(Mini Riset)
NIM: 1194050089
A. Konteks Penelitian
Media sebagai sarana informasi untuk menyampaikan pesan kepada masyarakat. Media
massa adalah alat untuk pengiriman pesan kepada sejumlah besar orang atau khalayak.
Media massa adalah media dimana sebuah pesan yang sama dan secara serentak
dipancarkan oleh pengirim yang terpusat kepada, jika media tersebut adalah televisi yang
terdiri dari jutaan pemirsa atau penerima. Definisi lain tentang pengertian media massa
adalah alat atau sarana yang melembaga dan digunakan untuk menyebarkan pesan kepada
khalayak yang bersifat massal, seperti televisi, radio, film, dan suratkabar (Dedi, 2011:2).
Definisi tentang media massa di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa media
massa adalah alat atau sarana yang digunakan untuk menyampaikan berbagai informasi
kepada masyarakat baik berupa media cetak maupun media elektronik. Media massa
tumbuh dan berkembang dengan pesat seiring dengan perkembangan ilmu, pengetahuan,
ada di dalam maupun di luar negeri secara cepat dan berbagai macam informasi yang
menarik serta mudah untuk ditonton dan dibaca baik anak-anak, remaja maupun orang
dewasa.
ide maupun fakta yang benar, menarik, dan penting bagi khalayak melalui media massa.
Menurut Sedia Willing Barus (2010: 26) berita adalah segala laporan mengenai peristiwa
kejadian gagasan fakta yang menarik perhatian dan penting untuk disampaikan atau
dimuat di media masa agar diketahui atau menjadi kesadaran umum. Media memiliki
politik dan ekonomi, dan bahkan isu lingkungan lebih banyak dibingkai sebagai
komoditas politik daripada literasi lingkungan. Media lebih banyak menyajikan isu
lingkungan dari perspektif hukum dalam konteks politik daripada literasi tentang
B. Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana cara pandang media masa
terhadapa sebuah isu lingkungan dan bagaimana mereka menyajikan isu lingkungan ini
C. Landasan Teori
Jurnalisme lingkungan adalah usaha menyampaikan seruan kepada masyarakat agar
tersebut pun senada dengan pengertian jurnalistik oleh Kustadi Suhandang (Suhandang,
menyusun, dan menyajikan berita tentang peristiwa yang terjadi sehari-hari secara indah,
dalam rangka memenuhi segala kebutuhan hati nurani dan khalayaknya. Jurnalisme
lingkungan. Poinnya, jurnalisme lingkungan adalah sebuah fokus pada pemberitaan yang
lingkungan di Indonesia sudah mulai ramai dengan pemberitaan soal dunia industri,
kerusakan bumi, polusi di kenalpot kendaraan, sungai tercemar, dan lainnya. Seiring
berkembangnya zaman, konteks liputan bukan hanya soal bagaimana kondisi lingkungan
namun dikaitkan dengan kondisi kemanusiaan. Contohnya seperti udara kimiawi dan
polusi akibat industri yang mengancam kesehatan manusia, meningkatnya suhu global
wartawan. Salahsatu contoh isu yang diangkat dalam rangka jurnalisme lingkungan
adalahperistiwa bocornya energi nuklir di Chernobyl, Uni Soviet, April 1986; Tumpahan
kimia di Bhopal, India, 1984, yang menewaskan ratusan orang; dan lain-lain. Kemudian
pada 1990-an, isu lingkungan mulai menjadi isu reguler di media massa. Isu yang di
bawa pun kian hari menjadi kian kompleks seperti menggunakan ilmu sains dan wacana
wartawan membuat The Society of Environmental Journalist pada awal abad ke-21.
Organisasi tersebut menekankan pada bagaimana isu lingkungan harus diberikan bobot
jurnalisme lingkungan adalah jurnalisme yang memotret persoalan lingkungan sejak hulu
hingga solusinya. Tidak jarang juga wartawan harus seharian dengan komunitas
lingkungan atau bergabung dengan komunitas tersebut agar mendapatkan visi lebih luas
pembelajaran khusus, dan keahlian tertentu bukan hanya persoalan teknik menulis.
zaman membuat orang mampu untuk berpartisipasi dalam usaha pelestarian lingkungan
dengan motif ekonomi, contohnya. Peliputan dan pemberitaan ini pun dimaksudkan agar
masyarakat tergugah dan peka atas kehadiran masalah tersebut. Membuat masyarakat
sadar akan pentingnya menjaga keseltarian alam adalah kunci dan tujuan utama
negatifnya. Sebagai bagian dari media massa, maka ia harus menyeimbangkan antara
dan perbedaan dampaknya bagimasyarakat apakah sesuai klaim atau tidak di masyarakat.
Dari tujuan inilah tumbuh jurnalisme lingkungan yang lebih fokus terhadap dampak
bahwa isu lingkungan hidup erat kaitannya dengan peristiwa bencana alam, perubahan
Isu lingkungan pun selalu dibuat dalam rangka menekan isu kebijakan publik
dengan mengaitkan peran pemerintah, ekonomi, bisnis, serta organisasi internasional dan
regional untuk ikut bergerak sebagai bagian dari tanggung jawab (Santana, 2017). Hal
tersebut membuat kerja dari fokus jurnalisme lingkungan mirip dengan jurnalisme
advokasi namun tidak banyak. Wartawan diposisikan sebagai pewarta atau pemberi
keadian dan interpretasi ilmiahnya pada fakta-fakta ilmiah. Namun demikian, wartawan
harus tetap membuat beritanya menggairahkan pembaca, memiliki daya gugah, dan
Perbedaan yang kentara hanyalah seputar isu sentral dalam pemberitaan yang mana
jurnalisme lingkungan sangat menitikberatkan pada peliputan dan produksi teks berita
pada realitas lingkungan hidup seperti kerusakan lingkungan oleh manusia, kearifan
lokal, konservasi, limbah, dan penggunaan sumber daya alam. Fakta yang disajikan juga
harus bertitik tekan pada kasus lingkungan hidup dan sadar etika lingkungan yaitu
relevansi informasi dengan lingkungan, materi berita yang menjernihkan situasi, dan
lingkungan hidup. Arti lainnya, tujuan dari pemberitaan adalah pemeliharaan lingkungan
hidup sehingga bisa diwarisi ke generasi berikutnya dalam keadaan yang sama. Tidak
manusia ,pembangunan, dan ekonomi secara holistik seperti dampak fisik dan sosial
mesti dimiliki wartawan. Wartawan juga harus mengetahui bagaimana cara mendapatkan
Melalui buku yang sama dijelaskan, kendala bagi wartawan dalam meliput isu
terlalu menarik bagi masyarakat, dan jajaran pers terlalu mementingkan kesuksesan
ekonomi dari pemberitaan. Selain itu, kendala terbesar adalah soal niat atau keinginan
dalam meliput isu ini. Wartawan harus mampu menyadari efek sebuah masalah ke depan
yang seringkali tidak diperhatikan oleh wartawan. Oleh karenanya, wartawan harus
memiliki pengetahuan yang luas serta niat yang tulus guna kebaikan lingkungan. Hal ini
keberadaan alam ini, misalnya perasaan bahwa semua anak manusia berada pada satu
bumi dan di bawah satu langit, sehingga pikiran, hati, dan semangat dalam memelihara
spiritualitas ini, ia akan sadar bahwa sekarang semua manusia tidak hanya khawatir
tentang tanah, melainkan juga udara, air, dan sinar matahari. Ia akan cemas saat
mengetahui ada yang tidak beres dalam ekosistem lingkungan hidup. Wartawan juga
akan menuntut dirinya agar mampu menyajikan informasi yang bermanfaat akan realitas
lingkungan hidup. Kesadaran ini lah yang membuatnya selalu terdorong untuk siap
- https://www.detik.com/tag/lingkungan
- https://news.detik.com/foto-news/d-6466045/jaga-kelestarian-alam-dengan-
melepasliaskan-tukik-ke-lautan?_ga=2.190676587.1936160998.1671693910-
1209475721.1657311580
- https://www.detik.com/edu/edutainment/d-6463843/3-mahasiswa-ui-rancang-rumah-
ramah-lingkungan-biaya-konstruksi-3-kali-lebih-murah
Pertama, detik.com memiliki rubrik khusus yang akan melakukan berita mengenai isu
yang layak untuk diangkat menjadi sebuah berita lingkungan. Pemilihan isu tersebut
tergolong actual dan faktual. Media detik.com menjadi media online dengan konteks
pemberitaan pada isu-isu lingkungan hidup karena didirikan oleh jurnalis yang aktif
berkegiatan dan menyoroti isu lingkungan hidup dan memiliki visi mengenai pentingnya
penyajian informasi dan edukasi lingkungan hidup. Dengan adanya rubrik lingkungan di
detik.com ini, diharapkan dapat meningkatkan pengetahuan masyakat agar dapat hidup
dengan baik sehingga pembaca mulai sadar dan mulai belajar untuk menjaga lingkungan.
Daftar Pustaka
[1] Abrar, Ana Nadhya. 1993. Mengenal Jurnalisme Lingkungan Hidup. Yogyakarta:
[3] Kurnia, Novi, dkk. 2019. Literasi Digital Keluarga: Teori dan Praktik Pendampingan
Orangtua terhadap Anak dalam Berinternet. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.
[4] Kurnia, Septiawan S. 2017. Jurnalisme Kontemporer. Jakarta: Yayasan Pustaka Obor.
[5] Muh. Fitrah, M.Pd dan Dr. Luthfiyah, M.Ag. 2017. Metodologi Penelitian: Penelitian
[6] Romli, Asep Syamsul M. 2012. Jurnalisme Online: Panduan Mengelola Media
[7] Suryani, Ita dan Asri Sagiyanto. 2017. “Strategi Komunitas Betawi dalam
Mempromosikan Tradisi Palang Pintu (Studi Kasus pada Event Festival Palang Pintu
XI),” Jurnal Komunikasi. Volume VIII Nomor 2, September 2017. (hlm. 4).