Anda di halaman 1dari 3

TUGAS PERSPEKTIF ETIKA DAN FILSAFAT KOMUNIKASI - M.KOM.

B
Beti Hapsarie - 1906334051

Isu dalam Filsafat Sistematik


Permasalahan Ontology dan Epistemology, Serta Hubungannya dengan Filsafat Komunikasi

Sebagai salah satu bidang ilmu atau bahkan bisa dibilang sumber dari berbagai bidang
ilmu, Filsafat juga memiliki masalah atau isunya sendiri. Muhammad Mufid membagi
permasalahan dasar filsafat menjadi 4: Logika sebagai landasan penalaran; Epistemologi sebagai
landasan pengetahuan; Metafisika sebagai landasan memahami hakikat; dan Metode Filsafat
(Mufid, 2009, h. 25). Permasalahan dasar Filsafat yang pertama adalah logika sebagai landasan
penalaran ini kemudian dibagi lagi menjadi empat berdasarkan hukum dasar logika, yaitu hukum
identitas, kontradiksi, tiada jalan tengan dan cukup alasan.
Keempat hukum dasar logika tersebut kemudian memiliki permasalahan yang berbeda-
beda, namun pada dasarnya permasalahan terletak pada kesenjangan antara yang ideal dengan
kenyataan atau pada pelanggaran definisi masing-masing hukum dasar tersebut. Misal contohnya
pada hukum kedua logika yaitu "hukum kontradiksi". Mufid menjelaskan maksud dari hukum
kedua logika ini adalah mengenai sesuatu pada waktu yang sama tidak dapat sekaligus memiliki
sifat tertentu dan juga tidak memiliki sifat tertentu. Contohnya dalam bidang komunikasi adalah
adanya Undang-Undang no. 40 tahun 1999 tentang Pers yang mengatur tentang kebebasan pers
yang isinya kemudian berkontradiksi dengan UU ITE. Di dalam UU Pers Pasal 4 Ayat 2
dinyatakan bahwa tidak akan ada pelarangan penyiaran bagi media massa di Indonesia, namun
UU ITE menyatakan bahwa pemerintah memiliki kewenangan dalam mencegah penyebarluasan
informasi elektronik yang memiliki muatan terlarang. Kontradiksi dalam dua perundang-
undangan ini kemudian menimbulkan persepsi bahwa pemerintah bisa mencabut pemberitaan
negatif di media massa online. Sehingga dalam perspektif hukum kontradiksi, perundang-
undangan ini tidak logis.
Permasalah dasar filsafat yang kedua adalah epistemologi sebagai landasan pengetahuan.
Pokok permasalahan dalam epistemologi adalah sumber, asal mula dan sifat dasar pengetahuan
yakni bidang, batas dan jangkauan pengetahuan (Mufid, 2009, h. 28). Pada permasalahan dasar
ini, perdebatan bersumber dari bahasan dasar filsafat yaitu kebenaran. Pertama-tama, Mufid
menyatakan bahwa kebenaran dari suatu objek pengetahuan atau ilmu tidak bisa serentak
diperoleh dalam suatu waktu tertentu. Selain itu seperti yang disebutkan di atas, sumber dari
pengetahuan itu sendiri merupakan sebuah masalah. Mufid juga menjelaskan bahwa pengetahuan
memiliki 5 sumber, yaitu kepercayaan yang berdasarkan tradisi; kebiasaan-kebiasaan dan agama;
pancaindra/pengalaman; akal pikiran; dan intuisi individual (Mufid, 2009, h. 29). Kebenaran
secara ilmiah terkadang sulit untuk dibuktikan jika dilihat dari sumber pengetahuan, namun
terkadang pengetahuan tersebut sudah menjadi sistem kepercayaan masyarakat yang kemudian
menjadi kebenaran bagi masyarakat itu sendiri meskipun belum tentu benar bagi masyarakat
lainnya misal.
Pertanyaan yang sering diajukan dalam memahami permasalahan dasar dari sisi
epistemologi adalah "Apa kriteria yang dipakai untuk mengukur kebenaran dan kepastian sebuah
pengetahuan? Bagaimana sebuah pengetahuan bisa dikatakan sahih?". Untuk menjawab ini,
epistemologi memiliki beberapa teori kesahihan pengetahuan yaitu teori koherensi,
korespondensi, pragmatis, semantik dan logikal yang berlebihan (Mufid, 2009, h. 30). Jika
sebuah pengetahuan memenuhi 5 teori kesahihan ini, maka dua pertanyaan yang diajukan diatas
akan terjawab dan pengetahuan tersebut bisa dibilang sahih.
Permasalah dasar filsafat yang ketiga yaitu metafisika sebagai landasan memahami
hakikat menurut Mufid merupakan persoalan yang kompleks. Namun Mufid menjelaskan bahwa
banyak teori yang mencoba menjawab masalah ini, dua diantaranya adalah teori idealisme dan
materialisme. Permasalahan filsafat ini juga mencoba untuk memecahkan berdasarkan apa
realitas itu ditentukan, kedua teori tersebut mencoba menjawab dengan perspektif yang berbeda.
Teori idealisme berpusat kepada "Aku" sebagai subjek yang paling konkret, maka dari itu "aku"
merupakan satu-satunya realitas. Hal ini terjadi karena aliran idealisme menyatakan bahwa "aku"
bersifat otonom dan merdeka sehingga sadar akan objek yang dihadapi. Sedangkan pada teori
materialisme, realitas dititikberatkan pada alam. Sehingga pengetahuan bersumber pada
pengalaman (Mufid, 2009, h. 31).
Permasalahan dasar pada filsafat kemudian coba dipecahkan menggunakan metode
filsafat. Hal ini bertujuan agar studi filsafat dapat dijelajahi secara tuntas dan tujuan penyelidikan
filsafat tercapai. Metode ini disediakan dikarenakan lingkup dan jangkauan studi filsafat yang
sangat luas, bahkan melebihi potensi dari akal manusia itu sendiri. Pada banyaknya metode
filsafat yang tersedia, Mufid menyempitkannya menjadi lima metode yaitu Metode Zeno,
Metode Sokratik, Metode Plato, Metode Aristoteles, dan Metode Skolastik (Mufid, 2009, h. 32).
Jika sumbernya saja memiliki masalah yang mendasar, maka tidak dapat dihindari bahwa
cabangnya memiliki masalah mendasar pula. Begitu pula studi ilmu komunikasi sebagai cabang
ilmu dari filsafat. Littlejohn menyatakan bahwa terdapat sejumlah isu filosofis tentang studi
komunikasi yang dibagi menjadi tiga yakni epistemologi, ontologi dan aksiologi (Mufid, 2009, h.
38). Dua tema yang akan dibahas dalam paper ini adalah epistemologi dan ontologi.
Isu epistemologi merupakan cabang filsafat yang mengkaji mengenai cara manusia
mendapatkan pengetahuan. Terdapat lima pertanyaan yang harus dijawab untuk memecahkan isu
filosofis dalam studi komunikasi menurut Littlejohn. Salah satunya adalah "Apakah pengetahuan
ada karena pengalaman?". Littlejohn menyatakan bahwa banyak pakar yang yakin bahwa
pengetahuan diperoleh oleh manusia karena pengamatannya terhadap dunia. Pengetahuan
tersebut diperoleh karena diberikan pengetahuan tersebut yang kemudian diperkuat dengan
pengalamannya sendiri. Jika diletakkan dalam konteks komunikasi, pengetahuan manusia
mengenai suatu isu (bagaimana ia memandang dunia melalui isu tersebut) didapat dari informasi
yang ia konsumsi dari media. Pengetahuannya mengenai isu tersebut kemudian merupakan hasil
pemaknaan dari media massa tersebut yang kemudian diperkuat dengan pengalamannya dengan
pemberitaan dari media massa lain. Sehingga dalam komunikasi dikenal teori Agenda Setting
atau Framing. Pertanyaan-pertanyaan lainnya yaitu "Apakah pengetahuan bersifat pasti?",
"Proses apa yang menyebabkan tumbuhnya pengetahuan?", "Apakah pengetahuan sebaiknya
dipahami secara terpisah atau menyeluruh?", dan "Apakah pengetahuan harus eksplisit?".
Isu ontologi sebagai cabang filsafat kemudian berkaitan dengan hakikat dari apa yang
ingin kita ketahui. Dalam ilmu komunikasi, ontologi berfokus pada pemahaman hakikat interaksi
sosial manusia (Mufid, 2009, h. 41). Terdapat empat isu ontologis yang penting untuk dibahas
yaitu: Apakah manusia membuat pilihan yang sebenarnya; Apakah perilaku manusia sebaiknya
dipahami secara permanen atau temporal; Apakah pengalaman manusia bersifat individual atau
sosial; Atas dasar apa komunikasi dikontekstualisasikan. Jika ditarik benang merah, dapat
disimpulkan bahwa pada isu ontologis ini, Littlejohn menyetujui bahwa perilaku manusia tidak
terikat pada satu faktor saja melainkan merupakan kombinasi dari faktor dari dalam dirinya
sendiri maupun tergantung oleh keadaan sosialnya. Contohnya pada pertanyaan "Apakah
perilaku manusia sebaiknya dipahami secara permanen atau temporal?", pengaruh bagi
pemilihan tindakan manusia dibagi menjadi State dimana manusia dianggap bersifat dinamis dan
tergantung situasi kondisi, serta Trait dimana manusia dianggap memiliki sekumpulan karakter
sehingga perilakunya dapat diprediksi.

DAFTAR PUSTAKA

Bayu, Dimas Jarot. (2016). Pasal Hak Hapus Berita Negatif di UU ITE Ancam Kebebasan
Pers.
https://nasional.kompas.com/read/2016/10/28/16290811/pasal.hak.hapus.berita.negatif.di.uu
.ite.ancam.kebebasan.pers. Diakses pada 17 September 2019
Mufid, Muhammad. (2009). Etika dan Filsafat Komunikasi. Jakarta: Kencana

Anda mungkin juga menyukai