KELOMPOK 3A
RISKA : 2020207209023
T.A 2020
A. LATAR BELAKANG
1. Pendahuluan
Hipertensi merupakan penyakit tidak menular yang menjadi salah satu penyebab utama
kematian premature di dunia. Hipertensi menjadi ancaman kesehatan masyarakat
karena potensinya yang mampu mengakibatkan kondisi komplikasi seperti stroke,
penyakit jantung coroner dan gagal ginjal. Penegakan diagnosa dapat dilakukan melalui
pengukuran tekanan darah oleh tenaga kesehatan atau kader kesehatan yang telah
dilatih dan dinyatakan layak oleh tenaga kesehatan (Infodatin, 2019).
Pada saat ini, prevelensi penyakit hipertensi terus saja meningkat baik di negara maju
maupun di negara berkembang. Diperkirakan pada tahun 2025 di dunia akan terjadi
peningkatan hipertensi pada usia dewasa sebesar 35%. Pengaruh terjadinya kenaikan
hipertensi adalah faktor keturunan dan lingkungan yaitu asupan makanan dan aktifitas
sehari-hari (Kumala, Meilani, 2016)
Komunitas dalam praktik ini adalah RT 004 RW 005 Pekon Pringsewu Utara
Kecamatan Pringsewu Kabupaten Pringsewu, data yang didapat melalui pengkajian
berupa 13% dari jumlah 12 Kepala Keluarga (KK) mengidap hipertensi, sebagian besar
masyarakat yang menderita hipertensi tidak mengonsumsi obat pengontrol tekanan
darah serta tidak dapat mengontrol asupan konsumsi natrium dalam sehari-hari.
2. Karakteristik Komunitas
Praktik keperawatan komunitas bertempat di RT 004 RW 005 Pekon Pringsewu Utara
Kecamatan Pringsewu Kabupaten Pringsewu. Pekon Pringsewu Utara merupakan
sebuah wilayan pekon yang berada di Kecamatan Pringsewu dengan jumlah KK yaitu
820 dan jumlah penduduk 2.870 jiwa. Jumlah penduduk RT 004 RW 005 yaitu 310
jiwa dengan 90 KK. Pada RT 004 RW 005 terdapat petugas kesehatan yaitu bidan desa,
mantri desa dan fasilitas pelayanan kesehatan berupa posyandu balita. Jarak pekon
pringsewu utara dengan Puskesmas induk kurang lebih 2 km.
Pekon Pringsewu Utara dalam kurun waktu 6 bulan terakhir telah dilaksanakan
kegiatan yang berhubungan dengan kesehatan diantaranya penyuluhan kesehatan,
posyandu balita dan melakukan kegiatan kunjungan rumah sehat. Warga Pekon
Pringsewu Utara RT 004 RW 005 dalam mengatasi masalah kesehatan masih
menggunakan obat tradisional, terkadang beberapa warga berobat ke puskesmas atau
klinik. Pola kebiasaan masyarakat cukup beresiko menjadikan masalah kesehatan,
beberapa warga yaitu bapak-bapak dan remaja aktif dalam merokok. Dalam kurun
waktu 6 bulan terakhir, warga Pekon Pringsewu Utara RT 004 RW 005 belum
membuat mekanisme mitigasi bencana,
B. RENCANA KEPERAWATAN
1. Diagnosa Keperawatan
Berdasarkan analisa data dan pengkajian, didapatkan diagnosa keperawatan yaitu :
Defisit kesehatan komunitas
2. Tujuan Umum
Setelah dilakukan kegiatan edukasi kesehatan “hipertensi”, masyarakat RT 004 RW
005 Pekon Pringsewu Utara dapat mengetahui masalah yang ada di wilayahnya dan
dapat dengan mandiri menangani masalah kesehatan dengan berpartisipasi dalam
program kesehatan masyarakat.
3. Tujuan Khusus
Setelah dilakukan kegiatan edukasi kesehatan “hipertensi” selama 3 x 60 menit,
diharapkan:
a. Ketersediaan program promosi kesehatan di RT 004 RW 005 Pekon Pringsewu
Utara meningkat
b. Partisipasi masyarakat dalam program kesehatan komunitas meningkat
c. Sistem surveilans kesehatan meningkat
d. Angka morbiditas hipertensi di masyarakat RT 004 RW 005 Pekon Pringsewu
Utara menurun
e. Prevalensi penyakit menurun
C. RENCANA KEGIATAN
1. Kegiatan :
a. Analisis tingkat resiko terrkait dengan lingkungan
b. Berikan lingkungan yang mendukung kesehatan Edukasi
c. Pemeriksaan kesehatan gratis berupa cek tekanan darah, gula darah, kolesterol dan
asam urat.
d. Anjurkan makan sayur dan buah setiap hari
e. Anjurkan tidak merokok didalam rumah
2. Topik :
Topik yang diambil dalam rencana kegiatan ini berupa Penyuluhan Kesehatan
“Hipertensi”.
3. Metode :
Metode yang digunakan yaitu ceramah, tanya jawab dan demonstrasi
4. Media :
Media yang digunakan berupa poster, power point dan alat demonstrasi.
5. Waktu/tempat :
Kegiatan akan dilaksanakan di Balai Pekon Pringsewu Utara Kecamatan Pringsewu
Kabupaten Pringsewu pada hari Sabtu, 14 Novenmber 2020 Pukul 09.00 WIB.
6. Strategi dan Media :
Strategi yang dilakukan berupa:
a. Pendidikan kesehatan kepada masyarakat RT 004 RW 005 Pekon Pringsewu Utara
Kecamatan Pringsewu Kabupaten Pringsewu
b. Proses kelompok yang dilakukan oleh mahasiswa dan masyarakat RT 004 RW 005
Pekon Pringsewu Utara Kecamatan Pringsewu Kabupaten Pringsewu.
c. Kerjasama atau kemitraan dengan aparat pemerintahan, Pak RT, Pak Lurah, Tokoh
agama dan petugas kesehatan yang ada di RT 004 RW 005 Pekon Pringsewu Utara
Kecamatan Pringsewu Kabupaten Pringsewu.
d. Pemberdayaan masyarakat RT 004 RW 005 Pekon Pringsewu utara Kecamatan
Pringsewu Kabupaten Pringsewu.
7. Pengorganisasian Kelompok :
a. Penanggung jawab : Prodi Profesi Ners Fakultas Kesehatan Universitas
Muhammadiyah Pringsewu Lampung
b. Moderator : Mella Dwi Novitasari
c. Penyuluh : Faiz Gilang Ramadhan
d. Observer : Riska
e. Fasilitator : - Maya Emilyana
- Ahamad Safi,i
- Della Andryana
8. Susunan Acara
Waktu Kegiatan Petugas
07.00-08.00 Persiapan acara Seluruh anggota kelompok
08.00-09.00 Registrasi dan cek kesehatan Fasilitator
09.00-09.15 Pembukaan acara Moderator
09.15-10.00 Penyuluhan Penyuluh
10.00-10.15 Demonstrasi Penyuluh, fasilitator
10.15-11.00 Tanya jawab Penyuluh
11.00 Penutup
9. Pengorganisasian Tempat
Keterangan :
A. Media & Alat 1. Moderator 2. Penyuluh 3. Audien
4. Fasilitator 5. Observer 6. Konsumsi
D. KRITERIA EVALUASI
1. Evaluasi struktur
- Peserta hadir ditempat penyuluh
- Poster, Leafleat, Power Point
- Kesiapan materi penyaji
- Penyelenggaraan penyuluhan dilaksanakan dibalai pekon Pringsewu Utara
- Pengorganisasian penyelenggaraan penyuluhan dilakukan sebelumnya
2. Evaluasi proses
- Peserta antusias terhadap materi penyuluhan
- Media sudah efektif
- Tidak ada peserta yang meninggalkan tempat penyuluhan
- Peserta mengajukan pertanyaan dan menjawab pertanyaan secara tepat
3. Evaluasi hasil
- Kegiatan penyuluhan berjalan sesuai dengan waktu yang ditentukan
- Peserta mengetahui tentang faktor resiko hipertensi serta mampu mendemontrasikan
makanan sehat untuk hipertensi
- Jumlah peserta hadir dalam penyuluhan minimal 7 peserta.
MATERI PENYULUHAN
A. Pengertian
Hipertensi adalah sebagai peningkatan tekanan darah sistolik sedikitnya 140 mmHg atau
tekanan diastolik sedikitnya 90 mmHg. Hipertensi tidak hanya beresiko tinggi menderita
penyakit jantung, tetapi juga menderita penyakit lain seperti penyakit saraf, ginjal dan
pembuluh darah dan makin tinggi tekanan darah, makin besar resikonya. (Amin & Hardhi
2015).
Peningkatan tekanan darah yang berlangsung dalam jangka waktu lama (persisten) dapat
menimbulkan kerusakan pada ginjal (gagal ginjal), jantung (penyakit jantung coroner) dan
otak (menyebabkan stroke) bila tidak dideteksi secara dini dan mendapat pengobatan yang
memadai (Infodatin, 2014).
B. Klasisfikasi Hipertensi
Untuk menegakkan hipertensi dilakukan pengukuran tekanan darah minimal 2 kali dengan
jarak 1 minggu (Kemenkes, 2018). Kisaran tekanan darah normal dan hipertensi menurut
JNC-VII 2003 antara lain:
Tekanan Darah Tekanan Darah
Kategori
Siastolik (mmHg) Diastolik (mmHg)
Normal <120 dan <80
Pra-hipertensi 120-139 atau 80-90
Hipertensi tingkat 1 140-159 atau 90-99
Hipertensi tingkat 2 >160 atau >100
Hipertensi Sistolik Terisolasi >140 dan <90
Sumber : (Kemenkes, 2018), Joint National Committee on Prevention Detection,
Evaluation, and Treatment or High Pressure VII/JNC, 2003
2. Hipertensi sekunder
Penyebab yaitu: penggunaan estrogen, penyakit ginjal, sindrom cushing dan hipertensi
yang berhubungan dengan kehamilan.
D. Faktor Resiko
1. Faktor Risiko Yang Tidak Dapat Dikontrol:
a. Jenis kelamin
Prevalensi terjadinya hipertensi pada pria sama dengan wanita. Namun wanita
terlindung dari penyakit kardiovaskuler sebelum menopause. Harrison, Wilson dan
Kasper mengatakan bahwa wanita yang belum mengalami menopause dilindungi
oleh hormon estrogen yang berperan dalam meningkatkan kadar High Density
Lipoprotein (HDL). Kadar kolesterol HDL yang tinggi merupakan faktor pelindung
dalam mencegah terjadinya proses aterosklerosis. Hipertensi lebih banyak terjadi
pada pria bila terjadi pada usia dewasa muda. Tetapi lebih banyak menyerang wanita
setelah umur 55 tahun, sekitar 60% penderita hipertensi adalah wanita. Hal ini sering
dikaitkan dengan perubahan hormon setelah menopause (Aisyah, 2009). WHO
memperkirakan 1 diantara 5 orang perempuan di seluruh dunia memiliki hipertensi,
sedangkan 1 diantara 4 laki-laki memiliki hipertensi. (Infodatin, 2019). Berdasarkan
riskesdas tahun 2018, perempuan memiliki proporsi hipertensi lebih besar
disbanding laki-laki yaitu 36,85% perempuan dan 31,34% laki-laki (Infodatin, 2019)
b. Umur
Semakin tinggi umur seseorang semakin tinggi tekanan darahnya, jadi orang yang
lebih tua cenderung mempunyai tekanan darah yang tinggi dari orang yang berusia
lebih muda. Peningkatan kasus hipertensi akan berkembang pada umur lima puluhan
dan enam puluhan. Dengan bertambahnya umur, dapat meningkatkan risiko
hipertensi (Suzanne & Brenda, 2001).
c. Keturunan (Genetik)
Adanya faktor genetik pada keluarga tertentu akan menyebabkan keluarga itu
mempunyai risiko menderita hipertensi. Hal ini berhubungan dengan peningkatan
kadar sodium intraseluler dan rendahnya rasio antara potasium terhadap sodium.
Individu dengan orang tua dengan hipertensi mempunyai risiko dua kali lebih besar
untuk menderita hipertensi dari pada orang yang tidak mempunyai keluarga dengan
riwayat hipertensi.Selain itu didapatkan 70-80% kasus hipertensi esensial dengan
riwayat hipertensi dalam keluarga (Aisyah, 2009).
d. Stres
Saat stess terjadi, tubuh anda melepaskan hormone stress, yaitu adrenalin, kortisol
dan norepinefrin yang menyebabkan penignkatan denyut jantung dan kontraksi otot
jantung yang lebih kuat. Selain itu pembuluh darah yang engalirkan darah ke jantung
pun melebar sehingga menignkatkan jumlah darah yang dipompa (Ihda Fadila,
2020). Menurut Aisyah (2009) mengatakan stress akan meningkatkan resistensi
pembuluh darah perifer dan curah jantung sehingga akan menstimulasi aktivitas
saraf simpatis. Adapun stres ini dapat berhubungan dengan pekerjaan, kelas sosial,
ekonomi, dan karakteristik personal.
E. Upaya Pencegahan
1. Cek Kesehatan secara berkala
2. Hindari kegemukan dan mempertahankan berat badan ideal
3. Hindari rokok dan alkohol.
4. Hindari stress
5. Melakukan aktivitas fisik teratur (seperti jalan kaki 3km/olahraga 30 menit per hari
minimal 5x/minggu)
6. Batasi pemakaian garam tidak lebih dari ¼ - ½ sendok teh (6 gram/hari)
Lain-lain : Kecap, tauco, terasi, petis, saos, bumbu instan, keripik, kerupuk, minuman
bersoda, soda kue.
Selain mentimun, buah semangka juga berguna dalam mengontrol hipertensi. Semangka
merupakan buah tropis yang mempunyai kadar air yang sangat tinggi. Menurut penelitian
kandungan air di dalam satu buah semangka mencapai 91%. Selain kandungan yang
tinggi, semangka juga kaya akan serat, vitamin mineral dan citrulline. Citrulline yang
terkanung didalam semangka dapat menurunkan tekanan darah, karena akan melebarkan
dan melemaskan pembuluh darah sehingga aliran darah menjadi lebih lancar dan tekanan
darah menjadi turun.
Yanti, C. A. (2019) menjelaskan bahwa untuk menurunkan tekanan darah tinggi adalah
dengan pemberian jus semangka kuning berbiji. Hal ini dikarenakan semangka kuning
berbiji memiliki kandungan kalium yang lebih tinggi dibandingkan dengan semangka
merah yaitu 114 mg/100 gram. Dalam penelitian ini dosis jus semangka yang diberikan
untuk menurunan tekanan darah tinggi pada lansia yaitu 250 ml/hari dan jus semangka ini
diberikan pada waktu sore hari diminum 1 jam sebelum makan 1 x sehari selama
seminggu. Cara pembuatan jus semangka kuning yaitu pertama cuci terlebih dahulu
semangka, kedua setelah dicuci belah dan kupas kilut semangka dan buang bijinya lalu
blender tanpa menambah air dan setelah diblender tuangkan ke dalam gelas cup plastic
hingga 250ml lalu jus semangka kuning siap disajikan.
Kesimpulan dari beberapa resume jurnal diatas bahwa mentimun dan semangka sangat
efektif dalam menurunkan tekanan darah pada penderita hipertensi. Selain harganya yang
cukup terjangkau buah tersebut juga sangat familiar dimasyarakat sehingga masyarakat
dapat membeli dipasar maupun tempat perbelanjaan. Semua jenis mentimun hijau dapat
dikonsumsi untuk penderita hipertensi begitupun dengan semangka, jenis semangka merah
& kuning dapat dikonsumsi karena keduanya memiliki manfaat yang sama, hanya saja
semangkakuning lebih cepat untukmenurunkan tekanan darah pada pasien hipertensi.
Dosis yangdigunakan dalam pengolahan mentimun & semangka berbeda-beda dan
pemberian frekuensi yang berbeda dan cara pengolahan jus yang berbeda.Salah satunya
dengan dosis mentimun 100-2000gr/hari dengan cara pengolahan dijus atau dibuat infused
water, sedangkan dosis semangka 100-200gr cara pengolahan dijus.
DAFTAR PUSTAKA
Aisyah, M. Sofyan. (2012). Hubungan Umur,Jenis Dan Hipertensi Dengan Kejadian Stroke.
FakultasKedokteran UHO
Amin, H. (2015). Aplikasi Asuhan Keperawatan Berdasarkan Diagnosa Medis dan Nanda Nic-
Noc Edisi Revisi Jilid 3. Jogakarta: Mediaction Publishing.
dr. Tjin Willy. (2018). Hipertensi. https://www.alodokter.com/hipertensi/penyebab. Diakses pada
23 Oktober 2020.
Ihda Fadila. (2020). Stre dan Cemas Berlebihan Bisa Menyebabkan Tekanan Darah Tinggi.
https://hellosehat.com/jantung/hipertensi/stres-menyebabkan-hipertensi/#gref. Diakses
pada 23 Oktober 2020.
Infodatin. (2014). Hipertensi. Jakarta Selatan: Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan
RI.
Infodatin. (2019). Hipertensi Si Pembunuh Senyap. Jakarta: Pusat Data dan Informasi
Kementerian Kesehatan RI.
Kemenkes. (2018). Diet Pada Hipertensi. http://p2ptm.kemkes.go.id/infographic-
p2ptm/hipertensi/diet-pada-hipertensi. Diakses pada 23 Oktober 2018
Kemenkes. (2018). Klasifikasi Hipertensi. http://p2ptm.kemkes.go.id/infographic/klasifikasi-
hipertensi. Diakses pada 23 Oktober 2020.
Kementrian Kesehatan RI (2019). Laporan Riskesdas 2018. Jakarta: Badan Litbangkes,
Kemenkes
Kumala & Meilani. (2016). Peran Diet Dalam Pencegahan Dan Terapi Hipertensi. Damianus
Journal of Medicine; Vol.13 No.1. hlm.50–61.
Permenkes. (2014). Pedoman Gizi Seimbang
Ramadhani, S. (2017). Pengaruh Pemberian Jus Semangka Kuning dan Ketimun Terhadap
Tekanan Darah Pada Lansia Usia 45-50 Tahun Di Kelurahan Andalas Padang.
Riskesdas. (2018). Hasil Utama Riskesdas. Kementerian Kesehatan RI. Badan Penelitian dan
Pengembangan Masyarakat.
Salakory, J., A. (2019). Asuhan Keperawatan Pemberian Jus Mentimun Untuk Menurunkan
Tekanan Darah Pada Penderita Hipertensi Di Wilayah Kerja Puskesmas Wamlana
Kecamatan Fena Leisela Kabupaten Buru. Global Health Science. Vol.4. Issue.1
Smelzer, Suzanne C, Brenda G Bare. (2001). Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Brunner &
Suddarth Edisi 8 Vol 2 Alih Bahasa H.Y. Kuncara, Andry Hartono, Monica Ester, Yasmin
Asih,Jakarta : EGC.
Tjiptaningrum, A., Erhadestra, S. (2016). Manfaat Jus Mentimun (Cucumis Sativus L.) Sebagai
Terapi Untuk Hipertensi.
Turnip, A. J. (2018). Terapi Jus Mentimun Menurunkan Tekanan Darah Pada Penderita
Hipertensi. Jurnal Mutiara Ners. 230-237
Yanti, C. A. (2019). Pengaruh Pemberian Jus Semangka Merah dan Kuning Terhadap Tekanan
Darah Lansia Menderita Hipertensi. Jurnal Endurance: Kajian Ilmiah Problema Kesehatan.