dimana hal ini menyebabkan pecahnya perang Phonesia III pada
146 SM dimana perang ini terjadi setelah Senator Romawi yang bernama Cato
berpidato “Delenta est Carthago” (Kartago harus dihancurkan) dan perang ini pun
berhasil dimenangkan kembali oleh Roma. Republik Roma pun memberangus

10
Khartago dengan menghancurkan bangunan-bangunan dan membakar habis
daerah kekuasaan Khartago. Perang-perang ini mengakibatkan Revolusi sosial
ekonomi pada Republik Roma seperti bertambahnya jumlah budak, kemunduran
para petani kecil akibat disusunnya sistem perkebunan, petani dan pekerja
terlantar dan terjadi kolusi. Akibatnya Republik Roma mendapat julungan bangsa
parasit dan pemelihara budak. Seorang senator muda Roma, Cato mengecam
kehidupan para pejabat yang hidup bergelimang harta dari hasil sogokan.

2.2.2.3.Keruntuhan Republik Roma

Keruntuhan Republik Roma ditandai semenjak usainya Perang Phonesia


III dimana banyak tanah yang rusak akibat perang sehingga tidak cocok untuk
ditanami biji-bijian dan mengalihkannya menjadi perkebunan dan
penggembalaan. Hal ini diperparah dengan adanya sikap para
pemerintah/bangsawan yang melakukan praktik korupsi dan penyuapan ditambah
situasi sosial ekonomi para petani dan masyarakat pada saat itu terbengkalai
sehingga membuat masyarakat menuntut pembebasan pajak dan perubahan
undang-undang. Dengan terjadinya hal ini memunculkan beberapa negarawan-
negarawan tenrama yang berusaha memperbaiki keadaaan pada saat itu. Tiberius
Gracchus (163-133 SM) ia membuat sebuah gagasan untuk memperbaiki nasib
para petani melalui land reform *pembaruan hak pemilikan tanah). Di senat
Tiberius memiliki kelompok pendukung di antaranya nama Appius, Claudius dan
Crassus Mucianus. Gagasan ini ditolak keras oleh para anggota Senat yang
kebanyakan merupakan tuan pemilik tanah. Para senator melakukan beragam
usaha dan praktik kotor untuk menggagalan usha Tiberius. Pada masa kritis,
lembaga-lembaga politik Roma mulai mengalami keruntuhan. Konflik ini mulai
memanas sehingga membuat para anggota senat menuduh Tiberius merusak
konstitusi. Para senator ini mengobarkan kerusuhan yang mengakibatkan Tiberius
terbunuh pada 133 SM.

Kasus korupsi dan suap-menyuap semakin menyulut kemarahan


masyarakat dimana pada saat itu terdapat sebuah skandal penyuapan. Jugurtha

11
seorang kepala suku Afrika secara tidak sah merebut kekuasaan di negerinya
Numidia. Jugurtha pun di bawa ke Roma untuk diadili namun ia berhasil
menyogok para Senat untuk membebaskan dirinya, ia meninggalkan Roma
dengan mengatakan “Di Roma semuanya dapat dibeli”. Muncul saudara Tiberius
yang bernama Gaius (153-121 SM), ia memilliki keinginan yang sama seperti
kakaknya, Gaius terpilih menjadi anggota tribun pada tahun 123 SM. Ia
melanjutkan tindakan land reform yang sebelumnya dilakukan oleh Tiberius,
namun sayangnya ia dituduh oleh para senat sebagai musuh rakyat sehingga hal
ini menyebabkan ia tewa pada tahun 121 SM. Dalam usaha memperbaiki kondisi
roma ini dilanjutkan oleh Gaius Marius (155-86 SM) yang berkuasa secara
otokratis namun tetap gagal dalam memperbaiki kehidupan politik pada saat itu.
Marius menjabat sebagai konsul selama 6 kali antara 107 SM- 100 SM selama itu
ia memberikan andil yang besar dalam menjaga perdamaian dan terutama pada
bidang militer dimana Marius membentuk sebuah kekuatan militer dari rakyat
biasa dan membuat mereka menjadi kekuatan militer professional.

Setelah Marius mengundurkan diri dari jabatannya sebagai konsul pada


tahun 100 SM membuat para senat-senat yang konserfativ ini dapat aktif kembali
hal ini terbukti saat Marchus Livius Druscus terpilih menjadi tribun pada 91 SM
ia mengajukan Reformasi Gracchi namun hal ini ditolak oleh para senat dan ia
dibunuh. Hal ini menimbulkan perang sosial berdarah selama dua tahun. Perang
ini berakhir ketika Roma memberikan kewarganegaraan kepada sekutu-sekutunya.
Komplikasi politik memuncak saat terjadi persaingan antara Gaius Marius dan
Sulla (83-79 SM). Akibat persaingan di antara kedua jenderam Roma ini
menyebabkan pasukan dan pengikut mereka saling bertempur untuk
memperebutkan kontrol atas pemerintahan Roma. Kemenangan silih berganti atas
Marius dan Sulla. Setelah Marius meninggal Sulla menjadi diktator tunggal
selama 4 tahun. Dimana dalam pemmerintahannya ia didukung oleh para Senat.
Pada tahun 79 SM Sulla sukarela mengundurkan diri.

Setelah berakhirnya pemerintahan Sulla muncul Trium Vurat I (tiga


serangka) yang beranggotakan Pompeyus, Crussus dan Juilius Caesar. Ketiga

12
orang ini tidak merencanakan merebut pemerintahan, namun lewat pengaruhnya
mereka hanya mengatur pembagian jabatan pilihan dan pos militer. Dari ketiga
tokoh ini akhirnya Julius Caesar tampil sebagai penguasa tunggal dimana pada
saat pemerintahannya. Caesar berhasil mengalahkan bangsa Galia di Prancis
Selatan yang kemudian dibubukan dengan judul Oe Belo Gallicia. Dalam
peperangan di Asia Kecil, Julius Caesar mengirim pesan yang terkenal ke Roma
yang berbunti Veni, Vidi, Vici yang memiliki arti “saya datang, saya melihat dan
saya menang”. Pada masa pemerintahannya ia memperbarui kalender Romawi
dengan Kalender Julian yang hitungannya setahun ada 365 hari yang kemudian
dikenal dengan tahun kabisat. Keberhasilan Julius Caesar sebagai penguasa Roma
menimbulkan iri hari pada musuhnya seperti Brutus dan Cassius yanng kemudian
mereka bersekongkol untuk membunuh Caesar pada 14 SM. Kematian ini
menyebabkan situasi Romawi menjadi sangat kacau sehingga muncullah Trium
Vurat II yang terdiri dari Octavianus (anak angkat Julius Caesar), Lepidus dan
Antonius dimana ketiga tokoh ini segera membagi kekuasaan untuk meredam
kekacauan.

Lepidus berkuasa di Afrika Utara, Octavianus menguasai wilayah barat


yang berkedudukan di Roma, Antonius menguasai wilayah timur yang
berkedudukan di Mesir dimana pada saat itu Mesir dipimpih oleh Cleopatra. Saat
berada di Mesir, Antonius terpikat oleh Cleopatra dan berusaha untuk
menikahinya hal ini dikarenakan mereka memiliki keinginan yang sama yakni
mereka ingin membebaskan Mesir dari kekuasaaan Republik Romawi. Hal ini
menarik amarah Octavianus sehingga menyebabkan sebuah peperangan antara
Octavianus dan Antonius. Kedua pasukan bertemu di Teluk Actium (Italia
Selatan) peperangan ini berhasil dimenangkan oleh Octavianus. Perang Actium
(31 SM) mengakhiri perang saudara yang telah mengganggu Roma selama satu
abad dan perang ini menandai berakhirnya masa pemerintahan Republik Roma.
Pemerintahan berubah menjadi kekaisaran dengan Octavianus sebagai kasiarnya.

2.2.2.4 Kebudayaan Republik Roma

13
Kebudayaan bangsa Roma pada saat itu dilandasi oleh Yunani dimana
para pemimpin Roma memberikan penghargaan tinggi terhadap kebudayaan
Yunani dengan berguru kepada orang-orang Yunani. Pertumbuhan kebudayaan
Romawi menyerap kebudayaan Yunani dan Timur Dekat Klasik hal ini dapat
dilihat dari bangunan kuil anggun dekat Tiber dan kubah Pantheon, para arsitek
Roma mengoper pilar-pilar Yunani bergaya Doria, Ionia, dan Korinthus serta
pelengkung Etruska.Mereka bermaksud mengungguli orang Yunani dan Etruska
dengan kehebatan teknologinya. Para arsitek Roma merupakan orang pertama
yang memanfaatkan beton untuk membangun gedung raksasa. Selain membuat
gedung raksasa mereka juga sangat maju dalam pembuatan jalan, saluran air dan
pembuangan air dalam kota. Perhatian terhadap kesehatan di Roma melebihi
tempat lain. Melalui peninggalan budaya fisik pemerintah Roma berupaya untuk
“Meromanikan Eropa”. Bangunan-bangunan yang dapat ditemukan bekas-
bekasnya hingga sekarang antara lain:

- Kuil di Kota Roma


- Pantheon, yakni rumah dewa bagi bangsa Romawu.
- Limes, sebuah tembok pertahanan yang panjangnya puluham km dengan
lebar 2,5 Meter dan memiliki tinggi 6 meter.
- Amphiteater (tempat pertunjukan) dan Colloseum (pertandingan gladiator)
- Circus Maximus yang merupakan pertunjukan sirkus
- Forum Romanum (gedung pemerintahan)
- Cloaca Maxima yakni sistem pengairan untuk menyalurkan kelebihan air
hujan yang hingga sekarang terpelihara dengan baik.
- Aquaduct (akuaduk), merupakan bangunan saluran air bersih.

Dalam seni sastra Romawi ternyata juga mendapat pengaruh yang kuat
dari kebudayaan Yunani namun seiring berjalannya waktu karya sastra ini
menampakkan ciri khas Romawi. Karya sastra yang sangat fenomenal pada masa
itu adalah penulisan

- Aeneis karya dari Vergelius

14
- De Vello Gallica karya dar Julius Caesar
- Odo karya dar Horatius
- Magnum Opus karya dari Livius
- Epikirus (Hukum Alam) karya dari Lucretuis
- Metamorphases karya dari Ovidus
- Cicero yang pada saat itu merupakan ahli pidato mendapat gelar “Bapak
Prosa Latin”
- Quintilanus, seorang orator terkenal dan guru retotika dengan karyanya
yang berjudu Institutio Oratorio yang menjadi buku pelajaran baku pidato
latin

Dalam bidang seni potret, gaya orang-orang Yunani dalam melukis


seorang tokoh mengilhami para seniman Roma selain seni lukis disini bangsa
roma juga memiliki kebudayaan pahat. Dalam bidang seni patung orang-orang
roma menyumbangkan gaya realisme yang diwarisi dari dunia Hellenstik

2.2.2.4. Kehidupan Masyarakat

Dalam suatu masyarakat yang memandang bahwa keluarga sebagai pusat


kehidupannya inim jika anak berbuat memalukan dalam keluarga, ia akan
mendapat sanksi oleh suatu keluarga sehingga tidak mendapat tempatnya secara
penuh dalam kehidupan masyarakat, pemberian nama selalu merujuk pada ikatan
marga bagi yang melahirkan dan menurunkannya pada anak laki-laki dimana
biasanya nama anak laki-laki ini merangkap tiga nama. Pemberian nama
perempuan yang belum menikah hanya memiliki dua nama, diambil nama tengah
ayahnya dan digabungkan dengan nama belakang. Posisi wanita dalam kehidupan
masyarakat Roma dapat disejajarkan dengan kedudukan pria meskipun tidak
mutlak. Posisi wanita Roma yang dipuji dalam keluarga, menjadikan mereka
percaya diri membantu untuk menciptakan kestabilan dan membentuk karakter
khas dala keluarga orang-orang Roma.

Dalam masyarakat Roma utamanya kaum kaya, mereka telah menciptakan


warga Roma yang terpelajar. Mereka berhasil menyekolahkan anak-anaknya ke

15
sekolah-sekolah tinggi. Pada saat itu pemerintah tidak memberikan subsidi untuk
sekolah-sekolah sehingga sekolah hanya diikuti oleh anak-anak yang berasal dari
golongan kaya. Metode belajar yang mekanis menuntut anak pandai menghafal
tanpa berpikir, pembatasan belajar hingga hanya pada membaca, menulis dan
berhitung, cenderung lebih mengecilkan hati anak didik daripada mendorongnya.
Sekolah-sekolah di Roma hampir tidak pernah menunjukkan sifat imajinatif yang
sangat berbeda dengan akademi Plato di Athena hingga dapat dikatakan
pendidikan pada saat itu mengalami kemunduran.

2.2.2.5.Kepercayaan

Kepercayaan orang-orang Romawi pada masa Republik tidak jauh berbeda


dengan kepercayaan bangsa Yunani karena pada saat itu agama banyak mendapat
pengaruh dari konsep-konsep Yunani. Contoh dewa yang sama dalam
kepercayaan Yunani dan Romawi adalah Jupiter dimana ia merupakan
penggambaran dari Zeus yang berstatus sebagai dewa langit. Dewi Juno
mengambil alih tabiat Hera, Dewa Mars mengambil alih sifat dewa Ares. Dewa
Mercurius mengambil alih sifat Hermes, dan masih banyak lagi. Bahkan dalam
kepercayaan ini terdapat dewa yang tidak diubah namanya yakni Appolo dimana
ia merupakan dewa olah raga dan tari.

Dengan meluasnya wilayah kekuasaan Roma menyebabkan para bangsa


Roma menganut banyak kepercayaan dimana mereka juga dipengaruhi Timur
Dekar Klasik. Agama Roma yang awalnya merupakan urusan lahir, komunal,
pdfxozlzn kebersamaan berubah karena memperoleh pemahaman dari dunia timur
dimana mereka mengadopsi kehidupkan Rokhani. Hal ini menyebabkan
masyarakat Roma melepaskan kepercayaan dewa-dewa Yunani-Roma. Ada orang
Roma yang memuja dewa Mithras pada mulanya merupakan dewa cahaya bangsa
Persia tetapi juga menjadi dewa janji. Bagi dewa itu mereka mendirikan kuil-kuil
ke pelosok-pelosok Negara Karena kekuasaaan yang meluas ini bangsa Roma
menemui bermacam agama seperti kepercayaan Milthrisme, pemujaan dewi
Cybelle yang berasal dari Asia Kecil. Pemujaan Isis agama yang berasal dari

16
mesir. Dapat dikatakan Masyarakat Roma memiliki kepercayaan pada banyak
dewa pada saat itu.

2.2.3. Roma Masa Kekaisaran

Membahas Sejarah Roma pada masa kekaisaran memiliki rentang waktu


yang amat panjang yakni berlangsung selama 500 tahun lebih. Mengingat rentang
waktu yang begitu lama, menyangkut berbagai aspek kehidupan yang kompleks
dan rumit, maka materi yang akan dipaparkan secara garis besar berkaitan dengan
keadaan pemerintahan, masyarakat, dan kultural. Dalam politik Roma,
berakhirnya perang actium tahun 31 SM, sebagai perang saudara antara
Octavianus dan Antonius, yang menandai berakhirnya pemerintahan republik
berganti dengan Roma masa kekaisaran. Kemenangan Octavianus, ahli waris
Yuius Cesar, akhirnya muncul sebagai kepala pemerintahan yang diterima oleh
semua pihak. Setelah berhasil menyisihkan temannya Marcus Antonius dan
mengambil propinsi timur yang dikuasai Antonius, Octavianus kembali ke
ibukota. Kekaisaran Roma didirikan oleh Octavianus yang kemudian mengenakan
gelar Augustus, atau yang mulia, pada tahun 27 SM. Ia telah melihat secara
realitas bahwa selama dua abad, pemerintahan republik diguncang dengan
berbagai peperangan, pemberontakan, kerusuhan, sehingga semua lembaga
pemerintahan menjadi hancur. Sistem pemerintahan Proponsial telah mengalami
salah urus, tentara tidak berdisipin, senat korup, dan tidak mampu mengatur
pemerintahan.

Augustus sebagai pendiri kekaisaran Roma (tahun 27-14 SM) selama 41


tahun, berupaya untuk memperbaiki sistem pemerintahan Roma sebagai warisan
masa republik. Perbaikan sistem pemerintahan repubik tidak dimaksudkan sama
sekali meninggalka tradisi republik yang dijunjung tinggi. Roma harus tumbuh
srebagai negara yang kuat, kekuasaan yang terpusat, memerlukan seorang kaisar
yang dapat mengurus seluk beluk kehidupan negaranya.

2.2.3.1. Organisasi Kekaisaran Roma

17
Dalam mengatur sistem pemerintahan kekaisaran Roma diserahkan ket
angan senat dan kaisar. Senat menganugerahkan kekuasaan pada kaisar.
pemegang kekuasaan di dalam pemerintahan berada di tangan kaisar. Hal ini
berbeda ketika masa republik, kekuasaan pemerintahan berada di tangan konsul
dengan disertai adanya masa jabatan selama setahun oleh senat. Sistem
pemerintahan yang dikembangkan pada dalam lembaga kekaisaran lebih
mendekati sistem monarki. Kekuasaan yang terpusat ditangan seorang kaisar,
menyebabkan ia memiliki berbagai wewenang dalam berbagai jabatan, ia dapat
bertindak sebagai seorang Kepala Negara serta sebagai gubernur bagi propinsi-
propinsi yang penting memiliki hak veto terhadap senat. tentu saja organisasi yang
demikian itu berbeda dengan kelembagaan masa republik. Kaisar-kaisar Roma
dalam upaya memperkokoh kekuasaan menanamkan pengaruhnya betapa
pentingnya ketaatan warga negara terhadap kaisar. Pendewaan raja yang dahulu
merupakan suatu institusi umum di dunia timur, mengilhami terhadap sistem
pemerintahan Roma sebagai institusi, akhirnya diikuti pula oleh para kaisar Roma.
Pendewaan raja yang dipuja setelah ia meninggal atau bahkan ketika masih hidup
oleh para kaisar lebih bersifat politis, semua itu merupakan upaya yang sebaik
baiknya untuk memupuk kesatuan dan kesetiaan warga terhadap negara.

Secara teoritik sistem pemerintahan Roma dipegang oleh kaisar dan senat.
Mereka itu merupakan panguasa tertinggi di pemerintahan. Secara berangsur
angsurketika kaisar mulai memperoleh banyak kekuasaan karena popularitas
namanya dihadapan warganya, kekuasaan yang dimiliki senat menjadi terdesak.
Seorang kaisar memiliki berbagai hak progresive konsul, tribun rakyat dan badan
eksekutif lain. Dalam lembaga kakaisaran Otoritas Tribun diserahkan kepada
kaisar. Berarti kaisar disaming menjabat sebagai kepala negara juga merangkap
sebagai panglima militer orang orang roma. Gelar Princeps yang artinya warga
negara utama, yang diberikan senat pada kaisar roma dapat dipergunakan sebagai
alasan bagi para kaisar untuk memerintah Roma sesuai dengan kebijakan yang
dilakukan, kadang-kadang secara bijaksana sebagaimana yang dilakukan
Augustus dan kadang-kadang secara lalim seperti yang dilakukan dalam

18
pemerintahan Kaisar Nero Domitianus. Kekaisaran masih merupakan organisasi
banyak negara kota, atau sistem kepamongprajaan setiap unit terpusat pada
kegiatan kota dengan bergantung pada wilayah desa. Sistem kepamongprajaan
mengurus berbagai masalah, seperti urusan kepolisian, jalan, jembatan dan pasar.

2.2.3.2.Pax Romana

Dalam sejarah kekaisaran Roma, selama 2 abad negara itu telah


mengalami perdamaian, keagungan, serta kejayaan. Masa damai, tenteram seluruh
penduduk wilayah kekuasaan roma merasa bahwa mereka merupakan bagian dari
warga negara Roma. Keadaaan yang demikian itu dalam sejarah Roma lazim
disebut Pax Romana. Kekaisaran Roma yang bersifat kosmopolitan dan heterogin,
di dalamnya banyak dijumpai berbagai corak pemerintahan, agama, dan
kebudayaan. Keberhasilan menegakkan kekaisaran yang berlangsung selama 500
tahun labih itu, utamanya masa dua abad Kekaisaran Roma, didorong oleh
berbagai kekuatan yang menyatukan kekaisaran itu. Berbagai kekuatan itu adalah

1. Kekaisaran Roma berhasil menyamakan mata uangnya sehingga berhasil


mengembangkan sisitem ekonominya.
2. Bahasa yang umum digunakan diseluruh wilayah kekaisaran yaitu bahasa
Latin dan Yunani.
3. Adat memuja kaisar yang umum dilakukan dimana mana.
4. Tidak ada perbedaan antara warga Roma dan pribumi, mereka
mempunyai hak dan kewajiban yang sama sebagai sesama warga.

Selama dimulainya Pax Romana yang berlangsung serlama dua abad,


Roma diperintah oleh 16 kaisar mulai dsari kaisar Augustus (27-14 SM) hingga
masa pemerintahan Marcus Aurelius (161-180 SM). Dalam berbagai sumber yang
menyangkut kebesaran para kaisar masa Pax Romana, hanya disebut lima kaisar
yang baik yaitu Nerva, Trajanus, Hadrianus, Antonius Pius, dan Marcus Aurelius.
Dalam masa Augustus disebut-sebut sebagai masa kebahagiaan Kekaisaran Roma.
Augustus sebagai kaisar Roma pertama serta terbesar, berlangsung selama 41
tahun dan lama dikenang sebagai zaman keemasan. Warga propinsi

19
menyambutnya sebagai dewa, terlebih-lebih Augustus adalah politikus ulung.
Keberhasilan Augustus dalam mengemudikan pemerintahannya, pertama tama ia
mempersatukan seluruh angkatan perang dengan memberi berbagai rangsangan
menjual gandum dengan harga murah kepada penduduk biasa, menciptakan
situasi yang tenang dan damai. Untuk memperkuat kekuasaanya, peran-peran
senat, para hakim, pembuat undang-undang, dan pihak oposisi mulai dikurangi.
Dalam sejarah Roma, ia membuat angkatan perang dalam keadaan selalu
siapdengan menciptakan satu legium yang secara permanen berada di perbatasan
propinsi agar senasntiasa selalu siap jika sewaktu-waktu ada serangan dari luar. Di
samping itu, ia melembagakan angkatan laut yang kecil dan permanen pula.
Angatan laut ini bertugas untuk mengawasi bajak laut yang telah mengganggu
perdagangan di kawasan mediterania selama dekade-dekade terakhir zaman
republik, dalam upaya menjaga keamanan dan perdamaian, Augustus
memuasatkan pasukannya di dekat tapal batas, di lingkungan daerah Rhien,
Danube, dan Eufrat. Pasukan-pasukan Roma merasa sengang ditugasi
pemerintahan Roma, mereka banyak mendapat hadiah dan lencana memperoleh
pensiun. Para pasukan yang sukses dimasa Augustus juga memperoleh tanah-
tanah luas yang tidak bertuan.

2.2.3.3. Masa Pemerintahan Kaisar Roma

Augustus, sebagai seorang negarawan Roma, melakukan berbagai


perbaikan di dalam pemerintahan, diantaranta adalah pajak-pajak distandarisasi,
jumlah beban pajak dikenakan pada rakyat tidak terlalu memberatkan. Seorang
petani miskin dibebaskan dari pajak sedang mereka yang memiliki tanah pertanian
membayar pajak sekitar sepuluh persen dari produksi pertaniannya. Pemungutan
pajak dilakukan dengan cara hati-hati dan adil agar tidak menimbulkan
kesengsaraan rakyat. Pada masa Augustus, perubahan terbesar nampak pada
struktur negara Roma. Rakyat hanya diberi peranan politik sangat kecil dan ia
tidak menerima oposisi rakyat. Ia menguasai tentara, mengungguli lawan-
lawannya dalam senat, mengelola pemerintahan dengan tangan besi dan tidak
bertindak sebagai pengayom agung.

20
Augustus meninggal pada tahun 14 SM, dan digantikan oleh Tiberius,
anak tirinya dan juga anak menantunya. Kepada Tiberius ini sebelumnya sudah
dianugerahkan kekuasaan yang menjamin bahwa ia akan diterima sebagai
princeps berikutnya. Tiberius seorang panglima Roma, ia pernah ditugasi negara
untuk memadamkan gangguan keamanan tapal batas Roma dalam tahun 6 sampai
9 SM, yang dilakukan oleh suku Celtic Pannonia dipimpin oleh Balto dan orang
orang Dalmatia. Pada masa pemerintahan Tiberius (14-37 SM) ia
menyalahgunakan kakuasaan yang didapat oleh ayah tirinya, ia dikenal sebagai
sosok yang muram, sering curiga dan tidak populer di kalangan masyarakat. Oleh
karena itu, ia cepat dikenal dengan sebutan penguasa bejat dan kejam, ia tidak
segan-segan menyingkirkan setiap petinggi yang dicurigai penghianat di dalam
pemerintahannya. Tiberius menghabiskan masa 11 tahun terakhir
pemerintahannya di Kepulauan Cpri, Pantai Italia. Ia meninggalkan roma karena
terjadi huru-hara yang dilakukan oleh para kelompok yang menentangnya
disamping karena ulah pribadinya yang melakukan pesta yang berlebihan,
kesemuanya itu menjadikan dirinya bingung. Selama pelariannya di Pulau Capri,
tampuk pemerintahan dipegang oleh wakil kaisar, yakni Sajanus. Wakil kaisar ini
dikenal sanagat tamak dan secara diam-diam bersekongkol ingin memperkokoh
kekuasaannya. Dalam keributan masa yang terjadi pada tahun 31 SM, ia didapati
terbunuh.

Setelah kermatian Tiberius, Caligua, anak kemenakannya, menjadi kaisar.


Ia mula-mula disanjung sebagai tokoh populer. Ia mengampuni lawan politiknya,
mengurangi pajak dan membiayai banyak kegiatan olahraga. Tetapi Caligua
segera menyerukan kekuasaan princeps yang tidak terbatas. selama masa
kekuasaannya, ia menunjukkan tindakan-tindakan yang aneh, seperti ia menuntut
agar disapa sebagai dewa dan mengusulkan agar kudanya dipilih sebagai konsul.
Karena gtindakannya yang kejam itu membuat warga Roma menjadi marah dan
Caligua dibunuh oleh sekelompok perwira istana pada tahun 41 SM. Saaat itu
Roma ditinggalkan dalam keadaan tanpa kaisar dan juga gtanpa calon penerus.
Ketika Senat memperdebatkan masalah calon pengganti, pengawal pretoria

21
mengambil keputusan untuk mengangkat kaisarnya sendiri. Sebagai pengganti
Caligua, dipilihlah Claudius, paman Caligua yang ada saat itu berusia 50
tahun.Pada masa kekaisaran Claudius, ia meneruskan sebagaian pemerintahan
Augustus. Kota-kota propinsi mulaimenjadi pusat industri dan menuntut peranan
yang lebih besar di dalam pemerintahan Roma. Dibawah kekuasaannya, Roma
berhasil menaklukkan Inggris dan dijadikan sebagai propinsi. Pada tahun 54
Claudius dibunuh oleh Agripinna, isteri yang keempat, dengan disuguhkan setakar
racun.

Setelah Claudius terbunuh, yang menggantikan sebagai Kaisar Roma


adalah Nero yang pada masa itu masih berumur 16 tahun. Menurut Tacitus,
seorang sejarawan Roma, nero mempunyai kesenangan menngambar, melukis dan
menulis puisi. Ia selalu ,menghayalkan diri sebagai seniman dan selalu mendesak
agar tampil di depan umum untuk bernyanyi dan memainkan lira. Tentu saja bagi
kaum tradisional roma bisa menjadi masalah besar karena saat itu seorang
penguasa yang tampil diatas panggung adalah aib. Nero dianggap sebagai musuh
rakyat oleh karena itu ia dijatuhi hukuman mati oleh senat. Kematian Nero
menimbulkan masa anarkhi yang dikenal dengan tahun empat kaisar. Yang
pertama dari keempat kaisar itu ialah Galba, salah seorang komandan tentara yang
memberontak terhadap tindakan Nero. Ia berkuasa sdengan dukungan pasukan
pengawal pretoria.

2.2.3.4. Kepercayaan Kekaisaran Romawi

Dalam kekaisaran romawi terdapat dua agama yang saling bersaing yakni
agama Romawi Kuno dan agama Kristen. Agama romawi kuno ini berpusat pada
beberapa figur yang dianggap sebagai penebus dosa dan kejahatan. Mereka
menyebarkan ritual yang indah dan menginspirasi, serta menawarkan kepada
pemeluk-pemeluknya sebuah eksistensi manusia yang lebih baik setelah kematian.
Agama-agama semacam ini muncul di Persia, yang mengharuskan pengikutnya
menyembah Dewa Matahari Mithra, orang-orang Mesir harus menyembah Dewi
Isis, pemujaan orang-orang di Asia Minor terhadap Magna Mater atau Ibu Agung,

22
dewa-dewi itu terkenal sebagai pemilik kekuatan yang dapat digunakan untuk
memperbaharui kehidupan dan menyelamatkan jiwa.

Agama lainnya yang muncul adalah agama Kristen. Agama Kristen


muncul ketika Kekaisaran Romawi mulai memasuki zaman keemaasannya.
pertama kali diajarkan oleh Yesus Kristus dari Nazaret Dia lahir pada masa Kaisar
Augustus, tetapi wafat disalib pada masa Kaisar Tiberius. Ajarannya
menggemparkan seluruh wilayah Kekaisaran Romawi sebab Yesus memaklumkan
kedatangan “Kerajaan Allah”. Munculnya agama Kristen berdampak pada
keguncangan kepercayaan lokal dan kesetiaan serta kebaktian penduduk Romawi
kepada Sang Kaisar (caesaropapisme) menjadi terancam. Saat itu terjadi
perselisihan di antara para penganut kristen dan non kristen, Orang-orang non-
Kristen membenci orang Kristen karena sikap mereka yang mengecam
kepercayaan asli, yang dianggapnya kafir sebab dewadewa hanyalah ciptaan
manusia sendiri dan pemujaan terhadap dewa buatan sendiri merupakan
kebodohan serta sia-sia. Tidak hanya itu orang Kristiani juga mengecam tingkah
laku orang non-Kristiani yang amoral, demi dewa-dewi mereka yang melakukan
berbagai upacara dengan adegan yang tidak senonoh, seperti mengadu orang
dengan binatang buas atau mengorbankan gadis untuk dewa tertentu.

Kondisi tersebut menyebabkan pemerintah Romawi secara tegas


mengumumkan bahwa sikap pemeluk agama Kristen tersebut dianggap
“melanggar hukum kekaisaran”, Kondisi tersebut menyebabkan hampir selama
dua setangah abad orangorang Kristen dianiaya di seluruh Kekaisaran Romawi,
agama ini selama dua abad pertama menduduki tempat terkecil di wilayah
Kekaisaran Romawi. Hampir semua dari mereka berasal dari kelas bawah,
pekerja, mantan budak, budak, yang menjalani kehidupan tidak teratur di sudut
kota-kota provinsi Kekaisaran. Penganiayaan terhadap umat kristen berhenti
ketika dikeluarkan dekrit The Edict of Milano (Dekrit Milan) pada tahun 313 oleh
kasiar Konstantinus “kekaisaran memberikan perlindungan kepada pengikut dan
agama Khatolik dan melarang setiap bentuk pengejaran terhadap para

23
pengikutnya”. Pada perkembangan selanjutnya, di bawah Kaisar Theodosius
agama Kristen akhirnya dijadikan sebagai agama Negara

2.2.4. Kemunduran dan keruntuhan Kekaisaran Roma

Masa kekaisaran roma yang beralangsung lebih dari lima abad itu, sejak
akhir abad II mulai menunjukkan tanda tanda kerapuhan dana kelemahan pola
kekaisaran. Masalah-masalah internal yang kian menumpuk mengancam stabilitas
dan integritasnya. Tanda tanda kemunduran mulai dirasakan semenjak
meninggalnya Marcus Aurelius pada tahun 180, Pax romana dana bad-abad yang
penuh dengan karya karya agung dalam peradaban Roma terhenti. Pengganti
Marcus Auerelius merupakan kaisar kaisar yang lemah seperti commodus (180-
193), karena obsesinya pada olahraga yang amat brutal itu dengan cepat
merendahkan prestisie atau kewibawaan pemerintah, sering terjadi kekacauan,
korupsi dan pertumpahan darah sepeninggal Marcus Aurelius. Akibat kelemahan
dari Commdus, akhirnya setelah 12 tahun memerintah ia dibunuh dalam huru hara
yang dilakukan oleh pihak militer.

2.2.4.1. Berbagai Faktor Penyebab Kemunduran dan Keruntuhan

Pola kekaisaran roma yang beralangsung sampai beberapa abad itu


ternyata melahirkan sejumlah dilema. Roma sebagai “kerajaan Dunia” memiliki
wilayah yang amat luas seluruh kekuasaannya terbagi menjadi empat divisi yang
lazim disebut prefectures atau semacam provinsi, propinsi pertama, gaul termasuk
inggris, gaul spanyol, dan sebuah distrik yang dikenal sekarang adalah Maroko.
Propinsi kedua, italia, meliputi wilayah diantara Danube dan laut adreatik, italia
dan beberapa wilayah yang sekarang disebut Algeria, Tunisia, dan Tripoli.
Propinsi ketiga IIIyra termasuk dacia, maxcedonia dan yunani, propinsi keempat
terletak didunia Timur. Sekitar lima puluh tahun setelah tahun 235, secara
bergantian roma diperintah oleh hampir 24 kaisar dan hanya 1 diantaranya yang
meninggal secara wajar, sedangkan yang lain lainnya mati dalam peperangan
melawan kelompok suku suku yang melakukan pemberontakan didaerah daerah
perbatasan atau dibunuh oleh tentara tentara sendiri yang barangkali

24
menghendaki hartanya atau karena mereka berusaha meneggakkan kembali
control mereka atas tentara yang sudah tidak mengenal disiplin. Bisa juga tentara
terpikat untuk masuk wilayah politik dan kepentingan uang, tentara mengabaikan
tugas wajibnya dalam melindungi kekaisaran.

Para kaisar roma ingin menempatkan para tentara professional, menjaga


keamanan negara dan melindungi kekaisaran beserta rakyat, kaisar tidak ingin jika
tentara memasuki urusan pemerintahan Roma sering terjadi ketidak adilan dan
korupsi, pemerintah memerlukan tentara dengan loyalitas tunggal pada negara,
padahal pemerintah tidak sepenuhnya memberikan jaminan sosial terhadap
keluarga. Tentara ini harus ditempatkan diberbagai pos yang jauh dari Roma
dalam jangka waktu yang lama, serta dipisahkan dari keluarganya, tentu saja
timbul rasa tidak puas dan bosan melunturkan kesetiaan dan pengabdian mereka.
Anarki militer pada abad III, menunjukkan tanda tanda kerapuhan dan kelamahan
pola kekaisaran, hal itu jika berlangsung terus menimbulkan keruntuhan
kekaisaran roma . kerapuhan pemerintah Roma juga Nampak ketika Roma harus
memberi status warga negara kepada sedemikian banyak penduduk ,
mempertahankan kecintaan mereka kepada kekaisaran, padahal sebagian besar
dari penduduk ini termasuk kelompok non-pribumi, situasi semakin menyuburkan
persaingan, konflik, intrik, ketegangan dan kemelut internal.

Seiring dengan merosontnya pretisie Roma maka nilai kewarganegaraan


nya pun ikut juga merosot. Jabatan masgistratdi kota besar dan kecil yang dahulu
merupakan jabatan terhormat, sekarang menajadi beban negara, Kaisar Aurelianus
Memperburuk keadaan karena menuntut agar penjabat daerah meninggikan upeti
yang biasa diserahkan kota mereka biarpun beberapa tanah kota tidak mungkin
lagi menghasilkan pendapatan. Akhirnya jabatan yang dulu dicari-cari, sekarang
harus dijadikan jabatan wajib, para senator yang sekarang tidak diikut sertakan
dalam jabatan pemegang komando militer, makin lama makin sedikit
mengeluarkan ketatapan. Majelisnya walaupun tetap bertemu digedung senat yang
bersejarah dan masih tetap menamakan dirinya senat, makin berkurang daya
dukungnya sehingga hanya berfungsi sebagai dewan kota Roma Saja. Pada masa

25
Diocletianus (Tahun 284), berupaya untuk mengatasi sejumlah kemunduran yang
melanda Roma, ia tidak mengatasi sejumlah kemunduran yang melanda Roma, ia
tidak ingin berbagai kemunduran yang terjadi itu nantinya bisa berakibat
runtuhnya kekaisaran roma. Untuk mencapai upaya itu, Diocletianus secara
sembunyi-sembunyi menerapkan system kediktatoran yang telah disusun oleh
kaisar Augustus menuju kebentuk pemerintah Absolut, ia memperkenalkan pola
hidup disiplin pada warganya, militer harus royal paada negara, kekuasaan dan
hak hak istimewa yang dinikmati oleh senat roma harus dihilangkan. Diocletianus
telah memberikan kekuasaan Absolut keapda para gubernur atas urusan-urusan
lokal, sementara itu Diocletianus telah meninggalkan konstitusi dengan dalih
ingin menyelamatkan negara dari berbagai ancaman yang ada seperti kekaisaran
harus bersumber atas hukum, tetapi kaisar merupakan sumber hukum. Ia
membentuk ajaran resmi bahwa jabatan kaisar merupakan hak keramat ia
bertindak lebih jauh lagi sampai mengharuskan semua orang yang mendekatinya
meniarap sebagai tanda sujud. Tentu saja dalam doktrin kekristenan hal itu tidak
bisa diterima bahwa seorang kaisar bisa meneruskan bertindak sebagai tuhan.

Dalam upaya memperbaiki system pemerintahan yang dinilai lemah,


diperlukan penambahan penjabat dan pekerjaan administrasi sehingga birokrasi
pemerintahan membengkak. Kaisar mengatur pemerintaha dengan system
birokrasi yang terbagi menjadi dua hirarkhi, satu hirarkhi sipil dan satu hirarkhi
militer. Para penjabat tertinggi dari kalangan sipil terdiri empat preator (baca:
semacam hakim) yang memerintah empat wilayah propinsi kekuasaan roma.
Dibawah hiraekhi preator dan vicars (pendeta wakil paus) kemudian dioceses
(keuskupan) dan rector (kepala geraja propinsi). Administrasi sipil pusat di
konstatinupel dibagi menjadi tiga departemen, setiap departemen dikepalai oleh
seorang magister yang merupakan saingan praetor dalam hal martabat dan
kekuasaan. Tidak dapat diasingkan lagi bahwa kekuatan militer roma merupakan
basis kekuasaan. Militer tetap diharapkan loyal pada pemerintah tunduk semua
perintah kaisar. Keselamatan dan kesetabilan pemerintah terhadap ancaman dari
musuh musuh luar bergantung pada kekuatan dan kekompakan militer.

26
Dioclitianus mengelempokkan semua pasukan Roma dalam tiga kelompok sesuai
dengan fungsi masing masing, ada kelompok militer khusus sebagai pengawal
bertugas melindungi warga dan kaisar, ada kelompok militer yang setiap saat
dapat digerakkan untuk menumpas atau memadamkan suatu pemberontakan.
Akhirnya, terdapat kelompok militer bertugas mengawasi dan menjaga keamanan
tapal batas kekuasaan roma. Dioclitianus memutuskan bahwa untuk mengawasi
lembaga yang besar ini sangat berat jika diperintah oleh seseorang. Oleh karena
itu, ia menciptakan tetrarkhi, yakni system pemerintahan yang terdiri dari dua
putra mahkota dengan gelar Caesar yang akan menggantikan mereka, gelar
augustus terdiri dari Diocletianus dan maximianus sebagai ko-kekaisaran , rekan
perwira yang memerintah propinsi barat. Kedua Caesar itu diberi tugas dipropinsi
dibawah kaisar masing-masing sehingga sehingga kekaisaran itu dibagi menjadi
empat profektur, terdiri dari keuskupan dan propinsi propinsi, tindakan yang
ditempuh Diocletianus itu berakibat terjadinya pembengkakan lebih lanjut pada
lembaga tersebut.

Langkah yang diambil Deoclitianus dalam membenahi kekacauan


keuangan kekaisaran bersama birokrasinya kerena telah terjadi lonjakan harga
kebutuhan sehari-hari tanpa dapat dikendalikan, ia mengeluarkan maklumat yang
menetapkan harga maksimum barang serta upah kerja seluruh kekaisaran dan
menentukan hukuman mati bagi pelanggarnya, maklumat itu sangat menditil,
harga gandum, jelai, gandum hitam, burung pegar liar dan potong, burung pipit
serta tikus pohon semua ditetapkan didalamnya, dalam kenyataan, maklumat
tersebut tidak berpengaruh terhadap upaya perbaikan ekonomi negara.
Deoclitianus memindahkan ibu kota kekaisaran belahan barat dari roma ke milan
yang terletak di italia utara. Perpindahan ibu kota itu didasarkan atas
pertimbangan bahwa kota milan relatif bebas dari klik-klik politik yang saling
melakukan intrik yang telah melanda roma dan milan dekat dengan daerah
perbatasan, sementara itu, Diocletianus tengah berusaha menumpas kaum barbar,
peranan kota roma menjadi berkurang, jumlah penduduknya turun drastic dan

27
gedung-gedung yang indah dan megah menjadi tidak terawat lagi, hal itu sebagai
akibat berpindahnya ibukota roma ke milan.

Tanda tanda kemunduran kekaisaran Roma Nampak juga setelah masa


pemerintahan Diocletianus dengan tampilnya Constatine menetapkan ibu kota
kekaisaran Roma belahan timur di Byzantium kemudian, ia rubah namanya
menjadi Constatinupel. Pembagian kekaisaran roma kedalam dua bagian ini
merupakan peristiwa politik yang sangat penting. Pembagian secara politis ini
sejajar dengan pembagian secara liguistik, mereka yang bertempat tinggal
dibagian belahan barat, dan yang ditimur berbahasa yunani, pembagian kedua
wilayah ini nantinya menimbulkan suatu divergensi antara peradaban Eropa barat
dan selatan yang condong ke Roma dan peradaban Greco Oriental yang tersebar
dirusia dan daerah daerah Balkan.

Tugu peringatan pada masa Kaisar Constantine (324-337), Constantine,


kaisar roma, mendirikan sebuah bangunan tugu peringatan menandai kemegahan
dam kejayaan roma, meskipun, pada masa Constantine mulai Nampak tanda tanda
kemunduran kekaisaran roma.Dikota konstantinopel sepeninggal constantius ,
pemerintahannya dilanjutkan oleh kaisar-kaisar lain selama 1100 tahun lagi (tahun
1453), sebaliknya, pemerintahan di Roma belahan barat mengalami keruntuhan
pada tahun 476 dikalahkan oleh orang orang bar bar di constantinopel ini pula
kedua kodeks hukum roma yang besar dikeluarkan oleh Theodosius tahun 438
dan kaisar yustanius 529-534. Kedua kodeks ini bersama sama merupakan ikhtisar
pemerintahan roma selama beberapa abad, selanjutnya kedua kodeks yang
mengengambangkan tradisi tata susila roma dan Kristen merupakan prestasi besar
dan terakhir dari kekaisaran ini. Kemunduran kekaisaran roma dapat diketahui
dari krisis sosial ekonomi yang melanda negara itu yang dalam hal hal tertentu
merupakan akibat dari kekacauan militer, menurunnya laju pertembuhan
penduduk yang berarti semakin berkurangnya jumlah pembayar pajak dan karena
terjadinya musim kering yang berkepanjangan di Afrika Utara yang telah
menanduskan ladang-ladang gandum yang subur. Dengan demikian roma
menderita karena kemunduran pertanian itu, teknik-teknik pengolahan tanah yang

28
efektif dari waktu ke waktu senantiasa diketemukan, namun petani lambat
menerapkannya, akhirnya rendahnya daya beli masyarakat dan rendahnya
standard hidup mereka semakin menggerogoti kekayaan negara dan
menghantarkan negara kedalam kemiskinan.

Selain terdapat sejumlah faktor objektif dari kemunduran kekaisaran roma,


seperti faktor politik, dan sosial ekonimi ada juga faktor subjektif seperti faktor
moral, spiritual, dan spikologis, faktor subjektif mengenai kemunduran kekaisaran
Roma Banyak menimbulkan pro kontra dikalangan para pakar seorang sejarawan
Barat yang hidup pada akhir abad 18. Kemunduran kekaisaran roma selain
disebabkan oleh faktor internal juga karena faktor eksternal. Pemerintahan roma
diaharuskan mengahadapi kenyataan, bahwa sejak abad III, kekaisaran itu mulai
dirongrong dari luar yakni gelombang invansi suku germanik, terkenal dengan
suku bar bar. Selama beberapa abad kekaisaran roma mendapat ancaman dari
serbuan suku suku bar bar eropa.beberapa puluhan tahun kemudian tahun 455
suku vandal menjarahk kota Roma, kendatipun demikian keadaannya roma tetap
tidak dapat dihancurkan. Bagaimanapun juga harus diakui bahwa terjadinya
migrasi suku suku jerman dan vandal dan penyusunan kekuasaan mereka di
wilayah kekuasaan kekaisaran roma jelas dapat meruntuhkan kekuasaan roma
dibelahan barat, seiring dengan terjadinya berbagai kemunduran internal dalam
pemerintahan tersebut.

Keruntuhan Roma kekaisaran roma ditandai ketika kaisar roma, Romulus


augustus (475-476) pada tahun 476 ia diturunkan dari tahta oleh odovacer,
seorang panglima suku jerman, tidak ada lagi penggantian kaisar di Roma,
Romulus merupakan kaisar terakhir Roma lencana kekuasaan negara dikirim ke
konstantinopel. Selama beberapa tahun Odovacer memerintah italia. Semenjak
Romulus Ausgustus diturunkan dari tahtanya , koleganya zeno 474-491,
melanjutkan memerintah di konstatinopel, sementara itu dipropinsi Danube bekas
wilayah kekuasaan roma dikuasai Theodorick sebagai raja, ia merupakan
panglima suku jerman, masih tetap loyal pada penggantian Romulus Ausgustus,
zeno sebagai penguasa konstatinopel, yang merasa khawatir terhadap

29
kepemimpinan Odovacer yang tidak memperhatikan rakyat nya. Oleh karena itu,
kaisar Zeno memutuskan untuk mententramkan wilayah tersebut, menugasi
panglimanya, theoderick agar segera merebut kekuasaan dari tangan odovacer.
Selama beberapa tahun 489-495 Theodorick menjadi penguasa di jazirah italia,
Odovacer diundang dalam perjamuan makan oleh Theodorick, dalam penjamuan
itu kemudian ia dibunuh. Italia merupakan pusat kekaisaran lama, sekarang
diperintah oleh kerajaan jerman,nominal bergantung pada kaisar di
konstantinopel, benar-benar diperintah bebas oleh Theodorick raja dari suku
Ostrogoth.

2.2.4.2. Akibat Keruntuhan Roma

Keruntuhan kekaisaran roma tidak hanya berakibat luas dibidang politik,


tetapi juga menyebabkan lumpuhnya seluruh perdagangan dan kehidupan
masyarakat. Terutama karena sebab inilah, maka perdagangan laut tengah setelah
hilangnya pasar di Roma menjadi sangat berkurang, yang masih tinggal, tetap
memelihara hubungan antar kota kota pantai dicekungan sebelah timur dengan
konstatinopel sebagai titik pusatnya dengan demikian akibatnya kota kota di eropa
barat lekas mati, sisa sisa perdagangan dan pelayaran di laut tengah akhirnya juga
berakhir karena adanya ekspansi agama islam.Selama tiga abad keruntuhan roma,
terjadilah anarkhi,tidak ada keamanan perorangan dan milik, disitu terjadi
pertentangan semua melawan semua, kekaisaran Roma telah runtuh, kemudian
menjadi banyak kerajaan kerajaan barbar yang berdiri sendiri sendiri. Dapat
dikatakan bahwa migrasi besar besaran yang dilakukan suku jerman selama abad
V telah mengakibatkan propinsi kekaisaran roma belahan barat di bawah
pengawasan berbagai suku bar bar, seperti Anglo Saxon, perancis, Burgundia,
Visigoth, Ostrogoth dan vandal hanya sedikit menguasai sebagian propinsi roma
belahan timur, beberapa wilayah lain di Asia Kecil Suriah, palestin dan mesir
nyatanya tidak tersentuh oleh gangguan keamanan dari suku barbar.

30
Keruntuhan kekaisaran roma menyebabkan hilang dan runtuhnya kota kota
besar beserta menyusutnya penduduk telah mengubah daerah itu menjadi
masyarakat agraris dengan rumah tangga desa tertutup . hasil tanah yang dahulu
dijual di kota kota kini menjadi konsumsi desa. Disitu tidak terdapat lalu lintas
uang. Semua ujud kemasyarakatan didasarkan atas kepemilikan tanah. Hanya
pemilikan tanah yang memungkinkan adanya administrasi dan system militer
negara. Keadaan ini menciptakan kebutuhan akan tanah dan mempercepat
timbulnya kepemilikan tanah tanah luas. Akibat keruntuhan roma mendorong
timbulnya feodalisme di Eropa.Akibat keruntuhan kekaisaran Roma selama
berabad abad di Eropa terjadi apa yang disebut Dark Ages (abad Gelap). Muncul
pemakaian istilah bahwa Dark Ages identik dengan abad pertengahan.

31
BAB 3

PENUTUP
3.1 Kesimpulan

Secara geografis kota Roma memiliki letak yang sangat strategis, dimana
kota ini terletak di tengah-tengah jazirah Italia dimana letaknya dekat dengan laut
sehingga hal ini mendorong terjadinya perdagangan dengan Mediterania.Pada
awal mula berdirinya Romawi berbentuk sebuah kerajaan dengan rajanya yang
memerintah pertama kali bernama Romulus, dimana para raja-raja ini berasal dari
keturunan bangsa Etruska yang merupakan bangsa pendatang. Pertumbuhan
kebudayaan Romawi menyerap kebudayaan Yunani dan Timur Dekat Klasik hal
ini dapat dilihat dari bangunan kuil anggun dekat Tiber dan kubah Pantheon, para
arsitek Roma mengoper pilar-pilar Yunani bergaya Doria, Ionia, dan Korinthus
serta pelengkung Etruska.Mereka bermaksud mengungguli orang Yunani dan
Etruska dengan kehebatan teknologinya. Para arsitek Roma merupakan orang
pertama yang memanfaatkan beton untuk membangun gedung raksasa. Selain
membuat gedung raksasa mereka juga sangat maju dalam pembuatan jalan,
saluran air dan pembuangan air dalam kota. Perhatian terhadap kesehatan di Roma
melebihi tempat lain. Dan Kepercayaan orang-orang Romawi pada masa Republik
tidak jauh berbeda dengan kepercayaan bangsa Yunani karena pada saat itu agama
banyak mendapat pengaruh dari konsep-konsep Yunani. Keruntuhan Roma
kekaisaran roma ditandai ketika kaisar roma, Romulus augustus (475-476) pada
tahun 476 ia diturunkan dari tahta oleh odovacer, seorang panglima suku jerman,
tidak ada lagi penggantian kaisar di Roma, Romulus merupakan kaisar terakhir
Roma lencana kekuasaan negara dikirim ke konstantinopel.

3.2 Saran

Dengan tersusunnya makalah ini diharapkan pembaca dapat memahami


peradaban Romawi. Semoga makalah ini bermanfaat bagi pembaca pada
umumnya dan penyusun pada khususnya. Akan tetapi kami menyadari bahwa

32
makalah ini masih jauh dari sempurna, untuk itu kritik dan saran yang
membangun selalu kami harapkan demi kesempurnaan makalah ini.

33
DAFTAR PUSTAKA
Djaja Wahjudi. 2020. Sejarah Eropa dari Eropa Kuno Hingga Eropa
Modern.Yogyakarta : Ombak.

Pardi W. 2018. The Edict Of Milano: Perjuangan dan Kemerdekaan Agama


Kristen di Kekaisaran Romawi Tahun 313 M. Jurnal Historia. 6 (2) :
179-196

Sundoro H M. 2006. Sejarah Perdaban Barat Klasik. Jember : UPT Penerbitan


Universitas Jember

Terry L. Smart and Allan O. kownslar, 1987. world History. A Story of progress
New York: Holt Rinehart and Winston.

34

Anda mungkin juga menyukai