Anda di halaman 1dari 9

BAB V Marketing Entrepreneurial

5.1. Market Plan


Hasil riset menunjukkan bahwa banyak UKM yang tidak melakukan perencanaan
Marketing secara formal, termasuk penerapan manajemen Marketing modern di usaha kecil
dan menengah (UKM). Gaya Marketing UKM disebut lebih simple, tidak tetap, berdasarkan
intuisi dengan sedikit atau tanpa struktur formal (Hill dan Wright, 2000). Market plan yang
formal ditolak dengan sejumlah alasan.
Pertama, UKM cenderung untuk fokus bertahan pada jangka pendek daripada
pertumbuhan jangka panjang (Barrett & Sexton, 2006). Berbeda dengan tujuan korporasi
tingkat tinggi (survival vs growth) mungkin berdampak terhadap fungsi marketing
organization.
Alasan tersebut diatas didukung oleh fakta bahwa UKM fokus pada perencanaan
keuangan (financial planning) daripada perencanaan pemasaran, sebagaimana hambatan
likuiditas membuat perusahaan keluar dari bisnis. Lancaster dan Waddelow (1998)
menemukan bahwa dalam sampel 20 UKM contoh konkrit di Inggris, hanya tiga dari
mereka yang memiliki rencana Marketing formal. Demikian pula Kraus et al (2008)
menemukan kurang dari sepertiga dari usaha pemula Austria menjalankan perencanaan
marketing formal.
Kedua, kriteria perencanaan marketing seperti loyalitas customer atau return for
customer, sulit untuk diukur dan membutuhkan pemasar yang berpengalaman untuk
menjalankan perencanaan. UKM tidak memiliki keahlian untuk tugas-tugas tersebut.
Wirausaha UKM, di samping itu bagi sebagian besar istilah marketing dipahami sebagai
penjualan (sales). Ini mungkin berkaitan dengan tujuan perusahaan secara umum yaitu
untuk bertahan maka penjualan dibutuhkan agar membuat perusahan dapat bertahan
(Hills dan Wright, 2000).
Pelaku usaha kebanyakan memandang bahwa dengan melakukan usaha
penjualan, mereka telah menjalankan fungsi pemasaran. Usaha penjualan sendiri
sesungguhnya merupakan bagian "kecil" dari pemasaran. Tidak jarang mereka tidak
menerapkan rencana marketing karena memang tidak mengerti dan tidak merasa
perlu. Sementara mereka yang menjalankan rencana marketing kerapkali meniru apa
yang biasa diterapkan di perusahaan besar, padahal belum tentu sesuai dan malah
berakibat tidak efektif. Ada alternatif lain dalam menerapkan marketing di usaha mikro,
kecil dan menengah (UMKM) yang berbiaya rendah tetapi memiliki dampak yang signifikan
(low cost high impact) yang dikenal dengan istilah marketing entrepreneurial atau
entrepreneurial marketing. Penjualan tidak sama dengan pemasaran. Banyak pelaku usaha
mikro, kecil bahkan menengah (UMKM) tidak menyadari hal tersebut.
Pemahaman istilah marketing entrepreneurial pertama kali muncul pada tahun
1982 ketika diselenggarakan First Marketing and Entrepreneurship Research
Conference. Marketing entrepreneurial merupakan perpaduan antara disiplin marketing
science dengan entrepreneurship. Definisi marketing sendiri menurut American
Marketing Association (AMA) adalah sebuah fungsi organisasi dan sekelompok proses
untuk menciptakan, mengkomunikasikan dan menyampaikan nilai kepada customer
dan untuk mengelola hubungan dengan customer dalam cara yang menguntungkan
organisasi dan pihak-pihak yang berkepentingan (stakeholders).
Kraus, Harms dan Fink (2009:89) mendefinisikan marketing entrepreneurial sebagai
sebuah organizational functions dan sekelompok proses untuk menciptakan,
mengkomunikasikan dan menyampaikan nilai kepada customer. Disamping itu
bagaimana untuk mengelola hubungan dengan customer dalam cara yang
menguntungkan organisasi dan pihak-pihak yang berkepentingan serta berkarakter
inovatif, pengambilan risiko, proaktif dan berkinerja tanpa sumber daya yang kini
dikendalikan.
Ada tiga karakter dasar kewirausahaan yaitu innovative, dare to take risks and be proactive
menjadi bagian yang tidak terpisahkan dalam proses pemasaran. Marketing
entrepreneurial itu sendiri tidak dibatasi pada sumber daya yang kini dikendalikan,
karena dengan karakter kewirausahaan yang kental, penggunaan sumber daya tidak
terikat pada apa yang ada sekarang.
Marketing modern (entrepreneurial) dibedakan dari marketing tradisional (traditional
marketing) yang selama ini kita kenal. Stokes, D (2000, dalam Lonita, 2012) mengklasifikasi
tiga perbedaan utama antara marketing entrepreneurial dengan marketing tradisional
seperti disajikan pada tabel berikut ini:
Tabel 5.1 Perbedaan Marketing Modern dengan Traditional Marketing

Marketing Priciple Traditional Marketing Marketing


Modern
Strategig Orientation Orientasi ke customer Orientasi pada inovasi
(digerakkan oleh pasar) (digerakkan oleh ide)

Pendekatan top-down;
Strategy segmentasi, targeting dan Pendekatan bottom-up:
positioning penetapan sasaran pada
basis customer yang
terbatas, ekspansi lebih
jauh.

Bauran pemasaran (4 P’s) Metode pemasaran


interaktif, word-of-mouth,
Methods penjualan langsung dan
penunjukan (referralls)

Jejaring dan perolehan


Riset formal dan sistem informasi secara informal
intelijen

Marketing intelligence

Penerapan marketing entrepreneurial yang menonjol adalah dari sisi promotion yang
selama ini dikenal dengan praktik marketing gerilya (guerrilla marketing), buzz marketing
dan viral marketing. Hal yang sama juga diterapkan pada product, place and price, yang
diterapkan secara entrepreneurial, yang tidak biasa ditemukan pada traditional
marketing.
1. Guerilla Marketing
Marketing melibatkan seluruh kegiatan yang berkaitan dengan aktivitas win and
defend customer yang loyal. Marketing merupakan proses penciptaan dan penyampaian
barang serta jasa yang diinginkan kepada customer sasaran. Aktivitas marketing dalam
konteks UMKM, yang sesuai untuk diaplikasikan adalah marketing gerilya. Istilah
marketing gerilva pertama kali diperkenalkan oleh Jay Conrad Levinson. Marketing gerilya
merupakan teknik marketing yang tidak konvensional, sporadis, berbiaya rendah,
menarik, dan kreatif yang membuat UMKM memiliki kemampuan yang lebih berdampak
daripada aktivitas marketing dilakukan oleh larger company.
Aktivitas marketing berdasarkan prinsip marketing gerilya adalah aktivitas marketing yang
effective and does not always consume large funds. Promosi dilakukan di media-media yang
menjangkau banyak orang, misalnya berpromosi di tempat-tempat pusat keramaian seperti
stasiun kereta, terminal bis, pusat perbelanjaan, bandara dan sebagainya. Aktivitas marketing
gerilya dalam perkembangannya telah merambah ke ranah online dan dikenal dengan istilah
guerilla digital marketing. Aktivitas marketing gerilya digital juga dapat memanfaatkan you
tube atau media sosial lainnya.
2. Target Market
Tahap awal dalam menyusun guerrilla marketing plan adalah mengidentifikasi dan
selanjutnya menentukan pasar sasaran. Target market merupakan sekelompok konsumen
potensial yang akan dilayani oleh perusahaan. Faktor utama yang menyebabkan kegagalan
UMKM adalah tidak berhasil menentukan dengan tepat pasar sasaran yang akan dilayani.
UMKM menjual produk yang tidak sesuai dengan kebutuhan dan keinginan konsumen.
Mereka juga berpromosi menggunakan media untuk menjangkau pasar seluas-luasnya
dengan biaya besar, namun hanya menghabiskan energi, waktu dan uang, selanjutnya
tidak memperoleh apa-apa. Wirausaha menggunakan pendekatan yang digerakkan oleh
penjualan (sales-driven approach) dan bukan yang digerakkan oleh pelanggan (customer-
driven approach).
Larger company yang menggunakan pendekatan yang digerakkan oleh customer, akan
menemukan bahwa customer akan memengaruhi setiap bagian dari usaha. Gambaran yang
jelas mengenai pasar sasaran merupakan awal kesuksesan sebuah usaha, terutama pada
UMKM.

3. Buzz marketing
Aktivitas buzz marketing berupa peristiwa (event) yang dapat membangun publisitas,
antusiasme dan informasi untuk customer dan membangun merek. Buzz marketing merupakan
babak baru dari komunikasi word-of-mouth yang muncul sebagai reaksi atas fakta bahwa
semakin banyak konsumen yang kritis terhadap iklan-iklan klasik (Kraus, Harms dan Fink,
2009). Buzz marketing menggunakan internet, e-mail atau jaringan telepon seluler untuk
mendorong munculnya "gating" di sekitar produk atau merek. Contoh keberhasilan buzz
marketing adalah penjualan buku Harry Porter. Sebelum buku diluncurkan, banyak orang
telah membicarakan dan memesan jauh-jauh hari. Di Indonesia hal serupa terjadi pada
novel Laskar Pelangi yang laris manis.
4. Viral marketing
Rosenbloom, 2000 dalam Kraus, Harms dan Fink, (2009) mengemukakan viral
marketing adalah penyebaran pesan dan rumor tentang produk melalui komunikasi yang
jujur dan sukarela oleh customer sendiri dengan tujuan untuk memperoleh customer baru,
Penggunaan media internet dalam viral marketing misalnya dengan pemanfaatan Twitter. Misal
aktivitas viral marketing yang pernah menjadi di Indonesia adalah keberhasilan keripik Maicih di
Bandung. Merek ini dikenal luas berkat pemanfaatan twitter di mana konsumen membuat
testimoni di media sosial tersebut dan menarik calon konsumen lain untuk mencicipi keripik itu.

5.2. Marketing Research


Pegusaha dapat mengidentifikasi kebutuhan dan keinginan customer melalui marketing
Research. Melalui riset pemasaran, wirausaha dapat mengenali karakteristik geografik,
demograpi, serta perilaku dari konsumennya. Riset marketing merupakan sarana untuk
mengumpulkan informasi yang menjadi dasar rencana marketing yang mencakup pengumpulan,
analisis, dan interpretasi data secara sistematis menyangkut perusahaan, customer dan pesaing
suatu perusahaan (Zimmerer, Scarborough dan Wilson, 2008). Beberapa informasi penting
diperoleh melalui riset marketing yang dapat menjawab pertanyaan-pertanyaan mengenai profil
customer dan calon customer, kebutuhan dan keinginan yang dicari, usia, pekerjaan, pendapatan,
tempat tinggal, media promosi untuk menjangkau mereka, dan sebagainya.
Wirausaha kerap melakukan kesalahan karena mereka sering beranggapan bahwa market sudah
ada untuk produk yang akan mereka pasarkan (Zimmerer, Scarborough dan Wilson, 2008). Riset
marketing dapat menunjukkan apakah pasar yang dituju benar-benar eksis dan ukurannya
memadai sebagai pasar yang menguntungkan.
Wirausaha dapat melakukan market riset yang efektif secara "murah meriah" misalnya dengan
melakukan pengamatan langsung ke pasar yang dituju. Riset marketing tidak selalu memakan
waktu, rumit atau dana besar karena dengan menerapkan kreativitas.

5.3. Promosi Marketing Berbasis n Website


Pengusaha dituntut untuk menentukan market distribution atau distribusi yang tepat
sehingga mampu menjangkau pasar yang dituju Kesuseksan suatu produk di pasar tidak hanya
ditentukan oleh quality and price aspects saja. Sebaliknya produk yang secara kualitas biasa-biasa
saja justru dapat memperoleh sukses karena pemilihan saluran distribusi yang tepat.
Aspek distribusi memegang peran yang amat penting. Begitu banyak produk yang berkualitas
bagus mengalami kegagalan karena strategi distribusi yang tidak efektif. Saluran distribusi
sebagai bagian dari marketing mix tidak dapat dipisahkan dari karakteristik produk, penetapan
harga dan promosi produk. Wirausaha harus memandangnya secara komprehensif.
E-commerce pada perkembangan lain, sebagai bagian dari alternatif saluran distribusi yang dapat
dipilih wirausaha, saat ini menunjukkan kontribusi yang tidak dapat diabaikan. Semakin banyak
produk yang dipasarkan melalui e-commerce. Perpaduan antara diatibution chanel yang bersifat
offline dengan e-commerce menjadi pilihan yang menarik bagi pengusaha.
Website sebagai instrumen marketing memberikan banyak peluang bagi wirausaha dan
memberikan kemampuan untuk bersaing dengan perusahaan yang lebih besar. Keberadaan
website sangat efektif untuk menjangkau pasar customer muda yang berpendapatan tinggi dan
terdidik. Website yang berhasil bersifat mengundang, mudah dinavigasi, interaktif dan menawarkan
added value kepada pemakainya (Scarborough et al, 2009). Perkembangan teknologi internet pada
tahun 1990-an samapi sekarang kini telah mengubah tatanan dalam penerapan strategi distribusi di
banyak perusahaan. Pengusaha pun kini tak dapat mengabaikan pemanfaatan internet dalam
menyalurkan produk ke pasar. Aktivitas ini dinamakan e-commerce di mana perusahaan melalui
website yang dimilikinya menawarkan transaksi atau memfasilitasi penjualan secara online.
Roberts, (2003) mengemukakan internet dalam marketing biasa digunakan secara
hibrid dengan channel distribution yang bersifat offline. Pemanfaatan internet dalam
marketing tentu perlu memperhatikan karakteristik-karakteristik khusus dibawah ini ini.
1. Competitiveness. Internet memberikan kesempatan kepada organisasi untuk bersaing
tanpa memperhatikan ukuran dan jarak. Melalui internet, konsumen tidak dapat secara
kasat mata membedakan antara organisasi besar atau kecil.
2. Single and public platform. Internet menyediakan platform tunggal dan umum
untuk komunikasi dan transaksi di seluruh dunia. Konsumen dan perusahaan
dapat berinteraksi satu sama lain melalui jaringan yang bersifat umum dengan
sedikit tambahan untuk investasi baik software maupun hardware. Internet telah
menciptakan media untuk komunikasi dan transaksi komersial yang belum ada di
masa lalu.
3. Supply information. Teori ekonomi mnejeleskan internet menyuplai informasi
dalam acara yang mendekati konsep informasi sempurna dari Konsumen dapat
memperoleh informasi dari website secara fast and accurate dan hanya dengan
sedikit atau tanpa biaya. Mereka juga dapat memperluas cakupan dan juga
kedalaman informasi yang diperoleh, lebih dari informasi yang diperoleh dari
televisi, katalog dan media lainnya.
4. Interactive communication. Komunikasi yang bersifat interaktif memungkinkan
untuk dialog yang berarti antara customer dengan supplier. Komunikasi bersifat dua
arah yang membangun saling pengertian.
5. Global coverage. Internet merupakan cakupan global. Berbagai organisasi dan
individu dapat terkoneksi dengan internet dan dapat mengakses fungsinya dengan
cara yang sama seperti pengguna lainnya.
6. Communication network. Internet merupakan jaringan komunikasi warn to many,
dibandingkan dengan jaringan one-to-one seperti telepon atau one-to-mam seperti
siaran televisi atau radio.
7. Active communication network. Internet merupakan jaringan komunikasi yang selalu
aktif.
8. Access information, entertainment and business services. Pengusaha dapat
memberikan kemungkinan bagi konsumen untuk mengakses informasi, hiburan
dan jasa bisnis dengan basis 24 17/365 (24 jam sehari, 7 hari/seminggu dan 365
hari/tahun).

5.4. Benefit E-commerce


Customer dengan memanfaatkan e-commerce memperoleh banyak benefit yaitu:
ketersediaan terus-menerus, 24 jam sehari dan 7 hari seminggu. Bagi pengusaha, mereka
dapat reach out and personalize product offers kepada prospek secara khusus.
E-commerce adalah bagian dari praktik direct marketing (zero-level channel dalam
saluran distribusi nonkonvensional). Aksesibilitas dari internet membuat e-commerce
menjadi kemungkinan yang realistis bagi pengusaha yang bergerak dalam usaha kecil dan
menengah (Kathuria dan Joshi, 2007). Negara dalam perspektif makro, yang mengalami
pertumbuhan ekonomi yang tinggi adalah negara yang sukses mengadopsi dan
mengadaptasi teknologi untuk mempertahankan perkembangan ekonominya (Sebora,
Lee dan Sukasame, 2009).
Kotler dan Keller, (2009) mengungkapkan bahwa pengusaha Mereka dapat
membeli mailing list yang berisi nama dari kelompok khusus seperti orang kidal, orang
yang berlebihan berat badan dan miliarder Pengusaha juga dapat menanyakan banyak
informasi yang bersifat pribadi yang tidak cuma berisi data demografis tetapi juga
alamat, preferensi produk, nomor rekening, yang semuanya meningkatkan kepedulian
konsumen terhadap kepentingan pribadi. Beberapa studi menunjukkan bahwa insentif
finansial telah berhasil membujuk konsumen untuk mengungkapkan informasi pribadi
meskipun tidak semua. Ada konsumen yang mau memberikan alamat e-mail tetapi tidak
untuk nomor kartu kredit (Pourhosseini dan Korrapati, 2009).
Pengusaha mendapat keunggulan lain yang dapat diperoleh dapat menurunkan
biaya. Terdapat sepuluh cara mengapa e-commerce dapat menurunkan biaya
(Krumwiede, Swain, Stocks, 2003) yaitu:
1. Using invoices electronically. Penerapan e-commerce merupakan salah satu metode untuk
mengelola biaya dengan lebih baik lagi. Perusahaan yang fokus pada pelayanan customer
dan biaya rendah akan lebih terlibat dalam e-commerce daripada perusahaan dengan
strategi kualitas tinggi dan diferensiasi produk.
2. Resolve disputes.
Penggunaan e-mail sangat membantu dalam penanganan keuangan misalnya untuk
menangani utang dan tagihan yang mesti dibayar.
3. Using suppliers online. Perusahaan menggunakan internet untuk memperoleh supplier yang
dapat memberikan harga terbaik. Banyak perusahaan juga menggunakan internet untuk
mengurangi persediaan melalui online supplier.
4. Offer online. Banyak perusahaan menggunakan kecepatan internet untuk meningkatkan
kempetisi di antara supplier. Internet mempermudah untuk pertukaran informasi dengan
supplier (seperti menyediakan ramalan permintaan) dan mencari supplier yang potensial.
5. Buy used online equipment.
Sebuah industri berharap dapat membeli komoditas dan bahan baku mentah melalui
internet, tetapi mayoritas supplier and vendor tidak memiliki website yang interaktif dan
tidak rnencantumkan harga di internet. Apa yang dapat dilakukan perusahaan adalah
mencari
6. Reducing sales transaction costs. Wirausaha menerima pesanan secara online terutama
untuk pesanan dalam jumlah kecil. Hal ini menguntungkan karena dapat menekan biaya
untuk menangani transaksi. Hal ini juga dapat menghemat waktu dari para tenaga
penjual. Mereka dapat lebih fokus untuk menangani pesanan yang lebih kompleks
dan perlu penanganan khusus.
7. Providing information online
Majalah Business Week melaporkan bahwa IBM mengeliminasi 99 juta customer
calls dan menghapus two billion dollars in fees pada tahun 2000 dengan menawarkan
informasi secara online. Setiap perusahaan seharusnya berhati-hati dalam menilai dan
memonitor perasaan customer terhadap perubahan teknologi yang terjadi. Hanya transaksi
rutin yang bernilai kecil yang dilakukan melalui web.
peralatan yang telah digunakan sebelumnya agar dapat digimakan para pemasoknya
sehingga dapat bertransaksi melalui internet.
8. Recruit employees.
Hire intellegence, sebuah perusahaan perekrutan online di Inggris mengestimasi bahwa
perekrutan karyawan secara online dapat reduce time and costs lebih dari 50% dalam proses
perekrutan. Metode ini juga dapat memperbaiki kualitas melalui interviu video melalui
internet.
9. Do research
Website memberikan kemudahan bagi pengusaha untuk melakukan riset. Cara ini
mengurangi kebutuhan akan investasi secara material atau perjalanan untuk melakukan
riset.
10. Training through the internet.
Cara yang unik untuk menghemat uang adalah dengan menyediakan pelatihan kepada
karyawan yang berbasis pada web. Perusahaan menyediakan materi pelatihan di web.
Para trainer didorong untuk mengkonversikan materi pelatihan ke dalam web.
E-commerce di samping kelebihan juga memiliki sejumlah kekurangan. Isu tentang
keamanan dan privacy sepatutnya menjadi perhatian pengusaha. Customer seringkali
mempertanyakan keamanan website jika mereka hendak bertransaksi melalui internet. Aspek privacy
juga berkaitan dengan security. Theft of data via the internet, seperti nomor kartu kredit menjadi hal
yang patut diwaspadai konsumen.
Kotler dan Keller, (2009) mengungkapkan kekurangan lain adalah masih rendahnya persentase
pengunjung online yang mengarah pada transaksi yaitu sebesar 1,8% dibandingkan dengan 5%
pengunjung department store.

5.6. Mitos E-commerce


Zimmerer dan kawan-kawan (2009) mengemukakan sejumlah mitos terkait dengan
wirausaha dan e-commerce seperti yang dijelaskan berikut ini:
a. Privasi bukan merupakan isu yang penting di Web
b. Teknologi bagian terpenting dalam usaha e-commerce
c. "Strategi? Bukan satu-satunya. Saya tidak butuh strategi untuk menjual di Web! Berikan
saja situs Web kepada saya, dan hal-hal lain akan berjalan dengan sendirinya."
d. Mudah dan murah mendirikan perusahaan di Web itu
e. Customer akan berbondong- bondong masuk ke situs tersebut
f. bila saya meluncurkan suatu situs,
g. Web memberi kemudahan mencari uang
h. E-commerce akan meniadakan toko ritel fisik
i. Peluang terbesar bagi e-commerce terletak pada sektor ritel
j. Terlambat sudah untuk menggunakan Web
k. Teknologi bagian terpenting dalam usaha e-commerce
l. Layanan customer tidak sepenting di toko ritel tradisional
m. Web lebih baik dengan Flash yang menarik.
n. Cover laman depanlah yang paling penting

1. Value Creation E-commerce


Rayport dan Sviokla (dalam Roberts, 2003) menyatakan bahwa nilai dalam bisnis
internet memiliki tiga dimensi yaitu content, konteks dan infrastruktur. Yahoo! Adalah satu
contoh yang bagus mengenai penerapan ini. Secara content, Yahoo! yang bermula dari search
engine, proposisi bisnisnya berbasis lari website lain. Peralihan dari sebuah search engine
menjadi portal, Yahoo! tidak hanya meningkatkan jumlah content tetapi juga menawarkan
diferensiasi seperti berita, harga saham, shopping, lelang dan hiburan. Yahoo! menawarkan
jasa secara personal melalui pembayaran khusus.
Yahoo! Secara konteks, menawarkan visualisasi yang bersih, tidak terganggu oleh animasi
atau hal-hal lain yang mengganggu konsumennya. Secara infrastruktur Yahoo! melakukan
berbagai perubahan drastis dibandingkan pertama kali hadir terutama ketika harus
berhadapan dengan kompetitor utama search engine: Google. Roberts (2003) menekankan
pentingnya penciptaan nilai (value creation) dalam mengembangkan bisnis yang berbasis
internet. Menurutnya penciptaan nilai terjadi ketika perusahaan yang memiliki konipetensi
dapat memenuhi kebutuhan customernya dengan cara yang menguntungkan.
Nilai seperti yang dikemukakan Kotler dan Keller (2009) merefleksikan jumlah dari
benefit dan biaya berwujud serta tidak berwujud yang dipersepsikan oleh customer. Nilai
merupakan kombinasi antara kualitas, jasa dan harga (quality, service, price) yang dikenal dengan
"tritunggal nilai pelanggan "customer value trial". Nilai meningkat dengan kualitas dan jasa serta
menurun dengan harga, meskipun faktor-faktor lain dapat memainkan peran yang penting
terhadap persepsi customer akan nilai.
Wirausaha harus dapat memadukan antara content, konteks dan itmstruktur ketika
mengembangkan e-commerce sehingga memiliki kemampuan untuk bersaing dengan
kompetitor. Perpaduan tersebut dapat menghasilkan efisiensi dan efektifitas dalam distribusi
produk.
2. Strategi Desain Web yang Menarik
Seseorang untuk kembali mengunjungi sebuah laman Web, salah satu faktor yang pendorong
adalah desain yang menarik (Nikashemi, 2012). Pengguna Web memiliki kebebasan yang sangat luas
untuk berpindah-pindah dari satu situs ke situs lainnya, dan tentunya kondisi ini sangat riskan bagi
sebuah Web yang memiliki desain less attractive, not communicative, not interactive, bahkan sulit
dinavigasi. Oleh karena itu, Zimmerer dan kawan-kawan (2009) memberikan sejumlah saran
terkait dengan desain Web dalam e-commerce sebagai berikut:
a. Transaksi proses pembayaran cepat dan mudah;
b. Ada jaminan kepada customer bahwa transaksi online mereka aman;
c. Informasikan biaya pengiriman dan penanganan sejak awal;
d. Konfirmasikan transaksi;
e. Terus perbarui situs Saudara;
f. Sering-seringlah menguji situs Saudara;
g. Pertimbangkan untuk menyewa tenaga profesional untuk mendesain situs Saudara
h. Ketahui siapa customer sasaran Saudara;
i. Layani kepada customer apa yang mereka inginkan;
j. Pilihlah nama domain yang intuitif dan menarik;
k. Web atau situs Saudara mudah dinavigasi;
l. Ada pusat ide hadiah;
m. Situs yang dapat memangun loyalitas dengan memberikan customer online alasan untuk
kembali ke situs Saudara;
n. Berikan hyperlink dengan bisnis lain, khususnya bisnis yang menjual produk atau jasa yang
melengkapi produk atau jasa Saudara;
o. Cantumkan alamat e-mail dan nomor telepon dalam situs Saudara;
p. Sediakan fasilitas agar customer dapat melacak pesanan mereka secara online;
q. Ada penawaran khusus kepada pelanggan Web;
r. Buat desain yang simple dan jelas.

3. Jaminan Kemanan Privasi


Privasi merupakan salah satu alasan yang menyebabkan seseorang enggan m elakukan
transaksi secara online (Wolfinbarger dan Gilly, 2002). Karena e-commerce memungkinkan
perusahaan untuk mengakses data customer secara luas, maka perusahaan perlu memberikan
jaminan akan keamanan data tersebut. Terdapat sejumlah langkah yang dapat dijalankan oleh
perusahaan untuk memberikan keyakinan pada customer bahwa data yang mereka input dalam
situs akan digunakan secara sah dan etis oleh perusahaan :
a. Perusahaan Saudara secara jelas harus menantumkan kebijakan privasi dalam situs
Saudara dan patuhilah.
b. Data customer harus dibuat inventarisi dan dikumpulkan dengan jelas
c. Perusahaan mngembangkan suatu kebijakan privasi untuk informasi yang Saudara
kumpulkan
Perusahaan, selain menjamin privasi data customer, juga harus memastikan bahwa situs
yang dimilikinya aman dari ancaman virus, hacker. Walaupun penggunaan data secara tidak sah
oleh pihak yang tidak bertanggung jawab. Perusahaan untuk kepentingan keamanan tersebut
perlu melengkapi dirinya dengan peranti lunak pendeteksi virus serta pendeteksi ancaman
penerobosan dari pihak luar, juga firewall untuk menghindari serangan dari hacker.

5.7. Praktik Bisnis Berbasis Website


Boomer Marketing Telah Lahir. Selasa, 20 Oktober 2015 / 15:11 WIB Sumber :
http://industri.kontan.co.id/news/tri-dan-boomer-luncurkan-aplikasi- pemasaran
JAKARTA. PT Hutchison 3 Indonesia atau operator telekomunikasi Tri bersama mitranya
Boomer hari ini (Selasa, 20/10) meluncurkan aplikasi marketing digital yang diberi nama
Boomer Marketing. Aplikasi yang memudahkan penggunanya untuk membuat strategi
marketing ini diciptakan untuk mendukung usaha kecil dan menengah (UMKM). Indonesia
dipilih menjadi negara pertama peluncuran Boomer Marketing.
"Kami yakin kolaborasi ini dapat memberdayakan generasi muda dalam mengembangkan bisnis
mereka," kata Dolly Susanto, Chief Sales and Marketing Officer Tri di Jakarta, Selasa (20/10). Tri
dalam kerja sama ini telah merancang metode pembayaran yang sangat efisien. Menurut Dolly
nantinya customer Tri yang memanfaatkan aplikasi ini dapat memanfaatkan keuntungan biaya
berlangganan dengan langsung dipotong dari kuota customer. Sementara pembayaran ini hanya
bisa dilakukan dengan menggunakan pulsa Tri yang dimiliki.
Aplikasi ini bisa diunduh gratis untuk pengguna android di Google Play dan untuk pengguna loS
di Apple Store. Namun untuk bisa mengakses layanan berbayar, konsumen akan dikenakan
pembayaran Rp 11.000,- dan paket full service seharga Rp 300 ribu. "Fasilitas ini hanya bisa
dinikmati customer Tri saja," imbuhnya.
Arun Gadiraju, Chairman & CEO Boomer, sementara itu, meyakini aplikasinya ini
akan bisa mendorong pertumbuhan UKM yang lebih luas. Menurutnya melalui website dan
live chatting pengguna Boomer Marketing dapat membuat promosi dan mengukur efektivitas
kinerja mereka. Apalagi ini bisa digunakan untuk mengatur marketing melalui banyak sosial
media seperti Twitter, Facebook dan Instagram. "Aplikasi ini untuk membantu konsumen
sekaligus penggunanya," tegasnya.

Reporter RR Putri Werdiningsih Editor Hendra


Gunawan
Sumber: www.kontan.co.id

Rangkuman
Marketing entrepreneurial adalah sebuah fungsi organisasi dan sekelompok proses untuk menciptakan,
mengkomunikasikan dan menyampaikan nilai kepada customer dan untuk mangemen hubungan
dengan customer dalam cara yang menguntungkan organisasi dan pihak-pihak yang
berkepentingan serta berkarakter inovatif, pengambilan risiko, proaktif dan berkinerja tanpa
sumber daya yang kini dikendalikan.
Marketing merupakan proses penciptaan dan penyampaian barang dan jasa yang diinginkan
kepada customer.
 Buzz marketing merupakan babak baru dari komunikasi word-of-mouth
yang muncul sebagai reaksi atas fakta bahwa semakin banyak konsumen
yang kritis terhadap iklan-iklan klasik.
 Viral marketing adalah penyebaran massage dan rumor tentang produk melalui
komunikasi yang honest and voluntary oleh customer sendiri dengan tujuan untuk
memperoleh customer baru. Identifikasi pasar sasaran dilakukan melalui marketing research.
Melalui riset, wirausaha dapat mengidentifikasi kebutuhan dan keinginan customer.
 Marketing melalui website memberikan banyak peluang bagi wirausaha
dan memberikan kemampuan untuk bersaing dengan perusahaan yang lebih besar.
Keberadaan website sangat efektif untuk menjangkau pasar customer muda yang high
income dan terdidik.
 Marketing gerilya merupakan teknik marketing yang tidak konvensional,
berbiaya rendah, kreatif. Prinsip marketing gerilya adalah aktivitas marketing yang efektif
dan tidak selalu menghabiskan dana besar.
 Langkah pertama dalam menyusun rencana marketing gerilya adalah mengidentifikasi
dan menentukan pasar sasaran.

Pertanyaan
1. Jelaskan, mengapa umumnya UKM tidak menerapkan perencanaan pemasaran secara
formal?
2. Jelaskan perbedaan marketing entrepreneuriall dan marketing tradisional?
3. Berikanlah contoh aktual tentang keberhasilan praktik marketing gerilya di Indonesia!
Jelaskan apa yang dimaksud dengan marketing gerilya?
4. Apa dan jelaskan apa yang dimaksud dengan buzz marketing dan viral marketing?
Berikanlah sampel aktual tentang aktivitas yang pernah dilakukan perusahaan di
Indonesia!
5. Jelaskan keunggulan marketing di website diban-dingkan dengan marketing secara
offline di toko konvensional?
6. Jelaskan yang dimaksud dengan mitos dalam e-commerce? Apakah yang sebaiknya dilakukan
wirausaha dalam menanggapi mitos-mitos tersebut?
7. Jika Saudara wirausaha apakah yang sebaiknya dilakukan ketika menjalankan e-
commerce untuk meyakinkan calon konsumennya bahwa website memberikan jaminan
keamanan transaksi dan privasi?
8. UKM dengan memanfaatkan fasilitas yang diluncurkan oleh operator seluler Tri dalam liputan
di atas! Jelaskan bagaimana praktik marketing entrepreneurial dapat dijalankan.
9. Jika mereka memutuskan untukmelakukan promosi menggunakan Boomer Marketing
tersebut! Jelaskan bagaimana UKM dapat mengukur kinerja marketing
entrepreneurial yang mereka jalankan.

Anda mungkin juga menyukai