Anda di halaman 1dari 6

Tugas : 1

MENGHITUNG PAJAK BADAN USAHA DARI LABA RUGI DENGAN


MENCOCOKKAN DENGAN CATATATAN LAPORAN KEUANGANNYA
“ANALISIS PAJAK DENGAN CATATAN LAPORAN KEUANGANNYA”
(Mata Kuliah: Akuntansi Perpajakan)

OLEH :

RISKA EFFENDY
186602140

PROGRAM STUDI AKUNTANSI

SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI ENAM-ENAM

(STIE-66)

KENDARI

2020
SOAL :

 Hitunglah Pajak Badan Usaha Di Lihat Dari Laba Rugi Terus Cocokkan Dengan
Catatan Laporan Keuangan (Analisis Apakah Pajak Nya Sesuai Dengan Catatan
Laporan Keuangannya)

JAWAB :

Tabel Rekonsiliasi Laporan Laba rugi Komersial

Deskripsi Laba Komersial Koreksi Fiskal Laba Fiskal


Penjualan 13.538.165.199 13.538.165.199

Persediaan Bahan Awal 1.297.852.067 1.297.852.067


Pembelian Bahan Baku 3.508.728.515 3.508.728.515
Bahan Baku Tersedia 4.806.580.583 4.806.580.583
Persediaan Bahan Akhir 1.407.323.084 1.407.323.084
Total Pemakaian Bahan Dasar 3.399.257.499 3.399.257.499

Biaya Tenaga Kerja Langsung 5.446.843.103 5.446.843.103


Biaya Overhead 1.713.948.401 1.713.948.401
Biaya Sehubungan Dengan Jasa 133.705.736 133.705.736
Total Biaya Produksi 7.294.497.240 7.294.497.240

Saldo Awal Barang Setengah Jadi 800.658.760 800.658.760


Saldo Akhir Barang Setengah Jadi 2.224.742.576 2.224.742.576

Saldo Awal Barang Jadi 817.082.033 817.082.033


Saldo Akhir Barang Jadi 1.286.721.187 1.286.721.187

Harga Pokok Penjualan 8.800.031.769 8.800.031.769

Biaya Operasional :

Gaji Kariawan 2.056.594.786 (96.000.000) 1.960.594.786


THR ( Tunjangan Hari Raya ) 171.382.899 171.382.899
Alat Tulis Kantor 234.204.250 234.204.250
Operasional Kendaraan 322.853.855 322.853.855
Operasional Kantor 378.034.200 378.034.200
Penalti 167.306.123 167.306.123
Sumbangan 10.910.000 (10.910.000) 0
Biaya Penyusutan Mesin dll 456.369.297 456.369.297
Biaya Penyusutan Gedung 288.343.333 (72.085.833) 216.257.500
Listrik, Air, telephone 443.288.167 443.288.167
Beban keamanan dan kebersihan 69.714.468 69.714.468
PPh yang di Bayar 17.186.546 (17.186.546) 0
Total Biaya Operasional 4.616.187.923 (196.182.397) 4.420.005.54

Laba Usaha 121.945.507 318.127.886


Penghasila dan Beban lain lain
Pendapatan Lain – Lain
Pendapatan Bunga 13.483.200 13.483.200
Total Pendapatan Lain – Lain 13.483.200 13.483.200

Beban Lain – Lain


Beban Administrasi Bank 300.000 300.000
Total Beban lain – lain 300.000 300.000

Laba Sebelum Pajak 135.128.707 331.311.086


RINCIAN PPH TERUTANG

1 Memperoleh fasilitas :

4.800.000.000 : 13.538.165.199 x 331.311.086 = 117.467.411


2 Tidak memiliki fasilitas :

331.311.086 - 117.467.411 = 213.843.675

3 PPh Terutang

50 % x 25 % x 117.467.411 = 14.638.416
( dengan fasilitas )
25% x 213.843.675 = 53.460.919
( tanpa fasilitas )
Jumlah Pajak Penghasilan Terutang 68.144.345

Kredit Pajak PPh 23 48.025.300

Angsuran PPh 25 17.186.546

PPh yang kurang bayar (PPh Pasal 29) Rp 2.932.499


ANALISIS PAJAK PENGHASILAN

Untuk menghitung pajak penghasilan, wajib pajak harus mengalikan PKP dengan tarif
PPh Badan yang berlaku. Sesuai dengan tarif Pasal 17 UU No. 36 tahun 2008, tarif yang
berlaku bagi setiap perusahaan pun berbeda-beda. Bagi badan usaha yang pendapatan brutonya
lebih besar dari Rp. 50 M/tahun akan dikenai tariff pajak tunggal sebesar 25%. Sementara
untuk pendapatan brutonya antara Rp. 4,8 M – RP. 50 M , badan usaha tersebut dapat dikenai
dua jenis tarif sesuai UU PPh Pasal 31E, yaitu :

1. Tarif sebesar 12,5% untuk PPh yang mendapatkan fasilitas ( yaitu pendapatan bruto
hingga sama dengan Rp. 4,8 M)

2. Tarif sebesar 25% untuk PPh yang tidak mendapatkan fasilitas ( pendapatan bruto Rp.
4,8 M – Rp. 50 M )

Dari data diatas, perusahaan ini memiliki penghasilan kena pajak yakni sebesar
Rp.135.128.707 dari laporan laba rugi komersial dan penghasilan kena pajak dari laporan laba
rugi fiskal sebesar Rp. 331.311.086. perbedaan tersebut menunjukan bahwa perusahaan telah
melakukan rekonsiliasi fiskal sebesar Rp. 196.182.397.

Tarif pajak yang digunakan adalah pasal 17 ayat (2a) ( tarif pajak umum untuk Wajib
Pajak badan dan Bentuk Usaha Tetap) atau pasal 31E UU PPh ( tarif pajak untuk wajib pajak
badan ). Dari data di atas diperoleh pendapatan brutonya kurang dari 4,8 M, dimana
peredaran bruto perusahaan pada tahun 2012 sebesar Rp. 13.538.165.199 dan penghasilan kena
pajak Rp. 331.311.086

Dari perhitungan diatas, pada tahun 2012 perusahaan harus membayar pajak penghasilan
sebesar Rp. 68.144.345 tetapi perusahaan telah membayar PPh 25 sebesar Rp. 17.186.546
dan dikurangi kredit pajak PPh 23 sebesar Rp. 48.025.300. Hal ini menyebabkan perusahaan
memiliki PPh kurang bayar sebesar Rp. 2.932.499

Perhitungan angsuran PPh 25 ini didapat dari laba tahun sebelumnnya, dimana
fiskal mengibaratkan bahwa kemungkinan laba tahun sekarang minimal sama dengan laba
tahun sebelumnnya.
Dalam perhitungan PPh 25 perusahaan mengasumsikan laba dari dua tahun sebelumnnya
karena pembayaran pajak dilakukan pada bulan april. Laba pada dua tahun yang lalu dan tahun
sebelumnya masing-masing dihitung sesuai perhitungan pajak dan untuk mengetahui
perhitungan pajak perbulan maka pajak penghasilan tersebut dikalikan dua belas bulan.
Kemudian PPh 25 dua tahun lalu dikalikan tiga sementara PPh pasal 25 tahun sebelumnnya
dikalikan sembilan. Itulah yang dimasukan sebagai angsuran PPh Pasal 25 pada tahun ini.

Anda mungkin juga menyukai