Disusun Oleh :
LANGKAH 1
IDENTIFIKASI INSIDEN
Insiden : Salah Pemberian obat Injeksi ( instruksi dokter cairan Aminofluid, yang
diberikanadalah Aminophyllin injeksi di drip di cairan infuse pasien).
LANGKAH 2
PEMBENTUKAN TIM
Ketua : dr.Dewi Kuraesih
Sekretaris : dr. Ikhlaq Muluk
Notulen : dr Haekal Mahargias
Anggota:
1. dr. Abdul Rois (KPRS)
2. Olin S.Kep, Ns (KPRS)
3. Meli, AMK (KPRS)
4. Eva Martina (Karu VIP B)
5. dr. Martina Evata, Sp. D (DPJP)
6. dr. Rico Ciady (PMKP)
7. Rani (Farmasi)
LANGKAH 3
PENGUMPULAN DATA & INFORMASI
1. Observasi langsung
Tim melakukan observasi langsung ke ruang Diamond pada tanggal 23 November
2019 pukul 13.00 WIB
- Menemukan rekam medis pasien dan melihat SOAP DPJP di dalam rekam
medis pasien.
- Melihat jadwal dinas perawat.
2. Dokumentasi
a) Telaah rekam medis a/n Ny.S
b) Jadwal Dinas Perawat Ruang Diamond pada bulan November 2019.
c) Formulir Laporan IKP ke Tim KPRS dari ruang Diamond.
d) Resep DPJP untuk pasien Ny.S pada saat insiden terjadi
Interview
Hasil interview dengan perawat ruang Diamond tanggal 23 November 2019
1) Interview dengan dr.A (DPJP)
- Pada tanggal 20/11/2019 dokter visite pada pukul 08.00, pada saat visite,
dokter menanyakan keluhan pasien serta melakukan pemeriksaan fisik.
Dari hasil anamnesa, pasien sudah merasa membaik.
- Dokter A menulis SOAP di CPPT dan menulis resep untuk pasien, antara
lain Epsonal, Ranitidin dan Aminofluid.
- Perawat tidak mengulangi dan membaca kembali advis yang ditulis oleh
dr.A
- Keesokan harinya saat dr.A visite, dokter melihat pasien sedang terpasang
infuse PZ dan drip aminophyllin 14 tpm (tidak sesuai advis, yaitu
Aminofluid)
- Dr.A segera meminta perawat untuk melepas infus pasien.
2) Interview dengan Perawat Wa (perawat jaga shift malam tgl 20 November
2019)
- Berdasarkan hasil interview, kronologis menurut Perawat W adalah
sebagai berikut:
- Dr.A visite pada pagi hari pukul 08.00 dan menulis resep: Epsonal,
Ranitidin dan Aminofluid.
- Petugas farmasi mengambil resep pada pagi hari pukul 09.00
- Siang harinya pada pukul 11.30 petugas farmasi mengantarkan obat ke
ruangn dan ada serah terima dengan keluarga pasien. Kemudian petugas
farmasi menyerahkan kwitansi ke perawat jaga shift pagi.
- Setelah shift sore berakhir& melakukan operan jaga dengan perawat shift
malam.
- Perawat W standby di nurse station mengerjakan SOAP pasien dan
laporan lainnya.
- Perawat M dan Perawat Wa bertugas memberikan injeksi malam.
- Perawat yang bertugas injeksi memasukkan obat Aminophyllin dalam
cairan NaCl 0,9% 500 cc, karena obat tersebut yang tersedia di keranjang
obat pasien, perawat sudah melakukan identifikasi ke pasien dengan
melihat gelang identitas dan menanyakan identitas serta keluhan pasien.
Pada saat itu keluhan pasien pusing, tidak bisa tidur dan batuk. Perawat
Wa melihat lembar medikasi pasien, tertulis infus PZ + drip Aminophyliin
14 tpm (seharusnya program infuse Aminofluid 14 tpm).
- Keesokan paginya saat dr.A visite, dr.A menemukan bahwa px Ny.S
terpasang infuse PZ + drip Aminophyliin (tidak sesuai advis yaitu
Aminofluid)
- Dr.A meminta perawat melepas infuse tersebut.
- Dr.A lalu berkoordinasi dengan KaRu dan petugas farmasi untuk
mengecek ulang resep obat kemarin.
3) Interview dengan Petugas R (petugas farmasi tgl 20 November 2019)
- Petugas mengambil resep pasien di Diamond.
- Petugas farmasi lalu melakukan konfirmasi ke perawat ruangan Diamond
tentang resep dr.A, apakah itu aminophyllin atau bukan
- Perawat yang menerima telepon tidak melakukan konfirmasi ke perawat
pendamping visite dr.A, sehingga langsung mengiyakan pertanyaan
petugas farmasi
- Petugas farmasi lalu menyiapkan obat dan kwitansi untuk pasien Ny.S dan
menyerahkan ke ruangan
Dokumentasi : resep dan kwitansi obat (terlampir)
LANGKAH 4
FORM TABULAR TIMELINE
MASALAH - -
PELAYANAN
LANGKAH 5
FORM TIME PERSON GRID
Waktu / 19/11/2019 20/11/2019 21/11/2019 22/11/2019
Staf yang
terlibat
Masalah Instrumen/Tools
1. Tidak ada konfirmasi ulang (repeat back) Metode SBAR& repeat back
perawat Diamond terhadap tulisan resep
DPJP yang kurang Jelas
2. Petugas farmasi menanyakan terapi DPJP CPPT
kepada perawat yang bukan pendamping
DPJP visite
3. Tidak ada prosedur dari farmasi untuk SPO konfirmasi ke DPJP (dari
konfirmasi ulang resep kepada DPJP farmasi)
LANGKAH 7
FORM ANALISIS PERUBAHAN
Prosedur yang normal Prosedur yang dilakukan saat Apakah terdapat bukti
insiden perubahan dalam
proses
Dilakukan sistem read back – Tidak dilakukan sistem read Ya
repeat back terapi DPJP kepada back – repeat back terapi DPJP
perawat saat visite kepada perawat
Jika tidak jelas informasi Tidak dilakukan konfirmasi Ya
peresepan DPJP saat rawat ulang per telpon saat peresepan
inap, perawat jaga konfirmasi DPJP kurang jelas
langsung kepada DPJP
(komunikasi per telpon)
LANGKAH 8
FORM ANALISIS PENGHALANG
LANGKAH 11
ANALISIS FISH BONE
Faktor Staf : Faktor Regulasi :
Perawat tidak melakukan read back atau Dokumen efektifitas SBAR masih
repeat back terhadap instruksi dpjp dalam evaluasi
Pasien
datang Kesalahan
dengan dx pemberian
: obat pada
Cephalgia pasien
+ HT
Faktor Sosialisasi :
Kesimpulan dari analisa akar masalah ini adalah ditemukannya akar masalah
dari insiden keselamatan pasien yaitu tidak dilakukannya sistem komunikasi efektif
SBAR, read back, repeat back. Berdasarkan hasil analisis akar masalah ini maka akan
dibuat rekomendasi serta tindak lanjut untuk mencegah agar tidak ada lagi insiden
keselamatan pasien yang terjadi lagi.
4. SARAN