Anda di halaman 1dari 20

Nama : Riza Risky Yulianti

NIM : 1814042042
Kelas : Pendidikan Biologi B

TUGAS 1

Ringkasan
JENIS PENELITIAN BERDASARKAN SIFAT MASALAHNYA

A. PENELITIAN DESKRIPTIF
1. Pengertian:
Penelitian deskriptif adalah penelitian yang berusaha
mendeskripsikan suatu gejala, peristiwa, kejadian yang terjadi pada saat
sekarang. Penelitian deskriptif bermaksud memberikan dengan sistematis
dan cermat fakta-fakta actual dan sifat populasi tertentu. Dalam
pendidikan, penelitian deskriptif lebih berfungsi untuk pemecahan praktis
dari pada pengembangan ilmu pengetahuan. Dalam penelitian inilah
dasar teori mulai diperlukan akan tetapi bukan digunakan sebagai
landasan untuk menentukan kriteria pengukuran terhadap gejala yang
diamati.
2. Ciri-ciri Penelitian Deskriptif:
Secara umum, penelitian deskriptif kuantitaif memiliki ciri-ciri
sebagai berikut:
a. Cenderung menggunakan satu variabel dalam operasionalnya.
b. Tidak menutup kemungkinan menggunakan dua variabel atau lebih
tetapi tidak untuk dihubungkan, dibandingkan, atau dicari sebab
akibat.
c. Analisis data diarahkan pada pencarian mean, presentase, atau
modus.
d. Analisis data dilakukan stelah semua data terkumpul.
e. Kegiatan data dimungkinkan untuk diwakilkan.
3. Langkah-langkah dalam melaksanakan penelitian deskriptif:
(i) Perumusan masalah, setiap metode pencarian harus dimulai dengan
masalah yaitu mengirimkan pertanyaan penelitian yang
jawabannnya harus dicari untuk menggunakan data lapangan.
(ii) Tentukan jenis informasi yang dibutuhkan, dalam hal ini peneliti
harus menentukan informasi apa yang diperlukan untuk menjawab
pertanyaan atau masalah yang diajukan.
(iii) Tentukan prosedur pengumpulan data, diperlukan dua elemen
penelitian, yaitu alat atau pengumpul data dan sumber pola data
dari mana informasi akan diekstraksi,
(iv)Tetapkan infromasi atau prosedur pemrosesan data, data dan
informasi yang diperoleh dengan alat yang dipilih dan sumber data
atau contoh spesifik masih bersifat perkiraan atau indikatif.
(v) Buat kesimpulan tentang penelitian, berdasarkan hasil pengolahan
diatas, peneliti menyimpulkan hasil penelitian deskriptif dengan
menjawab pertanyaan penelitian dan merangkum semua jawaban
dalam kesimpulan yang merangkum masalah penelitian umum.
4. Contoh penelitian deskriptif
 Penelitian yang dilakukan mahasiswa untuk menyusun tesis
memperoleh gelar sarjana kependidikan di bidang biologi, mengenai
kemunduran prestasi belajar siswa.
 Mislanya, pada penelitian tingkat temperatur udara yang baik bagi
tanaman tropis. Peneliti berdasarkan kajian teroretis berhipotesis
bahwa temperatur udara yang baik bagi tanaman tropis adalah
berkisar antara 15 – 18 °C. Sehingga data yang diperoleh dari hasil
penelitian diinterpretasikan berdasarkan hipotesisnya apakah akan
melebihi, sesuai, atau bahkan kurang dari hipeteisnya.

B. PENELITIAN KORELASIONAL
1. Pengertian
Penelitian korelasional yaitu, suatu penelitian yang bertujuan
melihat hubungan antara dua gejala atau lebih. Misalnya apakah ada
hubungan antara status sosial orang tua siswa dengan prestasi anak
mereka. Adalah penelitian yang bertujuan untuk menemukan apakah
terdapat hubungan antara dua variabel atau lebih, serta seberapa besar
korelasi dan yang ada diantara variabel teliti. Penelitian koresional tidak
menjawab sebab akibat, tetapi hanya menjelaskan ada atau tidaknya
hubungan antara variabel yang diteliti. Penelitian korelasional dilakukan
dalam berbagai bidang diantaranya pendidikan, sosial, maupun ekonomi.
Penelitian ini hanya terbatas pada panafsiran hubungan antarvariabel saja
tidak sampai pada hubungan kausalitas, tetapi penelitian ini dapat
dijadikan acuan untuk diajadi penelitian selanjutnya seperti penelitian
eksperimen (Emzir, 2009:38). Menurut Sukardi (2004:166) penelitian
korelasi mempunyai tiga karakteristik penting untuk para peneliti yang
hendak menggunakannya.
2. Karakteristik tersebut adalah sebagai berikut:
a. Penelitian korelasi tepat jika variabel kompleks dan peneliti tidak
mungkin melakukan manipulasi dan mengontrol variabel seperti
dalam penelitian eksperimen.
b. Memungkinkan variabel diukur secara intensif dalam setting
(lingkungan) nyata.
c. Memungkinkan peneliti mendapatkan derajat asosiasi yang
signifikan.
3. Langkah-langkah dalam melaksanakan penelitian korelasional
yaitu:
(i) Definiskan masalah,
(ii) Lakukan penelaahan kepustakaan,
(iii) Rancang cara pendekatannya
(iv)Kumpulkan data
(v) Analisis data
(vi)Tuliskan laporannya
4. Contoh penelitian korelasional:
 Korelasi antara kedisiplinan peserta didik dengan hasil belajar pada
mata pelajaran biologi siswa kelas X SMA hidayatus syubban
semarang tahun pelajaran 2012/ 2013.

C. PENELITIAN STUDI KASUS


1. Pengertian
Studi kasus yaitu, penelitian yang memusatkan perhatian pada
suatu kasus atau kejadian secara intensif dan terperinci. Misalnya,
mempelajari secara khusus kepala sekolah yang tidak disiplin dalam
bekerja. Terhadap kasus tersebut peneliti mempelajarinya secara
mendalam dan dalam kurun waktu cukup lama. Mandala, artinya
mengunkap semua variabel yang dapat menyebabkan terjadinya kasus
tersebut dari berbagai aspek.
2. Karakteristik Penelitian Studi Kasus
a. Studi kasus merupakan penyelidikan yang mendalam pada suatu unit
sosial yang menghasilkan suatu gambaran yang lengkap, dan
terorganisasi dengan baik mengenai unit tersebut. Tergantung pada
tujuan, lingkup studi ini dapat mencakup keseluruhan siklus hidup
atau atau hanya bagian-bagian tertentu, studi ini dapat hanya
terfokus pada faktorfaktor yang spesifik saja atau dapat juga
mengambil keseluruhan dari unsur dan peristiwa.
b. Dibandingkan dengan studi survey yang cenderung menguji
sejumlah kecil variabel pada unit sample yang besar, studi kasus ini
menguji jumlah unit kecil dengan variabel-variabel dan kondisi-
kondisi yang besar.
3. Langkah-langkah dalam melaksanakan studi kasus yaitu:
(i) Pemilihan kasus, dalam pemilihan kasus hendaknya dilakukan
secara bertujuan (purposive) dan bukan secara rambang.
(ii) Pengumpulan data, terdapat beberapa teknik dalam pengumpulan
data, tetapi lebih dipakai dalam penelitian kasus adalah observasi,
wawancara dan analisis dokumentasi.
(iii) AnalisiS data, setelah data terkumpul peneliti dapat mulai
mengagregasi, mengorganisasi dan mengklasifikasikan data menjadi
unit-unit yang dapat dikelola.
(iv)Perbaikan (refinement) meskipun semua data telah terkumpul, dalam
pendekatan studi kasus hendaknya dilakukan penyempurnaan atau
penguatan data baru terhadap yang telah ditemukan.
(v) Penulisan laporan, laporan hendaknya ditulis secara komunikatif,
mudah dibaca dan mendeskripsikan suatu gejala atau kesatuan sosial
secara jelas sehingga mempermudah pembaca untuk memahami
seluruh informasi penting.
4. Contoh penelitian Studi Kasus
Seorang dosen biologi di sebuah perguruan tinggi melakukan
penelitian untuk mengetahui mengapa remaja yang terlibat
penyalahgunaan narkoba banyak dialami oleh anak bungsu. Dalam
penelitian ini yang diteliti hanya satu subjek yaitu penyalahgunaan
narkoba oleh anak bungsu, tapi penelitian dilakukan oleh mendalam
berfokus pada karakteristik dari anak bungsu. Faktor yang diteliti
misalnya latar belakang keluarga, lingkungansosial, sifat khusus anak
bungsu dan perlakuan dalam keluargannya.
 Studi-studi Piaget tentang perkembangan kognitif pada anak-anak.
 Studi secara mendalam pada seorang murid yang mengalami
ketidakmampuan belajar oleh seorang ahli psikologi atau studi
terhadap seorang siswa yang dalam masa hukuman percobaan oleh
pekerja sosial.
 Studi secara intensif tentang praktikum lapangan biologi “pesisir
pantai” dan kondisi kehidupan di dalam lingkungan pedesaan.

D. PENELITIAN KAUSAL COMPARATIF


1. Pengertian:
Tipe penelitian ini seperti pada tipe penelitian yang bersifat expost-
facto. Ini berarti bahwa data dikumpulkan setelah semua fenomena
/kejadian yang diteliti berlangsung, atau tentang hal-hal yang telah terjadi
sehingga tidak ada yang dikontrol. Dengan demikian penelitian jenis ini
tidak ada intervensi langsung, karena kejadian telah berlangsung.
Pengaruh atau efek variabel bebas dapat diketahui dengan jalan
membandingkan kedua kelompok. Penelitian ini berarti “menjajaki ke
belakang, ke masa peristiwa itu terjadi, apa-apa yang menjadi penyebab
suatu peristiwa atau kejadian yang menjadi objek penelitia dengan
membandingkan fenomena pada kelompok yang ada peristiwa dan pada
kelompok yang tidak terjadi peristiwa itu.
Penelitian kausal komparatif merupakan penelitian yang diarahkan
untuk menyelidiki hubungan sebab-akibat berdasarkan pengamatan
terhadap akibat yang terjadi dan mencari faktor yang menjadi penyebab
melalui data yang dikumpulkan. Dalam penelitian ini pendekatan
dasarnya adalah dimulai dengan adanya perbedaan dua kelompok dan
kemudian mencari faktor yang mungkin menjadi penyebab atau akibat
dari perbedaan tersebut. Dalam hal ini ada unsur yang membandingkan
antara dua atau lebih variabel. Sementara itu, menurut Kerlinger,
penelitian kausal komparatif (causal comparative research) yang disebut
juga penelitian ex post facto adalah penyelidikan empiris yang sistematis
di mana peneliti tidak mengendalikan variabel bebas secara langsung
karena keberadaan dari variabel tersebut telah terjadi atau karena variabel
tersebut pada dasarnya tidak dapat dimanipulasi.
2. Ciri ciri pokok penelitian kausal komparatif
Ciri ciri pokok penelitian kausal komparatif bersifat ex post facto,
artinya data dikumpulkan setelah semua kejadian yang dipersoalkan
berlangsung (telah lalu). Penelitian mengambil satu atau lebih akibat
(sebagai “dependent variables”) dan menguji data itu dengan menelusuri
kembali ke masa lampau untuk mencari sebab-sebab, saling hubungan
dan maknanya dan cenderung mengandalkan data kuantitatif.
3. Langkah-Langkah Penelitian Kausal Komparatif :
Penelitian ex post facto merupakan penelitian, di mana rangkaian
variabel-variabel bebas telah terjadi, ketika peneliti mulai melakukan
pengamatan terhadap variabel terikat. Penelitian causal comparative
merupakan kegiatan penelitian yang berusaha mencari informasi tentang
mengapa terjadi hubungan sebab-akibat dan peneliti berusaha melacak
kembali hubungan tersebut.
Penelitian ex post facto mempunyai langkah penting sebagai
berikut.
1. Mengidentifikasi adanya permasalahan yang signifikan untuk
dipecahkan melalui metode ex post facto.
2. Membatasi dan merumuskan permasalahan secara jelas.
3. Menentukan tujuan dan manfaat penelitian.
4. Melakukan studi pustaka yang berkaitan dengan permasalahan
penelitian
5. Menentukan kerangka berpikir, pertanyaan penelitian, dan hipotesis
penelitian.
6. Mendesain metode penelitian yang hendak digunakan termasuk
dalam ini menentukan populasi, sampel, teknik sampling,
menentukkan instrumen pengumpul data, dan menganalisis data.
7. Mengumpulkan, mengorganisasi, dan menganalisis data dengan
menggunakan perhitungan statistik yang relevan
8. Membuat laporan penelitian
4. Contoh penelitian kausal komparatif yaitu :
 Misalnya seorang peneliti ingin meneliti efek kesehatan akibat
mengonsusmsi daging. Maka peneliti akan embuat perbandingan
dengan membentuk kelompok pemakan daging, pemakan ikan, dan
kelompok vegetarian. Dengan demikian perbandingan dapat
dilakukan diantara ketiga kelompok tersebut terkait efek kesehatan
yang ditimbulkan akibat mengonsumsi daging, atau misalnya
peneliti ingin mengetahui prestasi belajar mahasiswa biologi 2018
yang kehadirannya full dengan yang kehadiran yang tidak full, maka
dia dapat membentuk satu kelompok lain yaitu siswa hadir tiap
pertemuan sebagai kelompok kontrol, tetapi untuk dimanipulasi.
Dengan demikian peneliti akan mendapatkan hasil yang objeltif
tentang presentasi belajar dari kedua kelompok.
 Seorang dosen mata kuliah Biologi dasar mewajibkan mahasiswa
tingkat I Program Studi Pendidikan biologi untuk menghafal nama-
nama latin dari tumbuhan. Berdasarkan tes performansi di kelas,
ternyata ada yang terampil dalam menghafal dan ada pula yang tidak
atau belum terlalu lancar dengan maksimal, khususnya dalam
penyebutan teks. Berdasarkan temuan tersebut, dapat diambil
rancangan penelitian/judul “Pengaruh Minat Membaca Nama bahasa
latin dan Pemahaman tentang cara pebyebutan terhadap nama-nama
latin tumbuhan Mahasiswa Tingkat I Program Studi Pendidikan
Biologi Makassar.”

E. PENELITIAN EXPERIMEN SUNGGUHAN


1. Pengertian
Penelitian Experimen Sungguhan (True experiment design)
merupakan rancangan penelitian eksperimental yang meneliti tentang
kemungkinan sebab-akibat antara kelompok yang diberi perlakukan
(kelompok eksperimen) dengan kelompok kontrol (tidak diberi
perlakuan) lalu kemudian membandingkan antara keduanya. Tujuan
penelitian eksperimen sungguhan adalah: untuk menyelidiki
kemungkinan saling hubungan sebab-akibat. Dengan cara mengenakan
kepada satu atau lebih kelompok eksperimantal satu atau lebih kondisi
perilakuan yang membandingkan hasilnya dengan satu atau lebih
kelompok control yang tidak di kenai kondisi perlakuan.
Penelitian eksperimen sungguhan adalah jenis penelitian yang
menyelidiki kemungkinan hubungan sebab akibat dengan desain di mana
secara nyata ada kelompok perlakuan dan kelompok kontrol dan
membandingkan hasil perlakuan dengan kontrol secara ketat
 Pemusatannya terletak pada pengontrolan varians,
- jangan sampai ada pengaruh dari luar
- pengukuran hasil eksperimen dengan sebenar-benarnya
- memaksimalkan variabel yang terlibat.
 Dianjurkan untuk pemilihan sampel secara random
 Yang sangat esensial (sine qua non) adalah validitas internal :
apakah perbedaan yangterjadi itu benar-benar karena perbedaan
perlakuan, dan validitas eksternal : apakah hasil penelitian ini dapat
digeneralisasi pada subjek dalam kelompok yang lebih luas.
2. Ciri-cirinya Penelitian Eksperimen Sungguhan
a. Adanya pengaturan variabel-variabel dan kondisi-kondisi
eksperimental yang sangat tertib dan ketat, baik dengan kontrol atau
manipulasi langsung maupun dengan randomisasi.
b. Secara khas menggunakan kelompok kontrol sebagai ‘garis dasar’
untuk dibandingkan dengan kelompok yang dikenai perlakuan.
c. Memusatkan usaha pada pengontrolan varians ,
 Memaksimalkan varian variabel yang berkaitan dengan
hipotesis
 Meminimalkan varians variabel pengganggu
 Meminimalkan varians kekeliruan. Pemilihan subyek secara
random penempatan subyek dalam kelompok secara acak,
penentuan perlakuan eksperimental pada kelompok secara acak.
d. Internal validity adalah sine qua non untuk rancangan ini dan
merupakan tujuan pertama metode eksperimental.
e. Tujuan kedua adalah eksternal validity. Seberapa representatif
penemuan tersebut. Seberapa jauh penelitian tersebut dapat di
generalisasikan.
f. Diusahakan semua variabel penting agar tetap konstan jecuali
variabel perlakuan yang secara sengaja dimanipulasikan atau
dibiarkan bervariasi.
3. Langkah-langkah pokok Penelitian Eksperimen Sungguhan:
(i) Penentuan fokus penelitian
(ii) Penyesuaian paradigma dengan fokus penelitian
(iii) Melakukan survai lapangan dan kepustakaan yang relevan bagi
masalah yang akan digarap.
(iv)Mengidentifikasi dan mendefinisikan masalah
(v) Merumuskan hipotesis, berdasarkan atas penelahaan kepustakaan
(vi)Mendefinisikan pengertian dasar dan variabel penelitian
(vii) Menyusun rencana penelitian
(viii) Melakukan eksperimen
(ix)Mengatur data kasar untuk dianalisa, selanjutnya dengan
menempatkan dalam rancangan yang memungkinkan
memperhatikan efek yang diperhatikan akan ada.
Ada dua jenis rancangan penelitian eksperimen sungguhan yang sering
digunakan yaitu posttest-Only control design dan pretest-posttest control
group design.
1) Posttest-Only control design
R X O1

R O2
Menurut Sugiyono (2017), dalam desain ini terdapat dua
kelompok yang masing-masing dipilih secara random (R).
Kelompok pertama diberi perlakuan (X) dan kelompok kedua
tidak diberi perlakuan. Kelompok yang diberi perlakuan disebut
sebagai kelompok eksperimen dan kelompok yang tidak diberi
perlakuan disebut sebagai kelompok kontrol. Pengaruh adanya
perlakuan adalah (O1 : O2). Dalam penelitian yang sesungguhnya
pengaruh perlakuan dianalisis dengan uji beda, dengan
menggunakan statistik t –test. Misalnya seperti Apabila terdapat
perbedaan yang sigifikan antara kelompok eksperimen dengan
kelompok kontrol, maka perlakuan yang diberikan berpengaruh
secara signifikan. Akan tetapi karena dalam desain ini tidak
dilakukan pretest maka tidak dapat diketahui berapa besar
pengaruh perlakuan yang diberikan.
2) Pretest-posttest control group design
R O1 X O2

R O3 O4
Rancangan ini berbeda dengan one group pretest-posttest
design, karena dalam pola eksperimen sesungguhnya selalu ada
kelompok kontrol dan penentuan subjek secara random. Selain
itu, keadaan lingkungan baik untuk kelompok kontrol maupun
kelompok eksperimen selalu sama (Yusuf, 2014). Menurut
Sugiyono (2017), adanya pretest bertujuan untuk mengetahui
keadaan awal adakah perbedaan antara kelompok eksperimen
dengan kelompok kontrol. Hasil pretest yang baik adalah jika
nilai kelompok eksperimen dan kelompok kontrol tidak berbeda
secara signifikan. Pengaruh perlakuan adalah (O2 – O1)-( O4 –
O3).
4. Contoh Penelitian Experimen Sungguhan
Contohnya : Penelitian untuk menyelidiki pengaruh dua meted
mengajar biologi pada murid-murid kelas 3 SMA sebagai fungsi ukuran
kelas (besar dan kecil) dan taraf intelegensi murid (tinggi, sedang,
rendah). Penelitian untuk menyelidiki efek program pencegahan
penyalahgunaan obat terhadap sikap murid-murid SMP, dengan
mengunakan kelompok eksperimen (yang dikenalkan dengan program
itu) dan dengan mengunakan rancangan pretest-posttest dimana hanya
separuh dari mrid-murid itu secara random menerima pretest untuk
menentukan seberapa besarnya perubahan sikap itu dapat dikatakan
disebabkan oleh pretesting atau oleh program pendidikan penelitian
untuk menyelidiki efek pemberian tambahan makanan di sekolah kepada
murid-murid SD di suatu daerah dengan memperhatikan keadaan social
ekonomi orang tua dan taraf intelegensi.

Contoh penelitian yang menggunakan eksperimental sungguhan


Judul : efikasi dosis ekstrak akar tuba (Derris eliptica) terhadap kematian
larva Aedes aegypti.
Merupakan penelitian eksperimen murni dengan tujuan
menganalisa adanya hubungan antara kematian larva Aedes aegypti
dengan ekstrak akar tuba. Desain penelitian yang digunakan adalah posted
only control group design.
Pada rancangan ini kasus-kasus telah dirandonisasi baik pada kelompok
eksperimen dan kelompok kontrol, sehingga kelompok-kelompok tersebut
dianggap sama sebelum dilakukan perlakuan. Sesudah eksperimen kedua
kelompok tersebut diukur dan dilihat hubungannya dengan variabel
eksperimen. Cara pengambilan sampel : pada penelitian ini adalah
menggunakan sistem acak dengan cara larva instar III yang telah di
koloniisasi di masukkan ke dalam wadah penelitian.
Variabel penelitian
Variabel terikat : kematian larva aedes aegypti, cara pengukuran adalah
menghitung jumlah larva yang mati baik kontrol
maupun pada perlakuan.
Variabel bebas : dosis ekstrak akar tuba (Derris eliptica), diukur
menggunakan timbangan analitik
Variabel pengganggu : temperature udara, kelembapan udara,
temperature air, pH air.

F. PENELITIAN EXPERIMEN SEMU


1. Pengertian:
Penelitian Experimen Semu atau Quasi eksperiment didefinisikan
sebagai eskperimen yang memiliki perlakuan, pengukuran dampak, unit
eksperimen namun tidak menggunakan penugasan acak untuk
menciptakan perbandingan dalam rangka menyimpulkan perubahan yang
disebabkan perlakuan. Tujuan penelitian eksperimental semu adalah
untuk memperoleh informasi yang merupakan perkiraan bagi informasi
yang dapat diperoleh dengan eksperimen yang sebenarnyadalam keadaan
yang tidak memungkinkan untuk mengontrol dan atau memeanipulasikan
semua variabel yang relevan.
Tujuan penelitian : Mendekati perkiraan untuk keadaan yang dapat
dicapai melalui eksperimen yang sebenarnya dalam keadaan yang tidak
memungkinkan untuk mengontrol dan/atau memanipulasi seluruh
variabel-variabel yang relevan. Peneliti harus secara jelas memahami
kompromi-kompromi yang ada pada validitas internal dan eksternal,
rancangannya, dan bertindak di dalam keterbatasan-keterbatasan tertentu.
2. Karakteristik Penelitian Experimen Semu :
a. Penelitian eksperimental semu secara khas mencakup penggunaan
praktis yang tidak memungkinkan untuk mengontrol seluruh variabel
yang relevan kecuali beberapa dari variabel tersebut. Peneliti
berusaha sedekat mungkin terhadap keketatan kondisi-kondisi
penelitian yang sebenarnya, secara hati-hati memberikan gambaran
perkecualianperkecualian dan keterbatasan-keterbatasan yang
penting. Oleh karena itu, penelitian ini dikarakteristikan dengan
metode kontrol parsial berdasarkan pada identifikasi secara hatihati
terhadap faktor-faktor yang mempengaruhi validitas internal dan
eksternal.
b. Perbedaan antara penelitian eksperimental sebenarnya dengan semu
adalah kecil, terutama apabila manusia sebagai subyek dilibatkan
seperti dalam pendidikan.
c. Meskipun penelitian tindakan (action research) dapat memiliki status
eksperimental semu, Hal tersebut sering tidak formal, sehingga perlu
mendapat pengakuan tersendiri. Sekali rencana penelitian secara
sistematik menguji masalah validitas, menjauhi masalah intuitif dan
dunia eksplorasi, maka awal dari metode eksperimental mulai
terwujud.
d. Penelitian eksperimentak secara khas mengenai keadaan praktis,
yang didalamnya adalah tidak memungkinkan untuk mengontrol
semua variabel yang relevan kecuali beberapa variabel-veriabel
tersebut.
e. Perbedaan antara penelitian eksperimental sungguhan den penelitian
eksperimental semu adalah kecil, terutama kalau yang dipergunakan
sebagai subjek adalah menusia, misalnya dalam psikologi.
3. Langkah-langkah Pokok Penelitian Experimen Semu adalah sama
dengan langkah-langkah dalam melakukan penelitian eksperimental
sungguhan, dengan pengakuan secara teliti terhadap masing-masing
keterbatasan dalam hal validitas eksternl dan internal.
4. Contoh :
 Penelitian unuk menyelidiki efek dua macam cara menghapal (speed
vs massed practice) dalam menghafal suatu daftar kata-kata asing
pada buah SMA tanpa menentukan muid-murid, perlakukan secara
random atau mengawasi waktu-waktu latihannya secara cermat.
 Penelitian untuk menilai keefekifan tiga cara mengajar konsep-
konsep dasar prinsip ekonomi di SD apabila guru-guru tertentu dapat
secara sukarela menjalankan pengajaran itu karena tertarik akan
bahannya.
 Penelitian pendidikan yang menggunakan prees-posttest, yang
didalamnya seperti variabel-variabel kematangan, fek esting, regresi
stalistik, atris-selektif, dan adaptasi tidak dapat dihindari atau justru
terlewat dari penelitian.
 Berbagai penelitian mengenai berbagai problem sosial seperti
kenakalan, keresahan, merokok, jumlah penderita penyakit jantung,
dan sebagainya, yang di dalamnya kontrol dan manipulasi tidak
selalu dapat dilakukan.
DAFTAR PUSTAKA

Abidin, Muhammad Zainal. 2008. Penelitian Korelasional. Jakarta: Fikom


Univeritas mercubuana Jakarta.

Duli, Nikolaus, 2019. Metegologi Penelitian Kuantitatif : Berdasarkan Konsep


Dasar Untuk Penulisan Skripsi & Analisis Data dengan SPSS. Yogyakarta :
CV Budi Utama.

Maturidi, Ade, Djohar. 2012. Metode penelitian teknik informatika. Yogyakarta:


CV Budi Utama.

Mukhtazar. 2020. Prosedur penelitian pendidikan. Yogyakarta: Absolute media.

Sugiyono. 2017. Metode Penelitian Pendidikan: Pendekatan Kuantitatif,


Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta.

Suryabrata, Sumardi. 2003. Metodologi Penelitian. Yogyakarta : PT Raja


Grafinda Persada.

Yusuf, Muri, 2014. Metode Penelitian Kualitatif, Kuantitif dan Penelitian


Gabungan Edisi Pertama. Jakarta : Kencana.
Nama : Riza Risky Yulianti
NIM : 1814042042
Kelas : Pendidikan Biologi B

TUGAS 2

Cermati ilustrasi penelitian berikut ini:


1. Seorang guru ingin mengetahui apakah penerapan METIDE DISKUSI dalam
pembelajaran biologi mempengaruhi kemampuan "berpikir tingkat tinggi"
peserta didik.
2. Seorang mahasiswa ingin mengetahui apakah rumusan tujuan pembelajaran
yang tercantum dalam rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) yg dibuat
oleh guru biologi salah satu SMA di Makassar telah mengakomodasi seluruh
tingkat kognitif (C1 sd C6) berdasarkan taksonomi Bloom.
Berdasarkan kedua ilustrasi di atas, tentukan masing-masing termasuk jenis
penelitian apa (DISERTAI ALASANNYA) berdasarkan :
a. Tujuan
b. Kegunaan/manfaat
c. Sifat data
d. Sumber data
e. Tempat
f. Tingkat eksplanasi
g. Sifat masalah
Jawaban:
1. Seorang guru ingin mengetahui apakah penerapan METODE DISKUSI
dalam pembelajaran biologi mempengaruhi kemampuan "berpikir tingkat
tinggi" peserta didik.
a. Tujuan:
Jenis penelitian verifikatif, karena pada penelitian tersebut bersifat
verifikasi yang akan menguji adakah pengaruh metode disksusi terhadap
kemampuan berpikir tingkat tinggi peserta didik.
b. Kegunaan/manfaat:
Jenis penelitian terapan, karena pada penelitian tersebut akan
menampilkan hasil dari pengaruh penerapan metode diskusi terhadap
kemampuan berpikir tingkat tinggi peserta didik dan dapat diterapkan
secara lansung kepada peserta didik.
c. Sifat data:
Jenis penelitian campuran, karena pada penelitian ini merupakan
penggabungan antara peneltian kuantitatif dan kualitatif serta datanya
akan disatukan dalam bentuk narasi.
d. Sumber data:
Jenis penelitian sekunder, karena pada penelitian ini data yang digunakan
yaitu data yang diperoleh dari dokumen hasil belajar peserta didik
terhadap metode diskusi
Data yang dikumpul
e. Tempat:
Jenis penelitian kancah, karena penelitian ini data yang diambil langsung
dari objek penelitian dan langsung ke lapangan yaitu di sekolah
f. Tingkat eksplanasi:
Jenis penelitian asosiatif, karena penelitian ini berusaha untuk mencari
hubungan antara metode diskusi dan keterampilan berpikir tingkat tinggi.
g. Sifat masalah:
Jenis penelitian korelasi, karena penelitian ini ingin menunjukkan adanya
hubungan antara antara metode diskusi dan keterampilan berpikir tingkat
tinggi.
2. Seorang mahasiswa ingin mengetahui apakah rumusan tujuan pembelajaran
yang tercantum dalam rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) yg dibuat
oleh guru biologi salah satu SMA di Makassar telah mengakomodasi seluruh
tingkat kognitif (C1 sd C6) berdasarkan taksonomi Bloom.
a. Tujuan:
Jenis penelitian verifikatif, disebut penelitian verikifikatif karena untuk
membuktikan apakah rumusan tujuan pembelajaran yang tercantum
dalam rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) yang dibuat oleh biologi
salah satu SMA di Makassar telah mengakomodasi atau telah memenuhi
seluruh tingkat kognitif (C1 sd C6) berdasarkan taksonomi bloom.
b. Kegunaan/manfaat:
Jenis penelitian terapan, karena setelah mengetahui rencana pelaksanaan
pembelajaran (RPP) yang dibuat oleh guru salah satu SMA di Makassar
telah mengakomodasi seluruh tingkat kognitif (C1 sd C6) berdasarkan
taksonomi bloom, maka RPP tersebut dapat langsung diterapkan.
c. Sifat data:
Jenis penelitian kualitatif, dikarenakan data yang disajikan nantinya
dalam bentuk kata verbal bukan dalam bentuk angka, dan hasilnya akan
berbentuk narasi.
d. Sumber data:
Jenis penelitian primer, karena data yang dikumpulkan langsung ke orang
atau informan yang bersangkutan yaitu guru biologi
e. Tempat:
Jenis penelitian kancah, karena pada penelitian ini langsung turun ke
lapangan yaitu di sekolah.
f. Tingkat eksplanasi:
Jenis penelitian deksriptif, karena penelitian ini berusaha untuk
memperoleh deskriptif atau penggambaran lengkap mengenai RPP yang
dibuat oleh guru biologi salah satu SMA Makassar itu apakah telah
memenuhi tingkat kognitif berdasarkan taksonomi bloom.
g. Sifat masalah:
Jenis penelitian eksperimen, dikarenakan pada penelitian ini hanya terdiri
dari satu variabel dan hanya mencari hubungan variabel yang satu
dengan variabel yang lain. Seperti apakah rumusan tujuan pembelajaran
yang tercantum dalam rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) yang
dibuat oleh guru biologi salah satu SMA di Makassar telah
mengakomodasi seluruh tingkat kognitif (C1 sd C6) berdasarkan
taksonomi Bloom?

Anda mungkin juga menyukai