Anda di halaman 1dari 26

TERAPI KELASI BESI

DAN EFEK SAMPINGNYA


Nadia Muslimah Annisa
– I4A013028 –

Pembimbing:
dr. Wulandewi Marhaeni, Sp.A (K)

BAGIAN/SMF ILMU KESEHATAN ANAK


FAKULTAS KEDOKTERAN ULM – RSUD ULIN
JANUARI, 2018
1
Pendahuluan

Pembawa sifat
thalasemia di
Indonesia berkisar
6-10%
Untuk mempertahankan
HB 9-10 g/dl

EFEK
SAMPING
???
2
Thalasemia

 kelompok anemia hemolitik


 kongenital herediter
 diturunkan secara autosomal
 kekurangan sintesis rantai polipeptid yang menyusun molekul
globin dalam hemoglobin
α-, β-, γ-, δ -, δβ-, or εγδβ-thalassaemias
Klasifikasi
Mayor et minor thalassaemias
3
Diagnosis Thalasemia

Anamnesis Px. Fisik Px. Penunjang

4
Diagnosis Thalasemia

Anamnesis Px. Fisik Px. Penunjang

RPS  muncul pada usia 6-24 bulan

Keluhan  anemia (mikrositer)


•pucat dan kuning
•demam, kelelahan
•gangguan nafsu makan
•gangguan dalam menyusu
•gangguan tumbuh kembang
•perut membesar

RPK  Riwayat penyakit thalasemia dalam keluarga Hukum genetika Mendelian

5
Diagnosis Thalasemia

Anamnesis Px. Fisik Px. Penunjang

Hukum Genetika Mendelian

6
Diagnosis Thalasemia

Anamnesis Px. Fisik Px. Penunjang

Pucat
Ikterus/jaundice growth retardation,
poor musculature,
Gangguan pertumbuhan Untreated/ hepatosplenomegaly
Gangguan perkembangan Poorly transfused leg ulcers
skeletal changes
Splenomegali Thalassemic facie
Hepatomegali

7
Diagnosis Thalasemia

Anamnesis Px. Fisik Px. Penunjang

Thalassemic facie

8
Diagnosis Thalasemia

Anamnesis Px. Fisik Px. Penunjang

Darah tepi  Hb rendah, MDT eritrosit (mikrositik hipokromik, sel target,


anisositosis berat dengan makroovalositosis, mikrosferosit, polikromasi,
basophilic stippling, benda Howell-Jolly, poikilositosis dan sel target),
Retikulosit meningkat

Sumsum tulang  Hiperplasi sistem eritropoesis dengan normoblas


terbanyak dari jenis asidofil, Granula Fe meningkat.

Pemeriksaan khusus  Hb F meningkat : 20%-90% Hb total, Elektroforesis Hb


( hemoglobinopati lain dan mengukur kadar Hb F), Pemeriksaan pedigree

Pemeriksaan lain  Foto Ro tulang kepala, Foto tulang pipih dan ujung tulang
9 panjang
Iron Overload Harapan hidup  panjang
Transfusi
Iron overload
Penimbunan besi berlebihan

Penyerapan besi usus meningkat

Pengeluaran besi terbatas

10
Iron Overload
Iron overload  penimbunan besi dalam jaringan/organ
tubuh  hemosiderosis  kerusakan jaringan/organ tubuh
 hemochromatosis.

Toksisitas besi terjadi jika :


cadangan besi total > 4 gram atau
kadar ferritin serum >1000 μ g/L
dan
saturasi transferin > 55% dan atau
telah mendapatkan transfusi darah berulang lebih dari 100 ml
atau 10-20 kali transfusi
11
Iron Overload
Iron overload  peningkatan NTBI dan LPI

Toksisitas besi

memproduksi radikal hidroksil bebas


kerusakan oksidatif pada lemak, protein jaringan, molekul DNA

peroksidasi lemak

merusak enzim pada lisosom dan menyebabkan kematian sel.


Efek lainnya  meningkatkan produksi GF1 yang akan
meningkatkan sintesis kolagen dan fibrosis (hati, jantung dan
12 kelenjar endokrin)
Monitoring Iron Overload

1. Serum ferritin
2. LIC (Liver Iron Concentration)
3. Myocardial Iron Estimation  MRI  T2star – LVEF
4. Monitoring Fungsi Organ Lain
5. Monitoring kadar NTBI dan LPI
6. Urin tampung 24 jam

13
Terapi Kelasi Besi

prevention

Adherence
pengobatan
therapy

Terapi Terapi
penyesuaian emergency
14
Terapi Kelasi Besi
DEFEROXAMIN/DFO

 Deferoxamine diisolasi sebagai kelat besi dari Streptomyces pilosus .


 Deferoksamin sering diberikan untuk kasus penumpukan besi kronis karena
transfusi dan sering diberikan pada usia >2 tahun
 Satu molekul DFO  mengikat 1 atom besi dan memiliki stabilitas yang
tinggi terhadap Fe3+ (1:1)
 Sukar diabsorpsi setelah pemberian oral  parenteral
 Dosis : 40 (20-60) mg/kg secara infus subkutan diberikan 8-12 jam, dalam 5-
7 hari perminggu selama 5 minggu
 Vit C sebesar 2-3 mg/kg peroral  meningkatkan ekskresi besi
 Mudah diekskresi bersama urin.dan feses
 Kekurangan : harga obat mahal, kepatuhan rendah dan komplikasi yang timbul
 Pemberian deferoksamin teratur  keuntungan kardioprotektif
 Pemberian deferoksamin >10 tahun pada pasien thalasemia dikaitkan dengan
15
masa bebas komplikasi kelebihan beban besi yang panjang
Terapi Kelasi Besi
DEFEROXAMIN/DFO  EFEK SAMPING

Related to excessive chelation not related to excessive chelation


1. Gangguan pendengaran 1. Reaksi kulit lokal
2. Gangguan pengelihatan 2. Infeksi Yersinia enterocolitica
3. Retardasi pertumbuhan 3. Reaksi hipersensitifitas berat
4. Perubahan skeletal
5. Efek jarang lainnya

Dalam sebuah penelitian  komplikasi akibat penggunaan DFO adalah gangguan pendengaran
frekuensi tinggi (18%), gangguan penglihatan/retina (6%), reaksi alergi seperti pruritus, edema,
ruam kulit dan reaksi anafilaksis (2%), gangguan pertumbuhan (2%), infeksi akibat Yersinia (1%),
dan nyeri pada tempat pemasangan (9%).

16
Terapi Kelasi Besi

17
Terapi Kelasi Besi
DEFERIPRON

 Efektivitas lebih baik dibandingkan deferoksamin dalam memindahkan besi


miokardial  dibandingkan dengan deferoksamin pemberian deferipron
dikaitkan dengan proteksi kardiak yang lebih besar.
 Cara kerja dari Deferipron (DFP) hampir sama dengan Deferoksamin (DFO),
hanya saja pemberian kelator yang satu ini melalui oral. Tiga molekul DFP
dapat mengikat 1 molekul besi (3:1)
 Pemberian deferipron dapat dimulai dengan dosis 25mg/kgBB diberikan 3 kali
sehari (25mg/kgBB /hari) dengan target terapi kadar ferritin di bawah 500
mg/Dl
 Efektivitas deferipron yang baik, namun oleh karena pengalaman menggunakan
deferoksamin jauh lebih besar dan adanya kontroversi di sekitar penggunaan
deferipron maka deferipron sampai saat ini masih digunakan sebagai terapi
pengganti deferoksamin
 Penggunaan vitamin C pada terapi dengan DFP masih belum jelas dan belum
direkomendasikan.
18
Terapi Kelasi Besi
DEFERIPRON  EFEK SAMPING

 Efek samping paling sering adalah chromaturia


 Neutropenia, agranulocytosis and thrombocytopenia
 Gejala gastrointestinal  nausea (13%), vomiting, abdominal pain (10%)
penurunan nafsu makan (5%) diarrhea (3%) dyspepsia (2%)
 Efek pada hati  peningkatan enzim alanine aminotransferase(8%)
 Arthropathy (1%)
 Efek Neurologi (stroke, cognitive effects, nystagmus, walking
 disorders, ataxia, dystonia and impaired psychomotor skills)
 Efek pada telinga dan mata
 Efek lainnya : arthralgia (10%) nyeri punggung(2%) dan nyeri kepala
(3%)
19
Terapi Kelasi Besi
DEFERASIROX

 Deferasirox akan membentuk ikatan 2 kelator dengan 1 atom besi (2:1)


 Afinitas deferasirox terhadap besi sangat tinggi, mudah diabsorpsi,dan dapat
bersirkulasi selama beberapa jam  deferasirox dapat diberikan hanya dosis
tunggal untuk mencapai kadar terapi
 Deferasirox telah disetujui oleh United States Food and Drug Administration untuk
digunakan pada pasien kelebihan besi akibat transfusi bagi pasien berusia lebih
dari 2 tahun.
 Dosis deferasirox yang dapat diberikan adalah 20-40 mg/kg/hari.
 Kemampuan kelasi deferasirox dua kali lebih kuat dari deferoksamin, di mana 1
mg deferasirox akan memindahkan besi dua kali lebih banyak dari 1 mg
deferoksamin.
 Efisiensi kelasi deferasirox bergantung kepada asupan besi, pada asupan kurang
dari 0,3mg/kg maka efisiensi sebesar 22% dan akan meningkat menjadi 34%
pada asupan lebih besar dari 0,5mg/kg. Sedangkan efisiensi kelasi deferoksamin
secara rerata adalah 13%.
20
Terapi Kelasi Besi
DEFERASIROX  EFEK SAMPING

 Efek gastrointestinal  diarrhoea, abdominal pain, nausea and vomiting


 Skin rashes
 Efek pada ginjal  peningkatan serum creatinin, proteinuri, renal tubular
asidosis
 Efek pada hepar  peningkatan enzim alanin transaminase
 Efek hematolgi thrombocytopenia dan agranulocytosis
 Arthropathy and growth failure
 Gangguan pengelihatan dan pendengaran

21
Terapi Kelasi Besi
TERAPI KOMBINASI

1. DFO – DFP
has been studied more extensively than other chelator.
A variety of regimens involving combinations of DFP and DFO have been used,
either in the context of a formal trial or on an ad hoc basis, usually when
monotherapy with DFO or DFP has failed to control iron overload or its effects
Safety of combined DFO + DFP treatment  limited.
The side effects described above are largely consistent with the known effects of
the individual chelating agents
Dosis  DFP 50 mg/kg/hari dan DFO 2,5-3 g/hari 3 hari/minggu

2. Combined DFX and DFO


3. Combined DFX and DFP
Pengalaman mengenai kedua jenis kombinasi tersebut sampai saat ini masih
22
terbatas
Terapi Kelasi Besi
TERAPI KOMBINASI

23
Tabel Perbandingan DFO, DFX, DFP

24
Tabel Perbandingan DFO, DFX, DFP

25
THANKYOU 

26

Anda mungkin juga menyukai