OLEH :
RISKA EFFENDY
186602140
(STIE-66)
KENDARI
2020
SOAL :
Hitunglah Pajak Badan Usaha Di Lihat Dari Laba Rugi Terus Cocokkan Dengan
Catatan Laporan Keuangan (Analisis Apakah Pajak Nya Sesuai Dengan Catatan
Laporan Keuangannya)
JAWAB :
Biaya Operasional :
1 Memperoleh fasilitas :
3 PPh Terutang
50 % x 25 % x 117.467.411 = 14.638.416
( dengan fasilitas )
25% x 213.843.675 = 53.460.919
( tanpa fasilitas )
Jumlah Pajak Penghasilan Terutang 68.144.345
Untuk menghitung pajak penghasilan, wajib pajak harus mengalikan PKP dengan tarif
PPh Badan yang berlaku. Sesuai dengan tarif Pasal 17 UU No. 36 tahun 2008, tarif yang
berlaku bagi setiap perusahaan pun berbeda-beda. Bagi badan usaha yang pendapatan brutonya
lebih besar dari Rp. 50 M/tahun akan dikenai tariff pajak tunggal sebesar 25%. Sementara
untuk pendapatan brutonya antara Rp. 4,8 M – RP. 50 M , badan usaha tersebut dapat dikenai
dua jenis tarif sesuai UU PPh Pasal 31E, yaitu :
1. Tarif sebesar 12,5% untuk PPh yang mendapatkan fasilitas ( yaitu pendapatan bruto
hingga sama dengan Rp. 4,8 M)
2. Tarif sebesar 25% untuk PPh yang tidak mendapatkan fasilitas ( pendapatan bruto Rp.
4,8 M – Rp. 50 M )
Dari data diatas, perusahaan ini memiliki penghasilan kena pajak yakni sebesar
Rp.135.128.707 dari laporan laba rugi komersial dan penghasilan kena pajak dari laporan laba
rugi fiskal sebesar Rp. 331.311.086. perbedaan tersebut menunjukan bahwa perusahaan telah
melakukan rekonsiliasi fiskal sebesar Rp. 196.182.397.
Tarif pajak yang digunakan adalah pasal 17 ayat (2a) ( tarif pajak umum untuk Wajib
Pajak badan dan Bentuk Usaha Tetap) atau pasal 31E UU PPh ( tarif pajak untuk wajib pajak
badan ). Dari data di atas diperoleh pendapatan brutonya kurang dari 4,8 M, dimana
peredaran bruto perusahaan pada tahun 2012 sebesar Rp. 13.538.165.199 dan penghasilan kena
pajak Rp. 331.311.086
Dari perhitungan diatas, pada tahun 2012 perusahaan harus membayar pajak penghasilan
sebesar Rp. 68.144.345 tetapi perusahaan telah membayar PPh 25 sebesar Rp. 17.186.546
dan dikurangi kredit pajak PPh 23 sebesar Rp. 48.025.300. Hal ini menyebabkan perusahaan
memiliki PPh kurang bayar sebesar Rp. 2.932.499
Perhitungan angsuran PPh 25 ini didapat dari laba tahun sebelumnnya, dimana
fiskal mengibaratkan bahwa kemungkinan laba tahun sekarang minimal sama dengan laba
tahun sebelumnnya.
Dalam perhitungan PPh 25 perusahaan mengasumsikan laba dari dua tahun sebelumnnya
karena pembayaran pajak dilakukan pada bulan april. Laba pada dua tahun yang lalu dan tahun
sebelumnya masing-masing dihitung sesuai perhitungan pajak dan untuk mengetahui
perhitungan pajak perbulan maka pajak penghasilan tersebut dikalikan dua belas bulan.
Kemudian PPh 25 dua tahun lalu dikalikan tiga sementara PPh pasal 25 tahun sebelumnnya
dikalikan sembilan. Itulah yang dimasukan sebagai angsuran PPh Pasal 25 pada tahun ini.