Anda di halaman 1dari 45

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Permasalahan


Belakangan ini berbagai penyakit banyak bermunculan seiring dengan kemajuan
ilmu pengetahuan dan teknologi yang pesat. Karena itu seharusnya penyakit ini dapat
ditanggulangi juga dengan kemajuan IPTEK yang sudah ada untuk meningkatkan
tingkat kesejahteraan masyarakat. Disini peran farmasis sangat dibutuhkan, karena
ruang lingkup farmasi yang berkaitan dengan kehidupan manusia dan menjadi satu
kesatuan yang tidak dapat dipisahkan.
Demam typhoid atau dalam bahasa kesehariannya dikenal dengan nama penyakit
tifus adalah suatu penyakit demam akut yang disebabkan oleh kuman Salmonella typhi.
Selain oleh Salmonella typhi, demam typhoid juga bisa disebabkan oleh  Salmonella
paratyphi namun gejalanya jauh lebih ringan. Kuman ini umumnya terdapat dalam air
atau makanan yang ditularkan oleh orang yang terinfeksi kuman tersebut sebelumnya.
Demam typhoid saat ini masih sangat sering kita jumpai dalam kehidupan sehari hari.
Lebih dari 13 juta orang terinfeksi kuman ini di seluruh dunia dan 500.000 diantaranya
meninggal dunia.
Karena itu dengan meningkatnya gangguan pada kesehatan, dengan banyaknya
orang terinfeksi setiap harinya ini menjadi tuntutan bagi farmasis untuk mengambil
peran terutama yang berkaitan erat dengan kegiatan dalam bidang teknologi dan
formulasi sediaan farmasi, baik itu sediaan semisolida, solida maupun likuida yang
dapat diterima masyarakat. Dalam pembuatan sediaan ini dituntut pengetahuan yang
luas dari seorang farmasis dibidangnya.
Selain dituntut dalam bidang pengetahuan, farmasis juga harus terampil dan
cekatan dalam praktek membuat sediaan. Sediaan yang dibuat hendaknya disesuaikan
dengan keinginan dan kebutuhan konsumen. Disini farmasis dituntut untuk mengolah
sediaan yang dibuatnya berdasarkan seni membuat obat, untuk meningkatkan
acceptable dari sediaan dapat ditambahkan pewarna, essence, pemanis dan lain – lain,
sehingga mempunyai penampilan, bentuk, estetik yang baik dan menarik sehingga
menimbulkan rasa senang dan nyaman pada pemakainya.
Sebagai formulator, perlu dipertimbangkan alasan dan pemilihan bentuk sediaan
yang tepat karena akan menentukan keberhasilan dari formulasi yang akan

1
dilaksanakan. Dalam praktikum teknologi dan formulasi sediaan semisolida likuida ini,
bentuk sediaan yang dibuat adalah sediaan likuida yang berupa suspensi, sediaan
dimana bahan aktif obat tidak larut air dan stabil dalam air. Dalam hal ini sediaan yang
dipilih adalah larutan per oral, yang diharapkan mampu memberikan efek sistemik
untuk pengobatan terhadap parathypoid fever yang disebabkan oleh Salmonella
paratypi. Adapun pemilihan ini dimaksudkan untuk proses absorbsi yang lebih cepat
dari saluran cerna ke sistemik. Diharapkan juga sediaan per oral yang diformulasikan
dengan spesifikasi warna sediaan merah muda, bau framboze, dan rasa manis dapat
diterima masyarakat. Dengan banyaknya kemajuan IPTEK, dihasilkan produk obat
yang bermacam – macam dan berkualitas, sehingga pengobatan terhadap suatu
penyakit dapat ditanggulangi dengan cepat.
1.2 Rumusan Masalah
Bagaimana rancangan formula, manufaktur sediaan, evaluasi, dan rancangan
kemasan sediaan suspensi chloramphenicol untuk Parathypoid fever yang stabil dalam
air.
1.3 Tujuan
Menyusun rancangan formula, manufaktur sediaan, evaluasi dan rancangan
kemasan sediaan suspensi chloramphenicol untuk Parathypoid fever yang stabil dalam
air.
1.4 Manfaat
Manfaat yang diberikan dengan menjalani praktikum ini, antara lain dapat
memahami kerangka konseptual pembuatan suatu sediaan, memahami perhitungan
dosis yang sesuai dengan kebutuhan pasien, mngetahui dan mampu melaksnakan
pembuatan sediaan tertentu yang memenuhi persyaratan mutu aman, efektif, stabil dan
dapat diterima.

2
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

II.1 Pemilihan Bahan Aktif

Bahan aktif Efek utama Efek samping Indikasi Kontra indikasi Spesifikasi lain
Chloramfenikol  Antibiotik  Dapat terjadi  Thypoid  Untuk pasien Kloramfenikol
Palmitat berspektrum reaksi fever, yang sangat mudah
luas hematologik meningitis, hipersensitif diserap ketika
menghambat reaksi alergi, putulenta, terhadap diberikan
sintesis protein reaksi saluran infeksi kloramfenikol, secara oral.
bakteri pada cerna, sindrom bakteri untuk ibu Kloramfenikol
ribosomnya gray anaerob, hamil dan bayi palmitat akan
(Farmakologi (Farmakologi dan reketsiosis prematur dihidrolisis
dan Terapi ed Terapi ed. IV, p. infeksi lain (Martindale dalam
IV, p.657) 658) (Farmakologi ed.37, p.261) lambung dan
 Dapat terjadi dan Terapi berubah
anemia aplastik ed. IV, p. menjadi
untuk 659) kloramfenikol
penggunaan base. Lebih
secara berkala dari 60%
(Martindale ed. dalam
37, p. 261) sirkulasi diikat
oleh protein
plasma.
Kloramfenikol
diekskresi
melalui urin
tetapi hanya 5-
10% dari dosis
oral yang tidak
berubah, 3%
diekskresikan
melalui

3
empedu, 1%
berada dalam
bentuk aktif
diekskresikan
dalam bentuk
fese
(Martindale
ed.37, p.262)
Ampicillin Merupakan  Dapat terjadi Infeksi Untuk pasien Ampisilin
antibakterial  reaksi urtikaria saluran urin, hipersensitifitas relatif stabil
laktam, pada atitis media, penisilin dalam sekresi
bakterisida hipersensitifitas sinusitis, gangguan renal, lambung
dan punya aksi terhadap infeksi oral, ibu hamil dan dalam suasana
sama dengan golongan bronkhitis, menyusui (BNF asam dan
benzilpenicilin penisilin pneumonia ed.66, p.357) cukup baik
(Martindale (Martindale ringan dan diserap dari
ed.37, p.221) ed.37, p. 357) sedang, saluran
 Dapat terjadi invasive pencernaan
erythematous salmonellasis setelah
rashes (BNF terapi pemberian oral
ed.66, p. 357) endocarditis, (Martindale
histerial ed.32, p.153)
meningitis
(BNF ed.66,
p. 350)
Co-trimoxzole  Digunakan Terjadi reaksi Dapat Hipersensitivitas Co-trimoxazol
sebagai obat alergi seperti diberikan terhadap mudah
infeksi steven-johnson pada komponen diabsorpsi
saluran syndrom, penderita sediaan, wanita dengan cepat
kemih yang hemolytic dengan hamil, ibu pada
disebabkan anemia, saluran menyusui, bayi gastrointestina
oleh E. colli, granulocytopenia, kemih dan <2 bulan, l dan
pneumonia nefrotoksisitas, infeksi penderita konsentrasi
dan infekasi kesnicterus pada sistemik dengan plasma darah
4
ocular bayi baru lahir (Farmakologi kerusakan puncak setelah
chlamydial (Pharmacology dan Terapi parenkim hati, mencapai 2
(Pharmacolo 2nd p.18) ed.IV p.586) diskrasia darah, jam. Sekitar
gy 2nd p.18) insufiensi ginjal 65% yang
 Digunakan yang besar, terikat pada
sebagai anemia protein plasma
terapi infeksi megaloblastis dan half-life
brucellosis, (Info Obat plasma = 6-12
gonorhoea Indonesia p.177) jam
(Martindale (Martindale
ed.32, p.197) ed.32 p.256)

BAHAN AKTIF TERPILIH

1. Kloramfenikol
Alasan :
 Walaupun akhir-akhir ini makin sering dilaporkan adanya resistensi
salmonella terhadap kloramfenikol, obat ini masih dianggap sebagai pilihan
utama untuk infeksi salmonella / penyakit demam tifoid. (Farmakologi &
Terapi ed.IV, p.658)
 Kloramfenikol lebih aktif bila dibandingkan dengan tiamfenikol.
(Martindale 28, p.1223)
 Setelah pemberian oral, kloramfenikol diserap dengan cepat. (Farmakologi
& Terapi ed.IV, p.657)
 Dibandingkan dengan ampisillin, perbaikan klinis lebih cepat terjadi bila
diobati dengan kloramfenikol. (Farmakologi & terapi ed.IV, p.659)
 Bioavabilitas peroralnya baik (80%). (USP DI 15th, p.719)

2. Macam-macam Chloramphenicol:
a. Chloramphenicol Base
b. Chloramphenicol Palmitat
c. Chloramphenicol Sodium Suksinat
d. Chloramphenicol Sinamat

5
Jadi kloramfenikol yang dipilih adalah kloramfenikol palmitat, yaitu bentuk
ester dan kloramfenikol.

Alasan :
 Kloramfenikol mempunyai rasa yang pahit, oleh karena itu digunakan
bentuk esternya yang tidak berasa pahit (mild taste). (Remington 19 th,
p.1314)
 Kloramfenikol palmitat didalam usus halus akan dihidroksi oleh enzim &
melepaskan kloramfenikol base yang aktif secara farmakologis. (USP DI
15th, p.720)
 Tidak larut dalam air sehingga bila dibuat bentuk suspensi rasa pahitnya
tidak begitu nyata.
3. Tiga bentuk polimorf kloramfenikol palmitat (Martindale 28, p.1241)
a. Polimorf A (bentuk β)
Merupakan polimorf yang sangat stabil sehingga laju peruraiannya sangat
kecil karena energi termodinamikanya besar.
b. Polimorf B (bentuk α)
Polimorf yang stabil, paling banyak diabsorpsi didalam darah
konsentrasinya 8 kali lebih besar daripada polimorf A.
Stabil pada suhu kamar & suhu yang lebih tinggi.
Stabil dalam suspensi cair dengan atau tanpa wetting agent.
c. Polimorf C
Polimorf yang metastabil, pada perubahan temperatur berubah menjadi
polimorf A.
 Berdasarkan data diatas maka, dipilih kloramfenikol palmitat polimorf B (bentuk
α).

Alasannya : polimorf C merupakan yang paling larut bila dibandingkan dengan


polimorf B tetapi, polimorf C tidak stabil & akan berubah menjadi
polimorf A yang sifatnya lebih tidak sukar larut dibandingkan dengan
polimorf B, karena kelarutan mempengaruhi absorpsi dimana semakin
besar kelarutannya maka akan semakin besar pula absorbsinya. Kadar
polimorf A tidak lebih dari 10% (FI V p. 690)

6
II.2 Tinjauan Karakter Fisika-Kimia Bahan Aktif

Bahan aktif Karakteristik fisika Karakteristik kimia

Kloramfenikol palmitat  Organoleptis :  Bentuk ester dari


 Serbuk hablur halus kloramfenikol
 Licin (Farmakologi & Terapi IV,

 Bau Lemah p.657)

 Rasa Tawar  pH sediaan 4,5 – 7,5 (USP

(FI ed.III p. 145) XXII, p.339)

 Kelarutan :  pH larutan 25% dlm


suspensi aqueous sebagai
 Praktis tidak larut dalam
kloramfenikol 4,5-7,5 (MD
air, larut dalam 45 bagian
28, p.1136)
etanol (95%)p, dalam 6
bagian kloroform p dan  Tidak stabil pada cahaya &

dalam 14 bagian eter p (FI udara (USP XXII, p.339)

ed.III p.145)  Stabilitas maksimal pd pH

 Praktis tidak larut dalam 6 (The parmaceutical codex

air, sedikit larut dalam 12th ed, p.788)

etanol (1:45), mudah larut  Interaksi obat dengan

dalam kloroform & aseton fenobarbital & rifampisin

(1:6), larut dalam eter (1:4) akan mempercepat waktu

dan eter setat (codex ed.12 paruh dari kloramfenikol

p.787) akan menjadi toksik bila

 Titik lebur : 86-92o diberikandengan

(Farmakope Indonesia ed.III tolbutamid,

p.145) fenitoin,dikumarol & obat


lain yang dimetabolisme
 Bobot molekul : 561,56 (FI
oleh enzim mikrosom
III p.145)
hepar. (Farmakologi &
terapi IV, p.657)

II.3 Pemilihan Bentuk Sediaan

7
Bentuk sediaan yang dipilih adalah suspensi oral dengan alasan :

 Kloramfenikol palmitat sukar larut dalam air / praktis tidak larut dalam air. (FI
III, hal.45) sehingga dibuat dalam bentuk suspensi.
 Suspensi merupakan salah satu bentuk sediaan cair, sehingga mudah diberikan
pada anak-anak atau orang tua yang sulit atau enggan menelan obat dalam
bentuk padat.
 Kloramfenikol palmitat polimorf B stabil dalam bentuk suspensi, baik pada
suhu kamar ataupun suhu yang lebih tinggi.
 Untuk meningkatkan penerimaan, suspensi oral kloramfenikol dapat dengan
mudah ditambahkan pewarna dan perasa untuk menutupi rasa yang kurang
nyaman.
II.4 Tinjauan Karakteristik Bahan Tambahan
Bahan pembantu Formula:
a. Twen 80 (HPE 5th, p.580 & HPE 7th, p.620)
 Berfungsi : sebagai wetting agent untuk membasahi kloramfenikol
palmitat sehingga dapat tercampur & sebagai surfaktan non-ionik untuk
menurunkan tegangan permukaan.
 Organoleptis : Bau = khas
Rasa = pahit
Warna = putih
 Wetting agent : 0,1 – 3%
 pH (5% w/v)
 Berupa cairan minyak berwarna kuning pada suhu 25o C
 Kelarutan : mudah larut dalam air, etanol (95%)P, etil asetat &
methanol P, sukar larut dlm parafin cair P & minyak biji kapas P
b. CMC Na (HPE 5th, p.120 & HPE 7th, p.126)
 Fungsi : sebagai suspending agent & menaikkan viskositas
 Larutan oral 0,1 – 1,0 %, ρ = 0,52 g/cm3 & titik lebur = 227o C
 pH (1% w/v) = 6,0 – 8,0
 berupa serbuk putih & tidak berbau, sifat higroskopis setelah
pengeringan

8
 kelarutan : mudah terdispersi dlm air membentuk larutan koloidal, tidak
larut dalam etanol, eter dan pelarut organik lain
c. Propylenglikol (HPE 5th, p.624 & HPE 7th, p.672 )
 Berupa cairan jernih tidak berwarna, tidak berbau, kental, rasa manis &
sedikit asam seperti gliserin
 Fungsi : sebagai pelarut nipagin & mencegah interaksi paraben dengan
tween 80
 ρ = 1,030 g/cm3 & titik didih = 188o C
  = 58,1 mPas
 Kelarutan : campuran dengan aseton, kloramfenikol, etanol (95%),
gliserin & air, larutan 1 : 6 eter
d. Methyl paraben / nipagin (HPE 5th, p.466 & HPE 7th, p.503)
 BM = 152,15 dg rumus molekul = C8H8O3
 Fungsi : sebagai pengawet
 pH = 4,0 – 8,0
 berupa serbuk kristal putih, tidak berbau & rasa sedikit membakar, sifat
higroskopis
 kelarutan : dalam etanol 1:2, dlm etanol 1:60, dlm propylenglikol 1:5,
dlm air1:400, dlm air 50o C 1:50
 ρ = 1,352 g/cm3 & titik lebur = 125 – 128o C
e. Na fosfat (HPE 5th, p.693)
 Fungsi : buffering agent
 Rumus molekul Na2HPO4 . 2H2O g Mr = 177,98
 Hablur tidak berwarna dengan rasa asin & tidak berbau, merapuh dlm
udara kering
 Kelarutan : larut dlm 5 bag air, sukar larut dlm tanol (95%) P
 pH (larutan 2% b/v) adalah 9,0 – 9,2 dg ρ : 1,915g/cm3
f. Citrate Acid (HPE 7th, p.193)
 Fungsi : buffering agent
 Rumus molekul C6H8O7 g Mr = 210,14
 Hablur tidak berwarna dengan rasa asin & tidak berbau,

9
 Kelarutan : Sangat mudah larut dalam air, mudah larut dalam etanol,
agak sukar larut dalam eter
 pH (larutan 1% b/v) adalah 2,2 dg ρ : 1,293 g/cm3
g. Sorbitol (HPE 7th, p.776)
 Fungsi : wetting agent, pemanis
 Hablur hampir tidak berwarna dengan rasa manis sekitar 50-60%
sukrosa & tidak berbau, higroskopik
 Kelarutan : Sangat mudah larut dalam air, sangat sukar larut dalam
etanol, praktis tidak larut dalam kloroform, dalam metanol dan asam
asetat sukar larut
 pH (larutan 10% b/v) adalah 4,5-7,0 dg ρ : 1.507 g/cm3
h. Sukrosa (HPE 5th, p.744 & HPE 7th, p.807)
 Fungsi : pemanis
 Berupa massa putih, tidak berbau, rasa manis
 Rumus molekul : C12H22O11 dg Mr = 342,30
 Kelarutan : tidak larut dalam koroform, 1:0,5 dlm air, 1:400 dlm etanol,
1:170 dlm etanol (95%) P
i. Raspberry Flavour
 Berfungsi sebagai pewarna dan essense untuk memperbaiki penampilan
dari sediaan

II.5 Persyaratan Mutu


a. Sediaan yang dibuat harus memenuhi persyaratan mutu yang setara dengan
ketentuan dari USP XXII / XXI & memperhatikan kriteria penderita obat jadi
Depkes RI.
b. Aman
 Tidak terjadi kenaikan bermakna pada toksisitas B.A karena komposisi / proses
produksi, sehingga struktur molekul dalam bentuk dosis harus tetap
 Bermanfaat secara fisiologis / psikologi & tidak menimbulkan efek samping yang
merugikan / membahayakan pemakaiannya atau efek samping yang telah

10
dikendalikan sehingga tidak lebih toksik dari toksisitas dari B.A sebelum
diformulasi
 Kadar aman B.A berdasarkan USP ed.37 p.2284 = 90% - 120%
c. Efektif
 Terjadinya reaksi molekuler struktur aktif dengan respto dalam jumlah & waktu
yang telah diperhitungkan
 Dengan dosis yang diberikan (dalam jumlah kecil sekalipun) dapat memberikan
hasil tetapi sesuai dengan yang diinginkan yaitu mencapai efek farmakologi yang
optimum & efek samping yang sekecil mungkin
 pH stabil = 6
 pH sediaan = 4,5 – 7,5
d. Stabilitas fisika
 Sediaan tidak boleh mengalami perubahan sifat fisika, penampilan &
homogenitas dari pembuatan sampai ketangan pasien
 Tidak terjadi perubahan viskositas, berat jenis & sifat alir selama proses
pembuatan penyimpanan & pemakaiannya
 Kloramfenikol palmitat tidak stabil dalam cahaya, terhadap udara
 Berat jenis sorbitol = 1,5 g/cm3
 Viskositas = mendekati sorbitol (110 cps)
 Ukuran partikel = 10 m
 Laju pengendapan = 1 g/ml
e. Stabilitas Kimia
Secara kimia tidak mengalami interaksi antar komponennya yang dapat mengurangi
pH, mempercepat degradasi dan merubah bentuk sediaan dan warna sediaan. pH
yang digunakan pada sediaan 6,0 (± 0,05 satuan pH).
f. Stabilitas Toksilogi
Sediaan tidak boleh mengandung bahan-bahan yang dapat meracuni jaringan lokal
dan tidak menunjukkan peningkatan toksisitas selama batas waktu tertentu, baik
dalam proses pembuatan, penyimpanan, distribusi hingga pada pemakaian.
g. Stabilitas Mikrobiologi
Sterilitas dan ketahanan terhadap pertumbuhan bakteri tidak berubah selama waktu
yang telah ditetapkan. Tidak boleh mengandung 1 tau lebih mikroba E. Colli,

11
Salmonella sp, Staphylococcus aureus, Pseudomonas aeruginosa, Candida
albicans,Clostridium sp, Enterobacter sp (Lachman ed.3 p.468)
h. Stabilitas Farmakologi
Efek terapi harus tetap & tidak mengalami perubahan baik dalam proses
pembuatan, penyimpanan, distribusi hingga sampai ke konsumen.
i. Akseptabilitas
Kloramfenikol palmitat merupakan serbuk hablur halus seperti lemak; putih; bau
lemah; hampir tidak berasa sehingga akan menurukan akseptabilitas terhadap
pasien, maka dari itu untuk meningkatkan akseptabilitas pasien ditambahkan
pemanis (sweetening agent) yaitu sukrosa dan sorbitol. Sediaan disimpan dalam
jangka waktu lama sebagai multiple dose, dan sediaan terkandung sukrosa dan air
sebagai nutrisi dan medium pertumbuhan mikroba, dengan demikian akan rentan
terkontaminasi mikroba, maka sediaan ditambahkan pengawet, yaitu pengawet
Methyl paraben. Agar warna dan bau sediaan lebih menarik, ditambahkan
colouring agent dan flavouring agent raspberry flavour.

II.6 Tinjauan Dosis


a. Dosis zat menurut berbagai pustaka
 Remington 19 th Ed. 1995, 1314
Dosis dihitung sebagai kloramfenikol base
Oral:
a. Dewasa, anak-anak dan bayi berusia lebih dari 2 minggu.
b. 12,5 mg/kg setiap 6 jam sampai 100 mg/kg sehari dapat diberikan pada
orang dewasa.
c. Bayi fullterm sampai usia 2 minggu dan bayi dengan fungsi metabolik hati
yang belum sempurna = 6,25 mg/kg setiap 6 jam.
d. Neonatus (<2 kg) dan sampai usia 7 hari = 25 mg/kg sehari sekali
e. Neonatus (>2 kg) = 50 mg/kg sehari dalam dosis terbagi setiap 12 jam
 AHFS Drug Information, 2008 p.218
f. Dosis kloramfenikol palmitat : 50 mg/kg setiap 6 jam untuk 14-15 hari
 USP DI 15 th ed, 1995, 722
Dosis dihitung sebagai kloramfenikol base
Dosis lazim per oral

12
g. Dewasa = Antibakteri, oral 12,5 mg/kg BB setiap 6 jam max 4 g sehari.
h. Anak-anak
Bayi premature dan bayi berusia kurang dari 2 minggu 6,25 mg/kg bb setiap
6 jam
Bayi usia 2 minggu atau lebih = 25 mg/kg bb setiap 12 jam
 MD 28 p 1139
i. Anak-anak = 25 mg – 50 mg/kg bb sehari untuk 6 jam
j. Dewasa 500 mg tiap 6 jam atau 50mg/kg bb sehari.
 MD 32 p 184
Dosis untuk dewasa dan anak = 50 mg/kg bb sehari dalam dosis terbagi setiap 6
jam, max 100 mg/kg bb untuk meningitis atau infeksi berat yang disebabkan
oleh organisme yang resisten sedang, walaupun pada dosis yang tinggi, dapat
diturunkan secepat mungkin.

13
BAB III
KERANGKA KONSEPTUAL
Demam Tifoid
Minggu 1 : demam, nyeri kepala, pusing, nyeri
otot, mual, muntah, anoreksia, konstipasi, diare,
batuk, dan rasa tidak nyaman pada perut.
Penyebab Gejala
Minggu 2 : demam, brandikardi relatif,
hepatomegali, lidah terasakotor ditengah dan tepi
Infeksi bakteri Salmonella thypi lidah berwarna merah dan terjadi tremor, stupor,
koma, delirium, atau psikosis.

Chloramphenicol palmitat Antibiotik


Ampicillin
Co-trimoxazol
Kelebihan : Berkhasiat bakteriostatis
terhadap hampir semua kuman gram  Kelebihan : Ampicillin tahan asam dan
positif dan sejumlah gram negatif. Obat ini  Kelebihan : Jarang menimbulkan resistensi lebih luas spektrum kerjanya
merupakan obat yang paling unggul sehingga banyak digunakan untuk berbagai  Kekurangan : Kuman yang
terhadap basil typus (Obat-obat penting penyakit injeksi. Dalam dosis tinggi bisa digunakan
ed.6 p.85,297) Sangat mudah diserap memproduksi penisilin tetap resisten
untuk pengobatan dan pencegahan radang perut terhadap ampicillin. Ampicillin sering
ketika diberikan secara oral (Martindale
ed37 p.262) Obat ini didistribusikan secara pada penderita AIDs (Obat-obat penting ed.6 menimbulkan gangguan lambung-usus
baik ke berbagai jaringan tubuh, termasuk p.143) Mudah diabsorpsi di sistem gastrointestinal yang mungkin ada kaitannya dengan
jaringan otak, cairan serebrospinal dan dan plasma darah pada puncak setelah tercapai penyerapan yang kurang bak (obat-obat
mata. selama 2 jam (Martindale ed.32 p.256) penting ed.6 p.143)
Kekurangan : serbuk particle sze yang  Kekurangan : Mengalami konjugasi di hati
digunakan untuk membuat suspensi adlah sehingga metabolisme pada pasien gangguan ginjal
1-5m
meningkat danganguan hati menurun (Martindale
ed.32 p.256) Penggunaan lebih dari 2 minggu
hendaknya disertai dengan pemantauan darah 14
(Obat-obat penting ed.6 p.143)
Bahan aktif yang terpilih adalah kloramfenikol palmitat.
Karena rasa kloramfenikol palmitat yang tidak pahit dan
sukar larut dalam air sehingga cocok untuk dibuat suspensi

Chloramphenicol palmitat

Polimorf A Polimorf B Polimorf C

Sangat kecil, energi Stabil, paling banyak diabsorpsi, stabil Pada perubahan
termodinamikanya besar pada suhu kamar dan suhu yang lebih temperatur berubah
tinggi, stabil dalam suspensi air dengan menjadi polimorf A (tidak
atau tanpa wetting agent stabil), paling larut air

15
Chloramphenicol Palmitate

Dosis Karakteristik Fisika -Kimia Karakteristik Biologik Persyaratan mutu

Bentuk : Kelarutan : Bau : Rasa : pH : Stabil dalam air


Serbuk hablur putih kurang dari 1
Tidak mudah larut dalam air, Bau lemah Agak pH 2,5% w/v
(Codex ed.12 p.787) hari (tidak stabil
mudah larut dalam aseton dan (FI IV pahit suspensi dalam air = mudah terurai)
dalam kloroform, larut dalam eter, p.195) (Codex 4,5-7,5
Serbuk hablur, halus, jika ditambah
agak sukar larut dalam etanol, ed.12 pH stabil max = 6,0
seperti lemak, putih pengawet (stabil
sangat mudah larut dalam heksan Bau khas p.787) (Codex ed.12 p.787)
(FI IV p.195) selama + 7 hari)
(FI IV p.195) (Codex
ed.12 Hampir pH = 4,5-7,0
Praktis tidak larut dalam air, dalam p.787) tidak (FI IV p.195)
etanol 1:45, dalam CHCl3 1:6, berasa
dalam eter 1:4 (FI IV
(codex ed.12 p.787) p.195) Aman
efektif
stabil

Kadar :
Corrigensia :
Raspberry flavour Tidak kurang dari 90% dan tidak lebih
dari 120% per mg kloramfenikol
(FI IV p.195)

16
Dari bagan diatas, dapat R/ Chloramphenicol Palmitat 217,23 mg
disimpulkan Sorbitol 10%
Polysorbat 80 2%
Nipagin 0,2 %
Propylenglikol 2%
Na2H sitrat 0,4093%
Na3 sitrat 0,1566%
CMC Na 1%
Sukrosa 30%
Raspberry flavour 0,001%
Carmin
0,001%
Aqua purificata ad 5 ml

Spesifikasi sediaan :
Organoleptis :cairan, suspensi, berwarna ungu, rasa manis, berbau
rasberry
Berat jenis : 1,3-1,5g/ml
Viskositas : mendekati viskositas sorbitol (110 cPs)
Sifat alir : Non – Newtonian
pH : 6.0 ± 0,05 satuan pH
kadar bahan aktif : 100 – 110 %

17
Evaluasi sediaan :
 Uji organoleptis sediaan
BAB IV
METODE PENELITIAN
4.1. Bahan
 Chloramphenicol Palmitat  Sukrosa  Flavour strawberry
 CMC Na  Na2H sitrat  Nipagin
 Polysorbat 80  Na3 sitrat  Aqua purificata
 Propilenglikol  Sorbitol
4.2. Alat
 Gelas ukur
 Beaker glass
 Batang pengaduk
 Botol coklat 60 ml
 Neraca analitik
 Sendok tanduk
 Perkamen
 Corong gelas
 Pipet tetes
 Water bath
 Mikroskop
 pH meter
 Piknometer
 Viskometer stormer

18
19
4.3.125mgDosis
250 mg(1(2
per Takaran Terkecil
4.3.1.
187,5
sendokPerhitungan
mg
62,5 mg
sendok ( (1½½
takar
takar Dosis Bahan Aktif
=sendok
10 ml)takar
sendok
5ml) takar
Martindale
== 7,5ml)
2,5ml)
edisi 28th : 25- 50 mg/kg BB terbagi dalam beberapa dosis tiap 6 jam

:4
:6,25- 15 mg/kg BB

Umur BB (kg) Rentang dosis dosis Dosis pada


(thn) rentang umur
P W x̄
1 8,1 7,6 7,85 47,5-50,625 49,06
2 9,6 9,3 9,5 58,125-60 59,38
3 11,4 11,0 11,2 68,75-71,25 70
4 13,0 12,6 12,8 78,75-81,25 80
5 14,4 14,2 14,3 88,75-90 88,13
6 15,8 16,2 16,0 98,75-101,25 100
7 18,9 17,5 18,2 109,375-118,125 113,75
8 20,9 20,0 20,45 125-130,625 127,81
9 22,6 21,9 21,95 136,875-141,25 137,19
10 23,9 24,7 24,3 149,375-154,375 151,88
11 26,9 28,4 27,65 168,125-177,5 172,81
12 29,1 32,6 30,85 181,875-203,75 192,81
13 33.0 37,0 35,0 206,25-231,25 218,75
14 40,0 40,8 40,4 250-255 252,5
15 43,3 42,5 42,9 265,625-270,625 268,12
≥16 dewasa

20
4.3.2. Posologi Sediaan
 Aturan pakai:
1-5 th = sehari 4 x ½ takaran (2.5 ml)
6-10 th = sehari 4 x 1 takaran (5 ml)
11-13 th = sehari 4 x 1 ½ takaran (7.5 ml)
≥14 = sehari 4 x 2 takaran (10 ml)
 Rancangan Volume Kemasan
1 takaran = 5 ml
1 hari = 4x pakai
Lama Pemakaian = 3 hari
Volume kemasan =5x4x3
= 60 ml
 Volume takaran terkecil 5 ml, alasan:
a. Dengan volume takaran 5 ml maka pengaturan dosis lebih mudah dan masih berada dalam rentang terapi.
b. Dengan volume takaran 5 ml, maka volumenya tidak terlalu besar dan efektif sehingga mudah diberikan pada anak-anak.
 Alasan lama pemakaian : Pemakaian antibiotika min 3 hari supaya tidak terjadi resistensi
 Keterangan: 1 takaran 125 mg Chloramphenicol base setara dengan 217.23 mg Chloramphenicol Palmitat. Cara:

BM Kloramfenikol Palmitat 561.54


x 1 sendok takar ¿ x 125 mg = 217.23 mg.
BM Kloramfenikol Base 323.13

4.3.3. Perhitungan ADI

21
ADI Nipagin => 10 mg/kg bb

Umur (th) Bobot (kg) Dosis (mg) Keterangan


1 7,85 78,5
2 9,45 94,5
3 11,2 112 120 mg ( ½ sendok
takar = 2,5ml)
4 12,3 128
5 14,3 x 143
6 16 10 160
7 18,2 182 240 mg (1 sendok
8 20,45 204,5 takar =5ml)
9 21,95 219,5
10 24,3 243
11 27,65 276,5 360 mg (1½
12 30,85 308,5 sendok takar =7,5ml)
13 35 350
14 40,4 404
480 mg (1 sendok
15 42,9 429
takar =5ml)
>16 tahun (dewasa)
Aturan Pakai:

1-5 th = sehari 4 x 2.5 x 0,2% = 20 mg


6-10 th = sehari 4 x 5 x 0,2% = 40 mg
11-13 th = sehari 4 x 7,5 x 0,2% = 60 mg
>14 th = sehari 4 x 10 x 0,2% = 80 mg
Jadi Nipagin tidak melebihi ADI

ADI Propyleneglicol = 25 mg/kg BB

22
Umur (th) Bobot (kg) Dosis (mg) Keterangan
1 7,85 196.25
2 9,45 236.25
3 11,2 280 250 mg ( ½ sendok
4 12,3 x 25 320 takar = 2,5ml)
5 14,3 357.5
6 16 400
7 18,2 455
8 20,45 511.25 500mg ( 1 sendok
takar =5ml)
9 21,95 548.75
10 24,3 607.5
11 27,65 x 25 691.25 750mg ( 1 ½ sendok
12 30,85 771.25 takar =7,5ml)
13 35 875
14 40,4 1010
1000mg ( 2 sendok
15 42,9 1072.5
takar = 10ml)
>16 tahun (dewasa)
Aturan Pakai:

1-5 th = sehari 4 x 2.5 ( ½ takaran) x 2% = 0,02g


6-9 th = sehari 4 x 5 (1 takaran) x 2% = 0,04 g
10-13 th = sehari 4 x 7,5 (1 ½ takaran) x 2% = 0,06 g
≥ 14 th = sehari 4 x 10 (2 takaran) x 2% = 0,08 g
Jadi propylenglicol melebihi ADI

23
4.3.4. Perhitungan dapar sitrat-sitrat

pH larutan suspensi kloramfenikol palmitat 4.5-7.0 (MD 28th p. 1141), didapar dengan dapar sitrat-sitrat pH 6.0
Perhitungan dapar sitrat-sitrat dengan menggunakan pKa3 = 6,4
(Handbook of Pharmeceutical Excipient 6th p. 503) untuk pH 6,0
G
Ø pH = pKa + Log ( [[ ]] )
A

G
6 = 6,4 + Log ( [[ ]] )
A

G
[ ]
-0,4 = Log ([ ])
A

G
[ ]
Antilog -0,4 = ([ ])
A

24
[G]
0,3981 = ( )
[A]
0,3981 [A] = [G]

Ø β = 2,303 x C x ¿

[ 10−6,4 X 10−6 ]
0,01 = 2,303 x C x
( [ 10−6,4 + 10−6 ]
2
)
0,01 = 0,4690C
C = 0,0212 M
Ø [A] + [G] = C
[A] + [G] = 0,0212 M
[A]+ 0,3981 [A] = 0,0212 M
[A] = 0,01525 M
Ø [G] = 0,3981 [A]
[G] = 0,3981 x 0,01525 M
[G] = 607 x 10-3 M
150
Na2H sitrat = 0,00607+0,01525) x 192,12 x = 0,614g = 0,4093%
1000
150
Na3 sitrat = 0,00607 x 258,07 x = 0,235g = 0,1566%
1000

25
4.4. Penyusunan Formula Awal
R/ Chloramphenicol Palmitat 217.23 mg
Sorbitol 10%
Polysorbat 80 2%
Nipagin 0,2 %
Propylenglikol 2%
Na2H sitrat 0,4093%
Na3 sitrat 0,1566%
CMC Na 1%
Sukrosa 30%
Raspberry flavour 0,001%
Carmin 0,001%
Aqua purificata ad 5 ml
M.f.l.a oral suspension 150 ml
4.5. Tabel Penimbangan

26
Jumlah Takaran
No Nama Bahan Kadar Jmlh Takaran Jumlah Takaran Jumlah skala lab
Skala Pabrik (60
. Aktif dalam % Terkecil (5 ml) (60 ml) (150 ml)
liter)
Kloramfenikol 2606 mg = 6517mg =
1. 217.23 mg 2606,76g
Palmitat 2,606 g 6,517g
2. Nipagin 0.2% 0,01 g 0,12 0,3g 120g
3. Sukrosa 30% 1,5g 18g 45g 18000g
4. CMC-Na 1% 0,05g 0,6g 1,5g 600g
5. Propylenglicol 2% 0,1ml 1,2ml 3ml 1200ml
6. Polysorbat 80 0,5% 0,02595g 0,02595g 0.7785g 311,4g
7. Na2H sitrat 0,4093% 44 mg 528 mg 1320 mg 528 g
8. Na3 sitrat 0,1566% 3.5 mg 42 mg 105 mg 42 g
Raspberry
9. 0.001% 0.05 mg 0.6 mg 1.5 mg 0.6 g
flavor
10 Carmin 0.001% 0.05 mg 0.6 mg 1.5 mg 0.6 g
11 Sorbitol 10% 0,5ml 6ml 15ml 6000 ml
12 Aqua ad 5 ml 60 ml 150 ml 60000 ml

Perkiraan air untuk sediaan skala laboratorium:


a. CMC-Na : Air panas (30x) = 45 ml= 40ml
b. Na2H sitrat (1:1) = 1 ml
c. Na3 sitrat: (1:1,5) = 1 ml
d. Sukrosa (1:0.5 air) = 22,5 ml
e. Carmin = 1ml
f. Adjust pH = max10 ml

27
4.6. Cara Pembuatan
1. Kalibrasi botol 60ml
2. Buat sirup farmakokinetik
a. Timbang sukrosa 45g
b. Kalibrasi air panas 22,5ml
c. b+a aduk ad larut, tunggu dingin
3. Buat dapar sitrat-sitrat
a. Timbang Na2H sitrat 1,320g + 1ml air, aduk ad larut
b. Timbang Na3 sitrat 0,105g + 1ml air, aduk ad larut
c. b+a aduk ad larut, tunggu dingin
4. Buat mucilago
a. Timbang CMC Na 1,5g
b. Kalibrasi air panas 40 ml
c. Tabur CMC Na di air panas, diamkan 15 menit, campur ad homogen
5. Timbang chloramphenicol palmitate 6,517g, gerus ad halus
6. Kalibrasi sorbitol 15ml
7. Tara kaca arloji, timbang polysorbat 80 779mg
8. 6+7 dipanaskan di waterbath ad hangat
9. 5 dibasahi no8, campur ad homogeny di lumpang
10. 9+2c campur ad homogen
11. 10+4c campur ad homogen

28
12. 11+3c campur ad homogen
13. Kalibrasi propilenglycol 3ml
14. Timbang methyl paraben 0,3g
15. 13+14 aduk ad larut
16. 12+15 campur ad homogen
17. Timbang raspberry flavor 1,5mg di analitik + 1ml air, aduk ad homogen
18. 16+17, campur ad homogen
19. 18 + pewarna carmin 0,0015g, campur ad homogen
20. 17+ air purificata ad 130 di beakerglass
21. Ambil no 20 sebanyak 20ml, cek pH
a. Jika pH <6, maka + Na3 sitrat
b. Jika pH>6, maka + Na2H sitrat
22. Ambil 60ml, masukkan botol
23. Sisa suspensi digunakan untuk evaluasi

29
30
BAB V
HASIL PENELITIAN DAN ANALISA HASIL PENELITIAN

5.1. Hasil evaluasi sediaan

 Organoleptis

Organoleptis Spesifikasi Hasil evaluasi Keterangan

Bentuk Suspensi Suspensi Memenuhi

Warna Merah Merah Memenuhi

Bau Rasberry Rasberry Memenuhi

Rasa Manis Kurang manis Tidak Memenuhi

 Uji pH sediaan
Spesifikasi alat : pH meter schott Lab 850
Cara Kerja :
1. Kalibrasi pH meter :
a. Menyiapkan larutan buffer pH 4,0 dan 7,0
b. Memasang elektroda kombinasi & menekan tombol untuk menyalakan alat
c. Memasukan elektroda pada buffer 4,0 kemudian diatur sebelah kanan alat sampai digital menunjukkan angka 4,0

31
d. Mengeluarkan elektroda dari buffer pH 4,0 dicuci dengan aquadem dan dikeringkan
e. Memasukan elektroda pada buffer 7,0 kemudian diatur sebelah kiri alat sampai digital menunjukkan angka 7,0
f. Mengeluarkan elektroda dari buffer pH 7,0 dicuci dengan aquadem dan dikeringkan, pH meter siap digunakan
2. Mengukur pH sediaan :
a. Memasukkan sedian ke beaker glass
b. Memasukkan elektroda ke dalam sediaan (sampai membrane tercelup)
c. Mencatat angka yang muncul di digital
d. Mengulang sebanyak 3x sebelumnya membilas elektroda terlebih dahulu

 Hasil pengukuran :
pH awal : 7,021
pH setelah pengadjustan dengan asam sitrat 0,25ml : pH 6.08
jadi volumenya 20ml +0,25ml = 20,25ml
0,25 ml x 0,614 mg
asam sitrat yang dibutuhkan = = 15,35mg
10 ml
volume sediaan 150ml-20,25ml=129,75ml
129,75ml
penyempurnaan pH sediaan x 15,35 mg = 95,93mg
20,25 ml
(dilarutkan dalam 10ml air)
pH akhir sediaan 6,06
 Uji berat jenis sediaan
Spesifikasi alat: piknometer 10,426 ml suhu 20oC

32
Timbangan scoot pro digital
Cara Kerja :
a. Menimbang piknometer kosong yang telah dicuci dengan alcohol pencuci pada timbangan analitik
b. Sediaan didinginkan sampai suhu dibawh 20oC dengan ice bath, setelahnya diamkan sampai suhu mencapai 20oC
c. Mengisi piknometer dengan sediaan sampai penuh kemudian timbang juga dengan timbangan analitik
d. Menghitung bobot jenis sediaan dengan rumus
ρ = m1 – m2
Vpikno
m1: massa piknometer dengan sediaan
m2 : massa piknometer kosong
ρ : berat jenis sediaan
Vpikno : volume piknometer
 Hasil Uji berat jenis sediaan :
volume pikno : 10 ml
massa pikno : 29,14 g
massa sediaan + pikno : 42,12 g
massa sediaan : 12,98 g
massa sediaan 12,98 g
Berat jenis sediaan : = = 1,30g/ml
volume pikno 10
 Uji viskositas sediaan :
Spesifikasi alat : viscometer stormer 86023

33
Cara Kerja :
1. Menentukan tetapan kv viscometer
a. meletakkan viscometer pada posisi yang benar.
b. mengisi mantel dengan aqua purificata secukupnya.
c. Memasukkan gliserin pa kedalam cup ad batas tanda.
d. Menaikkan posisi cup dan penyanggganya sampai bob tercelup seluruh permukaannya.
e. Menyiapkan stopwatch, memasang beban.
f. Rem dilepaskan dan dicatat waktu yang dibutuhkan untuk menempuh 100 rpm.
g. Setelah didiamkan 15 menit, beban ditambah dan dilakukan pengamatan dengan cara yang sama ( 5x kenaikan beban).
h. Beban diturunkan dan dilakukan pengamatan dengan cara yang sama (5x penurunan beban).
i. Dengan data yang diperoleh harga kv dihitung.
2. Setelah cup dicuci dengan bersih lakukan pengamatan yang sama dengan sediaan.
3. Viskositas sediaan dihitung dari data yang ada.
 Hasil pengukuran viskositas :
Kv gliserin pa = 352,93
60
Rpm = x 100
t
berat beban
η =kv x
rpm

34
Berat beban (g) t100 putaran (sekon) Rpm (putaran/mnt) Viskositas (cPs)
50 g 87,4 68,64 (put/mnt) 109,05 (cPs)
75 g 58,3 102.92 (put/mnt) 109,09 (cPs)
100 g 44,6 134.53(put/mnt) 111,28 (cPs)
125 g 35,6 168.54 (put/mnt) 111,03 (cPs)
150 g 30,7 195.44 (put/mnt) 111,90 (cPs)
125 g 34,9 171.92 (put/mnt) 108,85 (cPs)
100 g 44,1 136.05 (put/mnt) 110,04 (cPs)
75 g 57,6 104.17 (put/mnt) 107,79 (cPs)
50 g 86,8 69.12 (put/mnt) 108,30 (cPs)
Viskositas sediaan = 108,67 cps
Sifat alir sediaan : non Newtonian-plastis

35
Kurva w terhadap rpm pada sediaan suspensi kurva rpm terhadap viskositas suspensi
112.5
250 112
111.5
111

rpm (putaran/menit)
200
110.5
150 110
109.5
109
100
108.5
108
50 107.5
60 80 100 120 140 160 180 200 220
0
40 60 80 100 120 140 160
Berat beban (gram)

 Uji sedimentasi
viskositas (cPs)

Alat : Gelas ukur 25 ml ; Aluminium Foil


Cara Kerja
1. Siapkan gelas beaker dan Allumunium foil;
2. Masukkan sediaan suspensi ke dalam gelas ukur;
3. Tutup gelas ukur menggunakan Allumunium foil, kemudian dikocok;
4. Diamati volume sedimennya pada t tertentu.
Waktu Tinggi sedimentasi Volume sedimentasi
15 menit 25 ml 25ml/25ml=1
30 menit 25 ml 25ml/25ml=1

36
45 menit 25 ml 25ml/25ml=1
60 menit 25 ml 25ml/25ml=1
3 hari 23 ml 23ml/25ml=0,92
4 hari 21 ml 21ml/25ml=0,84
5 hari 18 ml 18ml/25ml=0,72
6 hari 17,8ml 17,8ml/25ml=0,712
 Uji ukuran partikel
Alat : Mikroskop optik ; mikrometer okuler dan obyektif ; obyek glass

Cara kerja
a. Kaliberasi micrometer okuler terhadap obyektif
1. Mikrometer okuler yang akan dikaliberasi dipasang di dalam lensa okuler;
2. Micrometer obyektif di pasang di bawah lensa obyektif;
3. Skala 0.00 pada micrometer obyektif dihimpitkan hingga segaris dengan salah satu skala pada skala okuler;
4. Sejumlah skala pada skala obyektif yang segaris dengan sejumlah skala pada skala okuler di catat, lakukan tiga kali
replikasi;
5. Micrometer obyektif dilepas.
b. Pembuatan preparat
1. Sediaan suspensi diteteskan pada gelas obyek;
2. Ratakan menggunakan gelas penutup kemudian tutup dengan gelas penutup.
c. Amati ukuran partikel sebanyak 50 kali kemudian dicatat.
d. Catat ukuran partikel terbesar dan terkecil untuk membuat interval kelas;
Data mikromiretik

37
30 60 30 40 60

40 70 20 60 31

20 50 30 50 30

30 40 10 70 30

10 40 10 60 50

30 30 40 40 30

30 60 60 40 20

40 40 50 80 40

30 50 60 30 40

70 70 30 40 50

batas nilai tengah jmlh


bawah batas atas rentang (µm) (d) partikel (n) nd nd² nd³ nd4
10 17.78 10-17.78 13.89 3 41.67 578.70 8037.55 111632.66
17.79 25.57 17.79-25.57 21.68 3 65.04 1409.92 30565.56 662627.31
25.58 33.36 25.58-33.36 29.47 14 412.56 12157.82 358277.32 10558034.60
33.37 41.15 33.37-41.15 37.26 12 447.11 16658.70 620684.56 23126017.19
41.16 48.94 41.16-48.94 45.05 0 0.00 0.00 0.00 0.00
48.95 56.73 488.95-56.73 52.84 6 317.03 16751.69 885140.64 46769847.81
56.74 64.52 56.74-64.52 60.63 7 424.40 25731.04 1560044.07 94583738.74
64.53 72.31 64.53-72.31 68.42 4 273.68 18724.58 1281114.78 87652449.96
72.32 80.10 72.32-80.10 76.21 1 76.21 5807.79 442605.58 33730479.81

38
50 2057.694 97820.24 5186470.07 297194828

Kurva Antara Ukuran Partikel (m) vs Distribusi


Frekuensi Diameter terbesar: 80 µm
16
14
14 Diameter terkecil 10 µm
12
Distribusi Frekuensi

12
dln= Σnd/Σn = 41,1539 µm
10
8 7 2
dsn= Σ nd = 44,2313 µm
6
4
2
3 3
6
4

1

Σn
3
dvn= 3 Σ nd = 322,0705 µm
0
10-
0
17.79- 25.58- 33.37- 41.16- 48.95- 56.74- 64.53- 72.32-
17.78 25.57 33.36 41.15 48.94 56.73 64.52 72.31 80.10

Σn
Ukuran Partikel (m) dsl= Σnd2/Σnd = 47,5388 µm
dvs= Σnd3/Σnd2 = 53,0204 µm
dwn= Σnd4/Σnd3 = 57,3019µm

5.2. Analisa Hasil Evaluasi Sediaan

Keterangan Spec Hasil +/-

Organoleptis

Bau Raspberry flavor Raspberry flavor +

39
Warna Merah Merah +

Rasa Manis Kurang Manis -

Bentuk Oral suspensi Oral suspensi +

Kadar bahan aktif 100% ± 5% 100% ± 5% +

Viskositas 105-110 108,67 +

Volume sedimentasi Deflokulasi Deflokulasi +

pH 6,0 ± 0,05 6,06 -

Bj 1,3-1,5 1,30 +

Sifat alir Plastis Plastis +

Ukuran partikel 10 µm 10-80 µm -

Dalam percobaan ini, dibuat sebuah sediaan oral suspension yang mengandung chloramphenicol. Dipilih chloramphenicol palmitat
karena di dalam usus halus chloramphenicol palmitat akan dihidrolisis oleh enzim dan melepaskan chloramphenicol base yang aktif secara
farmakologis (USP DI 15th p. 720) serta chloramphenicol palmitat memiliki rasa yang tidak terlalu pahit bila dibandingkan dengan
chloramphenicol base (lebih pahit). Untuk bahan aktif digunakan chloramphenicol palmitat dengan polimorf B, karena bentuk β (polimorf B)

40
merupakan bentuk yang memiliki tingkat kelarutan yang lebih tinggi dibandingkan dengan bentuk α maupun γ dan juga lebih stabil dalam
bentuk suspensi air atau tanpa menggunakan wetting agent, serta paling banyak diabsorpsi di dalam tubuh.
Selanjutnya, sediaan dibuat dengan cara membasahi bahan aktif chloramphenicol palmitat dengan propilenglikol kemudian
dimasukkan pada CMC Na yang sebelumnya sudah dikembangkan dan diaduk menjadi mucilago.
Berdasarkan hasil evaluasi sediaan, sediaan kami belum layak produksi. Pada uji, mikromeritik, organoleptis dan viskositas, sediaan
kami kurang memenuhi spesifikasi sediaan yang kami inginkan. organoleptis sediaan kami adalah berwarna ungu dengan rasa yang tidak
manis dan bau raspberry, serta bentuk berupa oral suspension. Pada uji pH, telah didapatkan hasil sesuai spesifikasi awal sediaan (6,00 +
0,05), yaitu 6,06. Uji berat jenis menunjukkan hasil sebesar 1,30 g/ml.
Pada uji viskositas, pembacaan viskositas sediaan adalah sebesar 108,67 cPs. Hasil ini sedikit berbeda dengan spesifikasi sediaan awal
yang kami inginkan, yaitu sebesar 110 cps. Sehingga dapat disimpulkan memiliki sifat alir yang plastic dan time dependent (rheopeksi)
Pada uji mikromeritik, hasil didapat bahwa partikel terdispersi kurang merata, ada yang besar dan ada yang kecil diameternya. Hal ini
ditunjukkan pada histogram antara ukuran partikel dengan distribusi frekuensi. Dari hasil uji ini dapat disimpulkan bahwa data ukuran partikel
tidak memenuhi spesifikasi sediaan yang diinginkan.
Pada uji sedimentasi, volume sediaan suspensi awal (hari ke 1) adalah sebesar 25 ml. Pada hari ke 3 pengujian, sediaan mengalami
penurunan volume dari 25 ml menjadi 23 ml dan terdapat endapan di dasar gelas ukur 50 ml setinggi 1 cm. Pada hari ke4, volume sediaan
berubah menjadi 21 ml dengan endapan setinggi 1,5 cm, dan pada hari 5, terjadi penurunan volume pada sediaan, yaitu tetap 18 ml dengan
endapan 2,05 cm. Harga F (volume sedimentasi) yang didapat adalah sebesar 0,90.
Kami menyimpulkan bahwa sediaan suspensi kami bersifat deflokulasi. Deflokulasi adalah keadaan dimana suatu suspensi tidak
mudah mengalami pengendapan selama penyimpanan dalam waktu tertentu. Hal ini disebabkan karena adanya penggunaan CMC Na yang
berfungsi sebagai suspending agent, dimana CMC Na berperan untuk menghambat sedimentasi dengan cara mengentalkan bahan pembawa
dan menurunkan tegangan permukaan antar partikel dengan pembawa, agar partikel tidak mengendap dan mendispersikan zat-zat terlarut.

41
Selain itu, adanya propilenglikol yang berperan sebagai wetting agent menyebabkan perbesaran luas permukaan, sehingga saat suspensi
dikocok dapat terdispersi kembali. Sehingga, sediaan kami memiliki laju sedimentasi yang lambat namun memiliki laju dispersi yang baik
karena adanya CMC Na dan propilenglikol.

BAB VI
PENUTUP
6.1. Kesimpulan
 Berdasarkan evaluasi akhir yang telah di lakukan, organoleptis sediaan memenuhi spesifikasi yang telah ditentukan, yaitu meliputi
bentuk, warna, bau. Untuk rasa dari sediaan kami kurang memenuhi spesifikasi
 Berat jenis sediaan suspensi memenuhi spesifikasi yang ditetapkan yaitu 1,3g/ml
 Viskositas sediaan suspensi memenuhi spesifikasi karena viskositas yang diperoleh yaitu 108,67 cPs dengan ditambahkan CMC
Na, sorbitol dan sucrose.
 pH sediaan setelah di adjust diperoleh pH 6,06 yang kurang sesuai dengan spesifikasi sediaan ((pH 6,00 ± 0,05).
 Sifat alir sediaan suspensi adalah non-newtonian (plastis) dan time dependent (rheopeksi)
 Ukuran partikel sediaan suspensi terdapat perbedaan yang tidak merata.
 Sistem sedimentasi dari sediaan suspensi adalah sistem deflokulasi.
 Sediaan suspensi belum layak produksi karena terdapat beberapa uji yang tidak memenuhi spesifikasi dan sediaan suspensi juga
membutuhkan uji-uji lainnya yang dapat meningkatkan persyaratan mutu sediaan.
6.2. Saran

 Sebelum pembuatan, dilakukan penggerusan sedikit demi sedikit terlebih dahulu pada kloramfenikol palmitat untuk memperbaiki
distribusi ukuran partikel.

42
 Larutan dapar yang digunakan untuk meng-adjust pH sediaan sebaiknya dibuat dengan konsenterasi yang lebih tinggi untuk
menghindari penambahan volume yang terlalu besar.
 Penambahan bahan-bahan tambahan lebih diperhatikan ketika dicampurkan dengan bahan aktif sehingga larutan yang dihasilkan
lebih homogen.

43
DAFTAR PUSTAKA

Alfred, Martin. Physical Pharmacy-Physical Chemical Principles in The Pharmeceutical Sciences 4th ed.

Departemen Farmakologi dan Terapeutik Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. 1999. Farmakologi dan Terapi edisi 4.Jakarta: Gaya

Baru.

Drug Formulations Manual

Farmakope Indonesia edisi IV. 1995. Jakarta: Departemen Kesehatan Republik Indonesia

Goodman & Gilman’s The Pharmacological Basis of Therapeutics

Handbook of Pharmaceutical Excipients, 6th edition. 2009. Italia. : Pharmaceutical Press Martindale: The Complete Drug Reference, 36th

edition. 2009. London: Pharmaceutical Press.

The Pharmecetical Codex 12th ed

United States Pharacopeial Convention Inc. USP XXVI. 2003. Washington DC

Wilkins, Lippicott Williams. Remington 20th ed

44
4.7. Kerangka Operasional

CMC Na Air panas Sukrosa Air panas


Pembuatan Dapar
1,5 g 40 ml 45g 22,5 ml

Dimasukkan Diaduk ad
larut, Na2H sitrat 1,320 g Na3 sitrat 0,105 g
mortir, CMC Na
oramphenicol ditabur merata, diamkan ad + 1ml air, diaduk ad + 1ml air, diaduk
lmitat 6,517g Nipagin 0,3 g + dingin larut ad larut
propilenglikol 2 ml diamkan 15 menit,
aduk mucilago ad
homogen
Diaduk ad larut
Dicampur ad homogen
Dicampur ad homogen
palmitat + Sacharum album +
tween 80 CMC Na + dapar sitrat-sitrat
Nipagin

Dicampur ad homogen
45
CMC Na + Nipagin + Sacharum album + dapar sitrat-sitrat

Anda mungkin juga menyukai