Anda di halaman 1dari 1

Pemilihan antiinfeksi dapat dipengaruhi dengan melihat dari faktor obat, mikroorganisme penyebab

infeksi dan faktor pasien. Kita harus mengetahui terlebih dahulu mikroorganisme penyebab infeksi hal
ini dapat dilakukan dengan menggunakan laboratory test untuk memastikan bakteri , jamur atau
parasite lain penyebab infeksi . Laboratory test dapat dilakukan dengan menggunakan kultur bakteri dan
dapat dengan secara empiris atau melihat gejala yang terjadi ( anamesis) hal ini merupakan factor
mikroorganisme. Sensitivitas antibiotic, tipe aktivitas antibiotic memiliki spectrum luas atau sempit juga
relative toksisitas, rute pemberian, farmakokinetik obat dan biaya yang akan dikeluarkan juga
merupakan factor obat. kemudian dapat dilihat dari segi faktor pasien, dapat dilihat dari umur pasien
pada pasien lanjut usia perlu diperhatikan obat mana yang dapat meningkatnya toksisitas seperti
aminoglikosida. Dan pada umur anak-anak pemakaian obat tetrasiklin dapat mengganggu pertumbuhan
gigi sehingga factor umur perlu diperhatikan. Kemudian perlu diperhatiakan pasien dengan gangguan
fungsi ginjal dan hati , alergi obat seperti untuk normal bakterisid dan apabila memiliki imun rendah
dapat digunakan bakterisid, imunitas pasien, kehamilan seperti tidak bolehnya digunakan tetrasiklin dan
aminoglikosida pada ibu hamil dan yang aman atau dapat digunakan pada ibu hamil seperti golongan
penisilin, metronidazole, sefalsoporin, dan eritromisisn, factor genetic dan factor local seperti
menurunnya pH dan adanya nanah. Untuk menetapkan terapi juga perlu diperhatikan untuk pengginaan
single antibiotic atau penggunaan kombinasi serta penggunaan obat antibiotic dengan obat yang lain.
Setelah ditetapkan pemilihan antibiotic yang tepat juga perlu dilakukan monitor selama 2 sampai 3 hari
minimal dan dilakukan evaluasi apakah terjadi resisten obat, atau adanya factor pasien dan efek
samping akibat tidak tepatnya obat.

Anda mungkin juga menyukai