Anda di halaman 1dari 3

Nama : Erna Yuliarsih

Nim : 183210012

Prodi : S1 Keperawatan

Semester : 5

RESUME GERONTIK

"KOMUNIKASI TERAPEUTIK PADA LANSIA"

Pengertian

Menurut Ilham Havifi (2014), komunikasi efektif pada lanisa adalah komunikasi interpersonal
yang sangat penting dalam membangun hubungan yang baik antara perawat dan lansia di sebuah
panti jompo.

Untuk membentuk efektivitas komunikasi interpersonal, khususnya antara perawat


dengan lansia, panti jompo dipengaruhi lima aspek yang harus dipertimbangkan, yaitu
keterbukaan (openness), empati (empathy), perilaku positif (positiveness), sikap mendukung
(supportiveness), dan kesetaraan (equality).

PRINSIP KOMUNIKASI TERAPEUTIK PADA KLIEN LANSIA


-Komunikasi pada lansia memerlukan pendekatan khusus.
-Dalam berkomunikasi dengan lansia diperlukan pengetahuan tentang sikap-sikap yang khas
pada lansia.
-Berkomunikasi dengan lansia memerlukan suasana yang saling hormat menghormati, saling
menghargai, saling percaya, dan saling terbuka.
-Penyampaian pesan langsung tanpa perantara, saling memengaruhi dan dipengaruhi,
komunikasi secara timbal balik secara langsung, serta dilakukan secara berkesinambungan,
tidak statis, dan selalu dinamis.
-Kesulitan dalam berkomunikasi pada lanjut usia disebabkan oleh berkurangnya fungsi organ
komunikasi dan perubahan kognitif yang berpengaruh pada tingkat intelegensia,
kemampuan belajar, daya memori, dan motivasi klien.

TAHAP KOMUNIKASI TERAPEUTIK PADA LANSIA


Menurut Nugroho (2012), hubungan terapeutik memiliki tahapan yang meliputi tahap
prainteraksi, pengenalan, tahap kerja dan tahap terminal.
1. Tahap I (prainteraksi)
2. Tahap II (pengenalan)
3. Tahap III (kerja)
4. Tahap IV (terminal)

IDENTIFIKASI SUMBER DALAM PENINGKATAN KOMUNIKASI EFEKTIF


Syarat komunikasi efektif adalah :
- Dapat dipercaya (credible)
- Konteks (context)
- Isi (content)
- Kejelasan (clarity)
- Kesinambungan dan konsistensi (continuity and consistency)
- Saluran
- Kapabilitas sasaran (capability of audience)

STRATEGI KOMUNIKASI PADA KLIEN LANSIA


Strategi komunikasi pada lansia harus menggunakan pendekatan-pendekatan sebagai
berikut:
1. Pendekatan fisik

2. Pendekatan psikis
3. Pendekatan sosial

- Pendekatan spiritual

Lansia sering mengalami gangguan komunikasi karena mengalami penurunan


penglihatan, pendengaran, wicara dan persepsi. Ada 2 tingkat gangguan komunikasi, yaitu
gangguan pada system penginderaan dan tingkat integrative. Gangguan penginderaan meliputi
gangguan penglihatan, gangguan pendengaran, atau gangguan wicara. Sedangkan gangguan yang
melibatkan system intergratif yang lebih tinggi adalah gangguan mental, gangguan maturitas
piker (degenerasi proses pikir) atau gangguan kesadaran.

Anda mungkin juga menyukai