Internasional
(Analisis Isi Peliputan Berita Kebakaran Hutan Kalimantan dan Amazon di BBC
Indonesia)
Beti Hapsarie
Magister Manajemen Komunikasi, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Universitas Indonesia
Abstrak
Penelitian ini mengkaji objektivitas pemberitaan BBC Indonesia mengenai kebakaran
hutan Amazon dan Kalimantan. Penelitian ini bertujuan untuk melihat apakah ada perbedaan
objektivitas dari pemberitaan isu lingkungan internasional dan nasional yang dimuat di dalam
satu media, terutama media yang berafiliasi dengan media internasional. McQuail (2000)
mendefinisikan objektivitas media sebagai pengambilan posisi terpisah dan netral dengan
menanggalkan subjektivitas dan pendapat pribadi wartawan terhadap objek pemberitaan atau
sumber berita. Analisis isi kuantitatif dilakukan terhadap 30 berita yang dikumpulkan selama
periode Juli-September 2019 dan dilakukan coding menggunakan 8 indikator sesuai skema
objektivitas Westerstahl. Dari hasil pengujian yang telah dilakukan, diketahui bahwa tidak
terdapat perbedaan objektivitas dalam pemberitaan berita kebakaran hutan di Kalimantan dan
Amazon pada BBC Indonesia. Hasil pengujian ini masih sejalan dengan konsep jurnalisme
lingkungan, di mana setiap jurnalis dituntut untuk memihak dan mendukung lingkungan itu
sendiri. Akan tetapi, ketika dibandingkan dengan penelitian terdahulu, maka hasil pengujian
dalam penelitian ini menunjukkan perbedaan. Hal ini dikarenakan dalam penelitian terdahulu,
topik yang diangkat adalah terkait dengan politik, bukan lingkungan.
Kata kunci: Objektivitas Berita, Berita Nasional dan Internasional, Jurnalisme
Lingkungan
Abstract
This study examines the objectivity of BBC Indonesia reporting on Amazon and
Kalimantan forest fires. This study aims to see whether there is a difference in objectivity from
reporting on international and national environmental issues published in one media, in which
they are affiliated with international media. McQuail (2000) determines media objectivity as
taking a separate and neutral position by leaving subjectivity and personal opinion towards
the news object or news source. Quantitative content analysis was carried out on 30 news
collected during the July-September 2019 period and was coded using 8 appropriate indicators
using Westerstahl's objectivity scheme. From the results of research that have been carried
out, it is known that there is no difference in objectivity in reporting forest fires in Kalimantan
and Amazon on BBC Indonesia. The results are in line with the concept of Environmental
journalism, where journalists are required to side and support the Environment itself.
However, compilation compared to published research, the test results in this study show
differences. This is related to previous research, the topic raised is related to politics, not the
environment.
Keywords: News Objectivity, National and International News, Environmental Journalism
Pendahuluan Dalam kasus kebakaran hutan ini,
Peristiwa perusakan dan kebakaran media memegang peran penting selain
hutan yang terjadi akhir-akhir ini untuk menumbuhkan kesadaran
mengancam keberlangsungan hidup dan masyarakat akan isu-isu lingkungan, juga
kesehatan bumi dalam jangka panjang, untuk mengedukasi masyarakat dalam
terutama hutan memiliki peran yang besar menyadari pentingnya pengelolaan
sebagai penyangga fungsi kehidupan. lingkungan dan sebagai bentuk fungsi
World Bank dalam National Geographic kontrol dan koreksi pers dalam memonitor
mengungkapkan antara 1990 hingga 2016, isu yang terkait dengan lingkungan hidup.
dunia kehilangan 1.300.000 km hutan.
2
Dengan adanya teknologi, penyebaran
Peristiwa kebakaran hutan yang sempat informasi melalui berita yang ditayangkan
menjadi perhatian publik pada tahun 2019 oleh media online seharusnya menjadi lebih
adalah kebakaran hutan di Amazon dan mudah. Namun, perkembangan media
Kalimantan. Hutan Amazon, berlokasi di online yang pesat membuat media
Amazon, Amerika Selatan, disebut sebagai berlomba-lomba dalam menyajikan berita
paru-paru dunia karena 20% oksigen dunia sehingga tidak sedikit yang melupakan
dihasilkan oleh ekosistem di dalam hutan standar penulisan berita.
ini. Namun sejak Januari hingga Agustus McQuail (2010) mengatakan salah
2019, pusat penelitian luar angkasa Brasil, satu konsep yang penting dalam
Instituto Nacional de Pesquisas Espaciais membicarakan kualitas informasi di dalam
(INPE), mencatat adanya lebih dari 74 ribu berita adalah objektivitas. Karakteristik
kebakaran yang terjadi di hutan Amazon. dari objektivitas media yaitu pemberitaan
Penyebab kebakaran adalah deforestasi dan yang netral ketika peliputan dan
eksploitasi hutan oleh presiden Brasil, Jair penyampaian, adanya keberimbangan
Bolsonaro. dalam menyajikan dua sisi dari sebuah isu,
Kejadian serupa juga terjadi di ketepatan dalam menyampaikan berita,
Indonesia, tepatnya pada hutan Kalimantan menyajikan hal yang relevan dengan isu
yang juga berperan sebagai paru-paru pemberitaan, jelas dalam memisahkan
dunia. Menurut data Kementerian antara fakta dengan opini, serta memastikan
Lingkungan Hidup dan Kehutanan yang tidak adanya ikut campur pihak ketiga.
dirilis melalui situs resminya, luas Konsep objektivitas dalam berita
kebakaran lahan dan hutan di Kalimantan lingkungan telah diperdebatkan oleh
mencapai 16.892 Ha pada tahun 2019. kalangan akademisi dan praktisi. Namun
Kebakaran hutan ini tidak hanya menurut Frome (1998) pihak yang
mengancam keanekaragaman flora dan memberitakan isu lingkungan perlu untuk
fauna di dalamnya, namun juga mendukung kelestarian bumi, sehingga
menyebabkan pencemaran udara yang unsur objektivitas perlu untuk
buruk serta mengancam kehidupan diaplikasikan.
ekonomi dan sosial penduduk Kalimantan Dewan Pers mencatat dan
yang berada di sekitar hutan. Kejadian ini memberifikasi media online untuk
cukup masiv dan memprihatinkan sehingga memberikan perlindungan kepada khalayak
tidak luput dari perhatian dan pemberitaan dan pengawasan terhadap kebebasan pers
media massa. Wright (dalam Liliweri, Indonesia. Akan tetapi ada beberapa media
2011) menyatakan salah satu fungsi media siber yang belum terdaftar dalam laman
adalah pengamat lingkungan atau jejaring Dewan Pers, salah satunya BBC
surveillance. Dengan fungsinya ini, media Indonesia. Media online ini memiliki
memberikan informasi kepada publik yang afiliasi dan merupakan bagian dari BBC
memungkinkan mereka untuk menyadari World Service, perusahaan media yang
perkembangan lingkungan di sekitar berpusat di Inggris. Sejak memasuki
mereka. Indonesia pada tahun 2007, BBC Indonesia
memiliki komitmen untuk menyajikan objektivitas media sebagai pengambilan
berita secara imparsial dan independen. posisi terpisah dan netral dengan
Namun sebagai media yang memiliki menanggalkan subjektivitas dan pendapat
afiliasi dengan media internasional, pribadi wartawan terhadap objek
objektivitas dalam berita BBC Indonesia pemberitaan atau sumber berita. Berita
menarik untuk diteliti. Terutama melihat yang disajikan harus nihil dari maksud
salah satu unsur objektivitas adalah tersembunyi untuk melayani pihak ketiga
proximity, seharusnya kasus kebakaran (Effendy, 2016).
hutan di Kalimantan lebih menarik Semenjak diperkenalkan dalam
perhatian media dan khalayak pembaca di diskursus media, objektivitas selalu
Indonesia. menjadi perdebatan praktisi jurnalis
Sesuai dengan uraian diatas, maupun ilmuwan Komunikasi. Kritikus
peneliti akan melihat apakah ada perbedaan dengan paham konstruktivis seperti
objektivitas pemberitaan media online Tuchman (1978), Shoemaker & Reese
BBC Indonesia terhadap berita nasional (1996) dan Cohen & Young (1973)
dan internasional, dengan studi kasus beranggapan bahwa objektivitas absolut
pemberitaan kebakaran hutan Amazon dan adalah hal yang tidak mungkin dicapai
Kalimantan. Adapun penelitian ini karena pemberitaan sebuah isu adalah
diharapkan dapat memperkaya penelitian sebuah konstruksi makna, sehingga tidak
menggunakan metode analisis isi, bisa sepenuhnya bebas dari pendapat
khususnya dalam melihat objektivitas pribadi jurnalis maupun institusi media itu
media dengan cakupan rubrik berita sendiri (Boudana, 2011).
nasional dan internasional pada berita isu Namun McQuail menyatakan
lingkungan hidup. Penelitian ini juga bahwa objektivitas jurnalistik dapat diukur
diharapkan dapat menambah kajian media dengan nilai-nilai objektif dan prinsip
dan Ilmu Komunikasi di Indonesia. Hal ini seperti: memisahkan fakta dari opini,
karena penelitian terhadap aspek menghindari pandangan emosional dalam
objektivitas media dalam berita isu memandang peristiwa, memberikan prinsip
lingkungan masih terbatas. Selain itu, keseimbangan dan keadilan serta melihat
penelitian ini juga diharapkan dapat peristiwa dari dua perspektif. Wartawan
memperkaya pemahaman akademisi dapat menjadi objektif jika menerapkan
mengenai media massa Indonesia dalam prosedur yang sudah ada, mulai dari
memberitakan isu nasional dan peristiwa apa yang akan diliput (apa
internasional. pertimbangan objektif dan rasional
mengapa suatu peristiwa diliput), mencari
Objektivitas Media data (dari mana saja data diambil), sampai
Objektivitas telah menjadi salah menulis (kata apa yang dipakai), suntingan
satu standar dan tujuan bagi pemberitaan di tulisan (apa alasan menempatkan berita
sebuah media. Sebuah pemberitaan dapat menjadi headline), dan lain-lain (Eriyanto
dikatakan memenuhi standar nilai dalam Effendy, 2016). Hal ini sesuai
objektivitas jika mampu memisahkan dengan alasan konsep objektivitas
secara jelas antara opini dengan fakta yang digunakan adalh untuk menemukan
terjadi di lapangan (Tong, 2015). Jurnalis kebenaran melalui usaha yang sungguh-
yang objektif diharapkan untuk menjadi sungguh layaknya ilmuwan mencari
pengamat dari sebuah fenomena yang kebenaran (Strekfuss dalam Effendy,
terjadi, bukan menjadi bagian dari 2016).
fenomena tersebut dengan menambahkan Maka dari itu diperlukan alat ukur
dialog dalam fenomena yang ia amati atau yang pas serta skema untuk melakukan
laporkan (Soffer dalam Tong, 2015). Maka penelitian terhadap objektivitas media,
dari itu, McQuail (2000) mendefinisikan salah satunya adalah skema konseptual
milik Westerstahl (dalam McQuail, 2010). aspek netralitas adalah non-
Skema ini memberikan penekanan kepada evaluative dan non-sensational
dua dimensi utama yaitu faktualitas dan (kesesuaian judul dengan isi berita).
imparsialitas. Aspek balance atau keberimbangan
a. Faktualitas berkaitan dengan keberimbangan
Dimensi ini berkaitan dengan nilai dalam pemberitaan dan
dan fakta di dalam berita yang bisa penilaiannya dibagi menjadi duat
diverifikasi terhadap sumber berita yaitu equal or proportional access
dan disajikan dari opini subjektif dan even-handed evaluation
wartawan atau paling tidak terpisah (McQuail dalam Christofiana,
dari komentar subjektif. Dimensi 2014).
faktualitas mencakup truth
(kebenaran), relevance (relevansi),
dan informativeness. Truth
digunakan untuk mengukur tingkat
kebenaran atau fakta yang
disajikan. Aspek truth dibagi
menjadi tiga sub-aspek: factualness
(pemisahan yang jelas antara fakta
dan opini), accuracy (ketepatan
data yang diberitakan, seperti
jumlah, tempat, waktu, nama, dan
sebagainya), dan completeness
(kelengkapan unsur 5W+1H dalam
Media Online dan Pemberitaannya
berita) (Rahayu dalam Christofiana,
Sebelum adanya perkembangan
2014). Relevance atau relevansi
teknologi dan internet, media massa
diukur dari standar jurnalistik yang
dikelompokkan menjadi media cetak
terkandung di dalamnya, seperti
(printed media) dan siaran (broadcast
significance, magnitude, timeliness,
media). Munculnya internet diikuti dengan
proximity, prominence dan human
terbentuknya jenis media baru (new media)
interest. Relevansi berkaitan
yaitu media yang menggunakan jaringan
dengan proses pemilihan fakta
internet atau online. Lister et al (2009)
daripada bentuk penyajiannya.
mengkarakteristikan media baru menjadi
b. Imparsialitas
enam, yaitu:
Dimensi ini berkaitan
a. Digital: pada media online, semua
dengan ketidakberpihakan
pemasukan data diubah menjadi angka.
wartawan dalam penulisan berita,
Teks, tulisan, suara maupun gambar
artinya wartawan tidak
bergerak dapat diubah menjadi angka-
menggabungkan opini pribadinya
angka yang kemudian dapat disimpan ke
maupun memihak salah satu
dalam bentuk online, seperti piringan
sumber beritanya (McQuail dalam
digital, drive memori, yang kemudian dapat
Christofiana, 2014). Dimensi ini
di-decode kembali seperti tampilan yang
dibagi menjadi dua aspek yaitu
terlihat di layar monitor.
neutrality (netralitas) dan balance
b. interaktivitas : pada level ideologi,
(keseimbangan). Aspek netralitas
interaktivitas menjadi nilai tambah dari
dinilai melalui cara penyajian suatu
media baru. Apabila di media lama
berita, termasuk penempatan berita,
khalayak mengkonsumsi informasi dengan
aspek yang ditonjolkan, maupun
pasif, khalayak media baru lebih aktif dan
pemilihan kata-kata yang
dapat berkomunikasi dan melakukan
digunakan. Nilai yang diukur dalam
hubungan (engagement).
c. Hipertekstual: apabila di media sering ditemukan media yang lebih
lama informasi relatif tidak dapat diulang mengutamakan kecepatan dibandingkan
dan khalayak tidak dapat memunculkan dengan konten pemberitaan itu sendiri.
informasi terkait dengan yang mereka Melihat perkembangan ini, Dewan Pers
dapatkan, khalayak media baru dapat mengeluarkan pedoman yang
melakukan hal tersebut. Selain dapat mengharuskan pengelolaan media online
menjadi database informasi, media baru secara profesional. Terdapat 9 pedoman
juga dapat menjadi alat untuk menggali pemberitaan media online yang berkaitan
informasi lebih banyak dari sebuah isu. dengan ruang lingkup, verifikasi dan
d. Maya (virtual): karakteristik ini keberimbangan berita, isi buatan pengguna,
merupakan karakteristik yang dapat ralat, koreksi dan hak jawab, pencabutan
melemahkan media baru. Pada konsep berita, iklan, hak cipta, pencantuman
media dikenal proses gatekeeping yang pedoman, dan sengketa.
berfungsi menyaring informasi yang
dikeluarkan oleh media, namun sayangnya Berita Nasional dan Berita Internasional
karakteristik media baru yang maya ini Berita nasional merujuk pada
membuat media online menjadi bebas dan berita-berita yang berada di dalam suatu
identitas seseorang bisa saja tidak jelas dan negara atau bangsa. Berita nasional berisi
belum tentu dapat dipercaya. Penyebaran informasi dan peristiwa-peristiwa yang
informasi dapat dilakukan oleh siapa saja. ditujukan untuk khalayak luas namun tetap
e. jaringan : jenis data atau informasi berada di dalam teritori tertentu
dalam media baru dapat diklasifikasikan (Dimitrakopoulou, 2015). Hepp dan
sehingga mempermudah khalayak untuk Couldry (2010) menjelaskan bahwa
menemukan informasi tersebut. Jaringan walaupun ditujukan untuk khalayak luas
tersebut tersebar di dalam www (the world dalam skala nasional, berita nasional juga
wide web), seperti: forum online, agregator mempromosikan agenda-agenda media
berita, media sosial dan masih banyak lokal. Berita nasional berisi informasi
klasifikasi lainnya. spesifik dan tidak jarang tentang penerapan
f. Tersimulasi: di dalam media baru budaya di dalam suatu negara.
terdapat pengubahan realitas ke dalam Situs Definitions.net (2019)
bentuk fiksi. Penggambaran dunia nyata mendefinisikan berita internasional sebagai
yang diangkat ke dalam bentuk maya berita dari luar negeri, berisi tentang suatu
terlihat jelas pada media baru seperti online negara atau isu yang bersifat global. Dalam
video games. jurnalisme, berita internasional merupakan
kanal yang berkaitan dengan berita-berita
Tidak berbeda dengan media yang dikirim oleh koresponden atau kantor
konvensional, salah satu tugas dari media berita luar negeri, atau informasi yang
baru adalah menyampaikan informasi dikumpulkan melalui teknologi, seperti
kepada masyarakat yang biasanya telepon, televisi satelit atau internet. Hagen
berbentuk berita. Namun tidak semua (1994: 419) seorang peneliti dari Norwegia
informasi yang didapatkan bisa disebut menemukan bahwa terdapat perbedaan
berita. Effendy (dalam Hikmat, 2018, p. dalam bagaimana khalayak memproses
155) mengatakan ada dua aspek yang harus berita nasional dan berita internasional.
selalu ada pada berita, yaitu aktualitas dan Penelitiannya menunjukkan bahwa
objektivitas berita. Memasuki era media khalayak lebih tertarik mendalami berita
baru, pemberitaan media setidaknya juga nasional karena mereka merasa berita
mengalami perubahan. Khalayak media nasional lebih relevan. Sementara itu,
baru menuntut adanya kecepatan dalam khalayak menganggap berita internasional
penyampaian informasi oleh media kepada menarik karena terdapat isu-isu yang
publik. Oleh karena itu, tidak jarang bahwa bersifat kontras dari kehidupan mereka.
Khalayak menjadikan berita internasional Hayakawa (1946) seperti dikutip oleh
untuk mencari dan mengkonfirmasi Severin dan Tankard (1992: 82)
perbedaan negara mereka dengan negara memberikan Golden mean dari perdebatan
lain (Hjarvard, 2001). ini. Menurutnya, untuk menerapkan
objektivitas, setiap berita yang diliput harus
Jurnalisme Lingkungan lolos uji validasi dan verifikasi terhadap
Media massa memiliki peran dan objek berita,
kekuatan untuk mengedukasi dan
menyadarkan isu lingkungan yang sedang
terjadi di sekitarnya. Hal ini penting untuk
dilakukan karena lingkungan merupakan
bagian dari ekosistem besar di kehidupan.
Edukasi ini dapat dilakukan oleh media
massa melalui jurnalisme lingkungan.
Atmakusumah & Basorie dalam bukunya
"Mengangkat Masalah Lingkungan ke
Media Massa", menyebutkan tiga tugas
utama media di bidang lingkungan: H0 : Tidak terdapat perbedaan objektivitas
a. Menumbuhkan kesadaran media online dalam penyajian berita
masyarakat terhadap isu-isu lingkungan, nasional dan internasional.
b. Mengedukasi masyarakat untuk H1 : Terdapat perbedaan objektivitas
menumbuhkan kesadaran terhadap peran media online dalam penyajian berita
mereka dalam mengelola lingkungan nasional dan internasional.
hidup, dan
c. Memiliki hak untuk mengoreksi Metode
dan mengontrol isu-isu pengelolaan Koleksi Data
lingkungan hidup. Penelitian ini menggunakan
Frome (1998) mendefinisikan pendekatan kuantitatif dan paradigma
jurnalisme lingkungan sebagai salah satu positivistik, serta metode penelitian analisis
bentuk komunikasi yang dirancang untuk isi pada berita kebakaran Amazon dan
menyajikan informasi dan data yang akurat Kalimantan yang dipublikasikan BBC
ke masyarakat agar menjadi dasar-dasar Indonesia pada rentang waktu 1 Juli hingga
pertimbangan mereka dalam membuat 30 September 2019 karena merupakan
keputusan yang berkaitan dengan isu-isu rentang waktu kebakaran terjadi bersamaan
lingkungan. Dalam bukunya, dan sedang mencapai puncaknya. Artikel
Environmental Communication and the berita ditemukan menggunakan paduan
Public Sphere, Phaedra & Cox (2017) kata kunci (kebakaran hutan Amazon;
menyatakan bahwa objektivitas merupakan kebakaran hutan; hutan amazon; kebakaran
salah satu prinsip utama pada jurnalisme hutan kalimantan; karhutla kalimantan;
lingkungan. Pada praktiknya, akademisi hutan amazon). Dari rentang waktu dan
komunikasi lingkungan Anabela Carvalho kata kunci yang telah ditentukan, diperoleh
(2007) mengemukakan bahwa konstruksi 30 berita masing-masing 15 berita untuk
yang dibangun terhadap isu-isu lingkungan kasus kebakaran hutan di Amazon dan di
seringkali terbentur dengan ideologi para Kalimantan. Teknik sampling jenuh dipilih
pembuat berita. Sampai sekarang, konsep sehingga keseluruhan 30 berita akan
objektivitas masih mengundang perdebatan diambil sebagai sampel penelitian. Berikut
dalam jurnalisme, khususnya jurnalisme daftar sampel penelitian ini.
lingkungan, mengingat salah satu peran
jurnalisme lingkungan adalah mendukung
keamanan dan kesehatan lingkungan.
Tabel 1. Daftar sampel berita kebakaran hutan Amazon dan Kalimantan
Kebakaran Hutan Amazon Kebakaran Hutan Kalimantan