Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH

TEORI FEMINISME

Disusun Guna Memenuhi Tugas Mata Kuliah Teori Perubahan Sosial yang Diampu
Oleh Siswanto, M.A.

Disusun oleh:

Moh. Khabib (43010190040)


Syifa’ Saila Wardah (43010190041)
Mutiara Indah A.F (43010190045)

PROGRAM STUDI KOMUNIKASI PENYIARAN ISLAM


FAKULTAS DAKWAH
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGRI SALATIGA
2020
KATA PENGANTAR

Alhamdulillahirabbil’aalamiin. Segala puji bagi Allah SWT. Tuhan seluruh alam


yang telah memberikan nikmat serta hidayah-Nyas ehingga tim penyusun dapat
menyelesaikan makalah ini tepat waktu. Shalawat serta salam semoga terlimpahkan
kepada Nabi Muhammad SAW. yang di nanti-nantikan syafaatnya di Yaumul Akhir
nanti.

Terimakasih tim penyusun ucapkan kepada pihak - pihak yang telah membantu
memberikan saran serta masukan dalam penyusunan makalah ini. Terimakasih juga tim
penyusun ucapkan kepada Dosen Pengampu Mata Kuliah Teori Perubahan Sosial, yaitu
Bapak Siswanto, M.A. Yang telah memberikan tim penyusun kesempatan untuk
membuat makalah yang berjudul “Teori Feminisme”. Dengan disusunnya makalah ini,
tim penyusun berharap agar baik tim penyusun maupun pembaca dapat sama-sama
belajar dan makalah ini dapat bermanfaat bagi tim penyusun maupun pembaca.

Tim penyusun menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna dan
masih banyak terdapat kesalahan maupun kekurangan di dalamnya. Untuk itu tim
penyusun mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca supaya
makalah ini dapat lebih baik lagi.

Tim penyusun mohon maaf yang sebesar-besarnya apabila di dalam makalah ini
terdapat banyak kesalahan serta kekurangan.

Demikian, semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi tim penyusun dan pembaca.
Terimakasih.

Salatiga, 28 November 2020

Penyusun

1
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...................................................................................................................1

DAFTAR ISI..................................................................................................................................2

BAB I...............................................................................................................................................3

PENDAHULUAN..........................................................................................................................3

A. Latar Belakang......................................................................................................................3

B. Rumusan Masalah.................................................................................................................3

C. Tujuan Makalah....................................................................................................................3

BAB II.............................................................................................................................................4

PEMBAHASAN.............................................................................................................................4

A. Pengertian Teori Feminisme dan Feminisme .......................................................................... 4

B. Sejarah Feminisme...................................................................................................................6

C. Aliran-aliran Dalam Feminisme...............................................................................................8

D. Tokoh-tokoh Feminisme yang berpengaruh...........................................................................11

BAB III.........................................................................................................................................14

PENUTUP....................................................................................................................................14

A. Kesimpulan.........................................................................................................................14

B. Saran..............................................................................................................................................14

DAFTAR PUSTAKA...................................................................................................................15

2
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Feminisme dapat diartikan sebagai sebuah sudut pandang Atau gaya hidup
yang mempunyai akar sejarah berbeda-beda dan berkembang sesuai sosial budaya
yang berbeda. Feminisme dalam Islam tidak jauh berbeda dengan gerakan
feminism pada umumnya yang sangat beragam, perbedaan yang ada pada
feminisme itu ialah pada persoalan dimana feminisme tidak sekedar menyangkut
hubungan horizontal tetapi juga vertikal, itulah sebabnya maka feminisme yang
muncul di dalam Islam selalu dikaitkan dengan Al-Qur’an (Nina Armando, 2005:
159).Feminisme Islam adalah alat analisis atau gerakan yang bersifat historis dan
konsektual sesuai kesadaran baru yang berkembang dalam menjawab masalah-
masalah perempuan yang aktual dan menyangkut ketidakadilan dan
ketidaksejajaran. Akar permasalahan feminisme Islam adalah patriarki yang asal
mulanya adalah dari konsep kesetaraan antara laki-laki dan perempuan dalam
Islam dan juga konsep penciptaan perempuan.

B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian Teori Feminisme dan Feminisme?
2. Bagaimana sejarah feminisme?
3. Apa saja aliran-aliran dalam feminisme?
4. Siapa saja tokoh-tokoh yang berpengaruh dalam Teori Feminisme?

C. Tujuan Makalah
1. Untuk mengetahui pengertian Teori Feminisme dan Feminisme
2. Untuk mengetahui sejarah Feminisme
3. Untuk mengetahui aliran-aliran dalam Feminisme
4. Untuk mengetahui siapa saja tokoh-tokoh yang berpengaruh dalam feminisme

3
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Teori feminisme

Istilah "feminisme" sangat penting untuk diketahui sekaligus dipahami seiring


dengan aktivitas atas pencerahan yang dilakukan para penggiat gender di masyarakat.
Seringkali mereka mendapat pertanyaan terkait dengan apakah "isme" yang
melatarbelakangi pemikiran pemikirannya, bahkan secara ekstrem dipojokkan dengan
apakah cocok berpatokan pada feminisme yang nota bene berasal dari dunia barat yang
sangat berbeda dengan kondisi ketimuran indonesia (baca patriarkhi).

Feminisme menurut Goefe adalah teori tentang persamaan hak antara laki-laki dan
perempuan disegala bidang. Feminisme berupaya menggali identitas perepuan yang
selama ini tertutupi. Identitas diperxdlukan sebagai dasar pergerakan memperjuangkan
kesamaan hak dan membongkar akar dari segala ketertindasan perempuan.
Feminisme merupakan konsep pemikiran yang menuntut adanya kesetaraan hak dan
keadilan yang sama pada wanita dengan kaum pria. Konsep ini merupakan salah satu
bentuk dari emansipasi wanita di seluruh dunia. Menurut Mujianto (2010:99) bahwa
penyebab utama munculnya feminisme adalah adanya pandangan sebelah mata terhadap
wanita, disertai bermacam-macam anggapan buruk yang dilekatkan kepadanya dan citra
negatif dalam masyarakat.

Feminisme mempunyai tiga pengertian , yaitu :


1. Pengakuan mengenai ketidakseimbangan kekuatan antara dua jenis kelamin, dengan
peranan wanita berada dibawah pria.
2. Keyakinan bahwa kondisi wanita terbentuk secara sosial dan maka dari itu dapat
diubah.
3. Penekanan pada kemandirian wanita.

4
Dari pengertian di atas, feminisme dapat diartikan adanya ketidakseimbangan antara
pria dan wanita, kedudukan dan peranan wanita dianggap lebih rendah dari pria,
sehingga wanita bergantung pada pria. Oleh karena itu kaum wanita yakin bahwa
kondisi ini dapat diubah, dengan menekankan kemandirian dari diri wanita itu sendiri.
Feminisme juga merupakan bagian dari budaya serta gerakan politik yang mengubah
cara wanita berpikir dan mempengaruhi cara hidup wanita dan pria dalam mengartikan
dunia ini.1
pengertian feminisme dapat berubah dikarenakan oleh pemahaman atau pandangan
para feminis yang didasarkan atas realita secara historis dan budaya, serta tingkat
kesadaran persepsi dan perilaku.

B. Pengertian Feminisme
Dalam mengartikan feminisme, para feminis berbeda pendapat mengenai hal
tersebut, hal ini disebabkan feminisme tidak mengambil dasar konseptual dan teoritis dari
rumusan teori tunggal, karena itu definisi feminisme selalu berubah-ubah sesuai dengan
realita sosio-kultural yang melatar belakanginya, tingkat kesadaran, persepsi, serta
tindakan yang dilakukan oleh feminis itu sendiri2.Istilah feminisme ditinjau secara
etimologis berasal dari bahasa latin femmina yang berarti perempuan. Kata tersebut
diadopsi dan digunakan oleh berbagai bahasa didunia. Dalam bahasa Perancis yang
digunakan kata femme untuk menyebut perempuan. Feminitas dan maskulinitas dalam
arti sosial (gender) dan psikologis harus dibedakan dengan istilah male (laki-laki) dan
female (perempuan) dalam arti biologis (sex/jenis kelamin). Dalam hal ini istilah
feminisme terasa lebih dekat dengan feminin, sehingga tidak jarang feminisme seringkali
diartikan sebagai sebuah gerakan sosial bagi kaum feminin3.
Feminisme adalah sebuah kata yang sebenarnya tidak mempunyai arti pasti yang dapat
diformulasikan sebagai definisi karena setiap gerakan feminisme memiliki kepentingan
masing-masing yang ingin diperjuangkan,3 namun jika dilihat secara umum, feminisme

Alfian Rokhmansyah, Studi dan Pengkajian Sastra, (Yogyakarta: Graha Ilmu, 2014),
1

hal. 128
Yunahar Ilyas, Feminisme Dalam Kajian Tafsir Al-Qur’an Klasik Dan Kontemporer
2

(Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 1997), hlm. 40.


3
Hastanti Widy Nugroho, Diskriminasi Gender (Potret Perempuan dalam Hegemoni
Laki-laki) Suatu Tinjauan Filsafat Moral (Yogyakarta: Hanggar Kreator, 2004), hlm. 60.

5
menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) adalah gerakan wanita yang menuntut
persamaan hak sepenuhnya antara kaum wanita dan pria4. Wolf mengartikan feminisme
sebagai sebuah teori yang mengungkapkan harga diri pribadi dan harga diri semua
perempuan. Pada pemahaman yang demikian, seorang perempuan akan percaya pada diri
mereka sendiri. Sementara itu, Budianta mengartikan feminisme sebagai suatu kritik
ideologis terhadap cara pandang yang mengabaikan permasalahan ketimpangan dan
ketidakadilan dalam pemberian peran dan identitas sosial berdasarkan perbedaan jenis
kelamin5.Menurut Kamla Bhasin dan Nighat Said Khan, sebagaimana dikutip oleh
Yunahar Ilyas, feminisme adalah suatu kesadaran akan penindasan dan pemerasan
terhadap perempuan dalam masyarakat, di tempat kerja dan dalam keluarga, serta
tindakan sadar perempuan maupun laki-laki untuk mengubah keadaan tersebut. Secara
teoritis, feminisme adalah himpunan teori sosial, gerakan politik, dan filsafat moral yang
sebagian besar didorong oleh atau yang berkenaan dengan pembebasan perempuan
terhadap pengetepian oleh kaum laki-laki6.

C. Sejarah Feminisme
Sejarah tentang feminisme dapat dilacak perjalanannya dengan faktor
kelahirannya dengan tujuan dan latar belakang yang berbeda-beda. Lahirnya gerakan
feminisme tidak terlepas dari tingkat pendidikan, kesadaran, kelas sosial, sosio kultural,
dan sebagainya. Lahirnya gerakan feminisme berawal dari asumsi bahwa kaum
perempuan pada dasarnya ditindas dan dieksploitasikan, tidak hanya itu gerakan ini
muncul karena dalam sistem masyarakat patriarki. kaum laki-laki mendominasi di
berbagai aspek dan adanya pensubordinasian perlakuan, perlakuan seperti ini yang
menimbulkan perempuan berkumpul dan membuat aksi sehingga melahirkan gerakan
feminisme.7

4
Departemen Pendidikan Dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia (Jakarta:
Balai Pustaka, 1989), hlm. 241.
5
Adib Sofia, Aplikasi Kritik Sastra Feminisme ”Perempuan Dalam Karya-Karya
Kuntowijoyo” (Yogyakarta: Citra Pustaka Yogyakarta, 2009), hlm. 13.
6
Syarif Hidayatullah, Teologi Feminisme Islam (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2010), hlm.
4
7
Anih Rabbani, “Analisa Kritis Terhadap Konsep Pemikiran Feminis Tentang
Perkawinan Beda Agama”. skripsi tidak diterbitkan. (Jakarta: UIN Syarif Hidayatullah, 2011),
hlm. 48-49.

6
Pada abad pertengahan ke-18 merupakan titik awal sejarah feminisme, istilah feminisme
sendiri baru mulai digunakan pada akhir abad ke-19 dalam debat politik di Prancis oleh
seorang wanita yang memproklamirkan dirinya sebagai seorang feminis. Pada saat itu
kaum feminis melakukan debat dan menulis 12 karya-karya untuk mencari serta
mendapatkan kesetaraan yang lebih besar bagi wanita, khususnya dalam bidang
pendidikan. Namun usaha-usaha yang mereka lakukan hanya mendapatkan dampak yang
kecil. Setelah abad ke-18, ada perubahan yang bermakna pada tingkat dan perkembangan
feminisme. Karya-karya tulis yang berhubungan dengan emansipasi wanita bertambah,
para wanita tertarik dengan ideide baru yang memberikan titik terang bagi kaum wanita.
Pada pertengahan abad ke18, para wanita di negara barat untuk pertama kalinya mulai
mengatur dalam masyarakat dan kelompok-kelompok yang tujuan utamanya adalah
untuk mencapai perubahan dan perbaikan dalam kehidupan sosial, politik, dan ekonomi
perempan.
Gerakan wanita yang fokus terorganisir tersebut meningkatkan perkembangan dalam
sejarah feminisme. Feminisme dibagi menjadi tiga gelombang, gelombang feminisme
pertama terjadi pada tahun 1860 hingga 1920. Gelombang feminisme kedua terjadi di
tahun 1960-an hingga 1970-an, dan gelombang ketiga terjadi setelah gelombang
feminisme kedua berlangsung . Pengaruh Feminisme masuk dan menyebar di Jepang
sekitar tahun 1870-an. Dalam perkembangannya, kaum feminis di tahun 1970-an di
Jepang mencoba mengekplorasi kembali sejarah yang ada, serta menemukan
konsepkonsep yang merugikan kaum wanita, seperti hubungan yang berdasarkan kelas
dan jenis kelamin. Mereka mencoba mengembangkan berbagai strategi dan mengubah
situasi mereka. Kesadaran feminis termasuk bagian dari perlawanan terhadap
perkembangan moderenisasi di Jepang sebagai negara yang kapitalis dan industrialisasi
modern. Kaum feminis di Jepang melakukan berbagai macam cara untuk
memperjuangkan kesetaraan hak pada kaum wanita, mulai dari menerbitkan artikel-
artikel, membentuk gerakan-gerakan wanita, serta menyuarakan harapan mereka dalam
kongres-kongres wanita.

7
D. Aliran-aliran Dalam Feminisme
Meskipun para feminis memiliki kesadaran yang sama tentang ketidakadilan
terhadap kaum perempuan di dalam keluarga maupun masyarakat, tetapi mereka berbeda
pendapat dalam menganalisis sebabsebab terjadinya ketidakadilan serta target dan bentuk
perjuangan mereka. Perbedaan tersebut mengakibatkan lahirnya beberapa ideologi atau
aliran dalam pemikiran di kalangan feminis, hal tersebut mengakibatkan lahirnya
beberapa ideologi atau aliran feminis

A) Feminime liberal
Feminisme liberal berpendapat bahwa sumber penindasan perempuan adalah belum
diperoleh dan dipenuhinya hak-hak perempuan, perempuan mengalami diskriminasi hak,
kesempatan dan kebebasannya disebabkan ia adalah perempuan8
Feminisme liberal beranggapan bahwa sistem patriarkhi dapat dihancurkan dengan cara
mengubah sikap masing-masing individu, terutama sikap kaum perempuan dalam
hubungannya dengan laki-laki. Perempuan harus sadar dan menuntut hak-haknya.
Tuntutan ini akan menyadarkan kaum laki-laki dan kalau kesadaran ini sudah merata
maka kesadaran baru akan membentuk suatu masyarakat baru, di mana laki-laki dan
perempuan bekerja sama atas dasar kesetaraan9
Feminisme liberal berasumsi bahwa pada dasarnya tidak ada perbedaan antara laki-laki
dan perempuan, oleh karena itu perempuan harus mempunyai hak yang sama dengan
laki-laki. Feminisme liberal lebih memfokuskan pada perubahan undang-undang yang
dianggap dapat melestarikan sistem patriarki. Misalnya, kepala keluarga konvensional
yang berlaku secara universal adalah suami sebagai pemberi nafkah dan pelindung
keluarganya. Hal ini oleh feminisme liberal tidak sesuai dengan konsep kebebasan
individu untuk mandiri dan menentukan jalan hidupnya sendiri. Konsep kepala keluarga
ini menurut mereka dapat membuat perempuan menjadi terus tergantung pada laki-laki10

B) Feminis radikal

R. Valentina dan Ellin Rozana, Pergulatan Feminisme dan HAM, HAM untuk
8

Perempuan, HAM untuk Keadilan Sosial (Bandung: Institut Perempuan, 2007), hlm. 52.
9
Yunahar Ilyas, Feminisme Dalam Kajian Tafsir, hlm. 47.
10
Mansour Faqih, et. al., Membincang Feminism, hlm. 228.

8
Gerakan feminis radikal merupakan gerakan perempuan yang berjuang didalam realitas
seksual, dan kurang pada realitas-realitas yang lainnya. Menurut mereka, penguasaan
fisik perempuan oleh laki-laki, seperti hubungan seksual adalah bentuk dari penindasan
terhadap kaum perempuan. Patriarkhi adalah dasar dari ideologi penindasan yang
merupakan sistem hirarkhi seksual, dimana laki-laki mempunyai kekuasaan superior dan
previlige ekonomi11

C) Feminisme Marxis
Aliran ini menghilangkan struktur kelas dalam masyarakat berdasarkan jenis kelamin
dengan melontarkan isu bahwa ketimpangan peran dalam dua jenis kelamin itu
sesungguhnya disebabkan oleh faktor budaya alam. Aliran ini menolak anggapan
tradisional dan para teolog, bahwa status perempuan lebih rendah daripada laki-laki
karena faktor biologis. Ketertinggalan yang dialami oleh perempuan bukan disebabkan
oleh tindakan individu secara sengaja tetapi akibat dari struktur sosial, politik dan
ekonomi yang erat kaitannya dengan sistem kapitalisme. Menurut mereka, tidak mungkin
perempuan dapat memperoleh kesempatan yang sama seperti laki-laki jika mereka masih
tetap hidup dalam masyarakat yang berkelas.12

D) Feminisme Sosialis
Aliran ini memiliki ketegangan antara kebutuhan kesadaran feminis di satu pihak dan
kebutuhan menjaga integritas materialisme marxisme di pihak lain, sehingga analisis
patriarki perlu ditambahkan dalam analisis mode of production. Mereka mengkritik
asumsi umum, hubungan antara partisipasi perempuan dalam ekonomi memang perlu,
tapi tidak selalu. Rendahnya tingkat partisipasi berkorelasi dengan rendahnya status
perempuan. Tetapi keterlibatan perempuan justru dianggab menjerumuskan perempuan,
karena mereka akan dijadikan budak.13
Feminisme sosialis mencoba menggabungkan pandangan feminisme marxis, feminisme
radikal, dan feminisme psikoanalisis. Bagi mereka, anggapan bahwa meningkatnya
11
Ahmad Taufiq, Perspektif Gender Kyai Pesantren, Memahami Teks Menurut Konteks
Relasi Gender Dalam Keluarga, (Kediri: STAIN Press, 2009), hlm. 52.
12
Yunahar Ilyas, Feminisme Dalam Kajian Tafsir, hlm. 48
13
Mansour Fakih, Analisis Gender dan Transformasi Sosial (Yogayakarta: Pustaka
Pelajar, 2001), hlm. 90-91.

9
partisipasi perempuan dalam bidang ekonomi, seperti yang dikatakan feminisme marxis,
adalah tidak selalu tepat. Bagi mereka ideologi patriarki adalah terpisah dan berbeda dari
model dan produksi ekonomi. Tidak jarang keterlibatan perempuan ini justru
menjerumuskan mereka menjadi budak. Namun demikian, yang terjadi adalah
keterjalinan antara patriarki dan kapitalisme. Kapitalisme menjalin kekuatan dengan
patriarki untuk mendominasi buruh perempuan dan seksualitas melalui penguatan dan
pengembangan ideologi yang merasionalisasikan penindasan perempuan. Oleh karena itu
mereka beranggapan bahwa kritik terhadap kapitalisme mesti disertai dengan kritik
terhadap dominasi atas perempuan14.

E) Feminisme Postmodern
Yang menarik dari pemikiran feminisme postmodern adalah tentang kebebasan dan
identitas. Perspektif kebebasan menurut feminisme postmodern adalah adanya pengakuan
bahwa perempuan dan laki-laki berbeda dan sebenarnya perempuan tidak menginginkan
hak untuk menjadi sama dengan laki-laki karena yang diinginkan sebenarnya adalah hak
untuk bebas mengonstruksi diri sendiri seperti yang di miliki laki-laki. Artinya tidak ada
kelompok yang menentukan identitas bagi yang lain atau perempuan tidak didefinisikan
oleh laki-laki melainkan oleh dirinya sendiri. Subjektivitas dan identitas adalah cair dan
karena itu perempuan kemudian berhak mempertanyakan dan mengonstruksi identitas
dirinya sebagai manusia yang bebas15

F) Black Feminism (Feminisme Kulit Hitam)


Aliran pemikiran feminis ini merujuk kepada teori perjuangan kulit hitam. Aliran ini
berkembang dalam suatu tradisi aktivisme kalangan “kiri” yang mengadopsi feminisme
sosialis. Bagi perempuan kulit hitam, yang merupakan minoritas di negara Barat seperti
Inggris dan Amerika, teori arus utama tidak memberi ruang bahasan yang cukup tentang
diskriminasi rasial. Sehubungan dengan itu, mereka mengembangkan feminisme kulit
hitam untuk menolong perempuan yang menghadapi dua permasalahan krusial sekaligus
yaitu rasisme dam seksisme16

14
Ahmad Baedowi, Tafsir Feminis, hlm. 41-42.
15
Riant Nugroho, Gender dan Strategi, hlm. 83.
16
Riant Nugroho, Gender dan Strategi, hlm. 85.

10
E. Tokoh-Tokoh Feminisme yang Berpengaruh
Tokoh-tokoh Feminisme yang berpengaruh dalam wacana feminisme diantaranya adalah:

1. Simone de beauvoira

Simone de beauvior dalam The Second Sex, menetapkan dengan sangat jelas masalah
dasar feminis modern. bila seorang wanita mencoba membatasi dirinya sendiri, ia
mulai dengan berkata "saya seorang perempuan". Tidak ada laki-laki yang berbuat
begitu. Kenyataan ini mengungkapkan ketaksimetrisan dasar antara istilah "maskulin"
dan "feminis".

2. Betty Friedan

Betty Ftiedan, menetengahkan dalam bukunya The Feminine Mytique versi pragmatic
dari bentuk kepastian perempuan. Lenurutnya, perempuan merupakan kaum yang
pasif atas bentuk kebudayaan yang tetap sebagaimana anggapan feminitas oleh kaum
patriakhat.

3. Germaine GreerÂ

Gagasan Germaine Geer dad keasamaan dengan Friedan yang tertuang dalam The
Fermale Bunuch. Keduanya menolak untuk membedakan gambaran, tetapi
menyatukannya dalam pendekatan yang tidak berkelas. Greer memperkirakan bahwa
ada bentrokan dalam paham feminis ramalan emansipasi perempuan akan selalu
menjadi teoritis, mudah dibaca dan pragmatis.

4. Kate Millet dan Michele Barret: Feminisme Politis

Suatu tingkatan penting dalam feminism modern dicapai oleh Kate Millet dalam buku
Sexual poitics (1970). ia mempergunakan istilah "patriakhi" (pemerintah ayah) untuk
menguraikan sebab penindasan wanita. patriarkhi meletakkan perempuan di bawah
laki-laki atau memperlakukan perempuan sebagai laki-laki yang inferior.17
17
Soenarjati Djajanegara, Kritik Sastra Feminis : Sebuah Pengantar, (jakarta: gramedia
pustaka utama,2003)

11
Ada lima fokus pokok terlibat dalam kebannyakan diskusi tentang perbedaan seksual:
biologi, pengalaman, wacana, ketaksadaran, dan kondisi sosial-ekonomi

1. Biologi.

alasan yang memeperlakukan biologi sebagai dasar dan yang menegecilkan sosilisasi
telah dipergunakan terutama oleh laki-laki untukÂ

meletakkan para perempuan dalam "tempat" merka. Ungkapan "ota mutilier in utere"
(perempuan tidak lain adalah sebuah kandungan) meringkaskan sikapini.

2. Pengalaman

Resiko ini juga dijalankan oleh mereka yang menarik pengalaman wanita yang khusus
sebagai sumber nilai-nilai perempuan yang positif dalam kehidupan dan dalam seni.
Hanya karena wanita, menurut alasan itu, telah mengalami pengalaman hidup yang
khusus bagi wanita (ovulasi, menstruasi,dan melahirkan).

3. Wacana.

focus yang ketiga yaitu mendapatkan perhatian sangat besar dari para feminis. man-made
Language buku Dale Spender, sebagaimana disarankan oleh judulnya, mengganggap
bahwa wanita secara mendasar ditindas oleh bahasa yang dikuasai laki-laki.

4. Ketidaksadaran.

teori psikoanalistik Lacan dan Kristeva menyediakan focus keemapa proses


ketidaksadaran. Beberapa penulis feminis telah mendobrak sama sekali biologisme
dengan mengasosiasikan "perempuan" dengan proses yang cenderung meruntuhkan
otaritas wacana "laki-laki". seksualitas wanita bersifat revolusioner, subversive, beragam,
dan "terbuka".

5. Sosiologi.

virginia woolf adalah kritikus wanita pertama yang memasukkan dimensi sosiologi (focus
kelima) dalam analisisnya mengenai tulisan wanita. Sejak itu dan selanjutnya, kaum

12
feminis marxis, terutama, telah mencoba menghubungkan perubahan kondisi social dan
ekonomi dan perubahan imbangan kekuatan di antara kedua jenis kelamin inti tujuan
Feminisme adalah meningkatkan kedudukan dan derajat perempuan agar sama atau
sejajar dengan kedudukan serta derajat laki-laki.

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Feminisme merupakan suatu gerakan yang dilakukan oleh kaum perempuan untuk
menuntut persamaan derajat dengan kaum laki-laki. Teori feminisme mengangkat isu
gender, khususnya tentang perempuan sebagai kajian utama. Dalam perjalanan
sejarahnya, teori feminis secara konstan bersikap kritis terhadap tatanan sosial yang
ada dan memusatkan perhatiannya pada variabel-variabel sosiologi esensial seperti

13
ketimpangan sosial, perubahan sosial, kekuasaan, institusi politik, keluarga,
pendidikan, dan lain-lain.

Teori feminis bertujuan untuk membongkar kekuasaan dan batas-batas pembagian


kekuasaan itu. Kekuasaan itu adalah penggolongan kelas atau status berdasarkan
jenis kelamin (genderisasi). Orientasi seksual adalah ketertarikan seseorang terhadap
lawan jenis dengan jenis kelamin atau peran gender tertentu. Seks dalam karya sastra
dapat mengarah ke seni atau pornografi tergantung dari pembaca dan pengarang.
Orientasi seksual juga terbagi kedalam beberapa golongan, pertama homoseksual,
yaitu ketertarikan terhadap sesama jenis, kedua adalah heteroseksual, yaitu tertarik
dengan jenis kelamin

B. Saran

Tim penyusun menyadari bahwa makalah ini jauh dari kesempurnaan karena
keterbatasan ilmu dan pengetahuan yang tim penyusun miliki serta sumber-sumber
atau informasi yang kemungkinan kurang dan belum tercantum didalam makalah ini.
Oleh karena itu tim penyusun menerima kritik dan saran dari pembaca yang
membangun agar kedepannya makalah ini dapat lebih baik lagi.

DAFTAR PUSTAKA

Rokhmansyah, Alfian. 2014. Studi dan Pengkajian Sastra. Yogyakarta: Graha Ilmu.
Ilyas, Yunahar. 1997. Feminisme Dalam Kajian Tafsir Al-Qur’an Klasik Dan
Kontemporer. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Widy Nugroho, Hastanti. Diskriminasi Gender (Potret Perempuan dalam Hegemoni
Laki-laki) Suatu Tinjauan Filsafat Moral. Yogyakarta: Hanggar Kreator.
Departemen Pendidikan Dan Kebudayaan. 1989. Kamus Besar Bahasa Indonesia.
Jakarta: Balai Pustaka.

14
Sofia, Adib. 2009. Aplikasi Kritik Sastra Feminisme ”Perempuan Dalam Karya-Karya
Kuntowijoyo”. Yogyakarta: Citra Pustaka Yogyakarta.
Hidayatullah, Syarif. 2010. Teologi Feminisme Islam. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Rabbani, Anih. 2011. “Analisa Kritis Terhadap Konsep Pemikiran Feminis Tentang
Perkawinan Beda Agama”. Jakarta: UIN Syarif Hidayatullah.
Valentina dan Ellin Rozana. 2007. Pergulatan Feminisme dan HAM, HAM untuk
Perempuan, HAM untuk Keadilan Sosial. Bandung: Institut Perempuan.
Taufiq, Ahmad. 2009. Perspektif Gender Kyai Pesantren. Memahami Teks Menurut
Konteks Relasi Gender Dalam Keluarga. Kediri: STAIN Press.
Fakih, Mansour. 2001. Analisis Gender dan Transformasi Sosial. Yogayakarta: Pustaka
Pelajar.
Nugroho, Riant. Gender dan Strategi.
Djajanegara, Soenarjati. 2003. Kritik Sastra Feminis : Sebuah Pengantar. jakarta:
gramedia pustaka utama

15
16

Anda mungkin juga menyukai