Anda di halaman 1dari 14

Perbedaan Objektivitas Pemberitaan Media Online dalam Berita Nasional dan

Internasional
(Analisis Isi Peliputan Berita Kebakaran Hutan Kalimantan dan Amazon di BBC
Indonesia)
Beti Hapsarie
Magister Manajemen Komunikasi, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Universitas Indonesia

Abstrak
Penelitian ini mengkaji objektivitas pemberitaan BBC Indonesia mengenai kebakaran
hutan Amazon dan Kalimantan. Penelitian ini bertujuan untuk melihat apakah ada perbedaan
objektivitas dari pemberitaan isu lingkungan internasional dan nasional yang dimuat di dalam
satu media, terutama media yang berafiliasi dengan media internasional. McQuail (2000)
mendefinisikan objektivitas media sebagai pengambilan posisi terpisah dan netral dengan
menanggalkan subjektivitas dan pendapat pribadi wartawan terhadap objek pemberitaan atau
sumber berita. Analisis isi kuantitatif dilakukan terhadap 30 berita yang dikumpulkan selama
periode Juli-September 2019 dan dilakukan coding menggunakan 8 indikator sesuai skema
objektivitas Westerstahl. Dari hasil pengujian yang telah dilakukan, diketahui bahwa tidak
terdapat perbedaan objektivitas dalam pemberitaan berita kebakaran hutan di Kalimantan dan
Amazon pada BBC Indonesia. Hasil pengujian ini masih sejalan dengan konsep jurnalisme
lingkungan, di mana setiap jurnalis dituntut untuk memihak dan mendukung lingkungan itu
sendiri. Akan tetapi, ketika dibandingkan dengan penelitian terdahulu, maka hasil pengujian
dalam penelitian ini menunjukkan perbedaan. Hal ini dikarenakan dalam penelitian terdahulu,
topik yang diangkat adalah terkait dengan politik, bukan lingkungan.
Kata kunci: Objektivitas Berita, Berita Nasional dan Internasional, Jurnalisme
Lingkungan
Abstract
This study examines the objectivity of BBC Indonesia reporting on Amazon and
Kalimantan forest fires. This study aims to see whether there is a difference in objectivity from
reporting on international and national environmental issues published in one media, in which
they are affiliated with international media. McQuail (2000) determines media objectivity as
taking a separate and neutral position by leaving subjectivity and personal opinion towards
the news object or news source. Quantitative content analysis was carried out on 30 news
collected during the July-September 2019 period and was coded using 8 appropriate indicators
using Westerstahl's objectivity scheme. From the results of research that have been carried
out, it is known that there is no difference in objectivity in reporting forest fires in Kalimantan
and Amazon on BBC Indonesia. The results are in line with the concept of Environmental
journalism, where journalists are required to side and support the Environment itself.
However, compilation compared to published research, the test results in this study show
differences. This is related to previous research, the topic raised is related to politics, not the
environment.
Keywords: News Objectivity, National and International News, Environmental Journalism
Pendahuluan Dalam kasus kebakaran hutan ini,
Peristiwa perusakan dan kebakaran media memegang peran penting selain
hutan yang terjadi akhir-akhir ini untuk menumbuhkan kesadaran
mengancam keberlangsungan hidup dan masyarakat akan isu-isu lingkungan, juga
kesehatan bumi dalam jangka panjang, untuk mengedukasi masyarakat dalam
terutama hutan memiliki peran yang besar menyadari pentingnya pengelolaan
sebagai penyangga fungsi kehidupan. lingkungan dan sebagai bentuk fungsi
World Bank dalam National Geographic kontrol dan koreksi pers dalam memonitor
mengungkapkan antara 1990 hingga 2016, isu yang terkait dengan lingkungan hidup.
dunia kehilangan 1.300.000 km hutan.
2
Dengan adanya teknologi, penyebaran
Peristiwa kebakaran hutan yang sempat informasi melalui berita yang ditayangkan
menjadi perhatian publik pada tahun 2019 oleh media online seharusnya menjadi lebih
adalah kebakaran hutan di Amazon dan mudah. Namun, perkembangan media
Kalimantan. Hutan Amazon, berlokasi di online yang pesat membuat media
Amazon, Amerika Selatan, disebut sebagai berlomba-lomba dalam menyajikan berita
paru-paru dunia karena 20% oksigen dunia sehingga tidak sedikit yang melupakan
dihasilkan oleh ekosistem di dalam hutan standar penulisan berita.
ini. Namun sejak Januari hingga Agustus McQuail (2010) mengatakan salah
2019, pusat penelitian luar angkasa Brasil, satu konsep yang penting dalam
Instituto Nacional de Pesquisas Espaciais membicarakan kualitas informasi di dalam
(INPE), mencatat adanya lebih dari 74 ribu berita adalah objektivitas. Karakteristik
kebakaran yang terjadi di hutan Amazon. dari objektivitas media yaitu pemberitaan
Penyebab kebakaran adalah deforestasi dan yang netral ketika peliputan dan
eksploitasi hutan oleh presiden Brasil, Jair penyampaian, adanya keberimbangan
Bolsonaro. dalam menyajikan dua sisi dari sebuah isu,
Kejadian serupa juga terjadi di ketepatan dalam menyampaikan berita,
Indonesia, tepatnya pada hutan Kalimantan menyajikan hal yang relevan dengan isu
yang juga berperan sebagai paru-paru pemberitaan, jelas dalam memisahkan
dunia. Menurut data Kementerian antara fakta dengan opini, serta memastikan
Lingkungan Hidup dan Kehutanan yang tidak adanya ikut campur pihak ketiga.
dirilis melalui situs resminya, luas Konsep objektivitas dalam berita
kebakaran lahan dan hutan di Kalimantan lingkungan telah diperdebatkan oleh
mencapai 16.892 Ha pada tahun 2019. kalangan akademisi dan praktisi. Namun
Kebakaran hutan ini tidak hanya menurut Frome (1998) pihak yang
mengancam keanekaragaman flora dan memberitakan isu lingkungan perlu untuk
fauna di dalamnya, namun juga mendukung kelestarian bumi, sehingga
menyebabkan pencemaran udara yang unsur objektivitas perlu untuk
buruk serta mengancam kehidupan diaplikasikan.
ekonomi dan sosial penduduk Kalimantan Dewan Pers mencatat dan
yang berada di sekitar hutan. Kejadian ini memberifikasi media online untuk
cukup masiv dan memprihatinkan sehingga memberikan perlindungan kepada khalayak
tidak luput dari perhatian dan pemberitaan dan pengawasan terhadap kebebasan pers
media massa. Wright (dalam Liliweri, Indonesia. Akan tetapi ada beberapa media
2011) menyatakan salah satu fungsi media siber yang belum terdaftar dalam laman
adalah pengamat lingkungan atau jejaring Dewan Pers, salah satunya BBC
surveillance. Dengan fungsinya ini, media Indonesia. Media online ini memiliki
memberikan informasi kepada publik yang afiliasi dan merupakan bagian dari BBC
memungkinkan mereka untuk menyadari World Service, perusahaan media yang
perkembangan lingkungan di sekitar berpusat di Inggris. Sejak memasuki
mereka. Indonesia pada tahun 2007, BBC Indonesia
memiliki komitmen untuk menyajikan objektivitas media sebagai pengambilan
berita secara imparsial dan independen. posisi terpisah dan netral dengan
Namun sebagai media yang memiliki menanggalkan subjektivitas dan pendapat
afiliasi dengan media internasional, pribadi wartawan terhadap objek
objektivitas dalam berita BBC Indonesia pemberitaan atau sumber berita. Berita
menarik untuk diteliti. Terutama melihat yang disajikan harus nihil dari maksud
salah satu unsur objektivitas adalah tersembunyi untuk melayani pihak ketiga
proximity, seharusnya kasus kebakaran (Effendy, 2016).
hutan di Kalimantan lebih menarik Semenjak diperkenalkan dalam
perhatian media dan khalayak pembaca di diskursus media, objektivitas selalu
Indonesia. menjadi perdebatan praktisi jurnalis
Sesuai dengan uraian diatas, maupun ilmuwan Komunikasi. Kritikus
peneliti akan melihat apakah ada perbedaan dengan paham konstruktivis seperti
objektivitas pemberitaan media online Tuchman (1978), Shoemaker & Reese
BBC Indonesia terhadap berita nasional (1996) dan Cohen & Young (1973)
dan internasional, dengan studi kasus beranggapan bahwa objektivitas absolut
pemberitaan kebakaran hutan Amazon dan adalah hal yang tidak mungkin dicapai
Kalimantan. Adapun penelitian ini karena pemberitaan sebuah isu adalah
diharapkan dapat memperkaya penelitian sebuah konstruksi makna, sehingga tidak
menggunakan metode analisis isi, bisa sepenuhnya bebas dari pendapat
khususnya dalam melihat objektivitas pribadi jurnalis maupun institusi media itu
media dengan cakupan rubrik berita sendiri (Boudana, 2011).
nasional dan internasional pada berita isu Namun McQuail menyatakan
lingkungan hidup. Penelitian ini juga bahwa objektivitas jurnalistik dapat diukur
diharapkan dapat menambah kajian media dengan nilai-nilai objektif dan prinsip
dan Ilmu Komunikasi di Indonesia. Hal ini seperti: memisahkan fakta dari opini,
karena penelitian terhadap aspek menghindari pandangan emosional dalam
objektivitas media dalam berita isu memandang peristiwa, memberikan prinsip
lingkungan masih terbatas. Selain itu, keseimbangan dan keadilan serta melihat
penelitian ini juga diharapkan dapat peristiwa dari dua perspektif. Wartawan
memperkaya pemahaman akademisi dapat menjadi objektif jika menerapkan
mengenai media massa Indonesia dalam prosedur yang sudah ada, mulai dari
memberitakan isu nasional dan peristiwa apa yang akan diliput (apa
internasional. pertimbangan objektif dan rasional
mengapa suatu peristiwa diliput), mencari
Objektivitas Media data (dari mana saja data diambil), sampai
Objektivitas telah menjadi salah menulis (kata apa yang dipakai), suntingan
satu standar dan tujuan bagi pemberitaan di tulisan (apa alasan menempatkan berita
sebuah media. Sebuah pemberitaan dapat menjadi headline), dan lain-lain (Eriyanto
dikatakan memenuhi standar nilai dalam Effendy, 2016). Hal ini sesuai
objektivitas jika mampu memisahkan dengan alasan konsep objektivitas
secara jelas antara opini dengan fakta yang digunakan adalh untuk menemukan
terjadi di lapangan (Tong, 2015). Jurnalis kebenaran melalui usaha yang sungguh-
yang objektif diharapkan untuk menjadi sungguh layaknya ilmuwan mencari
pengamat dari sebuah fenomena yang kebenaran (Strekfuss dalam Effendy,
terjadi, bukan menjadi bagian dari 2016).
fenomena tersebut dengan menambahkan Maka dari itu diperlukan alat ukur
dialog dalam fenomena yang ia amati atau yang pas serta skema untuk melakukan
laporkan (Soffer dalam Tong, 2015). Maka penelitian terhadap objektivitas media,
dari itu, McQuail (2000) mendefinisikan salah satunya adalah skema konseptual
milik Westerstahl (dalam McQuail, 2010). aspek netralitas adalah non-
Skema ini memberikan penekanan kepada evaluative dan non-sensational
dua dimensi utama yaitu faktualitas dan (kesesuaian judul dengan isi berita).
imparsialitas. Aspek balance atau keberimbangan
a. Faktualitas berkaitan dengan keberimbangan
Dimensi ini berkaitan dengan nilai dalam pemberitaan dan
dan fakta di dalam berita yang bisa penilaiannya dibagi menjadi duat
diverifikasi terhadap sumber berita yaitu equal or proportional access
dan disajikan dari opini subjektif dan even-handed evaluation
wartawan atau paling tidak terpisah (McQuail dalam Christofiana,
dari komentar subjektif. Dimensi 2014).
faktualitas mencakup truth
(kebenaran), relevance (relevansi),
dan informativeness. Truth
digunakan untuk mengukur tingkat
kebenaran atau fakta yang
disajikan. Aspek truth dibagi
menjadi tiga sub-aspek: factualness
(pemisahan yang jelas antara fakta
dan opini), accuracy (ketepatan
data yang diberitakan, seperti
jumlah, tempat, waktu, nama, dan
sebagainya), dan completeness
(kelengkapan unsur 5W+1H dalam
Media Online dan Pemberitaannya
berita) (Rahayu dalam Christofiana,
Sebelum adanya perkembangan
2014). Relevance atau relevansi
teknologi dan internet, media massa
diukur dari standar jurnalistik yang
dikelompokkan menjadi media cetak
terkandung di dalamnya, seperti
(printed media) dan siaran (broadcast
significance, magnitude, timeliness,
media). Munculnya internet diikuti dengan
proximity, prominence dan human
terbentuknya jenis media baru (new media)
interest. Relevansi berkaitan
yaitu media yang menggunakan jaringan
dengan proses pemilihan fakta
internet atau online. Lister et al (2009)
daripada bentuk penyajiannya.
mengkarakteristikan media baru menjadi
b. Imparsialitas
enam, yaitu:
Dimensi ini berkaitan
a. Digital: pada media online, semua
dengan ketidakberpihakan
pemasukan data diubah menjadi angka.
wartawan dalam penulisan berita,
Teks, tulisan, suara maupun gambar
artinya wartawan tidak
bergerak dapat diubah menjadi angka-
menggabungkan opini pribadinya
angka yang kemudian dapat disimpan ke
maupun memihak salah satu
dalam bentuk online, seperti piringan
sumber beritanya (McQuail dalam
digital, drive memori, yang kemudian dapat
Christofiana, 2014). Dimensi ini
di-decode kembali seperti tampilan yang
dibagi menjadi dua aspek yaitu
terlihat di layar monitor.
neutrality (netralitas) dan balance
b. interaktivitas : pada level ideologi,
(keseimbangan). Aspek netralitas
interaktivitas menjadi nilai tambah dari
dinilai melalui cara penyajian suatu
media baru. Apabila di media lama
berita, termasuk penempatan berita,
khalayak mengkonsumsi informasi dengan
aspek yang ditonjolkan, maupun
pasif, khalayak media baru lebih aktif dan
pemilihan kata-kata yang
dapat berkomunikasi dan melakukan
digunakan. Nilai yang diukur dalam
hubungan (engagement).
c. Hipertekstual: apabila di media sering ditemukan media yang lebih
lama informasi relatif tidak dapat diulang mengutamakan kecepatan dibandingkan
dan khalayak tidak dapat memunculkan dengan konten pemberitaan itu sendiri.
informasi terkait dengan yang mereka Melihat perkembangan ini, Dewan Pers
dapatkan, khalayak media baru dapat mengeluarkan pedoman yang
melakukan hal tersebut. Selain dapat mengharuskan pengelolaan media online
menjadi database informasi, media baru secara profesional. Terdapat 9 pedoman
juga dapat menjadi alat untuk menggali pemberitaan media online yang berkaitan
informasi lebih banyak dari sebuah isu. dengan ruang lingkup, verifikasi dan
d. Maya (virtual): karakteristik ini keberimbangan berita, isi buatan pengguna,
merupakan karakteristik yang dapat ralat, koreksi dan hak jawab, pencabutan
melemahkan media baru. Pada konsep berita, iklan, hak cipta, pencantuman
media dikenal proses gatekeeping yang pedoman, dan sengketa.
berfungsi menyaring informasi yang
dikeluarkan oleh media, namun sayangnya Berita Nasional dan Berita Internasional
karakteristik media baru yang maya ini Berita nasional merujuk pada
membuat media online menjadi bebas dan berita-berita yang berada di dalam suatu
identitas seseorang bisa saja tidak jelas dan negara atau bangsa. Berita nasional berisi
belum tentu dapat dipercaya. Penyebaran informasi dan peristiwa-peristiwa yang
informasi dapat dilakukan oleh siapa saja. ditujukan untuk khalayak luas namun tetap
e. jaringan : jenis data atau informasi berada di dalam teritori tertentu
dalam media baru dapat diklasifikasikan (Dimitrakopoulou, 2015). Hepp dan
sehingga mempermudah khalayak untuk Couldry (2010) menjelaskan bahwa
menemukan informasi tersebut. Jaringan walaupun ditujukan untuk khalayak luas
tersebut tersebar di dalam www (the world dalam skala nasional, berita nasional juga
wide web), seperti: forum online, agregator mempromosikan agenda-agenda media
berita, media sosial dan masih banyak lokal. Berita nasional berisi informasi
klasifikasi lainnya. spesifik dan tidak jarang tentang penerapan
f. Tersimulasi: di dalam media baru budaya di dalam suatu negara.
terdapat pengubahan realitas ke dalam Situs Definitions.net (2019)
bentuk fiksi. Penggambaran dunia nyata mendefinisikan berita internasional sebagai
yang diangkat ke dalam bentuk maya berita dari luar negeri, berisi tentang suatu
terlihat jelas pada media baru seperti online negara atau isu yang bersifat global. Dalam
video games. jurnalisme, berita internasional merupakan
kanal yang berkaitan dengan berita-berita
Tidak berbeda dengan media yang dikirim oleh koresponden atau kantor
konvensional, salah satu tugas dari media berita luar negeri, atau informasi yang
baru adalah menyampaikan informasi dikumpulkan melalui teknologi, seperti
kepada masyarakat yang biasanya telepon, televisi satelit atau internet. Hagen
berbentuk berita. Namun tidak semua (1994: 419) seorang peneliti dari Norwegia
informasi yang didapatkan bisa disebut menemukan bahwa terdapat perbedaan
berita. Effendy (dalam Hikmat, 2018, p. dalam bagaimana khalayak memproses
155) mengatakan ada dua aspek yang harus berita nasional dan berita internasional.
selalu ada pada berita, yaitu aktualitas dan Penelitiannya menunjukkan bahwa
objektivitas berita. Memasuki era media khalayak lebih tertarik mendalami berita
baru, pemberitaan media setidaknya juga nasional karena mereka merasa berita
mengalami perubahan. Khalayak media nasional lebih relevan. Sementara itu,
baru menuntut adanya kecepatan dalam khalayak menganggap berita internasional
penyampaian informasi oleh media kepada menarik karena terdapat isu-isu yang
publik. Oleh karena itu, tidak jarang bahwa bersifat kontras dari kehidupan mereka.
Khalayak menjadikan berita internasional Hayakawa (1946) seperti dikutip oleh
untuk mencari dan mengkonfirmasi Severin dan Tankard (1992: 82)
perbedaan negara mereka dengan negara memberikan Golden mean dari perdebatan
lain (Hjarvard, 2001). ini. Menurutnya, untuk menerapkan
objektivitas, setiap berita yang diliput harus
Jurnalisme Lingkungan lolos uji validasi dan verifikasi terhadap
Media massa memiliki peran dan objek berita,
kekuatan untuk mengedukasi dan
menyadarkan isu lingkungan yang sedang
terjadi di sekitarnya. Hal ini penting untuk
dilakukan karena lingkungan merupakan
bagian dari ekosistem besar di kehidupan.
Edukasi ini dapat dilakukan oleh media
massa melalui jurnalisme lingkungan.
Atmakusumah & Basorie dalam bukunya
"Mengangkat Masalah Lingkungan ke
Media Massa", menyebutkan tiga tugas
utama media di bidang lingkungan: H0 : Tidak terdapat perbedaan objektivitas
a. Menumbuhkan kesadaran media online dalam penyajian berita
masyarakat terhadap isu-isu lingkungan, nasional dan internasional.
b. Mengedukasi masyarakat untuk H1 : Terdapat perbedaan objektivitas
menumbuhkan kesadaran terhadap peran media online dalam penyajian berita
mereka dalam mengelola lingkungan nasional dan internasional.
hidup, dan
c. Memiliki hak untuk mengoreksi Metode
dan mengontrol isu-isu pengelolaan Koleksi Data
lingkungan hidup. Penelitian ini menggunakan
Frome (1998) mendefinisikan pendekatan kuantitatif dan paradigma
jurnalisme lingkungan sebagai salah satu positivistik, serta metode penelitian analisis
bentuk komunikasi yang dirancang untuk isi pada berita kebakaran Amazon dan
menyajikan informasi dan data yang akurat Kalimantan yang dipublikasikan BBC
ke masyarakat agar menjadi dasar-dasar Indonesia pada rentang waktu 1 Juli hingga
pertimbangan mereka dalam membuat 30 September 2019 karena merupakan
keputusan yang berkaitan dengan isu-isu rentang waktu kebakaran terjadi bersamaan
lingkungan. Dalam bukunya, dan sedang mencapai puncaknya. Artikel
Environmental Communication and the berita ditemukan menggunakan paduan
Public Sphere, Phaedra & Cox (2017) kata kunci (kebakaran hutan Amazon;
menyatakan bahwa objektivitas merupakan kebakaran hutan; hutan amazon; kebakaran
salah satu prinsip utama pada jurnalisme hutan kalimantan; karhutla kalimantan;
lingkungan. Pada praktiknya, akademisi hutan amazon). Dari rentang waktu dan
komunikasi lingkungan Anabela Carvalho kata kunci yang telah ditentukan, diperoleh
(2007) mengemukakan bahwa konstruksi 30 berita masing-masing 15 berita untuk
yang dibangun terhadap isu-isu lingkungan kasus kebakaran hutan di Amazon dan di
seringkali terbentur dengan ideologi para Kalimantan. Teknik sampling jenuh dipilih
pembuat berita. Sampai sekarang, konsep sehingga keseluruhan 30 berita akan
objektivitas masih mengundang perdebatan diambil sebagai sampel penelitian. Berikut
dalam jurnalisme, khususnya jurnalisme daftar sampel penelitian ini.
lingkungan, mengingat salah satu peran
jurnalisme lingkungan adalah mendukung
keamanan dan kesehatan lingkungan.
Tabel 1. Daftar sampel berita kebakaran hutan Amazon dan Kalimantan
Kebakaran Hutan Amazon Kebakaran Hutan Kalimantan

Judul Tanggal Judul Tanggal


Mahkamah Agung vonis Presiden
Hutan seluas 'lapangan sepak
Joko Widodo melanggar hukum 20 Juli
bola' di Amazon Brasil hilang 3 Juli 2019
dalam kasus kebakaran hutan, 2019
setiap menit
KLHK akan ajukan PK
Presiden Joko Widodo 'lebih
Amazon: Suku yang terbuang
16 Juli terhormat' buka nama perusahaan 22 Juli
di hutan yang terus
2019 pembakar hutan sebelum diminta 2019
menghilang
pengadilan
Kerusakan Amazon akibat Kebakaran hutan: 'Kami adalah
31 Juli 7 Agustus
penambangan ilegal dapat penjaga hutan Kalimantan' - Kisah
2019 2019
disaksikan dari luar angkasa para perempuan 'penakluk api'
Kebakaran hutan: Anak-anak
Kebakaran hutan di Amazon muda di Palangkaraya turut serta
21 Agustus 12 Agustus
mencapai rekor, kata badan dalam demo global, 'Selesaikan
2019 2019
antariksa Brasil kebakaran hutan 22 tahun di
Kalimantan'
Hutan Amazon kebakaran Kebakaran hutan dan lahan:
hebat, pemerintah Brasil 22 Agustus Perjuangan para relawan dan 24 Agustus
dituding 'percepat laju 2019 warga padamkan api di 2019
deforestasi' Palangkaraya
Kebakaran Amazon: 'Rumah
Deforestasi 'menjadi penyebab
kita sedang terbakar', kata 23 Agustus 26 Agustus
utama' kebakaran di hutan
presiden Prancis menjelang 2019 2019
Amazon
KTT G7
Kebakaran hutan Kalimantan
Ribuan hutan tropis Amazon
24 Agustus Tengah : 'Warga batuk-batuk, 27 Agustus
terbakar - seberapa parah
2019 sesak napas, hingga harus turun 2019
keadaannya?
tangan padamkan api'
Kebakaran hutan: Puluhan anak
Deforestasi 'menjadi penyebab 6
28 Agustus muda protes di Palangkaraya atas
utama' kebakaran di hutan September
2019 bencana yang mereka alami
Amazon 2019
bertahun-tahun
Kebakaran Amazon: Brasil
6
tolak tawaran bantuan Rp315 28 Agustus Kebakaran hutan: Argumen
September
miliar, kecuali presiden 2019 Malaysia-Indonesia soal asap
2019
Prancis minta maaf berujung ke mana?
Kebakaran Amazon bisa
12
membuat hutan tropis ini 30 Agustus Kebakaran hutan di Kalimantan
September
berubah menjadi padang 2019 meluas, orang utan terserang ISPA
2019
rumput
Kebakaran Amazon: Kisah
Kebakaran hutan di Kalimantan 17
tragis pasangan yang 31 Agustus
Tengah terparah sejak 2015: September
meninggal saat mencoba 2019
Cadangan air di lokasi habis 2019
menyelamatkan rumah mereka
Kebakaran hutan: Kisah warga
Kebakaran Amazon: 1 17
Palangkaraya yang terpaksa
Bagaimana nasib binatang September September
bertahan menghirup asap, 'Bisa
yang terperangkap? 2019 2019
pusing, bisa sesak'
Kebakaran hutan Amazon :
7 Kabut asap pekat kembali selimuti 19
Tujuh negara tandatangani
September Palangkaraya, warga 'takut kanker September
Perjanjian Perlindungan
2019 paru-paru 2019
Amazon
Kebakaran hutan: Ancaman
Dulu saling bunuh, kini suku- 8 20
Jokowi pecat pejabat TNI-Polri
suku asli Brasil bersatu demi September September
'pepesan kosong', kata aktivis
selamatkan hutan Amazon 2019 2019
lingkungan
Apa yang akan terjadi jika 27 Kabut asap pekat kembali selimuti 24
semua pohon di dunia September Palangkaraya, warga 'takut kanker September
menghilang? 2019 paru-paru' 2019

Konseptualisasi dan Operasionalisasi

Variabel Dimensi Sub- Indikator


Dimensi

Tingkat Faktualitas Truth Faktual: faktual adalah kejadian yang bersifat


Objektivitas nyata, benar-benar terjadi tetapi tidak terikat
dengan waktu.

Berita yang dibuat berdasarkan peristiwa atau


kejadian yang sebenarnya, tanpa memuat unsur
opini. Terbagi menjadi fakta sosiologis dan
fakta psikologis (Mcquail, 2010)

Akurasi: Berbicara terkait penggunaan


narasumber dan ketepatan dalam aspek
penulisan berita yang disajikan kepada
khalayak. Juga merupakan kegiatan verifikasi
terhadap fakta oleh jurnalis dalam menyajikan
sebuah berita (Mcquail, 2010)

Lengkap: tidak ada yang kurang, genap.

Penyampaian fakta dan peristiwa secara


keseluruhan. Aspek 5W + 1H disajikan secara
lengkap (Rahayu dalam Christofiana, 2014)

Relevance Relevansi sesuai dengan kesepakatan dan


kebiasaan yang diterima oleh komunitas
jurnalistik (Eriyanto, 2011). Relevansi
jurnalistik berkaitan dengan nilai berita, seperti
significance, magnitude, timeliness, proximity,
prominence, dan human interest (Mcquail,
2010)

Imparsialitas Balance Akses proporsional: Akses yang sebanding


lurus dan seimbang.

Pemberian porsi kesempatan yang sama kepada


pihak-pihak yang terlibat (Eriyanto, 2011)
Seberapa banyak ruang dan waktu yang
diberikan media untuk menyajikan pendapat
atau kepentingan dari berbagai pihak. (Mcquail,
2010)

Dua sisi (even handed evaluation): sangat adil,


tidak condong pada satu pihak.

Masing-masing perdebatan telah disajikan


secara berimbang (Eriyanto,2011). Terkait
dengan pemberitaan positif, negatif, dan netral
(Mcquail, 2010)

Neutrality Non-sensasional: tidak membangkitkan minat


yang cepat, rasa ingin tahu, atau tujuan reaksi
emosional.

Tidak melebih-lebihkan fakta (Eriyanto, 2011).


Kesesuaian judul dengan isi berita (Mcquail,
2010)

Non-evaluatif: tidak melibatkan penilaian,


hanya fokus pada fakta.

Tidak terdapat campuran fakta dan opini


(Mcquail, 2010), media tidak memberikan
penilaian (Eriyanto, 2011).

Analisis data dua kelompok yang tidak memiliki


Penelitian ini akan menerapkan keterkaitan (Martono, 2010). Dua
statistik deskriptif, yaitu dengan kelompok yang dimaksud dalam penelitian
mendeskripsikan seluruh data yang ini adalah populasi berita kebakaran Hutan
terkumpul tanpa menarik kesimpulan Kalimantan dan berita kebakaran Hutan
(Sugiono, 2011). Data yang terkumpul pada Amazon yang dimuat oleh BBC Indonesia.
penelitian ini akan disajikan dalam bentuk Proses pengolahan data akan menggunakan
tabel. Selanjutnya, penelitian ini juga akan SPSS (Statistical Package for the Social
menerapkan uji Independent Sample T- Science). Rumus Independent T Test dapat
Test, yaitu uji yang dilakukan untuk dijabarkan sebagai berikut (Winarsunu,
mengetahui signifikansi rata-rata antara 2002):
varians data antara berita nasional dan
internasional adalah homogen atau sama.
Dengan demikian, penafsiran tabel 4.17
akan menggunakan nilai Sig. (2-tailed)
pada Equal Variances Assumed, yakni
dengan sebesar 0,265. Oleh karena hasil
signifikansi lebih besar dari 0,05, maka H
Keterangan:
0

diterima, dapat ditarik kesimpulan bahwa


= Rata-rata pada distribusi sampel 1 tidak terdapat perbedaan objektivitas antara
= Rata-rata pada distribusi sampel 2 berita nasional dan berita internasional
= Nilai varian pada distribusi sampel 1 pada BBC Indonesia mengenai kebakaran
= Nilai varian pada distribusi sampel 2 hutan Kalimantan dan Amazon.
= Jumlah berita pada sampel 1 Diskusi
= Jumlah berita pada sampel 2 Variabel objektivitas media
Hasil dan Pembahasan (What) dibentuk dari dua dimensi, yaitu faktualitas
Pengujian hipotesis mengenai dan imparsialitas. Masing-masing dimensi
perbedaan objektivitas dilakukan dengan dibentuk oleh sub-dimensi, dimensi
menggunakan SPSS dengan Independent T faktualitas dibentuk dari faktualitas,
Test. Dari hasil pengujian didapatkan hasil akurasi, kelengkapan berita, dan relevansi,
sebagai berikut: sedangkan dimensi imparsialitas dibentuk
dari sub-dimensi antara lain: akses
Tabel 3. Independent Sample T-Test Berita proporsional, even handed situation, non-
Lingkungan Nasional dan Internasional evaluatif, dan non-sensational. Setiap
media diharapkan memiliki semua atribut
di dalam pemberitaannya untuk dapat
dianggap sebagai media yang objektif,
tidak terkecuali dengan pemberitaan
lingkungan (environment news).
Dari hasil penelitian yang telah
dilakukan, ditemukan bahwa aspek even
handed evaluation pada media BBC
Indonesia, khususnya dalam pemberitaan
terkait kebakaran hutan, masih cukup
(Sumber: Olah Data Primer)
rendah. Hal ini disebabkan karena
pemberitaan terkait dengan kebakaran
H0: Tidak terdapat perbedaan antara
hutan, baik di Amazon dan hutan
objektivitas pemberitaan berita nasional
Kalimantan masih disajikan hanya secara
dan berita internasional.
positif atau negatif, dan terkadang tidak
H1: Terdapat perbedaan antara objektivitas
proporsional. Akan tetapi, peneliti melihat
pemberitaan berita nasional dan berita
hal ini dikarenakan dalam pemberitaan
internasional.
terkait kebakaran hutan ini, media harus
Adapun dasar penarikan menunjukkan sisi atau dampak yang
kesimpulan dari tabel 4.17 adalah apabila ditimbulkan. Hal ini dimaksudkan agar
nilai Sig. (2-tailed) lebih besar dari 0,05, khalayak yang membaca pesan dapat
maka H diterima dan H ditolak. Hasil tabel
0 1
berempati dan turut mengambil tindakan
4.17 menunjukkan bahwa nilai Sig. untuk menjaga lingkungan. Kelengkapan
Levene’s Test for Equality of Variances berita dan non-sensasional merupakan
adalah sebesar 0,094. Oleh karena lebih indikator dengan nilai yang sudah baik,
besar dari 0,05, maka dapat diartikan bahwa baik dalam pemberitaan kebakaran hutan di
Kalimantan maupun Amazon. Peneliti yang diuji. Dengan demikian, peneliti dapat
melihat hal ini disebabkan karena 5W+1H melihat kontribusi dari masing-masing
adalah komponen utama yang seharusnya indikator terhadap objektivitas media. Perlu
ada pada sebuah berita. Penyampaian berita dilakukan analisis lebih mendalam alasan
tanpa adanya salah satu komponen dari mengapa varians data dari berita dalam
5W+1H sama saja dengan memberitakan negeri dan berita luar negeri tidak
berita yang tidak lengkap. Sedangkan, homogen, terutama pada indikator
dalam penulisan judul semua berita faktualitas, akurasi, relevansi, dan non
sekiranya juga sudah baik. Judul tidak evaluatif.
dilebih-lebihkan dan sudah sesuai dengan Penelitian selanjutnya dapat
isi yang disajikan kepada khalayak. memperdalam kajian mengenai
Dari hasil pengujian yang telah perbandingan berita nasional dan berita
dilakukan, diketahui bahwa tidak terdapat internasional, terutama jika berita diambil
perbedaan objektivitas dalam pemberitaan dari media yang berafiliasi dengan media
berita kebakaran hutan di Kalimantan dan luar negeri. Beberapa teori media yang bisa
Amazon pada BBC Indonesia. Hasil digunakan adalah teori Framing dan
pengujian ini masih sejalan dengan konsep Agenda Setting. Pemberitaan mengenai isu
jurnalisme lingkungan, di mana setiap lingkungan merupakan salah satu topik
jurnalis dituntut untuk memihak dan yang jarang dieksplorasi dalam penelitian
mendukung lingkungan itu sendiri. Akan di bidang Ilmu Komunikasi. Temuan dari
tetapi, ketika dibandingkan dengan penelitian ini diharapkan dapat menjadi
penelitian terdahulu, maka hasil pengujian acuan bagi peneliti selanjutnya dalam
dalam penelitian ini menunjukkan memperluas kajian berita isu lingkungan
perbedaan. Hal ini dikarenakan dalam dengan menggunakan teori-teori dalam
penelitian terdahulu, topik yang diangkat Ilmu Komunikasi lainnya yang relevan.
adalah terkait dengan politik, bukan Temuan dari penelitian ini juga dapat
lingkungan. Seperti yang diketahui, pada digunakan sebagai pembanding dengan
konteks media Indonesia yang yang sangat format berita lain, seperti berita di media
lekat dengan konglomerasi media, konvensional (cetak dan penyiaran). Hal ini
membuat objektivitas pemberitaan dapat dikarenakan teknologi informasi telah
berbeda satu dengan yang lainnya. mengubah cara mengirimkan dan
Apabila dilakukan pengujian menerima pesan, namun nilai-nilai
terhadap masing-masing indikator, maka jurnalistik seperti objektivitas tetap
diperoleh juga hasil bahwa tidak terdapat menjadi pedoman bagi jurnalis. Sehingga
perbedaan dalam pemberitaan kebakaran menarik untuk diteliti, terlebih mengacu
hutan di Kalimantan dan Amazon untuk kepada ungkapan McLuhan, "the medium is
setiap indikator yang ada. Seluruh populasi, the message."
baik berita nasional dan berita internasional
tidak memiliki perbedaan kelengkapan Kesimpulan
berita, akses proporsional, even-handed Berdasarkan hasil pengujian dengan
situation, dan non-sensational. Sementara menggunakan uji Independent Sample t-
itu, indikator faktualitas, akurasi, relevansi, test, maka dapat disimpulkan bahwa tidak
dan non evaluatif memang juga tidak terdapat perbedaan antara objektivitas pada
memiliki perbedaan, namun data dari pemberitaan kebakaran hutan di
keempat indikator tersebut dianggap tidak Kalimantan dan hutan di Amazon.
dapat menggambarkan populasi secara Walaupun jurnalisme lingkungan secara
keseluruhan. ideal memposisikan diri untuk berpihak
Bagi penelitian selanjutnya, kepada lingkungan, namun dalam praktek
sebaiknya semua indikator yang ada diteliti penulisan berita mengenai isu lingkungan
secara mendetail sebagai fokus penelitian hidup, BBC Indonesia selaku media, tidak
membedakan perlakuannya terkait prinsip- of Imbalance (Studi Kasus Hasil Penelitian
prinsip objektivitas terhadap penulisan Analisis Isi Kuantitatif Pemberitaan
berita mengenai isu lingkungan hidup, baik Kampanye Pemilu 1999 di Harian Jawa
di dalam maupun di Indonesia. Pos dan Republika Terhadap Partai Golkar
dan PDI-P). Malang: Universitas Merdeka
Daftar Pustaka Eriyanto. 2011. Analisis Isi: Pengantar
Atmadja, I. 2016. Penerapan Metode Metodologi untuk Penelitian Ilmu
Whole Brain Teaching Untuk Komunikasi dan Ilmu-ilmu sosial lainnya.
Meningkatkan Kemampuan Menyimak Jakarta: Prenadamedia Group.
pada Anak Usia Dini. Universitas Frome, M. 1998. Green Ink: An
Pendidikan Indonesia. Introduction to Environmental Journalism.
Atmakusumah, M.I., Basorie, W.D. 1996. Salt Lake City: University of Utah Press.
Mengangkat Masalah Lingkungan ke Gabore, S.M. & Xiujun, D. 2018. Do
Media Massa. Jakarta: Yayasan Obor National and International Media Cover
Indonesia. the Same Event Differently? The Online
Arikunto, S. 2006. Proses Penelitian Suatu Media Framing of Irreecha Festival
Pendekatan Praktik. Jakarta: PT. Rineka Tragedy. Communication, 0(0), 1-16.
Cipta. Gilligan, M.J. 2006. Is Enforcement
Baskoro, L.R. 2008. Jurnalisme Necessary for Effectiveness? A Model of the
Lingkungan, Jurnalisme Menggerakkan. International Criminal
Jakarta: Q Communication. Regime. Cambridge University Press, Vol.
Baxter, L.A & Babbie, Earl. 2004. The 60. 935-967.
Basics of Communication Research. USA: Hagen, I. 1994. Expectations and
Wadsworth/Thomson Learning. Consumption Patterns in TV News
Boudana, Sandrine. 2011. A Definition of Viewing. Media, Culture and Society,
Journalistic Objectivity as A Performance. vol.16, no. 3.
Media, Culture & Society, 33(3), 385–398. Hepp, A., Couldry, N. 2010. Introduction:
USA: SAGE Publications, Inc. Media Events in Globalized Media
Carvalho, A. 2007. Ideological Cultures Cultures. Abingdon: Routledge.
and Media Discourses on Scientific Hermawan, A. 2009. Penelitian Bisnis
Knowledge: Re-reading News on Climate Paradigma Kuantitatif. Jakarta: Grasindo.
Change. USA: SAGE Publications, Inc. Herman, E.S., Chomsky, N. 1988.
Christofiana, Rosa de Lima Rima. 2014. Manufacturing Consent. Amerika Serikat:
Objektivitas Berita Bias Gender dalam Pantheon Books.
Media Online (Analisis Isi Kuantitatif Hjarvard, S. 2001. News in a Globalized
Objektivitas Berita Kecelakaan Novi Society. Swedia: Livréna.
Amilia dalam Portal Berita Detik.com Hiles, S.S. & Hinnant, A. 2014. Climate
Periode 11 Oktober - 11 November 2012). Change in the Newsroom: Journalists’
Yogyakarta: Universitas Atma Jaya. Evolving Standards of Objectivity When
Cox, R. 2017. Environmental Covering Global Warming. Science
Communication and the Public Sphere Communication 2014, 36(4): 428-453
Fifth Edition. Amerika Serikat: SAGE Krippendorf, K. 2004. Content Analysis an
Publishing Inc. Introduction to Its Methodology.
Dimitrakopoulou, D. 2015. INFOCORE California: SAGE Publication.
Definitions: “Local, National, Koespradono, G. 2011. Merekayasa Fakta
Transnational/International Media”. Menjadi Berita: Kreatif Menulis Efektif
Athena: Hellenic Foundation for European Menggunakan Bahasa Indonesia
and Foreign Policy Jurnalistik. Yogyakarta: Falsafa.
Effendy, R. 2016. Mengukur Objektivitas Laksmitasari, Puspita. 2015. Objektivitas
Liputan Media dengan Rumus Coefficient Berita Reshuffle Kabinet dalam Situs Berita
Online (Analisis Isi tentang Pemberitaan Soemarwoto, O. 1991. Ekologi,
Reshuffle Kabinet Kerja Jokowi-JK di Lingkungan Hidup, dan Pembangunan.
Kompas.com dan Detik.com Periode 1 Bandung: Djambatan.
April s.d. 30 Mei 2015). (Tesis Magister, Sugiyono. 2001. Metode Penilaian.
Universitas Indonesia 2015). Bandung: Alfabeta.
Lister, M, et al. 2009. New Media: a critical Sumadiria, As Haris 2005. Jurnalistik
introduction (Second Edition). New York: Indonesia, Menulis Berita dan Feature,
Routledge. Panduan Praktis Jurnalis Profesional.
Liliweri, A. 2011. Komunikasi Serba Ada Bandung: Penerbit PT. Remaja
Serba Makna. Jakarta: Prenada Media Rosdakarya.
Group. Suparno, P. 2008. Riset Tindakan untuk
Martono, N. 2010. Statistika Sosial: Teori Pendidik. Jakarta: Grasindo.
dan Aplikasi Program SPSS. Yogyakarta: Suryani, G. & Priyonggo, A. 2015. Tingkat
Gaya Media. Objektivitas VOA-Islam.com Terkait Aksi
Mindich, D. 1998. Just the Facts: How Penolakan Terhadap Ahok. Diakes dari
“Objectivity” Came to Define American https://www.academia.edu/12745943/TIN
Journalism. USA: NYU Press. GKAT_OBJEKTIVITAS_VOA-
McQuail, D. 2010. Mass Communication ISLAM.COM_TERKAIT_AKSI_PENOL
Theory. California. SAGE Publications AKAN_TERHADAP_AHOK
Inc. Tong, J. 2015. Being Objectiver with a
Neuman, W. Lawrence. 2014. Social Personal Perspective: How Environmental
Research Methods: Qualitative and Journalists at Two Chinese Newspapers
Quantitative Approaches. England: Articulate and Practice Objectivity.
Pearson Education Limited. Science Communication, 37(6): 747-768.
Pezzullo, P. C,. Cox, R. (2017). Tuchman, G. 1978. Making News: A Study
Environmental Communication and the in the Construction of Reality. New York:
Public Sphere. California: SAGE Free Press.
Publications, Inc. Tuchman, G. 2002. Media Institutions
Priyanto, D. 2008. Mandiri Belajar SPSS. Qualitative Methods in the Study of News:
Yogyakarta: MediaKom. A Handbook of Qualitative Methodologies
Riffe, D. Stephen L. & Frederick G. 2005. for Mass Communication Research. USA:
Analyzing Media Messages: Using Routledge.
Quantitative Content Analysis in Research. Unaradjan, D. Dolet. 2019. Metode
New Jersey: Lawrence Erlbaum Penelitian Kuantitatif. Jakarta: Universitas
Associates. Katolik Indonesia Atma Jaya.
Schudson, M. 1978. The Ideal of Wanggai, F. 2009. Manajemen Hutan
Conversation in the Study of Mass Media. (Pengelolaan Sumberdaya Hutan Secara
University of Chicago. Vol. 320-329. Berkelanjutan). Jakarta: Grasindo.
Setyosari, P. 2016. Metode Penelitian: Weber, R, P. 1990. Basic Content Analysis
Pendidikan & Pengembangan. Jakarta: Sage University Papers Series.
Prenadamedia Group. Quantitative Applications in the Social
Severin, W.J., Tankard, Jr., J. W. 1992. Sciences. Iowa: Sage Publications, Inc.
Communication Theories: Origins, West, R., & Turner, L. H. 2014. Pengantar
Methods, and Uses in the Mass Media. New Teori Komunikasi: Analisis dan Aplikasi.
York: Longman. Jakarta: Salemba Humanika.
Siapera, Eugenia. 2018. Understanding Winarsunu, T. 2002. Statistik dalam
New Media (Second Edition). California: Penelitian Psikologi dan Pendidikan.
SAGE Publications. Malang: Universitas Muhammadiyah.
Wyss, B. 2018. Covering the Environment: https://wwf.panda.org/knowledge_hub/wh
How Journalists Work the Green Beat, ere_we_work/amazon/amazon_threats/cli
Second Edition. New York: Routledge. mate_change_amazon/ (7 September 2019)
Yoshimoto, A dan Kiyoshi Yukutake. Suryandaru, Yayan Sakti. Jurnalisme
1999. Global Concerns for Forest Lingkungan. http://yayan-s-
Resource Utilization. Dordrecht: Kluwer fisip.web.unair.ac.id/. (6 Oktober 2019)
Academic Publishers.

Internet
About the BBC: BBC World Service.
2019. https://www.bbc.com/aboutthebbc/
(22 September 2019)
BBC. About the BBC: The BBC Is the
World’s Leading Public service
Broadcaster. 2019.
https://www.bbc.com/aboutthebbc/whatwe
do/worldservice (22 September 2019)
BBC. 2019. Amazon Fires Increase by 84%
in One Year - Space
Agency. https://www.bbc.com/news/world
-latin-america-49415973. (7 September
2019)
Butler, Rhett. 2019. The Amazon
Rainforest: The World’s Largest
Rainforest.
https://rainforests.mongabay.com/amazon/
. (7 September 2019)
Definitions.net. 2019. “world news”.
(n.d.).
https://www.definitions.net/definition/worl
d+news. (13 Desember 2019)
Howells, Richard. 2019. What Is The
Amazon (Fire) Effect On Our Environment
And Businesses?
https://www.forbes.com/sites/sap/2019/09/
06/the-business-impact-of-hurricane-
dorians-destruction-displacement-and-
delays/#3341704e436d. (7 September
2019)
Menlhk. 2019. SiPongi Karhutla
Monitoring System.
http://sipongi.menlhk.go.id/hotspot/luas_k
ebakaran
Nunez, Christina. 2019. Climate 101
(Deforestation).
https://www.nationalgeographic.com/envir
onment/global-warming/deforestation. (7
September 2019)
WWF. 2018. Climate Change in the
Amazon.

Anda mungkin juga menyukai