Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH FEMENISME SASTRA

Mata Kuliah: Teori Sastra


Dosen Penampu: Andi Syahputra Harahap, M.Pd.

Dibuat Oleh :

NAMA NIM
Zuhainah Siregar 2206020025

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA INDONESIA

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS AL WASHLIYAH

MEDAN

2022

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis ucapkan kehadiran Allah SWT atas limpahan rahmat serta
karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul
Feminisme Sasta, untuk memenuhi tugas mata Teori Sasta.
Penulis ucapkan terima kasih kepada Bapak Andi Syahputra Harahap, M.Pd.
yang telah memberikan tugas sehingga menambah pemahaman penulis terhadap
makalah yang penulis buat. Penulis juga mengucapkan banyak terimakasih kepada
pihak yang membantu mengerjakan makalah ini, sehingga makalah ini dapat
diselesaikan tepat waktu.
Makalah ini jauh dari kata sempurna, untuk itu penulis mohon maaf yang
sebesar-besar nya apabila ada kekurangan atau kesalahan penulisan pada makalah ini.
Penulis meminta kritik dan saran dari teman-teman yang bersifat membangun selalu
penulis harapkan demi kesempurnaan makalah ini.
Harapan penulis, semoga makalah ini membawa manfaat bagi kita semua.
Akhir kata penulis sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu
dalam proses pembuatan makalah ini.

Medan,20 Desember 2022

Zuhainah Siregar

ii
DAFTAR ISI

Halaman
JUDUL ……………………………………………………………………………… i
KATA PENGANTAR................................................................................................ii

DAFTAR ISI.............................................................................................................iii

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang........................................................................................................1

1.2 Rumusan Masalah...................................................................................................1

1.3 Manfaat Pembuatan Makalah ................................................................................1

BAB II PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Feminisme ............................................................................................2

2.2 Aliran-Aliran Feminisme ......................................................................................4

2.3 Kritik Feminisme dan Ragamnya ..........................................................................6

BAB III PENUTUP

3.1 Kesimpulan.............................................................................................................7

3.2 Saran.......................................................................................................................7

DAFTAR PUSTAKA

iii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Sumbangan terpenting postrukturalisme terhadap kebudayaan adalah pergeseran
paradigma dari pusat ke pinggiran. Studi kultural kemudian diarahkan pada kompetensi
masyarakat tertentu, masyarakat yang terlupakan, masyarakat yang terpinggirkan,
masyarakat marjinal. Teori sastra feminis, yaitu teori yang berhubungan dengan gerakan
perempuan,adalah salah satu aliran yang banyak memberikan sumbangan dalam
perkembangan studi kultural. Sastra feminis berakar dari pemahaman mengenai inferioritas
perempuan. Konsep kunci feminis adalah kesetaraan antara martabat perempuan dan laki-
laki. Teori feminis muncul seiring dengan bangkitnya kesadaran bahwa sebagai manusia,
perempuan juga selayaknya memiliki hak-hak yang sama dengan laki laki.
Feminisme Menurut Goefe (dalam Sugihastuti dan Suharto, 2002: 18) adalah teori
tentang permasalahan hak antara laki-laki dan perempuan disegala bidang.Identitas
diperlukan sebagai dasar memperjuangkan kesamaan hak dan membongkar akar dari segala
ketertindasan perempuan. Tujuan feminis adalah mengakhiri dominasi laki-laki dengan cara
menghancurkan struktur budaya, segala hukum dan aturan-aturan yang menempatkan
perempuan sebagai korban yang tidak tampak dan tidak berharga. Hal ini diterima
perempuan sebagai marginilisasi, subordinasi, stereotip, dan kekerasan.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan Latar Belakang yang telah dipaparkan maka rumusan masalah yang diangkat
dalam makalah ini adalah:
1. Apakah Pengertian Teori Feminisme ?
2. Apa saja Aliran-Aliran Feminisme ?
3. Apa yang di Maksud dengan Kritik Feminisme dan Ragamnya?
1.3 Manfaat Pembuatan Makalah:
1. Memberikan Pengetahun Kepada Pembaca Mengenai Teori Feminisme.
2. Memberikan Pengetahuan Dan Gambaran Tentang Aliran-Aliran Feminisme.
3. Memberikan Pengetahuan Dan Pandangan Maksud dengan Kritik Feminisme dan
Apa saja Ragamnya
4. Bagi Penulis Digunakan Sebagai Penyelesaian Tugas Teori Feminisme Dalam Mata
Kuliah Teori Sastra.

1
BAB II PEMBAHASAN

2.1 Pengetian Feminisme


Istilah “ feminisme “ sangat penting untuk diketahui sekaligus dipahami seiring
dengan aktivitas atas pencerahan yang dilakukan para penggiat gender di masyarakat.
Seringkali mereka mendapat pertanyaan terkait dengan apakah “ isme “ yang
melatarbelakangi pemikiran pemikirannya, bahkan secara ekstrem dipojokkan dengan
apakah cocok berpatokan pada feminisme yang nota bene berasal dari dunia barat yang
sangat berbeda dengan kondisi ketimuran Indonesia ( baca patriarkhi )
Feminisme berasal dari bahasa Latin yaitu “ femina “ atau perempuan dan gerakan
ini mulai bergulir pada tahun 1890an seiring dengan keresahan yang dirasakan oleh
perempuan dan laki laki yang menyadari adanya relasi yang timpang antara laki laki dan
perempuan di masyarakat. Gerakan ini mengacu ke teori kesetaraan laki-laki dan perempuan
dan pergerakan tersebut dimaksudkan untuk memperoleh hak hak perempuan. Sekarang ini
kepustakaan internasional mendefinisikan feminisme sebagai pembedaan terhadap hak hak
perempuan yang didasarkan pada kesetaraan perempuan dan laki laki. Dalam
perkembangannya secara luas kata feminis mengacu kepada siapa saja yang sadar dan
berupaya untuk mengakhiri subordinasi yang dialami perempuan.Feminisme seringkali
dikaitkan dengan emansipasi yang didalam Kamus Besar Bahasa Indonesia diartikan sebagai
pembebasan atau dalam hal isu isu perempuan, hak yang sama antara laki laki dan
perempuan. R.A Kartini yang berjuang untuk kebebasan perempuan dari norma norma
tradisionil yang menindas melalui pendidikan adalah figur yang sangat terkenal dalam
perjuangan emansipasi perempuan.
Dengan demikian maka pemikiran bahwa hubungan atau relasi yang timpang antara
perempuan dan laki laki di dalam dan di luar keluarga penting untuk diperbaiki. Selain itu
juga penting untuk memikirkan yang berkaitan dengan serangkaian upaya serangkaian
perubahan struktural ( perubahan relasi sosial ) dari yang timpang ke relasi sosial yang
setara sehingga keduanya merupakan faktor penting dalam menentukan berbagai hal dalam
masyarakat.
Feminisme tidak seperti pandangan atau pemahaman lainnya. Feminisme tidak
berasal dari sebuah teori atau konsep yang didasarkan atas formula teori tunggal. Itu
sebabnya, tidak ada abstraksi pengertian secara spesifik atas pengaplikasian feminisme bagi
seluruh perempuan disepanjang masa. Pengertian feminisme itu sendiri menurut Najmah

2
dan Khatimah sa’ida dalam bukunya yang berjudul “Revisi Politik Perempuan” (2003:34)
menyebutkan bahwa :
Feminisme adalah suatu kesadaran akan penindasan dan eksploitasi terhadap
perempuan yang terjadi baik dalam keluarga, di tempat kerja, maupun di masyarakat
serta adanya tindakan sadar akan laki-laki maupun perempuan untuk mengubah
keadaan tersebut secara leksikal. Feminisme adalah gerakan kaum perempuan yang
menuntut persamaan hak sepenuhnya antara kaum perempuan dan laki-laki “.

Pengertian feminisme dapat berubah dikarenakan oleh pemahaman atau pandangan


para feminis yang didasarkan atas realita secara historis dan budaya, serta tingkat kesadaran
persepsi dan perilaku. Bahkan diantara perempuan dengan jenis-jenis yang hampir mirip
terdapat perbedaan pendapat dan perdebatan mengenai pemikiran feminis, sebagaian
didasarkan atas alasan (misalnya akar kebudayaan) patriarkhi dan dominasi laki-laki, dan
sampai resolusi final atas perjuangan perempuan akan non-eksploitasi lingkungan,
kebebasan kelas, latar belakang, ras, dan gender.
Ada lima fokus pokok terlibat dalam kebannyakan diskusi tentang perbedaan
seksual: biologi, pengalaman, wacana, ketaksadaran, dan kondisi sosial-ekonomi
Biologi, alasan yang memeperlakukan biologi sebagai dasar dan yang menegecilkan
sosilisasi telah dipergunakan terutama oleh laki-laki untuk meletakkan para perempuan
dalam”tempat”merka. Ungkapan “ota mutilier in utere” (perempuan tidak lain adalah sebuah
kandungan) meringkaskan sikapini.
Pengalaman, Resiko ini juga dijalankan oleh mereka yang menarik pengalaman
wanita yang khusus sebagai sumber nilai-nilai perempuan yang positif dalam kehidupan dan
dalam seni. Hanya karena wanita, menurut alasan itu, telah mengalami pengalaman hidup
yang khusus bagi wanita (ovulasi, menstruasi, dan melahirkan).
Wacana, focus yang ketiga yaitu mendapatkan perhatian sangat besar dari para
feminis. Man-made Language buku Dale Spender, sebagaimana disarankan oleh judulnya,
mengganggap bahwa wanita secara mendasar ditindas oleh bahasa yang dikuasai laki-laki.
Ketidaksadaran, teori psikoanalistik Lacan dan Kristeva menyediakan focus
keemapa proses ketidaksadaran. Beberapa penulis feminis telah mendobrak sama sekali
biologisme dengan mengasosiasikan “perempuan” dengan proses yang cenderung
meruntuhkan otaritas wacana ‘laki-laki’ . seksualitas wanita bersifat revolusioner,
subversive, beragam, dan “terbuka”.
Sosiologi. Virginia Woolf adalah kritikus wanita pertama yang memasukkan
dimensi sosiologi (focus kelima) dalam analisisnya mengenai tulisan wanita. Sejak itu dan

3
selanjutnya, kaum feminis Marxis, terutama, telah mencoba menghubungkan perubahan
kondisi social dan ekonomi dan perubahan imbangan kekuatan di antara kedua jenis kelamin
Inti tujuan Feminisme adalah meningkatkan kedudukan dan derajat perempuan agar
sama atau sejajar dengan kedudukan serta derajat laki-laki.
Tokoh-tokoh Feminisme yang berpengaruh dalam wacana feminisme diantaranya
adalah:
1. Simone de Beauvoir
Simone de Beauvior dalam The Second Sex, menetapkan dengan sangat jelas
masalah dasar feminis modern. Bila seorang wanita mencoba membatasi dirinya
sendiri, ia mulai dengan berkata “saya seorang perempuan” . Tidak ada laki-laki
yang berbuat begitu. Kenyataan ini mengungkapkan ketaksimetrisan dasar antara
istilah “maskulin” dan “feminis”.
2. Betty Friedan
Betty Ftiedan, menetengahkan dalam bukunya The Feminine Mytique versi
pragmatic dari bentuk kepastian perempuan. Menurutnya, perempuan merupakan
kaum yang pasif atas bentuk kebudayaan yang tetap sebagaimana anggapan
feminitas oleh kaum patriakhat.
3. Germaine Greer
Gagasan Germaine Geer dad keasamaan dengan Friedan yang tertuang dalam The
Fermale Eunuch. Keduanya menolak untuk membedakan gambaran, tetapi
menyatukannya dalam pendekatan yang tidak berkelas. Greer memperkirakan
bahwa ada bentrokan dalam paham feminis, ramalan emansipasi perempuan akan
selalu menjadi teoritis, mudah dibaca dan pragmatis.

4. Kate Millet dan Michele Barret’ Feminisme Politis


Suatu tingkatan penting dalam feminism modern dicapai oleh Kate Millet dalam
buku Sexual Poitics (1970). Ia mempergunakan istilah “patriakhi” (pemerintah
ayah) untuk menguraikan sebab penindasan wanita. Patriarkhi meletakkan
perempuan di bawah laki-laki atau memperlakukan perempuan sebagai laki-laki
yang inferior.

2.2 Aliran-Aliran Feminisme


Sebagai gerakan modern, feminisme yang mulai berkembang pesat sekitar tahun
1960 di Amerika berdampak luas. Gerakan ini membuat masyarakat sadar akan kedudukan

4
perempuan yang inferior. Dampak dari gerakan ini juga dapat dirasakan dalam bidang
sastra. Perempuan mulai menyadari bahwa dalam karya sastra pun terdapat ketimpangan
mengenai pandangan tentang manusia dalam tokoh-tokohnya. Beberapa aliran yang penting
untuk diketahui para penggiat dan pemerhati gender untuk mengoptimalkan kajian dan
pemikiran mereka diantara adalah :
1. Feminisme Liberal
Gerakan ini muncul awal abad 18 bersamaan dengan lahirnya zaman pencerahan,
tuntutannya adalah kebebasan dan kesamaan terhadap akses pendidikan, pembaharuan
hukum yang bersifat diskriminatif.
2. Feminisme Marxis Tradisional
Gerakan ini mendasarkan pada teori Marxis, dimana para penganutnya
memperjuangkan perlawanan terhadap sistem sosial ekonomi yang eksploitatif terhadap
perempuan dan penindasan terhadap perempuan adalah bagian dari
penindasan kelas dalam sistem produksi.
3. Feminisme Radikal
Gerakan ini mengacu pada konsep biological essentialism ( perbedaan esensi
biologis ), suatu pendekatan bahwa apa saja yang berhubungan dengan makhluk laki laki
adalah negatif dan menindas.
4. Feminisme Sosialis
Gerakan ini merupakan sintesis dari gerakan feminis Radikal dan Marxis, gerakan
ini beranggapan bahwa perempuan terekploitasi oleh 2 hal yaitu sistem patriarkhi dan
kapitalis.
5. Ekofeminis
Gerakan ini lebih menfokuskan pandangannya pada analisis kualitas feminin dan
mengkritik dengan tajam pada aliran feminisme modern lain ( liberal, radikal, marxist dan
sosialis ) dengan mengatakan bahwa ketidakadilan gender bukan semata mata disebabkan
oleh konstruksi sosial budaya akan tetapi juga oleh faktor intrinsik.
6. Gerakan Perempuan Dunia Ketiga
Gerakan perempuan yang berasal dari dunia ketiga ( bangsa yang pernah
dijajah ).Kondisi perempuan pasca penjajahan yang multi kompleks menjadikan gerakan ini
mempunyai prioritas atas apa yang dilakukan misalnya imperialisme, penindasan bangsa,
kelas, ras dan etnis. Strateginya adalah afiliasi untuk membangun kekuatan perlawanan
bersama untuk satu persatu melawan penindas.
Beberapa aspek yang mempengaruhi munculnya gerakan feminisme :

5
1. Aspek politik merupakan aspek yang ketika rakyat amerika memproklamasikan
kemerdekaan pada tahun 1776, deklarasi kemerdekaan amerika menyantumkan
bahwa “all men are created aquel” (semua laki-laki diciptakan sama), tanpa
menyebut-nyebut perempuan
2. Aspek agama menggap bahwa gereja mendudukan wanita inferior,karena baik
agana protestan maupun agama katolik menempatkan perempuan pada posisi yang
lebih rendah daripada kedudukan laki-laki.
3. Aspek konsep sosialisme dan marxis. Aspek ini beranjak dari pikiran Fedderick
Engels yang mengemukakan bahwa ‘Dalam keluarga, dia (suami) adalah borjuis dan
istri mewakili kaum prolentar.

2.3 Kritik Feminisme dan Ragamnya


Kritik sastra feminis, adalah studi sastra yang mengarahkan fokus analisisnya pada
perempuan. Dasar pemikiran feminis dalam penelitian sastra, adalah upaya pemahaman
kedudukan peran perempuan seperti yang tercermin dalam karya sastra.Kritik sastra feminis
merupakan salah satu ilmu disiplin sebagai respon atas berkembang luasnya feminisme
diberbagai penjuru dunia.Arti sederhana kritik sastra feminis adalah pengkritik memandang
sastra dengan kesadaran khusus, kesadaran bahwa ada jenis kelamin yang banyak
berhubungan dengan budaya, sastra dan kehidupan.
Berikut ini merupakan jenis-jenis kritik sastra feminis yang berkembang di
masyarakat menurut Dra. Ekarini, M.Pd. (2002:161).
a. Kritik Ideologis.
Kritik sastra feminis ini melibatkan perempuan, khususnya kaum feminis, sebagai pembaca.
Yang menjadi pusat perhatian pembaca wanita adalah citra serta stereotipe wanita dalam
karya sastra Kritik ini juga meneliti kesalah pahaman tentang perempuan dan sebab-sebab
mengapa perempuan sering tidak diperhitungkan bahkan nyaris diabaikan.
b. Gynocritics atau ginokritik
Gynocritics atau ginokritik disebut juga dengan kritik yang mengkaji penulis-penulis wanita.
Jenis kritik sastra feminis ini berbedamdari kritik ideologis, karena yang dikaji disini adalah
masalah perbedaan.
c. Kritik Sastra Feminis Sosialis
Jenis kritik ini meneliti tokoh-tokoh wanita dari sudut pandang sosialis, yaitu kelas-kelas
masyarakat.
d. Kritik Feminis Psikoanalitik
Kritik sastra ini diterapkan pada tulisan-tulisan wanita, karena para feminis percaya bahwa
pembaca wanita biasanya mengidentifikasikan dirinya dengan atau menempatkan dirinya

6
pada tokoh wanita, sedangkan tokoh wanita tersebut pada umumnya merupakan cermin
penciptanya.
e. Kritik Feminis Lesbian.
Kritik ini bertujuan untuk mengembangkan definisi yang cermat tentang makna lesbian,
kemudian akan ditentukan apakah definisi ini dapat diterapkan pada definisi penulis atau
pada teks karyanya.
f. Kritik Feminis Ras atau Etnik
Sebagaimana halnya dengan pengkritik sastra ideologi dan pengkritik sastra lesbian,
pengkritik sastra etnik ingin membuktikan keberadaan sekelompok penulis feminis etnik
beserta karya-karyanya, baik dalam kajian perempuan maupun dalam kajian kanon sastra

BAB III PENUTUP


3.1 Simpulan
Teori feminisme menfokuskan diri pada pentingnya kesadaran mengenai
persamaan hak antara perempuan dan laki-laki dalam semua bidang. Teori ini
berkembang sebagai reaksi dari fakta yang terjadi di masyarakat, yaitu adanya
konflik kelas, konflik ras, dan, terutama, karena adanya konflik gender. Feminisme
mencoba untuk mendekonstruksi sistem yang menimbulkan kelompok yang
mendominasi dan didominasi, serta sistem hegemoni di mana kelompok subordinat
terpaksa harus menerima nilai-nilai yang ditetapkan oleh kelompok yang berkuasa.
Feminisme mencoba untuk menghilangkan pertentangan antara kelompok yang
lemah dengan kelompok yang dianggap lebih kuat.
Penggunaan teori ini dalam kritik sastra adalah untuk mengupas lebih
mendalam sebuah karya sastra dari segi feminisme, yang berarti sebuah kedudukan
yang akan diberikan oleh pengarang kepada kaum wanita dalam karya sastranya.
Berbagai ragam kritik feminisme yang dapat digunakan untuk membedah sebuah
karya sastra diantaranya adalah kritik ideologis, genokritik, sastra feminis sosialis,
psikoanalitik, lesbian dan etnik.

3.2 Saran
Feminisme harus berani melihat permasalahan secara konseptual. Jika
perempuan banyak diteliti menggunakan teori yang tidak relevan bagi generasi
mendatang, maka feminisme tidak akan banyak membantu kemajuan perempuan.

7
Jika feminisme berpolitik dan bergulat dengan praksis tetapi masih mengadopsi
konseptual feminisme yang hegemonik maka feminisme akan mengalami jalan
buntu. Karena itu penulis menyarankan agar perjuangan feminisme tidak saja
direalisasikan di dalam politik praksis tetapi juga bergulat dengan konseptualisasi
teori feminisme sehingga dapat memperbaiki serta menambah kekurangan yang
terjadi dalam ranah praksis.

DAFTAR PUSTAKA

Djajanegara, Soenarjati. 2003. Kritik Sastra Feminis: Sebuah Pengantar. Jakarta:


Gramedia Pustaka Utama.
Djajanegara, Soenarjati. 2003. Kritik Sastra Feminis: Sebuah Pengantar. Jakarta:
Gramedia Pustaka Utama.
Saraswati, Ekarini. 2002. Sosiologi Sastra Sebuah Pemahaman Awal. Malang:
UMM Press.
Tong, Rosemarie Putnam. Feminist Thought : Pengantar paling Komprehensif
kepadaAliran Utama Pemikiran Feminis, terj. Aquarini Priyatna
Prabasmoro.Yogyakarta : Jalasutra, 1998.
Ratna, Nyoman Kutha. Teori, Metode, dan Teknik Penelitian Sastra.
Yogyakarta :Pustaka Pelajar, 2004.
Welleck, Rene dan Austin Warren. Teori Kesusastraan, terj. Melani Budianta.
Jakarta : Gramedia, 1990.
Pradopo, Rachmat Djoko. Dkk. 2003. Metode Penelitian Sastra. Yogyakarta:
Hanindita Graha Widya.
Teeuw, A. 1998. Sastra dan Ilmu Sastra, Pengantar Teori Sastra. Jakata: Pustaka

8
9

Anda mungkin juga menyukai