Anda di halaman 1dari 5

MAKALAH

PRAKTIKUM KEPERAWATAN ANAK II


(TERAPI KELASI BESI)

Dosen : Eka Santi, Ners, M.Kep.


Disusun Oleh: Kelompok 9

Ajrina Nurwidya Sari 1810913220004


Arsya Rafa Agnis 1810913320004
Elfina Rusani 1810913220013
Intan Nurulya Hadie 1810913320006
Rahmah 1710913120007
Robiatul Adawiyah 1810913120001
Zainur Ridho 1810913310024

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN


FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
BANJARBARU
2020
1. Diskusikan tentang transferin yaitu kadar normal, fungsi dan keterkaitan
transferin dengan terapi kelasi besi.
Hasil Diskusi :
Kadar normal transferin : 250 mg/dl, (nilainormal:20%-25% )
Fungsi dan keterkaitan Transferin plasma berperan dalam transport besi ke sel→reseptor
transferrin (TfR) dan mengikatbesi→ mengurangi jumlah besi yang bisa menghasilkan
radikal bebas→mencegah efek toksik besi.
Keterkaitan tranferin dg terapi kelasi besi
DISTRIBUSI ZAT BESI
 Sebelum ke plasma, besi Fe2+ akan dioksidasi menjadi Fe3+ →berikatan dg
transferin→digunakan dan disimpan di jaringan.
 Transferrin memiliki dua tempat ikatan, masing-masing tempat akan mengikat
satu atom besi•Fungsi Transferin plasma berperan dalam transport besi ke
sel→reseptor transferrin (TfR) dan mengikat besi→mengurangi jumlah besi yang
bisa menghasilkan radikal bebas→mencegah efek toksik besi.
 Besi transferrin ini selanjutnya akan memasuki sel target (terutama sel eritroid,
selimun, dan hepatosit) lewat proses endositosis melalui reseptor transferrin
(TfR).
2. Diskusikan tentang hubungan terapi kelasi besi dengan talasemia
Hasil Diskusi:
Terapi kelasi besi mempunyai dua tujuan yaitu untuk mengikat racun dari non-transferrin
bound iron (NTBI) di plasma dan mengurangi besi dalam tubuh. Detoksifikasi
besi yang berlebih adalah fungsi yang paling penting dari terapi kelasi besi
(Vichinsky, 2012). Kelasi besi digunakan untuk mengimbangkan kadar besi yang
berakumulasi dari hasil transfusi darah dengan meningkatkan ekskresi besi melalui
urine dan atau feses. Kelasi besi harus diberikansecarateratur agar bekerja efektif
dan diperlukan kepatuhan yang baik dalam mengkonsumsi kelasi besi. Pemberian
kelasi yang tidak teratur dapat menyebabkan efek negatif pada
keseimbangan besi. Kepatuhan yang buruk dapat disebabkan karena adanya masalah
praktis seperti adanya kesulitan dengan infus deferoxamine (DFO), intoleransikelator,
atau ada masalah psikologis/psikososial (Cappellini, 2014).
3. Diskusikan tentang pemilihan terapi kelasi besi dari persyaratan s.d komplikasi
yang mungkin terjadi
Hasil Diskusi:
a. Jenis dan cara pemberian kelasi besi
Jenis kelasi besi yang terbaik adalah yang dapat digunakan pasien secara kontinu
dengan mempertimbangkan efektifitas, efek samping, ketersediaan obat, harga, dan
kualitas hidup pasien. Tiga jenis kelasi besi yang saat ini digunakan adalah deferipron
atau deferaksiroks dapat menjadi alternatif. Terapi kombinasi kelasi besi saat ini
terbatas pada kondisi kelebihan besi yang tidak dapat diatasi dengan monoterapi atau
telah terdapat komplikasi ke jantung. Pemilihan terapi dibuat berdasarkan
kesepakatan dan kenyamanan pasien, sehingga perlu diinformasikan tentang
kelebihan dan kekurangan kelasi besi kepada pasien dan orang tua.
a) Desferoksamin (Desferal, DFO)
Desferoksamin adalah kelator besi yang telah banyak diteliti dan terbukti
menunjukkan efek yang dramatis dalam morbiditas dan mortalitas pasien
thalasemia. Bioavailabilitas oralnya buruk sehingga harus diberikan secara
subkutan, intravena atau terkadang intramuskular.
b) Deferipon (Ferriprox, DFP, L1)
Deferipon merupakan kelator oral yang telah banyak digunakan di dunia. Waktu
paruhnya sekitar 5-6 jam.
c) Deferasiroks (Exjade/DFX)
Deferasiroks adalah kelator oral berupa tablet dispersible. Bioavailabilitas
oralnya baik dan waktu paruhnya panjang (> 12 jam) sehingga sesuai untuk
pemberian 1 kali per hari. Dosis dimulai dari 20 hingga 40 mg/kg/hari
b. Terapi kelasi kombinasi
a) Desferoksamin (DFO) dan Deferipron (DFP)
b) Desferoksamin (DFO) dan Deferasiroks (DFX)
c) Deferipron (DFP) dan Deferasiroks (DFX)
c. Pemantauan respon terapi kelasi besi
Pemantauan timbunan besi dalam tubuh dapat dilakukan dengan beberapa cara.
Pengukuran kadar besi bebas/labile plasma iron (LPI) atau non transferin bound iron
(NTBI) dan LIC melalui biopsi hati adalah cara yang paling akurat, namun saat ini
pemeriksaan MRI dapat mengukur konsentrasi besi di organ secara non-invasif.
Beberapa Batasan pada pasien thalassemia :
a) LIC dipertahankan <7000 ug/g berat kering hati
b) Feritin serum 1000-2500 ng/mL; namun ferritin kurang mampu memperkirakan
timbunan besi dalam tubuh secara tepat, karena kadarnya banyak dipengaruhi
factor eksternal seperti inflamasi dan infeksi
d. Pemantauan efek samping kelasi besi
Gejala toksisitas kelasi besi perlu diperhatikan pada setiap pasien thalasemia yang
mendapatkan terapi kelasi. Berikut yang perlu dipantau secara rutin bergantung pada
jenis kelasi besi yang digunakan:
1) Kelasi besi dengan DFO
 Gangguan pendengaran dan tinitus setiap kunjungan
 Gangguan penglihatan khususnya persepsi warna
 Gangguan pertumbuhan perlu diperhatikan khususnya pada pasien yang
menggunakan DFO di usia
 Reaksi alergi dan reaksi local
2) Kelasi besi dengan DFP
 Neutropenia, merupakan efek samping tersering.
 Gangguan gastrointestinal, antara lain mual, muntah dan diare
3) Kelasi besi dengan DFX
 Nefrologi, penurunan fungsi ginjal.
4. Buat analisa kasus
Hasil Diskusi:
 Pada klien A (kasus 1 ) menggunakan jenis terapi Desferoksamin (Desferal, DFO),
karena sediaan berbentuk vial @500mg dan membutuhkan 2000 mg per hari untuk
perbulan (2000 mg x 30 = 60.000 mg) bisa diberikan 4-7 kali perminggu melalui
jalur subkutan, intravena atau terkadang intramuskular. Pada terapi Desferoksamin
total dosis per hari tidak melebihi 4000-6000 mg. Sehingga pada klien A cocok
menggunakan jenis terapi Desferoksamin (Desferal, DFO). Setelah diberikan terapi
maka dicek kembali kadar feritinnya untuk menghindari efek samping dari terapi.
 Pada klien B (kasus 2 ) menggunakan jenis terapi Deferasiroks (Exjade/DFX), dan
membutuhkan 25 mg per hari . Pada terapi Deferasiroks (Exjade/DFX) total dosis
dimulai dari 20 hingga 40 mg/kg/hari Sehingga pada klien A cocok menggunakan
jenis Deferasiroks (Exjade/DFX) dengan sediaan tablet dengan pemberian 1 kali
per hari

Anda mungkin juga menyukai