1. Brief Name Balance exercise for elderly people 2. Why Keseimbangan tubuh merupakan suatu komponen yang penting untuk kesehatan dan aktivitas manusia. Dimana keseimbangan yang baik akan berpengaruh pada aktivitas sehari-hari. Keseimbangan atau stabilitas postural merupakan istilah yang digunakan untuk menggambarkan proses dimana posisi tubuh dipertahankan dalam kesetimbangan (equilibrium). Keseimbangan juga dapat diartikan sebagai kemampuan relatif untuk mengontrol center of mass atau pusat gravitasi terhadap bidang tumpu (Mekayanti et al., 2015). Jenis-jenis keseimbangan berupa keseimbangan statis dan dinamis. Keseimbangan statis adalah kemampuan tubuh untuk menjaga stabilitas saat posisi istirahat seperti berdiri dan duduk, sedangkan keseimbangan dinamis merupakan kemampuan menstabilkan tubuh saat posisi bergerak di permukaan yang stabil seperti posisi duduk ke berdiri, berjalan, dan aktivitas gerak lainnya. Menua atau menjadi tua adalah suatu proses yang terjadi dalam kehidupan manusia. Penuaan terjadi akibat perubahan kumulatif pada makhluk hidup yang berawal dari kemunduran sel-sel dan jaringan tubuh sehingga fungsi dan daya tahan tubuh menurun. Dengan kemampuan regenerasi tubuh yang menurun, lansia lebih rentan terhadap berbagai penyakit. Masalah yang sering dialami lansia adalah malnutrisi, gangguan keseimbangan, kebingungan mendadak, dan lain-lain. Selain itu penyakit juga sering terjadi pada lansia misalnya hipertensi, osteoporosis, gangguan penglihatan dan lain-lain (Kholifah, 2016). Perubahan anatomi terjadi pada sistem saraf, terutama pada sistem saraf pusat atau otak. Seiring pertambahan usia berat otak menurun 10-20% dari berat maksimal. Terdapat 100 juta sel neuron di dalam otak yang fungsinya untuk menghantarkan impuls listrik. Pada proses penuaan, otak kehilangan 100.000 neuron/tahun. Berbagai perubahan degeneratif meningkat pada individu dengan usia 60 tahun dan menyebabkan gangguan persepsi, gangguan kesadaran sensoris, serta gangguan mekanisme pengontrol postur tubuh yang berakibat pada menurunnya keseimbangan. Bentuk latihan yang dapat digunakan untuk mempertahankan keseimbangan pada lansia adalah latihan gaze stability. Gaze stability exercise adalah suatu latihan berdasarkan kemampuan sistem vestibular untuk memodifikasi besarnya reflek vestibulo-okular sebagai output (respon) terhadap input yang diberikan, seperti gerakan kepala (Bhardwaj and Vats, 2014). 3. What (Materials) Chair Berg balance scale (Neuls et al., 2011; Steffen et al., 2012) 4. What (Procedures) 1) Latihan dilakukan dengan posisi duduk 2) Subjek melakukan gerakan rotasi kepala, serta tetap fokus melihat objek sebagai target visual dengan dekat (Khana and Singh, 2014). 5. Who Provide Pada saat awal intervensi, terapis memberikan instruksi kepada pasien terlebih dahulu. Kemudian pasien dapat melakukannya secara mandiri, sesuai instruksi terapis tadi 6. How Mekanisme gaze stability exercise terhadap keseimbangan Melalui vestibule-ocular reflex, ketika melihat objek yang bergerak lalu meneruskan ke batang otak melalui saraf kranialis VIII yang letaknya di nukleus vestibular. Informasi sensoris dari nukleus vestibular menuju ke motor neuron melalui medulla spinalis. Motor neuron menginervasi otot-otot proksimal, antara lain otot leher dan otot punggung sehingga mampu mempertahankan keseimbangan tubuh. 7. Where Pasien dapat melakukan gaze stability exercise di rumah secara mandiri. 8. When and How Much Gaze stability exercise dilakukan selama 4-6 minggu, durasi 1 menit, frekuensi 3 kali per minggu (Bhardwaj and Vats, 2014). 9. Tailoring Gaze stability exercise yang diberikan kepada lansia dengan dosis 3 kali dalam seminggu selama 4-6 minggu akan menunjukan efek penigkatan keseimbangan pada lansia menggunakan pengukuran berg balance scale (Bhardwaj and Vats, 2014). 10. How Well: Planned Gaze stability exercise memberikan efek positif seperti peningkatan keseimbangan pada lansia. Dalam konteks ini manfaat dari gaze stability exercise dapat dimanfaatkan sebagai terapi pendukung dalam meningkatkan keseimbangan lansia yang mengalami penurunan keseimbangan yang dapat beresiko pada terjatuh. REFERENCES Bhardwaj, V. & Vats, M. 2014. Effectiveness Of Gaze Stability Exercise On Balance In Healthy Elderly Population. International Journal of Physiotherapy and Research. Vol.2(4):642-47. Khanna, Tanu & Singh, Sandeep. 2014. Effect of Gaze Stability Exercise on Balance in Elderly. IOSR Journal of Dental and Medical Science. Volume 13(9):41-48. Kholifah, Siti Nur. 2016. Keperawatan Gerontik. Modul Bahan Ajar Cetak Keperawatan. Jakarta: Pusdik SDM Kesehatan. Mekayanti, A., Indrayani N.I.K., & Kornia Dewi N.K. 2015. Optimalisasi Kelenturan (Flexibility), Keseimbangan (Balance), Dan Kekuatan (Strength) Tubuh Manusia Secara Instan Dengan Menggunakan “Secret Method”. Jurnal Virgin. 1(1):40-49 Neuls, P.D. et al. 2011. Systematic Review : Usefulness of the Berg Balance Scale to Predict Falls in the Elderly. 3-10. Steffen, T.M., Hacker, T. A., & Mollinger, L. 2012. Age and Gender Related Test Performance in Community-Dwelling Elderly People: Six Minutes Walk Test, Berg Balance Scale, Timed Up & Ggo Test, and Gait Speeds : Research Report. 82(2): 128-37.
Pembedahan Skoliosis Lengkap Buku Panduan bagi Para Pasien: Melihat Secara Mendalam dan Tak Memihak ke dalam Apa yang Diharapkan Sebelum dan Selama Pembedahan Skoliosis