(17171031) Mangatur Riverson Sinurat Sk.3 Blok 20-pdff PDF
(17171031) Mangatur Riverson Sinurat Sk.3 Blok 20-pdff PDF
1. Vulnus Puncum
Vulnus puncum adalah luka tusuk. Luka ini disebabkan karana trauma kabat
benda tajam yang masuk kedalam kulit seperti pisau. Luka ini akan tampak kecil jika
dilihat dari luar namun pada bagian dalam terjadi kerusakan yang parah. Jika tusukan
terkena pada bagian dada atau abdomen disebut dengan Vulnus penetrosum.
2. Vulnus Laceratum
Vulnus laceratum adalah luka robekan atau laserasi. Luka ini disebabkan karena
trauma benda tumpul. Bentuk luka yang tampak dari luar tidak rata dan sedikit
perdarahan kemudian memiliki resiko infeksi yang tinggi
3. Hematom Periorbital Dextra
Hematoma Periorbital dextra adalah kulpulan darah yang keluar dari pembuluh
darah (ekstrafasasi pembulu darah) pada sekitar mata (periorbital) sebelah kanan.
Hematoma dapat terjadi karena adaanya trauma yang mengenaik pembulu darah yang
menyebabkan darah keluar dari pembuluh darah dan berkumpul di sekitar daerah yang
terkena trauma. Hematoma dapat juga terjadi karena adanya pemecahan trombosit yang
berlebihan.
Sumber Dorland WA, Newman. 2010. Kamus Kedokteran Dorland edisi 31. Jakarta:
Penerbit Buku Kedokteran EGC. p. 702, 1003.
4. Vulnus Excariatum
Vulnus excariatum adalah luka lecet. Luka ini akan tampak seperti goresan
hanya pada bagian kulit dan terbuka. Luka ini sering disebabkan karena kecelakaan
atau jatuh.
5. Vulnus Scissum
Vulnus scissum atau vulnus insivum adalah luka sayat. Luka ini disebabkan
karena adannya trauma sayatan benda tajam atau jarum. luka sayatan juga dapat terjadi
karena tindakan invasive seperti pembedaha. Ciri luka sayatan , tepi luka tajam dan
licin
Sumber :Ikatan Dokter Indonesia. Panduan Praktik Klinis bagi Dokter di Fasilitas Pelayanan
Kesehatan Primer. 2nd ed. Jakarta: Ikatan Dokter Indonesia; 2017
2
Identifikasi masalah
Uraikan disini!
Sumber: Sjamsuhidajat, R & Wim, de Jong (ed). 2004. Buku Ajar Ilmu Bedah. Jakarta: EGC.
Smeltzer, Suzanne C & Bare, Brenda G.2001. Keperawatan Medikal Bedah.
2. Tindakan awal yg tepat pada vulnus? apa yg terjadi bila luka dibiarkan saja?
Tindakan awal ini dapat dilakukan pada setiap keadaan lukan agar dapar
meminimalisisr keadaan yang lebih parah. Jika tidak dilakukan dengan tepat
maka dapat terjadi infeksi pada luka. Infeksi ini dapat menyebabkan komplikasi
yang berat.
Sumber: Ekaputra, Erfandi. 2013. Evolusi Manajemen Luka. Jakarta: TIM. Fahrurrozi, &
Purba, Teddy.
3. Bagaimana penanganan yang dapat dilakukan pada kedua pasien dalam skenario?
Langkah IV : Strukturisasi
Gambarkan disini!
Syekh Ali Jaber di Tikam Oleh
seseorang pemuda saat
berdakwa
VULNUS
5
Langkah VII : Sintesis hasil belajar mandiri sesuai LO, sebutkan sumbernya
ditiap paragraf bahasan
Luka adalah hilang atau rusaknya sebagian jaringan tubuh yang bisa disbabkan
oleh trauma benda tajam atau tumpu, perubahan suhu, zat kimia, ledakan, sengatan
listrik, atau gigitan hewan.
Sumber: Sjamsuhidajat, R & Wim, de Jong (ed). 2004. Buku Ajar Ilmu Bedah. Jakarta: EGC.
Smeltzer, Suzanne C & Bare, Brenda G.2001. Keperawatan Medikal Bedah.
Luka adalah kerusakan kontinuitas kulit, mukosa membran dan tulang atau
organ tubuh lain . Luka merupakan suatu keadaan terputusnya kontinuitas jaringan yang
disebabkan oleh trauma, intentional/operasi, ischemia/vaskuler, tekanan dan keganasan
Sumber: Ekaputra, Erfandi. 2013. Evolusi Manajemen Luka. Jakarta: TIM. Fahrurrozi, &
Purba, Teddy.
6
Sumber: Al-Muqsith, AM, 2015. Luka (Vulnus). Fakultas Kedokteran, Universitas Malikussaleh. Tersedia
di repository.unimal.ac.id/4013/1/LUKA%20%28 VULNUS%29.pdf. (diakses tanggal 19 Agustus 2020)
7
Sumber :Ikatan Dokter Indonesia. Panduan Praktik Klinis bagi Dokter di Fasilitas Pelayanan
Kesehatan Primer. 2nd ed. Jakarta: Ikatan Dokter Indonesia; 2017
1) Akut
Luka akut adalah luka baru, terjadi mendadak dan penyembuhannya sesuai
dengan waktu yang diperkirakan. Luka akut merupakan luka trauma yang biasanya
dapat sembuh dengan baik bila tidak terjadi komplikasi. Contohnya adalah luka sayat,
luka bakar, luka tusuk. Luka operasi dapat dianggap sebagai luka akut yang dibuat oleh
ahli bedah. Contohnya adalah luka jahit, skin grafting.
2) Kronis
Luka kronik adalah luka yang berlansung lama atau sering timbul kembali
(rekuren), terjadi karena gangguan pada proses penyembuhan yang biasanya
disebabkan oleh masalah multifaktor dari penderita. Luka kronik terjadi pada luka gagal
sembuh pada waktu yang diperkirakan, tidak direspon baik terhadap terapi dan punya
tendensi untuk timbul kembali. Contohnya adalah ulkus dekubitus, ulkus diabetik,
ulkus vena dan luka bakar.
Sumber: Sjamsuhidajat, R & Wim, de Jong (ed). 2004. Buku Ajar Ilmu Bedah. Jakarta: EGC.
Smeltzer, Suzanne C & Bare, Brenda G.2001. Keperawatan Medikal Bedah
8
Vulnus terjadi apabila ada suatu trauma yang mengenai tubuh yang bisa
disebabkan oleh trauma mekanis dan perubahan suhu (luka bakar). Vulnus yang
terjadi dapat menimbulkan beberapa tanda dan gejala seperti bengkak, krepitasi,
shock, nyeri, dan deformitas atau bisa juga menimbulkan kondisi yang lebih
serius. Tanda dan gejala yang timbul tergantung pada penyebab dan tipe vulnus.
Secara fisiologis, tubuh dapat memperbaiki kerusakan jaringan kulit (luka)
sendiri yang dikenal dengan penyembuhan luka. Proses perbaikan sel
(penyembuhan luka) bergantung pada kedalaman luka di kulit. Proses ini terjadi
secara sederhana yang diawali dengan pembersihan (debris) area luka, pertumbuhan
jaringan baru hingga permukaan datar, dan pada akhirnya luka menutup.
Penyembuhan luka terdiri dari tiga fase, yaitu:
1) Fase inflamasi
Fase inflamasi terjadi pada awal kejadian atau saat luka terjadi (hari ke- 0
sampai hari ke-3 atau ke-5). Pada fase ini terjadi dua kegiatan utama, yaitu
kegiatan vaskular dan respon inflamasi. Respon vaskular diawali dengan respon
homeostatik tubuh selama 5 detik pasca-luka (kapiler berkontraksi dan trombosit
keluar). Sekitar jaringan yang luka mengalami iskemia yang meransang
pelepasan histamin dan zat vasoaktif yang menyebabkan vasodilatasi, pelepasan
trombosit, reaksi vasodilatasi dan vasokontriksi serta pembentukan lapisan fibrin
(meshwork). Lapisan fibrin ini membentuk scab (keropeng) di atas permukaan
luka untuk melindungi luka dari kontaminasi kuman. Respon inflamasi
merupakan reaksi non-spesifik tubuh dalam mempertahankan atau memberi
perlindungan terhadap benda asing yang masuk ke dalam tubuh. Respon ini
diawali dari semakin banyaknya aliran darah ke sekitar luka yang menyebabkan
bengkak, kemerahan, hangat/demam, ketidaknyamanan/nyeri, dan penurunan
fungsi tubuh (tanda inflamasi). Tubuh mengalami aktivitas bioselular dan
biokimia, yaitu reaksi tubuh memperbaiki kerusakan kulit, sel darah putih
memberikan benda asing yang menempel (makrofag), dikenal dengan proses
debris (pembersihan).
2) Fase proliferasi
Terjadi mulai hari ke-2 sampai hari ke-24 yang terdiri atas proses detruktif
(fase pembersihan), proses ploriferasi atau granulasi (pelepasan sel-sel
baru/pertumbuhan), dan epitalisasi (migrasi sel/penutupan). Pada fase destruktif,
sel polimorf dan makrofag membunuh bakteri jahat dan terjadi proses deris
(pembersihan) luka. Pada fase ini, makrofag juga berfungsi menstimulasi
fibroblas untuk menghasilkan kolagen (kekuatan sel berikatan) dan elastisin
(fleksibilitas sel) dan terjadi proses angiogenesis (pembentukan pembuluh
darah). Kolagen dan elastin yang dihasilkan menutupi luka dengan membentuk
matriks/ikatan jaringan baru. Proses ini dikenal juga dengan proses granulasi,
yaitu tumbuhnya sel-sel yang baru. Luka yang tadinya memiliki kedalaman,
permukaannya menjadi rata dengan tepi luka. Epitalisasi terjadi setelah tumbuh
jaringan granulasi dan dimulai dari tepi luka yang mengalami proses migrasi
membentuk lapisan tipis (warna merah muda) menutupi luka. Sel pada lapisan
ini sangat rentan dan mudah rusak. Sel mengalami kontraksi (pergeseran), tepi
luka menyatu hingga ukuran luka mengecil. Tidak menutup kemungkinan epitel
tumbuh tanpa adanya jaringan granulasi sehingga menutup tidak sempurna. Pada
9
beberapa kasus, epiltel tumbuh atau menutup dari tengah luka, bukan dari tepi
luka. Hal ini terjadi karena setiap individu memiliki aktivitas sel yang unik dan
sedikit berbeda satu sama lain.
Sumber: Sjamsuhidajat, R & Wim, de Jong (ed). 2004. Buku Ajar Ilmu Bedah. Jakarta: EGC.
Smeltzer, Suzanne C & Bare, Brenda G.2001. Keperawatan Medikal Bedah.
Gejala Lokal
1) Nyeri terjadi karena kerusakan ujung- ujung saraf sensoris
Intensitas atau derajat rasa nyeri berbeda-beda tergantung pada berat/ luas
kerusakan ujung-ujung saraf, etiologi dan lokasi luka.
2) Perdarahan, hebatnya perdarahan tergantung pada lokasi luka, jenis pembuluh
darah yang rusak.
3) Diastase yaitu luka yang menganga atau tepinya saling melebar
4) Gangguan fungsi, fungsi anggota badan akan terganggu baik oleh karena rasa
nyeri atau kerusakan tendon.
Gejala umum
Gejala/tanda umum pada perlukaan dapat terjadi akibat penyulit/komplikasi
yang terjadi seperti syok akibat nyeri dan atau perdarahan yang hebat.
Sumber :Ikatan Dokter Indonesia. Panduan Praktik Klinis bagi Dokter di Fasilitas Pelayanan
Kesehatan Primer. 2nd ed. Jakarta: Ikatan Dokter Indonesia; 2017
Sumber :Ikatan Dokter Indonesia. Panduan Praktik Klinis bagi Dokter di Fasilitas Pelayanan
Kesehatan Primer. 2nd ed. Jakarta: Ikatan Dokter Indonesia; 2017
11
Pemeriksaan penunjang sebenarnya tidak diperlukan jika luka hanya berada pada
lokal dan tidak terdapat tanda-tanda perubahan tanda vital. Namu, pemeriksaan
penunjang yang dapat dilakukan seperti:
Sumber: Sjamsuhidajat, R & Wim, de Jong (ed). 2004. Buku Ajar Ilmu Bedah. Jakarta: EGC.
Smeltzer, Suzanne C & Bare, Brenda G.2001. Keperawatan Medikal Bedah.
Sumber :Ikatan Dokter Indonesia. Panduan Praktik Klinis bagi Dokter di Fasilitas Pelayanan
Kesehatan Primer. 2nd ed. Jakarta: Ikatan Dokter Indonesia; 2017
12
Jika luka dicurigai mengalai infeksi dengan tanda-tanda nyeri, bengkak, berwarna
kemerahan, terasa panas dan mengeluarkan nanah. Lakukan tindakatan:
Jika luka diketahui akibat adanya trauma akibat benda yang memungkinkan
terkontaminasi Bakteri C.tetani maka dilakukan:
Profilaksis tetanus
• Jika belum divaksinasi tetanus, beri ATS dan TT. Pemberian ATS efektif
bila diberikan sebelum 24 jam luka
• Jika telah mendapatkan vaksinasi tetanus, beri ulangan TT jika sudah
waktunya.
Sumber: Sjamsuhidajat, R & Wim, de Jong (ed). 2004. Buku Ajar Ilmu Bedah. Jakarta: EGC.
Smeltzer, Suzanne C & Bare, Brenda G.2001. Keperawatan Medikal Bedah.
Sumber :Ikatan Dokter Indonesia. Panduan Praktik Klinis bagi Dokter di Fasilitas Pelayanan Kesehatan
Primer. 2nd ed. Jakarta: Ikatan Dokter Indonesia; 2017
13
➢ Komplikasi Vulnus
• Kerusakan Arteri (Dini) : Hemtoma, seroma, cyanosis,
• Keadaan lanjut : Keloid dan parut hipertropik dan
kontraktur
• Kompartemen syndrom : karena adanya kerusakan pada Otot,
saraf dan tulang karna adanya penekanan karna adanya oedema
• Infeksi : jika luka terkontaminasi lingkungan luar
• Shock : jika terjadi perdarahan yang berlebih
➢ Prognosis
• Pada kasus trauma prognosis secara umum didapati bonam
• Kesembuhan pada ulkus tergantung pada luas, kedalaman dan penyebab
Sumber :Ikatan Dokter Indonesia. Panduan Praktik Klinis bagi Dokter di Fasilitas Pelayanan Kesehatan
Primer. 2nd ed. Jakarta: Ikatan Dokter Indonesia; 2017
Sumber: Sjamsuhidajat, R & Wim, de Jong (ed). 2004. Buku Ajar Ilmu Bedah. Jakarta: EGC.
Smeltzer, Suzanne C & Bare, Brenda G.2001. Keperawatan Medikal Bedah.